NovelToon NovelToon

My Contract Husband

Prolog

Pengenalan karakter cerita

Sebastian Sachdev Rendra

Dia lelaki yang dijodohkan oleh papa Darwin untuk Monica. Dia lelaki yang dingin nya melebihi kutub Utara, dan kekejaman nya melebihi singa betina. Putra sulung dari keluarga Sachdev,

pemilik perusahaan raksasa no satu

di negara ini. Dia akan menghalalkan seribu cara demi mencapai tujuan nya. Terkenal kejam di dunia bisnis tapi bodoh dalam soal percintaan. Mempunyai fisik dan rupa yang tampan membuat kaum hawa terpikat oleh dirinya. Memiliki kekasih cantik dan seksi yang berprofesi sebagai model di negara LA.

Monica chessy Yogaswara

Namanya Monica chessy Yogaswara,

dia terlahir dari keluarga yang tidak lengkap. Ibunya melahirkan seorang diri tanpa adanya seorang suami, karena tidak tahu siapa bapak dari anak yang ia lahirkan. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah,

setiap Monica bertanya kepada ibu siapa ayahnya?

Maka dia selalu menjawab ayahnya sudah mati. Ibu Monica bekerja menjadi wanita malam disalah satu club yang terkenal di kota ini. Setiap malam ibunya bisa melayani tiga sampai tujuh pria dalam waktu satu jam berturut turut. Monica sering memperingati ibu, bahwa pekerjaan yang ia lakukan adalah salah. Tapi wanita malang itu malah mendapatkan bentakan keras yang terlontar dari bibir seksinya.

“ Kau anak kecil. Kau tidak perlu ikut campur urusan orang dewasa. Seharusnya kau bersyukur karena aku selalu memenuhi kebutuhan mu. ”

Tepat malam itu adalah hari terakhir kalinya Monica bertegur sapa kepada ibunya. Wanita itu tidak pernah berbicara kepadanya kecuali saat dimeja makan, tapi hanya sebentar.

Dia selalu menyibukkan diri dengan berkuliah dan bekerja. Monica berkuliah di universitas terkenal yang dia dapatkan dari prestasi dan beasiswa. Setelah selesai berkuliah Monica langsung pergi bekerja disalah satu cafe yang sebulan lalu sudah ia jalani dengan senang hati. Meski ibunya sudah menikah kembali dengan lelaki kaya. Tapi wanita itu tidak berhenti untuk bekerja, karena dengan cara inilah Monica bisa menyibukkan diri sebelum memasuki rumah yang sudah seperti neraka kematian yang kedalamannya tidak terhitung.

 - - -

Ketika matahari yang masih malu untuk memunculkan sinarnya dan embun yang terlihat sedang menari nari di atas daun segar. Namun langkah langkah kaki yang bersemangat mulai memecahkan keheningan dan berbagai jenis aktivitas mulai berdatangan di pagi yang sangat menyenangkan ini.

Monica membuka mata karena silaunya matahari yang menembus ventilasi jendela kamar mengenai mata indah nya. Dia bangkit dari tempat tidur berjalan menuju kamar mandi. Lima menit kemudian Monica keluar dengan pakaian rumah yang ia bawa kedalam kamar mandi. Monica berjalan turun dari kamarnya menuju lantai dasar, dia duduk di meja makan dan melirik sepasang manusia yang ada di hadapannya dengan gelagat aneh.

” Ada apa ma, pa? ” tanya Monica menatap mata orang tua nya bergantian.

“ Ekhem, kamu sarapan dulu sayang. Setelah itu kita akan bicarakan masalah ini di ruang keluarga. ” ucap Magantha berdiri dan mengambil makanan untuk papa Darwin.

Monica tidak menjawab, ia hanya menatap sekilas dan melanjutkan kembali makanannya yang sempat tertunda oleh ucapan mamanya yang seperti menahan sesuatu untuk dibicarakan. Selesai makan mereka berjalan menuju ruang keluarga, dengan Magantha duduk bersebelahan Putri tunggalnya dan menggenggam erat tangan sang putri mencoba menguatkan dirinya.

“ Ada apa ini ma, pa? ” tanya Monica bingung. Pasalnya mereka tidak pernah seserius ini dalam berbicara jika tidak menyangkut kehidupan pribadi Monica.

“ Begini nak. ” Darwin menggantung ucapannya dan menghela nafas dengan tenang.

“ Kami berdua ingin menikahkanmu dengan anak sahabat papa. ” Darwin melihat bagaimana reaksi dari Monica.

“ Aku masih terlalu muda dan tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku kenal. Apalagi dengan orang yang tidak mencintai ku. ” Monica melepas tangan Magantha dan hendak berdiri dari duduknya. Dia sangat terkejut oleh ucapan papa Darwin yang menikahkannya dengan orang yang sama sekali tidak dia kenal.

“ Dengar Monica. Dia sudah meyelamatkan perusahaan papa dari ambang kebangkrutan dan sebagai balas budinya. Dia ingin menikahkan putra sulungnya dengan dirimu. ” Magantha mencengkal erat tangan Monica dan menarik paksa untuk duduk kembali di sebelahnya.

“ Kalau begitu kenapa tidak mama saja. Kenapa harus aku yang menjadi tumbal dari keserakahan kalian. ” Monica menyindir ucapan Magantha dengan sinis.

“ Kau-- ” Magantha melayangkan tangan mulusnya ke depan wajah Monica hingga berbekas merah kebiruan.

Plakk!

“ Kenapa mama selalu memaksaku. Memaksakan keinginan mu yang tidak masuk akal ini. ” sebuah tamparan yang sudah biasa Monica terima dari tangan Magantha.

“ Aku tidak pernah memaksamu. Ini semua demi kebaikan kau Monica. ” Magantha meraih lembut tangan putrinya tapi malah ditepis oleh Monica dengan kasar.

“ Bagaimanapun caranya kau harus menikah dengan putra sulung dari keluarga Sachdev!! ” Darwin mulai bersuara tegas dan berdiri dihadapan Monica yang sejak tadi diam membeku menonton perdebatan mereka.

Monica mulai berpikir

jika aku menikah dengan lelaki itu, maka aku akan keluar dari tempat keramat ini dan aku akan bebas pergi tanpa perlu melapor kepada lelaki tua ini

gumam Monica.

“ Bagaimana kau harus menikah dengannya? Anggap saja ini balas budimu untukku karena sudah membiayai kehidupanmu selama ini. ” Darwin tersenyum simpul setelah mengucapkan kalimat akhirnya.

“ Kau harus menikah sayang. Jika tidak perusahaan papamu akan diambil alih oleh keluarga tuan Sachdev. ” Magantha terus membujuk sang putri dengan tatapan sedih.

“ Baiklah. Aku setuju dengan tawaranmu. ” Monica berjalan keluar rumah untuk merilekskan pikiran nya yang baru saja diaduk oleh perkataan Magantha dan Darwin.

Monica duduk di taman sendirian ditemani oleh mata yang terus mengeluarkan telaga beningnya.

Dia tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini. Dia pikir keputusannya untuk menikah muda dengan putra sulung keluarga Sachdev akan membuat dia keluar dari penjara kematian ini.

Tapi salah justru dengan menikah dia sendiri yang mengikat rantai kematian itu ke lehernya. Rantai yang akan selalu mencekik leher nya kemana ia pergi. Rantai yang tidak bisa di lepaskan dengan mudah dan membawa nya kembali ke tempat kematian itu. Hingga ia pasrah dengan takdir yang diberikan Tuhan olehnya takdir yang tidak pernah selalu berpihak pada diri nya.

Aku harap keputusan yang aku lakukan, akan membuat pintu kebahagiaan yang selama ini tertutup akan terbuka kembali dan menghampiri ku. Aku tidak berharap lebih aku hanya ingin merasakan kebahagiaan alami yang selama ini tidak pernah aku rasakan. Ingin Merasakan kasih sayang dari seorang lelaki yang tulus menerima ku tanpa bertanya asal usul ku. Aku berharap semua akan baik baik saja seperti yang aku harapkan selama ini

gumam Monica tersenyum miris, meratapi nasibnya yang sangat malang.

TBC

Awal Mula

-Apa yang paling tidak bisa aku lupakan, kadang merupakan hal yang tidak bisa untuk kumiliki-

Hanya pernikahan bodoh ini

yang bisa menyelamatkan hubungan

ku dengan Sherina. Jika aku menolaknya

maka, aku akan kehilangan fasilitas dan

jabatan CEO yang dijanjikan papa.

Aku akan menjelaskannya kepada Sherina, setelah aku mendapatkan perusahaan papa yang terkenal itu. Aku akan berjanji kepada mu

Sherina, bahwa aku akan memperlakukan

nya dengan tidak baik.

Emosi Tian memuncak, ia terduduk

paksa. Menatap sepasang manusia, yang

sudah membuat moodnya hari ini tidak baik. Ada ketidakadilan. Ada kemarahan yang

membabi buta. Ada sesuatu yang membara

hasrat primitif untuk membalas dendam.

Tapi ia tidak melakukan nya, karena akan

ia balas kepada wanita yang akan menikah

dengan dirinya.

Kau yang membuatku membenci dirimu

maka jangan salahkan aku jika aku bersikap

kejam terhadap dirimu. Kau yang memulai permainan ini, maka aku akan membalasnya

dengan caraku sendiri. Aku akan membuatmu

seperti wanita yang tidak ada harga dirinya.

Aku akan membuat dirimu hina di mata Keluargaku. Sampai kau meminta agar aku melepaskan dirimu.

Pernikahan akan dilakukan pada akhir bulan

ini. Terhitung dari sekarang hanya satu minggu

lagi. Tian hanya diam dan mendengarkan setiap kalimat yang terlontar dari mulut sang papa. Dia tidak bisa menggungat ataupun menuntut setiap kalimat yang diucapkan.

Toh kalau dia menuntut, akan berimbas pada dirinya.

“ Nak, papa mohon kamu jangan menolak pernikahan ini!! ” Tuan besar memohon kepada anak laki-lakinya, Tian.

Tapi tidak terdengar seperti memohon lebih

tepatnya perintah untuk tidak menolak

rencana pernikahan ini.

“ Baiklah, aku akan menikahinya. ”

Kalimat yang seharusnya terdengar untuk Sherina, tapi dilontarkan kepada gadis penebus

hutang ayahnya. Bukankah dia bisa mendapatkan nilai yang tinggi, karena mengucapkan kalimat itu kepada wanita lain selain kekasihnya. Dia anak tertua di keluarga ini, jadi dia harus sedikit berkorban untuk mencapai tujuannya. Hanya dengan cara ini dia bisa mendapatkan sesuatu yang paling diimpikan nya.

 - - -

Monica masih melamun didepan balkon

menatap burung burung yang bebas untuk terbang kemana saja. Jika dia seperti hewan

itu, maka hidupnya akan sangat bahagia. Yang

bebas kemana pergi tanpa adanya perantara.

“ Permisi nona, nyonya Magantha memanggil anda untuk turun ke bawah. ”

Pelayan rumah itu masuk kedalam kamar Monica. Yang kebetulan kamarnya tidak ditutup dan tidak dikunci.

“ Ada apa? ” Monica bertanya tanpa memalingkan wajah kepada pelayan, ia masih setia menatap para kawanan burung yang hilir mudik kekanan dan kekiri. Sungguh indahnya ciptaan tuhan, yang menciptakan burung dengan sangat cantik dan penuh dengan kebebasan.

“ Saya kurang tahu nona. Silahkan turun, kalau

tidak tuan dan nyonya akan marah besar! ”

Monica menapaki anak tangga. Di ruang tamu dia melihat tuan Darwin dan nyonya Magantha sedang tertawa senang. Sungguh senang sekali hidup mereka, bisa tertawa lepas. Sedangkan dia jangankan tertawa, berbicara pun enggan. Mereka berhenti tertawa saat Monica sudah sampai di hadapan mereka. Lantas dia pun bertanya kenapa mereka memanggilnya dan menyuruhnya untuk berdandan.

“ Ada apa mama memanggilku? ”

Monica menatap bola mata mama dengan penuh selidik.

“ Sayang, kamu sudah siap. Sekarang pergilah ke Jetski Cafe dan temui calon suamimu! ”

Magantha tidak menjawab pertanyaan Monica

dia menyuruh Monica untuk menemui calon suaminya.

Lagian kenapa pakai acara ketemuan juga

sih nikah ya nikah. Kagak usah pakai acara yang begituan juga. “ Baiklah ma, pa. Monica pamit dulu. ”

“ Jaga sikap dan nama keluargamu Monica. ”

Monica tidak menjawab apa yang papa Darwin katakan. Dia lebih memilih untuk cepat pergi dari sana, ketimbang berlama lama berada pada dimensi itu.

Monica menyetop taksi yang berlalu

lalang di depan rumahnya. Dia tidak mau

memakai mobil papa Darwin, karena lebih

tenang kalau dia pergi sendiri tanpa

adanya pengawasan. Dia memasuki mobil

dan mengucapkan alamat tujuannya

kepada sopir taksi.

Apa yang harus aku persiapkan, jika aku

bertemu dengan lelaki dingin itu.

Banyak rumor yang mengatakan jika salah berbicara maka akan dapat hukuman yang tidak masuk akal.

Dan parahnya lagi dia akan menindas lawan bicaranya di depan semua orang. Terlalu bahaya jika berlama lama dekat dengan nya.

Tapi aku tidak boleh takut, aku harus berani menghadapi semua ujian ini. Karena dengan cara ini aku bisa bebas dari pria tua bangka itu

Pikiran Monica traveling kemana mana, membayangkan kalau dirinya ditindas habis oleh calon suaminya. Sungguh malang sekali

jika dia mendapatkan perlakuan seperti itu dari calon suami nya.

 - - -

Sebastian Sachdev Rendra nama calon suaminya. Seorang CEO yang sangat dihormati dan ditakuti didunia bisnis. Dia merupakan CEO yang terkenal karena kekejamannya pada lawan bisnisnya, yang berani bermain licik dengannya.

Dalam satu kedipan mata, dia bisa membuat perusahaan hancur serata tanah. Bisa membuat si kaya menjadi si miskin. Tapi sangat bodoh dalam dunia percintaan.

“ Kita sudah sampai Nona, silahkan turun! ”

Monica terbangun dari lamunannya saat sopir taksi memanggil untuk turun. Dia membayar ongkos taksi dan keluar dari dalam mobil berwarna biru itu. Monica berusaha untuk tidak gugup dan cemas. Dia berjalan masuk ke dalam cafe yang terlihat seperti restoran kelas atas.

Monica memasuki sebuah ruangan, yang sudah dikatakan oleh mamanya. Ia ingin bertanya tapi tidak ada seorangpun yang berada di dalam ruangan itu. Ia memilih memikirkan cara untuk menghadapi calon suaminya. Sepanjang hidupnya, ia berlari dari semua yang baik dan pantas. Lalu mencari cara untuk memperbaiki keadaan yang tak kunjung diperolehnya. Kondisi yang membosankan ini berlangsung terus menerus dan sesekali diselingi oleh keadaan senang yang menyedihkan. Ia sudah menghancurkan sesuatu yang paling indah. Dan sekarang, saat ia berusaha untuk mendapatkan nya kembali,

yah dia mengacaukan kesempatan baik itu lagi.

Mungkin takdir sedang bermain main dengan dirinya.

Ia memejamkan mata, lalu menggosok dengan perlahan. Perutnya mulai bergemuruh. Lapar, pikirnya. Karena sebelum datang kesini, dia belum memasukan apa apa kedalam perutnya.

Gemuruh di perutnya bertambah keras ingin makan, tapi dia lupa membawa uang lebih.

Uangnya cukup untuk ongkos pergi dan pulang saja. Jika memakainya, maka dia akan berjalan kaki sejauh tujuh ratus meter menuju rumahnya.

Bagaimana ini. Kenapa dia lama sekali?

Apakah dia tidak tahu aku menunggunya Berjam jam, seperti orang mati kelaparan.

Jika dia tidak datang juga, lebih baik aku pulang saja. Daripada menunggu seseorang tanpa adanya kepastian. Lebih baik aku kekampus menghilangkan rasa cemas yang sedang bersarang di dalam tubuh ku.

Setelah memikirkan sebab dan akibatnya, dia memilih sabar dan diam. Menunggu kedatangan calon suaminya yang entah berapa jam lagi akan sampai.

TBC

Pertemuan Pertama

-Ada saatnya aku menerima semua ini, dan melupakan bahaya yang bisa terjadi padaku-

Monica masih setia duduk tenang menunggu calon suaminya yang entah berapa jam lagi akan sampai. Sambil duduk dia mencoba mengubah ekspresi wajahnya sedatar mungkin, agar kesannya dia tidak dianggap rendah oleh calon suaminya. Apapun yang terjadi, yang ia lakukan adalah cukup mengiyakan setiap ucapan calon suaminya, tanpa menuntut atau mengunggat setiap kalimat yang terlontar dari bibir tipisnya.

Pintu terbuka dengan kasar, dan diiringi langkah kaki yang cukup keras. Membuat ruangan yang semula sepi, sekarang terdengar ribut oleh langkah kaki yang mendekat. Monica yang melihat calon suaminya datang, lantas berdiri dari duduknya dan menundukkan kepala sebagai penghormatan. Perawakan lelaki ini sungguh tinggi dari kata sempurna. Dia

memancarkan aura kuat, yang membuat siapapun didekatnya akan mati ketakutan. Tatapan elangnya sangat mengintimidasi penampilan Monica, entah kenapa Monica merasakan sesuatu yang mengalir disekujur tubuh mungilnya.

“ Silahkan Tuan Muda. ”

Seseorang yang memanggil Tuan Muda, menyuruh calon suaminya untuk duduk. Lelaki itu duduk dengan sikap sombongnya dan terlihat tersenyum sinis kearah Monica. Dia melihat reaksi Monica yang santai menatap kearahnya. Padahal dirinya sedang dilanda api kemarahan yang membabi buta. Monica hendak duduk, tapi ditahan oleh suara seseorang yang berada dihadapannya sekarang.

“ Siapa yang menyuruh Anda duduk? ”

Monica yang sudah mengerti, akhirnya berdiri dekat kursi disamping kanan asisten calon suaminya. Rumor itu memang benar, kalau lelaki dingin ini akan memperlakukan orang sesuka hatinya. Tak memandang bulu dan tak pernah iba kepada orang lain. Baik tua ataupun muda lelaki ataupun perempuan, sama saja didepan matanya. Dia mengisyaratkan sesuatu kepada asistennya, asisten yang mengerti langsung meletakan map besar bewarna hitam diatas meja. Monica yang melihat map besar itu, sangat tertarik untuk membuka isinya.

Apa itu surat perjanjian kontrak sebelum menikah dengannya? kalau iya aku tidak keberatan. Toh aku juga mengharapkan yang seperti ini.

Monica bergumam dan menatap datar wajah calon suaminya yang juga menatapnya dengan tatapan dingin. Monica sangat menantikan hari itu, hari dimana kebebasan datang menghampirinya. Pernikahan ini sangat membawa keberuntungan besar terhadap dirinya, Monica berjanji setelah menikah akan berterima kasih kepada beruang kutub ini.

“ Baca! dan pahami semua aturan yang harus Anda patuhi selama menjadi istri kontrak Saya. ”

dia memberikan map besar berwarna hitam itu ketangan Monica.

Monica mengambilnya dan perlahan membuka map itu hingga keseluruhannya terlihat jelas. Wanita itu sudah tahu apa isi dari map besar ini, jadi dia hanya tenang menghadapi semua taktik yang dilakukan oleh lelaki dingin itu. Monica menghembuskan nafas santai dan melirik lelaki yang menatapnya dengan gaya angkuh. Hebat sekali lelaki ini, Monica kira pernikahan ini hanya menguntungkan dirinya saja, tapi ternyata juga merugikan dirinya sendiri. Map ini berisi sebuah kontrak yang memuat beberapa pasal yang sangat menguntungkan pihak satu.

Pihak satu Pihak dua

Sebastian Sachdev R Monica chessy

...Isi perjanjian kontrak...

- Semua ucapan pihak satu adalah benar dan tidak bisa diganggu gugat.

- Dilarang mencampuri privasi pihak satu, tapi tidak berlaku bagi (dirinya) pihak satu.

- Pernikahan hanya berlangsung selama enam bulan dan hanya bisa dirubah oleh pihak satu.

- Selama pernikahan berlangsung, pihak dua harus berpura-pura menjadi istri yang baik dihadapan orangtua dari pihak satu dan dua.

Itulah isi dari kontrak pernikahan mereka.

Kontrak yang sangat menguntungkan bagi pihak satu atau Sebastian Sachdev Rendra.

Dia menatap Monica dari atas sampai bawah. Tidak buruk juga, ucapnya. Mulai dari rambut, wajah, postur tubuh, tapi kacamata tebalnya. Membuat dia menjadi gadis culun, dan fashion ini membuat gadis ini seperti orang kampungan. “ Anda harus ingat! tidak boleh mencampuri urusan Saya dengan wanita Saya. Dan selama pernikahan berlangsung, Anda bekerja sebagai pembantu dirumah saya. Anda jangan khawatir saya akan menggaji Anda lima kali lipat dari tempat Anda bekerja. ”

dia tersenyum simpul setelah mengucapkan kalimat terakhir, yang membuat orang mendengarkannya akan sakit hati oleh ucapan Tuan Muda dingin itu. Tapi tidak berlaku dengan Monica yang menanggapinya dengan sifat santainya.

Monica mengangguk sebagai tanda mengerti lagian dirinya juga tahu mana batasannya. Jadi Anda tidak perlu menjelaskannya secara rinci beruang kutub. Pembicaraan sudah selesai, dengan masuknya pelayan membawakan satu cangkir kopi hangat dan menaruhnya diatas meja. Monica pikir, pria ini akan menawarkan untuknya makanan atau minuman untuk menebus kesalahannya karena sudah membuat menunggunya berjam jam. Tapi tidak, dia malah mengabaikan kehadiran Monica yang sedari tadi berdiri seperti patung manekin. Monica melirik kearah kanan, menatap heran asisten calon suaminya. Hebat sekali asisten ini bisa berdiri dengan tenang, dan pandangannya lurus ke depan menatap calon suaminya yang menatapnya acuh tak acuh.

Onic ingin bertanya kepada asisten ini, apa yang dia makan sehingga membuat dirinya sangat kuat dan seram seperti ini. Tapi tidak jadi, karna ini bukan waktunya untuk sesi pertanyaan. Monica kembali menatap lurus ke depan calon suaminya yang perlahan mencecap minuman kopi hangatnya, sepertinya ia sedang mengagumi kemampuan hebatnya untuk menghancurkan setiap hal buruk dalam kehidupannya yang sangat menyedihkan.

Apa dia tidak melihat kalau aku sedang berdiri dengan rasa lapar yang terus menjalar di sekujur tubuhku. Apa dia tidak kasihan dengan asistennya ini yang tatapannya tidak lepas dari cangkir yang dia pegang itu. Ah aku capek sekali berdiri seperti ini, oh kakiku yang kuat ya menahan segala cobaan dari lelaki dingin itu. Tubuhku harus tegap, jangan layu seperti ini jangan perlihatkan bahwa kau tidak seburuk yang dipikirkannya. Ibarat seperti roti lapis, maka aku daging paling sial yang terjebak di tengah para lelaki menyeramkan ini. Aku harus memberinya pelajaran, hahaha dasar Tuan Muda Sombong. Nantikan pembalasanku sekarang.

Tiba tiba ada suara aneh, dan bau yang sangat menyengat masuk keindra penciuman mereka semua. Bau itu sangatlah busuk dan mampu membuat siapa yang menciumnya akan terguncang hebat isi perutnya. Sampai diwaktu ketika Tuan Muda sombong itu menyemburkan

semua isi mulutnya kedepan wajah asistennya.

Asisten itu hanya diam, dan mengelap wajah dengan tisu yang selalu dia bawa. Monica yang melihat kejadian itu, hanya tertawa keras dalam hatinya, asisten ini sangatlah perfect. Sudah disiram oleh sibos dengan kopi bekasnya, masih saja diam tanpa bersuara. Sepertinya Monica harus berguru kepadamu asisten. Agar dirinya kuat dan seram sepertimu, supaya dia bisa membalas semua sakit hatinya kepada sibos mu itu. Detik kemudian Tuan Muda sombong itu berdiri, dan melangkah tanpa suara pergi bersama asistennya keluar dari cafe ini.

Huff.

Monica bersyukur Tuan Muda itu sudah pergi. Ternyata senang juga ya membuat wajah dia sangat kesal. Monica jadi penasaran sekali, kenapa dia menyetujui pernikahan bodoh ini, sedangkan dia sudah memiliki kekasih. Ah itu bukan urusannya lebih baik sekarang dia langsung pulang sebelum pria tua bangka itu membawanya ketempat yang menjijikan itu lagi. Monica keluar dari cafe dan menghampiri taksi yang sedang berdiri didepan cafe, setelah itu dia naik dan mengucapkan alamatnya dan taksi berjalan meninggalkan cafe tersebut.

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!