NovelToon NovelToon

Cinta Ammara

Bab 1

" Kamu itu kenapa Mas ? demi hadirnya wanita lain yang baru kamu kenal, kamu tega menceraikan istrimu ini, yang telah menemanimu selama 8 tahun ? apa kamu lebih memilih dia dibandingkan aku ?!" ucap Rara seraya menahan tangisnya.

" Karena dia adalah wanita yang bisa mengandung anakku dan bisa membahagiakanku, dia lebih segalanya dari kamu !!! aku sudah bosan hidup sengasara seperti ini, jauh dari kata cukup !!" ucap Yudi dengan nada emosinya.

" Tapi selama 8 tahun ini, nyatanya kita bisa bertahan dan bisa menjalaninya, walau hanya cukup untuk makan dan kebutuhan yang lain, seharusnya bersyukur kita tidak mengontrak rumah, karena kita menempati rumah peninggalan orangtuaku. " ucap Rara ditengah tangisannya.

" Yang jelas, aku sudah bosan hidup seperti ini sama kamu Ra !!! secepatnya aku akan ceraikan kamu dan segera resmi cerai, karena aku ingin segera menikah dengan dia." ucap Yudi dengan putusannya.

" Apa sekarang kamu sudah tidak mempunyai rasa sayang dan cinta padaku lagi mas? apakah rasa itu semua sudah luntur ? apa kamu tidak mau menunggu, bertahan dan berusaha agar kita diberikan momongan ?" ucap Rara memohon dengan masih dalam tangisan yang sangat memilukan.

" Bagiku 8 tahun sudah cukup untuk kita berusaha, dan rasa itu sudah hilang tak tersisa, dan aku sudah lelah dan bosan padamu !! tunggu saja, secepatnya Pengadilan akan mengeluarkan surat resmi perceraian kita ! satu lagi, setelah itu kamu bebas dan jangan pernah muncul dan mengganggu kehidupan baruku lagi !! camkan itu !!! ucap Yudi tanpa rasa iba.

" Lalu bagaimana, seandainya aku hamil anakmu ? apakah kamu masih ingin bertahan disampingku ? mempertahankan pernikahan dan rumah tangga kita ini ? apakah kamu sanggup meninggalkan wanita itu ?" tanya Rara berusaha tegar.

" Tapi sayangnya, aku sudah tidak ingin tahu tentangmu !! dan apabila kamu hamil, itu semua tidak mungkin, lebih baik kuburlah mimpimu itu Ra...!! karena aku akan tetap menikahi dia dan akan tetap meninggalkanmu,karena wanita pilihanku tidak ingin di madu. " ucap Yudi dengan nada tingginya.

" Dan satu lagi, mulai hari ini aku sudah tidak berminat tinggal disini, karena kamu detik ini juga sudah aku talak tiga sekalian...!!! sekarang aku akan segera beberes baju dan barang-barangku, karena ingin segera meninggalkan rumah yang penuh dengan kesengsaraan dan kesedihan hidup." ucap Yudi seraya berlalu meninggalkan Rara yang duduk bersimpuh dilantai dengan tangisannya yang sudah tidak terbendung lagi.

" Kenapa kamu jadi berubah dan setega itu padaku Mas ? apa selama hidup bersama, aku pernah berbuat salah dan tak menurut padamu ? hanya demi wanita baru yang lebih segalanya dariku, kamu langsung berpaling dan meninggalkanku ? tanpa kamu ingin mengerti keadaanku bagaimana ? baiklah Mas, aku akan berusaha kuat dan mengikhlaskanmu walaupun sangat berat bagiku, semoga pilihanmu bisa membuatmu bahagia..." gumam Rara seraya menghapus air matanya.

Kini Yudi bersiap dan membereskan bajunya. Dirasa semua beres, Yudi langsung berlalu meninggalkan Rara yang masih bersimpuh dalam tangisannya. Rara pun segera bangun berdiri seraya menghapus air matanya. Dirinya menatap nanar sekeliling rumahnya. Rumah tangga yang telah dibangun kandas dan berakhir cerai karena adanya wanita lain yang lebih segalanya dari Rara. Kini dirinya harus bangkit dan menata kehidupannya kembali tanpa seorang suami disisinya.

Pagi pun menjelang, Rara bangun dari tidurnya dengan keadaan mata yang bengkak akibat menangis sepanjang hari.

Bab 2

Pagi ini Rara bersiap untuk berangkat bekerja di Perusahaan Adinata yang bergerak di bidang property, tapi disini Rara bekerja hanya sebagai office girls. Karena Rara hanya lulusan SMK saja. Dirinya sudah bersyukur bisa mendapat pekerjaan dan bekerja di Perusahaan ternama walau hanya sebatas itu.

Tanpa sarapan, Rara langsung bergegas menuju tempat kerjanya dengan mengendarai motor butut miliknya. Sesampainya di tempat kerja, Rara langsung absensi kehadiran. Selesai absensi, Rara menuju lokernya untuk meletakkan tasnya.

Kini Rara mulai membersihkan area pantry. Selesai itu, Rara membersihkan meja para karyawan yang lain. Itu semua sudah menjadi tugas Rara selama bekerja di Perusahaan Adinata selama 8 tahun, sejak awal dirinya menikah. Jadi para karyawan sudah akrab padanya. Sedangkan Rara memiliki 6 orang teman yang seprofesi dengannya.

Kini Rara sibuk membuatkan minuman untuk karyawan dan atasannya. Rara memulai mengantar minuman untuk karyawannya dahulu. Selesai itu, kini Rara menggantarkan minuman untuk atasannya.

Tokk..tookk...tookkk...

" Assalamualaikum, permisi, selamat pagi..." sapa Rara dari luar.

" Waalaikumsalam, selamat pagi, masuk..." ucap Pak Damar.

" Ini Pak Damar, minumannya.." ucap Rara ramah.

" Terima kasih Ra, tolong kamu panggilkan Pak Ilham, untuk segera menemuiku.." ucap Pak Damar tegas.

" Baik Pak, saya permisi dulu, mari Pak..." ucap Rara seraya menunduk.

Kini Rara segera menuju ke ruang Pak Ilham. Rara segera mengetuk pintu. Setelah ada jawaban dari dalam. Rara pun segera masuk.

" Assalamualaikum Pak... " sapa Rara tersenyum.

" Waalaikumsalam Ra.. Ada apa kamu keruangan saya...?" tanya Pak Ilham seraya menatap Rara.

" Bapak diminta keruangan Pak Damar sekarang, karena beliau sudah menunggu..." ucap Rara menunduk hormat.

" Baiklah, saya akan segera kesana, terimakasih... Oya bolehkah saya meminta tolong Ra...?" tanya Pak Ilham tak enak hati.

" Bapak mau minta tolong apa ya...?" tanya Rara tersenyum.

" Tolong kamu belikan sarapan untuk saya di warung depan kantor, karena saya tadi belum sempat sarapan, ini uangnya Ra, sisanya buat kamu..." ucap Pak Ilham ramah dan tersenyum.

" Aduh Bapak baik banget, terima kasih Pak, kalau begitu saya permisi dulu... Assalamualaikum.." ucap Rara tersenyum dan menunduk.

" Sama-sama Ra..." ucap Pak Ilham seraya mengelengkan kepalanya.

Kini Pak Ilham langsung menuju ke ruangan Pak Damar. Sedangkan Rara segera menuju warung yang dimaksud oleh Pak Ilham, mumpung keluar Rara pun menyempatkan untuk menikmati sarapan juga disitu. Dirasa cukup. Rara segera kembali ke kantor dengan membawa makanan yang di pesan oleh Pak Ilham tadi.

Sesampainya dikantor. Rara segera menuju ruangan Pak Ilham. Rara pun mengetuk pintu setelah ada jawaban dari dalam, Rara pun segera masuk.

" Assalamualaikum Pak, maaf jika saya terlalu lama datangnya, karena saya sekalian sarapan disana... maklum tadi pagi belum sempat sarapan.. Sekali lagi maaf ya Pak...?" ucap Rara menunduk takut.

" Nggak papa Ra, lagian saya baru saja masuk.. Terimakasih.. " ucap Pak Ilham tersenyum.

" Sama-sama Pak... Ada yang bisa saya bantu lagi...?" ucap Rara ramah.

" Sementara hanya itu dulu Ra... Kamu kembalilah bekerja..." ucap Pak Ilham tegas.

" Baiklah Pak, saya permisi dahulu, Assalamualaikum.." ucap Rara segera berjalan menuju pintu.

" Waalaikumsalam Ra..." ucap Pak Ilham yang sudah kembali fokus dengan pekerjaannya.

Kini Rara kembali di sibukkan membantu karyawan yang lain, yang telah meminta tolong padanya. Hingga jam istirahat datang.

Bab 3

Rara segera berjalan menuju mushola kantor untuk melaksanakan sholat Dzuhur. Selesai sholat, Rara menuju ruang istirahatnya yang ada di pantry, Rara meletakkan kepalanya di meja pantry seraya mengingat ucapan serta permintaan suaminya kemarin. Tak terasa air mata Rara jatuh. Rara segera menghapusnya dan berusaha tegar.

Selesai istirahat, Rara dipanggil keruangan Pak Damar. Segera Rara menuju ruangan atasannya itu. Rara pun mengetuk pintunya terlebih dahulu. Setelah mendapat jawaban dari dalam. Rara segera masuk.

" Assalamualaikum Pak Damar, ada yang bisa Rara kerjakan...?" ucap Rara ramah.

" Waalaikumsalam, tolong berkas ini kamu antarkan ke ruang Pak Candra ya ? sekalian saya minta tolong belikan rujak disamping kantor, soalnya istri saya sebentar lagi akan kesini, ini uangnya Ra... sebelumnya terima kasih ..." ucap Pak Damar tersenyum.

" Baik Pak... Kalau begitu saya permisi dulu.. Mari Pak..." ucap Rara seraya menunduk hormat.

Kini Rara segera menuju keruangan Candra. Rara segera mengetuk pintu ruangan Pak Candra.

" Assalamualaikum Pak... Ini Rara, Apa boleh masuk...?" ucap Rara dari luar pintu.

" Waalaikumsalam Ra.. masuklah..." ucap Pak Candra dari dalam.

Rara pun segera masuk dan berjalan menuju meja kerja Pak Candra.

" Ini Pak.. Ada berkas dari Pak Damar.. " ucap Rara seraya memberikannya pada Candra.

" Terima kasih Ra... " ucap Candra tersenyum.

" Sama-sama Pak, kalau begitu saya permisi..." ucap Rara tersenyum.

" Silahkan..."

Kini Rara meninggalkan ruangan Pak Candra. Dirinya segera menuju tempat penjual rujak disebelah kantornya. Dirinya segera memesan sesuai permintaan atasannya tadi. Selesai membayar, Rara hendak meninggalkan tempat itu, tapi pandangannya menangkap sosok suaminya bersama wanita yang sedang saling menyuapi. Rara memegang dadanya dan tak terasa meneteskan airmatanya.

" Kamu benar-benar tega, jahat, tak mempunyai perasaan, baru kemarin kamu menalakku sekarang kamu sudah bermesraan dengan wanita itu... Semoga kamu tidak akan pernah menyesal telah memilih dirinya dibandingkan aku... !" ucap Rara seraya menghapus air matanya dan segera pergi.

Kini Rara berjalan menuju ruangan Pak Damar. Setelah ada jawaban dari dalam. Rara segera masuk dan memberikan pesenannya. Karena tidak ada perintah lagi. Dinda sengaja kembali ke tempat kerjanya. Dirinya duduk seraya membayangkan kejadian tempo hari dan hari ini. Rara telah memantapkan hati untuk berlapang dada, ikhlas menerima keputusan suaminya dulu, yang sekarang menjadi mantan suami.

Tanpa Rara sadari, temannya menepuk pundak Rara.

" Rara.. kamu kenapa murung dan melamun seperti itu...? Apa kamu lelah atau ada masalah...?" tanya Hani pada Rara.

" Aku hanya merasa lelah saja Han... Daritadi aku bolak balik terus... Kaki rasanya pegal sekali..." ucap Rara mengeluh.

" Dinikmati saja Ra... Sudah menjadi pekerjaan kita seperti ini... Kita masih bersyukur bisa bekerja disini dengan gaji lebih dari cukup... " ucap Hani seraya mengelus pundak Rara.

" Iya Han... Kamu bener... Terima kasih kamu sudah mengingatkanku... Oya Han, itu sudah adzan Ashar.. Kita sholat dulu yuk...?" ajak Rara pada Hani.

" Ayo Ra... " ucap Hani seraya mengandeng tangan sahabatnya.

Kini Hani dan Rara melaksanakan sholat Ashar. Selesai sholat, mereka kembali ke tempanya seraya menunggu pekerjaan yang lain. Hingga jam kerja usai. Rara, Hani dan yang lainnya segera bersiap untuk pulang.

Sesampainya dirumah, Rara segera mandi, selesai mandi dan berpakaian Rara mengistirahatkan badannya yang terasa sangat lelah. Hingga adzan magrib tiba. Rara segera memgambil wudhu dan sholat. Selesai sholat, Rara memasak untuk dirinya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!