Jasmin seorang Gadis berusia 16 tahun,sangat cantik dengan kulit yang sangat putih, mempunyai rambut ikal berwarna merah, iris matanya coklat terang dan bibir tebal yang penuh juga tubuh yang indah dan padat dimasa mudanya. tubuhnya lebih tinggi dari gadis di usianya.. Jasmine cantik layaknya bunga yang baru mekar.
🤍
Jasmin hidup dari satu tempat ke tempat yang lain. bersama sang Ayah bernama Rudolf 50 tahun karna sang Ibu meninggal ketika melahirkan dirinya. Jasmine berprofesi sebagai seorang pencuri benda-benda kuno dan bersejarah yang dijual ke pasar gelap. ia dan Ayahnya sangat lihai ketika sedang melakukan aksi. sebenarnya dengan pekerjaan itu sudah banyak uang yang dihasilkan. Jasmine dan Ayahnya sempat berhenti melakukan pekerjaan kotor mereka dan hidup normal sebagai keluarga bahagia. meski hidup hanya berdua dengan Ayahnya. namun Jasmin senang bisa hidup tenang melanjutkan sekolahnya yang tertunda, mereka hidup dalam kemewahan. ia merasakan bisa menghabiskan uang tanpa takut kehabisan. namun sayangnya menikmati kekayaan itu tidak lama.karna hasrat judi Ayahnya yang tidak pernah bisa dihentikan. semua uang mereka habis tidak bersisa di meja judi dan akhirnya mereka berdua harus rela kembali hidup dijalanan. Jasmin harus rela menjual rumahnya, berhenti sekolah, melepas teman-temannya, hidup mewahnya dan kembali tinggal di mobil berjalan bersama sang ayah.
🥰🥰🥰🥰🥰
"Ayah...apa kali ini kita akan berhasil." ucap Jasmin tidak yakin. target yang mereka incar sekarang adalah museum yang sangat kuno. memang penjagaan disini tidak terlalu ketat seperti museum yang lain. tidak ada cctv. dan hanya seorang penjaga yang sudah tua.
Rudolf hanya menyeringai, ia tidak perduli. yang ia pikirkan hanya bagaimana bisa menjual barang-barang itu kepasar gelap dan mendapatkan banyak uang. sehingga hasrat judinya bisa terpenuhi. selain itu ia akan memasukan putrinya ke asrama untuk sekolah. agar putrinya Jasmine bisa mendapatkan pendidikaan yang baik dan tidak terus mengikuti jejaknya menjadi seorang pencuri.
"Ini kota kecil sayang, yang Ayah dengar dari teman Ayah kalau disini banyak tersimpan banyak barang kuno yang sangat berharga."
"Tapi jika disini banyak barang berharga seperti yang teman Ayah bilang, mengapa hanya ada seorang penjaga yang sudah tua." keluh Jasmine mulai ragu.
"Kita akan buktikan malam ini anakku, Ayah janji ini adalah terakhir kalinya Ayah mengajakmu."
"Jangan pernah meninggalkanku seperti dulu dirumah bibi, aku tidak mau Ayah." desah Jasmin protes. tinggal dirumah bibinya seperti tinggal dirumah orang kaya dan dijadikan budak. bibinya sangat cerewet dan culas. Jasmin bahkan merasa enggan menyebut namanya. ia tidak ingin berpisah dari Ayahnya.
"Tapi itu semua demi kebaikanmu Jasmin."
"Kebaikanku hanya bersama Ayah, jangan menghianatiku Ayah..atau aku bersumpah akan membencimu." ancam Jasmin sungguh-sungguh.
Pria paruh baya itu hanya menatap Jasmin dalam diam. ia lebih baik dibenci putrinya dari pada harus menjerumuskannya semakin dalam di dunia gelap. ia sudah semakin tua. jika ia tidak ada lagi siapa yang akan menjaga putrinya.?
"Ayah...jawab dulu, jangan tinggalkan aku seperti dulu hum."?
"Baiklah..Ayah akan menjadikanmu seorang pencuri yang hebat dan tak ada yang bisa menangkapmu."
"Aku sungguh tidak sabar lagi Ayah." ucap Jasmin dengan mata berbinar. ia lega menyadari Ayahnya tidak akan meninggalkannya sendiri.
Jasmin memeluk dengan erat Ayahnya ia senang sekali hidup bersama Ayahnya dan bisa berpetualang.
Jasmin tidak sabar lagi untuk melakukan aksinya nanti malam.
Sepasang Ayah dan anak itu menikmati cuaca cerah disore hari, mereka sedang berada di sebuah ladang yang luas bersama mobil tua mereka yang menjadi saksi perjuangan mereka dalam hal mencuri.
Malampun tiba....
Mobil tua itu berhenti dari jarak tidak terlalu jauh namun mereka mampu melihat jelas lokasi museum yang terlihat begitu tua dan sepi. Jasmin kembali meragu entah mengapa perasaanya begitu gelisah seperti akan terjadi sesuatu yang tidak baik jika mereka memaksakan diri.
"Hmmm, Ayah..aku merasa tidak enak..hawa disini sangat dingin dan lembab." bisik Jasmin melihat Ayahnya sudah memakai kostum pencuri, wajahnya sudah ditutupi topeng hitam dan terlihat bersemangat. pria itu menoleh ke arah putrinya yang belum juga mengenakan kostumnya.
"Sayang, jika kau sedkit ragu dan takut..sebaiknya kau berjaga dimobil saja. Ayah akan menyelesaikan ini." ucap Pria itu seraya mencium kening putrinya dan melangkah keluar dari mobil.
Jasmin semakin gelisah, namun ia tidak sanggup jika membiarkan Ayahnya bertindak sendiri. bagaimana kalau Ayah tertangkap dan....bagaimana nasipnya.?
Mengabaikan peringatan dihatinya Jasmin melompat turun dari mobil dan menyusul Ayahnya setelah ia mengenakan kostum pencurinya.
Jasmin berhasil masuk setelah mencungkil jendela dengan nafas yang naik turun tidak beraturan. Jasmin menatap kiri dan kanannya sambil mencari sosok Ayah yang lebih dulu masuk.
mata Jasmin melebar dengan tatapan kagum. ada banyak sekali benda keramat yang terpanjang rapi dan menarik dimatanya. namun entah mengapa ia enggan untuk mengambil apapun disini dan hanya ingin melihat-lihat.
"Indah sekali disini." ucapnya pelan.
Langkah Jasmin semakin masuk kedalam museum itu yang seakan memanggilnya untuk melihat lebih dalam. ada guci-guci besar dari abad 9. ada perhiasan yang sangat banyak memenuhi tempat itu bagai harta karun yang terpendam. mata Jasmin menangkap sebuah cincin yang menariknya mendekat. cincin bermata ruby berwarna merah darah memikat hatinya. ia mendekat dan menatap dengan penuh keinginan kuat.
"Cincin itu akan sangat indah dijarimu." suara seorang gadis mengejutkan Jasmin hingga wajahnya pucat, suaranya sangat jernih seperti suara yang tidak pernah ia dengar seumur hidupnya.
Jasmin membalikan tubuhnya....dan terkejut bukan main melihat seorang gadis yang seumuran dengannya sangat cantik dengan kulit yang halus dan putih. gadis itu tersenyum lembut kepadanya.
"Ssiiapa kau."? ucap Jasmin sangat gugup.
"Aku, Aurora."
"Aurora."?
"Kau."?
"Namaku Jasmin."
"Nama yang indah." pujinya.
"Apa kau penjaga museum ini."?
Gadis itu mengangguk....
"Karna hatimu bersih dan tidak berniat mencuri maka aku akan menghadiahkanmu cincin yang kau suka itu."
"Hah."? Jasmin masih ternganga tidak percaya.
"Aku serius, Jasmin."
"Tapi cincin itu terlihat indah, aku tidak pantas memakainya."
"Percayalah..kau pantas memakainya." ucap Aurora membujuk.
Jasmin kembali menatap cincin yang begitu indah seakan memanggilnya mendekat. Jasmin kembali menatap ke arah gadis itu yang masih dengan senyumnya yang sangat manis.
"Aku suka cincin itu, apa aku bisa mengambilnya sekarang."? ucap Jasmin mencoba meyakinkan kalau ia sedang tidak bermimpi.
"Tentu, cincin itu adalah milikmu sekarang, ayo ambil sekarang dan pakailah." desis Aurora tidak sabar.
Jasmin mengangguk mendekati cincin itu dan menyentuhnya entah mengapa seperti ada satu kekuatan yang memaksanya langsung memakai dijari manisnya. mata Jasmin melebar seiiring cincin itu bersinar dengan sangat terang menyilaukan matanya dan terdengar suara tawa dibelakangnya. Jasmin menoleh dan terbelalak
"Aurora..."?
Jasmin kembali menatap cincin yang begitu indah seakan memanggilnya mendekat. Jasmin kembali menatap ke arah gadis itu yang masih dengan senyumnya yang sangat manis.
"Aku suka cincin itu, apa aku bisa mengambilnya sekarang."? ucap Jasmin mencoba meyakinkan kalau ia sedang tidak bermimpi.
"Tentu, cincin itu adalah milikmu sekarang, ayo ambil sekarang dan pakailah." desis Aurora tidak sabar.
Jasmin mengangguk mendekati cincin itu dan menyentuhnya entah mengapa seperti ada satu kekuatan yang memaksanya langsung memakai dijari manisnya. mata Jasmin melebar seiiring cincin itu bersinar dengan sangat terang menyilaukan matanya dan terdengar suara tawa dibelakangnya. Jasmin menoleh dan terbelalak
"Aurora..."?
❤
Mata Jasmin terbelalak melihat rupa Aurora yang sudah berubah. gadis cantik itu berubah menjadi seorang gadis biasa..kecantikannya yang tadi terlihat lebih bersinar lenyap namun anehnya ia terlihat sangat bahagia..
"Mengapa kau menjadi seperti ini, mengapa kau tertawa Aurora."
Gadis itu mendekati Jasmin yang merasa ada yang berbeda dari tubuhnya. seluruh tubuhnya begitu bersinar dan menjadi putih dan sangat bersih.
"Terimkasih Jasmin kau telah membebaskanku dari tugasku untuk menikah dengan pria kejam itu."
"Aaapa maksudmu." Jasmin mulai ketakutan karna bayangannya mulai hilang seperti tersedot kekuatan yang begitu kuat menariknya.
"Kau akan mengganti posisiku sebagai calon istrinya, dan aku bebas di dunia manusia." Aurora tertawa dengan sangat nyaring.
Pada saat bersamaan Ayah Jasmin melihat semua yang terjadi. ia begitu histeris melihat putrinya mulai terlihat samar dan sangat panik. pria itu melepas hasil curiannya dan menangis memenggil putrinya.
"Jasmin apa yang terjadi denganmu nak."
"Ucapkan selamat tinggal pada putrimu pak tua, dia akan segera menghilang." ucap Aurora tersenyum.
"Apa yang kau lakukan kepada putriku, kembalikan dia...kembalikan..." jerit Rudolf meraih lengan Aurora dengan kasar.
"Aku tak bisa berbuat apa-apa, dia yang memakai cincin itu sendiri, dia memilih takdirnya sendiri." tatap Aurora tajam.
"Kau gadis yang jahat, lepaskan cincin itu darinya. pria tua itu memohon sampai menjatuhkan tubuhnya dengan posisi sujud.
Aurora menjadi kesal, sesungguhnya cincin itulah yang memilih Jasmin. tidak sembarang gadis yang bisa memakai cincin tu. setidaknya Aurora sudah pernah mencoba membujuk gadis yang lain.
"Ucapkan selamat tinggal sebelum kau menyesal seumur hidupmu pak tua." jerit Aurora merasa sedikit iba.
Rudolf kembali menatap Jasmin yang susah payah melepas cincinnya namun tak bisa. gadis itu terus menangis dan menggapai tangan Ayahnya.
"Ayah..kumohon tolong aku Ayah." jemari Jasmine berusaha menggapai tangan Ayahnya namun sama sekali tak bisa.
"Anakku, mengapa jadi begini nak." tangis pria tua menyesali semua yang telah ia lakukan. untuk apa ia hidup kalau tidak bersama putrinya.
"Ayah..,jangan tinggalkan aku Ayah." jerit Jasmin semakin histeris ketika bayangan tubuhnya mulai pudar.
"Ayah janji akan menunggumu nak, Ayah akan ada disni menunggumu..kau akan baik-baik saja, jangan menyarah untuk hidup dan kembali...Ayah menunggumu." tangis pria itu semakin dalam. seiring Jasmin yang hamoir menghilang.
"Tunggu aku Ayah, aku mencintaimu..." jerit Jasmin dengan suara yang semakin jauh seiring bayangannya yang menghilang di tengah ruangan itu.
Aurora tertegun tak terasa airmatanya menetes. di dunianya mereka tidak mengenal airmata. kesedihan dilarang. jika mereka kedapatan menangis maka akan dipenggal saat itu juga dihadapan sang penguasa
"Miguel Russ, yang biasa di sebut yang mulia Russ."
Aurora menatap tubuh pak tua ini yang pingsan dihadapannya. sesaat kemudian mata Aurora mengeluarkan sinar dan sinar itu di arahkan pada tubuh pak tua yang tergeletak tak sadarkan diri. Aurora ingin memulihkan tubuh renta itu.
"Jasmin, sebagai permintaan maafku karna telah memisahkan kalian, aku akan merawat Ayahmu dengan baik." janji Aurora.
Udara dingin yang menusuk kulit..seakan membekukan dirinya. bunyi rumput ilalang yang bersentuhan seumpama musik yang mengalun dengan teratur. beberapa burung malam mulai bernyanyi terdengar mengerikan. Jasmin mengerang merasa sakit kepala yang hebat menyerangnya.seluruh tubuhnya seakan lumpuh tak bisa bergerak. gadis itu membuka sedikit matanya dan begitu ketakutan melihat hari yang mulai gelap dan yang lebih membuatnya histeris adalah dia berada disebuah padang rerumputan yang sangat luas..tidak ada satupun manusia yang ia liat sejauh mata memandang. tempat itu begitu asing, sama sekali tidak ia kenal dan..sangat menyeramkan.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaah." jeritnya sangat ketakutan seluruh tubuhnya gemetar menyadari ia mungkin sudah terdampar di tempat asing yang sangat jauh.
"Ayah.." jeritnya mulai menangis.
Jasmin memalingkan wajahnya ke kiri dan kanannya..pandangannya masih sama. Jasmin kembali teringat perkataan Ayahnya tepat sebelum ia menghilang.
"Ayah janji akan menunggumu nak, Ayah akan ada disni menunggumu..kau akan baik-baik saja, jangan menyerah untuk hidup dan kembali...Ayah menunggumu."
"Aku tidak boleh takut, yah...Jasmin ..kau adalah pencuri, tentu kau pasti kuat dan berani."suara Jasmin terdengar gemetar..meski ia berusaha kuat namun ia tak bisa. rasanya sekujur tubuhnya dingin, kaku dan tak berhenti gemetar.
"Aku takut sekali, ya Tuhan..aku akan mati." desahnya masih ketakutan.
Jasmin masih memeluk tubuhnya sendiri sambil berkata-kata untuk membuatnya lebih tenang dan tidak merasa sendiri.
"Siapa kau."? terdengar suara seorang pria dengan nada datar dan suaranya sangat jernih seperti suara Aurora yang pernah ia dengar. namun versi pria.
"Inikah akhir hidupmu, secepat ini..tapi aku baru 16 tahun." ucap Jasmin sangat pelan.
Kemudian ia memutuskan untuk membalikkan tubuhnya, kemungkinan buruk pasti monster pemakan manusia. tapi bagaimana dengan hantu..ia tidak memperhitungkan sebelumnya. Jasmin kembali memejamkan matanya yang pasti keduanya sama-sama menakutkan.
Jasmin memutar tubuhnya perlahan dan terbelalak melihat seorang pria muda yang sangat tampan, iris matanya berwarna hijau terang, pria itu bertubuh tinggi dengan kulit coklat yang eksotis, pakaiannya seperti pakaian seorang prajurit kerajaan. ditangannya ada sebuah pedang yang sangat panjang dan tipis sudah pasti sangat tajam. Jasmin melonggarkan tenggorokannya, bahkan ia membayangkan jika pedang itu menusuknya..pasti sakit sekali.
"Aaaku...Jjaaasmin, aaaakkku.. manusiiiiaaaa."
"Manusia, apa itu."?
"Hah."? Jasmin semakin merasa serangan panik melandanya, harus lari kemana..disini..ia bahkan tidak tau ini dimana. bagaimana ini.? berulang kali Jasmin memutar tubuhnya berharap keajaiban..mobil atau motor untuk dipakai melarikan diri.? gadis itu memejamkan mata, ia merasa sudah gila..ini dijaman apa..bagaimana mungkin ada mobil atau motor..mungkin hanya ada kuda seperti di film-film yang ia tonton. pria berbaju prajurit ini pasti juga menggunakan kuda.
Kembali pada pria tampan yang sedang menatapnya begitu tajam dan menilai..jelas cara pakaian mereka berbeda, kaos putih ketat dan celana jeans yang melekat pas di tubuhnya dilengkapi sepatu kets berwarna putih yang tampak berdebu, membuat pria ini semakin tertarik. untuk mendapatkan informasi.
Pria itu tampak mengerutkan dahi ke arahnya seraya mendekat pada gadis itu. sontak Jasmin memucat dan tidak mampu menatap sosok tampan bermata tajam itu.
Jasmin merasa seluruh tubuhnya semakin gemetar, seiring detang jantung yang berpacu sangat cepat. belum sempat pria itu mendekatinya. tubuh Jasmin sudah lebih dulu lunglai jatuh pingsan. pria itu menangkap tubuh Jasmin disaat yang tepat gadis itu yang sudah tidak sadarkan diri didalam pelukannya.
"Cantik sekali, darimanakah asalmu."? bisiknya tersenyum misterius.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!