NovelToon NovelToon

Dua Mata Hati

prolog

...aku adalah bintang...

...yang siang hari semuanya menghina...

...yang malam hari semua memuja...

...terlihat redup...

...tapi akulah yang paling patut bangga...

...ketangguhan ku...

...menjadikan aku yang paling setia...

...meski aku memiliki badan kecil...

...tapi aku mampu mengalahkan tanpa bantuan. ...

...Emily Nelson...

Menjadi mahasiswa lulusan terbaik di Universitas London adalah salah satu langkah Emily Nelson menjadikan dirinya sebagai seorang desainer dan ditambah tawaran beasiswa S2 ke Paris seolah-olah langkah demi langkah menggapai cita-citanya adalah hal yang sudah di depan mata.

"Selamat sayang. " Seorang laki-laki membawa buket di tangannya yang bernama Lee memeluk perempuan yang menggunakan toga.

"Terimakasih." Ucap Emily.

Emily Nelson adalah anak dari Robert Nelson yang menekuni bisnis di bidang properti hanya saja beberapa tahun ini bisnisnya bangkrut karena ulah Randy Nelson saudara Robert Nelson yang ingin menguasai Nelson group yang dipimpin Robert.

"Sepertinya aku juga akan ke Paris untuk melanjutkan S2 ku. " Lee mencubit hidung Emily yang dirasa sangat cantik natural tanpa make up saat ini.

"Kamu berlebihan, bukannya papa mu sudah mempersiapkan dirimu kuliah ke Jepang? Dan bahkan besok kamu harus berangkat. " Lee Jhonson adalah anak tunggal pemilik Jhonson group yang memiliki banyak restoran diberbagai negara. Oleh karena itu, Johnson mengirim anaknya ke Jepang untuk memperdalam pengetahuan tentang kulinernya.

"Aku gak bisa harus jauh dari mu. "Ucap Lee dengan mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Emily tapi Emily memalingkan wajahnya untuk menghindarinya.

" Lee.. " Emily memang sudah dua tahun menjalin kisah cinta bersama Lee tapi tidak pernah melakukan ciuman, mereka menjalaninya hanya dengan berpelukan karena Emily tidak mau melakukan hal yang lebih dari itu.

"Ah, kau selalu menghindari ku bahkan saat kita akan berjauhan. " Lee mendesah kesal dan meraup wajahnya.

"Maaf." Balas Emily dengan menggenggam erat tangan Lee.

"Akankah kamu juga akan melakukan hal yang sama jika dengan laki-laki lain?. " Tanya Lee dan dibalas Emily dengan anggukan.

"Aku ingin kamu menjaga cinta kita selama kita berjauhan. "

"Tentu."

"Besok kamu akan datang mengantarkan aku ke bandara? ".

" Aku akan datang. " Emily memeluk kembali Lee sebagai ungkapan rasa yang akan dia kangenin selama jauh Lee.

Rasa bahagia Emily membuat perempuan yang memiliki tubuh ideal dengan membawa buket di tangannya menjadikan dia tidak mau kehilangan senyuman sedikitpun di wajahnya.

Tok... Tok... Tok..

Emily mengetuk pintu rumah megah berdesain klasik. Melihat pintunya dibuka oleh papanya secara langsung ia memeluk tubuh Robert dengan sangat kencang bahkan hampir saja Robert terjatuh karena hentakan Emily yang sangat kuat.

"Papa lihatlah, Emily menjadi mahasiswa lulusan terbaik dan Emily mendapatkan beasiswa ke Paris pa." Emily menunjukan sebuah kertas yang berisi kesepakatan beasiswa.

"Pa, Emily akan berangkat dua minggu lagi. Emily sangat senang sekali bisa dapat beasiswa ini. Ini adalah salah satu langkah Emily mencapai cita-cita. " Lanjut Emily dengan wajah bahagianya hingga tidak mau berhenti berbicara

"Ini semua Emily lakukan... " Ucapan Emily menggantung karena papa nya memanggil namanya.

"Emily.. " Suara lembut Robert menghentikan ocehan putrinya

"Iya pa". Robert menggenggam tangan Emily dan Emily merasa ada yang aneh dengan tangan Robert seperti bergetar.

" Ayo masuk dulu nak. " Robert menuntun Emily menuju ruangan yang di desain klasik sehingga mampu memberikan tampilan ruangan yang semakin mewah dan elegan. Desain klasik tercipta dengan menampilkan ukiran, aksen, perabotan yang khas dan mahal, serta nuansa ruangan yang tentunya tak lekang oleh zaman.

"Hai Emily". Sapa perempuan yang duduk di sofa ruangan tersebut dengan melambaikan tangannya

Emily mencoba mengingat-ingat siapa sosok perempuan yang menyapanya saat ini.

" Kak Bella? " Ucap Emily dengan wajah yang masih bimbang.

"Iya. Kamu masih mengingatku. " Balas Bella.

Bella Martin adalah perempuan cantik anak dari pengusaha Samuel Martin yang sekarang menjadi istri pengusaha sukses Allen Dawson.

"Tentu. Siapa yang tidak mengingat Bella Martin istri dari Allen Dawson. " Ucap Emily dengan dibarengi tawanya.

"Ada apa kak Bella datang kesini? Harusnya aku yang datang untuk menemui kak Bella. " Lanjut Emily. Menjadi istri dari Allen Dawson adalah hal yang sangat berpengaruh kepada statusnya karena Allen adalah orang yang berpengaruh di negri ini.

"Tentu, kamu akan datang dan harus datang." Balas Bella dengan tersenyum ke Emily

Emily masih bingung dengan apa yang di ucapkan Bella.

"memangnya kenapa kak? '' Balas Emily mengernyitkan dahinya melihat perempuan yang menggunakan dress warna merah maroon membuat penampilannya terlihat sangat sempurna.

" Kamu masih menganggap ku sebagai kakakmu? " Bella menuntun Emily untuk duduk bersamanya di sofa.

Emily menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Bella.

"maukah kamu memberikan sisa hidupmu untukku? ". ucap Bella melihat wajah lekat Emily yang masih bingung dengan pertanyaannya.

"apa maksud kak Bella? ".

" aku mau kamu menikah dengan Allen Dawson. " jawaban Bella membuat Emily mengangkat tubuhnya dari sofa.

"kak Bella sedang bercanda kan? " Emily tersenyum kecut ke Bella

"Aku sedang sekarat dan hidupku tidak akan lama lagi jadi sebelum aku pergi meninggalkan Allen aku ingin dia punya pendamping hidup lagi. " Bella menderita penyakit kanker getah bening stadium akhir dan dokter memvonis kehidupannya tidak akan lama lagi. Berbagai pengobatan telah ia jalani namun, sepertinya penyakitnya terlalu sayang kepadanya.

"Lalu... "tanya Emily

" aku mau kamu menjadi istri dari suamiku. "

ucapan Bella membuat rasa bahagia yang tadi tercipta pada Emily berubah menjadikan rasa kepedihan.

"kak Bella, aku tahu kami sekeluarga berhutang budi kepadamu tapi tidak harus dengan membayarnya dengan pernikahan seperti ini. "

Karena bangkrut dari bisnisnya membuat Robert harus dipenjara karena kliennya merasa dirugikan dalam hal itu. Namun, ditengah permasalahan yang menyeret nama Robert, Bella Martin membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dan bahkan sampai memberi dukungan untuk membangkitkan bisnisnya kembali.

"Aku mencintai suamiku. karena itu aku ingin melihatnya bahagia setelah kepergian ku. Aku tahu bahwa setelah aku meninggal dia tidak akan menikah lagi karena dia sangat mencintaiku. " Bella meneteskan air matanya sebagai tanda rasa sayangnya kepada suaminya.

"lalu apa gunanya keberadaan ku jika dia tidak akan mau menerimaku? ". Balas Emily dengan nada tinggi membuat papanya memegang tangganya agar tidak terbawa emosi.

" pa, jika kebaikan memerlukan balas budi maka aku tidak akan melakukan kebaikan lagi. " Emily menghentakkan tangannya dari pegangan Robert dan melangkahkan kakinya menaiki tangga.

"Emily tolong pikirkan permintaan ku. " ucap Bella dengan sedikit berteriak ke Emily yang sudah memasukkan ke sebuah ruangan.

***

Assalamu'alaikum

halo semuanya, bantu author dong dengan meninggalkan jejak 👣👣 setelah kalian membaca caranya berikan LIKE VOTE KOMEN dan SHARE

Terimakasih🥰

Balas Budi

..."jika kebaikan membutuhkan balasan maka aku tidak mau melakukan kebaikan itu"...

...Emily Nelson...

Tubuh Emily merosot dibalik pintu yang baru ia tutup. Matanya sudah tidak bisa menahan air mata yang ia tahan sejak tadi. Kebahagiaan yang tercipta sesaat hancur bersamaan permintaan Bella untuk dirinya.

Tok... Tok.. Tok...

"Emily". Panggil Robert dibalik pintu kamar Emily

"Maafkan papa sayang, papa tidak bisa berbuat apa-apa untuk mu. " Lanjut Robert dengan nada tercekat.

"Papa rasa gagal menjadi papa yang baik untukmu. Tolong maafkan papa. " Robert terus saja berbicara meski tanpa ada jawaban dibalik pintu di depannya.

"Emily.... Emily.. " Sekali lagi Robert memanggil nama Emily tapi kali ini suaranya sangat pelan dan tubuhnya tidak bisa menopang lagi.

"Papa".panggil Emily dibalik pintu

" Pa, papa kenapa? " Emily merasa sangat khawatir melihat Robert tersungkur di lantai dengan tangannya memegang dadanya.

Emily memasukkan dirinya dan Robert di sebuah gedung berwarna putih dan dipenuhi pegawai yang menggunakan seragam yang senada.

"Kamu tunggu di luar dulu. " Ucap dokter menghadang Emily ikut masuk kedalam ruangan yang ada Robert di dalamnya.

Setelah beberapa saat Emily menunggu sekarang Emily mendudukkan dirinya di dekat Robert yang menggunakan alat untuk memantau aktivitas jantung yang akan tampil di monitor. Emily melihat lekat wajah Robert yang sudah terlihat sedikit ada keriputnya dengan air mata yang terus terjun membasahi pipinya. Emily bukanlah gadis cupu jika mendapatkan masalah tapi ini berbeda Emily sepertinya sudah tidak sanggup lagi untuk hidup saat ini.

"Papa". Ucap Emily melihat pergerakan jari Robert yang ia pegang.

Robert menderita penyakit jantung setelah menerima kabar bangkrutnya perusahaan Nelson group. penyakit Robert tersebut pernah kambuh ketika Amanda istrinya meninggal dan sekarang penyakit itu datang kembali.

" Emily ". Ucap Robert dengan tersenyum melihat putrinya duduk di sampingnya.

"Papa merepotkan mu kan? ". Lanjut Robert dibalik mulut yang tertutup tabung oksigen.

Emily menggelengkan kepalanya sebagai jawaban pertanyaan Robert.

" Emily sayang, papa sangat menyayangimu dari apapun itu jadi, papa akan berusaha yang terbaik untuk putri papa. " Ucap Robert melihat wajah Emily yang sangat menyedihkan karena air mata yang selalu membanjiri wajahnya sehingga menampilkan bahwa putrinya saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"Kita akan pergi ke Paris. Kita akan memulai kehidupan baru di sana. Kamu akan melanjutkan kuliahmu, menggapai cita-citamu sedangkan papa akan bekerja untuk mendukungmu. Papa akan selalu ada untuk mu. " Lanjut Robert

"Papa, apakah papa setuju dengan permintaan kak Bella? " Tanya Emily dengan berusaha menampilkan senyuman ke Robert. Tanpa menanggapi ucapan Robert yang ingin ia dengar saat ini.

"Tidak sayang. " Balas Robert dengan menggelengkan kepalanya

"Lalu bagaimana tindakan papa tidak menunjukkan seperti itu. Papa menginginkannya kan? " Ucap Emily memegang tangan Robert.

"Papa tidak menginginkannya sayang tapi mama mu menginginkannya. " Balas Robert dengan menggenggam tangan yang menggenggam tangannya.

"Mama? ". Tanya Emily dengan nada terkejut

" Mama mu telah berjanji untuk membalas balas budi Bella kelak atas apa yang telah ia lakukan kepada keluarga kita. namun, sebelum dia menepati janjinya dia pergi dahulu dan sebelum kepergiannya mama mu meminta untuk menanggung janji itu kepada kita. "

Mamanya Emily meninggal karena menderita penyakit leukemia. Amanda sangat mengenal dekat sosok Bella karena mamanya Bella adalah temannya kuliah. Mereka biasa menghabiskan waktu bersama meskipun mereka telah membina rumah tangga masing-masing. Singkat cerita sampai suaminya Amanda Robert Nelson jatuh bangkrut mamanya Bella meminta untuk membantu menyelesaikan semua masalahnya.

"Kita akan pergi sayang, mama juga tidak akan menginginkan putrinya membalas budi seperti ini. " Ucap Robert meyakinkan.

Emily melangkahkan kakinya meninggalkan Robert berbaring sendiri. Emily sudah memikirkan untuk meninggalkan London tanpa adanya beban meski itu adalah permintaan papanya. Tapi, setelah mendengar penjelasan Robert tentang amanah mamanya untuk balas budi ke Bella membuatnya harus berpikir ulang. Emily sangat menyayangi Amanda. Bahkan mempunyai cita-cita sebagai desainer adalah alasan Emily menunjukkan rasa sayangnya kepada Amanda. karena Amanda mempunyai beberapa butik sebelum kebangkrutan Robert dan Emily berencana melanjutkan usaha Amanda.

"Aduh" Emily memekik ketika menabrak seseorang dan membuatnya jatuh tersungkur ke lantai.

"Maaf." Ucap Emily dengan berusaha bangkit dari jatuhnya tanpa melihat siapa yang ia tabrak. Dan orang yang ia tabrak melewatinya saja tanpa ada kata yang terucap. Emily melihat orang tersebut yang hanya terlihat punggungnya saja.

"Shit... Sombong sekali. " Guam Emily didalam kesedihannya Emily masih bisa mengumpat kepada orang yang telah ia tabrak.

"Emily". panggil seseorang yang melihat Emily duduk di taman rumah sakit.

" kak Bella. " Emily melihat Bella duduk di kursi roda dengan seorang laki-laki di belakangnya. Meski memiliki rasa marah ke Bella ia tidak bisa meluapkan kemarahannya ke Bella sekarang karena ia masih mengingatkan permintaan mamanya untuk balas budi ke Bella.

"kamu disini? " tanya Bella yang sudah di depan Emily. Emily masih memandang Bella dengan seorang laki-laki yang bersama Bella.

"Emily kenalkan suamiku Allen Dawson. dan mas Allen ini adalah Emily anaknya paman Robert."ucap Bella seolah mengerti maksud Emily yang memandang dia dan Allen bergantian. Allen dan Emily menganggukkan kepalanya sebagai salam kenal.

siapa yang tidak kenal sosok Allen Dawson. laki-laki yang memiliki segudang kekayaan dari berbagai bidang bisnis yang ia geluti membuatnya terkenal di berbagai penjuru dunia bahkan bukan hanya harta tapi dia juga dikenal sebagai orang yang memiliki ketampanan di atas rata-rata.

" Emily ". ucap Bella membangunkan lamunan Emily.

"kenapa kamu berada di sini? " tanya Bella

"papa sedang sakit kak. " balas Emily.

"sakit? ".

" iya, penyakit jantungnya papa kumat lagi. " ucap Emily

"sayang, ayo kita kembali. " ujar Allen dengan mendekatkan wajahnya ke Bella. Emily melihat tingkah laku Allen menunjukkan bahwa ia sangat mencintai Bella

"Aku mau melihat kondisi paman Robert. " balas Bella dengan memutar wajahnya ke arah Allen.

"tapi, kamu harus istirahat sekarang. "

"papa sudah baik-baik saja sekarang kak. " ujar Emily ditengah perdebatan sumi istri tersebut.

"baiklah jika begitu aku titip salam untuk paman semoga lekas sembuh. " ucap Bella

"Dan Emily apa yang aku katakan kemarin.. " lanjut Bella

"aku akan memikirkannya". sahut Emily sebelum Bella menyelesaikan perkataannya.

Bella sangat senang mendengar ucapan Emily sehingga membuat suaminya bingung dengan kebahagiaan yang tercipta pada istrinya.

" Emily, benarkah? " tanya Bella dengan mata berkaca-kaca yang terkejut dengan ucapan Emily

"iya kak, aku akan memikirkannya. berikan aku waktu untuk itu. " jawab Emily dengan menatap sosok Allen yang sangat sempurna tanpa kekurangan apapun.

"terimakasih Emily. " balas Bella dengan memeluk tubuh Emily untuk menumpahkan rasa kebahagiaan yang telah tercipta untuknya.

****

assalamu'alaikum semuanya

bantu author dong dengan meninggalkan jejak kalian dengan cara LIKE VOTE KOMEN and SHARE.

Terima kasih. love you❤

Ke Jepang

..."kamu selalu menyuguhkan madu kepada ku ketika aku berkunjung hingga tanpa sadar aku sedang meminum racun yang kau suguhkan pula"...

...Emily Nelson...

Sudah satu minggu Emily memikirkan permintaan Bella untuk menikah dengan Allen. Jika pilihan mengharuskan menjawab iya atau tidak maka sudah lama Emily menjawabnya dengan tidak tapi Emily memilih memikirkan kembali karena adanya amanah dari sang ibu yang harus ia jalankan.

"Emily, sudahlah tidak usah dipikirkan permintaan Bella. " Ucap Robert dengan melihat putrinya yang terlihat sedikit kurusan akibat memikirkan permasalahan ini bahkan penampilannya pun terlihat tidak terawat. Robert pun seperti melihat diri orang lain pada putrinya yang duduk disampingnya saat ini.

"Pa, aku mau ke Jepang dulu". Balas Emily.

Emily mau ke Jepang karena ingin menemui kekasihnya yang sedang kuliah di Jepang. Ia ingin meminta pendapat dari Lee tentang permasalahannya toh Lee juga belum mengerti mengenai masalah yang dihadapi Emily saat ini.

" Silakan. " Jawab Robert

Setelah mendapatkan ijin dari Robert dan melakukan perjalanan hampir 12 jam Emily saat ini sudah menginjakkan kakinya di negara yang mempunyai sebutan negeri matahari terbit.

Emily melihat di sekeliling kota yang menawarkan modernitas dan detak kehidupan perkotaan yang seolah tiada pernah berhenti dengan menggunakan kereta super cepat.

Sebagian orang mungkin akan sedikit canggung begitu pertama tiba dan langsung disambut dengan padatnya kehidupan di kota ini. Namun di kota inilah tren busana terkini, gadget tercanggih, dan gairah perekonomian terus hidup.

Emily melangkahkan kakinya ke Mansion dimana Lee tinggal sekarang. Emily terus mengetuk pintu di depannya namun, tidak ada jawaban atau respon.

"Lee". Panggil Emily dengan mengetuk pintu tanpa henti. Namun, karena dorongan tangan Emily yang cukup kuat membuat pintu yang di depannya membuka.

" Lee". Ucap Emily dengan memasukkan dirinya ke mension Lee dengan ragu-ragu. Langkah Emily terhenti di sebuah ruangan tamu ketika melihat dua orang manusia sedang menikmati nikmat dunia sampai-sampai tidak melihat ada orang yang sedang melihatnya saat ini.

"Lee" Ucap Emily dengan suara lirih dan matanya mengeluarkan air mata.

"Emily". Ditengah panasnya adegan yang mereka lakukan Lee melihat Emily sedang melihatnya dengan menutup mulutnya dan dengan wajah yang di penuhi air mata.

" Emily ".ucap Lee menyudahi kegiatannya dan berusaha menggunakan pakaiannya. Tanpa menjawab panggilan Lee, Emily berusaha melangkahkan kakinya meninggalkan mension Lee yang berasa seperti neraka baginya.

" Emily ". Tangan Emily dicekal oleh Lee yang sedari tadi mengejarnya

" Emily, semua yang kamu lihat tadi adalah.. "

"Penghianatan". Balas Emily dengan menghentakkan tangannya dari genggaman Lee. Emily datang ke Jepang bukan hanya ingin menceritakan semua masalahnya ke Lee, tapi ia juga ingin meminta maaf kepada Lee karena tidak sempat mengantarkan Lee ke bandara. akan tapi sekarang ia malah di sambut Lee dengan adegan yang menghancurkan hati Emily

" Shit.. Kamu terlalu suci untukku yang normal. Bahkan untuk sekedar ciuman saja kamu menolaknya. Kenapa? Hah? Kita ini sedang hidup di zaman bebas tapi pemikiran kamu itu masih kuno. Atau kamu tidak mau melakukannya denganku karena kamu sudah menjajakan nya ke orang lain? Hah?"ucap Lee malah membalikkan fakta setelah dia ketahuan berselingkuh dibelakang Emily

"Katakan kepada siapa kamu telah menjualnya? Bukannya papa mu butuh uang untuk bisnisnya yang bangkrut? " Perkataan Lee membuat dirinya menerima tamparan dari Emily.

"Kita putus! " Hanya kata itu yang mampu Emily katakan ke Lee.

Musim dingin di Jepang membuat suhu udara saat ini turun menjadi 0° celsius seakan ingin menemani hati Emily yang sangat hancur saat ini.Penderitaan Emily sepertinya sangat lengkap menemaninya saat ini. Cinta yang ia jaga selama ini mengkhianatinya tanpa aba-aba sedangkan hatinya masih menaruh harapannya di sana.

" bukankah disini sangat dingin? ". ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba ikut duduk di samping Emily

Emily melihat laki-laki tersebut dengan lekat karena sepertinya ini adalah pertama kalinya ia melihat laki-laki tersebut.

" Lewis ".ucap laki-laki tersebut dengan mengulurkan tangannya seolah mengerti bahwa Emily sedang menanyakan siapa dirinya dalam pikirannya.

Emily tidak merespon semua yang Lewis lakukan saat ini karena hatinya sedang tidak mood.

" patah hati hanya terjadi kepada orang bodoh. " ucap Lewis lagi dengan menghadapkan dirinya kepada sosok perempuan cantik yang terlihat sedih

"oleh karena itu aku tidak mau jadi orang bodoh". ucap Lewis lagi-lagi yang tidak direspon Emily

" apakah kamu sedang menjadi orang bodoh saat ini? ". tanya Lewis yang dibalas anggukan oleh Emily.

"ayolah, hidup gak sesusah itu. "

"hah. jika memang seperti itu maka ajari aku." balas Emily dengan melihat wajah lawan bicaranya. jika memang segampang yang Lewis katakan maka Emily lah yang paling bahagia hidup saat ini, akan tetapi kenyataannya tidak bahkan Emily berencana tidak akan hidup saat ini.

"semua akan mudah jika kamu tidak mengenal cinta untuk itu lupakan semuanya tentang cinta maka kamu akan menikmati hidup ini. " balas Lewis dengan memakaikan mantelnya ke tubuh Emily yang terlihat kedinginan namun tidak ia rasakan.

"ternyata aku sedang berbicara dengan orang bodoh saat ini. " ucap Emily dengan menampilkan senyuman mengejek

"oh, kamu mau kemana? " tanya Lewis yang melihat tas besar Emily yang berada di pelukannya.

"aku datang kesini untuk menemui cinta ku tapi aku malah menemui pengkhianatan. Lucu bukan? ". jawab Emily dengan tertawa lepas seolah ia sedang bahagia meskipun wajahnya tidak menampilkan demikian.

" dunia sedang memainkan ku saat ini. " lanjut Emily

"oh maaf, aku salah mengatakan semua itu kepada orang yang tidak pernah dipermainkan oleh dunia. " ujar Emily dengan menutupi mulutnya yang terlihat pucat karena dinginnya udara saat ini.

"aku sangat iri kepada mu. tapi aku tidak mau seperti mu. " ujar Emily dengan mengangkat tubuhnya dari kursi yang telah lama ia duduki

"kamu mau kemana? " tangan Emily digenggam oleh Lewis

"jangan katakan kamu akan bunuh diri. jangan lakukan!" ujar Lewis

"aku tidak selemah itu". balas Emily. Emily memang sedang patah hati tapi untuk melakukan bunuh diri dia tidak pernah memikirkan sejauh itu.

" ikutlah dengan ku. " ucap Lewis menarik tangan Emily

"aku tidak mau. " cegah Emily dengan menarik tangannya

"ini sudah malam dan tidak baik perempuan seperti mu sendiri di jalanan. " ujar Lewis dengan menarik lagi tangan Emily dan memasukkan nya ke dalam mobilnya.

****

assalamu'alaikum semuanya

Terima kasih telah membaca novel ini dan mohon maaf jika masih banyak kesalahan.

untuk itu dukung author dong dengan meninggalkan jejak 👣👣 kalian caranya berikan LIKE VOTE KOMENTAR DAN SHARE novel ini.

Terima kasih🙏💕

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!