NovelToon NovelToon

DENDAM

Chapter 1

"Good morning Mr. Smith, i'm really sorry because i'm going late."

Smith adalah seorang pria paruh baya yang tidak menikah dan memiliki usaha toko retail dimana Celina Morales bekerja paruh waktu.

Tadi pagi dia bangun terlambat karena semalam Celina pulang sedikit larut dari restoran, tempat dia bekerja.

Celina memang memiliki dua pekerjaan sekaligus selain menjadi kasir di toko retail milik tuan Smith, dia juga bekerja sebagai pelayan restoran di salah satu restoran terkenal di Kota San Diego California, Amerika Serikat.

"It's Okay Celina. Cepat masuk dan segera buka tokonya. Aku akan pergi sebentar untuk bertemu dengan teman ku, kami akan membicarakan pembukaan toko selanjutnya."

"Terima kasih tuan Smith, semoga pembicaraan nya lancar tuan. Have a nice day Mr."

Celina membungkuk dan melambaikan tangan saat Smith naik ke mobil miliknya, sambil tersenyum ceria. Dia lalu segera masuk ke dalam dan bersiap-siap membuka toko retail tersebut.

Celina pindah dari negara asalnya Spanyol sejak kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil, 3 tahun lalu. Dia memutuskan untuk kuliah di University of California San Diego dengan mengikuti program beasiswa bagi siswa pintar namun kurang mampu.

Bermodal tabungan dan rumah kedua orang tuanya yang ia jual, Celina pun berangkat ke San Diego dan menyewa sebuah apartemen murah disana. Kini Celina bekerja sambil kuliah untuk menyelesaikan Strata satu nya.

Setiap pagi Celina bekerja di toko retail tuan Smith sebagai kasir semenjak pindah ke San Diego.

Tuan Smith juga sudah menganggap Celina seperti anaknya sendiri hingga terkadang lelaki paruh baya itu memberikan libur pada Celina karena tahu wanita cantik keturunan Spanyol itu sangat lelah, karena harus bekerja dua pekerjaan sekaligus kuliah. Dan untuk pekerjaan nya di restoran, Celina baru bekerja disana selama satu tahun.

Celina memutuskan untuk mengambil 2 pekerjaan, karena sebentar lagi dia akan maju sidang akhir dan membutuhkan cukup banyak biaya nantinya.

Gaji di restoran terkenal itu juga lebih banyak dari gajinya sebagai kasir di toko retail milik tuan Smith, sehingga Celina bisa sekalian menabung untuk rencana nya membuka usaha butik begitu dia lulus kuliah.

Celina akan bekerja pada pagi hari dan sore hari setelah dia pulang dari kampus.

"Excusme young lady, i wanna buy a c*ondom. Where is that?."

Seorang pria berperawakan tinggi dan memakai kaca mata hitam sedang berdiri di depan Celina yang tengah sibuk mengatur uang modal di dalam laci kasir.

"Ada di sebelah kanan Mr."

Celina menjawab tanpa melihat wajah pria tersebut yang sedang tersenyum tipis memperhatikan Celina. Dia lalu mengambil apa yang dicari olehnya tadi, dan meletakkan uang di meja kasir. Tanpa menunggu kembalian uang tersebut, pria itu berlalu dan meninggalkan toko retail.

"Wait a minute Mr. Ini uang kembalian anda."

"Tidak perlu nona, kau simpan saja untuk mu."

Celina terbelalak melihat uang kembalian yang cukup banyak, wah.. baik sekali tuan itu. Celina tersenyum senang mendapatkan uang tip dari pria bertubuh kekar itu.

Setelah menyimpan uang kembalian di saku bajunya, Celina buru-buru menyetok barang-barang di dalam toko. Dia mengatur setiap etalase bahan makanan dan minuman juga beberapa buah-buahan segar di samping meja kasirnya.

Celina begitu cekatan dalam setiap pekerjaan yang digelutinya, dia sangat perfeksionis ingin semua nya berjalan dengan baik dan lancar.

Tepat pukul satu siang, Celina bertukar shift dengan Liona teman satu tempatnya bekerja di toko retail. Dia harus segera ke kampus karena ada mata kuliah siang ini.

"Hello Celina, how are you today?."

Liona tersenyum menyapa teman sekerjanya, mereka cukup dekat karena sudah hampir dua tahun bekerja sama-sama di toko retail milik tuan Smith itu.

"Sangat baik Liona. Hari ini toko agak ramai jadi aku belum bisa mengecek barang-barang yang habis di etalase. Tolong nanti kau cek ya Liona."

"Jangan khawatir, aku akan mengecek nya nanti. Kau akan ke kampus hari ini Celina?."

"Iya Li, ada mata kuliah sejam lagi. Aku kebelakang ya mau siap-siap dulu."

Celina pun pergi mengganti baju dan mengatur buku-buku milik nya kedalam tas sebelum berangkat ke kampus.

"Liona, aku pergi dulu ya. Tolong sampaikan pada tuan Smith, aku sudah ke kampus."

"Ok. Be careful Celina, bye."

Celina keluar dan berjalan ke halte dekat sana untuk menunggu bus. Dia lalu menaiki bus selama kurang lebih 15 menit dan sampai di kampus.

Selama menimba ilmu di University of California San Diego, Celina tidak memiliki teman. Mereka seakan menjauhi dirinya karena dia hanyalah anak yatim piatu dan miskin. Meski Celina termasuk mahasiswa berprestasi di kampus, namun tidak membuat Celina bisa mendapatkan seorang teman.

Tapi Celina tidak peduli, perempuan berbibir seksi itu hanya fokus untuk menyelesaikan kuliahnya saja tanpa mau mempedulikan lingkungan sekitar yang tidak menerima dirinya.

Mata kuliah hari ini hanya berlangsung selama dua jam saja, Celina pun memutuskan untuk menemui dosen pembimbing untuk merevisi skripsi miliknya yang tinggal sedikit lagi. Dia berencana akan maju sidang akhir pada awal bulan depan, yang tinggal seminggu lagi.

"Good afternoon Sir Bryan."

"Good afternoon Celina. Please sitdown."

Celina masuk ke ruangan dosen pembimbing nya dan duduk disana.

"Bagaimana, apa kau sudah membuat revisi yang saya minta?."

"Sudah Sir, ini dia."

Celina menyodorkan skripsi miliknya yang ketebalan nya hampir mencapai 300 lebih halaman. Sir Bryan memeriksa dengan teliti skripsi Celina dan tersenyum puas.

Dia senang karena anak bimbingan nya sangat pintar dan cepat memahami akan revisi yang dia minta untuk diubah beberapa hari lalu.

"Skripsi mu sudah sangat baik Celina, kau bisa maju sidang akhir Minggu depan. Nanti saya akan menghubungi pihak akademik untuk memasukan namamu mengikuti sidang akhir."

Celina tersenyum bahagia, dia tidak menyangka kalau akhirnya dia bisa juga mengikuti sidang akhir setelah 3 kali revisi bersama dosen pembimbing.

"Thank you so much Sir."

Sir Bryan mengangguk bangga pada anak bimbingnya yang selama ini selalu tidak pernah mengecewakan dirinya sebagai dosen pembimbing. Dia yakin kalau Celina pasti bisa mengikuti sidang akhir nanti dengan baik, dan tidak akan mempermalukan dirinya sebagai dosen pembimbing Celina selama ini.

Celina keluar dari ruangan dosen pembimbing dengan bahagia, akhirnya tidak lama lagi aku akan segera menyelesaikan kuliah ku. Momy, Dady doakan Celina agar Celina bisa secepatnya selesai kuliah dan bisa membuka usaha sendiri nanti.

Celina bergumam dalam hati dan pergi menuju restoran tempat keduanya bekerja menyambung hidup, dengan kembali menaiki bus.

...**∆∆∆∆∆∆∆∆∆...

Daily updated

Like and Vote 🌹**

Chapter 2

Seminggu kemudian

Hari ini Celina sudah mengikuti sidang akhir nya dengan sangat baik. Predikat Cumlaude di dapati Celina dengan penuh perjuangan.

Air mata kebahagiaan membanjiri pelupuk mata indahnya, dia bersyukur karena akhirnya perjuangan nya selama ini tidak lah sia-sia. Celina tinggal menunggu wisuda dan dia akan resmi menyandang status sebagai sarjana muda jurusan Bisnis Manajemen.

Tidak ada perayaan apa-apa baginya, setelah mengikuti sidang akhir Celina segera berangkat ke restoran tempat nya bekerja mengais rezeki.

"Uh... Capek sekali."

Celina berjalan dengan langkah gontai keluar dari restoran. Hari ini restoran tempat nya bekerja sangat ramai, mungkin karena ini adalah hari Sabtu jadi semua orang ingin menghabiskan waktu bersama orang terkasihnya.

Celina pun terpaksa harus lembur sampai tengah malam. Dia pulang berjalan kaki untuk pulang ke apartemen murah yang di sewanya, yang berjarak beberapa blok dari restoran.

Entah kenapa malam ini perasaan wanita itu tidak enak, dia merasa tengah di ikuti oleh seseorang.

Celina segera mempercepat langkah kakinya dan sedikit berlari saat dia melihat sebuah mobil hitam mewah tengah membuntuti dirinya dari belakang. Karena panik, Celina berlari dan tidak sengaja masuk ke sebuah gang buntu.

Celina ketakutan karena tidak bisa melarikan diri dari sana, sedangkan mobil itu berhenti tepat di depan gang tersebut.

3 orang pria turun dari dalam mobil dan berjalan mendekati Celina yang tersudut di dinding.

"Who are you? What do you want to me?."

Celina berujar dengan takut, dia buru-buru mengambil semprotan lada yang selalu dia bawa di tasnya.

Karena terburu-buru, semprotan itu jatuh ke tanah dan menggelinding ke kaki salah satu pria, yang kini sudah berdiri beberapa meter tidak jauh dari Celina.

Pria tersebut tersenyum smirk dan melempar jauh semprotan milik Celina.

"Good night young lady, kau tidak perlu takut pada kami. Kami hanya ingin mengajak dirimu bermain-main saja bersama kami malam ini."

Pria berbaju merah yang membuang semprotan lada tadi maju dan mendekati Celina yang terduduk di tanah karena ketakutan.

"Tolong menjauh lah dariku. Siapa kalian sebenarnya? Apa mau kalian terhadap ku?."

Celina menangis bergetar takut menatap satu per satu wajah ketiga pria tersebut. Pria berbaju merah itu bisa dia kenali, karena dia adalah anak seorang pejabat bernama John Paul di Kota San Diego California.

Mereka tersenyum jahat dan John menarik paksa tangan Celina yang ketakutan terduduk di tanah.

"Tenanglah nona, kami hanya ingin mengajak mu bermain. Ayo ikut dengan kami!."

John menarik dan membawa paksa Celina masuk ke dalam mobil mereka.

"Let me go! Help... Somebody please help me!."

Celina berteriak meminta tolong dan berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan kekar John. Namun usaha nya sia-sia karena tidak ada siapapun disana, karena memang kawasan itu jarang di lewati orang.

Apalagi sekarang waktu sudah menunjukkan tengah malam, membuat ketiga leluasa untuk membawa Celina pergi dari sana.

Pria berbaju hitam langsung tancap gas begitu mereka berhasil membawa masuk Celina ke dalam mobil.

Kini di dalam mobil Celina tengah di bekap agar wanita itu tidak akan bisa berteriak dan menarik perhatian pengemudi lain.

Bau alkohol sangat terasa di indera penciuman Celina begitu dia dipaksa masuk ke dalam.

Celina memberontak berusaha melepaskan diri saat John mencoba merobek paksa baju yang dikenakan nya.

"Mmm..."

Celina mencoba menendang badan kekar John yang berhasil melucuti baju yang menutupi tubuhnya.

Kedua pria yang berada di kursi depan tersenyum puas melihat tubuh seksi Celina yang tinggal memakai pakaian dalam untuk menutupi area pribadi wanita itu.

"Wah... you really seksi b*itch!."

John menatap penuh nafsu tubuh Celina, dia dengan cepat segera melucuti pakaian dalam wanita itu dan membenamkan wajah nya menikmati setiap lekuk tubuh polos Celina.

Airmata Celina terus membanjiri kedua matanya, dia bergetar menahan rasa jijik dan juga rasa geli yang pertama kali dia rasakan dalam hidupnya.

"Hei John, sisakan juga untuk kami berdua!."

Pria berbaju biru yang duduk di samping kursi kemudi menatap tubuh putih mulus Celina dengan tatapan menggoda, dia sudah tidak sabar untuk merasakan kelembutan tubuh wanita yang mereka culik itu.

"Hahaha..."

Suara tawa jahat pria yang tengah mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi, menambah suasana panas dan mencekam di dalam mobil.

Tak ingin berlama-lama John langsung mengeluarkan tongkat miliknya yang sedari tadi sudah menegang di balik dalaman nya.

Celina terus memberontak namun kekuatan nya tidaklah sebanding dengan kekuatan pria yang tengah diliputi nafsu itu.

Dengan kasar John memasukan miliknya ke dalam kelembutan Celina yang membuat wanita itu berteriak menahan rasa sakit dan perih di bawah sana.

"Shit! She's still virgin guys!."

Kedua temannya yang berada di depan berjengkit mendengar ucapan John, pria berbaju merah itu melihat bercak darah di tongkat miliknya yang masih menegang hebat.

Ada kepuasan tersendiri saat dia bisa membobol keperaw*anan seorang wanita. Selama ini dia belum pernah menyetubuhi seorang wanita yang masih pe*rawan

"Damn! you're so lucky John!."

Kedua teman nya yang bernama Mark dan Darci tertawa mengejek, mereka merasa beruntung karena malam ini mereka bisa mendapatkan mangsa seorang yang masih polos dan belum terjamah sama sekali.

Ketiga pria yang tengah diliputi nafsu birahi tersenyum puas tidak sabaran ingin merasakan kelembutan seorang wanita per*wan.

"Mmm...."

Celina terus meronta menahan rasa sakit di bawah sana karena digiliri ketiga pria bertubuh kekar itu. Mereka memberhentikan mobil nya di pinggir hutan yang jauh dari kota.

Celina tidak mampu lagi memberontak karena tubuhnya sudah lemas sejak tadi terus berusaha melepaskan diri dari kungkungan ketiga pria yang dengan kejinya memperk*sa tubuh polosnya.

Mereka seakan lupa diri karena untuk pertama kalinya mereka bisa merasakan kelembutan seorang wanita p*rawan.

"Shit! Dia sungguh nikmat!."

Mark mengakhiri pelepasan nya dan memancarkan benih-benih miliknya ke wajah Celina yang masih di bekap menggunakan kain.

"Hahaha... Wajah mu sungguh lucu Mark. Aku belum pernah melihat mu menikmati seperti ini bro."

Darci tertawa mengejek sambil menunjuk-nunjuk wajah Mark di sampingnya.

"I don't care!."

"Minggir, sekarang giliran ku!."

Darci mendorong kuat tubuh Mark yang masih mengancingkan celana yang di pakainya.

Tak ingin menunggu lama Darci langsung menggerayangi tubuh seksi Celina yang bergetar menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, terlebih area v*tal miliknya terasa bengkak dan perih. Darah segar terlihat mengucur dari area pribadi itu, karena ulah ketiga pria itu yang terus-terusan menyetubuhi dirinya tanpa ampun.

Darci terus mendorong tubuh bagian bawahnya untuk mencari pelepasan yang terasa bergairah ingin segera keluar dari sana.

"Ahhh..."

Darci melepaskan diri dari kelembutan Celina yang sudah pingsan sejak tadi. Dia membuang benih miliknya di balik k*ondom yang dia pakai, dan melemparkan pengaman tersebut ke tempat sampah.

Mereka tidak ingin meninggalkan bukti apapun disana setelah mereka selesai melakukan aksi bejat nya.

"Hurry up guys, sebentar lagi fajar."

John berteriak dari dalam mobil.

Mereka meninggalkan Celina yang tengah pingsan dengan keadaan yang menyedihkan di pinggir hutan.

Hutan itu dikenal angker, hingga tidak ada yang berani kesana. Mereka yakin kalau sebentar lagi wanita yang sudah mereka perkosa itu, akan segera mati.

John, Mark, dan Darci pulang kembali ke rumah mewah mereka masing-masing setelah aksi bejat yang telah mereka lakukan semalam, seakan tidak ada apa-apa.

...∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆**∆**...

**Daily updated

Like and Vote please 🌹**

Chapter 3

4 tahun kemudian

Drt.. drt.. drt...

Bunyi getaran ponsel di meja nakas membangunkan Mark yang kala itu sedang tertidur pulas, tanpa menggunakan sehelai benang pun.

"Halo."

Suara serak khas bangun tidur terdengar di telinga seorang wanita di seberang sana.

"Mark sayang, kau ada dimana? Kau masih tidur?."

Suara wanita yang sangat ia kenali itu langsung menyadarkan rasa kantuk Mark.

"I'm sorry babe, semalam aku lembur di kantor jadi aku capek sekali dan baru bangun jam segini. Ada apa babe?."

Wanita bernama Mauren adalah tunangan Mark, mereka akan menikah bulan depan.

Mauren wanita konglomerat berasal dari keluarga terpandang di negara kincir angin Belanda. Mereka sudah menjalin hubungan selama hampir 2 tahun dan memutuskan untuk menikah setelah wanita itu yakin dengan hubungan dirinya bersama Mark.

Mark memang terkenal sebagai seorang pria Cassanova yang suka berganti-ganti wanita, bahkan setiap malam selalu saja ada wanita yang menjadi penghangat ranjang pria bertubuh kekar itu.

Meski begitu Mauren belum sama sekali bisa dia sentuh, walau hanya sebatas ciuman biasa.

Mauren benar-benar menjaga betul citra dirinya sebagai wanita terpandang dan punya harga diri yang tinggi.

Berhubungan jarak jauh justru memudahkan Mark seorang pria yang tidak bisa kehilangan belaian wanita, untuk berselingkuh di belakang Mauren tunangan nya.

"Besok aku akan ke San Diego untuk bertemu dengan rekan Bisnisku. Jangan lupa untuk menjemput aku di Bandara Mark."

"Ok babe, aku pasti akan menjemput mu. I love you babe."

Mark menutup panggilan telepon mereka dan berdiri dari tempat duduk menuju kamar mandi dengan tubuh polos. Dia tersenyum nakal saat melihat seorang wanita yang tengah mandi di bawah shower.

Ternyata wanita itu belum pulang, Mark bergumam dalam hati dan ikut masuk ke dalam shower.

"Mark."

"Ssttt... diamlah. Kau harus melayani ku pagi ini, siapa suruh kau belum pulang saat aku bangun."

Wanita itu berdecak malas, padahal semalam mereka baru saja menghabiskan waktu bersama sampai pagi.

"Kau harus membayar double untuk ku Mark!."

"Tenang saja, aku akan membayar mu dengan banyak."

Mark mulai menggerayangi tubuh wanita berbadan seksi dengan dua gunung kembar yang besar bak buah kepala. Tangan kekarnya sudah merayap kemana-mana membuat wanita itu berdesah nikmat.

Guyuran air dari shower menambah suasana panas kedua manusia yang sedang diburu nafsu.

Mark meninggalkan banyak jejak di tubuh wanita itu, dia memilin dan mel*mat puncak gunung dengan tangan yang meremas kuat bokong besar dan padatnya.

Mark sangat pintar dalam memuaskan hasrat seorang wanita. Puas menjelajahi tubuh wanitanya, dia menyodorkan sang adik kecil yang sedari tadi sudah ON Top.

Wanita itu benar-benar melayani Mark dengan baik, dia memanjakan sang adik kecil lelaki itu dengan kelembutan mulut dan lidah nakalnya.

"Ahh..."

Mark mendesah nikmat saat lidah wanitanya bermain di kepala adik kecil. Dia bahkan menahan tengkuk wanita itu untuk semakin memperdalam permainan mulut nya, saat sang adik kecil sudah masuk di dalam sana.

Mereka menghabiskan waktu selama dua jam, dimana Mark menyemprotkan benih miliknya ke dalam mulut sang wanita.

"Ambil ini."

Mark melemparkan sebuah cek keatas ranjang begitu mereka selesai melakukan pergulatan di dalam kamar mandi. Wanita itu tersenyum bahagia saat melihat isi dalam cek yang bertuliskan $10.000

"Thank you so much Mark. Panggil aku jika kau membutuhkan pelayanan ku lagi."

Dia mendekat dan mencium mesra pipi Mark lalu keluar dari dalam kamar apartemen lelaki itu.

"Damn! Wanita itu sangat pintar mengimbangi permainan ku tadi."

Mark tersenyum tipis melihat wanita selingkuhan nya sampai dia keluar dari sana. Dia lalu bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.

Sudah hampir setahun Mark menjadi CEO di perusahaan Mizert,Corp menggantikan sang ayah. Kharisma nya sebagai seorang pemimpin menurun dari ayah Mark, dia berhasil membawa perusahaan milik keluarga mereka semakin maju dan sukses hingga ke mancanegara.

Tidak ada yang menyangka kalau dibalik kesuksesan nya sebagai pengusaha muda dan tampan, Mark adalah seorang maniak ****. Bersama kedua sahabatnya yang sama-sama memiliki jiwa seorang psikopat ****, mereka terkadang melakukan pesta **** dengan mencari seorang wanita yang masih p*rawan.

Kejadian 4 tahun silam membuat ketiga pria itu ketagihan merasakan darah seorang p*rawan. Mereka bahkan tidak segan membayar mahal untuk sekedar mencari perempuan yang masih p*rawan, untuk memuaskan hasrat maniak mereka.

"Good morning Mr. Mark."

Libra sekretaris pribadi Mark menyapa CEO tampan nya dengan tersenyum manis, menampilkan deretan gigi putih miliknya.

Bentuk tubuh yang proporsional dengan kemeja ketat dan rok di atas lutut, membuat penampilan sang sekretaris pribadi Mark terasa memanjakan mata biru nya.

"Good morning Libra."

Mark masuk ke dalam ruangan nya di ikuti Libra dari belakang. Dia membuka jas dan meletakkan nya kesandaran kursi. Libra lalu membacakan jadwal kegiatan Mark selama satu hari ini.

"Perusahaan pengembang Domin,Corp sejak kemarin meminta ingin bertemu dengan tuan Mark. Mereka ingin melakukan kerja sama untuk pembangunan Mall kita tuan Mark."

Mark memijit pelipisnya, perusahaan pengembang itu memang sudah lama ingin bekerja sama dengan nya, namun Mark masih belum yakin apa perusahaan itu bisa di percaya atau tidak. Namun menurut semua perusahaan yang pernah bekerja sama dengan mereka, Perusahaan Domin, Corp sangat bisa diandalkan dan menguntungkan kedua belah pihak.

"Aku belum tertarik untuk bekerja sama dengan mereka Libra. Tidak usah perdulikan perusahaan itu!."

"Baik tuan."

Libra menyerahkan beberapa dokumen yang dibawa nya keatas meja sang CEO Mizert, Corp. Ada beberapa berkas yang harus Mark periksa dan membutuhkan tanda tangan nya.

Mark menarik nafas panjang melihat tumpukan dokumen yang sudah menantinya pagi ini. Rasanya dia butuh penyegaran untuk menghilangkan rasa suntuk nya, melihat dokumen-dokumen itu.

"Tolong kosongkan jadwal besok siang Libra, aku akan menjemput tunangan ku di bandara nanti."

"Baik tuan. Apa ada lagi tuan?."

Mark tersenyum smirk mendengar ucapan sekretaris pribadinya itu. Dia lalu berdiri dan mengunci pintu ruangan CEO dari dalam, dan menatap penuh nafsu wanita berpakaian seksi di depan nya.

"Masih ada sejam lagi sebelum rapat dimulai. Lakukan tugas mu dengan baik Libra."

Mark membelai lembut rambut Libra yang tergerai dan menarik nya ke dekat meja kantor. Dia lalu duduk di kursi kebesaran miliknya.

Libra tersenyum malu-malu dan menjatuhkan dirinya berlutut di bawah kaki Mark. Dia membelai lembut sesuatu di balik celana hitam panjang yang dipakai sang CEO.

Libra mulai membuka resleting celana Mark dan mulai memainkan adik kecil lelaki penuh nafsu itu.

...∆∆∆∆∆∆∆∆∆...

**Daily updated

Like and Vote 🌹**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!