Suatu ketika di sebuah hutan yang lebat terbangun seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Anak itu tidak memiliki ingatan apapun mengenai dirinya.
Karena penasaran anak itu menyusuri hutan itu, namun Ia masih belum menemukan jalan keluar dari hutan.
Di sana Ia menemukan sebuah pohon besar yang sudah tua dan menggunakannya sebagai tempat berteduh.
Berhari-hari Ia tinggal di sana dan bertahan hidup dengan memakan buah-buahan yang ada di sekitarnya.
Anak itu juga pandai dalam menangkap ikan, namun karena tidak tahu cara mengolahnya terpaksa Ia memakannya mentah-mentah.
Suatu hari ada seorang pria yang sedang menyusuri hutan tersebut pada sore hari.
Dan tanpa sengaja pria itu melihat seorang anak laki-laki yang sedang tertidur pulas dibawah pohon besar yang sudah berumur tua.
Pria itu kaget dan juga heran.
"Mengapa anak manusia bisa berada ditempat seperti ini." Ucap pria itu.
Lalu pria itu berusaha membangunkan anak yang tertidur tadi.
Lalu anak itu bangun dan pria itu menanyakan banyak hal mengenai dirinya.
"Nak apa kamu ingat sesuatu sebelum kamu berada disini?". Tanya pria itu. Lalu anak itu menjawab,
"Maaf paman, Aku tidak ingat apapun".
Kemudian pria itu memberitahu anak itu kalau Ia sekarang berada di hutan kedengkian. Tepatnya hutan ini berada di wilayah benua iblis.
"Mustahil jika anak manusia sepertimu hanya kebetulan berada disini". Ucap pria itu.
Sesekali anak itu bertanya. "berarti paman adalah iblis kan?".
"Iya paman adalah seorang iblis, apa kamu tidak takut?". Tanya pria itu.
"Apa iblis itu jahat?" Anak itu balik bertanya kepada pria itu.
"Tidak semua iblis itu jahat nak, sama seperti ras lainnya. Pada umumnya ada yang baik dan jahat". Jawab pria itu sambil mengelus-elus kepala anak itu.
"Itu berarti paman adalah orang baik". Ucap anak itu.
"Kenapa kamu bisa menyimpulkan paman adalah orang baik".
Pria itu balik menanyainya.
"Kupikir hanya orang baik yang mau berbicara kepada orang asing sepertiku". Jawab anak itu.
Lalu pria itu mengelus kepala anak itu lagi sambil tersenyum.
"Kamu ini masih kecil tapi pandai berbicara yah". Ucap pria itu.
Lalu dikarenakan hari sudah mulai gelap pria itu bilang jika dia harus pergi dan memberi anak itu sebuah makanan.
"Ini apa paman?" Tanya anak itu.
"Ini namanya Roti dan ini bisa kamu makan." Jawab pria itu.
Lalu ketika pria itu akan pergi Ia bertanya lagi kepada anak itu.
"Hey nak apa kamu besok masih ada disini?" Tanya pria itu.
"Beberapa hari ini aku ada disini paman" jawab anak itu sambil memakan roti yang diberikan pria itu.
"Besok mungkin paman akan kesini lagi,jadi paman harap kamu tidak pergi terlalu jauh ya." Kemudian pria itu pergi.
Malam mulai datang dan kebetulan pada saat itu hujan turun dengan deras.
Anak itu tak bisa tidur dibawah pohon, dan terpaksa Ia harus memanjat pohon tua tempat Ia berteduh.
Ketika sedang memanjat,anak itu menemukan sebuah lubang pada bagian pohon itu, lalu ia menggunakannya sebagai tempat tidur.
Karena lubang itu cukup besar, di dalam sana juga ada dua ekor burung yang sedang berteduh.
Suara tetesan air hujan terdengar lembut dari dalam pohon itu, Anak itu mulai mengantuk.
Namun saat Ia mulai tertidur, Ia mendengar suara seperti orang yang berbicara, lalu ia bangun, namun tidak ada siapapun disekitarnya.
Lalu Ia memejamkan matanya lagi dan terdengar lagi suara orang yang sedang berbicara. Sesekali Ia mendengar suara itu.
"Kak bukankah anak ini manusia? Mengapa ia ada di sini?" Pertanyaan muncul dari suara itu. Lalu terdengar jawaban dari pertanyaan suara itu.
"Entahlah, mungkin dia hanya anak yang sedang tersesat". Jawab salah satu dari suara itu.
Karena anak itu penasaran ia bangun dan melihat sekitarnya, tetap saja tidak ada siapapun di sana, hanya ada dua ekor burung yang berteduh di pojok ruangan dalam pohon itu.
Lalu anak itu berpikir jika suara itu adalah suara dua ekor burung yang sedang berteduh
bersamanya, lalu anak itu memperhatikan dua burung itu.
Benar saja suara itu berasal dari dua burung yang sedang berbicara.
"Hey kak lihat anak manusia itu, dari tadi dia melihat kita terus"
Ucap salah satu burung yang berada di samping kiri.
"Kamu benar, mungkinkah dia paham dengan ucapan kita". Ucap burung yang berada di samping kanan.
Anak itu semakin yakin jika suara itu berasal dari dua ekor burung yang sedang berbicara. Lalu ia mencoba berbicara dengan mereka.
"Maaf apa barusan kalian tadi berbicara?"Tanya anak itu.
"mustahil! Apa kamu bisa memahami perkataan kami?" Tanya burung yang berada di samping kanan.
"Sepertinya aku bisa mendengar kalian berdua bicara tadi". Jawab anak itu.
Lalu kedua burung itu terbang mendekati anak laki-laki itu.
Ternyata memang benar jika anak itu bisa memahami perkataan dari dua ekor burung tadi.
"Namaku Fer dan dia adikku Fir, dan kalau boleh tahu siapa namu nak?" Tanya burung yang bernama Fer itu.
"Maaf sejak aku datang disini aku tidak mengingat apapun sama sekali, bahkan namaku saja aku tidak ingat". Jawab anak itu.
"Tapi kamu benar-benar manusia kan?" Tanya burung bernama Fir.
"Kata paman yang menghampiriku tadi sore aku adalah manusia". Jawab anak itu
Karena sudah mulai malam anak itu memutuskan untuk segera tidur.
Lalu kedua burung itu tidur di samping anak itu agar anak itu tidak kedinginan.
Kedua burung itu lumayan besar hampir seukuran kepala anak laki-laki itu dan juga memiliki bulu yang lebat.
Keesokan harinya sinar mentari mulai terlihat, hujan juga sudah mereda cuaca yang sangat cerah.
Anak laki-laki itu terbangun dan kedua burung yang tidur disampingnya masih tertidur lelap.
"Fer! Fir! Lihat ini sudah pagi." Ucap anak itu sambil menggoyangkan tubuh kedua burung itu.
Lalu kedua burung itu bangun dan mereka bertiga keluar dari lubang pohon tua itu.
"Sepertinya kami harus segera pergi nak". Ucap Fer si burung.
"Memangnya kalian mau kemana?" Tanya anak itu.
"Sebenarnya aku dan kakakku terpisah dengan kawanan kami saat sedang migrasi, itu karena kakakku sakit perut ditengah perjalanan kami. Padahal sebelumnya sudah kuingatkan jangan makan berlebihan". Ucap Fir adik Fer.
"Yah maaf Fir, kalau begitu kami berdua pergi dulu ya nak". Ucap Fer sambil terbang ke atas.
"Jaga dirimu baik-baik ya." Ucap Fir.
"Kalian juga semoga segera bertemu dengan teman-teman kalian yang lain!" Teriak anak itu.
Fer dan Fir sudah terbang jauh.
Anak laki-laki itu memutuskan untuk menangkap ikan yang ada di sungai sembari menunggu paman kemarin yang bilang akan datang menemuinya lagi.
Setelah lama menunggu, pria itu datang menemuinya lagi dan membawa sebuah tas.
"Hei nak bagaimana kabarmu". Sapa pria itu.
"Aku baik-baik saja" jawab anak itu yang sedang duduk dibawah pohon tua.
lalu pria itu mengeluarkan beberapa roti dan sebuah buku.
Kemudian anak itu memakan roti yang dibawa oleh pria itu.
"Nak lihat! Aku membawa sebuah buku". Ucap pria itu sambil menunjukkan sebuah buku yang ia bawa.
Lalu anak itu melihat sampul dari buku itu dan ternyata anak bisa membaca tulisan dari sampul itu.
"Laplace dan Tiga Pilar Kehancuran". Ucap anak itu.
Pria itu terkejut melihat anak itu bisa membaca tulisan bangsa iblis.
"Nak barusan kamu membaca judul dari buku ini?" Tanya pria itu.
"Apa aku salah?" Anak itu balik bertanya.
"Tidak kamu benar, aku hanya terkejut kamu bisa membaca judul dari buku ini"
Lalu pria itu memberikan buku itu sebagai hadiah untuk Anak itu.
"Nak mungkin beberapa hari kedepan aku tidak bisa menemuimu lagi, dan juga didalam tas itu ada baju yang bisa kamu pakai, lalu ada juga sebuah buku panduan sihir yang bisa kamu pelajari". Ucap pria itu.
Namun anak itu belum mengerti apapun mengenai sihir.
"Sihir? Apa itu sebuah jenis makanan?" Tanya anak itu.
Lalu pria itu tertawa.
"Hahaha.. sihir bukanlah makanan nak, paman tidak perlu menjelaskannya,baca saja buku itu, karena dengan belajar sihir kamu bisa menggunakannya untuk bertahan hidup disini, maaf sebenarnya paman ingin menemanimu lebih lama tapi paman harus pergi". Ucap pria itu.
Lalu pria itu pergi meninggalkan anak itu.
Keesokan harinya setelah hujan reda, anak itu duduk dibawah pohon sambil membaca buku yang diberikan oleh pria itu.
Buku yang pertama Ia baca adalah buku panduan sihir.
Buku itu sangat tebal dan sudah pasti akan memakan banyak sekali waktu jika ingin membacanya Sampai selesai.
Di dalam buku itu terdapat berbagai informasi mengenai sihir.
Di dalam buku itu tertulis bahwa sihir berasal dari gumpalan energi yang berada dalam tubuh makhluk hidup.
Energi ini biasa disebut mana.
Sebelum berubah menjadi sihir, mana hanyalah gumpalan energi yang tersimpan dalam tubuh suatu mahkluk hidup dan jumlahnya berkembang seiring berjalannya waktu dan juga kondisi dari mahkluk hidup tersebut.
Sering menggunakan sihir juga bisa menambah sedikit demi sedikit jumlah mana.
namun jika ada seseorang yang menggunakan sihir hingga menguras habis mana dalam tubuh, kemungkinan besar bisa menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri atau pingsan.
kemudian anak itu mencoba memakai sihir Api.
Setelah mencoba berkali-kali namun tetap saja gagal.
Lalu untuk sekian kalinya anak itu mencoba lagi dan merapal mantra dengan sangat serius dan teliti.
Lalu sebuah api muncul dari telapak tangannya.
"Wahh!! Ini hebat sekali". Ucap anak itu yang sangat senang.
setelah berhasil, Anak itu beristirahat sebentar sambil membuka isi dari tas yang ia dapatkan.
kemudian ia menemukan sebuah buku yang tidak terlalu tebal, disana tertuliskan "Buku Panduan Memasak".
Anak itu masih belum tahu apapun mengenai apa itu memasak, tentu saja anak itu membiarkan buku itu didalam tas tersebut.
Anak itu melanjutkan membaca buku panduan sihir lagi sambil memakan Roti.
Keesokan harinya anak tu mencoba untuk membaca buku lain yang diberikan oleh pria pada waktu itu.
"Laplace dan Tiga Pilar Kehancuran" adalah buku yang ia baca pagi itu.
Setelah membaca salah satu kisah dalam buku itu ia mulai kagum dengan orang yang bernama Laplace.
Dalam buku itu Laplace adalah seorang Iblis jenius yang memiliki banyak sekali wawasan mengenai dunia ini dan Laplace adalah orang terkuat pada masanya.
Dan juga Laplace adalah orang yang telah menghentikan rencana mengerikan Tiga Pilar Kehancuran pada cerita tersebut.
Setelah selesai membaca buku tersebut anak itu mencoba untuk membaca buku lain yaitu buku panduan memasak.
Percuma saja anak itu tidak tahu sama sekali apa itu memasak, namun di salah satu halaman ada sebuah panduan memasak ikan.
Karena anak itu menyukai ikan ia membaca halaman tersebut.
Pada halaman tersebut tertuliskan jika ikan akan sangat lezat jika diolah dengan tepat.
Salah satunya adalah dengan memanggangnya, lalu anak itu langsung mencari beberapa ikan di sungai karena penasaran dengan apa yang tertulis di buku itu.
Lalu anak itu memanfaatkan sihir apinya untuk memanggang ikan yang ia dapat.
Karena tidak mengerti soal bumbu pada buku itu
lantas anak itu hanya memanggang ikan itu. Lalu anak itu mencicipi ikan yang ia panggang.
"Ini enak!!" Ucap anak itu dengan kegirangan.
Dan mulai saat itu anak itu memanggang ikan terlebih dahulu sebelum memakannya.
Hari demi hari ia jalani seperti biasa. Saat pagi ia selalu membaca buku panduaan sihir hingga lebih dari ratusan lembar halaman dari buku itu telah ia baca.
Lalu anak itu mendengar suara teriakan meminta tolong.
Anak itu bergegas mencari sumber suara, Namun dikarenakan hujan yang masih belum berhenti sejak tadi malam, air sungai menjadi meluap kemana-mana, tentu saja itu membuatnya kesulitan.
Setelah terus mencari ia akhirnya menemukan sumber suara itu,ternyata suara itu adalah suara seekor hewan yang berada di tengah sungai.
Hewan itu terbawa arus sungai yang deras dan diujung sungai itu ada sebuah air terjun yang sangat tinggi.
Banyak hewan yang tidak berani menolongnya dan hanya melihatnya. Lalu anak itu bertanya pada beberapa hewan disana.
"Permisi. Kenapa kalian tidak menolongnya?" Tanya anak itu.
"Tentu saja karena kami tidak berani, lihatlah betapa derasnya arus sungai itu". Jawab salah satu hewan disana.
Lalu semua hewan disana terkejut ternyata anak itu bisa berbicara dengan mereka.
Dan tanpa pikir panjang ia langsung lompat menuju hewan yang perlu bantuan itu.
"Hei nak! Apa kau sudah gila?". Teriak salah satu dari hewan disana.
Anak itu hanya berbekal teknik sihir dan juga kenekatan untuk menyelamatkan hewan tersebut.
Lalu ia mulai memanfaatkan sihir angin untuk mendorong dirinya agar lebih cepat menuju ke hewan itu, namun itu percuma air terjun sudah mulai terlihat.
Anak itu mulai kebingungan.
"Aku harus apa?". Ucap anak itu yang sedang panik.
kemudian Ia memanipulasi air sungai dan juga air hujan dan membekukannya membentuk sebuah seluncuran yang panjang.
Akhirnya mereka berdua selamat.
"Terima kasih banyak kamu telah menyelamatkan nyawaku". Ucap terima kasih dari hewan itu.
Namun anak itu tidak mendengarkan ucapan dari hewan tersebut.
"Hei apa kamu tidak apa-apa?" Tanya hewan itu, Dan ternyata anak itu terbaring tanpa sadarkan diri.
Beberapa waktu kemudian ia terbangun dan melihat sekelilingnya.
"Aku dimana?" Ucap anak itu.
"Hei apa kau sudah baikan?" Tanya salah satu hewan disampingnya.
"hanya sedikit pusing". Jawab anak itu.
Ternyata hewan yang tadi ia selamatkan membawanya kedalam sebuah gua bersama hewan lainnya.
Semua hewan yang berada didalam sana memujinya karena dengan berani telah menyelamatkan teman mereka.
"Wah kau tadi hebat sekali nak". Ucap salah satu hewan disana.
"Hei nak siapa namamu?" Tanya salah satu hewan disana.
Anak itu hanya menjawab tidak tahu namun tiba-tiba salah satu hewan disana berkata.
"Hei nak apa jangan-jangan kamu adalah reinkarnasi dari Laplace?,Lagi pula hanya Laplace yang bisa berbicara dengan hewan seperti kami." Ucap hewan itu.
"Laplace? Bukannya dia adalah seorang pahlawan?" Tanya anak itu.
"Benar sekali,jadi kamu sudah tahu megenai Laplace?". Tanya hewan itu dengan semangat.
"Beberapa waktu yang lalu aku sempat membaca cerita mengenai dirinya dan aku sangat mengaguminya". Jawab anak itu.
Karena belum memiliki nama semua hewan disana sepakat jika nama anak itu mulai saat itu adalah Laplace.
Dan pada hari itu namanya adalah Laplace.
Setelah hujan reda anak itu berpamitan dengan hewan-hewan yang berada di dalam gua.
Lalu disaat perjalanan pulang Laplace lupa arah jalan pulang, dan lalu ia memanjat sebuah pohon dan melihat sekeliling dan beruntungnya ia melihat pohon tempat yang ia tinggali.
Ia pun berjalan menuju arah pohon itu berada dan disaat Laplace berjalan, ia tidak sengaja melihat sebuah genangan air yang mendidih dan mengeluarkan uap panas.
Disana juga terdengar suara seseorang yang sedang menangis.
Lalu Laplace mendekatinya dan ternyata suara itu berasal dari sebuah roh api Pheonix yang sedang menangis.
Karena Laplace sempat membaca buku sihir, pada bab sihir api juga membahas salah satu roh api tingkat tinggi yaitu salah satunya adalah roh api Pheonix.
"huahhhhh..." Suara tangis roh tersebut.
"Maaf apa ada yang bisa aku bantu?" Tanya Laplace.
Lalu Roh itu menjawab jika ia sebelumnya di jauhi oleh teman-teman sesama rohnya karena tidak bisa mengambil wujud roh agung Phoenix.
Wujud agung Phoenix adalah Burung besar yang gagah dengan kaki kuat, cakar tajam, paruh menawan dan bulu yang diselimuti api.
Umumnya semua roh bisa mengambil wujud agung namun ia sepertinya adalah pengecualian.
"Menurutku dengan wujud gadis kecilmu, kamu sudah terlihat indah." Ucap Laplace yang berusaha menghiburnya walau dia hanya asal-asalan mengucapkannya.
"hiks-hiks... Benarkah?" Tanya Roh itu.
"Tentu saja itu benar." Jawab Laplace dengan tersenyum.
"Terima kasih, emmm, namaku Finx, kalau namamu?" Tanya Finx.
"Sebenarnya aku juga tidak tahu, tapi teman-temanku memanggilku Laplace". Jawab Laplace.
"Begitu yah,kalau begitu salam kenal." Mereka berdua berkenalan satu sama lain.
Setelah itu Finx memutuskan untuk ikut bersama Laplace karena ia merasa jika Laplace adalah orang yang sangat baik dan dapat dipercaya.
Hari sudah mulai sore mereka berdua akhirnya sampai di pohon tempat tinggal Laplace.
Sesampainya disana Laplace langsung menuju ruangan dalam pohon itu dan memakan sisa roti yang tadi pagi tidak sempat ia habiskan.
Lalu ia menawarkan roti itu kepada Finx, dan Finx kebetulan suka dengan roti tadi.
Berkat Finx yang bersinar di dalam kegelapan,Laplace bisa membaca buku dalam pohon itu.
Lalu Finx juga membantu mengajari Laplace menggunakan sihir.
Disaat tengah mengajari Laplace cara menggunakan sihir, Finx bertanya kepada Laplace.
"Laplace! Tadi kamu bilang jika yang memberi nama kamu adalah teman-temanmu, lalu dimana mereka." Tanya Finx.
"Sebenarnya teman-teman yang ku maksud adalah beberapa hewan yang berada di dalam gua dekat air terjun." Jawab Laplace.
"Jadi kamu bisa berbicara dengan hewan?" Tanya Finx sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Laplace.
"Sepertinya begitu, tapi aku belum pernah mendengar ikan di sungai berbicara padaku." Ucap Laplace.
"Mungkin hewan yang hidup di darat menggunakan bahasa yang berbeda dengan hewan yang hidup di air, tapi menurutku kemampuan mu itu luar biasa Laplace." Ucap Finx dengan semangat.
Lalu tiba-tiba sebuah suara terdengar dari belakang Laplace.
"Itu benar sekali kami hewan yang hidup di daratan menggunakan bahasa yang berbeda dengan hewan yang hidup di dalam air." Ucap suara itu.
Lalu Laplace melihat kebelakang dan ia kaget ternyata suara itu adalah suara dari Fer yang sebelumnya tertidur.
Lalu Laplace langsung memeluk Fer dan juga Fir yang masih tertidur pulas.
"Lepaskan aku nak!, kau memelukku terlalu kuat." Ucap Fer.
Lalu Fer menjelaskan mengapa mereka berada di dalam pohon itu lagi.
Ternyata mereka berdua memutuskan untuk meninggalkan kawanan mereka yang sedang migrasi.
karena ditengah perjalanan kawanan mereka sempat kacau karena tiba-tiba ada badai yang menerjang kawanan mereka.
"Tapi syukurlah kalian berdua bisa selamat" Ucap Finx.
Fer dan Fir juga sempat kaget karena sempat mendengar cerita dari salah satu hewan dihutan jika ada anak yang bernama Laplace yang nekad memasuki sungai yang deras untuk menyelamatkan seekor hewan yang hampir mati terbawa arus sungai.
Fer dan Fir juga menjadi akrab dengan Finx.
Mereka berempat pada malam itu memutuskan untuk melihat pemandangan langit pada malam hari yang dipenuhi dengan bintang yang terang.
Beruntungnya pada malam itu tidak terjadi hujan.
•cuplikan episode selanjutnya.
" disaat Laplace belajar sihir dengan Finx tiba-tiba Fer dan Fir datang memberi sebuah peringatan dengan wajah ketakutan dan juga sisi lain hutan tiba-tiba saja terbakar"
Selanjutnya "Orang Asing"
Beberapa hari telah berlalu, setiap hari Laplace mengasah kemampuan sihirnya.
Finx juga ikut membatu Laplace dalam belajar sihir, walau Finx hanya bisa menggunakan sihir api karena dia adalah roh Api.
Pada bab yang sedang ia pelajari sekarang, Laplace mulai kesulitan mempelajari sihir eleman kegelapan.
Mungkin hanya Ras Iblis yang mampu menggunakan sihir eleman kegelapan.
Lalu Laplace duduk dipinggir sungai bersama Finx, sedangkan Fer dan Fir sedang mencari makanan.
"Hey Finx apakah Merapal mantra dibutuhkan saat akan menggunakan sihir?" Tanya Laplace sambil memainkan air di sungai.
"Eh..! Tentu saja Merapal Mantra dibutuhkan saat akan menggunakan sihir, Tanpa merapal sihir kamu tidak bisa menggunakan sihir tentunya, tapi hal itu pengecualian untuk para Roh." Jawab Finx yang duduk di pundak Laplace.
( Finx memiliki tubuh kecil karena Ia adalah roh, walaupun sebenarnya Ia bisa mengambil wujud lain seperti Manusia, namun sepertinya Finx menyukai wujud kecilnya sejak bertemu dengan Laplace).
"Sebenarnya beberapa hari yang lalu aku sempat menggunakan sihir tanpa merapal apa menurutmu itu hal yang wajar Finx?" Tanya Laplace sambil menatap Finx.
Lalu Finx kaget dengan apa yang diucapkan oleh Laplace.
"Kamu tidak bercanda kan?" Ucap Finx yang kaget.
Lalu karena Finx tidak percaya pada Laplace, Laplace akhirnya menunjukkannya pada Finx.
Benar saja Laplace bisa menggunakan sihir tanpa merapal mantra.
"Kamu hebat Laplace"
Masih sulit untuk dipercaya jika Laplace bisa menggunakan Sihir tanpa merapal.
Di dalam buku panduan sihir juga tidak membahas tentang sihir tanpa merapalkan mantra.
Namun jika seseorang sudah sangat mahir dalam bidang sihir, Rapalan mantra bisa diperpendek , namun sedikit yang bisa melakukannya.
Dan sepertinya Laplace adalah pengecualian dalam hal tersebut.
Meski begitu Laplace masih tergolong pemula yang baru belajar menggunakan sihir.
Kemudian disaat sedang berlatih bersama Finx tiba-tiba saja Finx melihat asap yang mengepul dari sisi lain hutan, lalu ia segera memberi tahu Laplace.
Pada saat itu juga Fer dan Fir datang dengan wajah ketakutan dan khawatir.
"Gawat kita harus segera pergi dari sini!" Ucap Fir dengan ketakutan.
"Ada apa? Mengapa kalian berdua ketakutan?" Tanya Laplace yang kebingungan.
"Dia akan datang, Orang dengan aura hitam pekat di sekujur tubuhnya, dan juga dia telah membakar sisi lain hutan ini." Ucap Fer.
"Itu benar kita harus segera pergi." Ucap Fir dengan nafas yang terengah-engah.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang mulai mendekati Mereka berempat dan dia muncul tiba-tiba dari seberang sungai dekat dengan tempat Latihan Laplace.
Orang itu datang dengan senyuman aneh memakai pakaian yang mirip sebuah jubah.
"Siapa kau?" tanya Laplace.
"Aku adalah Salah satu dari anggota pion pilar hitam namaku adalah Kyne dan tujuanku kemari adalah untuk membakar seluruh hutan!" Jawab Pria itu sambil tertawa keras.
Lalu Laplace mengingat sesuatu mengenai cerita "Laplace dan Tiga Pilar Kehancuran".
Yaitu walaupun ketiga pilar telah tidak ada (mati) namun mereka bertiga masih memiliki pengikut yang mereka sebut sebagai Pion.
Kemudian Kyne menyerang Laplace tanpa pandang bulu.
"Arghhh." Laplace berusaha melawan tapi tidak berhasil.
"Lepaskan Laplace!" Teriak Finx sambil menyerang Kyne. Fer dan Fir melempari Kyne dengan bebatuan dari pinggir sungai.
"Dasar serangga." Ucap Kyne dan dengan kekuatannya ia menghempaskan Finx beserta Fer dan Fir hingga tidak sadarkan diri.
"Ternyata kau kuat juga ya bocah"
Ucap Kyne.
Lalu Kyne meremukkan lengan kanan Laplace dengan genggaman tangannya.
Laplace kesakitan sampai tulang-tulangnya terasa. Lalu karena Laplace masih bertahan.
Kyne menusuk jantung Laplace lalu tiba-tiba saja Laplace terdiam.
"Sebenarnya membunuh anak-anak bukanlah hobiku." Lalu Kyne meninggalkan Laplace.
namun saat akan meninggalkan Laplace, tiba-tiba saja.
"Hoy-hoy-hoy! Kau ini kenapa masih bisa berdiri?"
"Dan juga sejak kapan luka-lukamu itu sembuh?"
Kyne yang kaget melihat kondisi tubuh Laplace masih utuh, seakan-akan tidak tergores sedikitpun walau masih ada bekas lubang pada bajunya.
Setelah bisa berdiri lagi Laplace melihat Finx, Fer, dan Fir tidak sadarkan diri, lantas ia langsung merasa marah pada Kyne.
"hey bocah! Sepertinya kau adalah orang yang berbahaya, dan tentu saja ini akan menjadi hari terakhirmu!"
ia langsung melancarkan serangannya, namun serangan tadi berhasil dihindari oleh Laplace.
Lalu Laplace menyerang balik dengan memanipulasi air sungai dan membuat sebuah bola air raksasa dan memasukkan Kyne di dalamnya.
setelah itu Ia membekukan air itu beserta Kyne yang ada di dalam, namun dengan mudahnya Kyne menghancurkannya.
"Hei! Barusan kau tidak merapal mantra sama sekali kan?. Sudah kuduga kau harus mati bocah!!!!"
Lalu Kyne merapal sebuah mantra dan mengeluarkan sebuah api yang berwarna hitam di tangannya.
"Deep Flame".
jumlah sihir yang dikeluarkan Kyne tidak main-main, sudah jelas jika Kyne adalah musuh yang berbahanya apalagi Laplace masih anak-anak.
"Tenang saja. Kau akan mati tanpa rasa sakit." Ucap Kyne.
Lalu Kyne mendekati Laplace dan mendekatkan Api hitamnya ke kepala Laplace.
Laplace hanya bisa terdiam ketakutan.
Lalu dengan senyumannya, Kyne perlahan-lahan mendekatkan apinya ke kepala Laplace.
pada saat itu juga suara tebasan pedang yang bergesekan dengan udara terdengar.
"SRINGG " (sfx tebasan pedang bro).
Lalu seketika tangan kiri Kyne yang memegang api hitam terpotong dan jatuh ke tanah.
Laplace yang sebelumnya hanya terdiam, kaget karena ada seseorang yang menolongnya dan orang itu terlihat tidak asing lagi.
"Paman!" Ucap Laplace yang kaget dengan kehadiran pria itu.
"Yo..! Lama tidak bertemu ya." Ucap pria itu.
"Dan.. ada apa ini kenapa seorang pion sepertimu berada di wilayah iblis? Huh" tanya Pria itu.
"Sial kau menggangguku dasar iblis!" Ucap Kyne sambil menahan rasa sakit.
Setelah melihat pria itu beberapa saat dia langsung ketakutan.
"Kau, Dominic Orion!!". Teriak Kyne sambil mengeluarkan sihir serangan besar-besaran.
"Paman!", Teriak Laplace.
"Tenang saja nak, menangkap lalat sangatlah mudah bagiku".
Lalu semua sihir yang diarahkan pada Dominic seketika lenyap.
"Sialan kau Doom!"
Tiba-tiba saja Dominic berada dibelakang Kyne dan memegang kepalanya.
"tadi kulihat kau berniat membunuh anak itu, jadi jika aku membunuhmu tidak masalah kan?". Ucap Dominic dengan santainya.
"Aku pasti akan membunuhmu Doom!"
Lalu kepala Kyne hancur berkeping-keping hanya dengan disentuh oleh pria bernama Dominic itu.
"Kau tidak apa-apa nak?" Tanya Dominic.
"Aku tidak apa-apa,tapi teman-temanku mereka bertiga terluka." Jawab Laplace.
Lalu Dominic menyembuhkan Luka Finx, Fer dan Fir.
saat itu juga Dominic memberi sebuah pertanyaan kepada Laplace.
"Nak apa kau mau ikut denganku?". Tanya Dominic.
"Apa maksudmu?" Laplace bertanya kembali.
"Maksudku maukah kau menjadi bagian dari keluargaku?" Tanya Dominic.
"Entahlah, saat ini aku ingin bersama teman temanku saja."
Jawab Laplace sambil memandang Finx,Fer, dan Fir yang masih belum bangun.
"Hmm begitu yah, Kalau begitu kenapa tidak kau ajak saja mereka bertiga?" Tanya Dominic.
"Eh! Maksudmu aku bisa ikut denganmu bersama mereka bertiga?". Tanya Laplace.
"Tentu saja, lagi pula disana kamu tidak perlu khawatir dengan mereka bertiga, dan juga aku yakin teman burungmu yang gemuk itu pasti akan menjadi lebih gemuk lagi." Jawab Dominic.
Lalu tiba-tiba saja Fer terbangun.
"aku tidak gemuk dasar pak tua!!" Teriak Fer dengan keras. Lalu Fir dan Fir ikut terbangun.
"Kakak jangan berteriak, aku jadi kaget." Ucap Fir.
"Laplace! Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Finx.
"Tenang saja aku tidak apa-apa, lagi pula aku lebih khawatir dengan kondisi kalian"
Lalu Laplace menjelaskan situasinya saat ini. Dan mereka bersedia ikut bersama Laplace.
Lalu Dominic mengantar mereka berempat menuju kereta yang ia bawa, dan disana sudah ada orang lain yang menunggu.
"Wahh, sepertinya saya terlalu lama yah Pak Kago." Ucap Dominic kepada orang itu.
"Itu bukanlah masalah Tuan Orion lagi pula anda sendiri yang menyuruh saya untuk menunggu disini."
Jawab Pak Kago yang ternyata adalah kusir dari kereta yang membawa Dominic.
Lalu mereka langsung berangkat ke tempat tinggal Dominic, yaitu mereka akan memasuki benua iblis.
Dominic juga telah mengetahui jika Laplace bisa berkomunikasi dengan hewan.
Dominic semakin yakin jika membawa Laplace bukanlah hal hang sia-sia.
"hey kak lihat itu ada sebuah tembok yang tinggi, bahkan melebihi pohon tempat tinggal kita." Ucap Fir yang kagum melihat Tembok yang besar dan tinggi itu.
" Hey Laplace lihatlah disana ada tembok yang besar." Ucap Finx sambil menunjuk kearah tembok itu.
Lalu mereka berempat melihat dari luar jendela.
"Hahaha, baru kali ini yah kamu melihat tembok besar ini nak, tembok ini dulunya dibangun oleh Laplace sang pahlawan dia menggunakan kekuatannya untuk membuat materi yang sangat kuat dan keras untuk dijadikan sebuah dinding yang saat ini kalian lihat."
Ucap Dominic sambil tertawa melihat tingkah laku Laplace.
"Paman sebenarnya teman-temanku di hutan sudah memberi aku sebuah nama." Ucap Laplace.
"Benarkah? Lalu mereka memberimu nama seperti apa?" Tanya Dominic yang penasaran.
"Kalau itu mungkin agak memalukan, emmm, mereka memanggilku Laplace."
Jawab Laplace yang sedikit malu karena memiliki nama yang sama dengan pahlawan bangsa Iblis.
"Laplace yah, itu adalah nama yang bagus, dan juga mulai sekarang kamu harus memanggilku Ayah." Ucap Dominic.
"Eh?" Laplace kaget dengan perkataan Dominic.
"Seperti yang kubilang tadi kalau kamu akan menjadi bagian dari keluargaku, yaitu keluarga bangsawan iblis Orion, Lalu kamu juga akan memiliki dua orang kakak." Ucap Dominic sambil tersenyum.
"Aku tidak keberatan, tapi apa paman tidak masalah membawaku yang seorang manusia ke benua iblis?" Tanya Laplace.
"Lagi pula aku tidak akan membawamu kesini jika bangsa iblis tidak menerimamu, dan juga panggil aku ayah." Jawab Dominic.
"Jadi begitu ya, kalau begitu, terima kasih banyak ya Ayah."
Lalu karena mendengar Laplace memanggilnya ayah, Dominic langsung lompat kegirangan,
"Mantapppp!!!! Aku dipanggil Ayahhhh!!" Teriak Dominic Dalam kereta itu.
"Tuan Orion , tolong jangan terlalu banyak bergerak keretanya dari tadi bergoyang." Ucap pak Kago yang khawatir.
"Lupakan itu Pak Kago, tadi apa kamu dengar? Aku dipanggil Ayahh, wuhhhh." Dominic masih kegirangan.
Fer memperhatikan Dominic yang masih tersenyum.
"(Aku semakin yakin tidak hanya mencurigakan orang ini sepertinya juga sangat aneh)"
ucap Fer dalam hatinya sambil memperlihatkan wajah serius.
"Hey kak kamu sedang memikirkan apa sih?" Ucap Fir.
"Ayah aku ingin bertanya mengenai buku yang ayah berikan padaku." Ucap Laplace sambil melihat keluar jendela.
"Oh.. maksudmu buku cerita dan sihir itu kan?" Tanya Dominic. " Bukan yang itu maksudnya buku yang satunya mengenai buku panduan memasak."
Ucap Laplace sambil menunjukkan buku itu.
Lalu Dominic terkejut.
"Eh.?."
hanya satu kata yang keluar dari mulut Dominic. Sepertinya ia tidak sengaja membawa buku itu.
•cuplikan episode selanjutnya.
"Laplace beserta temannya telah sampai dibenua iblis, Beradaptasi dengan lingkungan baru bukanlah masalah baginya, namun masih ada garis Start yang belum Ia lewati."
Selanjutnya "Keluarga Baru"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!