NovelToon NovelToon

PEMBALASAN NARA

AISHA INARA MACHLI

Aisha Inara Machli (24 Tahun) ia merupakan seorang dokter. Ia juga seorang gadis cantik dan pintar, meskipun dia merupakan anak dari seorang pengusaha hebat, tetapi dia bukan orang yang sombong dan juga sok berkuasa. Dia anak dari seorang pebisnis handal pengusaha hotel dan resort Arya Machli dan Annisa Machli, Dia memiliki seorang teman bernama Syifa Kharisma Wijaya, temannya adalah anak dari seorang pengusaha yang sama hebatnya dengan ayah nara, mereka berteman sejak kecil, walaupun tidak terlalu dekat, tidak seperti orang tua mereka yang memang merupakan bersahabat sejak SMA. Meskipun nara seorang dokter tapi dia bercita-cita ingin seperti ayahnya menjadi pengusaha yang berhasil dan sukses. Ia menjadi seorang dokter karena ia mendapatkan beasiswa atas kepintarannya disekolah dan itu juga merupakan cita-cita bundanya yang tidak kesampaian, sehingga nara bertekad untuk meneruskan keinginan bunda nya dulu, selain belajar di kedokteran dia pun banyak mempelajari tentang bisnis karena mungkin suatu saat pula dia harus meneruskan usaha ayahnya.

“Ayah,,, Bunda,,, selamat pagi,,,” sapa Inara yang baru turun dari kamarnya untuk memulai aktifitas paginya.

“selamat pagi sayang,,,” Ucap ayah dan bundanya.

“Gimana tidurnya nyenyak semalam nak..? Tanya bunda.

“Enggak bun, soalnya gak dikelonin bunda sih,,,” jawab Nara sambil memanyunkan bibir mungilnya. Dia selalu dipanggil nara, dan panggilan itu hanya untuk ayah dan ibunya.

“Ah,, kamu mah kebiasaan udah gede juga masih aja pengen dikelonin bunda” balas ayahnya.

“iih ayah, kan kalau gak dikelonin bunda tuh kayaknya ada yang kurang gitu, jadi aja gak nyenyak tidurnya, baru tidur dikit kebangun lagi,,,, tidurku tak lena kalau tidak ada sentuhan bundaku yang cuantikkkkk nya ngalahin Deepika Padukone.” Ujar Nara.

“Siapa tuh deepika padukone?” Tanya ayah nya.

“ah ayah mah,,, dia kan artis Bollywood yah,,,” jawab Nara.

“Ayah mah Cuma tahu Sridevi,Hema Malini sama tuan Thakur aja” balas ayahnya.

“Ya pantes lah ayah tau nya itu, itu mah artis jaman angkatan ayah,,,,” saut Nara.

“Udah-udah,,, ni depan makan kok pada rebut sih, ayo makan.” Ucap bundanya

Mereka menyelesaikan sarapannya dan mulai mengawali aktifitasnya hari ini.

“Bun, ayah nanti pulang larut malam, soalnya ayah masih mengurusi masalah perusahaan cabang yang ada di Bogor, kasian Rama disana mengurus sendiri, sekalian membahas rencana pendirian hotel di kota lain,  setelah briffing di sini baru nanti siang ayah pergi ke bogor.” pamit nya.

“yah, kalau misal terlalu malam ayah menginap saja di rumah onty Nadine, bahaya kalau pulang terlalu larut. Lagian kalo ayah gak ada kan nara tidurnya bisa dikelonin bunda, hehehe,,, salam sama Rama juga onty Nadine ya ayah.” Ucap Nara.

“Iya nara sayang,” ucap ayah nara sambil memeluk anaknya dan melihat kearah istrinya dan dianggukinya serta dibalas dengan ucapan terima kasih dengan hanya mnggerakan bibir saja tanpa bersuara.

“ya udah deh malam ini bunda milik Nara, kamu bebas dikelonin sama bunda.” Ucap ayahnya kepada Nara sambil melepaskan pelukannya.

“makasih ayah.” Ucap Nara sambil menciumnya.

“Kamu itu sudah besar juga masih aja manja,,, kasian suami kamu nanti sayang.” Ucap Bundanya.

“Apaan sih bunda, nara masih betah sendiri aja dulu,, lagian nara masih nunggu seseorang. Uppsss…” nara keceplosan sambil menutup mulutnya.

“Kamu masih nunggu Kakak Ken mu itu,,,? Itu kan cerita masa kecil sayang, mungkin saja ken sekarang sudah berkeluarga?” ucap bundanya yang mematahkan harapan anaknya.

“Ah,, bunda mah bikin aku putus harapan saja, bok ya di doakan anak nya biar ketemu orang yang dinantinya.” Ucap nara sambil memanyunkan bibirnya.

“uluh-uluh anaknya bunda marah nih cerita nya… kita berharap boleh sayang, tapi kamu jangan terlalu berharap pada manusia nak, kalau semua tak sesuai keinginanmu kamu akan kecewa dan terlebih lagi kamu akan sakit hati nak.” Jelas bundanya.

“Iya bun,,, makasih ya bun.,, sayaaaaaaang bunda…” ucap nara sambil memeluk dan mencium bundanya.

“oh,,, jadi sama bunda saja sayang nya… sama ayah enggak?” ucap ayahnya.

“Udah ah kalo mau pada berangkat cepet sana keburu siang,” ucap bunda.

“Ya udah ayah berangkat dulu, makasih ya bun.” Ucap ayahnya.

“Iya,, salam sama mbak nadine dan rama”. Ucap bunda nara.

Nadine Aditama adalah kakak angkat bundanya Nara. Nadine merupakan anak sahabat dari kakeknya nara, setelah ayah dan ibunya Nadine meninggal dunia karena kecelakaan mobil, Nadine yang masih berumur 6 bulan dikala itu  diangkat anak oleh Kakek Nara yang memang dulu sulit memiliki anak, setelah 2 tahun Nadine bersama mereka, barulah kakek nara bisa memiliki keturunan yaitu bunda Annisa. Dan Rama Aditama adalah anak dari Nadine Aditama. Sampai sekarang tidak ada yang tahu kemana ayah rama, dan di dalam data keluarga pun rama diberi nama belakang kakek dari mamanya yaitu Aditama. Keluarga yang lumayan terpandang, namun itu sebelum mereka meninggal karena kecelakaan mobil yang dialaminya, orang tua nadine marah dan tidak menerima akan kebangkrutan yang dialaminya, mereka mengalami kecelakaan ketika berkendaraan menghindari para deptcolector untuk menagih hutang-hutangnya, sehingga meninggalkan nadine menjadi seorang yatim piatu di umur yang masih balita, sampai akhirnya kakeknya nara mengadopsinya.

Nara pun pamit untuk berangkat ke Rumah sakit tempat dia bekerja karena memang jadwal prakteknya dipagi hari.

“Bun, Nara berangkat dulu yah bun, nara ada jadwal operasi sore nanti, jadi nara akan pulang selepas isya kayaknya. Bunda jangan menunggu Nara untuk makan malam yah bun” ucap nara.

“Iya sayang, kamu hati-hati dijalan yah. Jangan lupa makan okey..?” ucap bunda.

“Siap Bos” jawab Nara sambil mengangkat tangan nya yang disimpan di pelipisnya.

Bunda yang melihat hanya senyum melihat anak kesayangannya.

“Assalamualaikum..” pamit Nara.

“Wa’alaikumsalam,,,” jawab bundanya.

Nara mengendarai mobil kesayangannya melaju membelah jalanan ditengah kepadatan ibukota. Sesampai di parkiran rumah sakit tempat ia bekerja, nara bertemu dengan sahabatnya Syifa. Ia disana karena memang ayahnya sedang dalam perawatan karena penyakit komplikasinya.

“Hai Syifa, Gimana Om Wijaya sekarang?” Tanya Nara kepada sahabatnya.

“Alhamdulilah Aisha, papah sudah mulai membaik. Dan nanti siang sudah bisa pulang kerumah.” Ucap Syifa.

“Syukurlah,,, semoga om wijaya terus sehat. Nanti siang aku mampir ke ruangan om deh, Ayo sekarang kita masuk,,,,!” ajak Nara.

“ayo” balas syifa… “Sha gimana udah ada kabar tentang pangeran hati kamu?” Tanya Syifa.

“gak tahu ah,,, sampai sekarang aku gak tau dimana dia” jawab nara.

“emang siapa sih,, kok dari dulu kamu gak pernah bilang siapa orangnya sih…? Kan aku jadi penasaran tau.?” Ucap Syifa.

”ada deh,,,, mau tau aja” ucap nara sambil nyengir menunjukkan gigi putihnya.

“ah kamu mah selalu gitu kalo ditanya tuh. Sebel banget sih,,,,” oceh syifa yang kesal sama sahabatnya ini.

Tak terasa mereka berjalan dilorong rumah sakit, dan berpisah ke arah lift yang membawa Syifa ke ruangan ayahnya yang dirawat, sedangkan nara pergi ke ruang prakteknya, untuk memulai pekerjaannya jika dia tidak ada jadwal operasi.

Nama Tokoh :

1.       Aisha Inara Machli

2.       Atharizza Kenzie Dirgantara

3.       Syifa kharisma Wijaya

4.       Rama Aditama

5.       Nadine Aditama

6.       Arya Machli

7.       Annisa Machli

8.       Caroline Dirgantara

9.       Darma Dirantara

10.     Nita Sastrakusuma

**Maaf author nya masih baru,,, dalam dunia penulisan

Ditunggu Vote, like, dan koment yah say….. terima kasih.

HENTI JANTUNG

Nara yang sampai diruangan nya segera mempersiapkan peralatan yang akan dia gunakan untuk memulai pekerjaannya. Dan disana sudah ada suster yang membantu dan juga merupakan sahabatnya.

“Susnit, sudah ada berapa pasien yang menunggu?” Tanya nara.

“sudah ada 10 Pasien dok,,, saya batas karena nanti siang dokter harus bertemu dengan pa direktur diruangannya”.

Ucap suster nita.

“oh ya susnit, kita bisa mulai pemeriksaan setengah jam lagi. Tolong siapkan semua data-data nya, saya mau periksa pekerjaan sampingan dulu sebentar susnit, dan bagaimana dengan keluarga nyonya Dirgantara apakah keluarga beliau sudah memberikan keputusannya? Nanti saya akan mendampingi dokter bayu untuk operasi” Ucap nara.

“siap dok. Dokter mah gaya pisan hebat euy, punya usaha sampingan, padahal kan uang dokter sudah banyak atuh, dokter udah mah kaya, baik, cantik deuih. Kalau soal keluarga nyonya Dirgantara beliau belum memberikan keputusan karena anaknya baru akan sampai nanti siang cenah dok” Jawab suster nita.

“usaha ini sudah saya rintis sejak saya masih kuliah susnit, dan dari penghasilan saya sebagai dokter pun saya invest kan pada usaha ini, apalagi ini sudah menjadi impian saya sejak kecil, jadi sayang kalo saya tinggalkan” ucap nara.

“Terus kumaha atuh sama kuliah specialist nya dokter, apa tidak keteteran? Bisa gitu dokter ngebagi waktunya?” tanya suster nita kembali.

“Alhamdulillah suster dengan ijin alloh semua berjalan lancar, tidak ada yang tidak bisa selama kita menjalani semua nya dengan ikhlas dan sabar susnit,, malah minggu depan saya akan ujian, makanya saya minta membatasi pasien saya sampai jam 12 siang saja ya susnit. saya tidak mengambil jadwal praktek sore, Saya sudah meminta ijin kepada direktur rumah sakit ini.” Ucap nara.

“Oh gitu yah dok, selamat berjuang kalau begitu.” Balas suster nita.

“ayo susnit kita mulai pemeriksaannya, setelah nara memeriksa pekerjaan sampingnya, tolong segera dipanggil pasiennya satu per satu.  Ya susnit” Ujar Nara.

Praktek pun dimulai dan selesai sekitar makan siang. Setelah selesai praktek nara pergi ke ruangan pa wijaya ayahnya syifa hanya untuk sekedar menanyakan kesehatan nya sekarang.

Tok,, tok,, tok,,

Ceklek,,,

“Assalamu’alaikum,,,” ucap nara.

“Wa’alaikumsalam,,,” jawab yang ada disana.

“Gimana om sekarang keadaannya..?” Tanya Nara.

“Alhamdulillah baik nak, sekarang om sudah bisa pulang.” Jawab ayahnya Syifa.

“Gimana syif udah siap semuanya?”. Tanya Nara.

“Udah sha, ini tinggal nunggu administrasi yang lagi diurus sama kak Aldo. Ucap syifa.

Tak lama kemudian kakaknya syifa datang setelah membereskan semua administrasi rumah sakit.

“eh ada aisha,,, aisha gimana kabarnya sha…?” Tanya Aldo.

“Alhamdulillah baik kak aldo.” Jawab nara.

“Ayo pah, semuanya sudah beres, pa joko juga sudah nunggu diparkiran.” Ajak Aldo kepada ayahnya.

“Sebentar om saya ambilkan kursi rodanya dulu,” ucap nara.

“Gak usah nak, om bisa jalan.” Jawab papahnya syifa.

“Jangan om, biar om bisa istirahat, dari sini kebawah lumayan jauh.” Balas nara.

“Baiklah,,, terimakasih nak,” ucap pak wijaya.

“Sama-sama om, mulai sekarang om harus memperhatikan kesehatan om dan tetap harus menjaga asupan makanannya ya om.. syif kamu jangan kecolongan lagi yah” ucap nara.

“Baik ibu dokter cantik, makasih yah sha.” Ucap syifa.

Mereka pun keluar ruangan meninggalkan rumah sakit tersebut. Nara pun mengantarkannya sampai ke depan lobby sekalian untuk pergi ke kantin untk makan siang dan sholat dzuhur, setelah itu ia segera bergegas ke ruangan direktur, karena ia memang telah ditunggu oleh direktur rumah sakitnya.

Tok,,, tok,, tok,,,

“Masuk” ucap orang yang ada di dalam ruangan tersebut.

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikum salam”

“Maaf dok apa anda memanggil saya…?” Tanya Nara.

“Iya Dokter Aisha, saya hanya ingin menanyakan apa specialist anda sudah selesai? Tanya Dokter Juan sang direktur rumah sakit.

“Alhamdulillah dok tinggal menunggu ujian saja dok, minggu depan saya ujian dok, mohon doanya ya dok biar dilancarkan” ucap nara.

“syukur kalau begitu, saya hanya akan memberitahu, kalau specialist dokter sudah selesai saya mau memindahkan anda ke rumah sakit pusat, karena disana memang membutuhkan dokter bedah specialist Jantung. Dokter yang sebelumnya memutuskan untuk pensiun, karena memang usianya yang sudah lanjut dan disana belum ada penggantinya. Dan ini merupakan permintaan beliau sendiri sebagai pemilik rumah sakit, juga suster nita pun akan ikut sama dengan dokter Aisha kesana,”ucap dokter Juan.

“Baiklah dokter, insya alloh saya akan melaksanakan tugas saya disana dsngan baik. Terima kasih dok.” Ucap dokter Nara.

Nara pun keluar dari ruangan direkturnya menuju ke ruangan prakteknya. Dan segera menemui suster nita untuk menanyakan perihal kepindahan mereka berdua ke rumah sakit pusat.

“Suster Nita, apa operasi nyonya Dirgantar sudah dipersiapkan,,?” Tanya nara.

“Anak beliau masih dalam,,,,,

Belum selesai suster menjawab, alarm darurat berbunyi dari ruangan VIP pasien, kamar 215 yang merupakan ruangan nyonya Dirgantara, dan suster nita dan nara berhamburan keluar dan memasuki ruangan nyonya Dirgantara. Nara memeriksa pasiennya dan menyuruh suster nita untuk menghubungi dokter Bayu yang akan mengoperasinya, namun dokter bayu yang masih dalam perjalanan yang terjebak macet tidak bisa cepat menangani pasiennya dan mempercayakan semuanya kepada nara untuk segera membawa ke ruang operasi dan segera melakukan operasi yang akan didampingi oleh dokter bayu by phone. Nara masih menunggu persetujuan dari pihak keluarga pasien untuk melakukan operasi masih belum menerima persetujuan tersebut.

“Sus, tolong hubungi terus anak dari nyonya Dirgantara.” Pinta Nara.

“Baik dok” saut suster nita.

Alat vital pasien menurun, pasien mengalami henti jantung,, dokter nara  tidak menyerah dia harus berulang-ulang melakukan RJP . Nara menyuruh suster lain membawakan Defibrillator, untuk memberikan kejutan listrik dengan tujuan mengembalikan denyut jantung, suster pun mengambil defibrillator, dan denyut jantung pun kembali wala sedikit lemah.

“Maaf anda dengan keluarga pasien?” Tanya Nara yang terkesima melihat sosok yang ada di depannya, karena dia merasa pernah bertemu atau bahkan kenal karena memang dia merasa tidak asing dengan sosok yang ada di depannya.

“Iya Dok, saya anaknya” jawabnya.

“Maaf pa, saya wakil dokter bayu yang menangani ibu anda, dokter bayu sedang dalam perjalanan menuju kesini. ibu anda baru saja mengalami henti jantung, Tapi Alhamdulillah masih bisa kembali, namun masih lemah, ibu anda harus segera dioperasi, kami membutuhkan persetuan dari pihak keluarga.” Ucap Nara.

“Baiklah, dimana saya harus tandatangan?” ucapnya.

“Sus, tolong antar bapak ini untuk melakukan persetujuan operasi keluarganya.” Pinta Nara.

“Baik Dok, mari silahkan…” ajak suster Nita.

Nara masih mengingat – ngingat wajah anak dari pasien yang akan ia operasi, pernahkah dia bertemu dengan anak sang pasien, tapi dimana dia sendiripun lupa, atau memang benar apa kata orang bahwa  didunia ada 7 orang yang memiliki muka yang sama atau bahkan mirip dengan kita walaupun tak sedarah.

Setelah mendapat persetujuan pasien, nara melakukan operasi yang disusul oleh dokter bayu yang masih sempat untuk melakukan operasi setelah beliau terjebak macet. Dokter bayu dan Nara keluar dari ruang operasi untuk menemui wali keluarganya.

“Bagaimana keadaan mommy saya dok?” Tanya nya kepada Nara, karena dia yang pertama kali dia temui.

“Alhamdulillah, operasi berjalan dengan lancar, ring yang dipasang menunjukkan respon yang baik, pasien semangat untuk berjuang melawan penyakit nya. Kita akan melakukan observasi untuk beberapa jam ke depan, karena butuh pemantauan khusus untuk beliau, dan beliau masih akan dirawat di ruang ICU, karena tadi beliau sempat henti jantung, , beruntung dokter Aisha bisa mengatasinya dan berhasil mengembalikan detak jantung ibu anda. Karena kalau terlambat sedikit saja nyawa ibu anda tidak akan tertolong” Jelas dokter Bayu.

“Terima kasih dokter Bayu,,, terimakasih dokter Aisha” ucapnya.

“Sama-sama, silahkan anda bisa pulang dahulu dan istirahat sejenak karena ibu anda akan sadar dalam 24 jam, beliau masih dalam pengaruh obat bius, kalau ada apa-apa kami akan segera menghubingi anda” Ucap Nara yang mengetahui kalau anaknya memang seperti baru kembali dari luar kota atau luar negeri.

“Terima kasih dok,,”ucapnya.

“sama-sama”jawab Nara.

Dia pun pergi meninggalkan dokter Nara dan suster Nita. Sementara suster nita yang masih terdiam melihat ketampanan keluarga pasien bak melihat arjuna.

“Hey, sus ngelamun aja, awas nanti kamu kesambet loh..” ucap nara.

“hehehe,,,,, abisnya ganteng banget dok,,,, ampe ngeces nih…”jawab susternya.

“huh,,, dasar,,, suster,,,suster…” ucap Nara sambil pergi meninggalkan suster nita.

*TBC

DITUNGGU LIKE, VOTE SAMA KOMENT

NYA YA GUYS….

TERIMA KASIH

ATHARIZZ KENZIE DIRGANTARA

POV KEN

Atharizz Kenzie Dirgantara (28Tahun) yang mempunyai arti  seorang pemimpin yang baik dan bijaksana. Dia adalah seorang CEO Perusahaan yang dikenal sangat tampan, baik dan bijaksana sesuai namanya, dia sosok pemimpin yang ramah namun tegas, dan kejam apabila ada suatu kesalahan atau sesuatu yang mengusik dirinya ataupun keluarganya. CEO perusahaan besar yang bergerak dibidang real estate dan hotel. Ia memiliki hotel dimana-mana, ia merupakan pengusaha no 1 di Asia bahkan Orang terkaya ke 5 di Mancanegara.

Drtttt,,,, drrrttttt,,,drrttttt,,,

“Iya Hallo, dengan Kenzie disini, maaf saya berbicara dengan siapa?” ucap ken.

“Maaf pa, saya dengan Nita dari pihak rumah sakit medica, maaf sebelumnya pa, saya minta anda segera ke rumah

sakit karena ada sesuatu yang harus anda setujui perihal operasi ibu anda.” Ujar Suster Nita.

“Baiklah suster, saya sedang berada di Singapura, apakah bisa saya wakilkan kepada seseorang..?” Tanya ken.

“Maaf Pa, ini  tidak bisa diwakilkan kecuali keluarga.” Ucap nita.

“Baiklah, saya akan segera kesana, tolong terus hubungi saya apabila ada apa-apa.” Ucap Ken.

Yaa Alloh daddy kemana sih,,,, masa istrinya sakit gak peduli, batin Ken.

Setelah menerima telepon dari rumah sakit, ken langsung meninggalkan pekerjaan nya disana, dan mengatur ulang jadwal kegiatannnya disana, ia langsung menuju bandara changi airport dan segera meninggalkan Negara singa tersebut untuk langsung menuju ke rumah sakit medica. sesampai di rumah sakit medica dia langsung menuju ke ruang ICU untuk melihat ibunya. Ia masih menunggu karena dokter masih melakukan tindakan di dalam, yang ia dengar hanya kepanikan dokter saat melakukan kejut jantung dengan defibilator. Tak lama kemudian seorang dokter cantik datang menghampirinya, dia terkesiap seakan pernah mengenalnya begitupun dengan dokter cantik itu namun mereka menetralkan pikiran mereka.

“Maaf anda dengan keluarga pasien?” ucap dokter cantik tersebut.

“Maaf pa, saya wakil dokter bayu yang menangani ibu anda, dokter bayu sedang dalam perjalanan menuju kesini. ibu anda baru saja mengalami henti jantung, Tapi Alhamdulillah masih bisa kembali, namun masih lemah, ibu anda harus segera dioperasi, kami membutuhkan persetuan dari pihak keluarga.” Ucapnya.

“saya mengiyakan nya dan menanyakan dimana saya harus menandatangani persetujuan tersebut, dan dia menyuruh suster untuk mengantar saya kebagian administrasi”

Setelah sekitar 3 jam saya menunggu operasi mommy, 2 orang dokter menghampiri saya, yang saya tuju adalah dokter wanita tadi, karena memang dia yang pertama kali memberi penjelasan tentang mommy saya, tetapi ketika saya bertanya justru dokter paruh baya yang menjelaskan keadaan mommy saya. Beliau menjelaskan bahwa operasinya berjalan dengan lancar, ring yang dipasang menunjukkan respon yang baik, mommy semangat untuk berjuang melawan penyakit nya. Dan dokter itu bilang akan melakukan observasi untuk beberapa jam ke depan, karena butuh pemantauan khusus untuk mommy, dan mommy masih akan dirawat di ruang ICU, karena tadi beliau sempat henti Jantung, saya lemas mendengarkan penjelasan dokter paruh baya tersebut, tetapi dia pun bilang kalau mommy beruntung karena dokter Aisha bisa mengatasinya dan berhasil mengembalikan detak jantung mommy, sehingga bisa dioperasi, Karena kalau saja terlambat sedikit nyawa mommy tidak akan tertolong, dan saya pun berterimakasih kepadanya dan dokter cantik disebelahnya yang baru ku tahu namanya dokter Aisha.

Dia menjawab ucapan terimakasih saya dan menyuruh saya untuk pulang dan beristirahat karena mommy masih dalam pengaruh obat bius dan beliau akan sadar setelah 24 jam. Saya pun mengiyakannya dan pulang ke rumah karena saya memang begitu lelah setelah melakukan peerjalan bisnis selama 3 minggu berkeliling ke 3 negara dan berakhir di singapur sebelum mendapatkan telepon ketika mommy anfal.

Sesampai dirumah saya langsung membersihkan diri, dan beristirahat merebahkan tubuh ini sambil menerawang ke langitlangin dan mengingat dokter cantik tadi, karena memang dia sangat familiar diingatan, tapi seolah lupa dimana mereka pernah bertemu.

Dimana saya pernah bertemu dengan nya, mata itu serasa tidak asing, tapi dimana? Apa mungkin dia adalah gadis kecil itu? Bunnyku? Tapi itu tidak mungkin nama gadis itu Nara, sedangkan dia Aisha. Sejauh apapun saya memikirkannya tapi tidak menemukan jawaban sampai akhirnya saya terlelap.

*Flashback on

Ketika Ken berusia 11 Tahun dia berlibur ke daerah Puncak di villa keluarganya, disebelah villa itu ada sebuah keluarga juga yang sama sedang berlibur menyewa vila keluarga ken, disana ada seorang gadis sekitar 7 tahun sedang menangis kepada ibunya karena ingin main ke pantai, sementara hari ini cuaca nya begitu terik, sang ibu memintanya untuk ke pantai di sore hari, dia pun merajuk kepada ibunya. Ken dan mommy nya yang melihat itu menghampiri ibu dan gadis itu untuk mengajaknya bermain bersama di belakang vilanya, karena dibelakang villa milik ken ada taman khusus yang dibangun.

“Tante, adek nya kenapa?” Tanya ken.

“Nara ingin main ke pantai, tapi tante melarangnya nak, soalnya cuacanya panas sekali hari ini.” Ucap bunda nya nara yang masih menenangkan dan membujuk anaknya.

“Adek mau main ayunan di villa kakak..?”Tanya Mommy ken.

Nara yang mendengar langsung berhenti menangis dan mengangguki nya.

“Mbak, biar adeknya main sama anak saya saja di villa yang itu” ucap mommy ken sambil menunjukkan villa nya , disana ada taman yang dibuat khusus untuk ken, anak kami satu-satunya.

“baiklah, terima kasih.. perkenalkan saya Annisa Machli, bundanya nara” ucap Annisa.

“Saya Caroline Dirgantara,, panggil saja aline” balasnya.

“Anda yang mempunyai villa ini?” Tanya bundanya nara.

“Iya,,, Lebih tepatnya punya suami saya, hehehe” sambil memperlihatkan giginya yang putih.

“sama aja mbak” balas bunda nara.

“Bunda ayo maen kesana,,” ajak Nara.

“Iya sayang sebentar” ucap bunda nya.

“Ken, ajak nara main ke villa kita sayang, main disana saja” ucap Aline.

“Iya Mom,,,, ayo nara kita main ayunan” ajak ken dan nara pun mengikuti ken ke belakang villa nya.

“Mbak, mau liburan berapa lama?”Tanya mommy ken.

“saya hanya 5 hari disini, karena hari senin depan suami saya akan pergi ke luar negeri, jadi sebelum beliau pergi selama beberapa bulan dia ingin membawa anaknya liburan dulu. Kalo mbak mah bebas kali yah mau berapa lama disini pun” Jawab Annisa.

“Oh, kalau saya di sini masih lama, karena memang daddy nya ken sedang membangun hotel

disekitar sini. Saya disini sudah hampir 3 bulan.

Tidak terasa mereka mengobrol sambil memperhatikan anak-anak nya bermain ayunan, dan main bersama kelinci putih juga bersenda gurau di taman belakang villa nya ken.

“Nara kamu mau main perosotan disana,,,,? Tawar ken.

“Nara mau tapi takut jatuh” balasnya

“Tenang kakak akan menjaga kamu biar kamu gak jatuh.” Ucap ken.

“Ayo,,, tapi janji yah kak pegangin Nara.” Ucapnya.

“Iya kakak janji” balasnya.

“Udah ah cape kak, nara mau main kelinci lagi. Kasian dia lapar kayaknya” ucap nara.

“ya udah ayo, aku ambil dulu wortelnya,, Kamu suka banget yah sama kelinci?” tanya ken.

“nara suka banget,, abis lucu sih,,,”jawab nara.

“Iya lucu kayak kamu,, apalagi kalo lagi nangis,,” sambil mencubit hidung nara.

“kakak ih… sakit” ucap nara.

“”ya udah maaf,,maaf bunny…” ucap ken.

“Kok bunny sih kak” Tanya nara.

“Nama lain kelinci kan bunny, kakak akan memanggilkamu bunny.” Ucapnya.

“ya udah kalo gitu aku panggil kamu Giraffe, kamu kan tinggi.” Ucap nara yang tak mau kalah.

“ya sudah boleh deh…” balas Ken.

Mereka begitu akrab sehingga nara melupakan dia ingin pergi ke pantai bersama bundanya, keesokan hari nya pun ken dan nara bermain ke pantai yang didampingi mommy dan bundanya.

“Mbak, kenapa pulang hari ini, bukan nya hari minggu?” ucap mommy ken.

“Nanti selepas sholat dzuhur saya mau pulang, saya kesini mau pamit karena ada satu dan lain hal yang tidak bisa saya jelaskan, sebelum pulang nara pengen ketemu dulu sama nak ken” jawabnya.

Ken yang kala itu sedang minum, mendengar obrolan orang tua mereka, dan langsung menghampiri Nara untuk menanyakannya.

“Bunny, kamu mau pulang yah…?” Tanya ken.

“Iya kak Giraffe, Nara nanti siang mau pulang” ucapnya sambil memegang gelang talinya yang terlepas.

Ken yang mendengarnya begitu sedih, karena selama ini baru nara yang bisa bermain dengan nya, biasanya ken hanya bermain seorang diri.

“Kakak kenapa sedih?” Tanya nara.

“kakak gak bakal punya temen lagi, kakak bakal kangen banget sama kamu, bunny” ucapnya

“Ini buat kakak, terima kasih yah kak Gie, kakak sudah baik sama nara” ucapnya.

“Sama-sama bunny sambil mengambil gelang talinya, dan ini buat kamu,” balas ken sambil memberikan kalung berliontin.

“terima kasih kak Gie” ucap nara.

“sama-sama,,, liontin ini bisa kamu isi dengan foto, ini disebelah nya sudah ada foto saya, tapi kalo kamu mau mengganti foto saya dengan foto kamu atau menggantinya dengan foto keluarga kamu juga boleh. Ucap ken.

“terima kasih kak Gie, nara akan selalu mengingat ini semua”ucapnya.

“sama, kakak pun akan selalu mengingatnya. Dan setelah daddy kakak menyelesaikan pekerjaannya disini, kakak akan mencarimu. bunny” Janjinya.

“Benarkah kak…?” Tanya nara.

“Iya” jawab ken.

Tak terasa nara harus pergi dan pamit kepada ken dan mommy nya. Ken yang ditinggal nara begitu terlihat sedih karena kehilangan orang yang baru dia kenal tapi sudah mencuri perhatiannya, seorang anak kecil yang cengeng tapi ceria dan lucu.

*Flashback off

Ayo vote, like sama komennya ditunggu gaesssss….

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!