NovelToon NovelToon

IF LOVE

If Love 1

"Sayang bangunlah. Jangan sampai kita terlambat ke kantor." Zevina membangunkan kekasihnya yang masih tertidur. Ia menggoyang pelan lengan kekar kekasihnya.

Zevina Albert adalah gadis cantik berusia dua puluh dua tahun. Ia kini bekerja sebagai sekretaris di perusahaan properti milik kekasihnya Darvin Anthony, pria tampan berusia dua puluh delapan tahun. Perusahaan milik Darvin merupakan perusahaan yang cukup besar di kota New York.

"Berisik." Ucap Darvin menepis tangan Zevina. Bukan hal baru bila Darvin melakukan itu. Selama hampir empat tahun menjalin hubungan, Darvin selalu berbuat kasar kepada Zevina baik itu secara fisik maupun mental.

"Ah ya ampun. Jangan salahkan aku jika kau terlambat nanti." Ucap Zevina lalu melenggang pergi.

Melihat kekasihnya mulai meninggalkan nya membuat Darvin mau tidak mau segera bangun dari tidurnya dan membersihkan dirinya.

"Pagi Nona." Ucap salah satu pelayan yang bekerja di rumah Darvin saat melihat kedatangan Zevina.

"Selamat pagi." Zevina membalas sapaan pelayan itu.

Dirumah itu mereka hanya tinggal berdua dengan beberapa pelayan. Zevina dan Darvin sama sama sudah tidak mempunyai orang tua. Jadi mereka berdua hidup saling melengkapi. Walau sebenarnya Zevina yang melengkapi kehidupan Darvin.

"Hei kenapa kau berani makan tanpa menunggu ku?" tanya Darvin saat ia melihat Zevina sedang sibuk menikmati sarapan sambil membaca beberapa dokumen. Ia mendekati Zevina dan mengecup puncak kepala nya dan ikut duduk disamping nya.

Ada kalanya Darvin bersikap romantis dan manis pada Zevina.

"Aku kan sudah membangunkan mu tadi. Tapi kau malah bilang aku berisik." Ucap Zevina santai.

"Kau ini. Bilang saja kau ingin menghabiskan sarapan ini sendirian." Ucap Darvin mengacak gemas rambut kekasihnya.

"Hei, kau merusak rambutku." Ujar Zevina memukul tangan Darvin. Darvin hanya terkekeh.

"Darv, hari ini kau ada pertemuan dengan CEO Giant Property." Ucap Zevina mengingatkan Darvin. Darvin tidak merespon membuat Zevina menatapnya bingung.

"Sayang hari ini kau ada pertemuan dengan CEO Giant Property." Zevina mengulang perkataan nya dengan memanggil Darvin sayang.

"Jam berapa?" tanya Darvin merespon. Darvin selalu mengharuskan Zevina untuk memanggil nya dengan sebutan sayang tidak peduli dimana dan kapan.

"Jam dua sore nanti." Ucap Zevina. Darvin hanya mengangguk.

Selesai sarapan mereka pun segera berangkat ke kantor. Darvin lebih memilih untuk menyetir sendiri karena merasa lebih bebas. Kurang lebih setengah jam mereka pun akhirnya sampai di perusahaan Darvin. Darvin turun duluan dan membuka pintu mobil untuk Zevina. Hal itu akan ia lakukan setiap kali bepergian dengan Zevina. Setelah itu ia menggandeng posesif tangan Zevina membuat para karyawan yang melihat mereka merasa iri.

Namun itu semua hanya kedok Darvin. Ia hanya ingin terlihat sebagai pria yang romantis dan manis terhadap kekasihnya. Karena jika hanya berdua dengan Zevina, ia sering kali berlaku kasar dan menyakiti Zevina. Walau terkadang dia juga bisa benar benar romantis tanpa pura pura.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Zevina tengah mempersiapkan beberapa dokumen yang akan mereka bawa untuk meeting dengan CEO Giant Property. Giant Property sebenarnya adalah perusahaan yang sedang bersaing dengan D'Property. Namun karena selalu kalah, akhirnya mereka mencoba menempuh jalan damai yaitu menawarkan kerjasama.

Tepat pukul setengah dua mereka berangkat ke sebuah restoran tempat pertemuan diadakan. Saat sudah sampai Darvin dan Zevina masuk kedalam ruang VIP restoran yang sudah Zevina pesan sebelumnya. Masih sepi hanya ada mereka berdua saja.

Zevina mencoba mempelajari ulang dokumen yang akan ia presentasi kan nanti, sementara Darvin sedang nakal menggoda Zevina.

"Hentikan itu sayang atau kau nanti akan bangkrut karena aku tidak bisa fokus bekerja." Zevina mengomeli kekasihnya. Sedangkan Darvin hanya terkekeh.

Tak lama CEO Giant Property beserta sekretaris nya pun memasuki ruangan VIP itu. Roy Giant tampak merangkul mesra pinggang sekretaris nya. Siapapun tahu jika Roy Giant adalah seorang pria hidung belang. Tidak tua karena ia baru menginjak usia tiga puluh tahun. Sudah berkeluarga tapi tetap saja ia tidak pernah cukup dengan satu wanita.

"Hai Tuan Anthony." Sapa Roy mengulurkan tangannya.

"Hai." Darvin menjawab singkat dan membalas uluran tangan nya.

Pandangan Roy beralih pada Zevina yang selalu cantik. Ini merupakan pertemuan mereka yang kesekian kalinya, karena setiap pertemuan Darvin selalu menolak proyek yang ditawarkan oleh Roy, namun ia tidak putus asa. Setiap melihat Zevina membuat hasratnya untuk memiliki Zevina menjadi sangat besar walau ia tahu Zevina adalah kekasih Darvin.

"Hallo Zevina sayang." Ucap Roy hendak memeluk Zevina. Namun dengan cepat Darvin menghadangnya dan menarik tangan Zevina agar berdiri di belakang nya.

Darvin memang tidak suka jika yang menjadi milik nya sampai disentuh orang lain. Apalagi orang tersebut adalah rivalnya.

"Haha kekasih mu ini posesif sekali Zev." Ucap Roy tertawa melihat sikap posesif Darvin.

"Kita teruskan meeting nya atau tidak sama sekali." Ucap Darvin dengan aura mengintimidasi.

"Baiklah baiklah." Roy menyerah karena bagaimanapun ia sangat ingin bisa bekerja sama dengan D'Property. Setiap perusahaan yang bisa membangun kerja sama dengan perusahaan milik Darvin akan sangat diakui sebagai perusahaan yang mumpuni. Karena perusahaan milik Darvin merupakan perusahaan terbaik nomor dua di New York.

"Baiklah aku akan mempresentasikan rancangan proyek perusahaan kami." Ucap sekretaris Roy dengan nada manja dan menatap Darvin dengan tatapan menggoda.

"Menjijikan." Batin Darvin dalam hati. Satu tangannya menggenggam posesif tangan Zevina dibawah meja. Darvin adalah pria yang setia walau seringkali ia menyakiti dan berbuat kasar pada kekasih nya.

Selama presentasi berlangsung, mata Roy selalu berusaha menatap wajah cantik Zevina. Namun Zevina tidak menanggapi dan Darvin selalu menghardik tatapan nafsu Roy dengan tatapan tajam nya. Selesai presentasi sekretaris Roy pun kembali duduk di samping Roy.

"Biar aku saja." Ucap Darvin merebut dokumen yang dipegang Zevina sedikit kasar. Lalu ia memulai presentasi nya.

Roy kaget mendengar hasil presentasi nya karena sangat jauh dari yang bisa ia capai. Darvin memberi syarat yang tinggi agar bisa bekerja sama dengan nya. Sebenarnya itu hanya ulah nya agar Roy menyerah. Ia benar benar tidak ada niat untuk menjalin kerjasama dengan Roy.

Selesai presentasi ia pun kembali duduk, dan tersenyum manis menata wajah kekasihnya sambil mengelus sekilas pipi kekasihnya. Roy panas melihat adegan manis itu. Perempuan yang sangat ingin ia miliki tapi tidak pernah tertarik padanya.

"Tuan Anthony, aku sedikit keberatan dengan syarat yang anda tawarkan. Tapi aku akan mencoba mencari solusi agar bisa memenuhi keinginan anda." Ucap Roy lalu melangkah pergi.

"Coba saja. Setiap kali kau mencapai yang aku inginkan maka aku akan melipat gandakan nya lagi sampai kau menyerah." Batin Darvin tersenyum licik.

******

Cerita pengganti dari "Secret Admirer".

Aku memutuskan untuk tidak melanjutkan "Secret Admirer" dan merubahnya menjadi "If Love"

Terima kasih untuk dukungan kalian.

Jangan bosan bosan yah.

If Love 2

"Sayang apa kau ingin langsung mandi?" tanya Zevina ketika mereka baru sampai kerumah. Darvin hanya berdehem dan melenggang pergi ke kamar mereka.

"Aku akan menyiapkan air hangat untuk mu." Ucap Zevina. Namun saat hendak melangkah, tiba tiba Darvin memeluk nya dari belakang dan menciumi lehernya.

"Sayang aku belum mandi." Ucap Zevina berusaha melepaskan diri. Ia sudah tahu apa yang diinginkan kekasihnya.

"Aku suka aroma alami dari tubuh mu. Selalu memabukkan." Ucap Darvin lalu membalikkan badan Zevina menghadap nya. Ia mulai mencium bibir Zevina lembut membuat Zevina memejam kan mata nya. Zevina pun membalas ciuman Darvin. Zevina tahu jika Darvin sedang menginginkan nya, maka ia tidak boleh menolak kecuali saat sedang berhalangan. Darvin juga hafal betul kapan hari Zevina berhalangan karena tanggal nya selalu teratur setiap bulan nya.

Entah apa yang ada dalam pikiran Darvin sekarang yang membuat nya bisa berlaku lembut. Padahal Zevina sudah mempersiapkan diri untuk dihukum oleh Darvin karena Roy yang mencoba menggoda nya tadi. Walaupun itu bukan kesalahan Zevina.

Darvin kemudian membawa Zevina dan membaringkan nya di ranjang tanpa melepas tautan bibir mereka. Lalu ciuman Darvin mulai turun ke leher Zevina. Satu tangan Darvin bergerak membuka kancing kemeja yang Zevina kenakan, sedangkan satu tangannya lagi menopang badan kekar nya diatas badan Zevina.

Setelah berhasil membuka semua kancing kemeja milik Zevina, ia pun mulai menikmati dua gundukan indah milik Zevina tanpa melepas kain yang menghalangi nya. Ia mengecup belahan dada Zevina sesekali menjilat nya. Ia lalu berhenti sebentar dan menarik rok yang dikenakan Zevina dan membuangnya ke sembarang tempat.

Ia mulai memainkan milik Zevina dengan mulut dan lidahnya. Zevina menggeliat tanda ia menikmati permainan Darvin. Darvin yang melihat pergerakan kekasihnya itu pun tersenyum penuh arti. Ia terus memainkan milik kekasihnya itu hingga kekasihnya mencapai pelepasan pertama.

Ia kemudian membuka pakaiannya, dan naik ke atas lagi dan mencium bibir mungil kekasihnya dengan sedikit brutal. Zevina membalas nya dan bahkan ia mulai memainkan lidahnya didalam mulut Darvin dan kedua tangannya merangkul leher Darvin.

Tanpa menunggu Darvin langsung menyatukan dirinya dengan Zevina. Dari yang awalnya pelan berubah semakin cepat. Ia terus menghentak mikiknya seperti tiada akhir.

"Akhh sayang." Desahan demi desahan lolos dari bibir Zevina.

"Shit. Kenapa kau selalu menggigit sayang." Ucap Darvin disela sela permainannya.

"Aku mencintaimu Zevina." Ucap Darvin lalu mempercepat hentakan nya hingga akhirnya mereka mencapai pelepasan bersama.

"Mandi bersama?" tanya Darvin pada Zevina yang terlihat kelelahan akibat ulah nya. Zevina hanya mengangguk. Zevina tahu setiap perkataan Darvin adalah perintah tak peduli sekalipun itu dalam bentuk pertanyaan.

Akhirnya mereka mandi bersama dan tentu saja pergulatan panas kembali terjadi di kamar mandi. Darvin memang tidak akan pernah puas hanya dengan satu kali permainan jika ia sedang bermain dengan Zevina. Setelah selesai dengan kegiatan mandi dan aksi panas mereka, mereka pun keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian mereka.

"Mau makan malam?" tanya Darvin kepada kekasihnya.

"Aku lelah sekali sayang." Ucap Zevina yang juga sedang menguap. Kali ini ia tidak sanggup meladeni kekasihnya lagi. Ia sudah siap dengan konsekuensi nya.

"Baiklah. Kau istirahatlah dulu. Aku akan membangunkan mu saat makanan sudah siap." Ujar Darvin mengecup kening Zevina penuh sayang dan berlalu meninggalkan Zevina didalam kamar.

"Ada apa dengannya?" Batin Zevina melihat tingkah aneh kekasihnya. Tidak biasanya ia berlaku manis seperti ini walaupun terkadang memang manis.

Zevina memutuskan untuk berbaring di ranjang nya dan akhirnya terlelap. Sementara Darvin kini sedang sibuk membuat makanan didapur. Ia memutuskan untuk memasak sendiri tanpa memerintahkan para pelayan nya. Karena memang peraturan yang di berikan adalah pelayannya hanya akan masak jika dia memberi perintah.

"Siap." Gumam nya saat ia telah selesai menyiapkan makanan nya. Ia membuat Spaghetti Bolognese porsi untuk dua orang namun disatukan dalam satu piring. Dan juga ia membuat minuman special untuk kekasihnya.

"Sayang bangunlah." Ia membangunkan kekasihnya dengan sangat lembut saat sudah berada di kamarnya.

"Euh." Zevina melenguh kecil lalu perlahan membuka matanya. Wangi makanan yang dibawa oleh Darvin langsung tercium oleh nya membuat perutnya seketika langsung keroncongan.

"Makanlah." Ucap Darvin menyuapi kekasihnya. Zevina menerima suapan kekasihnya dengan riang. Setelah menyuapi Zevina, lalu ia menyuapi dirinya sendiri bergantian hingga makanan nya habis.

"Ini enak sekali sayang. Kau sangat hebat." Ucap Zevina sambil mengacungkan dua jempol pada Darvin.

"Jika kau suka, aku akan sering membuatkan nya untuk mu." Ucap Darvin tersenyum.

"Ini minumlah." Darvin menyerahkan segelas minuman special yang sudah ia buatkan tadi.

"Teh jahe hangat?" tanya Zevina kebingungan pasalnya Darvin akan membuatkan minuman itu setiap kali ia berhalangan.

"Hem. Dia akan segera datang." Ucap Darvin lalu melenggang pergi meninggalkan kekasihnya sambil membawa piring kotor dan nampan tadi.

Zevina tersenyum setelah memeriksa tanggal di ponsel nya. Darvin akan merawat nya dengan baik setiap kali ia berhalangan. Entahlah terkadang Zevina sangat tidak mengerti sifat Darvin. Ia bisa sangat kasar dan menyiksanya ketika melihat Zevina sekedar tersenyum pada pria lain. Namun terkadang ia sangat manis dan memperlakukan Zevina seperti berlian yang harus di rawat baik baik.

"Kau masih belum tidur kembali?" tanya Darvin yang baru masuk ke kamar saat ia melihat Zevina masih duduk tegap diatas ranjang. Tampak bajunya sedikit basah seperti nya dia habis mencuci piring. Ia kemudian mengganti bajunya dengan baju yang kering.

"Hem, perut ku sedang kenyang bagaimana aku bisa tidur?" ucap Zevina memperhatikan setiap pergerakan kekasihnya. Zevina sangat mencintai Darvin, walaupun Darvin sering menyakiti nya. Orang bilang "Kalau sudah cinta yang buruk pun akan terlihat baik dan yang pahit akan terasa manis." Mungkin itulah yang dirasakan oleh Zevina.

"Apa kau mau membakar kalori?" tanya Darvin tersenyum jahil dan berbaring dipaha Zevina saat ia sudah selesai mengganti pakaiannya dan naik ke atas ranjang.

"Tidak perlu." Ucap Zevina menggeleng. Ia mengerti apa yang diucapkan kekasihnya. Sedangkan Darvin hanya terkekeh. Keduanya diam dan hanya saling memandang seolah sedang memahami satu sama lain lewat tatapan mata.

"Sayang terima kasih karena sudah menjaga ku." Ucap Zevina tiba tiba. Ada perasaan tidak nyaman dihati Darvin saat mendengar Zevina mengatakan kalimat itu.

"Apa kau bahagia bersama ku sayang?" tanya Darvin pada Zevina.

"Hem, aku bahagia. Kau adalah satu satunya yang aku punya. Tempat ku berpulang dan bersandar saat aku merasa lelah." Ucap Zevina tulus membuat perasaan Darvin semakin tidak nyaman.

Ia kemudian merubah posisinya menjadi berbaring disamping Zevina. Ia menatap lekat wajah cantik kekasih nya yang tampak sendu. Ia tahu betul kalau kekasihnya itu sedang menyembunyikan luka akibat ulah nya.

"Tidurlah. Jangan sampai kau kelelahan besok." Ucap Darvin lalu meraih selimut menutupi tubuh nya. Zevina pun akhirnya berbaring berhadapan dengan kekasihnya. Setelah Darvin menyelimuti nya juga tak lama ia pun terlelap. Darvin menatap dalam wajah damai kekasihnya yang sudah terlelap walau terlihat kening nya berkerut seolah sedang khawatir. Wanita yang mengisi hidupnya dan yang selalu ia sakiti.

"Maaf jika aku harus mempertahankan mu dengan cara yang keras. Kau tahu aku bukan pria baik. Tapi kau tetap menerima ku. Maka hanya rasa sakit yang bisa ku berikan pada mu." Batin Darvin sambil membelai wajah cantik kekasih.

"Good Night. I love you." Ucap Darvin lalu mengecup lembut kening Zevina dan mengeratkan pelukan nya. Setelah itu ia pun ikut terlelap.

*********

Cerita pengganti dari "Secret Admirer".

Berikan Like dan komentar kalian terhadap cerita If Love ini yah.

Mampir juga di "Mr. Mafia or Mr. Psychopath?"

Terima kasih.

If Love 3

"Sakit sekali." Gumam Zevina terbangun dari tidur nya merasakan sakit pada perutnya. Padahal jam baru menunjukkan pukul setengah satu malam. Ia ingin bergerak namun tangan kekar Darvin melingkar sempurna dipinggang nya. Mau tidak mau ia memindahkan tangan kekasihnya dengan sangat pelan agar tidak membangunkan kekasihnya.

Ia kemudian turun dari ranjang dan berjalan dengan pelan menuju kamar mandi. Darvin terbangun merasakan tangannya dipindahkan tadi pun segera turun dari ranjang menuju lemari pakaian nya. Ia mengambil sehelai ****** ***** milik Zevina dan juga pembalut.

Kemudian ia mengetuk pintu kamar mandi. Zevina membuka nya dengan perlahan. Ia sedikit kaget melihat Darvin yang masih setengah memejamkan matanya.

"Ada apa sayang? Maaf membuat mu terbangun." Ucap Zevina dengan suara lemah menahan sakit.

"Ini. Kau membutuhkan ini." Ucap Darvin menyerahkan barang yang ia bawa tadi kepada Zevina.

"Terima kasih." Ucap Zevina menerima barang yang diberikan Darvin dan menutup kembali pintu kamar mandi. Zevina sangat bersyukur setidaknya disaat seperti ini Darvin selalu bersifat peka.

Darvin segera melangkahkan kakinya menuruni anak tangga menuju dapur. Ia kemudian membuatkan secangkir teh jahe hangat untuk Zevina, tidak lupa ia juga membawa bungkusan kompres air hangat untuk mengompres perut Zevina. Setelah selesai ia pun kembali kekamar nya. Saat memasuki kamarnya ia melihat kekasihnya sedang meringkuk di dalam selimut.

"Sayang minum ini dulu." Ucap Darvin sambil membetulkan posisi Zevina menjadi baring terlentang setengah duduk.

"Terima kasih." Ucap Zevina menerima minuman yang diberikan Darvin.

Darvin kemudian mengangkat baju Zevina sedikit keatas lalu menaruh kantong kompres yang ia bawa diatas perut Zevina.

"Terima kasih." Ucap Zevina tersenyum sambil mengelus pipi Darvin. Darvin kemudian meraih tangan Zevina yang sedang mengelus pipi nya dan mengecup tangannya.

"Sekarang istirahatlah. Besok tidak akan sakit lagi." Ucap Darvin penuh perhatian lalu membaringkan tubuh Zevina dengan hati hati. Kemudian Darvin pun ikut terlelap di samping Zevina.

Rasanya Zevina ingin sekali setiap hari sakit seperti ini agar Darvin selalu bersikap manis padanya. Mendapat perlakuan manis dari Darvin adalah hal yang harus ia rekam dalam ingatannya. Zevina pun akhirnya terlelap setelah sakitnya berkurang.

Pagi yang dinanti akhirnya tiba. Zevina terbangun tanpa Darvin disamping nya. Ia segera menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya. Setelah selesai dan berpakaian rapi ia pun melangkah untuk menuju ke bawah mencari Darvin. Namun saat hendak membuka pintu, Darvin sudah lebih dulu membuka nya dari luar.

"Hei, kau mau kemana sayang?" tanya Darvin melangkah mendekati nakas disamping ranjang nya. Ia menyusun makanan yang ia bawa dengan rapi di atas nakas. Zevina heran melihat penampilan Darvin yang masih santai.

"Kita tidak bekerja?" tanya Zevina ragu.

"Kau sedang sakit sayang, bagaimana aku bisa meminta mu bekerja saat kau seperti itu." Ucap Darvin lalu duduk di tepi ranjang.

"Kemari lah." Ucap Darvin sambil menepuk tempat kosong di samping nya. Zevina melangkah mendekati nya dan duduk di samping nya.

"Tapi aku sudah baik baik saja." Ucap Zevina mencoba meyakinkan Darvin.

"Jangan membantah." Ucap Darvin dengan suara dingin. Jika sudan begitu lebih baik Zevina diam dan menurut saja.

"Makan ini." Ucap Darvin memberikan sepiring makanan kepada Zevina. Setelah Zevina menerimanya dan memakannya, ia pun memakan bagian nya.

"Ini enak sekali sayang. Kau yang membuat nya?" tanya Zevina kegirangan.

"Hem." Ucap Darvin singkat. Darvin memang cukup handal dalam hal memasak, bahkan Zevina saja kalah.

"Aku jadi iri pada mu. Kau seorang pria tapi sangat handal dalam hal memasak." Protes Zevina seolah tak terima dengan kemampuan yang dimiliki kekasihnya. Darvin tersenyum kecil.

"Aku yang akan memasak untuk mu. Asal kau bisa memuaskan ku diranjang sayang." Ucap Darvin tersenyum.

"Kau ini selalu saja." Ucap Zevina malas lalu melanjutkan makan nya.

Setelah selesai Darvin memberikan segelas air hangat dan sebutir obat pereda nyeri untuk Zevina. Zevina pub menerima nya dan segera meminum nya. Setelah itu Darvin membawa piring piring kotor mereka turun ke dapur untuk di cuci. Zevina tersenyum menatap punggung lebar kekasihnya yang berjalan menjauh.

"Andai saja aku bisa meminta mu untuk bersikap manis seperti ini setiap hari." Batin Zevina memahan luka dihati nya. Darvin memberinya luka tapi Darvin juga yang bisa menyembuhkan nya.

"Aku tidak tahu apa kau sungguh sungguh mencintai ku. Tapi aku sangat berharap kau bisa menjadi pria yang lebih baik. Jika bukan untuk ku maka untuk pendamping hidup mu kelak." Batin Zevina lalu menunduk. Tetesan air mata mulai membasahi pipi nya. Ia memang selalu mendengar Darvin mengatakan cinta kepadanya terutama saat mereka melakukan aksi panas. Tapi tetap saja Zevina ragu, ia tetaplah seorang wanita biasa yang mengharapkan cinta tulus dari seorang pria.

"Sayang kau kenapa?" tanya Darvin yang baru saja memasuki kamar dan melihat kekasihnya sedang menunduk dengan tubuh bergetar pertanda ia sedang menangis walau tanpa suara.

Zevina hanya menggeleng. Darvin kemudian menengadah kan wajah kekasihnya dengan memegang dagu nya. Tampak wajah Zevina terlihat sangat terluka. Ia tahu penyebab nya adalah dirinya. Ia selalu mendapati kekasihnya menangis dalam diam untuk mengeluarkan rasa sakit dari hatinya. Tapi tetap saja ego nya selalu ia pertahankan sehingga ia selalu dengan mudah menyakiti kekasihnya.

"Maaf." Ucap Darvin membawa Zevina kedalam pelukan nya dengan posisi ia berdiri dan Zevina duduk.

"Tidak kau tidak perlu minta maaf. Aku hanya terharu karena kebaikan mu." Ucap Zevina berbohong.

Darvin tentu saja tahu kalau kekasihnya sedang berbohong. Namun ia tidak ingin mempermasalahkan itu. Baginya Zevina ingin bertahan di sisinya saja itu sudah cukup.

"Istirahatlah agar sakit mu cepat reda." Ucap Darvin melepaskan pelukan nya.

"Aku akan pergi sebentar. Jangan lupa makan nanti dan juga tidak perlu menunggu ku." Ucap Darvin lalu melangkah pergi meninggalkan Zevina. Zevina hanya menunduk dan menghela nafas kasar.

Darvin kini sudah berada dalam mobilnya. Ia mengendarai mobil nya dengan kecepatan cukup tinggi. Ia kini sedang menuju ke club untuk membuat dirinya mabuk. Ya, setelah menahan diri karena melihat mata kekasihnya yang dibalut luka, ia merasakan perasaan bersalah yang sangat besar. Selama ini kekasihnya selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk nya dalam hal apapun, tapi ia malah selalu membalasnya dengan luka.

Kini ia sudah ada didalam club. Hari memang baru menjelang siang tapi club ini adalah club dua puluh empat jam. Ia menghabiskan begitu banyak minuman keras. Beberapa wanita penghibur mencoba mendekati nya dan merayu nya.

"Hei tampan mau aku menemani mu?" tanya salah satu wanita itu sambil meraba dada bidang nya. Darvin langsung menepis kasar tangan wanita itu.

"Enyah lah kalian. Jangan mencoba menyentuh ku. Tidak ada yang boleh menyentuh ku selain Zevina." Ucap nya seperti orang kesetanan. Ia selama ini memang membentengi diri nya dari perempuan manapun kecuali Zevina. Dan hanya Zevina yang ia sentuh dan menyentuhnya.

Entah apa yang membuat ia sekeras itu pada diri nya. Baginya hanya Zevina yang mampu mengerti dirinya, dan menuruti semua keinginan nya. Hanya Zevina.

************

Cerita pengganti dari "Secret Admirer"

Jangan bosan untuk menunggu update nya yah.

Mampir juga di karya ku yang judul nya "Mr. Mafia or Mr. Psychopath?"

Terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!