NovelToon NovelToon

Still Holding On

Ep.1

Suasana jalanan di kota Hong Kong padat merayap, perayaan hari raya imlek semakin dekat tentunya semakin membuat suasana kota semakin padat. Salah satu diantaranya adalah mobil milik seorang pengusaha sukses, Ye Fei Li tapi dia lebih dikenal Frey Ye. Frey Ye layaknya selebriti terkenal di Beijing. Ketampanannya dan kesuksesan sebagai pemilik Ye Entertainment di usia masih tergolong muda, membuatnya sangat terkenal bahkan melampaui selebriti terkenal manapun. Namun,Frey Ye sangat jarang menampakan dirinya di depan publik. Dia tidak menyukai keramaian.

"Bos.. sepertinya kita terjebak macet untuk waktu yang lama" sahut asistennya, Dary Wu. Dary Wu telah bekerja bersama Frey Ye sejak saat dia baru memulai usahanya.

"Bagaimana,bos?" tanya Chen, salah satu kepala bodyguard kepercayaannya. Frey Ye mau tidak mau harus memakai bodyguard untuk melindungi dirinya,dimana dia selalu saja harus menghadapi wanita-wanita aneh yang mengaku sebagai penggemarnya.

Frey Ye memandang keluar jendela mobilnya dengan pandangan kosong, terlihat sebuah tahi lalat di daun telinga kirinya yang hampir menyerupai sebuah bulan sabit, Frey layaknya seperti memakai anting berbentuk bulan sabit di telinga kirinya. "Kalian ingin aku bagaimana? apakah aku harus berjalan kaki dan di kejar oleh beberapa orang aneh yang mengaku sebagai fans-ku?" tanya Frey Ye dingin. Frey Ye memang terkenal sangat dingin dan tidak memandang bulu terhadap siapapun. Sebagai pemilik perusahaan bidang entertainment,Frey Ye harus bersikap tegas terhadap semuanya, sehingganya sampai saat ini..Frey Ye belum menemukan pujaan hati yang cocok menurutnya. Semua wanita yang mendekatinya hanya mendambakannya secara status dan materi, Frey Ye muak akan hal itu. Dia lebih memilih sendiri,walau sang ibunda berulang kali mencoba menjodohkannya dengan wanita-wanita muda.

Chen dan juga Dary menatap satu sama lain, jika jawaban Frey Ye begitu dingin, itu menandakan jika suasana hati bos besar mereka sedang buruk. Keduanya memilih membisu, Dary melirik sang bos dari kaca mobil. Dia mengerti mengapa bos besar mereka sedang kesal. Frey Ye baru saja di hadapkan dengan berita tentang salah satu aktornya yang diam-diam berpacaran dengan salah satu idola wanita dari perusahaan lain. Hal itu cukup menguras tenaga dan pikiran Frey karena aktornya tiba-tiba memutuskan komunikasi dari siapapun.

Satu jam setelahnya, kedua mata Frey Ye menatap lampu sebuah bar tua yang berada di tengah gang kecil,tidak jauh dari tempat mobilnya terjebak kemacetan.

Frey Ye mengerutkan keningnya,selama ini dia jarang memperhatikan sekelilingnya karena biasanya selalu disibukkan oleh pekerjaannya. Tapi berbeda dengan kali ini,dia yang terjebak kemacetan akhirnya hanya bisa menatap jendela mobilnya. Pemandangan yang sama, orang berlalu lalang..itu saja yang bisa dilihatnya, hingga akhirnya dia tertarik akan lampu yang terang benderang diantara gelapnya gang kecil.

"Berhenti!" tukas Frey Ye.

Tanpa basa basi,Dary Wu langsung menghentikan mobil. Frey Ye turun dari mobilnya,sontak membuat kedua pegawainya kebingungan. Chen bergegas menyusul bos besar mereka,sedangkan Dary mencoba mencari tempat untuk memarkir mobil.

Frey Ye masuk ke dalam bar tua dan kecil itu, walau bar tersebut telah tua namun ternyata begitu banyak pengunjung yang rata-rata berjenis kelamin laki-laki. Bau rokok,keringat dan minuman keras langsung menghantam penciuman Frey Ye begitu dia membuka pintu bar itu.

Chen mengerutkan keningnya,dia kebingungan karena bos mereka masuk ke dalam bar seperti ini, suatu hal yang sangat asing di mata mereka, "bos.." bisik Chen.

Frey duduk di salah satu kursi kosong, Chen hanya bisa menghela nafas dan berjalan mundur beberapa langkah tidak jauh dari bos besarnya. Ini merupakan kewajiban dan tugasnya untuk menjaga Frey Ye tetap aman.

Seorang wanita muda dengan dandanan norak mendekati Frey, "anda ingin memesan sesuatu?" tanyanya sambil mengunyah permen karet yang di mulutnya.

Frey Ye sedikit bergidik geli melihat wanita itu, "segelas minuman, apapun yang kalian miliki.. terserah" tukas Frey dingin, yang dia inginkan hanya wanita tersebut segera pergi dari hadapannya. Frey Ye bahkan mengutuk dirinya sendiri yang memilih masuk ke dalam bar kotor seperti ini.

"Akhirnya.. setelah penantian panjang kalian... kita akan panggil idola kalian semua..." sahut salah satu pria yang terlihat telah berumur itu di atas sebuah panggung kecil. "Dan beri tepuk tangan kalian pada diva kesayangan kalian.. Jinny!!!" pekik pria tersebut sampai suaranya berubah menjadi serak.

Suasana bar yang awalnya tidak terlalu ribut, tiba-tiba menjadi ricuh saat mendengar nama yang disebutkan pria itu. Suara siulan berulang kali keluar dari beberapa mulut pria tua dan muda yang duduk di meja mereka.

Seorang gadis belia memakai topeng yang menutupi matanya muncul dari sisi kanan panggung, dia mengenakan gaun terusan dibawah lutut berwarna merah terang yang dipenuhi glitter yang menyilaukan mata. Suasana bar semakin riuh tidak terkendali, Frey Ye menatap sekeliling bar sambil memutar kedua bola matanya,dia sudah tidak sanggup berada di tempat kecil ini lebih lama. Frey Ye bangkit berdiri,dan bersiap melangkahkan kakinya mendekati pintu bar tersebut.

"*All I hear is raindrops

Falling on the rooftop

Oh, baby tell me why'd you have to go

'Cause this pain I feel

It won't go away

And today I'm officially missing you

I thought that from this heartache

I could escape

But I fronted long enough to know

There ain't no way

And today

I'm officially missing you*"

Suara halus, lembut seakan menenangkan hati setiap orang. Suasana bar yang awalnya riuh,tiba-tiba berubah hening seketika seakan semuanya telah tersihir oleh suara merdu perempuan yang dipanggil Jinny tersebut.

Frey Ye menghentikan langkah kakinya,sama seperti yang lainnya. Frey Ye seakan ikut tersihir dalam alunan suara wanita tersebut, dia memutar balik tubuhnya. Menatap wanita tersebut, terlena akan suaranya, hanya sanggup mematung melihat wanita misterius itu.

curcol author : loha~

yes..its me, author dari Hotel Prince🤪

ini karya keduaku.

Ini merupakan salah satu karya yang sangat aku.. hmphh.. kesayangan aku!! eh,maksudku.. sangat aku love love lah!!

Hahaha.. wateper la,thor🤣

Seperti yang aku katakan, aku tipe author yang nulisnya tu refleks, ga bisa tera alur terlebih dahulu sebelum nulis.. aku auto mati ide T.T aneh ya?

iya..aku juga bingung, kalo refleks ideku ngalir aja..🤔

baik dari hotel Prince dan karya yg ini.. semua ngalir gt aja..

Aku pernah coba buat novel pake list alur data terlebih dahulu sebelum mulai.. eh,plek!!! mati ide ditempat🥴..

akhirnya OUT!!! 😭

whatever la ya.. author ngawur mulu😅

btw, moga kamu suka karyaku yg ini juga❤️

I loph you all guys!!

stay safe!!

Ep. 2

Sudah dua hari ini,Frey Ye begitu rajin mengunjungi bar tua itu. Dary bahkan bertanya-tanya pada dirinya sendiri, dia tidak mengerti mengapa bosnya yang biasanya begitu membenci tempat tua seperti bar kecil itu tapi sekarang malah begitu rajin pergi ke sana.

Sedangkan Frey Ye, suasana hatinya kembali memburuk karena sudah dua hari ini kedatangannya di bar itu tidak membuahkan hasil. Bukan Jinny,si gadis manis misterius yang dia dapatkan..melainkan wanita berumur yang selalu bernyanyi lagu-lagu zaman 70-an. Bahkan pengunjungnya lebih sedikit dibandingkan waktu itu.

Frey Ye yang kesal dan putus asa akhirnya menyuruh Dary Wu mencari tahu soal Jinny.

Hal yang mudah bagi Dary Wu, pemilik bar tersebut adalah pria tua yang kemarin berada di panggung.. orang-orang memanggilnya uncle Lee dan Dary Wu cukup menyodorkan uang tunai padanya. Uncle Lee yang awalnya menutup mulutnya, sekarang tanpa di suruh..dia langsung memberitahu semuanya tentang Jinny. Dary Wu tersenyum puas,hal yang paling mudah jika kamu bisa menyelesaikan secepatnya dengan uang.

Dary Wu bergegas kembali pada Frey Ye begitu dia mendapatkan informasi tentang Jinny.

"Jinny, nama aslinya adalah Han Ji Ah.. dia sering dipanggil Jia berumur 24 tahun. Ayahnya adalah berkewarganegaraan Korea, sedangkan ibunya China.. saat Jia berumur lima tahun,sang ayah kembali ke Korea dan tidak pernah kembali lagi pada mereka. Bisa dibilang,mungkin sengaja melantarkan mereka.." sahut Dary wu "dan sekarang Jia harus menjadi tulang punggung keluarganya, di tambah sang ibu yang harus dirawat karena demensia" lanjut Dary Wu.

"Dan? jangan kamu katakan hanya itu yang kamu dapatkan?" tanya Frey Ye yang masih belum puas akan informasi dari Dary Wu.

"Jia bekerja sambilan di berbagai tempat,bos. Dan bar tua itu salah satunya. Uncle Lee berjanji padanya untuk merahasiakan dirinya supaya tidak di kenal oleh siapapun. Karena Jia begitu disukai pelanggannya,uncle Lee setuju dengan apapun syarat yang di berikan Jia..termasuk dia hanya bernyanyi dua kali dalam satu minggu.. yaitu hari selasa dan sabtu." lanjut Dary lalu menyodorkan sebuah memo yang berisikan alamat dan nomor telepon pada Frey Ye.

Frey Ye tersenyum sinis, "dasar pria tua.. mengatakan pada wanita itu jika dia berjanji merahasiakan dirinya tapi lihat,apa yang dia berikan padamu begitu kamu memberinya uang.."

Dary Wu hanya terdiam lalu memohon izin untuk keluar dari ruangan.

"Dary!" seru Frey Ye yang seketika menghentikan langkah kaki Dary Wu "cari pria tua itu!! dan beri dia sedikit ancaman, aku yakin bukan aku saja yang dia berikan informasi seperti ini.. dan aku tidak ingin dia memberikan informasi tentang wanita itu pada orang lain atau dia akan menerima akibatnya!"

Dary Wu tertegun lalu mengangguk "saya mengerti maksud anda,bos.." sahutnya lalu meninggalkan ruangan.

Memberi sedikit pelajaran pada pria tua itu membuat seulas senyuman nakal menghiasi wajah tampan Frey Ye.

Frey Ye menatap kalender mejanya, "Besok hari Sabtu.." gumamnya sendiri lalu tersenyum.

Keesokan harinya, Frey Ye bagaikan pengunjung tetap di bar itu. Dia begitu awal tiba di bar tua itu, memesan segelas bir murahan yang tidak di sentuhnya. Bir yang hanya memberinya alasan untuk tetap bisa duduk di bar itu.

Hampir dua jam Frey Ye duduk di bar itu,tapi tidak kunjung mendapatkan apa yang dia inginkan, yaitu Jinny. Dan satu jam kemudian,akhirnya Frey Ye mendengar nama Jinny dari mulut pria tua di atas panggung. Dan benar saja, gadis muda dengan topeng andalannya, memakai gaun berwarna peach yang penuh glitter yang sama seperti gaunnya yang terakhir di lihat Frey Ye.

Seulas senyuman menghiasi wajah Frey Ye,setelah penantian lama..akhirnya Frey Ye mendapatkan apa yang dia inginkan.

Suara gitar mengiringi Jinny yang berdiri anggun, walau setengah dari wajahnya tertutupi topeng, hal itu semakin membuat Fery Ye penasaran akan wajah asli Jinny.

Lagu berjudul "Shallow" dari penyanyi terkenal Lady Gaga,dinyanyikan begitu sempurna oleh Jinny. Suskses membuat semua orang kembali terlena dan tersihir akan suara merdunya,termasuk Frey Ye.

Frey Ye bertekad akan bertemu Jinny secara pribadi,dia menginginkannya untuk masuk ke agensinya, Frey Ye yakin.. Jinny akan sangat terkenal melampaui penyanyi manapun. Hanya memikirkannya membuat Frey Ye antusias.

Jam satu malam,bar telah menunjukkan tanda-tanda untuk tutup. Frey Ye sengaja bersembunyi di dalam mobilnya menunggu sosok Jinny keluar dari bar tersebut. Namun,Frey Ye sendiri belum mengetahui wajah asli seorang Jinny. Akhirnya membuatnya harus menebak setiap wanita yang keluar dari bar itu.

Sulit? Tidak!. Jarang ada pengunjung wanita di bar itu, wanita yang ada hanyalah pekerja di dalam bar itu dan tidak ada yang memiliki keperawakan tubuh seperti Jinny. Frey Ye yakin dirinya akan mudah menemukan Jinny.

Selang beberapa lama, terlihat seorang gadis yang keluar dari bar itu, memakai jaket dan topi berwarna hitam. Dia hanya berjalan kaki sambil sedikit menunduk,seakan takut akan orang-orang mengenalinya.

Frey Ye tersenyum "Baiklah..biar aku bertaruh jika wanita itu adalah Jia!!" sahutnya sambil mengendarai perlahan mobilnya, mengikuti langkah kaki Jia.

Saat Jia memutar dirinya masuk ke dalam jalanan kecil,mau tidak mau..Frey Ye harus keluar dari mobilnya supaya bisa mengikuti Jia. Frey Ye melihat sekelilingnya,Jia begitu cepat menghilang diantara gelapnya malam.

"Jinny~~" terdengar suara pria yang tiba-tiba muncul diantara gelapnya lampu jalanan.

Jia menoleh ke sumber suara, "siapa kamu?!" hadriknya.

Pria tersebut tersenyum sinis,sambil melempar rokok yang ada di mulutnya di lantai.

"Aku? aku penggemarmu.. Sudah lama aku mengikutimu dan kali ini,ternyata aku sedang beruntung karena kamu biasanya begitu cepat menghilang" sahutnya sambil mendekati Jia.

"Jangan mendekatiku!! kamu hanya satu diantara pria hidung belang yang coba mendekatiku!! penggemar apaan!!" tukas Jia.

Pria tersebut tertawa "tidak perlu jual mahal,aku tahu persis wanita sepertimu!! Jual mahal untuk membuat kami semakin penasaran!! Suaramu yang indah sungguh membuatku semakin...bernafsu.." sahut pria itu lalu berlari mendekati Jia dan memeluknya.

"Tidak!! Tolong!!!" pekik Jia, suaranya hampir memenuhi seisi jalanan kecil itu.

Ep. 3

Buagh!!!

Sebuah pukulan mendarat di wajah pria itu secara tiba-tiba. Tanpa menunggu lama,pria itu bahkan tidak kelihatan batang hidungnya lagi. Frey Ye cukup menelepon Chen yang selalu berada di dekatnya, dan tanpa harus sampai hitungan jam, Chen menarik pria itu di kegelapan malam hingga Frey Ye dan Jia tidak bisa melihat mereka berdua lagi.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Frey Ye.

"Siapa kalian?!" tukas Jia dingin.

Frey Ye mengerutkan keningnya "terima kasih.. itu yang seharusnya kamu katakan,nona"

"Aku bahkan tidak tahu apakah kalian bersekongkol atau tidak" sahut Jia dingin.

Seulas senyuman menghiasi wajah tampan Frey Ye, "wanita aneh" gumam Frey Ye sendiri.

Tidak lama kemudian,Chen menarik pria yang sudah babak belur dan tidak sadarkan diri itu. "Apa yang kita lakukan padanya,bos?"

"Bos?? Siapa kamu?!" seru Jia dengan tatapan penuh selidik.

"Dia temanku dan selalu memanggilku seperti itu,bukankah begitu,Chen?" sahut Frey Ye sambil menatap tajam kearah Chen.

Chen buru-buru mengangguk "suatu kebiasaan buruk,nona.."

"Sekarang..terserah pada anda..apa yang harus kita lakukan pada pria itu" sahut Frey Ye kembali,mencoba mengalihkan pembicaraan.

Jia memalingkan wajahnya "biarkan saja dia di jalanan,aku tidak mau ambil pusing akan dia"

Frey Ye menatap Chen yang diiringi anggukkan. Chen bergegas menarik pria itu kembali menuju ke dalam jalanan yang gelap. Hal yang mudah bagi seorang Chen yang memiliki tubuh besar dan tegap.

"Terima kasih.." sahut Jia tiba-tiba.

Frey Ye kembali tersenyum,lalu mengulurkan tangannya "sama-sama.. saya Frey"

Jia membalas uluran tangan Frey Ye "Jia.." sahutnya.

"Suatu kehormatan bisa berkenalan dengan anda nona Jinny.." sahut Frey Ye kembali.

Jia menatap Frey Ye syok "ba..bagaimana anda tahu?". Dia yang sengaja menyembunyikan identitasnya tapi pria yang di depannya dengan mudah mengenalnya.

"Tadi saya mendengar pria itu memanggilnya, dan kebetulan saya adalah salah satu pendengar setia anda.." sahut Frey Ye tenang.

Jia tertawa kecil,sangat jarang dia bertemu pria yang berkata seperti itu, dimana biasanya mereka selalu mengaku pengemar setianya tapi yang ada mereka hanya sekedar menginginkan tubuhnya. Bernyanyi di sebuah bar selalu dipandang rendah oleh kaum adam, karenanya Jia selalu memakai topeng dan nama samaran, tapi tetap saja ada orang yang diam-diam mengikutinya.

Frey Ye terpana melihat senyuman Jia,wajah yang awalnya begitu dingin,sekarang bagaikan bidadari di mata Frey Ye.

"Sekarang..bolehkah saya tahu,anda akan kemana,Jia?" tanya Frey Ye.

"Pulang ke rumah.." balas Jia singkat "senang berkenalanan dengan anda juga,tuan Frey.. tapi sepertinya saya harus permisi duluan"

"Frey.. panggil aku Frey.." sahut Frey Ye "apakah anda keberatan jika saya menemani anda untuk pulang?. Bukankah lebih aman dari pada harus berjalan sendirian?"

Jia menatap Frey Ye dengan tatapan tajam kembali "sepertinya saya lebih aman sendirian daripada harus ditemani,Frey.."

Frey Ye tertawa "anda tidak perlu takut,Jia.. aku hanya khawatir jika anda bertemu dengan orang yang seperti pria tadi.. atau bahkan lebih beringas?" sahut Frey Ye dengan nada sedikit menekan.

Jia berpikir sejenak, bukan ide buruk pikirnya "baiklah..jika itu maumu.. tapi jangan berbuat macam-macam!!"

"Tentu..tentu saja.." sahut Frey Ye puas.

Frey Ye memutuskan untuk menutupi identitasnya, dia ingin berkenalan lebih dekat dengan Jia terlebih dahulu. Keduanya ngobrol santai sambil berjalan kaki menuju rumah Jia yang ternyata begitu masuk ke dalam jalanan kecil dan gelap. Obrolan ringan antara keduanya,bagaikan telah mengenal lama satu sama lain. Dan akhirnya sampai di depan rumah kecil Jia, sebuah rumah petak yang kecil dan tua.. Frey Ye menatap sekeliling rumah Jia, yang bahkan kamar mandi di rumahnya lebih besar dari rumah Jia.

"Baiklah,tuan muda yang baik hati.. kita telah tiba,dan terima kasih telah berbaik hati mengantarku.." sahut Jia sambil tersenyum.

"Hem..sepertinya waktu berlalu cepat karena obrolan kita.." sahut Frey Ye "baiklah.. maka saya permisi terlebih dahulu,Jia.. semoga kita dapat berjumpa lagi."

Jia mengangguk "terima kasih" sahut Jia lalu masuk ke dalam rumah, walau kesan yang diberikan Frey Ye pada Jia begitu ramah dan sopan, tapi sangat tidak mungkin Jia mengajak pria yang baru dikenalnya masuk ke dalam rumahnya walau hanya untuk secangkir teh.

Frey Ye menatap Jia masuk ke dalam rumah lalu beranjak pergi dari sana. Jia mengintip dari balik gorden jendela kusamnya, Frey Ye sangat berbeda dengan pria yang selalu mendekatinya. Seulas senyuman menghiasi wajah manis Jia.

Setelah sedikit menjauh dari rumah Jia, Chen mendekati Frey Ye.

"Apa yang kamu lakukan pada pria tadi?" tanya Frey Ye dingin.

"Jangan khawatir,bos.. saya sudah mengurusnya.. setidaknya dia tidak akan bisa berjalan selama beberapa bulan.." sahut Chen.

"Bagus!! Saya akan kembali sekarang" tukas Frey Ye.

Chen menunduk "Baik,bos!" sahutnya lalu bergegas masuk ke dalam mobil bosnya.

Di dalam mobil,Frey Ye tidak berhenti tersenyum mengingat Jia. Dia bertekad untuk semakin mendekatinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!