Hai, nama saya Ayodya Ayu dan saya Juru Bicara Kepresidenan Indonesia untuk Urusan Luar Negeri. Hari ini saya akan memandu acara malam ini, selamat menikmati. ( bahasa korea)
Suara riuh tepuk tangan memenuhi aula Embassy Of Indonesia. Ku langkah kan kaki ku menuruni podium, sejenak ku paling kan wajahku melihat semua yang hadir. Mataku tertuju pada sebuah senyuman, ya sebuah senyuman yang ramah. Meski ditemeram lampu aku masih bisa melihat senyum nya, dan tiba tiba hatiku terasa hangat.
Tiga Jam sebelumnya,
Aku masih berada di pesawat, duduk dengan posisi ternyaman semampu ku.Dengan penat, ku dengar kan asissten ku Monica yang sudah mengomel dari setegah jam lalu. Dia bicara tentang politik dan ekonomi Indonesia, sesekali ku belalakan mata ku sebagai kode bahwa kita sedang satu pesawat dengan belasan staff kepresidenan. Kode itu cukup ampuh membuatnya tidak memaki, tapi masih saja mengomel. Ya sudahlah.
" kenapa sih kamu terima pekerjaan ini, apa rencana mu sebenernya.aku yakin bukan karena uang"
aku tersenyum, dan ku palingkan wajahku keluar jendela. hari ini langit sore begitu indah, ah aku slalu suka senja.
Monica Lee adalah salah satu orang kepercayaanku, dan satu dari dua orang yang paling memahami ku, lebih dari keluarga ku. tidak heran dia menanyakan rencana ku, apalagi hingga sejauh ini. Jika dipikir Bagaimana tidak, aku terlahir sebagai Crazy Rich Asia, begitu mereka menyebutnya. aku jelas tidak butuh uang, semua yang kubutuhkan ada, tidak perlu berada dipesawat dengan banyak orang saling memuji agar bisa naik pangkat, atau bersikap sok manis dan paling tahu agar keliatan akrab. Tapi ya ini adalah rencana ku, kadang yang kita punya tidak benar benar kita miliki bukan.
" kau sudah selesaikan masalah di Dunster ? "
.
" sudah, ini laporanya "
monica menyerahkan tabletnya kepadaku. secara detail ku baca laporanya. sesekali ku pijit kening ku, rasanya aku mulai pusing.
melihat keadaanku monica mengambil kertas berlambang garuda di depanya, ia mulai membaca susunan acara dan tamu yang hadir. seolah dia tau itu akan membuat ku bahagia.
" hari ini Super Key jadi tamu Vip, kamu bisa bertemu idola mu "
Aku tersenyum, benar itu membuatku lebih cerah , kepenatan ini sedikit berkurang.
kututup laporan monica, dengan banyak note didalamnya.
ku nyalakan ipod ku, kuposisikan lagi tubuhku untuk kesekian kali. kini kupejamkan mataku, dan menunggu kami tiba di korea.
Embassy Of Indonesia,
Hari ini presiden Indonesia melakukan kunjugan luar negeri dan makan malam kenegaraan. sebagai salah satu staff khusus nya tugas ku adalah mendampingi serta menyambut para tamu undangan. Tapi malam ini aku mendapat tugas tambahan, memberikan sambutan diacara makan malam. its ok
aku berpisah dengan monica satu jam lalu, ia mengurusi pekerjaan ku yang lain. Sebelum pergi ia menyiapkan pakaian untukku. Satu blouse berwarna pink pastel model structured, dengan siluet yang simple namun feminin. aku tersenyum puas, kusapukan make up tipis diwajahku. Kali ini kubiarkan rambutku terurai manja dibelakang, kupilih sepatu stilleto putih mutiara merk dior, dan minaudiere bag berbahan sutra warna serta merk serupa.
" perfect.." gumamku.
tidak berlebih dan tidak terlalu sederhana, elegan - look smart. ku amati lagi pantulan diriku dicermin ." aku siap "
Kuturuni tangga menuju aula utama , sebentar lagi mereka datang
*************************************************
Sudah pukul delapan, sesuai rundwon presiden akan berbicang dengan para tamu dan berfoto. aku mendampingi nya dan sesekali menerjemahkan bahasa korea ke bahasa inggris. Tidak semua tamu VIP berbahasa inggris dengan lancar dengan pronunciation yang tepat. Sering kali masih terdengar seperti mereka berbicara bahasa korea.
Kali ini presiden menghampiri Super Key, mereka terlihat membungkuk tanda memberi hormat. tidak semua member Super Key lancar berbahasa Inggris, hanya satu yang paling lancar dan fasih. Dia terlihat membangun percakapan dengan pak presiden.
Disisi lain aku sudah merasakan sesuatu yang aneh ,tangan ku mulai gemetar, bibir ku mulai tersenyum diluar kendali, dan aku merasa seperti ada badai dalam diriku. Seolah ia ingin keluar dan mengaum. ahh aku bisa gila jika terlalu lama di samping Super Key. Perlahan aku mulai mundur. Andai aku bisa berteriak sekarang, aku akan histeris melihat mereka sedekat ini.
Sudah dari zaman kuliah aku menyukai mereka, aku mendengarkan semua lagu mereka, sambil melatih bahasa korea ku. Meskipun tidak sefanatik fans lain, tapi aku juga aktif di Fansite. Ini menjadi semacam hiburan ku sebelum tidur.
Sekarang aku bisa sedekat ini dengan mereka ohh bahagia nya. Dari belakang Aku melihat Bias ku menjahili rekan nya, dalam hati aku terkekeh. Bukan Maknae jika tidak seiseng itu, bahkan di acara seperti ini dia bisa sekonyol itu.
Di Super Key aku mengidolakan dua member yang pertama adalah si Maknae Seo jun dan si serba bisa Yong Hwa. Setiap ada mereka di realty show korea aku pasti menonton nya, aku pernah sampai menanggis melihat tingkah Seo Jun.
Setelah menarik nafas beberapa kali, ku berjalan ke belakang Yong Hwa dan berbicara pada nya pelan.
" tuan, boleh kah saya berfoto dengan anda ? "
(bahasa korea)
Yong Hwa berbalik dan sedikit terkejut. kemudian dia tersenyum dan mengangguk. Kami berswafoto. Ku ucapkan terimakasih, dan menarik diri.
Sebelum pergi ia bilang, " jika kamu mengungahnya di sosial media, tolong tag / Dm aku " ( bahasa korea)
aku tersenyum dan mengangguk.
Ku hampiri lagi pak presiden dan mengajaknya untuk menyapa tamu yang lain. Ku ucapkan terimakasih pada In Su yang sedari tadi berbincang dengan pak presiden. Ia tersenyum, dan mempersilahkan ku pergi. Sambil berjalan ku melirik ke arahnya. Ia tersenyum, senyum ramah yang menghangatkan.
In Su adalah visual di Super Key, dia memiliki visual sempurna sebagai idol, selain wajah dan tubuh,kepribadianya juga menyenangkan. Sopan dan Ramah. Media tidak salah menulis nya.
Acara malam itu selesai, aku kembali ke hotel dengan Monica yang sudah menunggu disana. Dijalan aku sudah membaca jadwal kunjungan presiden selanjutnya yang dikirim sekretaris negara. "Jadwal yang padat " ucapku menyindir.
Memasuki kamar hotel,aku disambut dengan pemandangan yang familiar Sebotol Bruno Giacosa Dolcetto D'alba 2016 DOC diatas meja. Sebelum mulut ku terbuka, Monica sudah keluar
dengan baju tidur disney mickey mouse dan bandana rabbit nya.
" jangan protes hanya wine itu yang diboleh kan protokol negara "
aku terkekeh, seolah dia punya kekuatan membaca pikiran.
" ohh, onic terimakasih" ucapku sambil menarik telingga rabbit nya.
" mandi lah, air panas nya sudah siap. jangan tertidur di bathub merepotkan." seloroh monica.
ku lepaskan semua pakaianku dan kumasukan badanku ke dalam air hangat. Aroma vanilla dari lilin, dan wangi English Scented Rose memenuhi ruangan.
Sambil menikmati segelas wine ku ungah foto ku dengan Yong Hwa. Beberapa menit kemudian aku merasa menghilang.
*tingg ( suara massage)
*************************************************
Hari ini aku menemui professor ku,Maria. Selama dua jam ia menceramahi ku tentang bagaimana tak habis pikir nya dia kepada ku. Dari mulai mengikuti kontes kecantikan hingga sekarang menjadi model. Ia merasa aku menyia-nyiakan bakat ku.
" aku tak tahu lagi bagaimana jalan pikiranmu " ucap maria
aku tersenyum,
" ohhhhh, ini Oxford university Maria. semua bisa terjadi " ungkapku dengan nada merajuk.
" siapa tau nanti aku menjadi Theresa May ( perdana mentri U.K ) " lanjut ku.
"Dasar gila, kau lebih hebat dari nya. Pergilah, aku ada kelas. aku sudah menolong mu, jangan main main lagi. pertolongan ku terbatas "ucapnya sambil melempar sebuah buku.
aku terkekeh, " ahh kau seperti bunda maria bagiku "
kami tersenyum, kutinggalkan ruanganya dengan membawa sebuah buku.
Sungguh merepotkan, hanya karena sebuah buku aku harus terbang 15 jam. jika dihitung Jarak Korea - Inggris 8.857 Km dengan cuaca cerah biasa nya hanya butuh 10 jam. Ini 15 jam Ditambah 2 jam extra harus mendengarkan Maria mengomel, kali ini sungguh hari yang panjang. Aku berjalan menyusuri lorong tua gaya victoria, dan terhenti didepan Christ Church. Aku berjalan memasukinya.
" gereja ini terlihat lebih indah daripada saat di film Harry Potter." gumamku.
Matahari sore terpantul cantik dilantai lantainya, sedangkan lampu disetiap dinding Christ Church
sudah mulai menyala redup. Temeram, dan hangat, seperti sebuah lukisan. aku slalu merasa damai di sini, batinku.
*ting... ( suara massage)
pesan ini seperti sebuah penginggat, untuk pergi. Kutinggalkan Christ Church menuju halaman luar. Sekarang sedikit berlari,ada seseorang yang menunggu ku.
Tujuan ku ke Britania Raya bukan hanya ingin bertemu dengan Maria, tapi pulang ke Dunster. Ah kata pulang terdengar aneh,seperti aku berasal dari sana saja, tapi Dunster jauh lebih terasa seperti rumah daripada rumah ku sesungguhnya, karena itu aku slalu merasa ingin pulang kesana.
Jarak Oxford -Dunster memakan waktu 2,5 jam, sebelum sampai ke sana aku akan berhenti di Bristol, kota pelabuhan yang terkenal di barat daya.
Bristol Harbour
Aku sampai di Bristol Harbourside, dan seperti biasa ramai. Dari kejauhan aku sudah melihat orang yang kucari.
tanpa aba aba, aku langsung berteriak.
" leoooooooooo.. "
secara otomatis aku menjadi pusat perhatian, dan sang pemilik nama menutupi wajahnya karena malu.
aku terkekeh, dan berlari menghampiri nya. aku langsung memeluknya, dan bergelantung di lehernya.
leo tersenyum dan mengusap rambut belakangku. Dikecupnya kepalaku dan kemudian menjentikan jari nya kedahi ku.
" kenapa kau slalu berteriak saat memanggilku, apa aku copet "
aku tersenyum, dan kemudian menarik rambut nya. Leo adalah pria Inggris - Swedia, dia lebih mirip pria inggris asli, dengan mata biru dan rambut cokelat emas dari pada orang swedia. Namun kenyataan dia lahir dan tumbuh di swedia membuatnya sangat tampak berbeda, dia tampan meski tanpa rahang tegas.
" kenapa kamu ke Indonesia tidak menghubugi ku?" geram ku.
" aduh duh,, aku ke pedalaman Kalimantan tidak sempat menghubungi mu " jawabnya sambil berusaha melepaskan tanganku dirambut nya.
aku bersengut.
" ayolah, jangan cemberut. kita ke bar dulu dan mengobrol " ajaknya sambil menarik tanganku.
Kami memasuki bar lokal, suana nya cukup ramai.Leo memesan 2 bir dingin dan camilan. aku memilih tempat duduk diluar dengan pemandangan dermaga.
" kau sudah makan? " tanya nya membuka percakapan.
aku mengangguk. "Sedang apa kau di Bristol?"
leo meletakan kamera nya dimeja, " dua hari lagi ada Harbour festival, kantor ku ditunjuk menjadi media partner oleh istana, aku yang ditugaskan "
aku mengangguk, " seperti nya kantormu hanya punya satu fotografer, kau ditugaskan dimana mana"
dia terkekeh. " jangan marah, aku hanya sekali tidak menghubungimu. "
.
Pesanan kami datang, semangkok kulit ikan dan 2 botol bir dingin.
" kenapa bertemu Maria? " tanya nya sambil menengguk bir.
" Agar Maria bisa mengomeli ku. "jawabku
Kami Tertawa
***********************************************
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!