Kring kring kring
Elsya meraba raba handphone yang sedang ia letakkan di sekitar kasurnya. Begitu ia menemukannya ia langsung mengangkat telpon yang berdering tanpa melihat nama dari si penelpon
"Elsyaaaaaaaaaaa kamu dimana?"
"Di rumah Ren" Elsya mengangkat telpon dengan suara khas bangun tidur
"Ya ampun Sya.. Kamu lupa kalau kita mau nonton jam 3?"
"Ga ko, aku inget"
"Terus kenapa kamu masih tidur? Kamu ga tau ini jam berapa?"Elsya lalu melihat ke arah jamnya
"What? Sudah jam 2.30? Ini ga salah?" Elsya berteriak histeris begitu melihat jam dinding yang ada di kamarnya dan langsung merubah posisinya menjadi duduk
Reni menjauhkan handphone dari telinganya karena mendengar teriakan Elsya "Ga salah Sya, kita jadi nonton ga? Aku sudah sampe nih di bioskop"
"Reni sayang, gimana kalau kita undur di jam berikutnya aja? Aku janji bakalan langsung siap siap deh" Elsya merayu sahabatnya
"Sya aku sudah nunggu lama lho"
"Sorry sorry aku ketiduran, tadi aku cape banget abis bantuin Mama bersihin rumah, nanti aku traktir deh, ya? mau ya?"
"Janji lho ya bakalan langsung siap siap terus berangkat sama traktir aku, aku mau minta yang mahal nih"
"Iya siap Reni sahabatku sayang, aku janji"
"Yasudah cepet aku tungguin disini, kalau sudah sampe kabarin aku, aku mau jalan jalan dulu siapa tau dapet cowo"
"Siap bos"
Elsya langsung mandi dan berdandan. Ia sudah mempersiapkan baju yang akan dia pakai. Sekitar 45 menit kemudian, dia sudah siap dan langsung menuju ke bawah
"Mama, Elsya berangkat dulu ya" kata Elsya sambil mengambil roti yang tersedia di meja
"Eeeeehhhh. Sini dulu, jangan langsung pergi pergi aja. Mau kemana kamu sayang?" Mama memanggil Elsya
Elsya secepat mungkin menghampiri Mamanya yang sedang berada di dapur. "Mau nonton sama Reni Ma"
"Dimana kamu nonton? Ada siapa aja di sana? Pulang jam berapa? Ada cowonya ga?" Mama langsung mengeluarkan banyak pertanyaan
"Ya ampun Mama, aku cuma mau nonton doang tapi pertanyaannya panjang dan banyak banget. Aku cuma nonton sama Reni doang ko. Tadinya nonton jam 3 tapi karena aku telat bangunnya, makanya baru mulai jam 5 kurang. Aku nonton di mall V Ma"
"Kamu sih pake acara ketiduran segala. Kan pulangnya pasti malem deh"
"Ma aku kan sudah dewasa lho, bukan anak kecil lagi. Lagian ini kan malam minggu Mamaku sayang" Elsya memeluk Mamanya agar diizinkan pergi
"Iya iya, yasudah sana. Tapi inget habis nonton dan makan kamu harus langsung pulang ya"
"Iya Mama aku tersayang, aku janji. Aku pergi dulu ya" Elsya mencium tangan Mamanya dan segera mengambil kunci mobilnya
Di dalam perjalanan, ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan agak tinggi karena ia tidak ingin Reni semakin ngomel ngomel padanya
Kring.. kring..
"Sya, masih lama ga?"
"Ga ko Ren, ini aku sudah di jalan A, tapi macet banget"
Sekitar setengah jam kemudian, ia sampai dan segera mencari parkir lalu menghubungi sahabatnya itu
"Halo Ren, kamu dimana?"
"Aku di depan bioskop Sya. Kamu dimana?" Reni mengangkat telpon dengan nada yang sudah sangat kesal
"Waduh jangan jangan dia nanti ngamuk kalau aku muncul. Aku beli cemilan dulu ah" gumam Elsya
"Aku lagi naik ko Ren. Tunggu ya. Sabar" Elsya mencoba menenangkan sahabatnya itu
"Aku sudah nunggu daritadi kali Sya" jawab Reni masih dengan nada yang sangat kesal
"Iya iya maafin aku, aku lari nih"
Elsya segera masuk menuju ke arah tempat yang jual cemilan. Lalu ia segera membeli beberapa makanan ringan agar sahabatnya itu ga marah marah lagi. Setelah selesai, ia segera berlari menuju ke bioskop. Tapi tiba tiba
Duk..
"Awww sakit" Elsya memegang bahu sebelah kiri setelah menabrak seseorang sampai goodie bag yang ia bawa terjatuh. Ia lalu melihat seorang laki laki sedang mengamati dirinya dengan tatapan yang sangat tajam
"Mas kalau jalan lihat lihat dong" omel Elsya
"Saya lihat lihat? Kamu ga sadar kalau kamu yang lari larian terus nabrak saya? Lihat nih baju saya jadi kusut setelah ditabrak kamu" laki laki itu berbicara pada Elsya dengan nada yang sangat ketus
"Ish biasa aja dong kalau ngomong mas" Elsya lalu mengambil goodie bag yang ia bawa
"Eh kamu mau kemana?"
"Mau pergilah. Saya lagi buru buru nih"
"Kamu ga minta maaf sama saya? Kamu kan yang nabrak saya"
"Mas sudahlah ga usah di perpanjang, ini kan ga sengaja"
"Ga.. Pokonya kamu harus minta maaf ke saya karena sudah nabrak saya tadi" Arlan berkata dengan nada yang lebih tinggi
"Arlan, kenapa kamu marah marah?" tanya Vicky yang menghampiri mereka lalu mengamati Elsya
"Ini kak, dia sudah nabrak aku tapi ga mau minta maaf"
"Mas aku ga sengaja dan sudah bilang kalau lagi buru buru. Kenapa sih hal kaya gitu saja dipermasalahkan?"
"Kamu ga diajarin sopan santun ya ke orang yang lebih tua? Sudah salah malah ngotot dan ga mau minta maaf lagi. Dimana sopan santun kamu, hah?" Arlan hilang kendali dan agak membentak Elsya
"Hei hei, sudah sudah Lan. Biarkan dia pergi. Lagian juga dia bilang lagi buru buru" Vicky menghentikan Arlan yang semakin menjadi jadi
"Tapi kak dia itu salah, ga seharusnya dia kaya begitu, dia itu harus dikasih pelajaran" Arlan bicara serius dengan Vicky
Elsya melihat peluang agar bisa pergi dari sana. Tak ingin menyia nyiakan kesempatan yang ada, secepat kilat dia langsung ambil langkah seribu supaya bisa terlepas dari Arga
"Hei hei kenapa kamu kabur? Kamu belum minta maaf ke saya" teriak Arga di depan banyak orang. Arlan tadinya berniat untuk mengejar Elsya tapi ditahan oleh Vicky
"Sudahlah Lan. Biarkan dia pergi"
"Tapi kak"
"Pak Liam sudah sampai lho. Kamu mau klien kita menunggu? Ayo kita segera ke sana"
"Baiklah" ucap Arga kesal
"Ish kesel banget deh. Kenapa sih ada orang kaya begitu?" gumam Elsya. Elsya masih kesal dengan kejadian tadi
Kring.. kring..
Elsya baru teringat dengan sahabatnya itu. Dia segera berlari ke arah bioskop sambil menenteng godie bag miliknya
"Halo Ren"
"Kamu ko lama banget Sya"
"Ini aku sudah sampai ko di depan, kamu di sebelah mananya?"
"Aku di depan yang jual popcorn"
Elsya segera berlari untuk masuk ke dalam tapi security menahannya
"Maaf mba, makanannya bisa diletakkan di dalam loker penyimpanan terlebih dahulu" ujar security
"Ya ampun aku ko sampai lupa sih kalau di dalam ga boleh bawa makanan"
"Hai Ren, Maaf ya lama"
"Bukan lama doang Sya tapi lama banget lho, aku nunggu kamu dari jam berapa coba"
"Sorry sorry, tadi pagi Mama minta dibantuin bersihin gudang yang berantakan banget. Terus aku cape banget dan ga sengaja ketiduran" Elsya mengatupkan kedua tangannya di atas kepala
"Tapi kamu ga lupa kan mau traktir aku? Aku minta ganti rugi lho"
"Iya siap bos, beres itu sih, terserah kamu mau makan dimana"
"Nanti aku pikirin lagi, sekarang kita masuk yuk" Reni senang akan di traktir oleh Elsya. Ia akan memilih restaurant yang mahal untuk minta ganti rugi pada Elsya karena telah membuang waktunya
"Kita dibangku yang mana deh Ren?"
"Ckckckck. Kamu yang pilih bangkunya juga, kamu yang lupa. Nih punya kamu Sya"
"Oiya aku di 11C kamu di 12C ya"
"Iyaa Elsya"
Mereka pun duduk di kursi yang telah ditentukan. Elsya membeli popcorn dan air minum untuk menemani mereka menonton. Film yang ditunggu tunggu pun akhirnya mulai setelah mereka melihat beberapa iklan
Sekitar 2 jam mereka berada di dalam. Setelah film selesai, mereka segera melangkah keluar dan menuju ke restaurant Jepang yang sudah di pilih oleh Reni yang berada 1 lantai di bawah mereka. Mereka menggunakan eskalator untuk sampai di sana
"Sya aku mau makan disini" Reni menunjuk salah satu restaurant
"Oke, Let's go"
Mereka berdua saat ini sudah duduk di meja yang telah diarahkan oleh pelayan restaurant tersebut. Mereka memilih menu yang ada di sana dan memanggil pelayan untuk memesan makanan
Elsya dan Reni bercerita tentang film yang baru saja mereka tonton bersama. Elsya melihat jam yang ada di tangannya dan seketika ia teringat pada Mamanya yang menyuruh dia untuk langsung pulang setelah selesai nonton dan makan
"Btw kita habis ini mau kemana lagi Sya?"
"Kalau aku sih pulang Ren. Mama udah wanti wanti tadi. Katanya harus langsung pulang setelah selesai makan dan nonton"
"Mama kamu selalu begitu deh. Ya maklum saja, abis ngejagain tuan putri kesayangan jadinya harus over protective deh"
"Ish apaan sih Ren"
"Eh jangan jangan kamu sudah di jodohin lagi sama salah satu rekan bisnis Papamu, kan di novel novel yang aku baca gitu tuh, sering ada perjodohan bisnis di antara pengusaha" goda Reni
"Huss.. ga usah ngaco deh. Kamu tu ya kebanyakan baca novel deh jadinya langsung ke situ pikirannya" Elsya memukul lengan Reni
"Tapi bisa jadi Sya, mungkin Papamu jodohin kamu sama CEO salah satu perusahaan terkenal"
"Nah ini nih, otakmu sudah eror ya karena kelamaan nungguin aku? Jadi kamu mikirnya sudah kemana mana"
"Hmm bisa jadi sih" Reni cekikikan mendengar ocehan temannya itu
"Ren, fotoin aku dong, dekor restaurantnya bagus. Aku suka"
"Nah ini nih yang bikin aku ga suka. Kamu itu ya selalu aja narsis dimana pun kamu berada"
"Abisnya lucu banget sih Ren. Lagian kamu yang ngajakin aku kesini kan. Bukan salah aku lho ya"
"Iya deh iya. Mana hpmu sini, aku fotoin"
"Bentar bentar aku keluarin kacamata dulu"
"Udah siap belum?"
"Udah dong"
"Aku foto ya, 1..2..3"
Sumber : https://www.google.com/amp/s/www.pinterest.com/amp/pin/315111305161668913/
"Makasih sayangku. Fotonya bagus banget deh. Aku upload ah ke sosmed"
"Done. Coba kita liat hasilnya" lanjut Elsya
"Ya ya ya terserah kamu deh Sya"
"Permisi ini sushi dan ramennya. Lalu ini minumannya" ujar pelayan restaurant memberikan pesana mereka
"Makasih mba" ucap Elsya dan Reni bersamaan
"Eh Sya, ko aneh deh. Ada cowo ganteng yang liatin kita terus daritadi. Naksir kali sama kamu Sya. Mau ajak kenalan"
"Siapa Ren?" Tanya Elsya penasaran
Reni menunjuk salah satu meja yang ada di sampingnya. Elsya segera melihat itu dan dia langsung tersedak begitu melihat sosok laki laki yang sedang melihatnya dengan tatapan mata yang tajam
Sumber : https://jichangwookkitchen.com/2017/05/14/drama-even-more-behind-scenes-photos-of-ji-chang-wook-in-suspicious-partner/ljm\_04\_814\_f1\_%E1%84%85%E1%85%A9%E1%84%80%E1%85%A9/
"Eh Sya, kamu kenapa? Ko langsung tersedak gitu sih Sya"
"Ren, kamu sudah selesai belum? Yuk kita pergi dari sini yuk" Elsya segera berdiri dan mengajak Reni keluar restaurant itu
"Eh kamu mau kemana? Aku masih belum selesai makan Sya. Kamu kenapa sih ko kaya ngeliat setan gitu?" Reni heran melihat perubahan sikap sahabatnya
"Udah ga usah banyak tanya deh Ren, kalau kamu ga mau ikut aku, aku duluan ya, kamu pake uangmu dulu untuk bayar ini, besok aku ganti di kampus"
Elsya semakin panik begitu melihat Arlan yang berjalan ke arah dirinya. Dengan cepat, dia segera meninggalkan kursi yang telah ia duduki. Ia merasa telah berjalan dengan cepat tetapi posisinya masih di tempat ia berdiri tadi
"Eh ko aku ga bergerak sih. Perasaan aku sudah cepat jalannya" Elsya segera menoleh ke arah belakang. Ia langsung saja jatuh terduduk begitu melihat Arlan yang memegang belakang tasnya
"Mau kemana kamu?"
"Aku mau ke toilet mas, aku udah kebelet banget"
"Ga bisa. Kita belum selesaikan urusan kita. Kamu belum minta maaf sama aku"
"Mas, tapi aku mau ke toilet"
"Kamu tinggal minta maaf aja sama aku susah banget sih"
"Sudah sudah Lan, ga usah di perpanjang, biarkan dia pergi, kasian lho dia mau ke toilet" Vicky mencoba melerai mereka untuk kedua kalinya
"Ini sebenarnya ada apa sih Sya?" tanya Reni heran
"Sudah ayo kita pulang, Papa sudah nunggu kita" Vicky merangkul pundak adiknya dan mengajaknya pergi
"Awas ya kamu, kalau ketemu sekali lagi aku ga akan lepasin kamu" ancam Arlan dan dia pun segera pergi dari situ
"Huuuuufft lega aku. Akhirnya bisa bebas dari dia. Serem banget sih" Elsya mengelus dadanya lega
"Emangnya kenapa sih Sya ko dia sampai kaya gitu? Dia emangnya siapa?" Reni masih belum mengerti. Akhirnya Elsya menceritakan kejadian dirinya bertemu dengan Arlan dan Reni cekikikan mendengar cerita Elsya
"Sya kamu ga ngerasa dia ganteng banget apa Sya? Sudah gitu dia tinggi dan putih, tipe ideal aku gitu deh"
"Ambil aja cowo galak itu buat kamu. Aku ga mau"
"Awas hati hati lho. Kalau kamu jodoh sama dia gimana?"
"Apa sih Ren, ngarang aja deh kamu"
"Ya kita kan ga ada yang tau jodoh kita siapa. Lagian juga kata Afgan jodoh pasti bertemu"
"Aaaaahhh udahlah kita pulang aja yu. Udah jam segini nih. Kalau terlambat bisa di omelin aku dari ujung ke ujung"
Sekitar satu jam Elsya menghabiskan waktu di perjalanan. Ia sempat mengantarkan Reni terlebih dahulu ke rumahnya. Setelah Elsya sampai, ia segera memarkiran mobilnya di garasi dan langsung masuk ke dalam rumah
Elsya merasa beruntung karena ia berpikir kalau Mama dan Papanya sudah tertidur karena lampu rumah sudah dimatikan. Ia pun mengendap ngendap, berjalan tidak bersuara. Sepatu yang ia kenakan sudah ia copot dan sengaja ia tenteng agar tidak ketahuan
"Ehem ehem"
Elsya pun terkejut dan seketika ia menghentikan langkah kakinya. Dan pada saat yang sama, lampu rumahnya menyala lalu ia melihat sang Mama sedang menyilangkan kedua tangannya di dada
"Dari mana saja kamu?" tatapan Mama seperti ingin memakan anaknya
"Ma.. Mama.. Belum tidur?" tanya Elsya terbata bata
"Ga usah basa basi. Cepet bilang sama Mama dari mana saja kamu" Mama menghampiri Elsya dan menjewer sebelah telinganya sambil mengajak sang putri duduk di ruang keluarga
"Awww Ma.. Mama.. Sakit Ma.. Lepasin dong Ma" Elsya berteriak sepanjang jalan
Begitu tiba di ruang keluarga, Mama langsung mendudukkan Elsya di sofa. "Cepet jawab pertanyaan Mama. Dari mana saja kamu?"
"Ma kan aku udah izin sama Mama"
"Tapi kan kamu tau Mama cuma izinin kamu nonton dan makan saja. Kenapa sampai larut malam begini sih"
"Ma.. ini kan belum terlalu malam. Masih jam 10.30"
"Kamu itu ya, sudah salah masih aja ngebantah. Kamu itu kan anak perempuan, harusnya bisa ngejaga diri dong. Jangan cuma tau main sama kuliah aja"
"Ma aku kan ga ngapa ngapain. Tadi aku cuma nonton sama makan aja ko Ma. Beneran deh. Ga boong. Terus aku antar Reni sampai ke rumahnya baru pulang ke sini"
"Ga bisa. Kamu harus di hukum. Bisa bisa besok kamu pulang lebih malam. Kamu tinggal pilih mau kerja apa mau nikah"
"Apa? Ma.. Aku masih kuliah lho. Ko disuruh nikah. Kuliah aja belum lulus. Lagian aku belum ada calon"
"Kalau begitu kamu harus kerja"
"Ma.. Tapi.."
"Ga ada tapi tapian. Nikah apa kerja? Pilihan kamu cuma 2. Cepat pilih" jawab Mamanya tegas
"Kerja deh kerja" Elsya menjawab pasrah
"Yasudah besok Mama bilang Papa supaya kamu dimasukin kerja di tempat temennya Papa aja"
"Ma aku ga kerja di perusahaan kita aja?"
"Ga.. Kamu ga bisa mandiri kalau kerja di perusahaan kita"
"Ma.. Jangan dong"
"Mama ga terima alasan. Papa sudah setuju tinggal besok pagi Mama omongin lagi sama Papa kamu. Kamu naik gih ke atas. Besok kan kamu ada kelas pagi. Jangan sampai telat bangun. Inget itu ya"
"Iya Ma" Elsya melangkah ke kamarnya dengan langkah gontai
Sesampainya di kamar, ia langsung merebahkan dirinya di kasur empuk miliknya. Ia memikirkan perkataan Mamanya barusan
"Ah seandainya saja aku ga ketemu sama orang itu. Pasti aku akan cepat pulang" Elsa mengacak rambutnya sendiri dan bangun dari tidurnya
"Tapi gimana mungkin Mama kepikiran untuk menikahkan aku secepat itu, lulus juga belum kenapa harus menikah sekarang. Jangan jangan benar kata Reni kalau aku sudah dijodohkan oleh temennya Papa. Ga mungkin ga mungkin ga mungkiiiiin. Aaaaaaaaa" kali ini Elsya menendang nendang udara sambil menutup wajah dengan kedua tangannya
Pagi harinya Elsya bangun tidur lalu bersiap untuk ke kampus. Dia tidak mau terlambat karena dosen di kelas ini adalah dosen tamu yang akan mengajar selama 1 semester ke depan
Elsya melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan. Disana, Mama dan Papanya sudah menunggunya untuk sarapan. Elsya menarik kursinya yang berada di depan Mama
"Pagi sayangku"
"Pagi Pa, Ma"
Elsya lalu mengambil nasi goreng yang ada di meja lalu segera memakannya. Setelah dia selesai sarapan, Mamanya langsung berkata padanya
"Sya, Mama sudah bicara pada Papa tentang pekerjaan kamu"
"Ma itu beneran?"
"Ya iyalah Sya. Itu kami lakukan supaya kamu ga manja lagi. Kamu harus menghargai waktu, jangan maunya main terus"
"Tenang sayang, Papa sudah menitipkan kamu ke perusahaan sahabat Papa. Nanti pulang kuliah kamu ke sana ya"
"Pa secepat itu? Bahkan yang lain saja belum mulai kerja lho"
"Kamu berbeda sayang. Siapa yang akan meneruskan usaha kita kalau kamu tidak handal dalam berbisnis? Ingat lho, Kakek kamu susah payah membangun usaha ini untuk kita semua"
"Iya Pa iya. Aku akan kesana nanti" Elsya akhirnya hanya bisa pasrah dengan keputusan kedua orang tuanya
"Nanti Papa akan kirimkan kamu alamat kantornya ya"
"Iya Pa. Aku pergi dulu ya" Elsya tidak mau berlama lama di rumah karena itu akan meneruskan obrolan mereka tentang pekerjaannya
"Ah kenapa sih harus begini" Elsya mengomel begitu sampai di mobil. Tapi ia sadar kalau tidak boleh emosi selama mengendara jadi ia memutuskan untuk menyetel radio yang ada di mobilnya. Ia lalu bernyanyi dengan suara kencang sambil meluapkan emosinya
Setelah sampai di kampus, ia segera menuju ke ruang kelasnya. Ia sudah hampir terlambat. Ia berlari kecil dengan membawa buku yang ia letakkan di depan dadanya
Bruuuuuk
"Aaaaawww" Elsya melihat buku buku yang ada di tangannya jatuh semua akibat tabrakan
"Ish kenapa sih nabrak nabrak segala. Kamu ga tau aku ini siapa, hah? Bantuin dong, masa cuma diliatin aja" Elsya mengambil bukunya lalu ia melihat orang yang berada di depannya sedang menatapnya tajam
"Aaaaaa... Ke.. Kenapa mas ada di sini? Mas sengaja buntutin aku ya? Sengaja cari tau tentang aku ya?" Elsya kaget karena ia bertemu dengan Arlan di kampusnya
"Hahahahaha. Aku? Membuntutimu? Mencari tau tentangmu? Apa kamu sepenting itu untukku?" Arlan berkata dengan sangat sinis
"Lalu kenapa mas ada disini? Aku tau, mas itu mahasiswa baru kan? Mas harus hormat pada senior. Biar gimana pun aku adalah seniormu disini"
"Oh ya? Sejak kapan ada aturan seperti itu. Kamu berhutang 2x permintaan maaf padaku. Cepat lakukan"
"Ga mau. Itu bukan cuma salahku saja lho"
"Kamu akan menyesal berkata seperti itu padaku"
"Syaaaa...." Reni berlari menghampirinya. Ia segera menarik Elsya agar tidak mencari masalah lagi dengan Arlan
"Maaf Pak, saya akan bawa Elsya pergi"
"Bawalah temenmu ini. Beritahu dia siapa aku agar dia tidak seenaknya padaku" jawab Arlan. Ia lalu berjalan ke arah kelas Elsya dan Reni
"Apaan sih Ren"
"Sya sudah Sya. Jangan cari masalah dengannya. Dia itu dosen tamu kita"
"Apa? Yang benar kamu Ren?"
"Iya tadi dia sudah masuk kelas dan keluar lagi untuk menerima telepon yang masuk. Dia sudah memperkenalkan diri juga"
"Waduh gawat. Mau ditaruh dimana wajahku"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!