NovelToon NovelToon

CEO Ganteng Suamiku

Bab 1

Hallo sahabat pembaca setia Novel Toon, ini novel pertama Author yang bercerita tentang seorang pemuda yang terkesan cuek di mata seluruh karyawan kantornya dan bertemu dengan wanita berjilbab yang berparas cantik dan sederhana membuat pemuda tersebut jatuh cinta pada pandangan pertama tanpa si pemuda tau bahwa wanita berjilbab yang dia taksir itu adalah karyawannya sendiri di salah satu cabang perusahaan nya di kota Bandung. Yuk simak ceritanya dan jangan lupa berikan tanggapan kalian di setiap bab novel Author ya😀 jika ada kesamaan nama, latar, tempat dan jalan cerita di novel ini mohon untuk tidak menghujat ya, karena ini hanya cerita fiktif dan untuk menghibur pecinta Novel Toon saja.

Jangan lupa tinggalkan juga nomor handphone temen-temen pembaca yang mencintai novel ini dan ingin masuk ke grup whatsapp Author untuk membahas cerita maupun request temen-temen tentang judul di Novel selanjutnya. Terimakasih.

Selamat Membaca 😀

Seorang Ceo Muda berusia 27 tahun sedang berada di sebuah restauran di kota Bandung bersama asistennya telah menyelesaikan sebuah meeting bersama client dari Medan. Namanya Randy Putra Arjuna anak tunggal dari pengusaha ternama di kota Bandung. Namun, ketika Randy berusia empat tahun orangtua nya meninggal karena sebuah kecelakaan saat perjalanan menuju Amerika. Randy yang terpukul saat itu tidak memiliki siapapun karena orangtua nya pun adalah anak semata wayang dari nenek dan kakeknya, sehingga di usia nya yang masih remaja Randy hidup hanya bersama Bi Sumi yang memang dari Randy kecil sudah ikut bersama orangtuanya. Dia pun harus menyelesaikan sekolah serta kuliahnya tanpa peran kedua orangtua yang begitu dicintainya, di sisi lain dia juga harus meneruskan menjalakankan perusahaan peninggalan papahnya yang kala itu sedang berkembang pesat hingga saat kepemimpinannya Randy berhasil menjadikan perusahaan papahnya memiliki cabang di berbagai kota bahkan luar negeri.

Seorang gadis muda berusia 24 tahun yang bekerja di salah salah satu cabang perusahaan Randy sedang berada di restauran yang sama bersama temannya sedang menikmati makanan yang memang pada saat itu ia sedang ambil cuti karena ada yang harus di urusnya. Namanya Putri Niken, gadis cantik yang memiliki kulit putih dan manis dengan hijab dan setelan auternya menampilkan kesan sejuk bagi setiap laki-laki yang melihatnya. Saat ia sedang bercengkrama bersama sahabatnya Thania tiba-tiba ada laki-laki yang menggodanya dengan mencolek dagu nya sambil berkata,

"Hai Cantik," sontak Putri dan sahabatnya kaget dengan perilaku laki-laki itu, Putri pun segera bangkit dan memaki laki-laki tersebut yang terkesan tidak sopan bahkan dia pun tak mengenali laki-laki tersebut,

"Apa-apaan kamu main colek-colek aja hah," teriak Putri pada laki-laki itu.

Tapi laki-laki tersebut malah cengengesan dan terus menggoda Putri hingga Putri merasa geram dan menumpahkan minuman yang ada di mejanya ke laki-laki tersebut, sehingga si laki-laki emosi dan akan menampar Putri namun tertahan oleh tangan kekar laki-laki lain yang sudah di depan wajahnya. Putri yang sudah ketakutan sontak kaget dengan tindakan laki-laki tersebut dan melangkah mundur kesamping sahabatnya Thania.

"Lo kalau sama cewek jangan kasar-kasar bro," kata si laki-laki tersebut.

Namun laki-laki yang menggoda Putri tidak terima dan akan memukul si laki-laki tersebut tapi pukulan keras lebih dulu menghajar pipinya hingga berdarah,

"Itu hukuman karena lo udah berani mau mukul gue," kata si laki-laki tersebut sambil menarik kerahnya dan tak lama datang security melerai perkelahian tersebut dan membawa si laki-laki penggoda tadi keluar.

"Makasih," kata putri pada laki-laki tersebut

"Oke sama-sama. Gue Randy lo ga apa-apa kan?" kata Randy sambil tersenyum manis.

"Putri, sekali lagi makasih karena udah nolongin aku ya," membalas senyum.

"Manisnya.." batin Randy.

Saat asyik menatap Putri tiba-tiba asistan Randy yang bernama Chiko menyadarkannya,

"Bos.. bos.. kita harus segera kembali ke kantor karena ada meeting dengan client perusahaan B," kata Chiko sambil menyikut lengan bosnya itu.

"Ah iya ayo, lo duluan dulu aja ke mobil nanti gue nyusul," kata Randy pada Lucky namun matanya tak lepas dari Putri. Sebelum dia pergi menyusul Lucky yang sudah jalan lebih dulu tak lupa Randy meminta no Whatsapp Putri dengan memberikan ponselnya pada Putri "Boleh minta nomor telpon lo kan?"

Putri yang merasa berhutang budi pun segera memberikan nomornya tanpa berpikir panjang lagi

"Ini" kata Putri sambil memberikan ponsel Randy.

"Oke makasih ya nanti aku telepon boleh kan?" kata Randy.

"Iya boleh," kata Putri sambil tersenyum.

"Oke kalau gitu gue duluan ya, see you."

Putri hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman Randy pun berlalu pergi menyusul Lucky yang sudah menunggu di mobil.

"Cie..cie.. ada pangeran tampan pahlawan tuan putri nihhh," goda Thania pada Putri.

"Apaan sih kamu udah yuk kita pergi aja sebelum tuh cowok tengil tadi balik lagi," ajak Putri pada Thania sambil mengambil tasnya dan tidak merespon godaan sahabatnya itu.

"Betul juga kamu, yasudah yuk."

Merekapun segera bergegas keluar restauran dengan terburu-buru dan langsung naik mobil Thania menuju rumah sahabatnya di Kota C.

Selama di perjalanan Putri hanya diam dan melihat keluar jendela, perasaan nya berkecambuk memikirkan kejadian saat di restauran di satu sisi dia takut kalau laki-laki yang menggodanya tadi akan kembali lagi dan bertemu lagi di saat dia sedang sendiri dan melakukan hal-hal yang tidak diinginkannya, di sisi lain lagi dia memikirkan sosok laki-laki yang tiba-tiba menolongnya dan menghajar laki-laki yang menggodanya hingga tersungkur dan mengeluarkan darah dari sudut bibirnya tanpa sempat membalas perbuatan laki-laki penolong tersebut, laki-laki penggoda itu sudah di bawa keluar oleh satpam restauran dan yang sangat di takutkan Putri sebelum laki-laki penggoda itu keluar dia sempat menatap tajam Putri sehingga semakin membuat Putri ketakutan. Lalu entah kenapa saat laki-laki yang menolongnya tersebut jantungnya berdegub kencang apalagi sebelum mereka berpisah laki-laki tersebut sempat meminta nomor ponselnya, dia juga merasa tidak asing dengan laki-laki tersebut seolah dia sering melihatnya namun dia lupa kapan dan dimana. Sesekali Putri melirik sahabatnya Thania dan ingin menceritakan segala ketakutannya pada Thania, namun Putri melihat Thania sedang fokus menyetir dan dia juga tidak mau sahabatnya itu terlibat ke dalam masalah nya. Putri pun hanya bisa menghela nafas panjang sambil kembali melihat keluar jendela dan sesekali melihat layar ponsel nya untuk membalas chat dari teman kantornya.

Bersambung...

Bab 2

Selama di mobil Putri memikirkan pria yang menolongnya tadi, tanpa sadar ia sedang diperhatikan sahabatnya Thania sambil menyetir dan sesekali melirik Putri.

"Kamu kenapa sih Put? ko aku perhatiin dari tadi kamu diem, apa yang kmu pikirin?," tanya Thania

Putri hanya melihat Thania sekilas lalu berpaling lagi menatap ke luar jendela, "Gak papa ko Than."

"Gak usah bohong deh, mikirin apa sih? cerita doonggg," kata Thania.

"Hmmm gak apa-apa Than, udah ah kamu fokus nyetir aja nanti nabrak lagi," jawab Putri.

"Yasudah deh kalau kamu gak mau cerita," Thania pun lanjut fokus mengemudikan mobilnya.

Tak berselang lama handphone Putri berdering dan ketika Putri melihat layar handphone nya nomor baru dia pun mengabaikannya hingga dua kali telepon itu berdering Thania yang merasa terganggu pun akhirnya bicara,

"Angkat aja sih Put berisik tau dari tadi tuh handphone bunyi, ganggu aja aku lagi nyetir, siapa tau penting," seru Thania tanpa melihat Putri.

Akhirnya panggilan ketiga Putri pun mengangkat telepon nya sambil menarik nafas panjang ia pun menekan tombol hijau pada layar ponsel nya.

"Hallo, siapa ya?," tanya Putri.

"Ini aku Randy yang tadi d restauran, ko gak di angkat-angkat sih telepon nya, aku ganggu kamu ya?," tanya Randy panjang lebar.

"Oh kamu, maaf aku kira tadi orang yang salah sambung karena nomornya baru," jawab Putri cuek.

"Hmm yasudah tidak apa-apa, kamu masih di restauran?," tanya Randy.

"Enggak, aku udah pulang tak lama kamu pergi tadi. Ini juga lagi di jalan sama Thania," jawab Putri.

"Oh gitu, yasudah hati-hati di jalan nya nanti aku telepon kamu lagi ya soalnya harus masuk ruang meeting sekarang," kata Randy.

"Iya makasih ya, aku tutup telepon..," belum selesai Putri bicara tiba-tiba Randy menyela ucapannya.

"Eh tunggu, jangan lupa di save nomor aku ya biar nanti kalau aku telepon tidak di abaikan lagi sama kamu," kata Randy cepat.

Putri hanya menghela nafas, "Iya aku save, yaudah aku tutup ya."

"iya bye."

Mereka pun mengakhiri pembicaraan nya, tak lupa Putri menyimpan nomor ponsel Randy di Contact handphone nya.

Tiba-tiba Thania bicara yang mengagetkan Putri, "Ciee... pangeran penolongnya nelepon ya? cie...cie... bentar lagi ada yang ga jomblo lagi niihhh," ucap Thania sambil cekikikan.

"Apa sih kamu ngagetin aja deh," seru Putri.

"Hihi iya iya deh maaf habisnya kamu serius banget sambil senyum-senyum sendiri lagi," jawab Thania.

Putri pun menggaruk kepala nya yang tidak gatal, karena menahan malu.

"Engga juga siapa yang senyum-senyum sih?," sanggah Putri.

"Hihihi ciee yang lagi kasmaran, udah gak apa-apa kan lagi jomblo ini jadi sah-sah saja kan kalau kamu senyum-senyum sendiri kek gitu?hihihi," Thania terus menggoda Putri

"Iihhh kamu apaan sih, udah ah malu tauuuu!!!" seru Putri sambil menutup wajahnya.

"Hihihi ciee malu nih yee," goda Thania lagi.

"Udah dooonnggg Thannn," seru Putri lagi.

"Hihihi iya iya deh udah udahhh cup cup cup, jangan cemberut dongg nanti pangeran nya ngilang lhoo."

Putri yang terus menerus di goda Thania akhirnya memilih diam tidak menjawab ucapan Thania,

"Iiihhh marah ya Put, maaf dehh ga lagi-lagi."

Putri hanya melirik Thania saja tanpa berniat menjawab ucapannya.

"Yaudah deh aku diem aja," kata Thania lesu

Putri yang tidak tega melihat sabahatnya itu akhirnya buka suara "Iya aku maafin, tapi jangan sekali-sekali lagi yaa."

Thania pun hanya mengacungkan jempol nya tanda ia setuju dan kembali fokus menyetir mobilnya.

Selama di perjalanan menuju rumah sahabatnya, Putri dan Thania mengobrol ringan seputar kerjaan dan Thania pun curhat mengenai hubungannya dengan Renaldy pacarnya yang sudah 4 tahun berpacaran namun belum juga ada kepastian dari laki-laki tersebut. Bahkan untuk datang ke rumah Thania pun Renaldy enggan dan selalu ada saja alasan agar tidak masuk ke rumah dan bertemu orangtua nya. Sedangkan orangtua Thania sering menanyakan pacarnya untuk segera di kenalkan kepada orangtua nya yang memang orangtua Thania pun sudah lanjut usia dan ingin melihat Thania mendapatkan pasangan yang menyayanginya dan ingin melihat Thania menikah dan menimang cucu dari Thania. Dimana Thania adalah anak dari 3 bersaudara kedua Kakak Thania Laki-laki dan sudah menikah serta masing-masing memiliki satu orang anak. Namun, kedua kakaknya tinggal di luar kota Bandung karena tuntutan pekerjaan sehingga orangtuanya hanya tinggal bersama Thania dan setiap hari selalu menanyakan kapan Thania akan memperkenalkan pacarnya, karena orangtua Thania pun sudah mengetahui kalau Thania sudah memiliki pasangan dan sering di antar pulang oleh pacarnya setiap kali Thania pulang kerja namun sayang pacar Thania tersebut selalu tidak ingin di perkenalkan kepada orangtua Thania yang membuat Thania pun jenuh karena tidak ada kepastian mau di bawa kemana hubungan nya itu. Setiap kali di tanya perihal pernikahan Renaldy selalu menjawab bahwa dia belum siap untuk menikah, padahal dari segi pekerjaan Renaldy bekerja di salah satu perusahaan besar di kota Bandung yang pendapatan perbulan nya bisa mencapai sepuluh juta per bulan nya.

Thania bercerita panjang lebar pada Putri soal hubungan nya dan Putri hanya bisa mendengarkan curhatan sahabatnya itu, karena meskipun mereka tinggal di kota yang sama merekapun hanya bisa sesekali bertemu itupun tidak pernah di rencanakan.

Sesekali Putri menenangkan sahabatnya itu saat dilihat Thania meneteskan air mata, dia pun khawatir kalau Thania tidak fokus untuk menyetir karena kesedihannya terlebih Putri pun tidak bisa menggantikan posisi Thania karena Putri tidak bisa menyetir mobil sehingga dia hanya bisa mengingatkan dan menenangkan sahabatnya tidak lupa juga Putri memberikan saran dan nasihat pada Thania agar Thania bisa sedikit lebih tenang "Jika memang kalian berjodoh insyaAllah suatu saat Allah pati persatukan kalian, untuk sekarang kamu sabar dulu ya Than mungkin pacarmu memang belum siap untuk menjadi imam kamu dan mungkin saat ini dia juga sedang mempersiapkan diri untuk memantaskan menjadi imam yang baik untuk kamu". Ucap Putri pada Thania

"Iya Put aku harap dia bisa secepatnya bertemu orangtuaku, tapi jika dalam waktu dua bulan ini dia masih belum kasih kepastian untuk hubungan ini aku sudah bertekad untuk mundur dan memilih untuk sendiri dulu," jawab Thania sambil menyeka air matanya.

"Jika itu memang sudah menjadi keputusanmu, aku sebagai sahabat hanya bisa mendukungmu dan saran aku lebih baik shalat istikharah meminta petunjuk untuk hubunganmu dan dia," jawab putri lagi.

"Iya Put insyaAllah nanti setelah pulang dari rumah Lira aku akan coba shalat istikharah, makasih ya sarannya, makasih juga kamu mau mendengarkan curhatan aku," ucap Thania sambil tersenyum.

"Iya sama-sama kita kan sahabat," jawab Putri sambil memegang pundak Thania.

Bersambung...

Bab 3

Akhirnya Putri dan Thania sampai di tujuan setelah 1 jam menempuh perjalanan. Mereka berkunjung ke rumah sahabatnya Lira yang sedang sakit keras dan memang inilah alasan Putri mengambil cuti hari ini karena sudah berjanji akan menjenguk Lira di rumah nya sekalian melepas rindu mereka setelah beberapa bulan tidak bertemu. Mereka pun berjalan menuju rumah Lira dan mengetuk pintu rumahnya dan mengucapkan salam

"Assalamualaikum," ucap mereka berbarengan.

Tak lama pintu pun terbuka dan menampakkan seorang Wanita paruh baya sambil tersenyum dan menjawab salam mereka

"Waalaikumsalam.. masyaAllah Putri, Thania.." Wanita paruh baya itupun memeluk mereka secara bergantian. Ya wanita itu ibu nya Lira, mereka sangat dekat karena dulu saat masih sekolah Putri dan Thania sering berkunjung bahkan menginap di rumah Lira sehingga ibu Lira sudah anggap mereka seperti anak kandung nya sendiri, begitupun Putri dan Thania sudah menganggap ibu Lira seperti Ibu kandungnya. Namun setelah mereka lulus dan memiliki pekerjaan masing-masing mereka jadi jarang sekali berkunjung dan hanya lewat video call saja mereka berkomunikasi, empat hari lalu Lira mengabarkan mereka bahwa ia sedang sakit dan sudah dua hari ini hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur sehingga membuat Putri dan Thania khawatir dan memutuskan untuk menjenguk Lira.

"Ayo masuk sayang... ibu kangen sekali sama kalian," ucap Ibu Lira yang sudah berkaca-kaca.

"Iya bu, kami juga kangen sama ibu dan Lira, sudah lama sekali kami tidak berkunjung kesini," jawab Putri sambil mengusap punggung Ibu Lira karena tidak tega melihat ibunya sudah berkaca-kaca.

"Ayo duduk dulu sayang, ibu buatkan minum dulu untuk kalian ya," ucap ibu Lira sambil melangkah ke dapur namun di cegah oleh keduanya.

"Tidak perlu repot-repot bu, nanti saja kalu kami haus, kami ambil sendiri minum nya.. ya kan Than?," kata Putri sambil memegang tangan Thania.

"Eh iya bu gak usah, kita mau langsung liat kondisi Lira aja boleh kan bu?," tanya Thania pada ibu Lira.

"Tentu saja boleh sayang, Lira pasti senang kalian datang menjenguknya kesini mari ibu antar kalian ke kamar Lira."

Mereka pun berjalan menuju kamar Lira.

Ketika pintu terbuka Putri dan Thania kaget melihat kondisi Lira yang tak berdaya di tempat tidur dengan tubuh yang kurus dan rambut yang tinggal sedikit, mereka saling pandang dan malah diam di ambang pintu tanpa bisa berkata apa-apa. Ibu Lira yang sudah lebih dulu masuk melihat ke belakang dan melihat Putri dan Thania terdiam si depan pintu, ibu Lira pun memanggil mereka dan menyuruhnya masuk "Ayo sini sayang masuk, kenapa pada diam disitu?" kata ibu Lira yang mengagetkan mereka.

"Eh iya bu maaf."

Thania dan Putri pun masuk ke dalam kamar Lira dengan perasaan sedih, dan kebetulan Lira pun sedang terlelap.

Ibu Lira yang hendak membangunkan Lira pun di cegah oleh Putri, "Tidak usah bu kasian, biarkan Lira istirahat dulu saja kami tunggu di luar dulu saja kalau begitu. Ayo Than.."

Namun saat mereka hendak keluar tiba-tiba Lira bangun dan betapa kagetnya ia saat melihat kedua sahabat yang begitu dirindukannya ada di hadapannya. Dengan suara lemah Lira pun memanggil mereka,

"Putri, Thania." Sontak mereka pun berbalik dan menatap Lira yang sudah terbangun lalu berhambur memeluk Lira secara bergantian "Liraaa." Kata mereka setelah pelukan mereka terlepas, Putri yang sejak tadi menahan tangis akhirnya tumpah saat mereka berpelukan seraya berkata "Aku kangen banget sama kamu Lir... apa yang terjadi?," tanya Putri.

"Iya apa yang terjadi Lir, kamu sakit apa? kenapa kamu baru kabarin kami kalau kamu sakit seperti ini?," sambung Thania sambil sesenggukan.

Ibu Lira yang ada disana pun ikut terharu melihat kedekatan ketiga sahabat itu dan ikut menitikan air mata lalu mengusap punggung sahabat-sahabat itu secara bergantian seraya menenangkan mereka. Lalu Lira pun membuka suara "Maafin aku karena baru ngabarin kalian, aku ga mau kalian khawatir dan mengganggu pekerjaan kalian," kata Lira sambil menangis.

"Justru kami akan sangat khawatir dengan keadaan kamu yang sekarang Lir," sanggah Putri.

"Kamu sakit apa?," tanya Thania pada Lira lagi.

Akhirnya Lira pun menceritakan penyakitnya bahwa dia sakit tumor stadium 4 dan sudah 2 minggu ini penyakitnya semakin menggerogoti tubuhnya, bahkan ia sudah melakukan pengobatan medis maupun non medis namun belum membuahkan hasil dan tanda-tanda kesembuhan, akhirnya ia dan ibunya memutuskan untuk menyerahkan semuanya pada yang Maha Kuasa karena selain sudah berusaha kesana kemari demi kesembuhannya Lira dan ibunya pun sudah kehabisan biaya untuk pengobatan. Lira pun sudah ikhlas jika kapanpun ia akan di panggil oleh yang Maha Kuasa namun ia juga ingin bertemu terlebih dahulu dengan kedua sahabatnya sebelum ia pergi, itulah alasannya ia memberitahukan kondisinya saat ini. Setelah bercerita panjang lebar Putri dan Thania pun semakin menangis dan menyesali karena mereka tidak ada di saat sahabatnya membutuhkan dukungan, terlebih setiap kali video call pun Lira selalu menunjukkan kalau ia dalam kondisi baik-baik saja dan selalu ceria.

"Kalau begitu kamu ikut kami ke Bandung biar kamu bisa di rawat di Rumah Sakit di sana," usul Putri di tengah tangisnya.

"Iya Lir, masalah biaya biar kami yang membayarnya," sambung Thania.

Ibu Lira yang mendengar ucapan kedua sahabat anaknya sontak kaget dan menatap putrinya namun Lira menolak usulan sahabatnya itu karena ia tidak mau merepotkan kedua sahabatnya, sudah bertemu dengan mereka pun Lira sudah sangat bahagia.

"Makasih karena kalian sudah begitu peduli sama aku, tapi maaf aku tidak bisa ikut kalian ke Bandung, aku akan tetap disini dan mengahabiskan waktuku disini," ucap Lira sambil tersenyum.

"Tapi Lir aku yakin kamu masih bisa sembuh, please ikut kami ke Bandung ya," ucap Putri lagi.

"Tidak Put, aku sudah ikhlas mungkin ini yang terbaik untuk aku, aku juga tidak ingin merepotkan kalian dan menghabiskan uang kalian hanya untuk mengobati penyakitku," ucap Lira sambil menunduk.

"Tapi Lir," ucapan Putri terpotong karena ibu nya Lira memegang tangan Putri.

"Sudah nak Putri, terimakasih karena telah menyayangi Lira namun kami juga tidak ingin membuat repot kalian, lebih baik kalian bantu doa untuk kesembuhan Lira dan lebih baik uang nya kalian gunakan untuk keperluan kalian, ibu harap kalian tetap menjadi sahabat terbaik untuk Lira dan ibu harap kalian tidak tersinggung karena kami menolak niat baik kalian," ucap ibu Lira sambil menahan tangis dan memegang tangan Putri.

Putri dan Thania pun hanya saling pandang,

"Baiklah jika itu keinginan Ibu dan Lira, kami menghormati keputusan kalian tapi kamu harus janji untuk tetap semangat ya jangan putus asa, jodoh maut rejeki sudah Allah atur semoga ini menjadi pelebur dosa-dosamu dan semoga kamu bisa sembuh lagi seperti dulu semoga Allah angkat penyakitmu dan kamu bisa beraktifitas normal lagi seperti semula, Aamiin," ucap Thania.

Putri, Lira dan Ibunya pun mengaamiinkan doa Thania.

"Terimakasih karena kalian selalu menjadi sahabat paling terbaik untuk aku," ucap Lira.

Mereka pun saling berpelukan.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!