Hay nama aku nindi umur aku 24 tahun.
aku mau berbagi pengalaman kisah aku aku ingin berbagi pengalaman kisah aku di masa remaja aku dulu.
jujur ini adalah pengalaman yang sangat berat hidup aku.dulu di mana aku memperjuangkan hidup aku bersama ibu yang berhasil mendidik aku hingga saat ini.dulu keluarga aku di bilang sangat berada ayah mempunyai perusahaan ternama namun waktu umur aku 16 tahun waktu SMA ayah aku meninggal dunia serangan jantung.ini lah kisah aku.
pagi pukul setengah tujuh pagi alaram pun berbunyi aku pun bangun.aku pun bergegas mandi.selesai mandi aku langsung turun ke meja makan.
"selamat pagi ayah ibu"jawab aku
"selamat pagi anak aku,ayo kita serapan"jawab ayah.
"kamu mau makan apa nindi, mau roti atau nasi goreng"
"aku mau roti saja ibu"
"ini roti buat kamu"
"terimakasih ibu"
tiba-tiba saja suara hp ayah berdering.ayah langsung beranjak dari meja.
"hallo,pagi ya ada apa"jawab ayah.
"maaf pak Iqbaal, kantor kita kebakaran pak"jawab karyawan ayah.
"apa, serius kamu jangan bercanda,gak mungkin"jawab ayah dengan nada panik, tiba-tiba saja jantung ayah aku kumat tidak sadarkan diri.
"ayah, ayah bangun"
jawab aku dengan terkejut melihat ayah tergeletak di lantai tidak sadar diri, langsung ke tempat ayah.
"ya ampun ayah bangun ayah,cepat nindi kamu panggil pak Tio"
jawab ibu dengan panik.
"ya ibu"
akupun langsung bergegas memanggil supir membawa ayah ke rumah sakit.
tiba sampai rumah sakit ayah langsung di tangani oleh dokter di ruang icu.
"duh kok dokter belum ke luar juga ya nindi,ibu takut ayah mu kenapa-kenapa"jawab ibu. dengan cemas.
"ibu yang sabar, ayah lagi di tangani dokter semoga ayah tidak kenapa-kenapa"
Jawab aku dengan menenangi ibu
satu jam kemudian dokter pun keluar.
"maaf keluarga pak Iqbaal" jawab doktor
"ya dok saya istrinya"
"pak Iqbaal sudah sadar beliau mau ketemu dengan ibu dan anaknya"jawab dokter.
"ok dokter kalau gitu terimakasih"
jawab ibu . kami berdua pun langsung masuk ke ruang icu.setiba di ruang icu ayah masih lemas.
"ayah...." jawab ibu memeluk ayah menetes air mata.
rasanya aku tidak tega melihat ayah lemas tak berdaya di tempat kasur di pasang selang oksigen.
"ibu,nindi ada ayah menyampaikan sesuatu jika ayah telah tiada nanti ayah mohon kalian berdua saling menjaga satu sama lain"jawab ayah ku dengan nada sangat pelan berbisik.
"ayah kenapa ngomong gitu ,ayah kita akan selalu bersama ayah jangan tinggalkan nindi sana ibu yah"jawab aku dengan sedih"
"ibu janji pasti selalu menjaga nindi ayah,ayah jangan pikirkan yang lain ibu mau ayah sehat"
jawab ibu.
"umur ayah sudah tidak lama lagi ,ayah mau pesan ke ibu selesaikan pendidikan nindi sampai selesai biar dia sukses nanti nya" jawab ayah pesan terakhir kepada ibu.
"ibu akan selalu menyelesaikan pendidikan anak kita sampai dia sukses nanti" jawab ibu
"kalau gitu ayah bisa pergi dengan tenang ayah titip nindi ibu jaga nindi dengan baik.jawab ayah ku tiba-tiba saja jantung ayah kumat lagi nadinya mulai tidak bergerak lagi.
"ayah bangun ayah bangun jangan tinggalkan kami ayah"jawab ibu dan aku mulai cemas kondisi ayah.
"nindi cepat kamu panggilkan dokter"jawab ibu kebingungan melihat ayah tidak bergerak.
"ya ibu"aku pun langsung keluar memanggil dokter.aku pun langsung menghampiri dokter tersebut yang sedang lagi berjalan.
"dokter, dokter tolong dokter ayah saya dokter tidak bergerak"jawab aku dengan mulai panik.
"kalau gitu gitu ayo kita ke tempat ayah mu"jawab dokter langsung ke tempat ayah.
tiba aku dan dokter ke ruang ayah.
"maaf ibu, biar saya periksa dulu,kalau gitu ibu dan anak ibu keluar dari ruangan "jawab dokter mengecek kondisi ayah.
"baik dokter" aku dan ibu langsung keluar.
jantung ayah semakin lemah dan nadinya sudah tidak bergerak.
"suster catat jam kematian nya"dokter pun langsung keluar.
"dokter bagaimana kondisi suami saya dokter"
jawab ibu menanyakan kondisi ayah tersebut.
"maaf ibu ,suami ibu tidak bisa kami selamatkan beliau sudah meninggal kalau gitu saya permisi"jawab dokter pergi dari ruangan tersebut.
"gak mungkin ayah......"jawab ibu langsung ke ruangan memeluk ayah.
"ayah kenapa ayah meninggalkan nindi dan ibu yah bangun ayah" jawab ku memeluk ayah.
sekitar jam sembilan ayah di makamkan ibu memeluk foto ayah.
"ayah, ibu janji ibu akan selalu menjaga putri kita sampai iya sukses kelak"
jawab ibu ku memegang batu nisan.
"sudah ibu jangan sedih lagi kita doa kan semoga ayah tenang di sana"jawab aku menenangkan ibu.
tiba-tiba saja Tante,om Reno ,dan Elsa datang ke makam. mereka adalah saudara Tante adik dari ayah sifat mereka memang berbeda Tante ku paling benci sama ibu ku dari dulu.
"mas Iqbaal kenapa pergi secepat ini mas"jawab Tante ku memeluk batu nisan.
"Tante, yang sabar ya kita doain semoga ayah tenang di sana"Jawab ku menghampiri Tante Siska
"dengar ya, ini semua salah kalian berdua gara-gara kalian mas Iqbaal meninggal, terutama kamu mbak selalu saja membawa bencana buat keluarga kami"jawab Tante Siska dengan penuh emosional.
"maksud Tante apa ini tempat makam tidak sepantasnya Tante ngomong gitu emang ibu aku salah apa sama Tante ayah meninggal karena sakit bukan karena ibu"
jawab aku tidak terima perilaku tante siska.
"dengar ya nindi kamu tidak usah ikut campur,kamu tidak tau apa-apa"
jawab Tante Siska membentak aku dan ibu.
"Tante sudah keterlaluan,sejak aja memarahi ibu aku tidak terima ibu aku di gituin"jawab aku dengan emosi.
tiba-,tiba saja Elsa mendorong nindi dengan kencang.
"maksud mu apa bentak-bentak ibu emang kenyataan kan kalau dirimu dan ibu membawa masalah"jawab Elsa.
"sudah cukup ini tempat makam suami saya,kalau kalian mencari ribut pergi sana"
jawab ibu menangis.
"ayo lah mas,Elsa kita pergi dari sini aku malas ladenin mereka "
mereka pun pergi meninggalkan tempat makam tersebut tinggal aku dan ibu di makam tersebut.
"ibu sudah jangan nangis lagi,tidak usah dengar apa kata mereka ada nindi disini"
jawab aku menenangkan ibu.
"aku masih punya anak aku,aku harus berjuang demi mewujudkan impian anak aku"jawab ibu dalam hati.
"ayo Bu kita pulang"jawab aku membujuk ibu pulang.
"ayo"
aku dan ibu pulang ke rumah.
sampai di rumah aku dan ibu langsung istirahat.
"nak kalau gitu ibu kekamar dulu mau istirahat"
"ya ibu aku juga mau istirahat"
ibu ku langsung ke kamarnya sementara aku ke kamar istirahat.
aku dan ibu ke masih berduka atas meninggalnya ayah beda halnya Tante Siska yang masih saja tidak terima di perlakukan dengan baik.
"aku heran dengan mbak dini dan anak nya seenaknya aja dia membentak aku di depan umum aku tidak terima pokok nya aku balas dendam sama mereka"jawab Tante Siska membanting pintu kamar.
"sudah lah sayang kamu tidak tidak usah mikirin mereka, kan mereka bukan siapa-siapa kita lagi jadi tidak usah kamu pikirkan"
jawab om Reno membujuk Tante Siska.
"tapi mas aku masih kesal sama mereka pokok nya gak akan aku biarkan" jawab Tante Siska dengan cutek.
"dari pada kamu ngoceh, mereka mending kita makan di luar biar pikiran mu tenang"
"oh ya benar kamu mas,kan audah lama kita tidak makan sama kalau gitu aku panggil Elsa "
"akhirnya, misi aku berhasil juga menghancurkan perusahaan mas Iqbaal dan membuat nya meninggal"Jawab om Reno tersenyum.
mereka pun pergi mencari makan siang di luar.
mereka asik makan di luar tanpa memikirkan saudara nya yang sedang berduka.
sementara aku ke kamar ibu yang tidak keluar kamar dari tadi.
"ayah, sekarang aku harus bagaimana aku bingung pa harus ngapain sekarang"
bersedih menatap foto.
"tok....tok...tok ibu" mengetuk pintu.
"ibu, nindi bawa makanan ini,soalnya ibu dari tadi belum makan dari siang" jawab aku memanggil ibu tidak keluar dari tadi.
aku terus mencoba memanggil ibu berkali-kali tapi sayang nya ibu tidak menjawab.
"jangan-jangan, ibu kenapa-kenapa lagi aku coba ambil kunci cadangan dulu"
aku mencari kunci serep kamar ibu.aku langsung membuka pintu kamar ibu.
aku melihat ibu sedang menatap foto ayah dengan sedih.
"ya ampun ibu,jangan sedih lagi kalau ibu sedih nindi ikut sedih"memeluk ibu.
"ibu sedih nak, ibu Bingung harus bagaimana sekarang rasa nya ibu gak sanggup kehilangan ayah mu"jawab ibu dengan sedih.
"ibu jangan ngomong kayak gitu,mana ibu yang nindi kenal yang selalu tegar tidak boleh sedih terus,ibu harus ikhlas ibu, kan ibu pernah bilang sama nindi kalau kita tidak boleh menyerah kita harus bangkit "menguatkan hati ibu.
"ya Allah, apa yang di katakan anak ku benar aku harus ikhlas tidak boleh sedih terus-terusan aku masih punya nindi pokok nya aku harus bisa lewati ini".
"nindi maafkan ibu ya nak, tidak seharusnya ibu seperti ini kita harus lewati bareng" mengusap air mata.
"ya ibu, apapun yang terjadi kita harus lewati sama"
"ya nak, ibu tidak sedih lagi kok"kembali tersenyum.
" ibu sekarang makan ya, nindi buatin ibu makan"
"ya nak, ibu mau makan"
"kalau gitu nindi keluar dulu ya, soalnya nindi mau beres dulu"
aku keluar dari kamar melanjutkan bersih rumah.
tidak lama kemudian seseorang mengetuk pintu dengan kencang.
"tok....tok...tok"
"aduh, siapa sih ngetuk pintu "jawab aku dengan penasaran aku pun segera beranjak dari kasur keluar.
di buka pintu ada dua orang pria tegap yang satunya badan kurus yang satunya badan gemuk.
"maaf pak ada apa ya, mau cari siapa"
jawab ku dengan heran.
"maaf kami dari rentenir, kami kesini mau kasih tau kalau ayah mu ada utang dengan bos kami sebanyak lima puluh juta"jawab pria badan gemuk.
"apa, ayah saya meminjam uang dengan bos kan sebanyak lima puluh juta tidak mungkin buat apa coba ayah sayang tidak mungkin meminjam uang sebanyak itu kalian salah alamat "jawab aku dengan emosi.
"kalau tidak percaya, ini ada bukti surat nya kalau ayah mu sendiri sudah menanda tangani surat tersebut"jawab pria badan kurus.
mendengar suara berisik ibu terbangun.
"ada apa suara ribut "jawab ibu langsung beranjak ke kasur langsung keluar.
"tidak mungkin ayah sayang meminjam sebanyak ini kalian bohong"jawab aku memegang kertas tersebut.
"ada apa ini ribut,kalian berdua siapa ada apa kemari"jawab ibu dengan heran.
"maaf ibu, kami berdua dari rentenir kami mau beri tahu kalau suami ibu sudah meminjam uang bos kami sebanyak lima puluh juta bos kami suruh rumah ini disita karena suami ibu tidak sanggup membayar nya"jawab pria gemuk tersebut.
"tidak mungkin, suami saya pinjam uang sebanyak itu buat apa coba kalian pasti salah alamat" jawab ibu ku tidak terima dengan omongan pria tersebut.
"kalau gitu, silakan kalian berdua angkat kaki dari rumah ini soalnya rumah ini di sita"
Jawab pria kurus tersebut.
"enak aja, kalian mau sita ini rumah kami"jawab aku berontak.
dua orang pria tersebut masuk ke rumah langsung melemparkan tas .
"pergi kalian dari sini"jawab pria gemuk tersebut.
"kalian berdua jahat ,ayo Bu kita pergi dari sini"
aku dan ibu ku pergi dari rumah.kami pun berjalan sambil membawa tas."habis sudah perusahaan papa mu kebakaran,rumah di sita maafkan ibu nak, tidak bisa membayar utang ayah mu Sekarang ibu bingung harus tinggal di mana kita sekarang"jawab ibu
"ya ibu, gak apa-apa kita jalan aja dulu sambil mikir kita tinggal di mana"jawab aku.
di sepanjang jalan aku dan ibu bingung ke mana akhirnya aku memberi tau ibu pergi ke tempat tante siska.
"ibu, bagaimana kalau kita coba minta bantuan dengan Tante Siska siapa tau Tante Siska mau bantu kita"jawab aku
"ayo, kita coba siapa tau mereka mau bantu kita"
kami pun langsung ke tempat tante Siska.
sementara Tante Siska dan keluarga nya masih di luar rumah.
"ibu,ayah akhirnya kita bisa makan bareng lagi sudah lama ya kita tidak pernah makan barang seperti ini"jawab Elsa
"ya nak ,ibu dan ayah sibuk terus jarang banget kita makan bareng seperti ini, kalau gitu ayo kita pulang sudah malam"
"ayo, kita pulang besok kan elsa mau sekolah"
mereka pun bergegas pulang.sampai nindi dan ibunya di rumah Tante nya.
"assalamu'alaikum Tante Siska"
aku mengetuk pintu tidak ada satupun menjawab.
"seperti nya tidak ada orang nak di rumah kayaknya mereka lagi keluar"
"kalau gitu kita pergi aja ibu"
"ayo nak"
aku dan ibu pergi dari rumah Tante tiba-tiba Tante Siska,om Reno dan Elsa pulang.
"mas coba lihat itu kan mbak dini dan nindi mas ngapain mereka di rumah kita" jawab Tante Siska menujukan tangan nya dari arah dalam mobil.
"oh iya, ngapain mereka di rumah kita ayo kita turun"
mereka pun turun menyamperin ibu dan aku.
"eh Siska, akhirnya kalian sudah pulang"Tante Siska melihat ibu dan aku membawa tas.
"ngapain kalian ada di rumah aku bawa tas, segala ada apa"jawab Tante Siska dengan nada sombong.
"maaf siska, kami kesini boleh numpang sementara di rumah kamu tidak soalnya rumah mbak di sita"ibu meminta izin Tante Siska minta izin tinggal di rumah Tante Siska.
"apa, enak aja numpang segala emang kalian pikir panti sosial apa"dengan gaya sombong.
"tapi Siska, kita kan masih saudara kok kamu kayak gitu"jawab ibu dengan nada lembut.
"apa, kamu ngggap aku saudara kamu, sorry ya mbak aku itu gak pernah nganggap mbak itu saudara jadi maaf ya ,mbak itu biang masalah di keluarga kami" jawab Tante Siska mendorong ibu.
"eh Tante, kalau Tante gak mau terima kami ya sudah gak usah dorong-dorong gitu,ayo ibu kita pergi dari"
"kalian berdua, bukan siapa-siapa kami lagi jadi kalian pergi dari sini sekarang"jawab Tante Siska dengan nada emosional.
"baik lah, kami akan pergi dari sini ayo ibu kita pergi"jawab aku dengan marah
"kalau gitu kami berdua pamit assalamu'alaikum"jawab ibu.
"waalaikumsalam,ayo kita masuk" jawab Tante Siska mereka pun langsung masuk ke rumah.
kami pun langsung pergi dari rumah Tante ku sekarang aku dan ibu tidak tau harus tinggal di mana.tante Siska tidak menganggap keluarga lagi.
"ibu, sekarang kita tinggal di mana Tante Siska tidak menggap kita keluarga lagi"jawab aku memegang tas.
"kamu yang sabar ya nak yang terpenting kita jalan aja dulu siapa tau ada rumah nanti nya"
jawab ibu menyemangati aku.
"ya ibu,ayo kita jalan lagi"jawab ibu sambil melanjutkan perjalanan melelahkan.
tiba di perjalanan kami menemukan musholla.
"ibu itu musholla, bagaimana kalau kita sholat dulu kita belum sholat" jawab aku menunjuk sebuah musholla.
"ayo kita sholat dulu"jawab ibu kami pun langsung pergi ke musholla.
kami pun langsung ambil wudhu dan langsung sholat.
selesai kami sholat tiba-tiba saja ada seseorang ibu yang menghampiri kami.
"maaf ibu dan adik ini malam-malam gini mau ke mana, bawa tas segala"jawab seseorang ibu tersebut.
"kami berdua habis kena musibah ibu, suami saya baru saja meninggal akibat serangan jantung sementara rumah kami di sita oleh rentenir habis sudah sekarang kami tidak tahu harus tinggal dimana saya bingung ibu"
"ya ampun yang sabar ya ibu, saya ikut prihatin atas musibah ini jadi kalian lagi nyari rumah,nah kebetulan di sekitar sini ada rumah kontrakan kalau ibu mau saya antar"jawab ibu tersebut.
"boleh ibu, terimakasih ibu sudah membantu kami"jawab ibu dengan senang.
"kalau gitu mari saya antar"jawab ibu tersebut.kamipun langsung pergi rumah kontrakan tersebut.sampai lah kami di rumah kontrakan tersebut.
"ini ibu, rumah nya agak kecil"jawab ibu tersebut.
"terimakasih banyak ibu, sudah membantu kami "jawab ibu.
"ya ibu, sama-sama jangan sungkan-sungkan sama saya kalau ada apa-apa saya siap bantu ibu"jawab ibu tersebut.
"ya ibu,kalau ada apa-apa saya panggil ibu "jawab ibu.
"kalau gitu saya pamit pulang dulu, assalamu'alaikum"
jawab ibu tersebut langsung pamit pulang.
"waalaikumsalam hati-hati ibu di jalan "
jawab ibu mengantar ibu tersebut di laut teras.
ibu tersebut langsung pergi aku dan ibu ku memberes-beres rumah.
selesai beres-beres kami berdua masak malam.
"akhirnya selesai juga,nindi kamu pasti laparkan"jawab ibu
"ya ibu, aku laper belum makan"jawab aku bunyi perut keroncongan.
"ibu, cari makanan dulu buat kita makan"jawab ibu.
"gak usah ibu, biar nindi aja yang cari makan di luar ibu di rumah aja" jawab aku.
"ya sudah hati-hati, jangan lama-lama"jawab ibu.
"kalau gitu nindi pergi dulu , assalamu'alaikum"
"waalaikumsalam"
aku pun langsung pergi mencari makan.
tiba sampai di pertigaan menuju warung makan aku melihat ada seseorang bapak gemuk yaitu pak fardian pingsan di jalanan.
"ya ampun, pak bangun pak "jawab aku memanggil bapak.
aku pun langsung membawa bapak tersebut mencari taksi ke rumah sakit terdekat.
sampai ke rumah sakit pak fardian langsung di tangani oleh dokter.
sementara ibu nindi kawatir dengan nindi yang tidak kunjung pulang pergi beli makan untuk makan malam.
"ya ampun ,nindi kamu kemana sih nak dari tadi belum pulang juga,di telepon enggak di angkat kemana kamu nak "
jawab ibu dengan kawatir.sementar aku masih berada di rumah sakit menemani pak fardian.
"Duh semoga bapak tersebut tidak kenapa-napa,oh ya ampun aku lupa kasih tau ibu pasti kawatir dengan aku,ya ampun hp aku low Lagi kayak mana aku mau hubungi ibu malah dokter belum keluar juga"jawab aku sambil kebingungan.
setengah jam kemudian dokter keluar.
"dok, bagaimana keadaan bapak itu"jawab aku menanyakan kondisi pak fardian.
"apakah, adik ini dari keluarga pasien tersebut"jawab dokter.
"bukan ,dok saya nemuin beliau di dalam mobil dalam kondisi tidak sadarkan diri"jawab aku
"Kiran saya kamu keluarga pasien tersebut,begini beliau mengalami serangan jantung untung nya beliau di bawa tepat waktu kondisi beliau sudah stabil"jawab dokter memberikan informasi kondisi bapak tersebut.
"boleh saya jenguk dok?" jawab aku
"oh tentu boleh silakan kebetulan beliau sudah sadar"jawab dokter.
"ok dok kalau gitu saya permisi masuk"
aku pun langsung ke tempat bapak tersebut.
"Alhamdulillah bapak sudah sadar"
jawab aku menanyakan kondisi kepada bapak tersebut.
"Alhamdulillah kondisi saya membaik, terimakasih kamu sudah menolong saya,kalau boleh tau nama kamu siapa" jawab si bapak.
"ya pak sama-sama, perkenalkan nama saya nindi pak kalau boleh tau bapak ada no keluarga bapak biar saya suruh suster menelpon keluarga bapak" jawab aku menanyakan keluarga pak fardian.
"nama saya fardian,ini nomor telepon rumah saya"jawab bapak langsung kasih nomor telpon kepada ku.
"kalau gitu biar saya langsung ke tempat resepsionis dulu ya pak untuk bantu menghubungi keluarga bapak"
jawab aku,aku pun langsung pergi ke tempat resepsionis.sampai di resepsionis aku langsung ke arah suster tersebut.
"maaf suster,boleh hubungi keluarga pasien atas nama pak fardian" jawab aku mengasih selembar kertas nomor keluarga si bapak.
"oh ya mbak, saya hubungi pihak keluarga"
suster langsung menghubungi pihak keluarga.
"kalau gitu, saya permisi dulu"aku pun langsung pergi ke tempat pak fardian.
"pak, sudah saya beritahu suster untuk menghubungi keluarga bapak kalau gitu saya permisi pamit soalnya takutnya ibu saya nyarin saya pak"jawab aku berpamitan pulang.
"ya ,saya terimakasih sebelumnya nak nindi sudah ngantar saya ke rumah sakit kalau tidak ada nak nindi mungkin saya tidak selamat "jawab si bapak.
"ya pak sama-sama, kalau gitu saya pamit dulu assalamu'alaikum"aku pun langsung pergi dari rumah sakit tersebut.
"waalaikumsalam" jawab bapak tersebut.
tidak lama kemudian keluarga bapak datang.
"ya ampun ayah,kenapa ayah bisa kayak gini pasti jantung papa kumat lagi kan sudah mama bilang jangan di paksain bawa mobil kalau kondisi papa kayak gini kan mama yang kawatir"jawab Tante Wina dengan wajah cemas.
"papa gak kenapa-kenapa kok, cuman sesak aja"jawab pak fardian dengan sikap tenang.
"syukur lah kalau papa tidak kenapa-kenapa"jawab Tante Wina tersebut.
tiba-tiba saja dokter datang mengecek kondisi si bapak.
"malam pak fardian, saya periksa dulu ya, bagaimana kondisi bapak masih sesak lagi nafas nya"jawab dokter menanyakan kondisi si pak fardian.
"Alhamdulillah dok kondisi saya sudah mendingan,oh ya dok apakah saya bisa pulang hari ini dok"jawab pak fardian.
"kondisi bapak sudah bagus semuanya stabil, tapi ingat bapak tidak boleh kecapekan harus istirahat total, besok pagi bapak baru boleh pulang"jawab dokter memberi tahu kalau kondisi si bapak sudah membaik.
"ya dok "
"kalau gitu saya permisi bapak,ibu kalau ada apa beri tahu saya" jawab dokter selesai meriksa pak fardian.dokter pun langsung pergi dari ruangan.
"tuh kan dengar kata dokter papa itu tidak boleh kecapekan harus istirahat dulu, sekarang Papa tidur biar besok bisa pulang"
"ngomong-ngomong, kemana beny kok gak muncul"
"si beny lagi di kantor, entar dia nyusul"
"ya sudah papa istirahat dulu"
"ya sudah istirahat mama juga ngantuk"pak fardian tidur,Tante Wina menemani pak fardian rumah sakit.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!