NovelToon NovelToon

Kaisar Iblis

Chapter 1 Kelahiran Kembali {Revisi}

Akan di revisi setelah arc 1 selesai

Happy Reading...

Di mana ini?"

Dalam keadaan setengah sadar seorang pemuda sedang kebingungan. Dia menundukkan kepalanya ke bawah dengan kedua tangannya terikat oleh rantai besi yang kokoh. Dan didepannya adalah para tokoh penting kekaisaran.

"Bukankah aku sudah mati?"

Pemuda itu melihat sekelilingnya dengan terus menunduk tanpa menggerakan kepalanya untuk mengetahui keadaannya saat ini sekaligus untuk berjaga-jaga.

"Sepertinya aku telah terlahir kembali. Tapi apa-apaan ini?"

Tiba-tiba kepala pemuda itu terasa sangat menyakitkan. Dia menggigit bibirnya sendiri karena berusaha untuk menahan rasa sakitnya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Setelah beberapa saat kemudian, Ingatan-ingatan dari pemilik tubuh pemuda sebelumnya mulai menyatu dengan ingatannya.

Benua Dataran Tengah, di Kekaisaran Han seorang Pangeran terlahir. Pangeran tersebut bernama Han Shu. Dia adalah Pangeran pertama sekaligus sebagai Pangeran Mahkota di Kekaisaran Han.

Kekaisaran Han mempunya lima pangeran yang berasal dari ibu yang berbeda. Mereka selalu berebut untuk menjadi Pangeran Mahkota dan mewarisi kekuasaan ayahnya.

Pangeran Pertama adalah Han Shu, Pangeran kedua adalah Han Wei, Pangeran ketiga adalah Han Jiang, Pangeran keempat adalah Han Li, dan Pangeran kelima adalah Han Zie.

Ibu dari Han Shu adalah seorang Permaisuri tetapi kemudian digantikan setelah dia meninggal sewaktu melahirkan Han Shu.

Han Shu memiliki bakat yang biasa tetapi, dengan kemauannya yang keras membuatnya bisa menjadi seorang kultivator yang terkuat diantara kelima Pangeran.

Karena itu, Han Shu selalu menjadi target utama Pangeran lainnya karena kekuatan dan kedudukannya sebagai Pangeran Mahkota.

Pangeran lainnya melakukan segala cara untuk menurunkan kedudukannya sebagai Pangeran Mahkota. Bahkan sampai mengirim seorang pembunuh untuk membunuhnya. Tetapi, usaha mereka selalu gagal karena dia memiliki seorang bawahan kepercayaannya yang kuat. Dia bernama Xu Lin.

Mereka juga mencoba untuk meracuninya saat perjamuan makanan di istana. Han Shupun berhasil di racuni. Ia mengalami rasa sakit yang teramat pedih namun, dengan keinginannya untuk hidup ia bisa bertaha. Tetapi, racun itu masih bisa disembuhkan hingga sekarang.

Rencana kali ini, mereka bekerja sama dalam rencana tuduhan pembunuhan terhadapa Kaisar dan Permaisuri. Bawahan Kepercayaan Han Shu ikut andil dalam rencana tersebut. Xu Lin tergoyahkan dengan tawaran Pangeran lainnya yang menawarkan kedudukan dan kekayaan.

Hingga akhirnya rencana tersebut berjalan dengan mulus. Han Shu ditangkap atas tuduhan pembunuhan Kaisar dan Permaisuri. Han Shu mencoba untuk membela dirinya tetapi semua bukti mengarah kepada Han Shu.

"Apa kau juga bekerja sama dengan mereka?" tanya Han Shu kepada Xu Lin.

Sementara itu, Xu Lin memalingkan wajahnya untuk menghindari pertanyaan dari Han Shu. Ia tidak ingin terlibat lebih dari ini.

Sebagai hukuman, Han Shu basis kultivasi Han Shu dan meridiannya dihancurkan. Ia dikurung di penjara bawah tanah selama tiga hari sebelum disidangkan hukumannya.

Han Shu merasa putus asa di dalam penjara hanya dalam 2 hari di penjara. Ia tidak dapat melakukan apa-apa untuk membuktikan kebenarannya.

Hingga tibalah hari di mana persidangan Han Shu akan di mulai. Ia di bawa masuk ke dalam istana untuk di adil. Han Shu tertunduk di lantai menunggu dijatuhi hukuman oleh Kaisar Han.

Namun, ketika persidangannya hampir dimulai, Han Shu memutuskan untuk bunuh diri dengan menggingit lidahnya sendiri.

Itu adalah ingatan pemilik tubuh pemuda sebelumnya.

"Ini cukup menarik. Lihatlah wajah mereka yang hadir di dalam istana. Wajah penuh rasa iba terhadapku tetapi di balik wajahnya, mereka merasa senang dengan keadaanku sekarang," batin Han Shu memeriksa sekitar.

"Untuk sekarang aku akan diam dan melihat hukuman apa yang akan kudapat. Yah, ku rasa dia akan diasingkan.

Hingga tibalah Kaisar Han yang memulai persidangannya.

"Han Shu, Pangeran Pertama Kekaisaran tertuduh melakukan rencana pembunuhan terhadap Kaisar dan Permaisuri. Semua bukti sudah di dapatkan dan semuanya mengarah kepadamu. Setelah diselidiki, ternyata bukti itu benar."

"Sebagai Kaisar dari Kekaisaran Han, aku akan mencabut gelarmu sebagai Pangeran Pertama dan Pangeran Mahkota dan menjadikanmu sebagai Rakyat Jelata. Kamu tidak diperbolehkan untuk berlatih seni bela diri apapun untuk selamanya."

Hukuman dari Kaisar Han telah ditetapkan. Keempat Pangeran lainnya merasa tidak senang karena hukumannya bukan hukuman mati.

"Sial! Mengapa ayah tidak memberi hukuman mati saja!" batin mereka.

"Hey, cepat buat ayahku memberikan hukuman mati padanya!" Perintah Pangeran kedua kepada Petinggi Kekaisaran yang mendukungnya dengan berbisik.

"Baik, Pangeran." Mereka mengangguk pelan.

"Mohon maaf Yang Mulia, saya merasa tidak puas dengan hukuman ini. Pangeran Pertama akan melakukan pembunuhan Kaisar, bisa dibilang dia melakukan pemberontakan terhadap Kekaisaran untuk naik tahta," ujarnya mengada-ngada. Ia berlutut dilantai untuk mendapatkan rasa simpati.

"Benar Yang Mulia, pemberontak harus dihukum mati walaupun seorang Pangeran sekalipun. Kalau tidak keempat Pangeran bisa saja ikut memberontak untuk naik tahta." Petinggi lainnya ikut mendukung.

Suara dukungan agar Pangeran Pertama dihukum mati menggema ruang istana kekaisaran.

"Diam!!!"

Kaisar Han membentak mereka dengan keras untuk menghentikan kebisingan mereka. Ia kemudoan melepaskan energi spiritualnya yang sangat kuat untuk memberikan tekanan di ruang istana tersebut.

Orang-orang di dalam ruangan istana langsung merasakan tekanan energi spiritual yang sangat kuat hingga mereka kesulitan untuk berdiri dan juga kesulitan untuk bernafas.

"Energi spiritual yang sangat kuat!"

"Aku sampai kesulitan untuk bernafas karena tekanannya!"

Sementara itu, Han Shu yang sedang menunduk merasa sedikit tertekan olehnya. Kemudian ia mengangkat kepalanya dan berdiri tegak melihat Kaisar. Baginya tekanan itu tidak cukup kuat untuk menjatuhkannya.

"Hoo, tekanan energi yang cukup kuat." batinnya sedikit takjub.

"Maafkan kami yang telah lancang Yang Mulia!" Seluruh orang di dalam ruang istana kecuali Han Shu berlutut meminta maaf.

Kaisar Han langsung menghentikan tekanan energi spiritualnya dan kemudian berkata, "Pangeran Pertama akan diasingkan ke kota perbatasan Kekaisaran Han dan akan selalu diawasi olehku."

"Ini keputusan terakhirku!"

Setelah mengatakan itu, Kaisar Han berjalan pergi meninggalkan ruangan istana. Ketika berjalan dia sekali lagi melihat Han Shu untuk terakhir kalinya.

"Ini satu-satunya yang bisa kulakukan untukmu. Kau tidak memiliki kekuatan untuk melawan mereka. Satu-satunya bawahan kepercayaanmu bahkan mengkhianatimu. Aku harap kamu tidak membenciku," batin Kaisar Han sedikit kecewa dengan ketidakberdayaannya.

Semua orang yang hadir di dalam ruang istana ikut pergi meninggalkan ruang istana. Ketika keempat Pangeran melewati Han Shu mereka mengumpat Han Shu.

"Aku harap kau mati saja di sana! Tidak, aku akan memberikan sebuah kejutan di perjalananmu. Kau nantikan saja."

Han Shu membalas dengan menyeringai, "Aku tidak akan mati semudah itu. Aku akan segera kembali dan menghancurkan kalian semua."

Hingga akhirnya semua orang telah pergi dan hanya menyisakan beberapa prajurit dan Han Shu di ruangan itu.

"Kau ikuti kami! Kami akan menyiapkan kereta kuda untukmu!" ujar prajurit sedikit kasar.

"Haahh, kenapa aku yang harus mengurus hal seperti ini?" keluh para prajurit.

Han Shu menuruti mereka. Setelah semua kebutuhan telah selesai dipersiapkan, Han Shu langsung pergi menuju kota perbatasan dengan menggunakan kereta kuda bersama seorang kusir dan dua puluh prajurit istana yang mengawalnya.

Sementara itu, secara diam-diam tiga orang yang diperintahkan untuk mengawasi perjalanannya. Mereka mengikuti dari belakang kereta kuda Han Shu.

"Apa kita hanya mengawasinya disana?" tanya salah satu dari mereka.

"Tidak, prioritas utama kita adalah keselamatannya. Keempat Pangeran lainnya pasti akan mengirim seseorang untuk membunuhnya diperjalanan. Kita harus waspada!"

Perjalanan menuju kota perbatasan setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih lima hari karena menggunakan kereta kuda.

Tiga Hari kemudian

Di sebuah hutan entah berantah puluhan orang telah menunggu kedatangan kereta kuda Han Shu dengan bosan.

"Bos, apa mereka akan lewat sini?"

"Ya, Pangeran kedua yang telah memberitahu rute perjalanan mereka. Kita akan menunggunya di sini," jawab Pemimpin penyergapan.

Tidak lama kemudian, Kereta kuda Han Shu datang. Setelah melihatnya, mereka langsung mengepungnya dari segala arah dengan tawa senang mereka yang akan mendapatkan banyak uang.

"Siapa kalian?" Para prajurit yang mengawal langsung bersiap siaga menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.

"Serahkan Pangeran Pertama kepadaku atau kalian semua akan mati!" tegas Pemimpin penyergapan.

Chapter 2 Di Cegat

"Apa yang akan kita lakukan, tuan? Apa kita akan menyerahkan Pangeran Pertama pada mereka? Jika kita melawan kita kalah jumlah. Jumlah mereka terlalu banyak," tanya prajurit kepada Pemimpin mereka pelan.

"Rata-rata tingkat kultivasi mereka diranah yang sama dengan bawahanku sedangkan Ranah kultivasi Pemimpin mereka setara denganku. Tetapi aku merasa dia lebih kuat dariku." Pemimpin prajurit memikirkan apa yang akan dilakukan.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Jika menyerang mereka kita semua akan mati. Tetapi jika kita menyerahkan Pangeran Pertama sama saja kita akan mati oleh Yang Mulia Kaisar." Dia masih belum bisa mengambil keputusan apapun.

"Aku merasa tidak pantas untuk menjadi pemimpin mereka..."

Tiba-tiba Pemimpin prajurit dikejutkan oleh tangan seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang. Dia kemudian menengok kebelakang dan mendapati Han Shu.

"Ahh, Pangeran. Mengapa Anda keluar? Cepat masuk ke dalam disini berbahaya," ujar Pemimpin prajurit.

"Sekarang aku bukan pangeran lagi jadi tidak usah memanggilku Pangeran."

"Sepertinya kalian ada masalah. Cepat selesaikan masalah kalian. Aku akan kembali ke dalam untuk tidur," ujar Han Shu.

"Tapi Pangeran? Jumlah mereka sangat banyak. Kita tidak mungkin menang melawan mereka."

Han Shu beranjak kembali kedalam kereta kuda untuk tidur tetapi langkahnya terhenti. Kemudian dia berkata, "Apa kalian hanya akan menonton saja?" Han Shu melirik ke arah tiga orang yang bersembunyi diatas pohon.

"Bagaimana mungkin Pangeran tahu keberadaan kita? Kita sudah menyembunyikan diri dengan baik tetapi masih dapat diketahui olehnya." Ketiganya terkejut.

"Kita akan turun untuk membantu mereka." Mereka kemudian turun dan bergabung dengan para prajurit kekaisaran.

"Lakukan dengan cepat dan jangan terlalu berisik." Han Shu melambaikan tangannya pada mereka. Kemudian dia masuk ke dalam kereta kuda.

"Kalian terlalu lama memutuskan! Serang mereka! Bunuh Pangeran Pertama!" Pemimpin penyergapan memerintahkan bawahannya untuk menyerang.

Pertarungan sengit terjadi antara mereka. Dentuman pedang terdengar nyaring di telinga.

Trang Trang Trang

Sraatt

"Argghh..." Suara teriakan juga terdengar seiring berjalannya pertarungan.

Trang

Sementara di dalam kereta kuda Han Shu mengamati pertarungan di luar.

"Sepertinya mereka membutuhkan waktu yang lama untuk melawan mereka. Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki kerusakan meridian pada tubuh ini," batin Han Shu.

Han Shu kemudian duduk menyila dan menenangkan pikirannya. Setelah beberapa saat dia dapat merasakan Qi di sekitarnya. Kemudian dia menyerap Qi ke dalam tubuhnya dan mengalirkannya ke meridian yang rusak.

Rasa sakit mulai terasa di dalam tubuhnya. Han Shu berusaha menahan suara yang akan keluar dari mulutnya.

"Perbaiki!"

Meridiannya perlahan-lahan mulai memperbaiki diri. Setelah beberapa menit akhirnya meridian selesai diperbaiki.

Keringat bercucuran keluar dari seluruh tubuhnya. Saat Han Shu membuka matanya, dia mendengar teriakan seseorang.

"Matilah!"

Salah satu dari kelompok penyergap menyelinap ke kereta kuda dan hendak menusukkan pedangnya ke jantung Han Shu. Tetapi dalam persekian detik Han Shu sedikit menghindarinya sehingga pedangnya menusuk bahu Han Shu.

Han Shu langsung menendang tubuhnya hingga keluar beberapa meter dari kereta kuda.

Han Shu segera melihat keluar untuk mengecek keadaan pertarungan mereka. Han Shu tidak ingin seseorang menyadari kejadian tadi.

"Untung saja mereka tidak ada yang menyadarinya." Han Shu sedikit lega. Kemudian dia mencabut pedang yang menancap di bahunya dan menyembunyikannya.

"Aku tidak tahu mengapa Ayahku mengirimku ke kota perbatasan dan menyuruh mereka untuk mengawasiku. Aku akan menyingkirkan mereka pada waktu yang tepat."

Hingga pertarungan telah berlalu selama setengah jam. Di pihak penyergap masih terdapat lima orang yang belum tumbang, sedangkan di pihak prajurit terdapat empat orang yaitu ketiga orang yang sebelumnya bersembunyi dan satu orang adalah Pemimpin prajurit.

Pertarungan tersebut membuat pohon-pohon dihancurkan, tanah-tanah menjadi retak, darah manusia bercucuran keluar dari tubuh orang yang telah mati memenuhi tanah di sekitar.

"Setelah aku pikir-pikir sepertinya ini waktu yang tepat untuk menyingkirkan mereka semua. Aku akan menunggu mereka kelelahan terlebih dahulu," batin Han Shu sembari mengamati.

"Hahaha, sepertinya ini pertarungan yang sulit." Pemimpin kelompok penyergapan tertawa.

"Aku tidak akan bermain-main lagi!" Pemimpin kelompok penyergapan mengeluarkan kekuatan aslinya diikuti dengan keempat lainnya yang juga mengeluarkan kekuatan aslinya.

Energi spiritual di sekitar tubuh mereka meluap-luap hingga membuat angin disekitarnya berhembus kencang.

"Aku tidak menyangka kalau kalian masih menyembunyikan kekuatan asli kalian. Kalau begitu aku juga tidak akan segan-segan lagi!" Kekuatan aslinya ikut dikeluarkan bersama dengan kedua lainnya. Sedangkan Pemimpin prajurit sudah sangat kelelahan dan memutuskan untuk mundur dari pertarungan.

Benturan Energi spiritual yang sangat kuat terjadi diantara mereka. Hingga membuat Pohon-pohon di sekitarnya banyak yang roboh.

"Energi spiritual mereka kuat! Kalau aku tidak bertindak, kereta kuda ini akan hancur. Aku harus melindungi kereta kuda." Han Shu membuat sebuah formasi pertahan untuk melindungi kereta kudanya dari gelombang energi spiritual mereka.

"Dalam ingatan tubuh ini, dunia ini adalah dunia fana. Tingkatan kultivasi dunia fana dibagi menjadi 9 Ranah."

Pembentukan Qi

Penyempurnaan Qi

Pembangunan Pondasi

Golden Core

Nescent Soul

Soul Formation

Great Ascension

Crossing Calamity

Archiving Nirvana

Ranah kultivasi 1-7 dibagi menjadi 9 tahap sedangkan yang lainnya dibagi menjadi 3 tahap sebelum naik ke ranah yang lebih tinggi.

"Sepertinya aku akan membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum kembali ke Dunia Dewa. Aku harus ke Dunia Immortal terlebih dahulu sebelum memasuki Dunia Dewa."

Karena tidak ikut bertarung lagi, Pemimpin prajurit kembali menemui Han Shu di dalam kereta kuda untuk mengajaknya pergi dari sana. Ketika menemuinya, Pemimpin prajurit dikejutkan dengan keadaan Han Shu yang terluka pada bahunya.

"Pangeran, apa yang terjadi dengan Anda? Mengapa bahu Anda terluka?" tanya Pemimpin prajurit panik.

"Tadi ada salah satu dari mereka yang melukaiku, tapi aku bisa mengatasinya." Jawab Han Shu tenang.

"Maaf Pangeran, Sebaiknya Anda segera pergi dari sini dan mengobati luka Anda. Di sini terlalu berbahaya," ujar Pemimpin prajurit.

"Sudah kukatakan, aku bukan Pangeran lagi. Kalau kau ingin pergi, silahkan pergi. Kau tidak perlu menghiraukan keselamatanku. Aku bisa menjaga diriku sendiri," jawab Han Shu.

"Walaupun Anda sudah menjadi Rakyat Jelata, Anda tetaplah seorang Pangeran bagiku."

"Baiklah, terserah kau saja. Aku tidak akan mempedulikannya lagi."

"Ayo kita pergi dari sini. Anda sudah tidak sekuat dulu sebelum basis kultivasi dan meridian Anda dihancurkan. Sekarang Anda hanya orang biasa." Pemimpin prajurti tetap bersikeras mengajak Han Shu pergi.

Han Shu kemudian keluar dari kerete kuda dan memukul bagian belakang kepala Pemimpin prajurit hingga membuatnya pingsan.

"Kau sangat bersik!"

Di pertarungan.

"Sepertinya kalian sudah kalah jumlah. Menyerahlah dan serahkan Pangeran Pertama padaku, aku tidak akan membunuh kalian," ujar Pemimpin kelompok penyergapan.

"Tiga lawan lima? Tidak masalah! Habisi mereka semua!" teriak Pemimpin pengawas Han Shu.

Chapter 3 Pertarungan

Di kamar istana Kaisar Han.

Kaisar Han sedang memikirkan tentang Han Shu yang sedang melakukan perjalanan menuju kota perbatasan.

"Apa anakku baik-baik saja? Aku hanya mengirim dua puluh prajurit istana untuk mengawalnya dan juga tiga pengawas Ranah Nescent Soul untuk mengawasi dan melindunginya."

"Seharusnya mereka baik-baik saja karena aku telah memberikan sebuah Senjata Tingkat Bumi kepada Pemimpin mereka."

"Ada apa suamiku? Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tiba-tiba Permaisuri mamasuki kamar dan bertanya.

"Aku sedang memikirkan bagaimana cara untuk memakmurkan Kekaisaran ini," jawab Kaisar Han berbohong.

"Apa benar begitu?" Permaisuri sedikit tidak percaya dengan jawaban Kaisar Han.

"Ya, aku sedang memikirkan tentang itu. Aku akan pergi sebentar untuk bertemu dengan seseorang. Dia sepertinya sudah menunggu lama di Ruang Istana." Kaisar Han pergi dari kamarnya meninggalkan Permaisuri.

"Kau masih saja memikirkan tentang anak itu! Aku harap anak itu benar-benar mati! Aku mengandalkanmu anakku..." Permaisuri kesal.

"Aku akan membantumu menjadi Pangeran Mahkota sekaligus menjadikanmu seorang Kaisar di Kekaisaran ini."

Permaisuri di Kekaisaran Han bernama Han Xie. Dia berasal dari Keluarga kelas 1 di Kekaisaran Han. Dia memiliki seorang putra bernama Han Wei yaitu Pangeran Kedua.

Han Xie merupakan seorang wanita yang sangat ambisius. Dia akan melakukan segala cara untuk menyingkarkan orang yang menghalangi keinginannya.

Sebelumnya Han Xie hanyalah seorang selir Kaisar. Dia berhasil menjadi Permaisuri dengan membunuh Permaisuri sebelumnya yaitu Ibu dari Han Shu.

Dia meracuni Permaisuri sebelumnya ketika dia sedang hamil. Dia ingin sekaligus membunuh anaknya yang belum lahir tetapi tidak berhasil membunuh anaknya.

Dia terus berusaha mencari cara untuk membunuh Han Shu tetapi tidak pernah berhasil karena Kaisar melindunginya dengan sangat ketat.

Hingga Han Shu berumur 18 tahun. Dia diangkat menjadi Pangeran Mahkota oleh Kaisar dan akan mewarisi kekuasaan ayahnya. Hal itu menambah kebenciannya terhadap Han Shu karena bukan janaknya yang menjadi Pangeran Mahkota.

Han Xie selalu membuat rencana untuk menurunkannya dari Pangeran Mahkota dan akhirnya berhasil.

Ambisinya saat ini adalah menjadikan anaknya menjadi Pangeran Mahkota dan menjadi Kaisar di Kekaisaran Han.

***

Di tempat pertarungan.

Pertarungan yang sengit kembali terjadi diantara mereka. Walaupun kelompok pengawas Han Shu berjumlah tiga orang, mereka masih lebih unggul dibandingkan kelompok penyergapan yang berjumlah lima orang.

"Bos, mereka sangat kuat. Kita berlima tidak cukup untuk mengalahkan mereka. Sebaiknya kita mundur saja," ujar salah satu orang di kelompok penyergapan.

"Mundur? Apa yang akan kita katakan pada Pangeran kedua? Apa kalian lupa apa yang kalian dapatkan saat misi sebelumnya gagal?" Apa kalian mau disiksa oleh Pangeran kedua lagi?"

Seluruh tubuh mereka seketika menggingil ketika Pemimpin mereka bertanya pertanyaan tersebut. Mereka kembali mengingat siksaan-siksaan yang sebelumnya mereka dapatkan.

"Tapi bos, kita akan terbunuh jika terus mereka."

"Makan ini!" Pemimpin mereka melempar sebuah pil berwarna hitam pekat kepada bawahannya.

"Pil apa ini, Bos?"

"Aku tidak tahu. Pangeran kedua memberikanya padaku dan menyuruhku untuk menggunakannya ketika dalam keadaan mendesak."

Tanpa berlama-lama, mereka langsung memakan pil tersebut. Setelah memakannya, tiba-tiba kekuatan mereka meningkat dengan pesat. Energi di dalam tubuh mereka terus bergejolak.

"Wah, Ranah kultivasiku tiba-tiba menerobos dua tingkat."

"Baiklah, dengan kekuatan ini kita tidak perlu khawatir lagi melawan mereka!" Salah satu dari mereka tiba-tiba melesat kearah kelompok pengawas Han Shu dengan cepat.

"Rasakan ini! Tebasan Bulan Sabit!"

Gelombang energi terbentuk setelah dia menebaskan padangnya, membentuk sebuah Bulan Sabit dan mengarah ke kereta kuda Han Shu.

"Target kita hanya Pangeran pertama. Aku tidak perlu untuk menyerang mereka. Mereka pasti akan menahan seranganku untuk melindunginya."

Dan benar saja dugaanya, mereka segera menahan serangan itu walaupun tidak mengenai mereka.

BOOM!

Kepulan asap mulai muncul karena efek serangan. Membuat penglihatan mereka terhalangi.

"Apa seranganku berhasil?" Dia mengamati dengan seksama.

Sedikit demi sedikit asap mulai menghilang. Terlihat kelompok pengawas Han Shu masih dalam keadaan baik tanpa terluka sedikitpun.

Pemimpin mereka membawa sebuah pedang yang diselimuti oleh api yang membara.

"Terlalu lemah!" ujarnya meremehkan.

Dia kemudian melesat ke arah anggota kelompok pengawas untuk membalas serangannya tadi.

"Rasakan ini!" teriak Pemimpin Pengawas Han Shu.

Dalam sekali tebas Pemimpin pengawas Han Shu berhasil membunuhnya. Tetapi tiba-tiba mayat tersebut meledak dengan ledakan yang cukup hebat.

BOOOMM!

Ledakan tersebut membuat tanah di sekitarnya menjadi seperti sebuah cekungan. Pemimpin terluka cukup parah karena jaraknya terlalu dekat.

"Fiuuhh, untung saja aku langsung membuat pertahanan kalau tidak aku pasti langsung mati karena ledakannya."

"Apa mereka baik-baik saja?" Pemimpin menoleh kebelakang untuk melihat keadaan bawahannya.

Dia merasa lega karena efek ledakannya tidak terlalu luas sehingga tidak mengenai bawahannya dan juga Pangeran Pertama.

Dia mengeluarkan pil penyembuh pada Cincing Penyimpanannya dan memakannya untuk menyembuhkan semua lukanya.

"Dari mana kau mendapatkan Senjata Tingkat Bumi di tempat seperti ini?" tanya Pemimpin penyergapan.

Senjata di dunia fana terbagi menjadi 6 tingkat yaitu, Tingkat Rendah, Tingkat menengah, Tingkat Tinggi, Tingkat Bumi,Tingkat Langit, dan Tingkat Surgawi.

Senjata di atas Tingkat Tinggi sangat jarang dijumpai di wilayah Kekaisaran Han. Hanya Keluarga dan Sekte-sekte Besar saja yang memiliki, itupun hanya beberapa saja. Mereka tidak pernah menunjukkannya kepada khalayak umum sebagai Kekuatan tersembunyi mereka.

Sedangkan Senjata Tingkat Surgawi sudah tidak pernah terlihat lagi sejak ratusan tahun yang lalu. Sekarang Senjata Tingkat Surgawi dianggap sebagai mitos saja seiring berjalannya waktu.

"Percuma aku memberitahumu karena kau akan segera mati ditanganku," jawab Pemimpin Pengawas Han Shu.

"Beraninya kau meremehkan kami... Serang dia!" Pemimpin Penyergapan memerintahkan ketiga anak buahnya untuk menyerang.

Ketiga anak buahnya mengeluarkan senjata pamungkasnya. Kemudian mereka langsung melesat kearahnya dan menyerangnya dengan seluruh kekuatannya.

"Pukulan Pembelah Gunung!

"Tebasan Langit!"

"Tombak Ilahi!"

BOOMM!

"Tebasan Pedang Api Membara!"

Gelombang Api dari pedang Pemimpin Pengawas menebas ketiganya hingga efek tebasannya memotong ratusan pohon di depannya.

Seketika mereka mati dan tubuhnya meledak dengan ledakan yang lebih kuat dari sebelumnya.

Pemimpin Pengawas segera menjauh kembalu ke dekat kereta kuda sebelum tubuh mereka meledak sehingga dia tidak terluka.

Dia kesulitan untuk berdiri tegak setelah menggunakan serangan itu. Dia menggunakan pedangnya sebagai penopang tubuhnya.

"Tuan, apa Anda baik-baik saja?" tanya kedua bawahnnya sembari membantunya berdiri.

"Kekuatannku hampir terserap habis setelah menggunakan serangan itu. Sekarang aku tidak memiliki cukup kekuatan untuk melawan pemimpinnya," jawab Pemimpin Pengawas terengah-engah.

"Sekarang tuan beristirahatlah terlebih dahulu untuk memulihkan kekuatan. Kita akan menahannya untuk sementara wak—"

BOOM!

Tiba-tiba keduanya terkena pukulan oleh Pemimpin penyergapan hingga terpental beberapa meter kepepohonan.

"Hehehe, aku tidak akan membiarkan kekuatanmu pulih sedikitpun." Ujarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!