Hello everyone...
Welcome to my new story ♡
Semoga kalian suka sama cerita ini
Sebelumnya author minta maaf kalau nanti ada kesalahan atau sesuatu hal yang membuat reader kurang nyaman. Author buat cerita ini just for fun jadi jangan dianggap nyata ini cuma haluan author aja, ambil sisi baiknya aja yang buruk tinggalin
Kasih dukungan juga ya, karena tanpa kalian cerita ini bukan apa-apa :))
Ah terlalu panjang langsung saja kita ke ceritanya, happy reading all ♡ ʕ´•ᴥ•`ʔ ♡
^^^Author : Kim Eva ♡^^^
...🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿...
Seorang gadis cantik berambut hitam sebahu, kulit putih, bibir tipis berwarna merah seperti buah cherry, hidung mancung, mata sipit, bulu mata tebal nan lentik, dan pipi chubby nya membuat gadis tersebut terlihat sangat cantik dan imut. Ia masih berumur kira-kira 10 tahun
Namanya adalah Eva Aurora, ia terlahir di keluarga yang bisa dibilang pas-pasan. Tapi walaupun hidupnya pas-pasan dan sederhana ia selalu bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan padanya, ia sama sekali tak pernah mengeluh tentang itu. Eva memiliki seorang adik bernama Aldiandra Putra, umur mereka berbeda 5 tahun
Kedua orang tua mereka sangat menyayangi mereka begitupun sebaliknya. Hidup di keluarga yang sederhana dan pas-pasan tidak selalu berujung pada kesedihan saja, melainkan kebahagiaan pun bisa dicapai jika di dalam keluarga itu saling mempercayai, kompak, jujur, dan lain-lain
Buktinya selama ini mereka bisa menjalani hidup mereka dengan bahagia walaupun banyak kekurangan diantara mereka. Tetapi kebahagiaan tak lengkap rasanya jika tak ada kesedihan, keluarga mereka yang awalnya bahagia sekarang harus bersedih dikarenakan sang anak bungsu di keluarga itu ternyata mengidap penyakit gagal ginjal akut
Diusianya yang masih kecil ia sudah harus mengidap penyakit tersebut. Jika bisa memilih pastilah kedua orang tuanya akan memilih agar penyakit tersebut tak terjadi pada anak nya atau biarkan mereka saja yang mengalaminya jangan anak kecil yang tak berdosa itu. Tapi takdir sudah tak bisa diubah kembali, mereka harus menerima nya dengan lapang dada
Seorang lelaki kecil, tampan, dan imut sekarang harus terbaring lemah tak berdaya di atas brankar rumah sakit dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya. Senyuman di bibirnya yang biasa ia tunjukkan kini berubah menjadi bibir pucat
"Adek cepat sembuh ya, Kaka gak mau liat kamu kaya gini Hiks~" ucap Eva yang sedang duduk di sebelah Aldi sambil memegangi tangan mungil sang Adik
Ia mendengar percakapan kedua orang tuanya di luar, percakapan mereka berhasil membuat Eva penasaran. Jadi ia memutuskan untuk berdiri di balik pintu sambil mendengarkan apa yang kedua orang tuanya bicarakan
Author : "Eva sama Aldi manggil kedua orang tuanya dengan sebutan 'Papah' sama 'Mamah' ya
"Pah bagaimana ini Hiks~" tanya sang Mamah yang bernama Lusiana
"Papah akan usahain cari uang itu Mah dan Papah akan cari orang yang mau donorin ginjal nya buat Aldi" jawab sang Papah yang bernama Riko Saputra dengan yakin
"Tapi dari mana kita bisa mendapatkan uang sebanyak 150.000.000 (seratus lima puluh juta rupiah) Pah? dan untuk orang yang mau mendonorkan ginjal nya pasti dia akan meminta imbalannya. Hiks~ andai ginjal Mamah bisa buat ndonorin" ucap Lusi
"Iya Mah, andai ginjal Papah juga bisa, sudahlah kita berdoa saja yang terbaik buat Aldi dan semoga Papah bisa segera mendapatkan uang 150.000.000 itu" ucap Riko
"Ya Pah" jawab Lusi
Sendari tadi Eva mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya, ia terkejut saat mendengar berapa jumlah uang yang diperlukan untuk adiknya itu. Dengan memberanikan diri ia perlahan keluar dari tempat persembunyiannya
"Mah... Pah..." panggil Eva pelan
"Eh sayang, kamu ngapain disini?" tanya Lusi sambil menghapus sisa air matanya begitu pun Riko
"Ma... maaf tadi Eva udah nguping pembicaraan kalian. Jika boleh, pakai saja ginjal ku Mah Pah, Eva ga papa ko yang penting Adek bisa sembuh" ~Eva
"Tidak perlu sayang, kau tak perlu melakukan ini, Papah dan Mamah akan berusaha mencari donor ginjal buat adek kamu ko" ~Riko terharu begitupun Lusi
"Em... baiklah, kalau begitu Eva izin jalan-jalan boleh?" ~Eva
"Iya sayang boleh, tapi jangan jauh-jauh ya" ~Lusi
"Iya Mah" ~Eva
Riko dan Lusi hanya diam sambil melihat langkah kecil anak perempuan nya yang perlahan mulai menghilang. Mereka masih terpikir oleh ucapan anaknya itu, yang membuat mereka terharu dengan sikap anaknya yang sudah mulai dewasa diusianya yang masih 10 tahun
Langkah kaki kecilnya mengarahkan Eva menuju sebuah kolam ikan mas yang gemuk-gemuk. Dia duduk di pinggiran kolam sambil mencelupkan kakinya di kolam
Entah mengapa ikan-ikan di kolam tersebut mendekat ke kaki Eva tanpa rasa takut. Mereka seakan sedang menghibur gadis kecil tersebut
"Hahahaha..." matanya bertambah sipit, bibirnya tertarik menunjukan deretan gigi putihnya, sebuah suara tawa keluar dari bibir mungilnya
Cukup lama ia menghabiskan waktu di pinggiran kolam tersebut. Saat sedang berjalan menuju ruangan dimana adiknya dirawat, ia melihat ke arah taman rumah sakit dan terlihatlah seorang Kaka beradik yang sedang asik bermain bola bersama kedua orang tua mereka dengan tawa yang lepas dari mereka berempat
"Kelihatannya mereka sangat bahagia, huf~ aku harus bersabar aku yakin adikku pasti tak lama lagi akan sembuh dan kita bisa bermain lagi seperti dulu" ucap Eva
Karena saking seriusnya memperhatikan keluarga itu, ia sampai-sampai tak memperhatikan jalannya, dan berujung ada seorang anak laki-laki yang kira-kira berumur 12 tahun yang tak sengaja menabrak dirinya
"Mianhae, ah sorry" ucapnya
"Auuu... sakit" rintih Eva karena luka di lututnya
Lelaki itu bingung harus bagaimana, sendari tadi dari arah parkiran sang adik terus menerus memanggil nya, dan karena kecerobohan nya ia juga menabrak seseorang sampai terluka. Terlihat jelas jika lelaki itu bukan asli dari Indonesia, (negara yang sekarang Eva tempati)
"Hyung kajja!!!" teriak sang Adik
"Mianhae" ucapnya lagi lalu pergi meninggalkan Eva sendirian
"Hiks~ sakit... Hiks~ Hiks~" Eva pun menangis karena tak tahan dengan rasa sakit di lututnya
"Adek kenapa?" tanya seorang Dokter yang kebetulan lewat
"Sakit" ~Eva
"Oh lututnya terluka ya, yasudah jangan menangis ayo ikut Ka Dokter nanti Kaka obatin" ~Dokter
Eva pun hanya mengangguk saja dan mengikuti Dokter itu ke sebuah ruangan yang serba putih dan banyak terdapat alat-alat medis. Dengan telaten Dokter tersebut mengobati luka di lutut Eva
"Ko bisa seperti ini?" ~Dokter
"Tadi aku ga sengaja jatuh hehe..." ~Eva
"Oh lain kali hati-hati ya, nah dah selesai" ~Dokter
"Ma... makasih Ka Dokter" ~Eva, ya memang dokter yang membantu Eva masih terlihat sangat muda dan cantik
"Sama-sama sayang" ~Dokter dengan senyuman manisnya
"Suatu saat nanti Eva pengin menjadi dokter hebat kaya Kaka" ~Eva
"Wah benarkah? kalau begitu kau harus rajin belajar Oke. Nanti kalau kau sudah menjadi dokter beritahu Kaka ya, Kaka akan ucapin selamat padamu dan Kaka akan teraktir kamu makan gimana?" ~Dokter
"Oke" sambil menyatukan jari telunjuknya dan ibu jarinya menjadi satu ( 👌🏻 )
"Ngomong-ngomong apa alasan kamu ingin menjadi dokter?" ~Dokter
"Aku pengin menjadi dokter karena Aku kepengin merawat keluarga ku nanti saat mereka sakit, terutama adek ku hiks~ dan tentunya orang banyak yang membutuhkan pertolongan ku Hiks~ hiks~" ~Eva
"Loh ko nangis, jangan nangis dong nanti cantiknya luntur loh. Dan katanya mau jadi dokter yang hebat, jadi jangan menangis ya" ~Dokter
"Iya Kak, oh ya makasih ya udah mau ngobatin luka ku, maaf aku harus pergi sekarang takut nanti di cariin sama Mamah. Sekali lagi terimakasih ya kak Dokter" ~Eva
"Iya sayang, maaf ya Kaka ga bisa anterin kamu soalnya ada pasien yang harus Kaka obati" ~Dokter
"Iya ga papa ko, oh ya Kak dari tadi Eva pengin tau nama Kak Dokter siapa?" ~Eva
"Nama Kaka, Kak Cantika" ~Dokter Cantika
"Wah nama yang sangat bagus, namanya sangat pas dengan orangnya. Ya udah Kak Cantika, Eva pergi dulu ya, Babay sampai jumpa lagi" ~Eva
"Bay..." ~Cantika sambil membalas dadahan Eva
"Anak yang pintar, lucu pula, entah mengapa aku sangat yakin jika suatu saat nanti dia akan berhasil dan sukses menggapai cita-cita nya. Semoga saja tebakan ku benar, aamiin..." ~Gumam Cantika
...🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿...
Love ♡
Thank you 🤗
^^^~Beach Breeze~^^^
... SEE YOU IN THE NEXT EPISODE ...
...🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿...
"Ini sudah larut malam, sebaiknya Mamah sama Kaka pulang saya ya. Biar Papah saja yang menjaga Adek disini" ucap Riko
"Iya benar, yasudah ayo sayang kita pulang" ucap Lusi
"Gak Mah, Eva mau nemenin Adek aja disini" tolak Eva
"Besok kan Kaka masuk sekolah, gini aja besok setelah pulang sekolah kita kesini lagi bagaimana?" ~Lusi
"Em... oke, tapi janji ya besok kita kesini lagi" ~Eva, sambil mengacungkan jari kelingkingnya
"Iya, Mamah janji" ~Lusi, menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Eva
"Oke, Pah... Dek... Eva pulang dulu ya. Babay" ~Eva
"Babay" ~Riko
Lusi dan Eva berjalan menelusuri lorong-lorong rumah sakit, dan tak sengaja bertemu dengan Dokter Cantika yang saat itu terlihat seperti sedang bersiap untuk pulang
"Ka Dokter..." panggil Eva, ia pun berlari mendekati Dokter itu lalu memeluknya
"Eh Eva" jawab Dokter Cantika
"Mah, ini Ka Dokter yang Eva ceritain tadi. Dia yang udah mengobati luka Eva" ~Eva
"Oh jadi ini nak yang kamu maksud. Terimakasih karena anda sudah mengobati luka anak saya Dokter" ~Lusi
"Tidak perlu berterimakasih, ini sudah menjadi kewajiban saya. Lagian anak anda sangat cantik, imut, dan baik, saya sangat menyukainya" ~Cantika
"Hahaha... anda bisa saja, oya kalau begitu kami pamit pulang dulu ya Dok sudah malam soalnya" ~Lusi
"Oh kebetulan saya juga mau pulang, bagaimana jika saya antar kalian berdua pulang saja bagaimana?" ~Cantika
"Tidak usah repot-repot, kita bisa pulang sendiri ko. Saya juga sudah pesan ojek tadi" ~Lusi
"Tidak baik malam-malam seperti ini menggunakan motor, angin malam sangat tidak baik untuk kesehatan. Ikut saya saja naik mobil saya. Sudahlah jangan sungkan, mari" ~Cantika
"Sekali lagi terimakasih Dok anda sangat baik" ~Lusi
Langsung saja mereka berjalan menuju area parkiran mobil dan masuk kedalam mobil sang Dokter Cantika. Walaupun sudah malam, suasana di daerah itu masih terlihat sangat ramai. Dengan arahan yang diberikan oleh Lusi kini mereka sudah sampai di sebuah rumah yang sederhana tetapi terlihat sangat indah dan tersusun rapi
"Mampir dulu Dok" tawar Lusi yang sedang menggendong Eva yang tertidur di dalam mobil
"Lain kali saja ya Bu ini sudah malam. Saya pamit pulang dulu" jawab Cantika
"Baiklah, terimakasih banyak karena anda sudah mengantarkan kami pulang" ~Lusi
"Sama-sama. Kalau begitu saya pulang dulu ya" ~Cantika
"Iya, hati-hati di jalan Dok" ~Lusi
Setelah memastikan mobil Dokter Cantika sudah tak terlihat lagi dia pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan meletakan Eva di atas kasur di kamar anaknya
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
"Bangun sayang ini sudah pagi" ucap Lusi sambil mengusap lembut puncak kepala sang anak
"Emmm... eh Mamah" jawab Eva
"Sudah bangun cepat dan bersiap nanti terlambat lagi" ~Lusi
"Siap Mah" ~Eva, sambil tangannya menirukan hormat seperti saat upacara bendera di hari Senin ataupun kegiatan lainnya
Tak memerlukan waktu yang sangat lama bagi Eva untuk bersiap-siap, seperti biasa sebelum berangkat sekolah ia sarapan terlebih dahulu. Di atas meja makan sudah tersedia beberapa sayur dan lauk yang sangat menggugah selera
Dengan lahap Eva menghabiskan sarapan pagi nya. Setelah itu ia berpamitan kepada Lusi lalu berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Jika berjalan kaki, ia membutuhkan kurang lebih 10 menit untuk sampai di sekolahannya
Di depan pintu gerbang yang bertulisan "SDN TUNAS BANGSA", ia bertemu dengan teman nya yaitu Zahra Laura. Mereka sudah berteman dari kelas 1 sampai sekarang mereka kelas 4 SD. Keluarga Zahra terbilang kaya, tapi walaupun di anak dari orang kaya dia tak memilih-milih teman. Buktinya di mau berteman dengan Eva yang berasal dari keluarga biasa
SDN Tunas Bangsa adalah sekolah yang terbilang elite, siapapun orang yang ingin bersekolah disana maka mereka memerlukan biaya yang cukup besar. Pertanyaan nya adalah bagaimana Eva bisa bersekolah disana? ya dia bisa sekolah disana lewat jalur beasiswa
"Hai Eva" sapanya
"Hai juga, yuk masuk" ajak Eva
"Hayuk" ucap Zahra
Mereka berdua masuk dengan tawa yang sangat riang, akibat Zahra yang bercerita bahwa sebenarnya tadi ia tertidur di kamar mandi. Dia juga berkata jika pintu kamar mandi tak di gedor-gedor oleh sang Mamah ia akan tertidur disana dan tak akan bisa berangkat sekolah
Tak lama setelah mereka memasuki kelas mereka, guru pun datang sambil membawa beberapa lembar kertas ulangan
"Eva, emang sekarang ulangan ya?" tanya Zahra yang duduk satu bangku dengan Eva
"Iya, Lo lupa ya? kan kemarin kalo ga salah hari Jumat Bu guru dah kasih tau. Kalo sekarang ada ulangan IPA" jawab Eva
"Hah... emang iya? ko gue ga inget ya" ~Zahra
"Yeee... Lo aja yang pelupa" ~Eva
"Hehe... gimana dong gue belum belajar Huwaaa..." ~Zahra
"Pasti Lo bisa ko, lagian ini biologi bukan fisika, pasti Lo bisa" ~Eva
"Semoga deh" ~Zahra
"Pagi anak-anak" sapa Bu Guru
"Pagi Buuu..." jawab semua anak-anak dengan kompak
"Baiklah Ibu langsung saja, sesuai ucapan Ibu kemarin Jumat sekarang kita akan melaksanakan ulangan harian IPA materi biologi. Apakah kalian semua sudah belajar?" ~Bu Guru
"Sudah Bu" jawab siswa yang sudah belajar
"Belum Bu" jawab siswa yang belum belajar
"Loh ko ada yang belum belajar, kan ibu sudah berpesan kemarin untuk belajar" ~Bu Guru
"Lupa Bu" ~All
Bu Guru yang mendengar kan jawaban para muridnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya "Baiklah Ibu akan memberi waktu kalian 10 menit untuk belajar, waktu itu dimulai dari sekarang" ~Bu Guru
Mereka memanfaatkan waktu sepuluh menit itu untuk belajar, Zahra sibuk menghafal beberapa materi yang akan menjadi bahan ulangan hari ini begitupun yang lainnya. Dan bagi yang sudah belajar seperti Eva, mereka hanya mengulang lagi apa yang mereka pelajari sebelumnya
Waktu sepuluh menit itu pun sudah habis, tetapi Zahra masih saja membuka buku dan menghafalkan materi nya padahal Bu Guru sudah berjalan untuk membagikan lembaran kertas ulangan. Terpaksa Eva menarik paksa buku Zahra dan meletakkannya di dalam tas
"Ish Lo itu ya" ucap Zahra, dan Eva hanya tersenyum manis hingga menunjukan lesung pipi nya
Selama kurang lebih 45 menit merek mengerjakan soal demi soal dengan teliti. Bertepatan dengan Zahra selesai mengerjakan soal-soal nya, bel sekolah berbunyi menandakan bahwa jam istirahat telah tiba
"Huh~ akhirnya selesai juga, Lo udah belum?" tanya Zahra
"Udah dong" jawab Eva
"Anak-anak jam istirahat sudah tiba, jika kalian sudah selesai mengerjakannya boleh di taruh di atas meja Ibu dan bagi yang belum selesai, ibu kasih waktu 5 menit untuk menyelesaikannya" ucap Bu Guru
"Baik Bu" ~All
Sebagian dari mereka maju kedepan dan menyerahkan lembar jawaban mereka, dan sebagainnya lagi masih tetap fokus mengerjakan soal-soal tersebut. Kini Eva dan Zahra sedang berjalan menuju kantin sekolah
"Heh Zah Lo ga malu apa temenan sama orang miskin itu" sindir Kaka kelas mereka berdua yang bernama Anggi, ia sekarang berada di kelas lima satu tingkat lebih tinggi dari pada Eva dan Zahra
"Iya mending Lo temenan sama kita aja, kita mau ko temenan sama Lo walaupun Lo adek kelas kita" ucap teman Anggi yaitu Rina
"Sampai kapanpun gue ga mau temenan sama Kaka, karena Kaka berteman dengan memandang harta doang, ya kan!" ~Zahra
"Heh! anak kecil kita bicara baik-baik, napa lu nyolot hah!" bantak Lexa
"Jangan bersikap seperti itu pada adik kelas" ucap sang ketua kelas di kelas 5
"Dia yang mulai duluan" ~Anggi
"Maaf, tapi Gue ngelakuin apa yang menurut gue bener aja ko. Yok Va kita ke kantin aja" Zahra menarik tangan Eva menuju kantin
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Dikantin suasana nya sangat ramai, kini Eva dan Zahra duduk di kursi yang paling pojok. Seorang Ibu-ibu paruh baya pun datang menghampiri mereka
"Mau pesen apa Non?" tanyanya
"Em... Zahra mau bakso sama air putih aja deh Buk, Lo apa Va?" ~Zahra
"Gue siomay aja sama air putih" ~Eva
"Yakin cuma itu doang?" ~Zahra yang diangguki boleh Eva
"Yasudah Ibu ambilin dulu ya" ~Ibu Kantin
"Em... Zah" ~Eva
"Iya? Kenapa?" ~Zahra
"Lo ga malu apa temenan sama gue yang mi--" ~Eva terpotong
"Suuuttt... Lo ngomong apa sih Va, Lo itu sahabat gue satu-satunya. Gue ga peduli apa omongan orang lain tentang kondisi keuangan Lo, menurut gue sahabat itu adalah seseorang yang mau menerima sahabatnya apa adanya, ga mandang harta, tahta, atau yang lainnya. Dan sahabat akan selalu ada dalam suka maupun duka, siapa tau aja kan suatu saat nanti Lo bakalan jadi orang yang sukses, dan nanti posisi gue ada di bawah Lo" ~Zahra
"Makasih, gue beruntung bisa punya sahabat kaya Lo" ~Eva
"Apalagi gue, tau sendiri kan gue anak tunggal jadi selama ini gue selalu kesepian, tapi semenjak Lo ada gue ga kesepian lagi" ~Zahra
Mereka berdua pun saling berpelukan erat. Hingga Ibu kantin yang datang membawa pesanan mereka, jadi mereka melepaskan pelukannya
"Ini non pesanannya" ~Ibu kantin
"Iya buk makasih, ini uangnya sekalian sama punya Eva" ~Zahra
"Eh Zah ga usah gue bisa bayar sendiri ko" ~Eva
"Udah ga papa, tadi gue abis dapet uang jajan lebih dari Omah" ~Zahra
"Tapikan gue jadi ga enak sama Lo" ~Eva
"Gini aja, sekarang gue yang traktir Lo, nah besok tinggal Lo yang traktir gue gimana?" ~Zahra
"Hem oke lah" ~Eva
Makanan di kantin tersebut terkenal enak-enak semua, jadi tak heran jika mereka lahap memakan makanan yang dijual di kantin tersebut. Dan setiap harinya makanan-makanan yang dijual disana akan selalu habis, oleh para siswa
...🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿...
Please :
❥ Like
❥ Vote
❥ Komen
❥ Favoritin
❥ Kasih hadiah sebanyak-banyaknya ya 😉
Thank you 🤗
^^^~Beach Breeze~^^^
... SEE YOU IN THE NEXT EPISODE ...
...🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿...
RUMAH SAKIT HANSIN
Tadi padi setelah Eva pergi ke sekolah, Lusi langsung pergi ke rumah sakit Hansin untuk bergantian menjaga anak kedua nya yaitu Aldi. Tak lupa, Ia juga membawa bekal untuk suaminya itu
"Assalamualaikum" ucap Lusi sambil membuka pintu ruang rawat Aldi
"Waalaikumsalam" jawab Riko yang sedang duduk di samping Aldi
Lusi mencium punggung tangan Riko dan melihat wajah lelah sang suami "Pah, makan dulu ya, Mamah udah bawain makanan" ~Lusi
"Iya Mah makasih" ~Riko
"Sama-sama" ~Lusi
Mereka duduk di bawah brankar sang anak yang hanya di alasi oleh tiker. Disitu juga tadi malam Riko tidur. Satu persatu Lusi pun mengeluarkan isi bekalnya
"Maaf ya Pah, hanya ini yang bisa Mamah masak" ~Lusi
"Ga papa, kita harus bersyukur atas apa yang Allah berikan pada kita Mah, banyak orang di luar sana yang belum tentu bisa makan seperti kita ini" ~Riko
"Oh ya Pah bagaimana kondisi Aldi, apakah sudah ada perkembangan?" ~Lusi
"Belum Mah, tadi dokter bilang jika kita harus segera melakukan tindakan operasi kepadanya" ~Riko
"Terus uangnya bagaimana?" ~Lusi
"Apa kita meminjam uang saja ya Mah? atau kita jual tanah sawah kita?" ~Riko
"Sepertinya jika kita jual sawah juga bakalan tetap kurang, kalau kita minjam ke saudara, sepertinya tidak mungkin karena mereka juga sedang memiliki keperluan mereka masing-masing" ~Lusi
"Kita minjam di bank aja bagaimana?" ~Riko
"Tapi bunganya pasti besar Pah" ~Lusi
"Iya Papah tau, tapi kesiapa lagi selain bank Mah? papah ga mau jika kita harus meminjam uang di rentenir, bisa saja bunga nya lebih besar Mah" ~Riko
"Benar juga sih, yasudah nanti kita ke bank" ~Lusi
"Iya Mah" ~Riko
Sekarang sudah waktunya Eva pulang sekolah, jadi Lusi menitipkan Aldi pada suster terlebih dulu agar ia bisa menjemput Eva dan membawanya ke sini sesuai janjinya kemarin. Sedangkan Riko kini tengah berusaha mengumpulkan uang sebesar 150.000.000 untuk pengobatan anaknya
"Mamah" panggil Eva sambil berlari ke arah Lusi
"Tante" sama halnya dengan Eva
"Hallo gadis cantik nya Mamah dan Tante, bagaimana apakah sekolah nya seru?" tanya Lusi
"Seperti biasa Tan seruuu... apalagi kalau ada Eva" Jawab Zahra
"Seru Mah, tadi ada ulangan dan aku dapet nilai seratus" jawab Eva
"Wah anak Mamah memang pintar, mamah bangga sama kamu. Zahra kamu bagaimana?" ~Lusi
"Aku hanya dapet 90 Tan, soalnya kemaren malem Zahra lupa belajar hehe..." ~Zahra
"Nilai 90 itu sudah bagus ko, tinggal ditingkatkan belajar nya lagi aja biar bisa dapet nilai 100" ~Lusi
"Iya tuh bener" ~Eva
"Iya Tan" ~Zahra
"Ngomong-ngomong kamu udah dijemput belum?" ~Lusi
"Belum Tan, mungkin sebentar lagi Mang Ujang dateng" ~Zahra
"Em... sebenarnya Tante sama Eva mau nungguin kamu sampai di jemput, tapi kita ada urusan lain. Jadi nggak papa kan kalau kita tinggal?" ~Lusi
"Emang Tante sama Eva mau kemana?" ~Zahra
"Kita mau ke rumah sakit jengukin Aldi, iya kan Mah" ~Eva yang diangguki oleh Lusi
"Aldi sakit? kenapa ga bilang ke Zahra, Zahra kan pengin jengukin Aldi juga. Gimana kalau kita barengan aja ke rumah sakit nya, tapi tunggu Mang Ujang dateng dulu" ~Zahra
"Sebenernya sih boleh-boleh aja, tapi nanti kalo Lo di cariin Mommy Lo gimana?" ~Eva
"Gak bakalan, nanti gue suruh Mang Ujang buat telfon Mommy buat izinin gue njenguk Adek Lo. Gampang kan? Tan boleh kan?" Zahra mengeluarkan jurus andalannya yaitu puppy eyes nya
"Boleh" ~Lusi
"Yeyyyyy... itu kebetulan Mang Ujang dah dateng, yuk Va, Tan kita let's go" ~Zahra
Di perjalanan menuju rumah sakit Hansin, mereka sedikit membuat candaan ataupun sebuah game agar di jalan mereka tak merasa bosan. Mang Ujang juga sudah menelfon Mommy nya Zahra untuk meminta izin, dan untungnya diperbolehkan oleh nya
Skip mereka sedang berjalan di lorong rumah sakit hendak menuju ruangan dimana Aldi berada
"Nak kalian kan belum makan siang, sini makan dulu Mamah udah beliin makanan tadi di kantin" ~Lusi
"Iya Mah" ~Eva
"Iya Tan" ~Zahra
"Maaf ya cuma ada nasi sama ayam doang" ~Lusi
"Ga papa lah Tan, Ayam goreng itu kesukaan ku ko, dan Zahra bisa makan apa aja yang penting itu ga haram sama enak" ~Zahra
Zahra dan Eva pun menghabiskan makan siang mereka dengan lahap, sampai-sampai tak ada satu butir pun nasi yang tertinggal di piring mereka
"Mah, tangan Adek gerak" ~Eva saat melihat tangan Aldi bergerak
Dengan cepat mereka menghampiri brankar Aldi, Lusi memencet tombol yang ada di samping brankar untuk memanggil dokter ataupun suster
Tak lama kemudian, dokter dan suster datang tergopoh-gopoh, mereka langsung memeriksa keadaan Aldi saat ini. Perlahan mata Aldi mulai terbuka
"Ma... mah, Kaka" ucapnya
"Iya sayang, syukur lah kau sudah siuman nak" ~Lusi
"Adek" ~Eva
"Aldi dimana Ka?" ~Aldi
"Kamu lagi ada dirumah sakit" ~Eva
"Rumah sakit? emang Aldi sakit apaan?" ~Aldi
"Ibu bisa kita berbicara sebentar?" ~Dokter
"Iya dok mari, sayang Mamah bicara sama om Dokter nya dulu ya, jangan kemana-mana" ~Lusi
"Iya Mah" ~Eva
"Ka eh ada Ka Zahra juga, hallo Ka" ~Aldi
"Hallo juga" ~Zahra
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
"Jadi begini Bu, Alhamdulillah anak Ibu sudah siuman, tetapi operasi itu harus cepat kita lakukan jika tidak maka kondisi pasien semakin lama akan semakin menurun, dan jika kita terlalu lama menunda operasi itu bisa saja nyawa anak anda tidak bisa diselamatkan lagi kebetulan kami telah menemukan pendonor ginjal untuk anak Ibu dan ia tak meminta imbalan apapun untuk itu" ~Dokter
"Alhamdulillah dok, sebenarnya saya juga ingin operasi anak saya segera di lakukan, tapi kami masih belum memiliki uang nya Hiks~" ~Lusi
"Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu" ~Dokter
"Iya Dok" ~Lusi
Setelah kepergian sang dokter, Lusi langsung menghapus sisa air mata nya terlebih dahulu sebelum masuk kembali ke dalam ruangan Aldi
"Mah Eva ada kerja kelompok sama Zahra jadi boleh ga Eva main ke rumahnya Zahra?" ~Eva
"Boleh sayang" ~Lusi
"Sekalian Eva nginep di rumah ku boleh ga Tan?" ~Zahra
"Tapi nanti jadi ngerepotin kamu lagi" ~Lusi
"Enggak ko Tan, justru Zahra senang karena Zahra ada temen di rumah" ~Zahra
"Em yasudah boleh" ~Lusi
"Makasih Mah / Tan" ~Eva dan Zahra
"Yah nanti kalau Kaka nginep di rumah Ka Zahra, Aldi kesepian dong" ~Aldi
"Makannya cepet sembuh ya biar nanti kita bisa nginep sama-sama lagi" ~Zahra
"Oke" ~Aldi
"Yaudah Tan, aku sama Eva pamit dulu ya" ~Zahra sambil mencium punggung tangan Lusi
"Mah Eva pergi dulu ya" ~Eva mencium punggung tangan Lusi sama seperti Zahra
"Iya sayang hati-hati ya" ~Lusi
"Assalamualaikum Mah / Tan, Aldi" ~Eva dan Zahra
"Waalaikumsalam" ~Lusi dan Aldi
...🌿🍂🌿🍂🌿🍂🌿...
Please :
❥ Like
❥ Vote
❥ Komen
❥ Favoritin
❥ Beri hadiah sebanyak-banyaknya ya 😉
Thank you 🤗
^^^~Beach Breeze~^^^
... SEE YOU IN THE NEXT EPISODE ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!