Nama gue Queenara Evangelista Anggara, Bulan kemaren umur gue genap 16 tahun dan sekarang gue udah kelas XI, kepintaran dan kecantikan gue itu di atas rata rata jadi meskipun gue sering bolos dan bar bar, nilai gue tetap nomor satu, Sejak lahir gue udah terlihat Cantik, imut dan menarik namun hingga saat ini gue belum pernah ngerasain punya pacar, Lahir di keluarga Anggara, tak membuat gue bangga atau bahagia, orang tua gue bercerai sejak gue berumur Enam tahun, gue gak mau ikut salah satu di antara mereka, jadi gue mutusin buat ikut sama kakak gue, namun semenjak kakak gue married gue tinggal sendiri di rumah Anggara, bokap nyokap udah bahagia bersama pasangan baru nya masing masing, kakak gue tentu juga sudah bahagia sama anak dan istri nya, sedangkan gue? Jangan di tanya lah,
Meskipun hidup dengan bergelimang Harta, dan semua orang taunya gue bahagia suka foya foya happy happy tapi hati gue sepi banget, bahkan gue lupa gimana rasanya punya orang tua, gue ampe lupa kapan terakhir kali gue di peluk dan di manja sama orang tua gue, hemm, maka dari itu gue mutusin buat nyari Sugar Daddy tapi gue gak mau Sugar Daddy yang masih memiliki ikatan sama Istri nya, yah bisa di bilang gue nyari yang Jomblo karena gue gak mau kalau harus merusak rumah tangga orang lain, gue gak mau membuat nasib anak mereka merasakan apa yang gue rasakan karena kurang kasih sayang akibat perceraian orang tua nya.
"Njirr Hape baru tuh," kata gue sambil melempar tas ke meja,
"Hehehe, yoi dong gimana bagus gak." ucap Salsa sahabat gue yang selalu mengiming imingi gue tentang sosok Sugar Daddy,
Salsa berasal dari keluarga kurang mampu namun semenjak dia menjadi Sugar baby, semua berubah drastis.
"Dari Daddy lo," tebak gue langsung dijawab dengan cengiran di bibir manis nya, dan gue cuma bisa menghela nafas kasar,
Sugar Daddy Salsa itu seorang Duda tapi umur nya lebih pantas menjadi kakek nya, Cucu nya saja umur nya lebih tua dari kami,
Tapi biarlah asal temen gue satu itu bahagia toh dia juga bukan pelakor.
"Eh Ra, balik sekolah temenin gue yuk," ucap Salsa ke gue.
"kemana?" tanya gue penuh selidik, gue udah nyium aroma aroma gak jelas nih dari muka dia yang sok memelas begitu.
"Cucu nya Daddy gue mau Ultah, gue di suruh dateng tapi gue gak PD, kuy lah temenin gue pliss," Nah kan bener kata gue, Salsa ini tuh type orang pemalu namun kalau udah kenal berubah jadi malu malu in.
"Lo mau gue nemenin ke pesta Calon cucu lo atau belanja nih," tanya Gue.
"Njirr Cucu, sialan lo." sungut nya kesal dan gue ngakak abis.
"Hahahaa, lucu kali ya kalau lo di panggil Omma atau Eyang atau Nenek ahahha." Sumpah perut gue sampe kram karena tertawa diatas kekesalan sahabat gue,
"Bodo amat lah, pokok nya nanti pulang sekolah anterin gue belanja, nyari baju sama kado." ucap nya lagi, Salsa bukan type orang yang gampang marah, dia selalu sabar dan ikhlas ngadepin sikap gue, itu yang bikin gue nyaman sahabatan sama dia, dan lagi kekuarga nya sangat Hangat, tak jarang gue nginep di rumah nya, karena cuma disana gue bisa ngerasain apa itu yang namanya ***Keluarga,
To Be Continue******
Namaku Bisma Alfarezky, anak ketiga dari keluarga Alfarezky, Yah bisa dibilang aku ini anak Bungsu, umurku sudah menginjak 35 tahun ini, tapi aku belum juga menikah, itu yang membuat Orang tua ku selalu saja menjodohkan ku dengan anak anak rekan kerja nya,
Bukan aku tak mau menikah, namun aku males menjalin hubungan dengan yang namanya Wanita, apalagi semenjak aku tau mama mengkhianati papa, Aku semakin menghindar dari para Wanita, Papa seperti orang bodoh yang selalu saja memaafkan kesalahan mama yang doyan selingkuh, dan aku tidak mau seperti papa ku, hanya karena mencintai dan tak ingin bercerai karena takut melukai kami bertiga papa tetap mempertahankan pernikahan nya sampai akhirnya mama meninggal,
"Om, bagi duit dong," ucap keponakan ku yang baru dateng, tiba tiba malak, aiss nyesel banget pulang cepet hari ini, langsung kena palak begini,
"Kamu ini baru balik sekolah bukanya mandi dulu sana, ini main nodong duit aja." kataku kesal,
"Hehehe, sumpah duit Arka udah tipis banget om, ayo dong om," Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat kemanjaan ponakan ku yang satu ini, Yah dia Arka, anak daru kakak ku yang pertama umur nya sekarang sudah 18 tahun dan dia sudah kelas tiga SMA, Orang tua nya mengelola perusahaan nya yang di London, jadi dia disini tinggal bersama ku dan papa, kami tinggal bertiga di rumah ini, dan ya sesekali kakak ku yang nomor dua juga menginap disini, Jujur aku paling benci saat semua berkumpul karena aku yang akan di jadikan bulan bulanan karena belum menikah juga, aisshh sudahlah,,,
"Papa kamu belum tranfer emang?" tanyaku penuh selidik, karena keponakan ku yang satu ini sama licik nya dengan sang papa.
"Aelah, duit jajan Arka di potong om, masak cuma dikirim 50% dari biasanya," keluh nya,
"Emang kamu bikin ulah apa lagi?" tanyaku,
"Gak ada om, emang dasar mami sama papi aja pelit, gak kaya om yang dermawan," udah deh keluar sudah rayuan maut nya, Arka ini memang terkenal Playboy dimana mana, tapi dia bilang ada satu siswi adik kelas nya yang susah dia taklukin, aku jadi penasaran kira kira seperti apa cewek itu sampai tidak tertarik sama pesona keponakan ku ini,
Aku pun menghela nafasku pelan lalu merogoh dompet ku dan memberikan beberapa uang lembaran merah ke Arka,
"Nah Cakep banget dah ah, ya udah Arka mau mandi dulu terus siap siap." ucapnya sambil ngeloyor pergi gitu aja,
"Makasih Om." teriak nya dari lantai dua, emang kebiasaan bocah satu itu dari dulu selalu nodong ke aku, katanya kalah nodong ke kakak kedua ku gak enak karena dia sudah berkeluarga sedangkan ke aku dia tanpa sungkan, "Om kan masih Jomblo belum punya kebutuhan kaya Om Ben, jadi daripada duit om mubazir mending aku palakin aja." selalu begitu jawaban nya, kan emang keponakan gak ada akhlak dia.
Tapi meskipun begitu aku sangat menyayangi nya,
Hufftt setelah Arka pergi, rumah kembali sepi lagi. haiss aku benar benar frustasi sekarang, di kantor gak ada kerjaan, di rumah sendirian, lama lama aku gila kalau sendiri terus begini,
aku jadi teringat perkataan Anton tempo hari untuk menyuruhku mencari pasangan,
Aku pun segera meraih kunci mobil dan keluar untuk menemui sahabat sahabat ku,
To be Continue yaa,
Lanjut gak yah,? komen dong kalah emang mau di lanjut 🤗
Sesuai rencana kini Narra dan Salsa sedang berada di salah satu mall terbesar di kota yang mereka tinggali, Salsa kebingungan saat harus memilih benda apa yang sekiranya akan ia jadikan kado untuk cucu Daddy nya.
"Gimana kalau Jam?" usul Narra,
"Jam? apa gak sepatu aja," ujar Salsa
"Ya terserah lo lah, kan elo yang mau ngasih, lo nanya ke gue tapi gue usulin lo malah punya pilihan laen," ucap Narra kesal,
"Hehehe maaf sayang kuhhh," ucap Salsa langsung memeluk Narra, "Masalah nya gini, kalau Jam tangan mahal beb gue gak enak sama Daddy," kata Salsa sambil memeluk lengan Narra,
"Hemm serah lo dah," kata Narra menyerah, "Eh gue bawa kado gak?"
"Terserah lo aja," kata Salsa sambil memilih milih sepatu,
"Ya udah gue juga mau nyari kado dulu, lo cari aja disini gue cari disana," kata Narra lalu keluar dari toko sepatu itu,
30 menit sudah Salsa menunggu Narra yang tak kunjung kembali, akhirnya Salsa memutuskan untuk menghubungi nya namun belum sempat dia men Dial nomor Narra, Narra sudah kembali dengan membawa tote bag yang ia yakini kado untuk cucu dari Daddy nya salsa.
"Gila lama banget sih lo," omel Salsa
"Hehehe sorry gue juga bingung mau ngasih apaan," kata Narra
"Ya udah, kuy makan laper gue." ajak Salsa
Mereka berjalan menuju salah satu Restauran yang berada di mall tersebut, saat akan masuk kedalam Restauran tersebut, tidak sengaja Narra menabrak seseorang karena ia terlalu fokus sama Hape nya,
Brugg,
"Auuwww," keluh Narra yang terjatuh hingga pantatnya mencium lantai,
"Shiitt," umpat seorang itu,
"Om bisa gak sih kalau jalan pake mata," omel Narra padahal ia yang salah,
"Hah, Mata kamu sendiri dimana," kata orang itu dengan tatapan tajam,
"Mata om buta yah, jelas jelas lihat mata Narra disini pake nanya lagi dasar om om gila." kata Narra dengan kesal,
"Kau" ucap orang itu dengan menunjuk wajah Narra dengan jari telunjuk nya,
"Apa?" tantang Narra,
"Udah Ra, ayo ah," kata Salsa ketakutan, "Ma maaf ya kak, teman saya sudah salah, kami minta maaf," ucap Salsa meminta maaf dengan tulus,
"Lo apa apaan sih Sa, ngapain minta maaf coba," ucap Narra kesal,
"Kau memang tidak memiliki sopan santun, ck" kata orang itu berdecak
"Kalau iya emang kenapa hah, om maj ngajari saya sopan santun hah," kata Narra menggebu sambil berkacak pinggang,
"Udah Ra, udah, ayo ah," Salsa segera menarik lengan Narra untuk menjauh dari orang tadi, Salsa tau siapa orang itu makanya dia lebih memilih kabur,
"Lo apa apaan sih Sa, pake narik narik gue segala," gerutu Narra kesal, "Gue itu mau ngasih pelajaran sama om om gila itu,"
"Elo yang salah, elo yang marah marah gak jelas," ucap Salda sambil menoyor kepala Narra agar sahabatnya ini mau sadar diri
"Njirr, pala gue pe'a " kata Narra
"Lagian elo yang nabrak dia sadar gak sih lo, lo main hape sambil jalan giliran nabrak orang bukanya minta maaf malah marah marah gila aja lo," omel Salsa panjang lebar,
"Woaahh," kata Narra sambil menggeleng gelengkan kepalanya, "Emang iya yak?" tanya Narra pura pura polos.
"Au ah, nanya tuh sama tembok," kesal Salsa, ia begitu takut kalau orang tadi tau dan mengenalinya maka bisa habis dia,
*Bersambung,,,
Ini hanya Selingan Mommy ya, kalau ada yang suka mommy bersyukur dan akan lanjut lagi. tapi tidak akan setiap hari karena mommy akan fokus dengan kisah* Jenar dan Arya dulu ya 🤗
Jangan lupa tinggalkan komen bila ingin lanjut 😘😘😘🤗🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!