NovelToon NovelToon

Love Me Again (Cintai Aku Lagi)

Prolog

Seorang anak laki laki sekitar berumur 10 tahun sedang berjalan mencari sosok ibunya di sekitar wahana permainan. Matanya terus berekeliling mencari ibunya itu. Menyebrang jalan raya, tidak melihat ke kanan atau ke kiri dulu.

Sebuah motor yang melaju begitu kencang ke arahnya. Semua orang yang melihatnya langsung berteriak.

"Awasss"

Dengan berani seoarng gadis kecil yang mungkin baru berusia 5 tahun menarik tangannya sehingga mereka jatuh ke pinggir jalan. Namun setidaknya mereka tidak tertabrak oleh motor itu.

"Kamu gak papa?" tanya gadis itu

Anak laki laki itu menggeleng "Tidak. Kau tidak papa?"

"Tenanglah, aku tidak papa" jawabnya dengan tersenyum manis

Anak lelaki itu menatap penampilan gadis kecil itu dari atas sampai bawah. Baju yang kusam, wajah yang tidak terawat dan sedikit kotor. Melihat ke arah karung besar yang tegeletak di samping gadis itu.

Apakah Dia seorang pemulung?

"Baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya. Aku masih harus cari barang bekas untuk dapat uang hari ini" mengambil karung itu dan berdiri

"Lain kali hati hati" katanya lagu sambil tersenyum

Umurnya masih kecil tapi kenapa Dia sangat terlihat dewasa.

Tanpa menunggu jawaban dari anak laki laki itu Dia langsung berjalan.

"Hei tunggu siapa namamu?" teriaknya namun tidak di gubris sama sekali dengan gadis kecil itu.

...🌻🌻🌻🌻...

"Sayang bangun, hey bangun udah siang. Mas bangun" Maurin menggoyangkan tubuh suaminya yang masih terlelap itu

Daniel mengerjap, membuka perlahan matanya. Tersenyum saat mendapati istrinya yang duduk di sampingnya.

"Bangun udah siang, ada miting kan hari ini " kata Maurin

Daniel bangun, duduk dan mengucek matanya yang masih terasa berat.

"Apa kau nanti akan pergi ke rumah sakit? Kau sudah telat datang bulan tiga hari yang lalu dan kemarin kau mualkan?" kata Daniel penuh harap

Maurin sudah terbiasa dengan ucapan suaminya itu. Memang Daniel sangat menginginkan keturunan. Bahkan orang tua Daniel juga sangat menginginkan nya.

"Iya Mas, nanti siang aku akan periksa ke dokter" kata Maurin tersenyun

Semoga kali ini positif Ya Tuhan.

Sudah beberapa kali Maurin memeriksa keadaan nya saat telat datang bulan. Tapi mungkin Tuhan belum memberinya mepercayaan. Untung saja Daniel selalu sabar menunggu sampai Maurin benar benar hamil.

Daniel mengangguk, berjalanke arah kamar mandi.

Kenapa bayangan gadis kecil itu kembali muncul lagi di mimpiku.

Beberapa saat kemudian Daniel telah siap dengan setelan kantornya. Dia berjalan ke arah tempat tidur, mengambil ponsel yang sedari tadi berdering.

"Hallo" Daniel diam mendengarkan apa yang di bicarakan seseorang yang menelpon nya.

"Baiklah, aku akan segera kesana"

Berlari cepat keluar kamar dan menuruni anak tangga. Maurin yang sedang menata makanan di meja makan sampai di buat kaget melihat suaminya yang terburu buru.

"Mas mau kemana?" teriak Maurin

Daniel tidak menjawab, Dia langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukan nya.

Maurin berlari menyusul suaminya ke teras depan rumahnya. Tapi tidak ada Daniel di sana. Mobilnya pun sudah tak terlihat.

"Sebenarnya Dia mau kemana sampai terburu buru seperti itu"

Maurin kembali masuk ke dalam rumahnya.

...🌻🌻🌻🌻...

"Bagaimana keadaan nya?" tanya Daniel pada seorang dokter

"Pasien sudah sadar dari komanya. Selama tiga tahun ini Dia koma dan akhirnya Nona Jesika sadar dari komanya. Keadaan nya masih belum sepenuhnya pulih" jelas Dokter

Daniel bernafas lega "Apa aku sudah bisa melihatnya?"

"Tentu saja Tuan"

Daniel pun masuk ke ruangan VIP itu. Terlihat seorang gadis yang tersenyum ke arahnya. Wajahnya masih terlihat pucat, tapi sepertinya keadaan nya sudah lebih baik.

"Sayang" Daniel melangkah cepat ke arah ranjang pasien. Mencium kening kekasihnya itu dengan penuh kerinduan.

"Syukurlah kau sudah sadar" kata Daniel lagi

Jesika mengangguk, suaranya masih belum pulih karna koma terlalu lama. Dia hanya bisa tersenyum.

"Sudahlah lebih baik kau istirahat saja. Aku akan ke kantor sebentar, nanti aku kembali ke sini. Oke" kata Daniel kembali mencium kening Jesika

Jesika hanya menganggukkan kepalanya. Daniel pun akhirnya keluar dari kamar rawat Jesika.

Daniel sudah berada di mobilnya. Fikirannya melayang ke masa lalu itu. Jika saja Dia tahu kalau Jesika akan sadar dalam waktu secepat ini Daniel pasti tidak akan mengikuti keinginan orang tuanya.

Tapi sekarang semuanya telah terjadi. Tidak mungkin Daniel bisa mengulang waktu yang telah berlalu.

Sekarang apa yang harus aku lakukan.

FlashBack ON

Tiga tahun yang lalu......

Daniel Zein adalah pemimpin perusahaan besar di kotanya. Daniel memiliki seorang kekasih yang bernama Jesika Amora. Seorang aktris cantik dan juga berbakat di bidangnya.

Hubungan mereka terjalin secara diam diam. Mengingat Jesika yang seorang aktris terkenal dan Dia sedang menunjang popularitas nya dengan mengadakan settingan dengan lawan main di film yang sedang di bintangnya.

Karna sangat mencintainya, Daniel menyetujui semua keinginan Jesika. Daniel sudah mempersiapkan cincin berlian yang sangat indah untuk melamar Jesika.

Namun sebuah berita di televisi yang menbuatnya begitu shock. Sampai Daniel menjatuhkan cincin yang sedang di pengangnya. Cincin itu bergelinding di atas lantai.

"Aktris cantik Jesika Amora telah mengalami kecelakaan di jalan xx. Keadaan mobilnya cukup parah, sekarang Jesika sedang di rawat di rumah sakit xx"

Daniel merasa jantungnya berhenti berdetak. Fikiran nya blank, Dia begitu shock dengan kabar tersebut. Padahal baru kemarin malam Dia bertemu dengan kekasihnya itu.

...🌻🌻🌻🌻...

Jesika di nyatakan koma setelah menjalani pemeriksaan. Daniel yang begitu terpuruk hanya bisa mengurung diri di kamar dan meminum minuman haram itu.

Aldi Zein dan Winda Zein, orang tua Daniel di buat cemas dan khawatir dengan keadaan putra semata wayang nya itu.

Satu tahun kemudian...

Di saat Daniel benar benar terpuruk dengan keadaan kekasihnya yang tidak juga membaik. Maurin datang dalam kehidupan nya.

Sebenarnya bukan tanpa alasan Maurin bisa datang di kehidupan Daniel. Kedua orang tua Maurin memang kenal dekat dengan keluarga Zein.

Ibunya Daniel merasa sangat menyukai kepribadian Maurin yang sederhana dan juga sangat tulus. Hingga Winda meminta bantuan Maurin untuk membuat Daniel bangkit dari keterpurukan nya.

Daniel yang begitu terpuruk, hari hari demi harinya mulai membaik saat Maurin selalu datang dan mengajaknya bercerita dan menghiburnya.

Maurin sama sekali tidak tahu alasan Daniel bisa seperti ini. Maurin bukanlah orang yang selalu ingin tahu tentang kehidupan seseorang.

Hari hari berlalu, Daniel semakin merasa nyaman dengan Maurin. Tapi bukan berarti Dia melupakan Jesika begitu saja. Daniel masih mengharapkan Jesika sadar dari komanya.

Berapa lama Jesika koma, Daniel akan menunggunya. Itulah prinsip Daniel, tapi sayang semuanya harus berakhir saat Ayahnya kena serangan jantung.

"Daniel Papa minta kamu menikah dengan Maurin. Dia gadis yang baik, mau sampai kapan kau menunggunya. Segeralah berikan kami penerus keluarga Zein. Papa mohon"

Begitulah pesan terakhir sang Papa sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Mau tidak mau akhirnya Daniel menikahi Maurin setelah satu bulan ayahnya meninggal.

Maurin sama sekali tidak tahu soal Daniel yang menikahinya karna permintaan terakhir ayahnya.

Namun tak bisa di pungkiri kalau Maurin sudah jatuh cinta pada Daniel sejak pertama kali bertemu. Apalagi setelah Maurin tidak sengaja melihat foto Daniel saat kecil.

FlashBack OF

Bersambung

Kenyataan

Siang harinya Maurin sudah berada di rumah sakit. Dia segera menjalani pemeriksaan oleh dokter setelah menceritakan keluhan nya. Daniel yang sedang berada di kantor pun langsung menuju rumah sakit karna sangat penasaran dengan keadaan istrinya itu.

Saat Daniel sampai di ruangan dokter yang memeriksa Maurin. Ternyata Maurin sudah selesai di periksa. Di duduk di kursi samping istrinya untuk mendengarkan penjelasana dokter.

Maurin sudah berkeringat dingin untuk mendengarkan penjelasan dari dokter. Dadanya tiba tiba berdegup kencang.

"Bagaimana keadaan istri saya Dok? Apa Dia benar benar sedang hamil?"tanya Daniel sudah tidak sabar

"Nona Maurin tidak hamil, Dia hanya masuk angin biasa" kata Dokter

Daniel tidak berkata apapun lagi, Dia langsung menarik tangan Maurin keluar dari ruangan dokter tersebut.

...🌻🌻🌻🌻...

Sampai di rumah Maurin di hempaskan di sofa yang ada di ruang tengah.

"Percuma aku menikahimu selama dua tahun ini. Jika kau tidak bisa memberikan apa yang aku inginkan" kata Daniel dengan suara dinginnya

"A...apa maksudmu?"tanya Maurin

"Selama ini aku menikahimu hanya karna orang tuaku menginginkan keturunan dan juga karna keinginan terakhir dari Papaku. Sementara aku rela meninggalkan kekasihku yang sedang koma" kata Daniel

Deg

Seperti terhantam batu besar, dada Maurin terasa sesak. Kenyataan yang baru saja suaminya ucapkan membuat hatinya hancur.

Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk Maurin bisa menjalani hidup berumah tangga bersama suaminya. Rasa cinta pada suaminya semakin hari semakin besar. Namun sayang ternyata apa yang selama ini suaminya lakukan adalah kepura puraan semata.

Perhatian nya, kasih sayangnya. Semuanya hanya kebohongan, dan bodohnya Maurin tidak menyadari itu. Padahal selama ini suaminya sangat jarang menyentuhnya.

Dia sering beralasan capek bekerja sehingga dalam seminggu Daniel hanya sekali menyentuhnya. Mungkin Daniel hanya ingin mewujudkan keinginan ibunya untuk segera mempunyai cucu dari menantu dan anak kesayangan nya.

"Apa selama ini kau tidak mencintaiku Mas?"tanya Maurin dengan suara bergetar

"Tentu saja tidak, aku hanya kasihan padamu. Cintaku hanya untuk kekasihku, kau mungkin memang menjadi teman baikku sampai aku bisa kembali bangkit dari keterpurukan itu. Tapi bukan berarti aku mencintaimu" jelas Daniel

Deg

Kembali Maurin merasakan hatnya begitu sakit. Semua perkataan Daniel cukup untuk Dia mengerti kalau selama ini suaminya hanya terpaksa menikahinya.

Mungkin karna Jesika sudah sadar maka Daniel merasa sudah tidak perlu berpura pura lagi. Apalagi setelah tahu kalau istrinya belum hamil juga membuat Daniel seolah mempunyai alasan untuk menjalin kembali hubungan dengan wanita yang di cintainya.

"Hiks Hiks Hiks "

Entah kenapa Daniel merasa dadanya begitu sakit saat mendengar isakan kecil dari istrinya. Daniel memilih pergi meninggalkan Maurin yang sedang hancur di buatnya.

Daniel masuk ke dalam mobil, memegangi dadanya yang terasa nyeri dan sesak.

"Ada apa denganku? Kenapa aku merasa sakit saat melihatnya menangis. Tidak aku tidak boleh lemah seperti ini" Daniel menggelengkan kepalanya

"Aku yakin kalau ini hanya karna rasa kasihan saja pada Dia. Aku sangat mencintai Jesi, jadi aku tidak mungkin mengkhianati nya. Dia sudah sadar dan saatnya aku kembali padanya dan mengakhiri semua ini"

Daniel melajukan mobilnya menuju rumah sakit dimana Jesika di rawat. Cinta pertamanya yang membuat Daniel yakin kalau Jesika adalah jodohnya.

Sementara itu di rumah Maurin terududk lemas di sofa dengan air mata yang tak mau berhenti. Semuanya terasa mimpi buruk di siang hari.

Memukul dadanya yang terasa sesak "Kenapa? Kenapa aku tidak tahu soal ini. Kenapa tidak ada yang memberi tahuku? Mama? Bahkan Mama pun tidak berkata apapun padaku"

Maurin merasa di bohongi oleh semua orang. Dengan perlahan Dia mengambil ponsel dari dalam tasnya. Menekan nomor telpon ibunya.

"Ha...Hallo Ibu" suara Maurin terdengar sangat lemah dan bergetar

"Ada apa kau menelponku? Jangan menyusahkan ku lagi Maurin"

Maurin memejamkan matanya, sudah terbiasa dengan ucapan ketus dari sang Ibu. Hatinya menjadi ragu untuk mengatakan semuanya.

"Ibu apa Rin boleh pulang ke rumah?"

"Untuk apa? Sudah ku bilang jangan menyusahkan ku Rin. Cukup saat kecil kau merepotkanku. Sekarang kau sudah punya suami, apapun yang terjadi hadapilah sendiri. Kau sudah dewasa jangan terus menerus merepotkan ku"

Setetes air mata kembali meluncur di pipinya. Apa yang harus Maurin lakukan sekarang? Dia tidak punya siapa siapa untuk tempat berlindung. Ibu mertuanya juga tidak mungkin untuk Maurin mintai tolong.

...🌻🌻🌻🌻...

Daniel tersenyum bahagia saat kekasihnya sudah kembali pulih. Meski masih harus di rawat beberapa hari lagi untuk masa pemulihan. Tapi Jesika kini terlihat lebih baik dari sebelum nya.

"Satu suap lagi ya" bujuk Daniel sambil menyodorkan sesendok bubur di depan mulut Jesika.

Mau tidak mau Jesika pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari kekasih hatinya.

"Aku gak nyangka kalo kamu akan menungguku sadar Daniel" kata Jesika menatap bahagia pada kekasihnya

Daniel tersenyum dan mengelus kepala Jesika "Mana mungkin aku tidak menunggumu. Aku sangat mencintaimu"

Entah kenapa ada rasa nyeri di dadanya saat Daniel mengatakan itu. Seolah hatinya menolak apa yang telah Daniel ucapkan barusan.

Semoga kau akan selalu seperti ini Daniel. Aku tidak mau kehilanganmu. Untung nya kau tidak mengetahui kebenaran nya karna aku keburu kecelakaan dan koma.

Entah apa yang di sembunyikan Jesika sebelum kecelakaan itu terjadi. Yang jelas ada rahasia besar yang Jesika sembunyikan dari Daniel.

"Apa Om dan Tante sudah datang?"tanya Daniel

Jesika mengangguk "Tadi Mami sama Papi udah kesini. Terus pulang dulu nanti kesini lagi malam"

Daniel mengangguk "Baiklah kalau begitu aku akan menemani mu sampai orang tuamu datang"

Jesika hanya mengangguk.

...🌻🌻🌻🌻...

Setelah berecengkrama sebentar dengan kedua orang tua Jesika. Daniel akhirnya berpamitan untuk pulang. Kini di kamar itu tinggal Jesika dan kedua orang tuanya.

"Jesi kau harus merelakan Daniel. Dia sudah menikah Nak" kata Bram, ayahnya Jesika

"Tidak bisa Pi, Papi kan tau kalau Jesika sangat menyukai Daniel. Lagian Jesi tahu kalau Daniel tidak mencintai istrinya, Dua hanya terpaksa" kata Jesika

"Kenapa kau bisa berfikiran seperti itu?" tanya Bram heran

"Karna Mami sendiri yang bilang kalau selama ini Daniel selalu menjenguk ku di saat aku koma. Tidak pernah seharipun Dia tidak datang untuk melihat keadaanku" jelas Jesika

Bram melirik tajam pada istrinya. Kembali menatap pada putri satu satunya itu.

"Tapi kau telah membohongi Daniel Nak. Jika saja Mami mu tidak terlanjur membohongi Daniel. Mungkin Papi sudah memberi tahu kebenaran nya" kata Bram

Jesika menggeleng cepat "Jangan Pi, Jesi mohon. Daniel adalah segalanya untuk Jesi"

"Sudahlah Pi, jangan terus memaksa Jesi. Biarkan Dia bahagia, lagian kebohongan Jesi tidak akan di ketahui siapa pun kecuali kita yang memberi tahu" kata Santi, ibu Jesika yang selalu menuruti semua keinginan putrinya

Bram menghela nafas berat "Baiklah. Tapi jangan sampai suatu saat nanti kau menyesal Jesi"

"Tidak Pi, Jesi tidak akan menyesal. Jesi sangat mencintai Daniel" kata Jesika mantap

Itu bukan cinta namanya Jesi, tapi Obsesi semata.

Bersambung

Aku masih istrimu.

Daniel sampai di rumahnya setelah tadi berada di rumah sakit untuk menemani kekasihnya.

Saat membuka pintu rumah, Daniel melihat pemandangan yang membuat dadanya sakit. Maurin yang tertidur di sofa, mungkin istrinya itu menunggunya pulang. Karna selama ini Maurin selalu menjadi istri yang baik dan berbakti pada suami.

Daniel berjalan mendekati Maurin. Dilihatnya wajah cantik alami tanpa make up. Matanya yang sembab dan hidung yang memerah.

Apa Dia terus menangis.

Daniel memegang dadanya yang terasa sesak melihat wajah lelah Maurin. Tangan nya terangkat ingin mengelus kepala Maurin, namun segera di hentikan saat Dia sadar siapa wanita di depan nya.

"Aku gak boleh lemah, Dia juga akan baik baik saja jika aku ceraikan. Aku akan bicara pada Mama nanti" gumam Daniel sambil berjalan ke arah tangga

Daniel masuk ke dalam kamarnya. Kamar yang selama ini di biarkan kosong. Selama ini Dia dan istrinya tidur di kamar yang lain. Bukan di kamar utama.

Rumah ini adalah rumah yang sengaja di bangun Daniel untuk di tinggali saat Dia menikah dengan Jesika. Namun semuanya tidak seperti apa yang Dia harapkan.

Makanya Daniel tidak mengizinkan Maurin untuk masuk ke kamar itu. Di dalam kamar ini banyak sekali fotonya dan Jesika.

Namun karna pada dasarnya Maurin adalah wanita yang penurut pada suami. Dia menuruti semua perintah suaminya.

...🌻🌻🌻🌻...

Maurin mengerjapkan matanya beberapa kali. Menyesuaikan cahaya lampu. Dia bangun lalu duduk di sofa tempatnya tidur semalam.

Sudah pagi ya, apa Mas Daniel pulang?

Maurin bangun dan langsung menuju kamarnya. Membuka pintu kamar, sepi. Tidak ada Daniel disini. Maurin masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Saat Maurin telah selesai mandi dan berganti pakaian. Dia keluar dari kamar dan tidak sengaja berpapasan dengan Daniel yang sudah rapi.

"Mas, aku kira kamu gak pulang" kata Maurin mencoba bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa apa di dalam rumah tangganya.

Daniel berubah, Dia menjadi sangat dingin. Wajahnya datar dan tidak ada lagi senyuman yang dulu sering Dia tampilkan jika di depan istrinya.

"Kau masih disini, ku kira kau sudah pergi dari rumah ini" kata Daniel dingin

Deg

Sebegitu bencikah kau padaku Mas? Sampai kau mengharapkan aku pergi dari sini.

"Aku kan masih istrimu Mas, mana mungkin aku pergi meninggalkan suamiku" kata Maurin tersenyum getir

Daniel menatap sinis pada Maurin "Terserah. Aku tidak peduli kau pergi atau masih mau disini"

Daniel melangkahkan kakinya, berhenti lagi setelah beberapa langkah Dia berjalan.

"Jangan pernah menungguku lagi. Jangan pernah bersikap lagi seperti istriku. Aku juga tidak akan pulang ke rumah ini sampai aku mau pulang ke sini" kata Daniel langsung berlalu pergi

Maurin diam mematung, air mata telah membasahi pipinya. Menatap punggung suaminya yang menuruni anak tangga.

Hancur...

Hatinya sangat hancur saat ini. Orang yang Dia cintai dan yang Dia anggap juga mencintainya. Ternyata tidak sama sekali memperdulikan nya.

"Kuat... Kau pasti kuat Rin, kau pasti bisa membuat suamimu kembali seperti dulu"

Aku yakin kalau Mas Daniel dulu pasti juga mencintaiku. Hanya saja Dia tidak sadar dengan pearsaan nya. Aku yakin...

Begitulah pemikirannya. Maurin merasakan bagaimana Daniel memperhatikan nya, tersenyum padanya.

Tapi Maurin melupakan satu hal, Daniel tidak pernah mengatakan cintanya sampai saat ini. Dan itu membuatnya menciut. Semua pemikiran itu lenyap seketika.

"Jika Dia memang tidak mencintaiku? Lalu apa yang akan aku lakukan sekarang? Dia juga tidak mengatakan akan menceraikan ku"

Tubuhnya menyandar di dinding. Merosot dengan seiring air mata yang berjatuhan membasahi pipinya.

Apa aku kuat?

...🌻🌻🌻🌻...

Seminggu kemudian......

Benar saja sejak kejadian waktu itu Daniel tidak pernah lagi pulang ke rumah. Maurin tiidak bisa berbuat apa apa, bahkan nomor telpon Maurin pun di blokir oleh Daniel.

Maurin membuka kulkas, menatap nanar saat mendapati kulkas telah kosong. Maurin kembali ke lantai atas menuju kamarnya.

Maurin menatap dompetnya yang hanya ada uang dua ratus ribu lagi. Memang Daniel belum memberi nafkah bulanan nya. Tapi Maurin yakin kalau Daniel tidak akan memberikan nya nafkah lagi.

Apa aku harus mencari pekerjaan. Tapi kemana? Ijazah ku hanya sampai SMA saja.

Tiba tiba bayangan Maurin kembali kemasa lampau. Dimana Dia di pertemukan dengan keluarga angkatnya sekarang.

FlashBack ON

Brakkk

"Ibu"

Maurin kecil berlari ke arah ibunya yang terpental jauh karna tertabrak mobil mewah yang sedang melaju kencang.

Maurin kecil memeluk tubuh ibunya yang tergeletak di jalanan dengan di penuhi darah. Terus memanggil manggil Ibunya, berharap sang Ibu akan membuka matanya.

Orang orang di sekitar sana langsung mengerubuti mobil yang menabrak Ibunya. Mengetuk kaca jendela mobil sambil berteriak teriak agar si pemilik mobil keluar.

Mau tidak mau si pemilik mobil pun keluar bersama sang istri. Mereka terlihat begitu tenang dalam menghadapi para warga yang sudah marah.

"Tenang, saya akan tanggung jawab. Saya akan membawanya ke rumah sakit" kata Antoni si pemilik mobil

"Saya akan telpon ambulan untuk membawanya ke rumah sakit" tambah nya lagi

Akhirnya warga pun bubar saat mobil ambulan datang. Ibunya Maurin segera di bawa ke dalam ambulan dan Maurin pun ikut masuk ke dalam ambulan.

Sesampainya di rumah sakit, semuanya sudah terlambat. Ibunya Maurin telah meninggal dunia saat dalam perjalanan.

Gadis kecil yang malang, ayahnya sudah pergi lebih dulu dan sekarang Ibunya juga telah pergi meninggalkannya. Maurin hanya bisa menangis sambil memeluk tubuh Ibunya yang sudah tak bernyawa lagi.

Antoni dan Yuna sang istri langsung menghampiri gadis kecil yang sedari tadi menangis dan memanggil ibunya.

"Anak manis, siapa namamu?" tanya Yuna menatap pada wajah kusam dan cemong itu

"Maurin" jawabnya dengan nada bicara yang belum terlalu lancar

"Maurin, nama yang bagus. Apa kamu mau menjadi anak Tante dan Om?" kata Yuna lagi

"Apa maksudmu?" tanya Antoni dengan nada tidak suka

Yuna berdiri dan manarik lengan suaminya untuk menjauh dari gadis kecil itu.

"Apa yang kau maksud? Kenapa meminta anak kumuh itu untuk menjadi anak kita?" tanya Antoni menatap tajam istrinya

"Kau mau masuk penjara karna telah membuat ibunya meninggal. Lagian kitakan belum mempunyai anak. Apa salahnya kita gunakan anak itu sebagai pemancing agar aku cepat hamil" jelas Yuna

"Nanti setelah kita mempunyai anak sendiri kita bisa menjadikan nya sebagai pembantu di rumah. Yang penting sekarang tidak ada yang tahu kalau kau telah membuat nyawa ibunya meninggal. Reputasimu akan hancur jika media tau" jelas Yuna lagi

Antoni kini mengerti apa tujuan istrinya. Akhirnya Dia pun menyetujui untuk mengadopsi Maurin.

Benar saja setelah Maurin di adopsi selama 6 bulan. Yuna telah hamil. Saat umur Mauirn 6 tahun lebih Yuna telah memiliki satu orang putri yang sangat cantik. Dua tahun kemudian Dia memiliki anak lagi yang berjenis kelamin laki laki.

Kehidupan Maurin muali berubah sejak saat itu. Kasih sayang orang tua angkatnya tidak lagi Dia rasakan. Dia di perlakukan layaknya pembantu di rumah itu.

Bahkan untuk bisa lulus SMA pun Maurin harus mencari kerja paruh waktu untuk menyelesaikan sekolahnya.

FlashBack OF

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!