My Bastard Brother ︎︎
Prolog
Lalisa Alethea
Ve, tolong bangunin adik kamu dong. Udah siang nih.
Hai kenalin namaku Lave Titania, aku anak kedua dari Daddy Erick dan Mommy Lalisa.
Lave Titania
(berjalan menuju lantai 2)
Lave Titania
(mengetuk pintu)
Lave Titania
Ora, bangun! Udah pagi nih, kamu gak sekolah!
Aurora Samantha Jung
Iya. (berteriak dari dalam)
Lave Titania
Buruan ya! Daddy, Mommy, Igel udah nunggu di bawah!
Aurora Samantha Jung
He em.
Aurora Samantha usianya 14 tahun, dia adikku paling bungsu. Tingkahnya tomboy banget. Dan satu rumah dia yang paling rame.
Lave Titania
(kembali turun ke ruang makan)
Lalisa Alethea
Udah bangun Ora?
Lave Titania
Udah Mom. (senyum)
Lalisa Alethea
Oke lah, anak itu kalau bangun pagi susahnya minta ampun.
Erick Jung
Ya namanya juga remaja Ma.
Lalisa Alethea
Ih remaja apa sih Pa? Anak gadis gak boleh bangun siang-siang.
Erick Jung
okey. (kembali membaca koran)
Dan aku paling menikmati sarapan pagi setiap hari. Karena aku bisa melihat keluargaku yang harmonis.
Daddy begitu mencintai Mommy, begitu juga sebaliknya.
Rigel Nathanael Jung
Ve, nanti gue ada latihan basket, loe nunggu gue pulang sekolah gak apa kan?
Lave Titania
Emm.. Iya gak apa, nanti aku tunggu Gel, kaya biasa. (senyum)
Rigel Nathanael Jung
Oke. (kembali main ponsel)
Ini Rigel, dia adik keduaku. Aku paling deket sama dia, karena usia kami yang gak terpaut jauh.
Kami satu sekolah, dia kelas 10 dan aku kelas 11.
Daddy sengaja membuat kami satu sekolah biar bisa berangkat bareng.
Aurora Samantha Jung
Im coming!!
Lalisa Alethea
Bisa gak, kalau dateng gak usah teriak-teriak sayang. Apa gak sakit sih tenggorokanmu?
Aurora Samantha Jung
No Mom! Ini semangat pagi namanya. (mencium Lalisa)
Lalisa Alethea
Dasar anak nakal.
Aurora Samantha Jung
Pagi Daddyku sayang.
Erick Jung
Pagi juga anak perempuan kesayangan Daddy. (senyum)
Aurora Samantha Jung
(duduk di sebelah Lalisa)
Aku memang menyukai suasana sarapan pagi, selalu hangat. Tapi ada satu pemandangan yang membuatku sedih.
Aku iri ketika Aurora begitu di sayang sama Daddy. Sedangkan aku, aku lebih dekat dengan Mommy. Daddy sangat jarang memperhatikan, bahkan bisa di bilang. Tidak pernah.
Entah kenapa, aku juga tidak tahu. Tapi Mommy selalu menghiburku dengan berkata, "daddy memang gitu sayang, mungkin karena Ora anak bungsu jadi lebih di sayang".
Dan aku hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Mommy.
Rigel Nathanael Jung
Mom, Rigel udah selesai makan. Berangkat dulu ya.
Lave Titania
Lave juga Mom.
Lalisa Alethea
Iya, kalian hati-hati ya berangkat nya. Rigel jangan ngebut kalau naik motor!
Rigel Nathanael Jung
Siap Mom!
Rigel Nathanael Jung
Dad, berangkat dulu ya.
Erick Jung
Iya, hati-hati ya. Sekolah yang bener.
Rigel Nathanael Jung
Siap Dad! (pergi)
Lave Titania
Daddy, Lave berangkat dulu ya.
Erick Jung
He em, hati-hati.
Dan yeah, Daddy begitu berbeda ketika menggapiku daripada anak-anaknya yang lain.
Terkadang aku merasa seperti aku ini bukan anak kandung Daddy Erick dan Mommy Lalisa. Tapi, Mommy selalu berkata aku anak mereka.
Dan inilah kisahku, perkenalkan namaku Lave Titania, umurku 17 tahun. 😊
𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫
Hei semua, ini Sequel dari My Only Sunshine.
𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫
Cast nya Author tetep pakai Lalisa Manoban dan Jung Kook.
𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫
Karena buat Author mereka tuh cocok banget gitu kalau di jadiin couple. 🤭
𝐀𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫
Jangan lupa LIKE, Komen dan Favoritkan 🙏
Chapter One
𝐁𝐞𝐧𝐞𝐝𝐢𝐜𝐭 𝐒𝐞𝐧𝐢𝐨𝐫 𝐇𝐢𝐠𝐡 𝐒𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥
Rigel Nathanael Jung
Nanti tungguin gue ya, jangan pulang bareng Nadia.
Lave Titania
Iya. (meletakkan helm di jok) Nanti aku tungguin kamu. Tapi jangan lama-lama ya, biar aku gak bosen.
Rigel Nathanael Jung
Di usahakan. (senyum sambil mengacak rambut Lave)
Lave Titania
Igel ih.. Rambut aku berantakan nih.
Nadia Angelica
Ehemm.. Kalian tuh kakak adek tapi lagaknya udah kaya orang pacaran.
Rigel Nathanael Jung
(mendengus) Gue masuk kelas dulu.
Lave Titania
Iya, belajar yang rajin Gel, jangan main game terus di kelas
Rigel Nathanael Jung
(berjalan pergi)
Nadia Angelica
(menatap kepergian Rigel) Kalian berdua serasi deh.
Lave Titania
Apaan sih Nad? Aku sama Igel adek kakak, gak usah mikir aneh deh.
Nadia Angelica
Hahaha. Tapi perlakuan Igel ke loe tuh beda, gak kayak adik kakak. I mean... Terlalu romantis.
Lave Titania
Dia emang gitu orangnya. sifatnya mirip Daddy, romantis dan lembut.
Lave Titania
Udah yuk ke kelas.
Nadia Angelica
Tapi dia kalau sama Ora gak kayak gitu. Lebih dingin dan jutek.
Lave Titania
Ya soalnya Ora emang gesrek anaknya. Dan mereka suka berantem kalau ketemu. Kalau sama aku kan aku diem orangnya.
Nadia Angelica
Iya deh iya.
Namanya Nadia Angelica, Nadia ini temen satu sekolah sekaligus sahabat baik Lave sejak SMP. Satu-satunya sahabat yang Lave punya.
Nadia Angelica
Ve, loe udah ngerjain tugas matematika belom? Gue lupa. (menepuk jidat)
Lave Titania
Kebiasaan kamu Nad. (mengambil buku) Nih jangan di contek persis ya.
Nadia Angelica
Ahh.. Loe emang the best deh.
Nadia Angelica
Oke sip, gue salin dulu.
Lave Titania
(geleng-geleng)
Reynald Aliando
Lave.. (senyum)
Reynald Aliando
Besok sabtu sibuk gak? Gue ada dua tiket nonton nih.
Lave Titania
Emm... Iya gue sibuk.
Reynald Aliando
Kok sibuk terus sih Ve?
Lave Titania
Ya emang gitu. (dingin)
Reynald Aliando
Terus tiketnya buat siapa dong? Gue udah beli dua tiket nih.
Lave Titania
Siapa yang suru kamu beli dua tiket? Kenapa kamu gak tanya aku dulu bisa apa gak.
Nadia Angelica
Nadia bisa, Rey. 😁
Reynald Aliando
Gue gak ngajak loe! (ketus)
Nadia Angelica
Ihh.. Daripada tiket loe mubazir. Mending loe nonton berdua sama gue.
Reynald Aliando
Gue mau nya nonton sama Lave, bukan sama mak lampir kaya loe.
Lave Titania
Ih Rey kok gitu sih? Jahat banget sama Nadia.
Reynald Aliando
Eh gak kok Ve. Gak sengaja.
Lave Titania
Minta maaf sama Nadia.
Nadia Angelica
(menjulurkan lidah)
Reynald Aliando
(menatap tajam Nadia)
Reynald Aliando
Sorry Nad.
Reynald itu cowok yang ngejar Lave dari kelas 2 SMP. Cinta mati banget sama Lave tapi selalu di tolak sama Lave. Tapi bukan Rey namanya kalau menyerah.
Para siswa keluar dari kelas mereka. Ada yang pergi ke kantin, ada yang tetep di kelas, ada yang pergi ke perpustakaan buat siswa rajin, dan ada yang cabut dari sekolah.
Nadia Angelica
Ve, ke lapangan yuk. Gue pengen lihat adik loe main basket. Biasa jam istirahat pertama si Igel suka main basket.
Lave Titania
Kamu duluan aja Nad, nanti aku susul. (lagi membereskan buku)
Jadi si Nadia ini suka sama Rigel, sejak Rigel satu sekolah sama dia. cuma ya sebatas suka aja, karena Rigel jadi the most wanted boy di Benedict SHS.
Drttt... Drttt.. Drrtt...
Ponsel Lave bergetar, ada satu pesan masuk.
Lave Titania
(membaca pesan)
Tangan Lave bergetar semua ketika membaca satu pesan masuk dari nomor yang tidak ada di dalam kontaknya.
Dia tahu siapa pengirim pesan itu.
Lave Titania
(jantung bergemuruh)
Lave Titania
Tenang Ve, kamu harus tenang.
Lave Titania
(memasukkan ponsel ke dalam tas)
Lave Titania
(keluar kelas)
Lapangan basket kini sudah ramai dengan para siswa yang ingin melihat para cogan yang sedang bermain basket.
Khususnya si Rigel yang jadi kapten basket di Benedict SHS.
siswa A "ahh gue nge fans banget sama Rigel. Cakep banget"
Siswa B "Rigel punya gue, loe gak usah ikut-ikut deh"
Dan begitulah semua obrolan para cewek yang sedang duduk di pinggir lapangan.
Nadia Angelica
Iuh... (memandang sirik)
Lave Titania
(duduk di sebelah Nadia)
Nadia Angelica
Loe napa Ve?
Lave Titania
Gak, aku gak napa-napa. Kamu nanti jadi main ke rumah aku?
Nadia Angelica
he em, kenapa?
Lave Titania
Ga papa, aku cuma tanya aja.
Rigel yang sedang bermain basket, langsung berhenti saat menatap wajah pucat Lave.
Rigel Nathanael Jung
Bro, gue istirahat dulu.
Rigel Nathanael Jung
(melempar bola ke temannya)
Rigel Nathanael Jung
(berjalan menghampiri Lave)
Nadia Angelica
Hai, Igel. (senyum genit)
Rigel Nathanael Jung
(melirik sekilas) (kembali menatap Lave) Ve, loe kenapa?
Wajah Lave benar-benar pucat, dan bibirnya sedikit gemetar.
Rigel Nathanael Jung
Loe kambuh?
Chapter Two
Rigel Nathanael Jung
Ikut gue! (menarik Lave)
Lave Titania
Gel, aku gak apa.
Nadia Angelica
Kalian mau kemana? Ikut dong.
Rigel Nathanael Jung
Stop! Jangan ikutin kita! (menatap tajam)
Rigel membawa Lave ke taman belakang sekolah dimana tidak banyak murid di sana.
Rigel Nathanael Jung
Ve.. (memeluk Lave)
Lave Titania
aku gak apa Gel.
Rigel Nathanael Jung
Badan loe gemeter gini semua. Loe kenapa?
Rigel Nathanael Jung
Jangan bilang gak apa terus dong Ve. Udah loe diem aja, gue peluk loe sampai loe tenang.
Rigel Nathanael Jung
Loe kambuh gini pasti ada penyebabnya, Ve.
Lave Titania
Gak ada kok Gel, tiba-tiba kambuh aja.
Rigel Nathanael Jung
Udah loe diem dulu. Tarik nafas-hembusin perlahan.
Rigel Nathanael Jung
Loe bawa obat?
Lave Titania
Gak, aku gak mau minum obat lagi.
Lave Titania
Ini udah lebih tenang kok.
Rigel Nathanael Jung
(menguraikan pelukan) Bener?
Lave Titania
He em. (mengangguk)
Rigel Nathanael Jung
Ya udah. (mengusap kepala Lave)
Rigel Nathanael Jung
Loe buat gue khawatir Ve.
Lave Titania
kamu kok bisa tahu kalau aku kambuh Gel?
Rigel Nathanael Jung
Bisa lah, gue lihatin loe pas dateng. Wajah loe beda, pucet banget. Gue yakin loe pasti kambuh.
Lave Titania
Hahaha. Kamu pengamat sejatiku ya
Rigel Nathanael Jung
Jelas Ve, gue adik loe, tugas gue jaga Kakak perempuan gue yang lemah ini.
Lave Titania
Ih aku gak lemah ya Gel.
Rigel Nathanael Jung
Masak? Kalau gak lemah, minggu lalu yang habis keluar dari rumah sakit karena sakit tipes siapa?
Lave Titania
Ya kan aku kecapekan buat tugas.
Rigel Nathanael Jung
Makanya gue harus jagain loe.
Lave Titania
(senyum) Iya deh. Makasih ya.
Bel usai istirahat berbunyi.
Lave Titania
Eh udah selesai istirahatnya. Balik ke kelas yuk.
Rigel Nathanael Jung
Oke. (senyum)
Nadia Angelica
Loe tadi kemana sama Rigel, Ve?
Lave Titania
Ke taman belakang.
Nadia Angelica
Ngapain? Itu kan sepi di sana.
Lave Titania
Gak ngapa²in kok. cuma ngobrol biasa aja.
Nadia Angelica
Beneran deh Ve, gue curiga sama Rigel.
Nadia Angelica
Kalian saudara kandung gak sih?
Lave Titania
Iya aku saudaraan sama dia Nad. Dia adik kandung aku, cuma ya emang dia paling deket sama aku.
Lave Titania
Emang kamu sama abang kamu gak gitu?
Nadia Angelica
(menggeleng) Gak, abang gue mah cuek. Mau gue mati aja paling dia gak peduli.
Lave Titania
emm.. Ya beda² ya tiap orang.
Nadia Angelica
Iya makanya, itu yang buat gue curiga sama Rigel. Jangan² dia suka sama loe.
Lave Titania
Sembarangan deh kamu kalau ngomong, Nad.
Lave Titania
Udah ah, gurunya udah masuk. Kita belajar aja.
Lave Titania
(membuka buku pelajaran)
Nadia Angelica
Igel, gue main ke rumah loe ya?
Rigel Nathanael Jung
Ngapain?
Nadia Angelica
Ya pengen aja. Gue pengen tahu keseharian loe di rumah.
Rigel Nathanael Jung
(dingin)
Rigel Nathanael Jung
Yuk Ve, pulang. (menghampiri Lave)
Lave Titania
(lagi duduk sambil minum susu kotak) Oke yuk.
Lave Titania
Nad, ketemuan di rumah ya.
Rigel Nathanael Jung
(berjalan ke parkiran motor) Ngapain si Nadia ikut ke rumah?
Lave Titania
Buat tugas, Gel. Kebetulan ada tugas kelompok tadi.
Rigel dan Lave pun pulang ke rumah mereka.
Lave Titania
(berdiri mematung)
Rigel Nathanael Jung
Kenapa? Yuk masuk.
Rigel Nathanael Jung
(masuk ke dalam rumah)
Rigel Nathanael Jung
Mom, kita pulang.
Lalisa Alethea
(menghampiri) Halo sayang, udah pulang? Ayo makan siang dulu.
Rigel Nathanael Jung
Igel ganti baju dulu ya Mom. Basah keringet nih.
Lalisa Alethea
Iya sayang.
Lave Titania
Lave juga Mom.
Lalisa Alethea
Kalau udah selesai, langsung turun makan ya.
Rigel Nathanael Jung
Okei Mom.
Lave Titania
Iya Mom. (senyum)
Lave Titania
(mengganti pakaiannya)
Lave Titania
(mengambil ponsel)
drttt... drtttt.. drttt...
Unknown
💌Udah siap ketemu gue?
Lave Titania
aaarhhh! (melempar ponselnya)
Lave Titania
(badan gemetar)
Lave Titania
T... Takut.. La.. Lave takut.. (duduk di lantai dengan memeluk kedua lututnya)
Rigel Nathanael Jung
Ve, Nadia udah dateng.
Lave Titania
Takut.. Lave takut... Hikss...
Rigel Nathanael Jung
Ve...
Rigel Nathanael Jung
(kaget melihat Lave) Ve, loe kenapa?
Rigel Nathanael Jung
(menghampiri)
Lave Titania
Takut.. takut...
Rigel Nathanael Jung
Ve, tenang Ve. Ini gue, Rigel, Loe gak usah takut, Ve.
Lave Titania
Takut.. Takut.. La.. Lave takut..
Rigel Nathanael Jung
Ve, sadar. Ini gue Rigel. (menggoncang tubuh Lave)
Rigel Nathanael Jung
Lave!
Lave Titania
I.. Igel.. (menatap sendu Rigel)
Rigel Nathanael Jung
Iya gue Rigel. Loe kenapa Ve? Loe beneran gak mau cerita sama gue? Loe kambuh lagi.
Lave Titania
Aku.. Aku gak apa Gel. (berusaha senyum)
Rigel Nathanael Jung
Ck! Selalu jawaban loe kaya gitu. Apa ini ada hubungannya sama.. (memutus ucapannya)
Rigel Nathanael Jung
Ahhhh.. Shit!
Rigel Nathanael Jung
Udah ayo kita makan. Mommy sama Nadia udah nunggu di bawah.
Dengan sedikit gemetar Lave turun ke ruang makan untuk makan siang.
Nadia Angelica
Lave... (ceria)
Lave Titania
(senyum tipis)
Lalisa Alethea
Ayo makan dulu, habis itu baru buat tugas.
Nadia Angelica
Siap Tante. Nadia selalu suka sama masakan tante, cocok di lidah.
Rigel Nathanael Jung
Loe gak punya rumah sampe nunut makan di sini?
Nadia Angelica
Ih punya Gel, kan gue sekalian buat tugas.
Lalisa Alethea
Udah udah ngobrolnya nanti. Ayo di makan dulu. Keburu lauknya dingin lho.
Nadia Angelica
Siap Tante!
Rigel Nathanael Jung
Ora mana Mom?
Lalisa Alethea
Berangkat les.
Lalisa Alethea
Kamu kenapa sayang? (menatap Lave)
Lave Titania
Gak Mom, Lave gak apa kok.
Lalisa Alethea
Ya udah, di makan yang banyak ya. Kamu kurusan lho.
Lave Titania
Masak sih Mom? Berat Lave sama kok.
Lalisa Alethea
Gak deh, Mommy lihat kamu kurusan.
Nadia Angelica
Iya Ve, makan yang banyak. Kurus gitu jelek.
Lave Titania
Oh.. Iya deh. (senyum tipis)
Rigel Nathanael Jung
(mengamati Lave)
Lave, Rigel dan Nadia pun menikmati masakan Lalisa dengan tenang.
Lalisa menemani ketiga remaja itu dengan mengupas mangga.
Lalisa Alethea
Lagi musim mangga nih. Nanti di makan ya mangganya. (meletakkan mangga potong ke atas meja)
Nadia Angelica
Siap Tante!
Lalisa Alethea
(beranjak, masuk ke dapur)
Nadia Angelica
Ve, gue kalau tinggal di rumah loe, bisa melar nih. Suguhannya banyak bener dah.
Rigel Nathanael Jung
Bisa diem gak loe!
Nadia Angelica
Ihh.. (manyun)
Seorang pria turun dari mobilnya. Kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya di lepas.
Matanya menatap melihat rumah yang sudah cukup lama dia tinggalkan.
Senyuman tipis terukir dari wajah tampan pria itu.
Dengan langkah tegas, pria itu masuk ke dalam rumah.
Dia hapal betul jam segini pasti anggota keluarganya sedang berada di ruang makan. Jadi tanpa ragu dia melangkah masuk ke ruang makan.
Orion Sebastian
Selamat siang semua! (tersenyum lebar)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!