NovelToon NovelToon

The Last Clan Blue

1. Bertahan Hidup

PROLOG

Di suatu malam mencekam, pertempuran terjadi begitu saja tanpa menghiraukan apapun yang ada, semua hancur pohon pun ikut berimbaskan api membara, awan pun seketika gelap gulita mengiringi kesedihan mendalam bagi Agra, tergeletaklah mayat-mayat dari anggota blue clan yang gugur dalam pertempuran itu, kini hanya tersisa Agra Le Bluezer salah satu keturunan dari klan blue.

Jejak kaki pun menyertai langkahan yang lebar nan panjang, menuju ke suatu tempat yang membawanya selamat dari kejaran para klan Redfire yang kejam, dengan lengan yang bercucuran darah dan tubuh yang tertusuk pedang akibat penyerangan terhadap dirinya, Agra pun menggencarkan aksi pelariannya dan menjadi buronan para Redfire clan setelah mereka tau Agra memiliki chakra yang Istimewa.

(Di hutan Vedernight)

Sebelum terjadinya pertumpahan darah antar klan dan menjadi buronan.

"Cepatlah!! pergi dari sini sebelum mereka mengetahui keberadaanmu kaulah harapan kami satu-satunya, Agra putraku."

"Tapi Ayah, aku tidak tega meninggalkan kalian begitu saja aku tidak ingin kehilangan kalian."

"Lebih menyedihkan lagi jika klan kita hancur tanpa menyisakan salah satupun keturunan dari kita, cepatlah pergi atau klan kita akan hancur dan hilang dari peradaban!"

"Ayah aku yakin kita semua pasti menang, aku yakin kita pasti selamat."

"Lihatlah putraku, jumlah mereka lebih banyak dari klan kita, jumlah anggota kita telah berkurang setelah pembantaian habis-habisan yang dilakukan oleh Redfire clan beberapa hari yang lalu, mereka begitu licik dan kejam, hanya kaulah satu-satu nya harapan bagi ayah dan seluruh klan kita, cepatlah pergi!! Ayah akan menyusul ibumu untuk membantu nya melawan para anggota klan Redfire."

Agra pun lari untuk menyelamatkan diri namun digagalkan oleh salah satu anggota Redfire clan.

"Mau pergi kemana kau? kau tidak bisa lolos dari ku!!"

Tiba-tiba ada suara tebasan pedang dibelakangnya hingga mengenai tubuh si penghalang itu.

"Cepat larilah nak! biar Ibu yang mengatasi ini, bersembunyilah dan berjanjilah bahwa kau akan tetap hidup demi kedamaian di negeri ini."

Dengan mata yang berkaca-kaca ia meringankan hatinya untuk pergi dari tempat pertempuran itu meninggalkan keluarga dan klannya yang sangat ia cintai.

Namun rencana pelarian Agra pun diketahui oleh Rival, anak dari ketua Redfire Clan yang sangat gesit dan lihai dalam membawa pedang. Agra yang masih belum mumpuni dalam berpedang pun terpaksa melawanya dengan melakukan beberapa elakkan.

"Hah ... Apakah segini saja kemampuan mu? dengan sekali tebasan saja kau akan kuantar ke dalam tidur abadimu."

"Biarkan aku pergi! aku tidak mau berurusan denganmu."

dengan suara tegas dan lantang Agra mencoba mencari celah untuk pergi sebelum seluruh anggota klan Redfire mengetahuinya.

"Tidak semudah itu kau lari dariku, akan ku habisi semua klanmu dan kuhancurkan keluargamu hingga tak tersisa sedikit pun, termasuk kau!!"

Rival seketika menyerang Agra dan menebaskan pedangnya berkali-kali hingga Agra pun tak bisa berkutik, tebasan pedang Rival menggores luka di tubuh Agra hingga sempoyongan dan terjatuh ke tanah.

Tak lama setelah bertubi-tubi menyerang tiba-tiba munculah sinar biru di mata Agra yang menyilaukan pandangan Rival,

"Silauan apa itu? Akhh ... aku tak bisa melihat."

Rival yang tengah kebingungan dan sulit melihat jelas membuat Agra mendapat kesempatan untuk segera berdiri dan lari dari tempat pertarungannya, Rival yang tak ingin meloloskan buruannya langsung memanggil tiga pasukannya, mereka mengejar Agra hingga tertangkap dan mencoba membunuhnya.

Agra pun terus lari, kaki yang gemetaran kini mulai mereda dan kembali normal, luka yang tergores tiba-tiba sembuh setelah sinar biru keluar dari matanya. Agra kemudian melanjutkan larinya tanpa menghiraukan penyebab sembuhnya luka goresan di tubuhnya.

"Heii ... mau lari kemana kau pengecut!!"

Teriak Rival sambil mengejar pria pemilik sinar mata biru itu, ia pun kini kebingungan mencari tempat bak burung yang kehilangan landasanya, kini Agra berlari tanpa berfikir kemana akan pergi, ia terus mengikuti hati nya ke arah mana dia berlari untuk menyelamatkan diri, hingga dia menemukan ujung tempat yang membuatnya harus berfikir keras lagi.

"Astaga! Jurang! Bagaimana aku bisa melewatinya? Sebentar lagi para klan Redfire akan datang untuk menghabisiku."

Tak lama kemudian Rival dan pasukannya datang untuk meringkus Agra.

"Kau sudah berada di ujung akhir hidupmu, lebih baik kau menyusul klanmu yang telah binasa, hahaha ..."

"Tidak mungkin mereka mati?" Tanya Agra tak percaya dengan kata-kata Rival.

"Apa kau tidak mempercayai kata-kataku barusan?"

"Aku tidak percaya!!!"

"Baiklah kalau kau perlu bukti, akan aku tunjukkan sekarang juga padamu!! Bawa dia kembali ke arena pertempuran dan perlihatkan kepadanya bahwa klannya telah musnah. Berikan kenyataan yang sesungguhnya kepadanya, agar dia bisa melihat dengan jelas kenyataan itu!!"

Dengan lantang Rival memerintahkan pasukanya untuk menyeret Agra ke arena pertempuran untuk memperlihatkan keadaan yang sebenarnya terjadi. Agra yang tidak percaya mendengar berita ini pun langsung menyerahkan dirinya untuk dibawa kembali ke pertempuran semula untuk melihat kondisi sebenarnya.

Apa yang akan terjadi dengan Agra selanjutnya?

Apakah dia bisa selamat dari cengkraman para Redfire?

ikuti terus kisahnya ya ....

2. Goresan Luka

"Lihatlah disekelilingmu, sudah kukatakan bahwa seluruh klanmu sudah mati dan kini saatnya kau menyusul mereka."

Suasana yang berbalutkan kesedihan datang di hati Agra setelah sampai ke arena pertempuran, dilihatnya tubuh para klannya sudah terbujur kaku termasuk keluarganya yang sangat dicintainya.

"Ti ... ti ... tidak mungkin ... tidak mungkin mereka mati?" air mata pun menetes membawa duka mendalam bagi Agra.

"Pangeran Rival! Perlihatkan dengan jelas kenyataan ini kepadanya, biar dia sadar bahwa klannya itu lemah, yang pantas menjadi pemimpin lima klan hanyalah klan kita." Ujar Leviathan pemimpin Redfire clan yang baru saja datang menghampiri mereka.

"Ayah mau kita apakan dia? Dia begitu mudah untuk kita habisi, kita harus cari cara yang lebih seru untuk menghabisinya."

Agra duduk termenung tanpa mendengarkan ocehan raja Leviathan dan pangeran Rival, suasana tersebut membuat dirinya kehilangan rasa semangat hidup. Air matanya terus mengalir membawa kedukaan bagi klan Blue.

"Seperti nya dia tidak mendengar ucapan kita, hey ... apa kau tidak takut untuk mati? jangan diam saja dan jawab aku!!"

Sembari menebaskan pedang supranaturalnya ke Agra yang tengah terdiam. Agra pun terpental jauh 5 meter dan terjatuh dari tempat berdirinya akibat serangan pedang berenergi elektromagnetik yang sangat kuat milik ketua klan Redfire.

"Ayah, ternyata diam-diam mereka menyimpan rahasia besar ya? Bagaimana bisa pedang Celectron tidak bisa meninggalkan bekas luka di tubuh targetnya, padahal kita tahu bahwa pedang Celectron milik ayah mampu melumpuhkan lawan dan meninggalkan luka bakar dalam sekali tebasan. Satu lagi, bagaimana luka tadi bisa sembuh secepat itu, aku ingat saat menyerangmu terdapat luka goresan di lengan kananmu."

"Benar juga yang kau katakan, siapa kau sebenarnya? bagaimana bisa kau mampu menahan tebasan pedangku?"

Agra yang sempat terdiam beberapa saat mulai menunjukkan tanda-tanda amarahnya.

"Diam kalian! kalian telah membunuh keluargaku aku tidak akan mengampunimu!!"

Terlihat bebatuan tanah bergerak dengan sendirinya, getarannya pun mulai terasa di tanah hingga menyebab kan gempa kecil di sekitar area pertempuran, banyak klan Redfire merasakan getaran ini hingga mereka terjatuh dan tidak bisa berdiri.

Agra tiba-tiba mengeluarkan sinar biru, tubuhnya mulai memunculkan simbol-simbol di kedua telapak tangannya dan kedua matanya serta satu simbol lain di dadanya yang masih terlihat samar, kemunculan 5 simbol itu beriringan dengan sinar biru yang muncul dari tubuhnya, hingga membuat para klan Redfire semakin yakin bahwa didalam tubuhnya memiliki kekuatan supranatural yang begitu kuat yang biasa dinamakan chakra.

****

Sriiinng ....

Di dalam jiwa jauh dari dunia dan raga, hanya ada suara-suara dari dalam diri, putus asa dan penyesalan datang menyelimuti hati dan jiwanya. Sekarang dia telah berada di dimensi yang berbeda.

"Aku ... aku sekarang benar-benar sendirian, apakah aku pun juga akan mati? ayah menyuruhku untuk tetap lari dan pergi menyelamatkan diri namun aku tidak bisa seegois ini, aku tidak bisa melihat mereka hancur di tangan Redfire clan. Setelah mendengar berita bahwa Blue Clan telah hancur aku benar-benar tidak percaya, hingga aku ingin memastikannya sendiri dengan menyerahkan diriku kepada Redfire Clan, kupikir setelah mengikuti perintah Redfire klan aku bisa menyelamatkan klan ku dan merencanakan sesuatu untuk membalikkan serangan namun ternyata itu semua benar, berita itu benar dan kulihat di akhir pertempuran ayah dan ibuku telah meninggal bersama saudara-saudaraku, dan seluruh anggota klanku. Aku pun tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan, aku memang bodoh, lemah dan payah."

(Self talk by Agra)

"Jangan bersedih ... tenanglah kau tidak lemah tapi kau kuat."

Suara itu mengejutkan Agra, padahal di dalam dimensi itu hanya terdapat dirinya saja. Suara yang terdengar samar perlahan-lahan mulai jelas, didepan pandangan Agra terlihat bayangan dari jarak jauh. Bayangan tersebut tertutup oleh kabut putih, pergerakannya pun semakin dekat kearah Agra.

"Sepertinya ada dua orang disana, siapa kalian?"

"Jangan takut putraku!" sosok suara laki-laki mencoba menenangkan dirinya.

"Kami ingin mengatakan sesuatu kepadamu dan mungkin ini juga akan menjadi terakhir kalinya kita bicara." Susul suara perempuan di samping lelaki tersebut.

"Siapapun kalian jangan mendekat!!" teriak Agra sambil menutup matanya.

"Sudah kubilang jangan takut." Lelaki itu tersenyum sambil mengelus rambut putranya itu.

"huh? Suara itu ... Sepertinya aku pernah mendengarnya." (self talk by Agra)

Agra pun mulai membuka mata.

"Sekarang kau tahu kan siapa kami?" Jawab laki-laki itu.

"Ayah ... Ibu ... Kalian masih hidup?" Agra terlihat tidak percaya.

"Iya, kami masih hidup didalam hatimu dan selamanya pun akan terus berada didalam hatimu. Ibu sangat menyayangimu putraku."

"Kai kita tidak punya waktu banyak disini, putraku ayah ingin memberitahukan sesuatu kepadamu."

(Tiba-tiba)

"Arghh ... Ayah ... tubuhku semakin lama semakin memperlihatkan tanda, sebenarnya tanda apa ini? tubuhku terasa lemas? aku merasakan begitu banyak chakraku yang keluar."

"Itulah yang ingin kukatakan kau sebenarnya adalah pusat dari lima chakra, bisa dikatakan pusat seluruh lima klan ada pada dirimu."

"Apa maksud ayah?"

Kai Katryne ibu dari Agra pun angkat bicara,

"Kelak bila tiba waktunya kau akan tau dengan sendirinya, saat ini kami tidak bisa memberitahumu banyak hal tentang chakra itu. Agruero segeralah kau menghentikan pancaran biru itu!! sebelum tandanya mulai muncul secara jelas, bahaya jika tanda itu muncul seluruh dunia clonning akan hancur."

"Ya ... Bersiaplah Agra aku tidak bisa menghilangkan simbol dan sinar biru itu karena simbol dan sinar itu telah ada sejak kau lahir, namun ayah hanya bisa menyegel chakra mu agar tidak terjadi lagi kemunculan simbol itu, seharusnya simbol itu akan aktif jika pemilik nya sudah siap secara fisik dan mental."

"Benar Agruero, sudah kuduga ini akan terjadi. Sejak Agra masih kecil dia juga menunjukkan tanda-tanda ini, ternyata benar yang kutakutkan akan terjadi."

"Hmm ... aku memang pernah merasakan gejala itu, tapi kemunculan sinar itu tidak sebegitu kuatnya dengan saat ini, aku sudah tidak bisa menahannya lagi." Dengan melawan rasa gemetar lemas ditubuhnya.

"Baiklah waktu kami tinggal 5 menit, aku akan memasang penyegel chakra padamu untuk menanggulangi resiko terbesarnya, bersiaplah Agra!"

"Baiklah." Agra mulai mengatur keluar masuk nya chakra agar chakranya bisa kembali normal.

Agruero ayah dari Agra pun menyegel chakra Agra, tepat berada di dadanya yang merupakan titik faktor pertukaran chakra positif dan negatif. Mereka memasang chakra penyegel dengan tujuan menunda kemunculan simbol aneh tersebut.

Bersambung

3. Sebuah Perpisahan

Dimensi itu menjadi suatu tempat pertemuan terakhir Agra bersama ayah dan ibunya, sisa-sisa waktu yang begitu berharga pun terkikis dalam detik. Dan kini sisa 5 menit itu mereka simpan untuk kata perpisahan.

"Proses penyegelan selesai, kini kau tidak usah khawatir jika tanda clonningmu muncul lagi ..." ujar Agruero sang ayah.

"Huh ...? tanda clonning?"

"Iya putraku, tanda itu dinamakan simbol clonning, itulah sebabnya kami menyuruhmu untuk tetap hidup, karena kau istimewa"

"Apa istimewa-nya aku ayah? aku adalah lelaki yang tidak bisa menggunakan pedang dengan mahir, aku payah dalam berkuda, dan lagi aku lemah dalam bertarung, apakah itu yang dinamakan ...." (pembicaraan Agra seketika terhenti)

Agruero seketika memegang kepala Agra dan tersenyum kepadanya,

"Kau bukan lelaki yang payah ... hanya saja kau butuh waktu untuk berkembang, ya ... seperti ulat yang membutuhkan waktu untuk berubah dan memunculkan suatu keistimewaan tersendiri, ulat pada awalnya tidak disukai dan mungkin orang lain mengatakan kalau ulat adalah hewan menjijikan, namun itu tidak akan mematahkan semangatnya untuk tetap hidup dan berkembang hingga fase akhirnya ... ia pun menemukan waktu untuk bermetamorfosis hingga menjadi kupu-kupu yang indah, menurutku ulat adalah hewan yang terkenal sabar dan perencana yang baik, sampai sini kau faham kan?"

Agra yang terdiam pun mulai memahami maksut ayahnya itu.

"Iya, aku mengerti ... terimakasih ayah."

"Kurasa ini adalah pesan terakhir ku untukmu Agra, Kai ... apa kau punya pesan terakhir untuk putramu?"

"Kenapa kau melontarkan pertanyaan seperti itu padaku Agruero!? tentu saja aku kesulitan mengatakannya." Sambil memukul kepala Agruero.

"Aduhh ... aku hanya bertanya saja, sebentar lagi kita akan mulai menghilang dan Agra akan keluar dalam dimensi ini kembali ke dunia nyata ...."

"Hahahaha ... kalian tetap saja bertengkar dalam kondisi seperti ini?" Ejek Agra.

Tiba-tiba Kai memeluk Agra sangat erat seakan ia tidak mau melepaskan pelukan itu, dan air mata pun mulai keluar membasahi pipinya hingga jantung pun terasa sesak untuk mengakhiri perpisahan ini.

"Hiks...hiks... sebenarnya ibu masih ingin bersamamu, melihatmu tumbuh dari remaja menuju dewasa nanti, sampai menemukan jodoh mu kelak dan melihat mu bahagia serta bisa memelukmu suatu saat semau ibu ... ibu masih ingin memasakkan makanan untuk mu, membangunkan tidurmu serta melihat wajah mu ketika tidur malam,namun kini ibu sadar kita telah berbeda dunia ... pesan terakhir ibumu ini hanya satu ... tetaplah bertahan hidup meski cobaan mu di masa depan begitu berat dan memikul beban yang banyak ... tapi ibu berharap kau bisa menemukan teman sejati yang bisa menemanimu sampai akhir. Jangan pernah menyerah untuk menjaga perdamaian dunia karena kau sudah digariskan untuk menjaga dunia Clonning ... dan satu lagi jangan lupa makan, tidur mu pun harus cukup, jika kamu lapar dan tidak ada makanan apapun janganlah kamu mencuri meski sesulit apapun kondisimu janganlah kamu berpaling dari kebenaran ... dan satu lagi carilah teman yang banyak mungkin di usia remaja kau lebih suka dengan kebebasan, namun ibu berpesan agar kau menjauhi kebebasan itu ... jangan pernah ikut dalam pergaulan yang bebas ... karena itu adalah suatu hal yang merugikan, banyak ... banyak ... begitu banyak yang ingin ibu katakan padamu ... tapi salah satu yang wajib kau tau ... Ibu sangat menyayangimu ... hiks...hiks...hiks..."

Agra pun menetes kan air mata dan mencengkram erat pelukan ibunya, hingga tak terasa waktu pun kini hampir habis dan semuanya mulai memudar.

"Kai ... tubuh kita mulai menghilang ... ini saat nya."

"Maaf nak, ibu kelepasan."

Sambil melepaskan pelukan dan menghentikan tangisannya.

"Tenanglah ayah ... ibu ... aku akan tetap mengingat selalu pesan kalian, selamat jalan ... kalian akan selalu hidup dihatiku ... terima kasih telah membesarkanku hingga aku telah menginjak remaja, dan kini aku akan terus tumbuh menjadi dewasa seperti yang kalian inginkan ... mungkin kini aku tumbuh dewasa sendirian tanpa kalian berdua ... tapi jangan bersedih!! aku sangat bangga memiliki orang tua seperti kalian karena telah menyayangi ku hingga memberikan perhatian lebih kepadaku ... maaf kalau aku tidak bisa membalas jasa-jasa kalian ... tapi aku berjanji akan menjunjung tinggi serta mengharumkan nama kalian beserta klan kita meski kini klan kita telah hancur, dan aku berjanji untuk mengehentikan kejahatan redfire clan, aku juga menyayangi kalian melebihi nyawaku sendiri ...."  tangis Agra semakin menjadi.

Dalam hitungan detik tubuh mereka semakin lama semakin menghilang dan Agra pun mulai terasa tertarik keluar dari dimensi itu.

"Oh ya ... pergilah ke Negeri Shirei untuk menemui seorang petapa yang begitu legendaris, kau mungkin bisa belajar banyak darinya, jaga dirimu baik-baik." Tambah Agruero sang ayah.

"SELAMAT TINGGAL ... KAMI MENYAYANGIMU ...." (bersama)

Sriiiiiiinngggg....

Cahaya terang mengiringi pudarnya dimensi itu dan kini Agra pun keluar dari dimensi lain menuju kembali ke dunia nyata. Perlahan-lahan ia membuka matanya, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suatu hal yang membuatnya harus berfikir mencari jalan keluarnya.

"Aduh ... kepalaku terasa pusing, apa aku sudah kembali ke dunia nyata? hmm ... jika dipikir-pikir yang dikatakan ayah dan ibu ada benar nya juga, aku tidak bisa terus seperti, aku harus mencari seseorang untuk melatihku berpedang."

(Beberapa detik kemudian)

"Tunggu dulu ... bukankah seharus nya aku terbangun di hutan Vedernight, kenapa aku tiba-tiba disini?"

Terlihat di sekelilingnya terdapat jeruji-jeruji besi, dan dilihatnya cahaya kecil dari sinar matahari menyorot kebawah lorong gelap menandakan kalau pagi sudah datang. Dia kini berada di dalam nya tanpa tau siapa yang memasukkan nya ke dalam jeruji besi itu.

"Tempat apa ini? siapa yang membawaku kesini?"

"Aku yang memasukkan mu kedalam sel tahanan ini, dan sekarang kau berada di dalam kastil ku!!"

Datanglah Rival dengan pedangnya yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.

"Kau lagi?" Dengan tatapan tajam penuh kebencian.

"Jauhkan pandanganmu itu dariku, apa kau tidak punya sopan santun terhadap pangeran penguasa dunia Clonning ini?"

" Jangan begitu percaya diri kau!! seseorang yang telah membunuh keluargaku dan menghancurkan seluruh klanku tidak pantas dikatakan sebagai penguasa dunia Clonning ini, selama aku masih hidup aku akan menghalangi mu untuk menjadi penguasa dunia Clonning ini."

"Apa kau barusan meremehkanku? berani sekali kau berkata seperti itu kepada ku? asal kau tahu sekarang klan kami lah yang terkuat."

"Tentu saja aku berani, dulu aku memang pendiam, tapi setelah melihat apa yang kalian lakukan pada klan ku ... aku tidak akan tinggal diam lagi."

"Huh ... jangan sok pintar kau ... kau dan klanmu itu lemah dan payah!!"

"Lebih pengecut lagi seseorang yang bangga dengan kedudukanya tapi menindas orang-orang bawah dan menjadi penghancur seluruh dunia, apakah itu bisa dikatakan penguasa?"

Jawab Agra dengan rasa kesal bahwa harga dirinya terus di injak-injak oleh Rival.

"Berhenti meremehkan klan ku ... atau kau akan menerima akibatnya nanti!!"

"Kau tersinggung dengan ucapanku tanpa memikirkan apa yang kurasakan setelah kau menghina klan ku juga kan? kini ku balikkan ucapanmu tadi ...."

Dengan tegas Agra mencoba melontarkan balik ucapan Rival.

"Diam kau bedebah!"

Rival pun mulai marah sambil mencabut pedang nya dan menebaskan nya ke arah Agra.

"Hentikan!" Ketua klan Redfire sekaligus raja di kastil Redfire ini pun datang bersama panglima Zein.

"Kenapa kau menghentikan ku ayah? Aku ingin memberinya pelajaran yang setimpal atas perkataannya tadi!"

"Diam kau! panglima Zein buka penjara ini, bebaskan dia dari tahanan dan bawa dia ke meja makan kastil, aku ingin berbicara sesuatu kepadanya!"

"Baiklah tuan Leviathan."

Agra pun curiga dan merasa aneh atas sikap Leviathan yang tiba-tiba baik padanya. Namun Agra pun tetap menuruti keinginannya untuk mengetahui apa motif sebenarnya dibalik kebaikan Leviathan secara tiba-tiba ini.

"Kenapa ayah tiba-tiba baik padanya?"

"Diamlah kau ... nanti kau juga akan tahu, aku akan menuju ke meja makan sekarang, jangan pernah mencoba mengganggu!!"

Leviathan pun berjalan menuju meja makan kastil dan meninggalkan Rival sendirian.

"Sebenarnya apa yang direncanakan oleh ayah?" Rival merasa bingung.

****

Sementara itu di meja makan kastil, terlihat begitu banyak makanan dan minuman enak di depan Agra.

"Apa kau akan terus melihat makanan itu tanpa memakannya? aku membuatkan makanan ini khusus untuk mu."

Dengan tawaran makanan dan minuman dari Leviathan yang begitu banyak membuat Agra merasa lapar. Namun dia tampak begitu ragu memakanya karena dia takut terdapat sesuatu di dalam makanan itu.

"Kenapa kau hanya melihat makanan itu, kau tidak mau memakannya? ayo makanlah sesukamu,jangan ragu-ragu untuk memakannya aku tahu kau pasti lapar."

"Tuan Leviathan ... sebenarnya apa lagi yang kau rencanakan terhadapku kali ini?" Tanya Agra dengan rasa penuh curiga.

"Kenapa kau mencurigaiku? aku hari ini sedang berbaik hati ... jadi makanlah makanan ini dari pada terbuang sia-sia ...."

Agra tetap terdiam dan tidak mau memakan makanan dari Leviathan.

"Lihatlah ... aku juga ikut makan, tapi tidak ada apa-apa didalam makanan ini, hahaha ... tenang saja aku tidak akan meracunimu."

"Apa kau yakin dengan ucapanmu itu?"

"Ya, apa perlu ku buktikan agar kau percaya kalau aku tidak meracunimu, berikan makanan itu biar aku cicipi."

Leviathan pun mengambil sejumput makanan itu dan mencicipinya.

"Hmm ... enak ... tidak ada racun disini, aku sudah memakannya, apa kau masih tidak percaya?"

Sambil terdiam dan berfìkir, akhirnya Agra memutuskan untuk memakannya karena perutnya mulai merasakan lapar dan haus karena sejak pertempuran itu dia belum makan apapun.

"Bagaimana? enak kan?"

"Hm ... ya ...."

Agra pun larut dalam suasana itu, ia terus memakan makanan milik Leviathan karena tidak kuat menahan lapar yang dirasakan nya. Dia pun seketika tidak menghiraukan apa pun yang ada dan seketika ia melupakan permasalahannya terhadap Leviathan.

Disitulah Leviathan mendapatkan kesempatan untuk memulai rencana nya ....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!