NovelToon NovelToon

Cinta Gadis Tomboi

Episode = 1

Menceritakan seorang gadis tomboi bernama Sindi.

Iya tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya sejak ia lahir ke dunia.

Bahkan sang ayah juga kurang menyayangi dirinya.

Beda dengan sang kakak yang selalu dapat kasih sayang penuh dari sang ayah.

Sindi tumbuh menjadi gadis yang tidak perna memperhatikan penampilannya. Ia selalu mengisi kesehariannya dengan olahraga dan main-main sama anak jalanan.

Sindi belum perna merasakan cinta kepada pria di usianya sampai sekarang.

Gimana mau ada pria yang mendekatinya, penampilannya saja seperti laki-laki tomboi.

Beda dengan sang kakak Nindi. Ia di kampus menjadi rebutan para pria. Nindi sering gonta ganti pacar setiap minggunya.

Pagi hari rutinitas dirumah keluarga Pak Anton Wijaya ayahnya Sindi dan juga Nindi.

Setiap paginya waktu sarapan tidak boleh ada yang telat.

Jika telat maka pak Anton akan marah.

Semua pelayan dirumah pak Anton sudah ada bagiannya masing-masing.

Sarapan mulai jam 7 pagi. Anak-anaknya sudah harus menunggunya dimeja sebelum pak Anton.

Sindi dan Nindi sedang menuggu pak Anton dimeja makan.

Suasana hening tampa mengeluarkan suara apapun bahkan untuk batuk saja mereka harus menahannya.

Nindi jika di depan ayahnya menjadi anak pendiam dan selalu menuruti keinginan ayahnya.

Beda dengan Sindi yang selalu menentang ayahnya kalau beda berpendapat.

Pak Anton mendidik anak-anak keras dan sangat disiplin. Mendengar suara langkah kaki turun tangga suasana langsung senyap.

Melihat Pak Anton turun sekertaris Dimas langsung menarik kursinya untuk pak Anton duduk.

Dimas usianya sama seperti Sindi, ia bekerja sudah 7 tahun mengabdi sama pak Anton. Ia mengurus semua kebutuhan di rumah pak Anton dan juga di kantor.

Ketika pak Anton duduk ketegangan mulai memenuhi ruangan tersebut.

Ketika makan dilarang keras berbicara atau hal yang lainnya.

Pelayanan langsung mengambilkan sarapan untuk pak Anton.

Jika pak Anton sudah di ambilkan makanan maka anak-anak baru boleh ngambil makanannya.

Setelah selesai makan, ketegangan mulai berkurang, Pak Anton berdiri dan langsung keruang tamu.

Sindi dan Nindi cepat-cepat menyelesaikan makannya.

Pak Anton dan Dimas sudah siap pergi ke kantor.

Setelah sarapan semuanya kembali normal. Nindi bersiap untuk pergi ke kampus dan juga Sindi.

Nindi selalu di antar jemput sama supir pribadinya.

Beda dengan Sindi ia mengunakan motor dan bebas pergi ke kampus tampa supir seperti kakaknya..

Di kampus universitas ternama di kota tersebut.

Kampus itu di isi dengan orang-orang kaya dan berprestasi.

Jarang sekali orang yang mambawa motor kesana hanya ada beberapa itupun hanya tukang bersih-bersih.

Karena Sindi selalu membangkang ayahnya maka ia hanya di berikan sepeda motor oleh Pak Anton.

Sindi di larang mengunakan mobil dirumahnya sendiri.

Sebagai hukuman dari ayahnya.

Jika di kampus kakaknya jauh berbeda, ia sangat sombong

dan berkuasa tidak hanya itu Nindi mempunyai paras yang

cantik dan mempesona. Dia dijuluki ratu kampus yang di sukai banyak pria.

Panji mantan Nindi yang sampai sekarang masih berharap

bisa balik lagi sama Nindi namun ia hanya bisa menelan ludahnya sendiri.

Karena Nindi memiliki kekasih baru bernama Marko. Nindi dengan gampangnya mengganti pacar seperti berganti baju.

Tidak hanya itu hampir laki² keren di kencaninya.

Pacaran sama Panji yang cukup lumayan lama dari para mantan sebelumnya.

Sindi walaupun ia tomboi dia jauh lebih cantik dari kakaknya. Namun sayangnya ia selalu berpenampilan dekil dan berpakaian seperti laki-laki.

...~~~~...

Di kantin kampus.

Panji dan Ady sedang menikmati makanannya.

Sindi dan Sita juga ada disana sedang makan mih ayam.

"Mas teh manisnya satu". Ujar Sindi barengan dengan Panji.

Panji dan Sindi saling lihat.

Mereka sudah lama musuhan, sejak Sindi masuk ke kampus tersebut.

"Gua dulu mas. Kata Panji sambil melihat sinis ke arah Sindi.

"Gua yang pertama pesan, gua dulu mas. Saut Sindi gak mau kalah.

Ady dan Sita hanya diam mereka tidak ingin ikut campur.

Panji dan Sindi seperti Tom dan Jerry.

Pelayanan itu bingung iya takut salah memberikan minumannya. Dua² nya sama galaknya.

Ia hanya menelan ludahnya sendiri dan mematung. jika pelayan itu ke arah Panji, Sindi akan menghajarnya. Dan sebaliknya kalau ia memberikan minuman itu sama Sindi. Panji tidak akan memberikan uang lagi kepadanya.

Pelayanan tersebut hanya diam membeku di tengah-tengah mereka berdua.

Sindi dan Panji tidak mau kalah mereka langsung berdiri dan menghampiri pelayan itu.

Tangan mereka hampir bersentuhan ketika mau meraih gelas tersebut.

"Gua dulu. kata Panji lalu ia meraih gelasnya lebih dulu, tangan Panji lebih panjang dari Sindi.

Kali ini Sindi kalah telak.

"Lo bilang aja ingin sentuh tangan gua kan" Ejek Panji.

Sindi yang dituduh seperti itu ia tidak terima..

"Amit-amit jijik gua kalau sampai bersentuhan dengan kulit lo!!.. yang ada gua kena penyakit!. Jawab Sindi ketus lalu ia duduk lagi di mejanya.

Panji merasa geram dan panas mendengar Sindi menghinanya.

"Eh, Lo ngaca donk ada cermin kan di kamar lo!!. lihat diri lo.. penampilan seperti gembel!!. Ujar Panji menghina balik.

Sindi hendak berdiri namun Sita mencegahnya.

"Sudah jangan dilayani cowok kaya dia, buang² waktu!" Ujar Sita ketus.

Baru aja Panji ingin maki-maki Sita. Namun Sindi dan Sita berdiri dan mereka pergi meninggalkan kantin kampus.

Panji merasa kesal.

"Udah lah bro, lo gak capek berantem terus. Kata Ady menenangkan sahabatnya itu.

Sejak di selingkuhi oleh Nindi Panji jadi tidak bisa mengontrol emosinya.

Panji dan Ady hendak pergi dari kantin. Namun langkahnya terhenti melihat Nindi dan Marko jalan ke arahnya sembari bermesraan.

Panji merasa panas dan terbakar hatinya melihat Nindi dan pacar barunya. Marko sengaja mencium bibir Nindi di depan Panji.

Panji ingin sekali memukul Marko di depan Nindi seperti sebelumnya.

Namun kali ini Ady tidak akan membiarkan Panji kena masalah lagi hanya karena cewek seperti Nindi.

Ady mendorong tubuh Panji agar menjauh dan mengajak nya pergi dari kantin itu.

Hai Semoga kalian suka, terimakasih jika suka di like dan di VOTE 🤗🤗🤗🤗

Episode = 2

Ady membawanya cukup jauh agar Panji bisa mengendalikan amarahnya dan menenangkannya.

"Lo bisa tidak lupakan wanita penghianat itu!, dia tidak pantas untuk lo!" Dengan nanda tinggi Ady bicara. Melihat Panji hanya diam. Ady merasa kasian melihatnya.

Panji masih belum bisa melupakan Nindi, ia merasa marah dan kesal. Panji memukul pohon yang ada di taman kampus.

"Lo berubah.. bukan Panji yang gua kenal lo sekarang gampang sekali mengeluarkan kata-kata kasar, apa lagi sama wanita. Ujar Ady dengan nada rendah.

Panji mendengarkan perkataan Ady. Panji mengusap wajahnya lalu mendudukkan kepalanya merasa dirinya bodoh sudah berbuat tidak baik hanya karena masih cemburu.

" Maaf Ji, gua tadi teriak, gua lakuin ini demi lo, agar lo sadar. Ady menepuk pundaknya. Ady merasa bersalah juga sudah teriak-teriak kepada Panji.

Panji mendongak menatap nanar sahabatnya itu.

Ady yang selalu menguatkannya ketika Nindi menyakiti hatinya.

Panji langsung memeluk sahabatnya itu.

" Thanks bro, gua harus bangkit dari penderitaan ini. Panji merasa emang ini saatnya bangkit dan move-on.

Ady senang mendengar Panji ingin berubah, ia tau ini

sangat sulit baginya tapi Ady akan terus menyadarkan Panji agar Panji berubah seperti dulu lagi.

Di lapangan basket. Tim Sindi memainkan pertandingan basket melawan kampus lainnya.

Ia perempuan satu-satunya yang masuk di tim favorit di kampus tersebut.

Ady mengajak Panji nonton dan membujuknya agar ia mau

nonton pertandingan itu.

Ady berharap Panji mau lagi main basket seperti dulu pertam ia masuk ke kampus itu.

Namun Ady tau itu hal mustahil baginya, Panji akan selalu ingat dengan Nindi, karena dari situ Nindi tertarik dan mau jadi pacar Panji.

" Aku akan main basket lagi. Ujarnya tiba-tiba. Ady mendengarnya senang dan langsung antusias.

Panji ingin menunjukkan kepada Ady kalau dirinya move-on.

Marko dan Nindi juga melihat pertandingan basket. Mereka terlihat mesra bergandengan tangan.

Ady melihat Panji takut hatinya akan hancur lagi Panji menepuk pundaknya kalau dirinya baik-baik saja.

" Lo tenang aja, Gua gak akan terpengaruh. Panji berusaha menahannya, sesungguhnya Panji merasakan sakit yang amat dalam dihatinya.

Tepuk tangan mulai membanjiri tim Sindi, awalnya Panji tidak memperhatikannya, ketika Sindi memasukkan bola langsung try points

Ia mengangkat tangannya dan langsung tepuk tangan. Panji lupa kalau itu adalah musuhnya.

Ady langsung terkejut melihat itu tampa Panji sadari hanya dia yang tepuk tangan untuk Sindi.

Ady menepuk pundaknya ia bangga sama Panji.

Di sebrang sana Nindi melihat Panji.. Setahunya Panji tidak mau nonton basket lagi. Nindi berpikir keras dan tadi dia melihat Panji tepuk tangan untuk adiknya.

Sindi melihat sekilas seseorang yang memberi tepukan tangan untuknya.

Ia lanjut lagi main basket. Dan pertandingan selesai. Kampus mereka tetap jadi favorit.

Untuk tahun ini tim basketnya membawa harum nama kampus mereka.

Sejak Panji memundurkan diri dari tim, kampus mereka sering kalah, tapi kali ini untuk tim Sindi membawa kembali kemenangan yang selama ini mereka pertahankan.

Suasana menjadi ramai dan suara-suara memberikan ucapan saling berdatangan ke kepada Sindi.

Sita yang jadi suporter paling rame dan dia juga suka support Sindi.

Tidak hanya itu ia juga sampai joget dan ditertawakan banyak orang di lapangan.

Nindi malah tidak senang adiknya jadi pusat perhatian.

Ia tidak mau kalah dirinya harus tetap jadi favorit di kampus itu.

Panji dan Ady langsung pergi dari lapangan.

"Gila si Sindi jago juga dia" Ujar Ady bangga kampusnya menang lagi.

" Itu hanya kebetulan saja, mungkin dia lagi hoki" Jawab Panji.

Ady melihat Panji seperti cemburu seseorang menggeser posisinya sebagai pemain yang handal, Ady tau Panji cemburu dan ingin segera gambung lagi.

"Lo mau tanding bareng dia?" Ady sengaja pancing Panji agar dia mau masuk lagi ke tim basket itu.

" Tidak tau gimana nanti aja, gua harus ke perpustakaan. Jawab Panji sambil jalan ke arah perpustakaan.

Ady punya ide ia akan terus-menerus menghasut Panji agar dia

mau tanding basket lagi.

Terimakasih jika suka di like dan di VOTE 🤗🤗🤗🤗🤗

Episode = 3

Setelah selesai pertandingan basket Sindi pamit sama Sita sahabat nya. Sindi gak mau telat sampai rumah.

Sindi segera mengambil motor dan hendak pergi. Disana ada Rere teman Panji dan Nindi.

Rere mendekatinya lalu Rere memutari Sindi dan motornya.

"Hmmm kampus ini kan terkenal mewah bersih dan orang² nya cantik,

tapi ko gua lihat kampus ini jadi kotor sejak ada gembel masuk

ke kampus.. Ujar Rere sembari melihat ke arah Sindi dengan tatapan jijik.

Sindi diam tampa ekspresi, ia sudah terbiasa di hina sama Rere seperti itu. Jadi baginya itu hal biasa.

Tidak jauh dari posisi Sindi, Nindi melihatnya, ia tidak ada niat untuk membantu adiknya. Nindi sengaja diam melihat adiknya di hina sama teman-temannya malah itu membuat hatinya senang kalau adiknya susah.

Di kampus tidak ada yang tau mereka sodara. Nindi tidak mau semua orang tau kalau dirinya punya adik tomboi seperti Sindi.

Rere merasa kata-katanya itu tidak membuat Sindi marah dan membalasnya.

Rere melihat ke arah Nindi, Ia hanya memberi kode agar Rere harus

bekerja keras.

"Heh, gembel, apa ibu lo tidak mampu membelikan pakaian yang pantas untuk lo. Ujar Rere kembali.

Sindi kepancing dan darahnya mendidih, jika mengenai Ibunya Sindi langsung emosi.

" Lo boleh hina gua tapi jangan pernah lo hina ibu gua!, paham gak lo". jawabnya sembari menunjuk wajah Rere dengan telunjuk.

Rere berlagak pinggang dan langsung menepis tangan Sindi.

" Memangnya benar kan!, yang tadi gua ucapin, kalau emak lo itu kuno dan miskin!!".

Sindi mencengkram tangan Rere membuat Rere meringis kesakitan dibuatnya. " Gembel sialan lepasin tangan gua bodoh!!. Teriak Rere masih memakinya dengan sebutan kasar.

Kebetulan Panji dan Ady lewat mereka melihat Sindi dan Rere bertengkar.

" Menurut mu siapa yang menang Dy?" Tanya Panji. Ady berpikir sejenak.

" Tentu Sindi!" Jawab Ady tampa ragu.

Sindi mendorong Rere ke tanah yang banyak kerikil batu membuat tubuh Rere tambah sakit. Rere meringis kesakitan.

" Sekali lagi lo hina ibu gua, gua tidak akan segan-segan merusak wajah lo itu!!". Ancam Sindi sembari naik ke atas motornya lalu pergi meninggalkan Rere begitu saja.

" Sialan lo Sindi!!, gua akan balas lo, lo lihat nanti!!. Teriak Rere sembari berusaha bangun.

Ady dan Panji hanya tertawa kecil sembari jalan ke parkiran.

Nindi menghampiri Rere. " Ayo bangun, gitu aja kalah!. Nindi bukannya perihatin malah menghina Rere. " Ini juga ide lo Nindi, kalau bukan gara-gara lo gua gak mungkin sesakit ini. Jawab Rere ketus.

Dirumah pak Anton.

Sindi sampai lebih dulu dirumahnya. Maya asistennya segera menawarkan air minum kepadanya. Maya sangat menyayangi Sindi karena Sindi juga baik kepadanya.

" Nona, pakaiannya kenapa kotor, saya cuci yah". ujar Maya.

Baru saja Sindi mau buka pakaian terdengar suara klakson mobil.

" Maya, sebaiknya kamu urus dia aja, aku gak mau kamu kena marah lagi. Maya segera pamit dan lari ke garasi untuk menyambut kedatangan Nindi.

"Lo gua hukum tidak menyambut gua datang!" Ujar Nindi menunjuk Maya dengan suara keras. Maya baru saja sampai sudah kena marah.

" Maaf nona tadi saya." Tiba-tiba Nindi melempar tas yang ia bawa ke wajah Maya. " Bawa itu. ujarnya sambil jalan masuk ke dal rumah.

Hati Maya sakit selalu di perlukan buruk sama Nindi seperti itu.

" Kalau tas ini sampai jatuh, nona akan marah besar. Gumam Maya.

Melihat Maya masih bengong. Nindi merasa kesal. Nindi menyodorkan kaki kirinya agar maya melepaskan sepatunya, Maya lalu berjongkok menunduk dan membuka sepatutnya,

Mang ujang hanya bisa menghela nafasnya ia tidak bisa membantu Maya, takut dirinya juga kena imbas, mang ujang memilih untuk pergi ke dapur.

terima kasih Jika suka Tolong bantu vote like nya 🤗🤗😁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!