Seorang gadis cantik yang bernama Arina Phutri, sekarang sedang menjalan kan hobbi nya sebagai tukang kebun. Memang hobby yang aneh bagi kedua orang tua Arina.
Hobby jadi tukang kebun yang ia miliki sebenar nya sangat di tentang ayah dan bunda. Karna kata ayah, anak perempuan tidak cocok berkebun. Alhasil, Rina pun hanya di izin kan untuk menanam bunga di sekutar rumah nya saja.
Setelah tamat dari sekolah pesantren yang ia jalani selama 6 tahun. Yah, terbilang dari sekolah mts sampai MA lah, dia di pesantren itu. Rina tidak melanjut kan kuliah lagi. Bukan karna orang tua nya tidak mampu, hanya saja Rina tidak ingin duduk di bangku kuliah, itu saja yang nenjadi alasan Rina tidak ingin melanjut kan pendidikan kan nya.
Sebelum nya, ayah dan bunda pernah menawar kan untuk Rina kuliah, atau mondok lagi. Tapi Rina menolak nya secara halus. Karna Rina tidak mau terikat di dunia pendidikan lagi.
Ayah dan bunda juga tidak memaksa Rina untuk melanjut kan pendidikan nya lagi. Karna, mungkin mereka tahu, jika Rina sudah tidak ingin ada di dalam dunia pendidikan lagi.
Oh ya,,, Rina anak tunggal dari pasangan Zakaria dan Phutri Wulandari. Ayah bekerja di sebuah rumah sakit. Sedang bunda, ia mengajar di sebuah sekolah Mts. Orang tua Rina memang lah orang yang tergolong berpendidikan.
Ayah saja tamatan S2 kedokteran, sedang kan bunda ia S2 jurusan agama. Bagai mana bisa anak nya hanya taman MA di pondok pesantren. Hal yang aneh untuk di kenang kan.
Keluarga Rina, tergolong keluarga yang di segani oleh masyarakat. Karna orang tua yang berpendidikan dan berilmu tinggi.
Mereka hidup dalam keluarga yang serba berkecukupan lah. Semua nya cukup, apa yang di ingin kan bisa terpenuhi. Dan mungkin termasuk keluarga kaya lah mereka ini. Hanya sayang nya, Rina orang yang lebih suka berkebun, ntah bakat dari mana yang ia dapat kan. Bukan nya mengikuti jejak ayah atau pun bunda, eh ia malah menyeleweng jauh dari ayah dan bunda.
Tapi, tidak juga lah. Kakek Rina dulu nya orang yang sangat senanag bercocok tanam. Maka nya Rina ikut mewarisi hobbi nya kakek. Tapi sayang nya, kakek telah tiada saat Rina berumur sembilan tahun.
Jika ada, mungkin Rina dan kakek akan punya kebun sendiri. Tidak seperti saat ini, Rina hanya punya taman yang terletak di samping rumah nya saja.
Karna ayaha dan bunda tidak mengizin kan untuk Rina berkebun.
Rina punya teman yang nama nya Rahmat, iya,,, teman nya cowok. Dia kadang selalu memberi kan Rina bibit dan benih yang bisa Rina tanam. Rahmat juga punya kebun di rumah nya, letak rumah Rahmat memang agak jauh dari rumah Rina. Tapi, dia selalu datang kerumah jika punya bibit baru yang ia miliki.
Semua itu, ia laku kan biar Rina jangan bosan hanya dengan bibit itu-itu saja. Dia teman terbaik Rina. Selain dia, Rina juga punya teman tak jauh dari rumah nya. Nama nya Rahmah, ia anak yang cantik. Kami sama sama tamatan dari pondok pesantren yang sama.
Tapi, jika di kata kan cantik. Rina juga tak kalah cantik nya. Bulu mata yang lentik dan alis yang bagai kan di tata rapi. Di tambah lesung pipi di kiri kanan pipi nya. Itu yang bikin Rina lebih istimewa di antar teman teman nya yang bersekolah dengan Rina dulu. Mata yang indah, yang hitam bening bercahaya.
Jika di sekolah, Rina di juluki si manis salju. Karna putih dan cantik.
Karna aku sangat suka berkebun, teman ku sering mengajak ku pergi kekebun nya, kebun teman ku lumayan jauh, tapi bisa kami tempuh dengan menguna kan sepeda saja.
Setelah dapat izin dari ayah dan bunda ku, aku pun ikut Rahmat kekebun milik keluarga nya.
Kebun dan rumah Rahmat tidak terlalu jauh, keluarga nya juga sudah kenal dengan ku. Karna aku bisa di bilang sering datang kekebun milik keluarga Rahmat ini.
Walau pun aku memakai sepeda ku sendiri, tapi tetap saja Rahmat menjemput ku dengan sepeda nya. Bukan Rahmat tidak memiki motor honda untuk bisa menjemput ku. Hanya saja ayah dan bunda ku tidak mengizin kan aku di bondmceng dengan honda milik Rahmat. Karna alasan nya tentu saja aku dan Rahmat bukan makhrom.
Jadi nya, jika ingin pergi harus lah menjaga jarak yang bisa di kata kan aman.
Aku menunggu di depan gerbang rumah ku, menunggu Rahmat datang menjemput ku. Walau pun kami pakai sepeda, tapi Rahmat bilang dia kan datang menjemput ku. Kemudian baru berangkat bersama.
Tak lama menunggu, Rina pun melihat Rahmat sedang menuju kearah nya dengan sepeda biasa nya di guna kan jika ingin kekebun.
" maaf ya Rin, gue bikin lho nunggu lama". Kata Rahmat.
"Gak papa, gue gak lama juga baru siap, setelah ayah bunda pergi baru gue siap siap". Kata Rina.
"Oh... Tapi mereka udah tahu kan lho kekebun gue hari ini". Kata Rahmat.
"Yah... Udah tahu dong Mat, jika gak mana berani aku keluar rumah." kata Rina.
"Iya,,, aku tahu. Kamu anak yang penurut dan patuh". Kata Rahmat.
"Serah kamu lah, ayo berangkat sejarang. Nanti kesiangan sampai nya". Kata Rina.
"Ya... Udah, ayo... " kata Rahmat.
Sebenar nya Rahmat nenyimpan rasa nya pada Rina, hanya saja dia tidak akan mengata kan jika ia suka Arina. Karna ia sadar, Rina dan dia agak ada garis pemisah.
Orang tua nya dan orang tua Rina sangat berbeda. Orang tua nya hanya orang biasa dan tidak memiliki ilmu pengetahuan yang cukup. Sedang kan orang tua Arina, mereka orang terpandang. Orang yang berpendidikan tinggi, taat beragama. Mana mungkin ia akan di jadi kan menantu mereka.
"Kamu kok malas banget sih Mat, kayuh yang laju dong biar cepat sampai". Kata Rina.
"Iya,,, ini juga aku nya kayuh laju, hanya saja sepeda ku agak sedikit lambat". Kata nya beralasan. Padahal ia sibuk memperhati kan Rina yang ada di depan nya ini.
"Alhamdulillah,,, sampai juga akhir nya." kata Rina ketika memasuki pintu pagar menuju kebun.
"Ibu mu di mana Mat," tanya Rina. Sudah dapat di tebak oleh Rahmat. Anak itu pasti akan bertanya di mana ibu nya.
"Ibu di rumah, selesai cuci pakaian baru datang kekebun". Kata nya.
"Oh... Masih lama kah ibu mu baru akan kesini Mat, jika lama aku akan menyusul nya". Kata Rina.
"Mungkin sebentar lagi Rin, kamu tunggu aja di sini." kata nya.
Rina pun menganguk apa yang Rahmat kata kan, ia sibuk melihat tanaman yang ia sukai, yang tidak ada di rumah nya. Bagai mana mau ada, orang rumah nya cuma taman bukan kebun.
Rahmat sibuk membersih kan rumput kecil yang tumbuh smdi sela sela tanaman jagung yang mereka tanam minggu kemarin. Saat Rina datang, mereka menanam jagung bersama.
Sedang mereka asik, mencabut rumput sesekali Rahmat memperhati kan gadis canti di depan nya ini. Gadis cantik putih dan manis, tapi dari atas sampai bawah semua nya tertutup. Dalam hati ia selalu memuji penampilan Rina. Selalu anggun untuk di lihat.
"Rin, jika kamu ingin memiliki suami. Bagai mana tipe jodoh yang kamu ingin kan". Kata nya tiba tiba memiliki pertanyaan..
Rina menoleh pada nya, mendengar pertanyaan yang tiba tiba saja di tanya kan teman nya ini.
"Jika aku, jika kamu bertanya bagau mana tipe imam yang aku ingin kan. Ya,,, sudah bisa di pasti kan aku minta yang sempurna lah Mat, siapa sih yang mau jodoh nya tidak sempurna". Kata Rina menjawab sambil terus mencabut rumput.
"Maksud mu, sempurna dalam segi harta, rupa atau dalam segi semua nya Rin". Kata Rahmat.
"Bukan sempurna itu yang ku maksud kan Mat, jika tampan sempurna tampan nanti kamu akan melihat perubahan yang terus terjadi, jika sudah beransur tua akan memudar kan. Dan jika sempurna harta, nanti kamu akan kecewa jika tak sesuai dengan keinginan mu, karna kamu tidak tahu berapa harta yang kamu butuh kan untuk hidup mu." kata Rina menjelas kan.
"Jadi, sempurna yang seperti apa yang kamu maksud kan." tanya Rahmat penasaran.
"Sempurna iman dan akhlak nya Mat, itu yang aku ingin kan." kata nya.
"Tapi, yang aku tahu. Jodoh itu bukan kita yang menentu kan, melain kan allah lah yang menentu kan. Jika kamu ingin jodoh yang terbaik untuk mu, kamu harus memperbaiki diri mu dahulu. Karna jodoh itu cerminan dari diri mu". Kata nya panjang lebar.
"Baik lah buk ustazah, aku mengerti sekarang". Kata Rahmat bercanda.
"Apaan sih kamu ini Mat, jangan terlalu serius menangapi apa yang aku kata kan tadi ya, aku hanya berkata sesuai yang aku tahu saja". Kata Rina.
"Aku tahu, kau memang benar". Kata nya.
"Baik lah, cabut kan semua rumput ini. Karna hari sudah mulai siang," kata Rina lagi.
Mereka kembali mencabut rumput, tak lama kemudian datang seorang wanita paruh baya. Dia berjalan mendekati Rina dan Rahmat yang sedang asik ngobrol sambil mencabut rumput.
"Rina, udah lama kamu datang nya nak." kata ibu Rahmat.
"Lumayan bu, ibu baru datang ya. Tadi aku ingin nyusul kerumah kata Rahmat gak perlu". Kata Rina pada ibu.
"Ya aku kan bilang gak perlu, karna aku tahu ibu pasti datang nya cepat kan". Kata Rahmat.
"Yah... Tadi ibu ada urusan sebentar maka nya agak lama, jika Rina nyusul juga ibu mungkin gak ada di rumah. Karna ibu ada urusan di luar". Kata Ibu itu.
Ibu Rahmat adalah ibu tunggal, Rahmat cuma punya ibu sekarang. Karna ayah nya sudah lama pergi, meninggal kan ibu nya. Waktu anak itu masih duduk di bangku sekolah menengah. Ayah nya pergi menjali. Cinta dengan selingkuhan nya.
sejak saat itu juga, Rahmat mengangap ayah nya sudah mati. Karna ia benci dengan ayah nya yang selingkuh dari ibu nya dan menikahi selingkuhan nya.
Sebenar nya, Rahmat anak yang baik. Hanya saja, masalah agama dan pendidikan ia agak kekurangan. Karna ia sekolah cuma tamatan smp saja. Tidak melanjut kan lagi kejenjang yang kebih tinggi. Hal ini di karna kan ibu nya kurang biaya untuk melanjut kan sekolah nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!