POV Naya
Hai semua namaku Nayara Mayasari, orang-orang biasa memanggilku nay atau naya, aku masih 18 tahun dan sedang mempersiapkan diri untuk melanjutkan kuliah. Hari ini aku mendapat info bahwa aku diterima di Univ Jakarta, Kampus impianku sejak dulu.
" Assalamualaikum pak, bu.... " teriakku sambil memasuki rumah.
" Wangalaikumsalam nduk, kenapa to teriak-teriak gitu? " jawab ibu dari arah dapur, segera ku hampiri beliau.
" Ibuuu.. naya ketrima di Univ Jakarta bu! ya Allah alhamdulillah bisa kuliah di jakarta juga bu. "
" Wah.. selamat ya nduk, nanti bilang ke bapak ya minta ijin dulu. " sahut ibuku
" nggih bu. "
Setelah makan malam dan ku lihat bapak duduk di ruang keluarga, aku segera menghampiri beliau untuk memberitahukan kabar gembira hari ini.
" Pak, naya diterima kuliah di Univ Jakarta loh. Naya boleh berangkat kan pak, ini kan impian naya pak, ya pakk... "
biasanya kalau aku pasang muka puppy eyes bapak pasti luluh,
" Kamu boleh kuliah di jakarta tapi dengan satu syarat. " Loh kok malah ada syaratnya sih!
" Apa pak? "
" Kamu harus menikah dengan anak temen bapak ya nay, biar tenang bapak kalo ngelepas kamu kuliah di jakarta jadi ada yang jagain. "
" Hah...." yang bener aja masa syaratnya nikah sih! hei umurku baru 18 tahun loh ya.
" Pak yang bener aja, naya kan baru 18 tahun! baru juga punya KTP masa disuruh nikah sih. "
" Ya udah terserah naya, kalau ngga mau ya kuliah di jogja aja ngga usah ke jakarta. Pilihan ada ditangan naya. " ujar bapak sambil meninggalkanku sendirian.
Kuliah di jakarta adalah impianku sejak dulu, aku selalu berusaha mencari jalan agar bisa diterima di Univ Jakarta. Tapi menikah? dengan orang yang sama sekali tidak ku kenal? apa aku bisa?
Setelah semalaman berpikir, aku menerima syarat bapak. Ini semua demi bisa kuliah di jakarta.
Semoga saja dia jodohku, jadi aku tidak perlu mencari-cari jodoh lagi haha.
POV Galen
Ehm, halo semua namaku Galen Ray Abrisam usiaku 27 tahun tapi aku sudah menjadi CEO dan dosen juga di kampus jakarta, aku baru 27 tahun tapi selalu di teror kapan menikah, kapan bawain mama mantu. Padahal belum lama wanita yang ku sayangi mengakhiri hubungan kami karna dia ingin fokus membesarkan namanya di dunia modeling.
" Galen! kenapa kamu ngga pernah pulang ke rumah lagi! harus mama jemput dulu baru mau pulang ya kamu! "
pecah sudah suasana hening di ruanganku, mama berjalan tergesa dengan raut emosi mendekatiku yang berada di balik meja kerja. Langsung saja tangannya mendarat di telingaku yang tidak bersalah sama sekali.
" Aduh duh maaa.. sakit ini loh telinga galen, lepas dulu yaa, yaa. " Buset dah ini tangan kenceng bener narik telinganya.
" Kenapa kamu ngga pernah pulang ke rumah lagi len! kan liat nih badanmu langsung kurus muka kucel ngga ada yang ngurus! mama kan udah bilang cari istri galennn!! biar kamu ada yang ngurus ngga bikin mama kepikiran terus, stres mama punya anak laki satu susahnya minta ampun huh!. " akhirnya tarikan tangan mama lepas juga
Baru juga 2 minggu ngga pulang ma, dan apaan badan kurus muka kucel, mama yang terlalu hiperbola. tadinya mau ku jawab kaya gitu tapi nanti malah makin panjang urusan, makin panjang juga tarikan tangan mama di telingaku.
" Iya mama sayang, maaf ya galen sibuk banget 2 minggu ini jadi belum bisa pulang ma. Kan galen harus ngajar juga ma, maaf yaa hehe. " akhirnya hanya bisa jawab dengan kepasrahan.
" Kamu kapan bawain mama mantu galenn, mama pengin cucu tau! temen-temen arisan mama udah punya mantu semua kan mama juga pengin ih. "
" Duh ma, kan aku udah bilang aku baru putus jadi belum punya kandidat lagi. sekarang lagi banyak tender ma, di kampus juga harus ngoreksi tugas mahasiswa, galen mana sempet nyari cewe. " sahutku, harus membagi waktu antara perusahaan dan kampus itu melelahkan man!.
" Yaudah kamu nikah sama anak temen mama aja, orangnya cakep, pinter lagi. Mau ya len. " kalo mama udah bertitah kaya gitu pasti susah banget di tolaknya, huft pasrah inimah.
" Terserah mama aja lah, yang penting mama seneng. " putusku untuk menerimanya saja dari pada mama selalu menerror minta mantu!.
Semoga pilihan mama yang paling tepat untukku, jadi aku tidak perlu lagi mencari menantu untuk mama.
Orang lain kalau baru lulus sekolah pasti dapet hadiah bunga, boneka, coklat, atau benda-benda favoritnya. Pernah ngga sih kamu ngerasain saat perayaan hari kelulusan dapet hadiahnya malah suami, iya suami kamu ngga salah baca.
Bapakku anti-mainstream pokoknya, kasih hadiah buat anaknya ketika kelulusan bentuknya suami dong.
Satu bulan sebelum hari pengumuman kelulusan SMA ku, keluarga calon suami atau teman bapakku datang ke rumah. Setelah kedua belah pihak menyetujui,
di sini maksudnya aku dan mas galen, akhirnya keluarga mas galen datang dari jakarta ke jogja untuk melakukan perencanaan pernikahan plus lamaran.
Tau ngga sih ternyata mas galen ngga tau calon pengantin perempuannya baru berusia 18 tahun, masih bocah katanya saat bapak bilang umurku baru 18 tahunan tapi akhirnya dia tetap menerimanya yang penting ngga lebih tua dari doi katanya biar enak buat membimbing asekk.
Setelah dirundingkan akhirnya diputuskan pernikahan akan dilangsungkan sehari setelah hari pengumuman kelulusanku, setelah acara lamaran hari-hari berikutnya aku yang memang jadi pengangguran karna sudah tidak sekolah lagi disibukkan dengan segala ***** bengek persiapan pernikahan.
" Nduk siap-siap dong, mbak sintia mamanya galen kan lagi otw ke sini dari hotel. Jadi nanti langsung berangkat cari bahan seragam buat keluarga. " titah kanjeng ibu
" Iya bu, ini mau mandi kok. "
Sesaat kemudian aku, ibu dan mamanya mas galen sudah ada dimobil untuk berburu bahan seragam keluarga dari kedua belah pihak, oh iya ternyata mas galen mempunyai adik perempuan yang udah kelas 2 SMA satu tingkat di bawahku,tapi kali ini dia ngga ikut karna harus sekolah di jakarta sana. Jadi yang sibuk mengurusi persiapan ya hanya mamanya galen saja.
“ Naya. “ panggil tante sintia
“ iya tante. “
“ Duh jangan tante dong sayang… mulai sekarang biasakan panggil mama ya, oh iya untuk kebaya buat akad sama gaun resepsi nanti pesan di butik teman mama aja ya, butiknya di Jakarta bisalah dia nyiapin dalam waktu kurang dari sebulan. “ jelas tante sintia
“ Oh oke tan.. eh ma maksudnya hehe. “
Setelah berhasil menemukan kain untuk seragam keluarga kami lanjut mencari keperluan lainnya.
***
20.00 WIB
“ Hahhhhh.. capek juga yaa, padahal udah pergi dari pagi sampe malem tapi masih aja ada yang kurang. Besok mesti pergi lagi dong ya. “ keluhku sambil menguap, setelah seharian pergi ke sana kemari akhirnya ketemu Kasur juga.
Baru saja mata ini akan terpejam, suara getaran ponsel memaksaku membuka mata lagi karena ada telepon masuk, dan yang menelepon ternyata adalah mas galen
Ada apa ya?
“ Halo assalamualaikum mas. “ sapaku begitu mengangkat telepon sambil menahan kantuk.
Hubunganku dan mas galen tidaklah sama seperti hubungan orang lain, pertama karna kami tidak saling kenal kedua kami hanya tidak sengaja terlibat perjodohan yang dilakukan para orang tua, jadi sedari awal kami bertemu kemaren saat acara lamaran tidak banyak yang kami bicarakan, mas galen juga tipe pendiam sepertinya.
Kalau aku sih hanya belum dekat aja jadi masih canggung sama mas galen. Dan mendapati mas galen menelponku duluan ini seperti sebuah keajaiban.
“ Emm… kamu lagi ngapain nay? “
“ Mas galen telpon Cuma mau nanya aku lagi ngapain aja? Serius? “ tentu aku kesal, padahal aku tinggal otw ke alam mimpi malah di ganggu telpon masuk yang Cuma nanyain lagi ngapain? Arrrgghhhh kok kesel ya!
“ e..eh maaf nay, kan untuk salam pembuka aja. “ jawab mas galen
“ Hemm, jadi ada apa mas telpon? Aku baru pulang tau, capek bangettt…. “ tanpa sadar aku jadi mengeluh ke mas galen karna kesadaranku yang hampir hilang
“ Ya udah kamu istirahat aja, besok ku hubungi lagi. “
Setelah mas galen mengucap salam yang ku jawab dengan bisikan di tambah umpatan karna dia telah menggangguku, aku langsung meluncur ke alam mimpi, tanpa tau sebenarnya mas galen belum menutup telponnya. Otomatis dia bisa mendengar umpatanku walaupun ku ucapkan dengan bisikan. Esok saat mas galen membahasnya aku merasa malu sekali, rasanya ingin menghilang saja.
***
Pernikahan yang akan segera berlangsung ini adalah hasil dari perjodohan antara orang tuaku dan orang tua mas galen, aku yang baru 18 tahun dan memang berencana akan kuliah meminta seluruh keluarga untuk merahasiakan pernikahan ini.
Awalnya semua orang menolak, tidak ada yang salah dengan mahasiswa yang statusnya menikah tapi aku berusaha memberikan alasan kenapa aku ingin pernikahan ini dirahasiakan.
Apalagi setelah tau mas galen ternyata juga menjadi salah satu dosen di kampusku, bahkan di jurusan yang aku ambil! Aku tentu tidak ingin dikucilkan karna menjadi istri dosen sendiri. Akhirnya keluarga menyetujui termasuk mas galen dengan syarat hanya dua tahun saja, setelah dua tahun semua akan berjalan seperti semestinya tanpa ditutup-tutupi.
Pernikahan akan di langsungkan di dua tempat, akad akan dilaksanakan sehari setelah pengumuman kelulusanku, dan resepsi akan dilakukan di Jakarta.
Dua minggu sebelum hari H aku harus ke Jakarta untuk fitting gaun dan mempersiapkan resepsi di Jakarta, lumayan bisa main liat-liat kampusku nanti.
Aku hanya datang sendiri karna ibu dan bapak masih harus mengurus persiapan di jogja, jadi aku disuruh menginap di rumah mama sintia dan tidur bersama adik mas galen, alina.
“ Naya sayang, besok kamu fitting gaun sama galen saja ya sekalian liat gedung dan lain-lainnya. Jadi kalo dari kalian ada yang kurang sreg bisa langsung diperbaiki. “ ucap mama sintia saat makan malam bersama, minus mas galen karna dia belum pulang dari kantor.
“ Oke ma, naya pengen liat-liat calon kampus naya boleh ngga ma? Sama Alina aja tapi, hehe…”
“ Boleh aja, kenapa ngga sama galen aja nay? “ Tanya beliau
“ Mas galen kan dosen di kampus itu ma, nanti ngga jadi rahasia lagi dong. “
“ Ohh iya ya, okedeh tapi dianter galen ya nay. “
“ Siap ma. “ jawabku dengan memberi hormat.
Semua orang yang ada di meja makan tersenyum melihat tingkahku.
Sekitar pukul Sembilan malam semua orang sudah masuk kamar masing-masing untuk beristirahat, begitupun aku dan alina
Kami sempat ngobrol hingga jam sepuluh alina sudah tidak bisa menahan kantuknya, aku pun ikut beranjak menuju alam mimpi. Tapi tepat jam 12 malam aku terbangun lagi, huft menyebalkan memang.
Percaya atau tidak aku selalu kelaparan di tengah malam setelah melakukan perjalanan jauh, walaupun sebelum tidur pun aku sudah makan
Ini karna saat perjalanan napsu makanku akan hilang jadi aku mudah kelaparan saat tengah malam setelah perjalanan, sebelumnya mama sintia telah berkata untuk menganggap rumah ini rumah sendiri.
Jadi kuputuskan untuk ke dapur mencari makanan hehe, udah kaya maling aja aku tengah malem nggeledah dapur orang.
“ Astaghfirullah! “ kaget aku ketika sampe dapur ada sosok tinggi hitam!
Huftttt…. Ternyata itu mas galen!, karna baru bangun tidur jadi mataku belum sepenuhnya melek makanya yang kulihat hanya sosok tinggi dan hitam karna perawakan mas galen memang tinggi dan saat itu tengah mengenakan kaos hitam.
Ngapain pula mas galen tengah malem di dapur.
Mendengar seruanku tadi mas galen langsung berbalik kaget juga.
“ Kamu ngapain nay tengah malem ke dapur? “ Tanya mas galen dengan alis berkerut bingung
“ Laper mas, hehe. Tadi udah makan sih tapi kalo abis perjalanan pasti tengah malem laper lagi sebel deh padahal pengin banget tidur huh! “ ujarku sambal berjalan mendekat ke arah mas galen
“ Mas juga laper? Bikin apaan tuh kok item. “ tanyaku sambal menahan tawa, kayaknya mas galen lagi coba bikin telor ceplok tapi gosong haha.
“ O..ohh i…ini anuu, mas coba bikin telor ceplok tapi ngga bisa balik nya jadi gosong deh bawahnya hehe. “ jelas mas galen sambal meringis malu
“ Hemm, itu buang aja mas dimakan juga pasti rasanya cuman pahit gosong gitu. “ ujarku sambal membuang telor ceplok gosong karya mas galen
Setelahnya aku mencoba melongok isi kulkas, bikin bakmi aja kali ya karna nasi juga sudah habis
“ Mas nay bikinin bakmi mau? Nasi udah abis soalnya. “ tanyaku
“ Boleh deh kalo ngga ngerepotin. “ jawab mas galen dengan cengiran
“ Hemm latian ya mas, masakin suami. “ ucapku yang ternyata membuat mas galen merona haha imut banget mukanya.
Emang dasarnya mulutku itu suka bar-bar asal ceplas ceplos gitu haha.
Selama aku memasak ternyata mas galen inisiatif membuat teh hangat, hemm pas banget dingin-dingin makan bakmi kuah plus teh hangat.
“ Gimana mas? Cocok ngga sama lidah mas rasanya? “ tanyaku ketika mas galen mulai mencicipi bakmi buatanku.
“ Ehm… haaahh lumayan pedes nay, tapi overall enak kok. “ jawab mas galen sambil menyeka keringat yang muncul karna kepedesan tapi tetep dilanjut makannya.
“ Mas galen ngga seneng pedes ya? Oke noted. Selanjutnya kalo masak ngga aku pedesin, padahal makan kalo ngga pedes itu hambar tau hahaha….”
Mas galen hanya mengangguk-ngangguk saja mendengar celotehanku sambal terus memakan bakminya.
Selesai makan dan membereskan kekacauan yang aku buat saat memasak aku dan mas galen ngga langsung naik ke kamar masing-masing, kami masih duduk di dapur ditemani teh hangat dan buah yang ku temukan di kulkas.
“ Ehm.. nay? “
“ Ya mas? “ jawabku
“ Mas boleh Tanya sesuatu ke kamu? “ tanyanya
“ Boleh mas. “ sahutku sambal meletakkan cangkir teh yang habis ku minum
“ Kenapa kamu menerima perjodohan ini? “
“ Nay punya impian mas, pengin banget bisa kuliah di Jakarta. Kebetulan kemaren udah lolos tes masuknya, tapi bapak malah kasih syarat buat dijodohin kalo mau kuliah di jakarta ya udah nay terima aja. “ jawabku sambal memainkan cangkir teh ku.
“ Kalau mas galen sendiri? “ tanyaku balik
“ Sebenernya mas punya pacar nay, beberapa bulan yang lalu pacar mas meminta untuk berpisah karna dia ingin mengejar karirnya. Trus mama selalu mojokin mas buat menikah, cariin mama mantu dan akhirnya menawarkan perjodohan ini. Dari pada mas pusing harus ngurusin kemauan mama ya sudah mas terima saja. “ kulihat mas galen menghela nafas panjang setelah menyelesaikan ucapannya.
“ Akan seperti apa pernikahan ini ya mas? “ tanyaku
“ Entahlah, mas hanya ingin menikah sekali saja seumur hidup. Jadi kita coba pelan-pelan ya nay. “ ujarnya memandangku dengan senyum tulus
“ Pelan-pelan ya mas. “ balasku tersenyum
Kami masih melanjutkan obrolan kami untuk saling mengenal atau bertukar opini, hingga tak terasa dua jam sudah berlalu. Kurang lebih jam dua dini hari kami memutuskan menyudahi obrolan kami walaupun sebenarnya masih seru, kemudian kami naik menuju kamar masing-masing.
Setelah obrolan tadi, aku berharap semuanya akan baik-baik saja untuk ke depannya.
***
Pukul sepuluh pagi aku, mas galen, dan alina pergi untuk fitting gaun pengantin dan melihat gedung. Untung ini hari minggu jadi alina bisa ikut jadi nanti sekalian aku bisa mengajak alina untuk melihat-lihat calon kampusku.
“ Mas, nanti temen-temen dosennya mas pada diundang juga? “ tanyaku saat kami sedang melihat gedung dan membicarakan tentang dekor dan lain-lain
“ iya nay, kenapa? “
“ Emmm, nanti kalo nay mulai kuliah mereka jadi tau dong kalo naya istrinya mas galen. “ ujarku dengan bibir menegrucut ke depan
“ Iya iyaaa, nanti mas bilangin tenang aja nay ngga usah manyun gini. “ jawabnya dengan tangan yang mencubit bibir manyunku. Jadi malu aku ehe.
“ Kamu malu ya nay, masih 18 tahun tapi udah nikah? “ Tanya mas galen
“ Emm ngga juga sih mas, naya cuman ngga enak aja nanti sama temen-temen kuliah takutnya mereka jadi segan sama naya gitu hehe. Maaf yaa mas hehe. “ jawabku seraya meringis, merasa diri ini masih terlalu kekanakkan.
Mas galen mengusap kepalaku yang hari ini dibungkus jilbab warna hitam dengan tersenyum maklum
“ Ngga papa kok nay, tapi dua tahun aja ya. “
Aku hanya bisa mengangguk-angguk saja.
Setelah selesai fitting gaun dan mengecek hal lainnya, aku, mas galen dan alina langsung menuju calon kampusku.
Mungkin karna ini weekend dan sudah sore jadi kampus terlihat sepi, mas galen ku minta menunggu di mobil saja walaupun awalnya dia menolak. Aku dan alina mulai melihat-lihat isi kampus.
“ Wahhh bagus kak kampusnya, nanti alina juga mau kuliah di sini ahh. “ ujar alina
“ Iya lin bagus, aamiin lin brarti kamu harus rajin belajar mulai sekarang loh. “ sahutku.
Ternyata kampusnya luas, bersih dan hijau, maksudnya banyak pepohonan di sini.
***
Setelah puas melihat-lihat kamu pun pergi mencari makan di salah satu mall, karna besok sore aku sudah harus pulang ke jogja jadi alina ngotot mengajakku jalan-jalan keliling mall juga selesai kami makan, mas galen tidak protes dan hanya mengikuti kami di belakang.
Hahhh rasanya lelah sekali seharian pergi ke sana kemari, alina bahkan sudah tertidur di kursi belakang. Perjalanan pulang ini sunyi sekali karna alina yang biasa cerewet bercerita kepadaku tertidur tinggallah aku dan mas galen yang hanya diam focus menyetir tanpa niat mengajakku mengobrol.
Seperti yang sudah ku katakan mas galen tipe pendiam, seharian ini dia hanya berbicara sedikit saja.
Esoknya mama sintia sebenarnya menyuruh mas galen untuk mengantarku pulang ke jogja, tapi ku tolak karna merasa merepotkan dan bukankah mas galen juga tidak bisa meninggalkan pekerjaannya sembarangan kan?
Jadilah sekitar pukul tiga sore mama sintia mengantarku ke bandara dengan supirnya, padahal saat berangkat aku menggunakan kereta tapi saat pulang aku dipaksa menggunakan pesawat, ya sudahlah toh aku tidak keluar uang ini haha.
Oke good bye Jakarta, sampai jumpa dua minggu lagi atau tiga minggu lagi mungkin.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!