Omar Barrakh adalah pengusaha muda dan sukses di kotanya. Kekayaan orangtuanya yang diwariskan kepadanya telah berhasil bahkan lebih berkembang dibawah kepemimpinannya.
Menjelang usia 30 Omar belum pernah sekalipun terlihat menggandeng seorang wanita, banyak prasangka orang tentangnya salah satunya yang paling terkenal Omar menyukai sesama jenis.
Gosip ini sangat berakibat buruk terhadap perkembangan perusahaan yang dia pimpin sehingga pamannya memberi usul agar Omar secepatnya mencari wanita yang akan dia nikahi.
"Om tau alasannya mengapa sampai saat ini kamu belum menikah tapi tolonglah kamu kesampingkan ego kamu. Kamu harus punya penerus yang akan meneruskan semua yang telah kamu jalankan dengan susah payah ini. Secepatnyalah cari wanita yang pantas untuk kamu peristri" perintah Reynhard Dwi Barrakh paman Omar dari garis keturunan ayahnya.
"Aku belum memikirkannya Om, lagian kemana aku harus mencari wanita yang akan kujadikan seorang istri jangankan pacar teman wanita saja aku tak punya" jawab Omar.
"Om mengerti, tapi jangan jadikan alasan masa lalu yang akan merusak hidupmu. Ingat Omar nasib orang berbeda, nasib kamu tidak akan sama dengan Papa kamu. Kamu adalah kamu, Papa kamu adalah Papa kamu. Kalian memiliki jalan hidup yang berbeda. Tidak akan pernah sama. Dan satu yang pasti tiap orang akan memiliki pasangannya masing-masing. Om pinta kamu fikirkan nasehat Om kali ini" Reynhard menepuk bahu ponakan kesayangannya kemudian melangkah meninggalkan ruangan CEO perusahaan ini yang tak lain adalah Omar sang ponakan.
Omar menarik kasar rambutnya, permintaan pamannya kali ini sangat sulit dia tolak tapi lebih sulit lagi untuk mengabulkannya. Bagi Omar, sosok Reynhard adalah penggantinya Papanya yang sudah lama meninggal. Pamannyalah yang selama ini mendidik dan menariknya dalam keterpurukan. Pamannya satu-satunya keluarga dari Papanya yang membesarkan dan merawat Omar dan juga Oryza adiknya sampai saat ini. Pamannya satu-satunya orang yang sangat dia percaya di dunia ini.
"Heloo bro, suntuk amat muka lo?" sapa Kevin sepupunya yang baru saja masuk kedalam ruangannya.
Omar menghembuskan nafasnya kasar, membuang beban yang ada dalam fikirannya. Dia tidak menjawab sapaan Kevin yang baru masuk kedalam ruangannya. Omar meraih telepon yang ada diruangannya dan segera menekan nomor panggilan keruangan asisten pribadinya.
"Ya Bos" jawab sang asisten pribadi.
"Kamu keruanganku segera!" Perintah Omar kemudian langsung menutup teleponnya.
Tak lama pintu ruangan diketuk dan muncullah August sahabat merangkap asisten pribadinya di kantor.
"Ada apa Bos?" tanya August.
"Kita ke club, aku harus mencairkan otakku yang hampir pecah karena tekanan ini" ucap Omar.
August melirik kearah Kevin menanyakan apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya ini. Sementara Kevin hanya mengangkat bahunya mengisyaratkan bahwa dia tidak mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi sepupunya ini.
Mereka bertiga pergi ke club dan duduk di salah satu meja favourite mereka.
"Ada masalah apa Bro dari tadi aku tanya kamu diam aja. Siapa tau kami bisa bantu?" tanya Kevin penasaran.
"Papa kamu nyuruh aku segera menikah?" ucap Omar singkat.
"Apa?" tanya Kevin dan August bersamaan.
"Kemana aku harus mencari wanita yang akan kujadikan istri? teman wanita saja aku tidak punya?" ucap Omar sambil meneguk soda yang dia pesan.
"Kevin anaknya sendiri aja gak disuruh nikah, kog malah kamu yang disuruh nikah sama Pak Rey?" tanya August.
"Kalau dia pasti Om Rey bingung siapa wanita yang akan dinikahinya sangkin banyaknya pacarnya dan setiap hari selalu gonta ganti cewek" cibir Omar.
"Hahahaha... Kamu aja yang gak mau kenal wanita. Mereka itu asik untuk diajak main" jawab Kevin yang memang terkenal sebagai seorang casanova.
"Cih... aku tidak suka bermain wanita. Mereka itu semua sama" jawab Omar.
"Slow bro.. Kalau kamu sudah mencicipi satu wanita aku yakin kamu pasti ketagihan. Tapi gimana mau di icip dekat wanita saja kamu sudah jijik" ucap Kevin.
August hanya diam saja mendengar dua sahabatnya itu.
"Gus, menurut kamu aku harus bagaimana? Kalau tukar pendapat sama Kevin pasti jawabannya gak benar secara dia memang pecinta wanita" ejek Omar.
Kevin terlihat tertawa mendengar julukan yang diucapkan Omar.
"Aku sebagai teman kamu sangat mendukung permintaan Om Rey, gimana pun kamu memang butuh seseorang yang nanti akan mengurus kamu dan satu lagi kamu harus meneruskan keturunan, jangan sampai keturunan keluarga kamu hanya sampai di kamu saja" nasehat August.
"Akh.... kenapa hidup harus seperti ini sih?" ucap Omar frustasi. Kalau sudah menyinggung keturunan dia tidak bisa mengelak lagi.
"Apa harus dengan seorang wanita aku bisa mendapatkan keturunan?" ucapnya bingung.
"Gila lu bro... emangnya bisa pedang ketemu pedang terciptalah bayi?" Kevin tertawa mendengar gumaman Omar.
"Huss... kalau orang dengar mereka bisa mikir kamu gay" potong August.
"Gus kamu cari perempuan yang mau melahirkan anak tanpa harus aku sentuh" ucap Omar sembarangan karena bingung.
"Yaelah emang udah korslet ya nih anak. Kamu tau bagian itulah yang paling penting dari semuanya kamu malah mau lari dari adegan itu" cibir Kevin.
"Itu kamu yang berfikiran itu penting, kalau aku yang penting aku punya keturunan, titik" jawab Omar.
"Tapi mana ada wanita yang bisa hamil tanpa disentuh Bos?" ucap August.
"Akh...." Omar mengacak-acak rambutnya, pusing memikirkan permasalahannya.
"Tapi bro, aku aja yang seorang pemain kalau soal urusan keturunan pasti akan pilah pilih wanitanya. Selama ini aku selalu main aman biar tidak menghasilkan. Kamu tau sendiri wanita yang selama ini bersamaku hanya untuk bersenang senang, mereka tidak pantas menjadi ibu dari anak-anakku. Masak kamu mau sembarangan mencari wanita yang kelak akan melahirkan anak-anak kamu nanti?" ucap Kevin.
"Tumben otak kamu lurus" potong August.
"Weis... sepele kamu. Kalau soal masa depan aku gak akan main-main bro, aku pasti serius menjalaninya. Makanya sekarang aku puas-puasin maennya" jawab Kevin bangga.
"Jangan bangga kamu. Itu bukan sebuah prestasi yang patut untuk kamu banggakan" ejek Omar.
"Jelas prestasi donk, cuma dibagian itu aku bisa mengalahkan prestasi kamu" jawab Kevin dengan senyum nakalnya.
"Cih aku tak sudi bersaing dengan kamu dalam hal wanita. Seandainya bisa akan kuserahkan semua wanita di dunia ini padamu dari pada aku harus bertanding dengan kamu mengenai wanita" ucap Omar jengkel.
"Hahahaha.... sudah aku duga kamu pasti akan mundur" ejek Kevin dengan senangnya.
Sudah dua jam mereka di club itu, malam ini mereka memang sengaja tidak mabuk-mabukan dan hanya menghibur Omar yang sedang galau karena hidupnya.
"Akh.. pusing kepalaku memikirkannya. Kita pulang saja" ajak Omar.
"Baru jam sepuluh bro, cewek-cewek cantik belum pada ngumpul" cegah Kevin.
"Kamu sendiri yang bilang kalau soal masa depan tidak main-main. Kamu mau cari ibu dari anak-anak kamu di club ini, yang benar saja" ejek Omar.
"Tapi kan aku masih mau menikmati sentuhan mereka" elak Kevin.
"Cih... sekarang mau ikut pulang atau nggak? atau kami tinggal kamu sendiri disini?" ancam Omar dan berlalu meninggalkan dua sahabatnya.
"Oke.. aku ikut pulang" jawab Kevin dan segera menyusul Omar.
August membayar tagihan mereka malam ini kemudian melangkah keluar menyusul Omar dan Kevin.
BERSAMBUNG....
Pagi yang cerah secerah wajah anak-anak yang belum berdosa. Dengan riangnya mereka bermain-main sambil menyanyikan lagu anak-anak yang baru saja diajarkan gurunya.
Jasmine sangat menyukai suasana ini. Dia memang pecinta anak-anak. Karena baginya masa anak-anaklah yang paling bahagia. Dimana tidak ada kebohongan dan beban hidup.
Anak-anak pasti selalu berkata jujur tentang apa yang dia dengar dan fikirkan tidak dengan orang dewasa yang selalu melakukan sebuah kebohongan demi menutupi kebohongannya yang lain.
Masa kanak-kanak juga masa yang paling indah karena yang ada dalam fikiran mereka hanya bermain dan bermain. Tidak ada tuntutan ataupun beban hidup yang harus dihadapi.
Jasmine Ardhan adalah wanita yang lemah lembut dan sangat menyayangi anak-anak. Karena itulah dia mendirikan sebuah Taman Kanak-Kanak. Walau dia tidak mempunyai ilmu sedikitpun tentang mengajar tapi baginya bisa dekat dan setiap hari melihat anak-anak dia sudah sangat senang sekali.
TK ini sudah dia bangun sejak dia masih kuliah, kedua orang tuanya sangat mendukung keinginannya yang sangat murni tersebut.
Walau anak tunggal tapi Jasmine tidak manja, dan mungkin karena dia anak tunggal dia sering merasa kesepian dirumahnya, itulah mengapa dia sangat menyukai anak-anak agar bisa meramaikan hidupnya.
Setelah tamat kuliah Jasmine sempat bekerja disebuah perusahaan swasta yang ada di kotanya dan sempat mempunyai karier yang bagus. Tapi dia tidak suka menjalani hidup yang seperti itu. Dia tidak suka menjadi wanita karier.
Impiannya sangat sederhana, dia hanya ingin menjalani hidup ini dengan bahagia dan tanpa tekanan. Setelah lima tahun bekerja akhirnya dia mengundurkan diri dari tempat kerjanya dan dengan bekal tabungannya selama bekerja Jasmine mendirikan sebuah toko kue dengan konsep cafe yang menghidangkan cake-cake yang dapat memanjakan lidah sambil menikmati suasana cafe yang nyaman dan tenang.
Usaha barunya ini sudah dia bangun sejak satu tahun yang lalu dan dalam kurun waktu satu tahun ini Toko Kuenya sudah semakin ramai dan banyak dikenal orang. Tidak hanya dikenal karena rasa kue-kuenya yang enak tapi juga karena suasa tokonya yang sangat nyaman membuat siapapun betah berlama-lama didalamnya sambil menikmati menu-menu yang disajikan di Toko Kue tersebut.
Jam 12 siang, taman kanak-kanak kepunyaan Jasmine sudah sepi karena sejak jam 11 tadi anak-anak TK sudah pulang dijemput keluarga mereka masing-masing. Setelah mengurus semua urusannya di sekolah Jasmine segera beranjak menuju Toko Kuenya.
Toko Kue Jasmine, itulah tempat yang saat ini sedang dia tuju. Toko kue yang mulai buka jam 10 pagi dan tutup jam 10 malam. Jasmine memiliki beberapa karyawan yang sudah dia anggap seperti keluarga.
Semua karyawannya sangat menghormati dan menyayangi Jasmine karena kebaikan hatinya. Jasmine bukan hanya sebagai Bos dan pemilik toko kue ini tapi Jasmine seperti kakak mereka sendiri.
Tanpa mengenal statusnya Jasmine dengan santainya bercanda dengan para karyawannya sudah seperti keluarga. Selain cantik, baik dan ramah Jasmine juga tidak pelit. Beberapa bulan sekali dia suka membagikan bonus pada karyawannya karena toko kuenya mendapat penghasilan yang meningkat setiap bulannya.
Tentu saja para karyawannya menjadi semangat bekerja di toko kue yang dia miliki. Jasmine juga tidak sungkan-sungkan berkreasi sendiri di dapur menciptakan kue-kue yang dia buat sendiri dan kue-kue tersebut tentu saja menjadi menu favourite di toko kuenya.
Jasmine juga secara adil memberikan les dan pelatihan pada para karyawannya. Mereka mengikuti les di tempat-tempat yang terkenal dan guru yang bagus. Dia tidak takut para karyawannya lari setelah mendapatkan ilmu dalam membuat kue yang enak dan berkualitas.
Malah itulah alasannya untuk memberikan pelatihan pada karyawannya. Dia sering memberi semangat agar para karyawannya mempunyai mimpi untuk membuka usaha seperti yang dia lakukan.
Jasmine tidak takut untuk mempunyai saingan karena menurutnya setiap toko kue itu memiliki ciri khas dan andalannya masing-masing. Jadi wajar saja kalau karyawannya mempunyai mimpi mereka sendiri dan dia juga sangat yakin para karyawannya mempunyai ciri khas mereka oleh sebab itu Jasmine membebaskan para karyawannya untuk berkreasi di dapurnya. Mereka bebas menciptakan kue atau cake dengan resep mereka sendiri setelah di rasa dan dinilai bersama baru kue atau cake tersebut layak di jual.
Sudah bisa dipastikan para karyawannya sangat nyaman bekerja di Toko Kue Jasmine, selain mereka mendapat gaji dan ilmu, mereka juga bebas mengembangkan keahlian dan kreasi mereka dalam menciptakan sebuah kue.
Jam satu siang Jasmine sudah sampai di Toko Kue Jasmine miliknya. Seperti biasanya para karyawan sudah menyiapkan menu makan siang untuk jasmine plus cake kreasi mereka minggu itu. Setiap minggu Jasmine memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk membuat kue baru mereka dan digilir secara adil.
"Siang Bos cantik, makan siang hari ini sudah kami antar keruangan Bos seperti biasa" lapor Rike karyawan yang paling muda di toko kuenya.
"Terimakasih Ke" jawab Jasmine sambil tersenyum manis. Setelah memantau keadaan toko kuenya Jasmine naik kelantai atas letak ruangan pribadi miliknya.
Jasmine memiliki ruang kerja sekaligus ruang pribadi yang bisa dia gunakan untuk beristirahat yang terletak dilantai doa tokonya. Ruangan yang ditata dengan sangat nyaman dengan sentuhan khas seorang wanita.
Ruangan yang dicat dengan warna-warna lembut ditambah beberapa bunga hidup disudut ruangan. Ada sofa yang empuk yang bisa disulap menjadi tempat tidur saat Jasmine butuh istirahat atau sedang mengantuk diruangan kerjanya.
tok...tok..tok..
"Boleh aku masuk?" tanya Sheila penanggung jawab toko merangkap asisten pribadi Jasmine di toko kue dan juga sahabat karibnya sejak dia kecil.
"Masuk sheil" jawab Jasmine dari dalam ruangannya.
Sheila masuk membawa buku laporan keuangan toko kue beserta semua catatan perlengkapan dan kebutuhan untuk bahan kue.
"Stock bahan kita tinggal sedikit ya?" tanya Jasmine.
"Iya harus dibeli hari ini dan maaf aku tidak bisa menemani kamu berbelanja hari ini. Nanti malam aku ada acara keluarga di rumah tanteku" jawab Sheila.
"Gak apa-apa sheil, nanti aku belanja sendiri. Aku makan siang dulu ya. Kamu sudah makan? Kita makan bareng yuk" ajak Jasmine.
"Aku sudah makan barusan. Aku turun dulu ya, dibawah lagi ramai pelanggan" jawab Sheila.
"Oke, habis makan nanti aku turun kebawah bantuin" ucap Jasmine.
Setelah seharian membantu para karyawannya malam hari setelah makan malam Jasmine berangkat ke supermarket membeli bahan-bahan yang dibutuhkan di toko kuenya. Tidak terasa hampir dua jam dia berbelanja bahan kue, diliriknya jam di tangannya menunjukkan jam setengah sepuluh malam.
Jasmine segera menuju kasier dan membayar semua belanjaannya dan memasukkannya kedalam bagasi mobilnya. Kemudian Jasmine menjalankan mobil kesayangannya menuju arah pulang.
Tapi sungguh nasibnya tidak beruntung malam itu ban mobilnya kempes. Mana sudah malam dan jalanan mulai sepi. Dengan sangat bingung Jasmine keluar dari mobilnya dan memeriksa keadaan ban mobilnya.
Haduuh.. bagaimana ini, sudah malam lagi. Gak mungkin mobilnya aku tinggal. Mana bengkel jauh lagi dari sini. Gerutu Jasmine dalam hati.
Tak lama dia melihat ada mobil yang berhenti tepat di belakang mobilnya. Dia tidak mengenal mobil itu. Seketika Jasmine merasa takut kalau-kalau pemilik mobil yang menghampirinya ini adalah orang jahat. Jasmine buru-buru ingin masuk kedalam mobilnya.
"Ada yang bisa dibantu?" ucap pengendara mobil tersebut.
BERSAMBUNG....
Omar, Kevin dan August keluar dari club yang semakin malam semakin ramai itu. Mereka menaiki mobil Kevin dan rencananya malam ini mereka akan menghabiskan malam dan numpang tidur di apartemen Omar sekaligus ingin menghibur hati Omar yang sedang galau.
Kevin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Omar duduk dibangku samping supir sedangkan August duduk dikursi belakang.
Mereka jalan menuju arah apartemen Omar. Ditempat yang sepi dan pencahayaan redup Kevin melihat seorang wanita berdiri disamping mobilnya dengan tampang bingung dan ketakutan. Kevin sang casanova tidak akan pernah tega melihat seorang wanita ketakutan apalagi wanita itu cantik seperti ini. Tapi dilihat dari penampilannya wanita tersebut bukan tipe wanita idamannya.
Kevin biasanya menyukai wanita cantik dan sexy tidak seperti wanita yang sedang kebingungan dan ketakutan itu. Wanita itu memakai setelan yang menutup rapat semua lekuk tubuhnya dan juga menutup kepalanya dengan kain yang Kevin tau namanya adalah jilbab.
Walau wanita itu bukan tipe idealnya tapi tetap saja hati Kevin yang sangat lemah melihat wajah wanita cantik seperti meronta ronta ingin menghampiri wanita cantik tersebut.
"Bro ada cewek cantik tu sedang kebingungan dipinggir jalan sepi begini mana disini jalannya gelap lagi. Kasian aku lihatnya, kita samperin yuk?" ucap Kevin.
"Masa bodoh ah Vin, ngapain juga ngurusin cewek yang gak dikenal gitu. Lagian belum tentu cewek itu orang baik, kalau ini trik dia untuk ngerampok gimana?" tanya Omar.
"Lu sih emang paling malas berurusan dengan cewek Mar, kita ini kan bertiga lagian kita semua jago bela diri masak kamu takut dirampok wanita cantik itu" jawab Kevin.
Kevin menepikan mobilnya tepat dibelakang mobil wanita itu. Kelihatannya wanita itu semakin ketakutan dan hendak masuk kedalam mobilnya. Kevin segera keluar dari mobilnya dan menegur wanita itu sebelum dia masuk kedalam mobilnya.
"Ada yang bisa dibantu?" tanya Kevin.
Jasmine melihat lelaki yang baru saja keluar dari mobil yang menepi dan berhenti tepat dibelakang mobilnya.
Kalau melihat tampangnya yang tampan dan penampilannya yang rapi sepertinya dia bukan orang jahat. Mudah-mudahan dia bukan perampok. Doa Jasmine dalam hati.
"Mm... itu ban mobil aku kempes. Aku sudah menghubungi temanku tapi tidak dijawab. Aku bingung harus bagaimana, sudah malam dan sepi gak ada bengkel atau tambal ban di dekat sini" jawab Jasmine takut.
Kevin melihat ban belakang sebelah kanan mobil wanita ini memang kempes. Sekarang hati Kevin sedikit lega sepertinya wanita ini memang membutuhkan bantuan bukan komplotan perampok yang diucapkan Omar tadi.
"Kamu punya ban serap?" tanya Kevin.
"Punya di bagasi mobil. Tapi aku bingung dan gak bisa menggantinya" jawab Jasmine jujur.
"Kalau begitu biar aku bantu mengganti bannya" ucap Kevin menawarkan bantuan.
"Aa..apa gak ngerepotin kamu?" tanya Jasmine tak enak meminta bantuan dari orang yang tak dikenalnya.
"Nggak, lagian kalau aku tidak bantuin kamu bagaimana caranya kamu pulang. Kamu mau tidur di mobil malam ini? Mana disini sepi dan gelap apa kamu gak takut?" tanya Kevin sambil menakuti wanita yang ada didepannya.
Benar saja wanita itu semakin pucat karena takut. Kevin tersenyum melihat wajah wanita yang ketakutan didepannya.
"Nggak.. aku gak mau tidur disini malam ini" jawab Jasmine.
"Kalau begitu kamu buka bagasi mobil kamu biar aku ambil dan pasang ban serap kamu" perintah Kevin.
Dengan masih ketakutan Jasmine membuka bagasi mobilnya. Dia memindahkan semua belanjaannya ke dalam mobil dibantu Kevin agar waktunya tidak semakin lama karena hari sudah semakin malam.
"Gus bantuin donk, biar cepat ni" pinta Kevin.
Jasmine terlihat makin ketakutan karena lelaki yang menawarkan bantuan padanya mengajak temannya. Jasmine melihat ada linggis didalam bagasi mobilnya. Dia menggenggam erat linggis tersebut setidaknya bisa dijadikan alat untuk memberikan perlawanan saat lelaki ini berniat jahat.
Kevin mengerti ketakutan yang dirasakan wanita yang ada di depannya.
"Kamu jangan takut, kami hanya berniat ingin membantu. Tidak akan berbuat macam-macam pada kamu" ucap Kevin menenangkan.
August keluar dari dalam mobil Kevin dan berjalan mendekati mobil Jasmine.
"Ada apa bro?" tanya August.
"Mobil Mbak ini bannya kempes. Bantuin aku ganti bannya biar cepat selesai. Udah malam ini" jawan Kevin.
August melirik kearah ban belakang sebelah kanan mobil Jasmine dan benar saja bannya sudah kempes sekali.
"Kalau kamu takut kami apa-apain, kamu boleh kog masuk kedalam mobil dan mengunci semua pintu mobil kamu biar kamu merasa aman" ucap Kevin.
"Te..terimakasih" jawab Jasmine sambil tetap memeluk linggis yang ada dalam genggaman tangannya.
Jasmine masuk kedalam mobil dan mengunci semua pintu mobilnya sesuai perintah lelaki asing itu.
Tak sampai tiga puluh menit Kevin dan August sudah berhasil mengganti ban mobil Jasmine yang kempes dengan ban serapnya.
Jasmine keluar ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan kedua lelaki yang telah menolongnya.
"Terimakasih atas bantuan kalian" ucap Jasmine sambil tetap memegang linggis ditangannya.
Kevin tersenyum melihat tingkah wanita itu tetapi dia memaklumi tindakan wanita itu.
"Sama-sama Jasmine. Lain kali kamu harus lebih hati-hati setidaknya malam-malam begini jangan berkendara sendirian" jawab Kevin.
"Kamu kog tau...."
"Nama kamu Jasmine?" Potong Kevin.
Jasmine menganggukkan kepalanya.
"Aku melihat kotak kue yang ada didalam mobil kamu dan melihat semua isi belanjaan kamu. Kamu pasti pemilik Toko Kue Jasmine yang aku duga adalah nama kamu sendiri?" tanya Kevin.
"Benar. Sekali lagi terimakasih atas bantuan kalian. Kapan-kapan mampir ke toko kue ku ya. Aku mengundang kalian sebagai rasa terimakasihku karena kalian sudah membantuku malam ini" jawab Jasmine.
"Aku pastikan akan mampir ke Toko Kue Jasmine untuk memenuhi undangan kamu" ucap Kevin kemudian berbalik menuju mobilnya.
"Maaf nama kalian siapa?" tanya Jasmine.
Kevin dan August kembali membalikkan badannya mengahadap kearah Jasmine
"Namaku Kevin dan ini sahabatku August" Kevin mengenalkan diri.
August menundukkan wajahnya yang datar sebagai tanda hormatnya.
"Sekali lagi terimakasih Kevin dan August" ucap Jasmine.
"Kamu sudah bisa pulang dan hati-hati sudah larut malam" tegur Kevin.
"Iya, maaf aku permisi" Jasmine masuk kedalam mobilnya kemudian menjalankan mobilnya menuju arah rumah orangtuanya dengan sangat lega. Tak henti-hentinya dia mengucapkan syukur karena malam ini sudah ditolong dua lelaki asing yang tidak dia kenal.
Kevin dan August masuk kedalam mobilnya dan mereka melanjutkan perjalanan menuju apartemen Omar.
"Wanita yang cantik tapi sayang dia bukan tipe idealku" gumam Kevin dan di dengar oleh Omar dan August.
Tiga puluh menit kemudian mereka sampai kedalam gedung apartemen Omar.
Apartemen yang terletak dilantai paling atas dan paling luas. Maklumlah kedudukan Omar sebagai pengusaha sukses yang membuat dia bisa memiliki kekayaan yang seperti ini dan sangat jarang dimiliki lelaki manapun.
Omar hampir menjadi lelaki yang sempurna. Lelaki tampan, kaya dan sukses, impian wanita manapun tapi sayang dia sangat benci berdekatan dengan wanita. Itulah satu-satunya kelemahan yang dia punya yang membuat nilainya tidak sempurna.
.
.
BERSAMBUNG
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!