NovelToon NovelToon

Rumah Tua

Kontrakkan

Hari senin adalah hari paling sibuk untuk semua orang, pelajar ataupun orang yang sudah bekerja. Pagi ini, mahasiswa sudah berada di dalam kelas untuk mengikuti kuliah dan mereka sedang menunggu dosen datang. Apakah kalian tahu, sesuatu yang membuat mahasiswa stress selain tugas? Yaitu tentang uang kos. Bagi mahasiswa rantauan, berpindah-pindah kos adalah hal yang wajar. Mereka juga mencari tempat kos yang nyaman dengan harga juga yang murah. Tapi, terkadang harga tempat kos tiba-tiba, berubah harga dan menjadi semakin mahal. Jadi, mau tidak mau mereka harus pindah lagi kecuali, yang tidak keberatan.

Linda dan Ririn adalah mahasiswi yang bersekolah di Universitas ternama di Kota Malang. Mereka tinggal dalam satu kos karena Linda berasal dari Kota Kediri sedangkan Ririn, ia berasal dari Kota Blitar. Dan mereka bertemu karena mereka kuliah di fakultas dan jurusan yang sama. Dan kebetulan mereka juga tinggal di tempat kos yang sama. Menunggu cukup lama, akhirnya dosen datang dan pelajaran segera di mulai.

Karena pelajaran matematika, membuat semua mahasiswa pusing dan mulai lapar. Di tengah pelajaran, ponsel Ririn bergetar. Ririn mencoba mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Ternyata Ibu kos yang mengirim pesan tiba-tiba, beliau menaikan harga kos perbulan. Yang awalnya satu juta sekarang berubah menjadi tiga juta. Itu sangat mahal untuk harga perbulan, Ririn kebingungan akan pindah atau tetap tinggal di kos yang mahal tersebut. Tempat kos memang memakai wifi tapi, tidak ber ac. Di sana hanya menyediakan kipas angin yang terkadang rusak tapi, terkadang bisa digunakan.

***

Setelah kuliah selama 2 jam, akhirnya para mahasiswa keluar dari kelas dan beberapa pergi ke kantin. Linda dan Ririn pergi ke kantin untuk membeli minuman dingin dan mereka sedang memesan makanan. Mereka bukan kesal karena mata kuliahnya tapi, karena Ibu kos yang semaunya sendiri.

"Gimana nih, Lin? Masa kita mau bayar segitu perbulan?" Tanya Ririn.

"Tambah mahal, loh. Kok tega sih? Padahal awalnya 1 juta, terus 2 juta. Eh, sekarang jadi 3 juta!"

"Rasanya aku pingin pindah aja. Kemahalan..."

"Iya, kamu bener. Kemahalan"

"Lin, kalau misalnya kita tinggal di rumah kontrakkan gimana? Kita bisa patungan bayar terus, kalau teman-teman kita mau nginap, ada tempatnya"

"Nah, boleh juga. Biar enak gitu kalau, kontrakkan"

"Ya udah, aku cari-cari informasi tentang kontrakan. Kalau agak jauh, aku akan ada sepeda motor. Gampanglah"

"Siap deh"

Linda terlihat senang dengan ide mengontrak dari Ririn. Tidak lama, batagor pesanan mereka sudah jadi. Hati senang karena makanan pun datang, membuat hati mereka semakin senang. Mereka kembali ke tempat kos untuk istirahat karena nanti sore, mereka ada kelas lagi. Tempat kos yang dekat, Ririn tidak terlalu sering mengendarai sepeda motornya ke kampus. Kecuali, ia ada rencana akan pergi jalan-jalan setelah kuliah, ia akan membawa sepeda motor ke kampus.

Sampai di dalam kamar, Ririn merebahkan tubuhnya di kasur lalu, membuka jendela kamarnya agar tidak pengap. Ririn membuka ponselnya dan segera mencari rumah kontrakan yang murah. Ririn juga bertanya pada teman-teman yang lain tentang kontrakkan. Ada satu temannya yang mengirim pesan tentang info rumah kontrakkan. Nia adalah teman Ririn yang sering menginap di tempat kos hanya sekedar mengobrol atau mengerjakan tugas.

Nia: Rumah itu katanya murah. Coba deh, telepon nomor itu.

Ririn: Ya udah, aku coba telepon orangnya. Makasih ya, infonya.

Nia: Sama-sama. Biar aku juga bisa nginap terus kalau, kamu sama Linda pindah ke rumah kontrak.

Ririn hanya tertawa membaca pesan dari Nia. Ririn segera menekan tombol telepon untuk menelepon pemilik rumah tersebut. Telepon Ririn akhirnya tersambung, dan terdengar suara seorang wanita paruh baya. Ternyata, beliau pemilik rumah tersebut. Ririn segera bertanya kia-kira, harga kontrakkan pertahun. Saat, Ibu pemilik memberitahukan harganya pada Ririn, ia terlihat terkejut dan menanyakan ulang karena ia sempat tidak percaya. Setelah bertanya lagi dan jawabannya tetap sama, wajah Ririn terlihat sangat gembira. Ia mengucapkan terima kasih pada Ibu pemilik kontrakkan dan segera menutup teleponnya. Lalu, Ririn berlari menuju ke kamar Linda untuk memberitahukan berita bagus.

Tok...tok...tok...

"Linda, buka pintu Lin. Aku ada berita bagus"

Linda segera bangun dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya.

"Berita apaan sih? Aku mau tidur nih..ngantuk"

"Aku ketemu kontrakkan yang murah, rumahnya luas juga" Kata Ririn.

"Beneran? Berapa harganya? Nanti rumahnya luas, harganya malah lebih mahal dari sini"

"Nggak, harganya murah. Besok, kita ke sana buat lihat-lihat terus ketemu sama Ibu yang punya kontrakkan"

"Ya udah. Jam berapa ketemuannya?"

"Besok habis aku kuliah pagi. Kamu besok ada kuliah nggak?"

"Besok aku libur tapi, besok pagi aku ikut kamu aja deh ke kampus"

"Oke.."

Ririn dan Linda terlihat sangat senang mendapat rumah kontrakkan yang cukup murah meskipun, ke kampus harus naik sepeda motor karena, jarak rumah ke kampus cukup jauh.

♡♡♡

Hai teman-teman salam kenal. Namaku Nurul Wiladatul Wilda, panggil aja aku Wilda. Aku baru aja lulus dari Universitas Brawijaya. Aku lahir 4 November 1998 dan asli Kota Malang. Dan karena susahnya mencari pekerjaan sesuai kemampuanku, aku mencoba menulis novel ini.

Dari kecil, aku hobi banget nulis novel atau cerpen tapi, tidak pernah aku terbitkan di media sosial ataupun di perusahaan penerbit. Karena, aku merasa bukan ahlinya dalam menulis cerita yang fantastis seperti, penulis yang lain.

Teknologi sudah mulai canggih dan sekarang, sudah ada aplikasi yang bisa menerbitkan tulisan kita tanpa perlu, mengirim tulisan melalui email atau ke kantor pos untuk mengirim naskah. Semenjak ada aplikasi menulis novel atau cerpen, aku mencoba menulis cerita.

Alhamdulillah banyak yang menyukai tulisanku. Karena banyak yang meminta untuk melanjutkan tulisanku atau membuat karya lagi, itu membuatku semangat. Meski awalnya tidak ada yang membaca tapi aku yakin, suatu saat tulisanku akan dibaca banyak orang.

Terkadang, alur ceritaku terlalu cepat dan membuat kalian kebingungan. Aku akan berusaha membuat alur cerita yang lebih rinci agar, kalian bisa membaca tulisanku dengan nyaman.

Aku ingin tahu, apakah kalian menyukai ceritaku yang beejudul "Rumah Tua"?. Jika kalian menyukainya, jangan lupa Like dan Comment agar, aku semakin semangat untuk membuat cerita yang lebih bagus. Dan kalian juga bisa memberi masukan, ceritaku harus seperti apa. Jika itu sesuai, aku akan memasukkan ide kalian di dalam ceritaku.

Ini adalah episode 1, bagaimana menurut kalian? Sepertinya, alur ceritanya terlalu cepat. Iya bukan?. Aku butuh Like dan Comment kalian sebagai penyemangatku 😉

Siap-Siap Pindah

Hari terus berlalu, dan hari sudah berubah menjadi sore. Saatnya, Linda dan Ririn kembali lagi ke kampus untuk mengikuti kelas. Pada saat mereka keluar dari kos, Ibu Yusi masuk ke tempat kos Linda dan Ririn untuk menagih uang kos.

Tok..tok..tok..

"Linda, Lin. Kamu di dalam kan? Ayo, bayar uang kos. Ini udah dekat tanggalnya loh"

Tidak ada jawaban dari dalam kamar Linda. Ibu Yusi terus mengetuk-ngetuk pintu kamar Linda, sampai tangannya sakit. Akhirnya, Ibu Yusi pindah ke kamar Ririn untuk meminta uang kos.

"Ririn, ayo bayar uang kos an. Udah dekat tanggalnya, loh..."

Tetap tidak ada jawaban. Ibu Yusi terus mengetuk-ngetuk pintu kamar Ririn sampai ia kesal sendiri. Karena kamar Ririn sama kosongnya dengan kamar Linda. Saking kesalnya, Ibu Yusi menendang pintu kamar Ririn dan membuat kakinya sakit sendiri. Untung tidak ada anak kos yang melihat Ibu Yusi yang marah-marah sambil menendang pintu kamar lalu, Ibu Yusi pergi dari depan kamar Ririn dan masuk ke dalam rumah. Mengambil minyak untuk dioles di telapak kakinya yang sakit.

Linda dan Ririn kuliah di Jurusan Ilmu Ekonomi. Dan sore ini, mereka berada di dalam kelas sedang mengikuti mata kuliah Sejarah Ekonomi. Linda dan Ririn duduk dibarisan tengah agar, tidak terlihat saat mereka mengantuk. Alih-alih merasa bosan, Ririn membuka ponselnya dan melihat kembali foto rumah yang akan mereka datangi besok. Ririn masih bertanya-tanya pada dirinya sendiri, rumah seluas itu dengan harga sewa yang sangat murah? Apa yang terjadi? Apa karena sudah lama tidak di tempati atau karena rumah tua? Ririn tidak ingin berpikir buruk tentang rumah yang akan ia tempati.

Dosen tiba-tiba, menyudahi pelajaran karena, beliau ada rapat dengan para dosen jadi, beliau menyudahi pembelajaran pada pukul 16.30. Seluruh mahasiswa segera keluar dari kampus dan pergi menuju ke rumah masing-masing tapi, Ririn akan menemani Linda ke perpustakaan. Linda akan meminjam buku untuk keperluan tugasnya. Mereka masuk ke dalam perpustakaan yang mulai sepi mahasiswa karena sebentar lagi perpustakaan tutup.

"Rin, bantu aku cari bukunya ya. Aku ke sebelah kiri, kamu ke sebelah kanan" Kata Linda.

"Oke, Lin"

Mereka berpisah untuk mencari buku yang dimaksud oleh Linda. Jika ada isi buku yang hampir sama, ambil saja dan meminta Ririn untuk memberikan pada Linda. Ririn terus mencari bukunya bahkan, ia sampai duduk untuk mencari buku di rak paling bawah. Lampu perpustakaan sedikit redup jadi, Ririn harus menggunakan senter diponselnya. Saat ia duduk, ada seseorang yang berdiri di belakang Ririn. Terlihat dari kakinya bahwa, ia seorang wanita yang hanya diam saja mungkin, ia sedang mencari buku. Tapi lama-lama, bayangan wanita di belakang Ririn membuat rak bukunya menjadi gelap meskipun, ia sudah memakai senter ponsel. Tidak menemukan bukunya, Ririn mencoba bergeser dan mencari buku yang lain tapi, wanita di belakang Ririn terus mengikuti dan menutup cahaya lampu. Ririn berdiri untuk menegur wanita tersebut tapi, saat Ririn melihat ke belakang, wanita tersebut sudah menghilang. Seketika, badan Ririn menjadi dingin karena terkejut dengan wanita yang berada di belakang Ririn yang tiba-tiba menghilang. Ririn segera membawa bukunya ke Linda.

"Linda, Lin...ini aku udah nemu bukunya"

"Nah, ini yang aku cari. Dari tadi nggak nemu-nemu. Makasih ya"

"Iya. Sama-sama...sekarang, kita pulang aja"

"Kenapa sih, kamu Rin? Kok kaya ketakutan?"

"Heem...mau magrib, kita pulang yuk. Bentar lagi juga tutup"

"Ya udah kita pulang"

Mereka segera turun ke bawah untuk mengurus bahwa, Linda meminjam buku lalu, mereka mengambil tas yang ada di lemari loker perpustakaan. Setelah itu, Ririn segera menarik tangan Linda untuk keluar dari perpustakaan. Tangan Ririn terlihat dingin dan gemetar.

"Rin, kamu kenapa sih?"

"Linda, tadi pas aku nyari buku buat kamu...ada orang di belakangku, ngikutin terus. Aku mulai emosi terus, aku noleh ke belakang eh..orangnya ngilang"

"Ah, yang bener kamu? Perasaanmu aja paling?"

"Nggak, Lin. Aku lihat kakinya, pas noleh aja ngilang"

"Kamu capek paling. Kita pulang, sholat magrib terus cari makan. Nggak usah mikir yang aneh-aneh"

"Kalau itu hantu, gimana Lin?"

"Bukan, bukan hantu. Salah lihat kamu"

Ririn terus mengatakan bahwa, itu adalah hantu tapi, Linda berusaha menyakinkan jika yang dilihat olehnya adalah orang, bukan hantu.

***

Hari semakin malam, semua orang berada di dalam rumah masing-masing untuk melaksanakan sholat magrib. Tapi, Ririn masih memikirkan kaki wanita yang ia lihat di perpustakaan. Memikirkannya membuat Ririn merinding dan mulai sakit kepala. Ponsel Ririn berbunyi tanda pesan masuk, ternyata Nia mengirim foto rumah yang akan di datangi Linda dan Ririn besok. Terlihat rumahnya bersih dan luas. Ririn semakin yakin ingin tinggal di rumah tersebut. Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk membuat Ririn terkejut.

"Rin, beli makan yuk" Teriak Linda.

"Aduh, kaget aku! Iya, bentar Lin"

Ririn mengambil jaketnya dan keluar dari kamar. Mereka pergi keluar untuk membeli makanan untuk makan malam dan sarapan. Mereka membeli makanan yang bisa tahan sampai besok pagi. Setelah membeli makan, Ririn memutuskan untuk makan di kamar Linda Sekalian, mereka berbincang-bincang sambil menonton televisi di kamarnya. Meskipun televisinya kecil jika, untuk menonton dua orang itu cukup.

***

Esok harinya, setelah Ririn kuliah, ia dan Linda akan pergi ke rumah tersebut denga menggunakan sepeda motor. Saat, sepeda Ririn berjalan menuju rumah tersebut, ia melihat Nia sedang berdiri dengan seorang wanita paruh baya. Ririn dan Linda langsung turun dari sepeda motor lalu, menghampiri Nia.

"Nia, ngapain kamu di sini?" Tanya Linda.

"Teman-teman, ini Bu Susi. Yang punya rumah yang mau disewakan" Kata Nia.

"Oh, saya Ririn dan ini Linda"

"Jadi, kalian yang mau sewa rumah saya? Kira-kira, berapa orang?" Tanya Bu Susi.

"Hanya 2 orang, Bu. Tapi, misalnya ada teman yang mau menginap, nggak papa kan, Bu?"

"Loh, ya ndak papa. Saya malah senang. Saya yakin, kalian nggak bakal aneh-aneh"

"Hehe, iya dong, Bu. Kita anak baik-baik kok" Kata Linda.

"Ya sudah. Saya kasih sewa rumah itu 3 juta pertahun"

"Apa?!"

Linda, Ririn dan Nia terkejut mendengar harga sewa rumah pertahunnya. Linda dan Ririn setuju dengan harga tersebut, mereka juga ada uang dari pemberian orang tua karena seharusnya mereka harus bayar kos tapi, mereka pindah untuk sewa rumah. Sudah menyetujui harga sewa, Bu Susi mengajak mereka untuk melihat rumahnya. Rumahnya terlihat tinggi dan luas, membuat Linda dan Ririn terkagum-kagum.

"Ini rumahnya? Bagus banget" Kata Linda.

"kok kaya gaya Eropa?" Tanya Ririn.

"Ini rumah Ibu saya. Beliau suka dengan gaya Eropa. Makanya, rumah bentuknya kaya gini" Kata Bu Susi.

Ririn dan Linda senang saja melihat rumah bagus yang disewakan dengan harga murah. Mereka segera membayar dan akan mulai pindah besok. Linda dan Ririn harus berpamitan pada Ibu kos dan merapikan beberapa barang agar, tidak ada yang tertinggal.

Rumah Yang Luas

Setelah melihat rumah tersebut, Linda dan Ririn yang sudah diberi uang oleh orang tua mereka langsung mereka bayar, sebelum ada orang lain yang mengambil rumah tersebut. Sudah membayar lunas, membuat Linda dan Ririn menjadi lega karena akhirnya mereka bisa pindah dari tempat kos yang sempit dan penggap tersebut. Sebelum mereka kembali ke tempat kos, mereka pergi makan dan mereka masih memiliki sisa uang yang diberikan oleh orang tua masing-masing. Linda dan Ririn membagi uang untuk membayar makanan, karena mereka berdualah yang menempati rumah tersebut.

"Akhirnya, besok pindah Lin. Kita bisa sepuasnya di rumah itu" Kata Linda.

"Benar Rin. Udah lama aku kepingin pindah tapi, bingung mau pindah ke mana. Eh, kamu ngajak pindah. Ya aku, ikut aja"

"Kita makan dulu terus balik ke kos, beres-beres barang"

"Katanya anak-anak kos, kemarin Bu kos ke kamar kita. Gedor-gedor pintu, nagih uang kos an"

"Aduh, makanya kita cepat-cepat beresin barang terus pamit. Biar nggak ditagih terus"

Makanan mereka datang, mereka segera makan sebelum Bu kos datang lagi menemui mereka dan meminta uang kos an.

Sementara di dalam rumah, Bu kos sedang menunggu ke datangan Linda dan Ririn dari kuliah. Jika, Bu kos melihat kedatangan Linda dan Ririn, beliau akan langsung menghampiri mereka untuk meminta uang kos. Tapi, menunggu selama satu jam sambil melihat-lihat ponselnya, Ririn dan Linda tidak kunjung datang, membuat Bu kos mengantuk dan terpaksa tidur di sofa sambil menunggu mereka datang.

Setelah selesai makan, mereka pergi untuk membeli lampu karena di rumah sewa kebanyakan lampunya sudah tidak berfungsi jadi, mereka memutuskan untuk membeli lampu sebagai persediaan. Lalu, mereka juga membeli persediaan dapur karena Bu Susi akan menyediakan kompor dan gas untuk mereka memasak di rumah. Semua sudah disediakan oleh Bu Susi, Ririn dan Linda tugasnya membayar token listrik, air dan mengganti sendiri lampu yang rusak. Setelah selesai semua, mereka memutuskan untuk kembali ke tempat kos. Dan sebelum sampai di depan kos, Ririn mematikan sepeda motornya agar Bu kos tidak mendengar suara sepeda motor Ririn.

Sampai di tempat parkir sepeda, Ririn segera memarkirkan sepeda motornya lalu, mereka berjalan pelan-pelan masuk ke dalam kos. Mereka membawa sepatunya juga agar, beliau tidak curiga dan segera masuk ke dalam kamar untuk beberes barang-barang mereka. Sudah tersedia kardus di dalam kamar, untuk meletakkan buku-buku karena koper akan dimasuki pakaian saja.

"Nggak sabar, mau pindah besok" Kata Ririn sambil menyalakan musik di dalam kamarnya.

Tiba-tiba, Nia mengirim pesan pada Ririn untuk membantu dirinya dan Linda pindahan. Nia meminta yang dipindah lebih dulu adalah buku-buku. Karena itu adalah paling berat jadi, sebaiknya buku saja dulu yang dibawa. Nia akan mengajak Yuli yang memiliki sepeda motor juga. Yuli adalah teman mereka seangkatan dan sejurusan juga. Yuli juga sering menginap di kamar Linda atau di kamar Ririn. Mendapat bantuan dari Nia, Ririn merasa terbantu. Ririn segera mengirim pesan pada Linda dan ia setuju dengan ide Nia. Mereka segera membuka kardus dan memasukkan berbagai buku ke dalam kardus. Dan jika sudah selesai, Ririn akan menghubungi Nia.

Dan tidak terasa hari sudah siang dan mulai terdengar suara adzan. Saat nya melaksanakan sholat dhuhur. Linda dan Ririn segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu sholat. Mendengar suara adzan dhuhur, Bu kos langsung terbangun dari tidurnya, meregangkan tubuhnya yang lelah karena tertidur di sofa. Beliau bangun dan akan pindah ke kamar tapi, beliau teringat dengan Linda dan Ririn. Bu kos langsung pergi ke kamar Linda dan Ririn.

Tok...tok...tok...

"Linda, ayo buka pintunya"

Untung Ririn memasukkan sepatunya ke dalam, menutup selambunya dan mematikan lampunya. Sedangkan, Linda sedang sholat jadi, ia tidak menjawab panggilan Bu kos.

Tidak ada jawaban dari Linda, Bu kos pindah ke kamar Ririn. Dan kamar Ririn sama seperti kamar Linda yang gelap. Ririn sudah selesai sholat tapi, ia tidak menjawab panggilan dari Bu kos. Ririn hanya diam saja sampai beliau pergi.

"Anak-anak ini ke mana sih? Sepeda motornya ada tapi, nggak ada anaknya. Ya wes, nanti aja aku ke sini lagi"

Bu kos segera pergi dari depan kamar Ririn. Dan Ririn segera melipat mukenah nya lalu, memasukkan kembali buku-bukunya ke dalam kardus.

***

Hari semakin gelap, Nia dan Yuli datang ke kamar Linda dan Ririn. Nia membawa kardus milik Ririn dan Yuli membawa milik Linda.

"Ni, kardusnya taruh di teras aja. Terus tutupi sama apa gitu, biar nggak basah kalau hujan" Kata Ririn.

"Nggak hilang nih, taruh di teras?" Tanya Nia.

"Nggak. Siapa yang mau ngambil buku kaya gini"

"Ya udah. Aku taruh di teras"

"Makasih ya Ni, Yul. Udah bantuin aku sama Linda"

"Sama-sama Rin. Tapi jangan lupa, kita boleh nginep sering-sering di sana" Kata Nia.

"Ya boleh dong"

Mereka keluar dari kamar dengan membawa kardus lalu, diletakkan di belakang. Tidak lupa, kardusnya diikat agar tidak jatuh dari sepeda. Setelah selesai, Nia dan Yuli segera pergi ke rumah yang di kontrak oleh Linda dan Ririn.

"Rin, besok pagi kita pamit sama Bu kos" Kata Linda.

"Iya, besok kita pamit pagi-pagi aja. Aku mau ngerasakin suasana di dalam rumah yang luas itu" Kata Ririn.

"Ok deh".

***

Esok paginya, Linda dan Ririn pergi ke rumah Bu kos dengan membawa koper. Mereka izin pamit untuk tidak tinggal di kos tersebut. Bu kos sempat marah karena mereka tiba-tiba pindah kos dan sudah beberapa anak yang pindah karena harganya yang selalu berubah-ubah. Bu kos sebenarnya tidak ingin kehilangan anak kos nya lagi tapi, mau bagaimana lagi. Itu adalah keputusan Linda dan Ririn.

Setelah berpamitan pada Bu kos, Linda dan Ririn pergi ke tempat parkir. Untung sepeda Ririn matic jadi, koper milik Ririn bisa ia letakkan di depan sedangkan milik Linda, diletakkan di tengah. Dan mereka bersiap untuk pergi ke rumah kontrakkan. Sedangkan Nia dan Yuli, sudah menunggu di depan rumah. Mereka siap membantu Linda dan Ririn bersih-bersih rumah.

Tidak butuh waktu lama, Linda dan Ririn sampai di rumah tersebut. Mereka menurunkan koper, Ririn segera membuka pintu rumah.

"Assalamualaikum"

Tidak lupa mengucap salam saat, masuk ke dalam rumah yang sudah lama tidak dihuni. Linda juga meminta bantuan Yuli dan Nia untuk membeli sapu dan pel untuk membersihkan rumah. Sebelum memilih kamar, mereka membersihkan seluruh rumah.

"Rumahnya luas banget. Sanggup nggak bersih-bersih?" Tanya Linda.

"Sanggup aja. Aku lagi semangat bersih-bersih ini" Kata Ririn.

Mereka segera membersihkan rumah yang cukup kotor dan Bu Susi sudah meletakkan alat vacum untuk membersihkan sofa yang tertinggal di rumah itu. Meskipun sudah lama tapi, sofa tersebut tetap nyaman dan bagus.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!