Pyar...!!!!
pecahan gelas berserakan di ruangan kerja yang lumayan luas itu..
Edward membanting gelas yang ada didepan meja kerjanya,,rahang nya mengeras dan giginya gemeletuk menahan amarahnya
sambil menggenggam erat foto istri nya sedang berjalan menuju hotel bersama seorang laki-laki dengan mesranya yang baru saja diberikan asisten nya
" siapa lagi laki-laki yang bersama nya" tanya Edward pada asisten nya
"namanya Rendika pak,umurnya 35 tahun dia bekerja di perusahaan pak Elang rekan kerja perusahaan kita,dia hanya sebagai staf keuangan disana dan sudah memiliki istri dan seorang anak, istrinya bernama Nayla dia bekerja di kantor cabang kita" jawab Alan sang asisten memberikan informasi yang sudah dia cari sebelumnya
Edward mengangguk-anggukan kepala dan menepiskan tangan nya memberi isyarat untuk Alan meninggalkan dirinya, Alan yang mengerti akan keadaan bos nya saat ini memilih untuk segera pergi karna akan sangat membahayakan bila dia masih betah berdiri disana..
Edward menyalakan rokoknya dan berdiri di jendela sambil melihat pemandangan jalan yang padat saat ini
"sudah berapa banyak lelaki yang menidurinya, kalau bukan karna ibu aku tidak akan mau mempertahankan pernikahan yang tidak sehat ini semakin hari aku semakin jijik padanya" gumam Edward
"arrgh..." Edward meremas rambutnya dia merasakan tidak punya harga diri sebagai laki-laki,sudah berapa kali istri nya selingkuh tapi dia tak bisa melepaskan perempuan itu karna ibunya yang sangat menyayangi Vira istrinya.
Edward dan Vira menikah karna perjodohan Keluarga, ibu Edward yang sakit-sakit an membuat Edward mau menikahi Vira perempuan pilihan ibunya, padahal Edward tidak mencintai Vira tapi Edward sebisa mungkin memperlakukan nya dengan baik dan memenuhi semua kebutuhannya sebagai seorang istri tapi semakin hari kelakuan Vira semakin menjadi-jadi, kerjanya hanya menghamburkan uang Edward dan bersenang-senang dan gonta-ganti laki-laki..
karna pikirannya sudah kacau Edward memutuskan untuk pulang, mood bekerjanya sudah hilang sejak asistennya memberikan foto tadi
Edward segera meraih ponselnya untuk menghubungi Alan
" segera selesaikan pekerjaan ku, dan suruh pak Ahmad menyiapkan mobil aku ingin segera pulang" perintah Edward
Alan menghela nafas kasar mendengar perintah atasannya itu
" mentang-mentang bos seenaknya saja memerintah,tidak tau apa pekerjaan banyak, istrinya yang bertingkah aku yang kerepotan" keluh Alan
Edward melangkahkan kaki nya keluar dari gedung pencakar langit tersebut, semua orang menunduk dan memberikan hormat padanya, Edward bukan pribadi yang ramah dia bahkan tak segan-segan menghabisi orang yang mengusik ketenangan nya, hanya pada keluarga saja Edward terlihat hangat selebihnya Edward lebih terlihat seperti monster yang siap menerkam siapa saja yang mengusikan.Edward Adelard adalah salah satu pebisnis terkenal dan disegani di kota nya, sepak terjang nya sebagai pebisnis cukup dikenal luas oleh kalangan atas di samping kepintarannya juga di karna ayahnya Aditya Adelard yang juga seorang pebisnis handal yang bukan hanya terkenal di Indonesia bahkan sampai ke penjuru dunia.
sesampainya dirumah ibunya Edward menghempaskan tas kerjanya di sofa dan mendudukkan bokongnya di sofa tersebut, Edward lebih memilih pulang kerumah ibunya untuk berkeluh kesah dibandingkan pulang kerumah nya yang seperti neraka bagi Edward.
" kenapa? bertengkar lagi dengan Vira?" tanya ibunya
"hmmm..."Edward menghela nafas kasar
" cobalah menerima nya Ed, ibu yakin lama-lama kamu akan terbiasa dan mencintainya"
" bagaimana aku mau mencintainya bu,sedangkan melihatnya saja aku semakin jijik" ucap Edward ketus
" dia selalu saja melakukan sesuatu sesuka hatinya, tidak pernah memikirkan perasaanku" tambah Edward
" kamu yang lebih dewasa, cobalah mengerti dirinya, dan luangkan sedikit waktu untuknya, pasti lama-lama dia akan berubah" ucap bu Ratna
" setiap kali aku melihatnya semakin aku tak suka padanya bu, kenapa ibu tidak mengerti" ucap Edward memeluk ibunya dengan manja
" masalahnya bukan di dia, tapi dengan mu, hati mu yang selalu kau tutup untuk nya, cobalah kau membuka hatimu sedikit saja, pasti akan ada cinta untuknya, suatu saat kau akan mengerti mengapa ibu mempertahan kan nya sebagai menantu" jelas buk Ratna
Edward yang semakin bingung dengan tingkah ibunya hanya bisa diam menerima keadaan ini tanpa bisa membantah karna dia sangat menyayangi ibunya...
malam ini Edward memilih menginap di rumah orang tua nya.
saat makan malam berlangsung di kediaman Aditya, ayah Edward sedikit terkejut melihat putra nya turun dari lantai atas, istrinya belum bicara apa-apa padanya kalau putra sematawayang nya pulang kerumah
" kenapa kamu kemari?" tanya Ayahnya
" ck....kenapa aku tak boleh datang kemari, bukan kan ini juga rumah ku" tanya balik Edward
" ini memang rumah mu,bahkan semua aset kekayaanku milik mu karna aku tak memiliki anak lain selain dirimu, tapi kamu mempunyai istri yang harus kamu jaga, kenapa mesti meninggalkannya"
"istri....?istri yang tak pernah menghargai suami, istri yang suka keluyuran tak jelas" ucap Edward ketus
"sudah...sudah...tak baik berdebat dimeja makan" ucap buk ratna
akhirnya mereka makan dalam keadaan diam dengan pikiran masing-masing.
pagi hari nya Edward kekantor dari rumah orang tuanya
Edward melangkahkan kakinya dengan angkuh kedalam gedung berlantai 25 tersebut..
Ruangan Edward berada dilantai paling atas, semua mata tertuju pada nya, dengan setelan jas navy Edward berjalan dengan gagah rahang nya yang kokoh dan pipi yang di tumbuhi brewok membuat kesan seksi pada Edward banyak pasang mata yang mengagumi laki-laki matang umur 39 tahun ini..
hampir semua perempuan dikantor itu ingin memiliki Edward tapi Edward tak pernah tertarik pada perempuan tersebut, untuk saat ini dia belum bisa membuka hatinya untuk siapapun bahkan istri nya sendiri yang sudah dinikahinya secara terpaksa 5 tahun ini..
Edward menghempas kan bokongnya di kursi kebesarannya tak lama kemudian Alan memasuki ruang kerja nya..
Alan bukan hanya sekedar asisten bagi Edward, Alan sudah seperti saudara baginya selain ibunya hanya dengan Alan dia bisa bercerita leluasa, Alan mengetahui semua tentang apa yang terjadi dengan pernikahan Edward dan Vira, Alan adalah anak yatim piatu yang di ambil oleh Aditya di panti asuhan saat berumur 8 tahun untuk menemani Edward disaat dia tak bisa menemani anak semata wayangnya ini karna pekerjaan yang terlalu banyak.umur Edward lebih tua 3 tahun dari Alan, karna balas budinya pada keluarga Aditya yang memberinya fasilitas dan kasih sayang yang sama dengan Edward Alan memutuskan untuk mengabdi pada keluarga Aditya.
"terus awasi pergerakan perempuan itu, jangan sampai kau lengah, semua bukti perselingkuhannya kau simpan dengan baik, bila saatnya sudah tepat akan ku buang perempuan itu" ucap Edward
"baik pak" ucap Alan sopan, memang disaat dikantor Alan selalu memanggil Edward dengan sebutan Bapak, beda saat di Luar kantor
" aku ingin kau cari tau tentang istri Rendika, pindahkan dia di kantor pusat aku ingin melihat seperti apa perempuan yang disia-siakan nya hanya demi perempuan seperti Vira"
Alan hanya menunduk sopan, tanpa suara karna dia sudah tau apa yang harus dikerjakan nya,hampir semua keinginan Edward bisa ditebak oleh Alan..
" saat kau keluar panggilkan Stella untuk membacakan jadwalku hari ini"
lagi-lagi Alan hanya mengangguk dan keluar dari ruangan Edward...
tak lama kemudian masuk perempuan seksi dengan memegang buku agenda
" selamat pagi pak...jadwal hari ini ada meeting dengan pak angkasa di restoran xx
dan jam 10 nanti bapak ada jadwal meeting di hotel Cantika dengan klien dari Singapore,dan setelah makan siang bapak ada undangan pembukaan restoran baru oleh pak Rey" ucap perempuan seksi itu dengan genit membacakan semua jadwal Edward hari ini
Stella selalu berharap Edward bisa meliriknya, biarpun hanya dijadikan simpanan Stella rela asalkan bisa terus di samping Edward, Edward memang sedikit risih dengan penampilan Stella yang selalu mencari perhatiannya tapi selagi pekerjaan nya rapi Edward tak mempermasalahkan nya.
" terimakasih kamu boleh keluar, dan suruh oak Ahmad menunggu dilobi sebentar lagi saya turun" ucap Edward
Stella keluar dari ruangan dengan wajah cemberut..
" lagi-lagi dia tak melirik ku sedikit pun,,
huf....tunggu saja nanti, kamu pasti akan tergoda oleh ku" ucap Stella dalam hati
hari ini cukup melelahkan bagi Edward, dengan pekerjaan yang padat dan masalah rumah tangga yang runyam membuat Edward semakin bertambah lelah..
" pak,malam ini pulang ke apartemen ku" ucap Edward
" baik pak" jawab pak Ahmad
mobil Alphard hitam itu melaju dengan kecepatan sedang melewati dingin nya kota Jakarta malam hari..
waktu hampir menunjukan pukul 12 malam,
Edward melihat seorang perempuan yang sedang di ganggu oleh preman-preman tanggung sejumlah 3 orang.
" pak...berhenti sebentar" ucapnya pada pak Ahmad
setelah mobil dipinggirkan Edward turun dan menghampiri perempuan tersebut
" hey...jangan ganggu dia" pekik Edward
sejumlah pemuda itu melihat kearah Edward, menatap lekat laki-laki tersebut..
" apa urusan mu, perempuan ini milik kami" ucap salah satu pemuda
" mmm...milik mu,apa benar? tanya Edward menatap perempuan yang terlihat ketakutan
" bukan....tuan tolong saya" jawab perempuan itu memohon
" kalian dengar,,dia bukan milik kalian, lepaskan dia,sebelum saya bertindak kasar dan menyakiti kalian"
pak Ahmad yang melihat tuan nya turun dari tadi segera menelepon polisi, karna dia takut terjadi apa-apa pada tuan nya, walaupun pak Ahmad tau kalau Edward jago bela diri tapi dia tak mau menyelesaikan masalah yang tak penting dengan kekerasan apalagi dengan wanita yang belum dikenalnya.
" coba saja kalau kau berani, kalau bisa mengalahkan kami, akan kami berikan wanita ini" tantang pemuda tersebut
Edward yang merasa ditantang pemuda bau kencur segera mendekati mereka, tapi serinai mobil polisi keburu datang, pemuda tersebut berlari sambil menunjuk ke arah Edward
" bapak tidak apa-apa" tanya pak Ahmad
Edward menggeleng
" saya yang menelpon polisi karna takut terjadi sesuatu pada bapak" tambah pak Ahmad
" tidak apa" ucap Edward" kamu ada yang terluka?" mengalihkan pandangan nya pada perempuan tersebut
" terimakasih tuan, saya tidak apa-apa, untung tuan datang tepat waktu, sekali lagi terima kasih" perempuan tersebut menunduk kan kepala dan tersenyum manis pada Edward
" deg"
Edward menatap senyuman perempuan tersebut, begitu teduh dan menenangkan, jantung nya tiba-tiba berdetak kencang melihat senyuman perempuan itu
" hufzz....kenapa dengan jantungku" gumam Edward
" kenapa kamu ada disini malam-malam?" tanya Edward
" tadi saya habis lembur tuan, tidak ada taksi yang lewat jadi saya memutuskan berjalan kaki sambil menunggu taksi lewat" jawabnya sopan
" jam segini memang sulit mencari taksi,ini sudah hampir larut malam, ayo naik ke mobil ku biar aku antar kan kamu pulang, pasti keluarga mu mencemaskan mu" ajak Edward
perempuan itu hanya mengangguk dan mengikuti langkah Edward untuk menunggu taksi pun rasanya tidak mungkin lagi karna hari sudah terlalu malam sementara anak dan suami nya sedang menunggu di rumah.
setelah pak Ahmad meyelesaikan urusan nya dengan polisi tadi segera menyusul tuannya yang sudah masuk kedalam mobil
" dimana alamat mu?" tanya Edward
" di perumahan mandiri jalan xx pak,nanti turunkan saja saya disimpang nya pak" jawabnya
" oh...ya siapa nama mu?"
" nama saya Nayla tuan"
" kenapa kamu pulang terlalu malam, apakah keluarga mu tidak ada yang bisa menjemput sepulang kerja?" tanya nya lagi
" ponsel saya lowbat tuan, jadi tidak bisa menghubungi suami saya"
" jadi kamu sudah punya suami?"
" iya, sudah mempunyai satu orang anak"
tak terasa sudah sampai disimpang perumahan yang disebutkan Nayla tadi..
" disini saja tuan" ucap Nayla
" langsung saja ke depan rumahmu, ini sudah terlalu larut, bisa-bisa kamu di ganggu preman lagi, tak baik perempuan berjalan sendirian malam hari"
Nayla menurut dan menunjukkan arah rumahnya, tak lama kemudian sampai di depan rumah berwarna kuning, rumah yang cukup sederhana,Nayla turun dari mobil dan tak lupa mengucapkan terimakasih.
mobil Edward melaju meninggalkan kediaman Nayla, Nayla melangkahkan kaki nya memasuki rumah..
" bagus.....bekerja apa kamu hingga larut malam begini dan diantar lelaki dengan mobil bagus?" tanya suami Nayla
" tadi itu seseorang yang menyelamatkan ku,tadi terjadi masalah aku diganggu orang saat hendak pulang kerumah, beruntung bertemu orang baik" jawab Nayla gugup
" apa ponsel mu tak ada guna nya,sehingga kamu tak bisa menghubungiku" hardik Suaminya
" ponsel ku mati kehabisan baterai,aku lupa mengecas nya"
" kamu pikir ini sinetron, yang tiba-tiba di tolong oleh pria kaya"
"plak.."
tamparan keras ke pipi Nayla sehingga mengeluarkan sedikit darah disudut bibirnya
" jangan coba-coba membodohi ku,sudah dulu aku menyicip garam di dunia ini, kamu sengaja tidak mengisi baterai ponsel mu agar aku tak bisa menghubungimu yang sedang bersenang-senang dengan laki-laki lain" ucap suaminya sambil mencekik leher Nayla
" tolong...lepa-s, aku bisa kehabisan na-fas" ucap Nayla terbata
" jangan sekali-sekali kamu membohongiku lagi, kalau tidak mau hidup mu akan ku buat menderita" ucap lelaki itu mengancam dan meninggalkan Nayla
" kemana lagi dia malam ini" gumam Nayla sambil menangis memasuki kamar
Nayla menatap lekat anak perempuannya yang tertidur nyenyak di atas kasur, beruntung anak berumur 2 tahun itu tidak terjaga saat Nayla dan suaminya bertengkar tadi
air mata nya lolos seketika,memikirkan nasib anak perempuannya yang dia tinggalkan dengan pengasuh saat bekerja, tidak ada pilihan lain karna Nayla tak memiliki orang tua lagi untuk menitipkan anaknya, sedangkan dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup nya dan Kayla anak sematawayangnya, uang yang diberikan suaminya hanya cukup untuk membayar listrik, dan cicilan rumah, sedangkan untuk kebutuhan makan dirumah Nayla lah yang memenuhinya.
pagi ini Nayla sudah membereskan semua keperluan anak nya, tinggal menunggu pengasuh datang baru bisa meninggalkan anaknya..
sementara itu di tempat lain Edward sudah bersiap kekantor.
seperti biasa setelah Alan keluar dari ruangannya Stella masuk dan membacakan jadwal nya hari ini.
Edward bersiap-siap hendak mengadakan rapat mingguan dengan karyawannya, terdengar perdebatan diluar ruangan, Edward berdiri hendak keluar terdengar pintu dibuka paksa oleh seorang wanita
" maaf pak...tadi saya sudah melarang tapi ibu Vira menerobos masuk" ucap Stella dengan tertunduk
" tidak apa, silahkan kamu keluar" jawab Edward
Vira tersenyum mengejek terhadap Stella..
" sudah ku bilang Edward tidak akan mungkin melarang ku masuk karna aku ini istri nya" menekan dengan bangga kan kata istri pada Stella
Stella hanya mendengus kasar keluar dari ruangan tersebut...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!