Matahari mulai menampakan diri . Kini seorang gadis cantik, tengah bergulat dengan peralatan dapur nya . Ia bernama Rara Anika seorang dosen muda dan cantik . Rara banyak disukai dan di hormati oleh muridnya maupun dosen lainnya .
Sekitar 5 menit kemudian masakan telah siap , pembantu rumah tangga Rara menghidangkannya di meja makan . Rara pergi ke kamarnya untuk bersiap siap ke kampus . Rara menggunakan rok hitam selutut , di padukan dengan kemeja putih , di tambah polesa makeup natural di wajahnya .
Selesai sarapan pagi Rara pamit kepada bi Ina . '' Bi na Rara pamit ya , mau ke kampus , Rara nanti pulang kampus mau ke pasar malam , mungkin akan sedikit terlambat untuk pulang . '' Bi Ina menjawab dengan sopan .'' Baik non .''
Mobil Rara melaju dengan kecepatan sedang menuju kampus . Sesampainya di kampus , Rara bergegas memasuki ruangannya , lalu saat murid sudah memasuki ruangan , baru Rara keruang kelasnya .
'' Selamat pagi semuanya . '' Sapa Rara dengan senyum ramah saat sudah di kelas .
'' Pagi Bu .......'' Jawab semua siswa serempak .
''Baik , sekarang kita akan melanjutkan pelajaran kemarin .......''Pelajaran berlangsung dengan sangat baik , semua mahasiswa antusias saat Rara mengajari mereka . Jam istirahat pun tiba , Rara keluar dari kelas lalu berjalan keruangan nya .
Hari berjalan sangat cepat kini Rara sudah didalam perjalan pergi ke pasar malam . sesampainya di pasar malam Rara memarkirkan mobilnya , lalu berjalan masuk kedalam pasar malam .
'' mmm wahana mana ya , yang harus aku naikki terlebih dahulu .'' Gumam Rara . '' aku akan menaiki bianglala dulu deh , mungkin seru .''Rara menaiki wahana bianglala terlebih dahulu, setelah itu naik wahana lainnya . Semua wahana sudah hampir Rara naikki , begitu juga dengan hari yang sudah menunjukan malam .
Saat Rara berjalan ingin pergi membeli makanan , mata Rara tertuju pada anak kecil yang sedang menangis sambil berjongkok . Rara melihat bahwa ada motor pencopet dari kejauhan yang akan melaju ke arah gadis itu , semua orang tidak ada yang membantu . Rara dengan tidak berfikir panjang lalu berlari dan memeluk gadis itu , karna motor yang bisa dikendalikan jadi Rara hanya keserempet saja , dan hanya ada luka pada tangan kiri Rara .sedangkan , gadis itu masih menangis dalam pelukan Rara .
Rara melepas pelukannya lalu menuntun gadis kecil itu untuk minggir dari jalan , Rara membawa gadis itu ke sebuah tempat duduk . Rara berjongkok di depannya , '' Gadis cantik , siapa namamu ? . '' gadis itu menoleh dan menatap lekat Rara . '' Nama ku Raya .'' Rara memperhatikan Raya , seorang gadis dengan mata coklat dan rambut panjang yang di kuncir satu , sungguh cantik .
''Raya kenapa nangis disana , jika nanti terjadi sesuatu bagaimana . '' ucap Rara lembut lalu memeluk Raya kembali .
'' Raya kesini sama siapa ? .'' Rara melepas pelukannya lalu menatap Raya kembali .
'' Raya kesini sama papa , hiks tapi papa dan Raya berpisah , Raya gak tau papa dimana . '' Rara sangat prihatin lalu Rara menghapus air mata Raya .
'' Raya anak yang kuat bukan ?.'' Raya mengangguk .
'' Raya tidak boleh menangis , nanti cantiknya bisa hilang . sekarang coba tersenyum seperti ini .''
Rara menarik kedua sudut bibirnya dan tangan Rara menarik lembut sudut bibir Raya .
'' Nah ini baru cantik . '' Rara menggelitik Raya , hingga Raya tertawa kembali . Saat Raya tertawa hati Rara sangat bahagia .
'' Ohh iya , apa Raya sudah makan ?'' Raya menggeleng , '' mmmm..... bagaimana kalau Raya ikut makan sama kakak aja , kakak juga belum makan . '' Raya antusias sambil mengangguk .
Tangan Rara menggenggam tangan mungil Raya , umur Raya kiranya masih 4 tahun . Mereka berdua pergi ke sebuah warung makan , lalu mereka makan hingga puas .
Di sela sela makan mereka juga saling bercanda , dengan waktu singkat mereka sangat dekat .
'' Baiklah karena sudah larut , ayo kita pulang . Pasti Raya sudah mengantuk bukan . '' Raya mengangguk dan matanya juga sudah di paksa untuk terbuka . Baru beberapa langkah suara berat dan dingin seseorang terdengar .
'' Raya !! " bukan seperti panggilan tapi , lebih tepatnya membentak .
Rara membalikan badannya dengan kesal , siapa laki laki yang memanggil nama anak kecil dengan seperti itu . Seorang pria yang berwibawa nan dingin , sedang duduk di kursi roda .
Tatapan pria itu sangat tajam , di belakang pria itu ada seorang pria yang sama dinginnya . " Raya , kemari ! " Kaki Raya gemetar dan Rara tau itu .
Yang Rara prediksi bahwa lelaki kasar itu adalah ayahnya , karena dari yang dilihat , Raya sangat menurut pada pria itu dan yang ada di belakangnya adalah asisten ayahnya .
" Papa , ma-af pa Raya salah karna tidak mendengarkan ucapan papa . '' Air mata Raya kembali turun dan itu berhasil membuat Rara sangat sedih .
'' Apa kau tau , karna kesalahan mu ini papa harus mencari mu . '' Rara sudah sangat kesal , lalu Rara berjalan kearah pria itu .
'' maaf sebelumnya tuan jika aku ikut campur urusan anda , tapi apa anda tidak tau kalau nada bicara anda sangat tidak pantas didengar oleh anak seumuran Raya . Seharusnya anda sebagai papanya tidak bicara sekadar itu padanya . ''
Terlihat pria itu menatap tajam Rara tetapi , tidak ada rasa takut sama sekali di mata Rara .
'' Apa kau ingin mengajariku tentang bagaimana , berbicara dengan anak sendiri ? ''
'' Iya jika itu perlu . '' mereka berdua saling menatap tajam . '' Lim bawa Raya ke mobil . '' Pria yang di panggil Lim membawa Raya lalu pria itu juga pergi .
'' Sungguh aneh , apa dia pikir bisa seenaknya saja pada semua orang . Sungguh arogan bla bla bla . '' Banyak sekali gerutu Rara , bahkan hingga sampai rumah pun Rara masih menggerutu kesal .
Rara mendudukkan dirinya di sofa ruang tamunya .
'' Untuk pertama kalinya ada yang membuatku menggerutu seperti ini , dan itu untuk membela seorang anak kecil yang baru ku kenal . Tetapi aku sangat merindukan gadis itu , aku sangat sedih jika gadis itu sedih . Perasaan apakah ini tuhan , tapi ku mohon tuhan agar gadis itu selalu bahagia . ''
Bi Ina membawa secangkir teh hangat untuk Rara .
'' Ada apa non ? kenapa non sangat kesal ? '' Bi ina menaruh cangkir itu di hadapan Rara .
'' Bi apakah mungkin kalau aku sangat menyayangi seseorang gadis kecil walau hanya pertama bertemu ? '' Bi ina seperti berfikir lalu tersenyum pada Rara .
''Itu sangat mungkin non , karna hubungan hati itu ada contoh seperti bibi menyayangi non , bukanlah kita tidak ada hubungan darah jadi , itulah yang di sebut hubungan hati .''
'' Hubungan dari hati ke hati tidak akan mudah untuk di putuskan . '' ucap Bi Ina kembali .
''Semoga saja bi , dan aku sangat ingin bertemu dengannya lagi . '' Bi ina mengangguk lalu izin ke belakang . Dering telepon rumah membuyarkan lamunan Rara . Bi Ina menjawab panggilan itu dan setelah panggil berakhir bi Ina mendekat ke arah Rara .
'' Non , anda di undang ke rumah tuan Hartono untuk makan siang . '' Rara mengangguk .
'' Tapi , apa sebaiknya non tidak kesana , karna jika non di undang pasti ada alasan besar . '' Rara tersenyum melihat kecemasan pada bi Ina karena Rara dan bi Ina tau jika ada undangan seperti itu , berarti ada maksud lain dari undangan tersebut .
'' Tidak apa apa bi , aku akan menghadapi mereka . ''
'' Baiklah non . '' Bi Ina pamit kembali ke belakang . Rara berjalan menuju kamarnya , rasanya Rara tidak sabar berendam di bathtub nya untuk menghilangkan rasa kesalnya .
----------------------------------------
Di sebuah rumah mewah dan elegan , sebuah mobil hitam baru saja terparkir . Keluarlah Raya dan papanya yang bernama Randi wiley . Raya masih dalam keadaan menangis , terlihat seorang wanita paruh baya yang menghampiri mereka dan langsung memeluk dan menggendong Raya . Beliau adalah ibu dari Randi yang bernama Lestari .
'' Raya sayang kenapa menangis , pasti kau sangat lelah bukan mari nenek antar ke kamar . '' mereka berdua pergi dan Randi pergi ke kamarnya .
'' Siapa wanita yang sok akrab dengan putri ku . '' Randi masih bertanya tanya .
'' Tuan saya akan mengantar anda kekamar mandi . '' Ucap pelayan laki laki yang biasa membantu Randi mandi dan bersiap .
BERSAMBUNG ..............
☘️☘️☘️☘️Semoga kalian suka ya jangan lupa tinggalkan jejak . 😘
Keesokan paginya Rara terbangun dengan suara bising dari luar yang lebih tepatnya berada di ruang tengah . '' Siapa yang datang sepagi ini dan membuat keributan . '' Rara melangkahkan kakinya turun dari ranjangnya dan berjalan keluar kamar .
Diruang tengah terlihat ada bi Ina dan paman dan bibi Rara .
'' Kenapa mereka datang kemari ? '' Rara melangkah menuruni anak tangga . Melihat Rara turun bibinya menghampiri dan berkata .
'' Ra sayang , bibi kemari untuk berbicara dengan mu tetapi pembantu mu tidak mau membangunkan mu.'' Rara mengerti apa yang di katakan bibinya .
Rara mengajak mereka duduk di ruang tengah yang juga ditemani oleh bi Ina di samping Rara . '' Kenapa tidak menunggu hingga nanti siang , bukankah kalian mengundangku makan siang bersama ? '' Rara sedikit heran apa yang membuat mereka harus datang pagi pagi sekali .
'' Begini Ra , kami berencana untuk segera menikahkan mu dengan pria pilihan kami . setelah kau menikah rumah ini akan jatuh pada sepupumu Agung .'' Rara terhenyak.
'' Meski aku menikah rumah ini tidak akan aku berikan pada siapapun , karena rumah inilah satu satunya peninggalan papa dan mama . '' Rara kembali teringat kenangan bersama orang tuanya.
'' Astaga Rara , kenapa kau tidak membeli rumah baru lagi . Kau itu seorang dosen dan bisa membeli rumah sendiri dan berikan rumah ini kepada Agung . kau itu sangat pelit . '' Bibinya memang bermulut pedas jika keinginannya tidak terpenuhi , saat akan meminta mulutnya akan manis .
'' Tidak bibi , keputusanku tetap sama tidak akan memberikan rumah ini kepada Agung . Kenapa kalian tidak membelikan rumah untuk Agung saja , perusahan papa kan sangat menguntungkan .''
Perusahaan papanya sudah jatuh ke tangan pamannya , dan pamannya sekarang ingin merebut rumah peninggalan orang tuanya . Tidak , jika masalah rumah maka Rara akan mati Matin mempertahankannya .
'' Kenapa harus paman , jika memang kau itu tidak mau untuk memberikan rumah ini sebagai gantinya kau saja yang membelikan Agung rumah . '' bi Ina yang sedari tadi menahan kesal ingin berbicara tetapi Rara mengisyaratkan untuk tetap diam .
'' Aku akan membelikan rumah untuk Agung tapi aku juga tidak mau di jodohkan . '' Bibi Rara menyeringai lalu berkata , '' Jika pernikahanmu itu tidak menguntungkan untuk apa kami melakukannya membuang uang saja . '' Rara mengangguk mengerti dari semua drama yang terjadi sekarang ini .
'' baik kami akan pamit dan ya , ingat untuk membeli rumah untuk Agung . '' Paman dan bibinya meninggalkan rumah tanpa permisi .
'' Non kenapa di berikan , non kan tau sikap mereka . '' Rara tersenyum melihat rasa kesal pada wajah bi Ina . '' Tidak apa bi , Rara bahagia bisa membelikan rumah untuk Agung . Bagaimana pun Agung adalah sepupu Rara . '' bi Ina tersenyum menatap Rara yang berada di depannya .
Selamat tuan , nyonya kalian berhasil menjadi orang tua karna memiliki anak yang baik seperti non Rara . Bi ina berlinang air mata melihat sosok Rara yang kuat meski selalu di manfaatkan oleh pamannya .
'' Sudahlah bi jangan nangis , nanti Rara ikut nangis juga . '' Rara melangkah menghampiri bi Ina dan mengusap air matanya . '' Oh iya , bi na hari ini Rara gak ada mata kuliah , Rara akan pergi membeli bahan makanan bersama bi na . '' Bi Ina mengangguk sambil tersenyum .
Setelah drama pagi tadi , kina Rara tengah di kamar dan sedang berganti pakaian setelah mandi tadi . Rara keluar kamar lalu turun dan mengajak bi Ina untuk ke supermarket . Di dalam perjalan ke supermarket bi Ina saling bercerita , hanya bi Ina yang kini di miliki oleh Rara dan Rara sangat menyayangi bi Ina .
Sesampainya di supermarket Rara dan bi na masuk dan memilih beberapa belanjaan kebutuhan rumah untuk satu Minggu . Rara merasa ia melupakan dompetnya di mobil . '' bi , Rara kemobil bentar ya untuk mengambil dompet . '' Bi Ina mengangguk , Rara keluar Supermarket dan masuk ke mobil mengambil dompetnya .
Dari seberang jalan seperti ada yang memanggilnya , saat Rara menoleh seseorang yang sangat ia rindukan kini tepat berada di seberang sana bersama seorang wanita paruh baya . '' Kakak .......!!!!!" Rara tersenyum melihat tingkah bocah kecil satu ini .
" Jangan berlari ....... " Rara melihat Raya tengah menyebrang sambil berlari saat lampu merah , yang di ikuti oleh wanita itu dari belakang . Belum sampai di ujung jalan tiba - tiba raya terjatuh karena tersandung , Rara berlari dengan cepat langsung menghampiri raya begitu juga dengan wanita itu yang tidak lain adalah nyonya Lestari nenek Raya .
'' Raya , kan sudah kakak katakan jangan berlari kenapa kau tidak mendengarkan kakak . '' Rasa cemas pada diri Rara dilihat oleh Lestari dan di perhatikannya dengan teliti. Untuk pertama kalinya ada wanita yang memang sangat dekat dengan cucunya selain dia .
Raya masih menangis , Rara menggendong raya lalu lalu memangku raya sambil duduk di salah satu bangku di depan supermarket . '' apakah sangat sakit ?'' Raya mengangguk menatap Rara dengan air mata yang berada di sudut matanya .
'' Sini Kaka peluk maka sakitnya akan berkurang . '' Dan benar saja raya berhenti menangis dengan memeluk Rara . Lestari sangat terharu melihat interaksi antara mereka hingga ia duduk di salah satu kursi tak jauh dari mereka .
'' Apa rasa sakitnya sudah berkurang . '' Raya mengeratkan pelukannya . '' Rasa sakitnya sudah hilang tapi tidak dengan rasa rindu nya . '' Entah darimana Raya mendapatkan kata kata seperti itu dan kata itu terlontar begitu saja .
'' Wah wah , apa Raya sangat merindukanku ?'' Raya menjawab dengan mengangguk . Pelukan itu berakhir karena bi Ina memanggil Rara untuk membayar belanjaannya .
'' Raya sudah dulu ya , kakak harus bayar tagihannya dulu okey . '' Raya mengangguk lalu turun dari pangkuan Rara dan berjalan ke arah lestari . Rara menebak kalau wanita itu adalah neneknya Raya .
Setelah membayar semuanya , Rara keluar menemui Raya yang sedang menunggunya .
'' Hay nyonya . '' Sapa Rara kepada Lestari .
'' siapa namamu nak ?'' Rara duduk di sebelah Lestari lalu Raya kembali duduk ke pangkuan Rara .
'' Nama saya Rara Anatha .'' Lestari tersenyum ramah .
" Saya nenek dari Raya , Lestari ." Mereka berbincang hingga tidak menyadari kalau Raya tertidur dengan memeluk Rara .
" Eh , Raya ternyata tertidur . bagaimana nyonya akan membawanya . " Lestari tampak berfikir karena tadi Lestari sudah menyuruh sopirnya untuk pulang .
" Dengan taksi online saja , tapi apa bisa ya menggendong Raya , kerena dia sudah besar jadi sulit untuk menggendongnya . " keluh Lestari .
" Nyonya saya antar saja ya kerumah , saya juga bawa mobil . '' Lestari pertamanya menolak karna merasa sungkan tetapi Rara memaksa agar Lestari ikut saja dan pada akhirnya Lestari ikut juga .
Saat akan memindahkan Raya ke bi Ina , seketika tidak bisa karena pelukan Raya semakin erat setiap akan di pindahkan . Rara sudah menyerah jadi bi Ina dan nyonya Lestari duduk di belakang , dan Rara mengemudi dengan Raya yang masih tertidur dengan memeluknya .
" Apa kau yakin bisa menyetir dengan Raya berada di pangkuan mu ?" tanya nyonya Lestari . '' Tentu bisa nyonya . " Mobil melaju menuju rumah Raya dengan alamat yang sudah diberikan oleh nyonya Lestari .
Kalau bukan dari alamat nyonya Lestari bisa saja menjadi alamat palsu .
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Happy reading 😊
Sesampainya mobil Rara didepan rumah lestari , Rara keluar dari mobil di ikuti dengan lestari juga . Rara menggendong Raya masuk dan membawa Raya ke kamar yang ditunjuk oleh Lestari .
'' Kenapa kau ada disini ? '' suara dingin Randi menghentikan langkah Rara saat akan memasuki kamar Raya .
'' Aku kesini untuk menidurkan Raya , tadi dia tertidur di mobil . '' Rara memelankan suaranya dan sedikit menatap kesal pada Randi .
'' Kenapa tidak kau bangunkan saja ! Dia sudah besar jadi dia seharusnya tidak seperti itu . " Randi bicara sangat keras dan membuat Raya terbangun tetapi , karna takut akan dimarahi oleh papanya dia tetap memejamkan matanya .
" Ck apa kau tidak bisa memelankan suaramu , aku tidak tuli hingga kau harus berteriak seperti itu . Dan ya ini putri mu apa tidak bisa kau lembut padanya sedikit , kau akan menakutinya jika kau berbicara dengan nada keras mu itu . " Rara yang malas menanggapi langsung masuk kedalam kamar .
" Cih wanita sok tau . " Sungut Randi lalu masuk kedalam kamarnya karna memang kamar Randi dan Raya berhadapan .
Saat akan melangkah pergi dari kamar Raya tiba tiba tangan Rara seperti ada yang memegang . Rara menoleh dan melihat Raya ternyata sudah bangun.
'' Raya , apa kau pura - pura tidur hmm ..... '' Rara duduk disamping Raya dan Raya memeluk paha Rara .
'' Ada apa Raya ? ''
'' kakak apa kakak punya mama , hiks Raya ingin ketemu mama . '' Rara melepas pelukan Raya lalu meminta Raya agar duduk dan mengusap air matanya .
'' Dimana mama mu sayang ?'' Ada rasa sakit didalam hati Rara saat melihat Raya menangis .
'' aku tidak tau , tidak ada satupun yang memberi tahu atau membicarakan mama . ''
'' Sudah jangan menangis , kau itu anak yang kuat . Jika semua orang menyembunyikan nya mungkin demi kebaikanmu agar kau tidak menangis dan hanya tersenyum . '' Rara menggelitik Raya dan membuat raya tertawa .
'' ha ha ha ...... sudah kakak hahaha ...''
'' Baiklah , Raya kakak mau pamit pulang ya . '' Rara meninggalkan Raya yang tidak menjawab dan hanya diam .
Rara keluar kamar dan menghampiri nyonya Lestari , lalu pamit karena bi Ina sudah lama menunggu di dalam mobil . Saat akan melangkah keluar terdengar suara tangis Raya yang sedang mengejarnya .
'' kakak huaaaaa ...... '' Raya berlari lalu memeluk Rara .
'' Ada apa sayang , kakak hanya pergi sebentar nanti pasti akan mengunjungimu okey . '' Raya melepas pelukannya dan menatap Rara dengan mata sayu . Rara menghapus air matanya lalu mencium kedua kelopak mata raya .
'' janji ya kak , kemari lagi . '' Rara mengangguk lalu melambaikan tangannya dan melangkah pergi . Dari kejauhan terlihat Randi memperhatikannya . Wanita pencarian perhatian gumam Randi dan berlalu ke dalam kamar .
Mobil Rara telah tiba di depan rumahnya , Rara keluar lalu menuju dapur yang diikuti oleh bi Ina .
'' Hmmm non maaf ya , bibi cuma mau tanya apa non Raya tidak punya ibu . Non Raya kayak kekurangan kasih sayang sekali , disaat bersama non Rara ,non Raya pasti akan sangat bahagia . '' tanya bi Ina sambil mencuci sayuran dan Rara yang memotong sayuran .
'' Aku juga gak tau bi , kasihan sekali Raya tidak mendapat kasih sayang dari ibunya apalagi ayahnya yang sangat kasar itu . ''
'' Non bibi mau ijin pamit besok ya , anak bibi di kampung sakit jadi kemungkinan bibi akan merawat anak bibi beberapa hari karna suami bibi juga kerja . '' Ada rasa sedih saat bi Ina minta izin pulang tapi mau bagaimana lagi , bi Ina juga punya keluarga .
'' iya bi nanti akan aku kasih pesangonnya ya , dan akan aku antar juga sampai di terminal kereta . '' Bi Ina mengangguk .
Satu Minggu berlalu setelah bertemu dengan raya , kini Rara tidak pernah bertemu lagi karna mungkin dia yang sangat sibuk atau memang Raya tidak pernah mengontaknya . Padahal Rara sangat merindukan Raya dan ingin sekali bertemu dengannya tapi , mengingat ia dan Raya tidak punya hubungan apa apa dan di tambah papanya Raya sangat dingin itu membuatnya mengurungkan niat untuk pergi kerumah Raya .
''Hmmm bi na udah pergi ke kampung , aku ngapai ya , ngampus juga gak ada jadwal sekarang . '' Gumam Rara sendiri di ruang tengah .
Tiba tiba ada pesan masuk dari Prita , teman saat nya saat kuliah .
Ra ngapain ni , jalan yuk nanti jemput aku di TK ya . pesan masuk .
Iya aku sekarang otw . terkirim .
Rara dengan cepat berganti pakaian dan langsung menyambar tas selempang , dompet , lalu mengambil kunci mobil dan melajukan mobilnya menuju TK Tria .
Prita bekerja di TK Tria sebagai pembimbing anak - anak yang akan masuk ke sekolah SD atau untuk anak yang hanya ingin mencari belajar berteman dan bermain .
Sesampainya di depan TK Tria Rara dengan cepat meminggirkan mobilnya lalu berjalan memasuki TK tersebut . Netranya tertuju pada gerombolan anak yang kiranya ada tujuh orang .
Rara penasaran apa yang sedang mereka lakukan , karena yang terlihat mereka seperti sedang meledek salah satu murid . Langkah kaki Rara terhenti saat sepasang matanya menangkap Raya yang berada di tengah tengah antara anak murid itu .
'' hahahaha gak punya mama , huuuu dasar anak yatim . '' Ucap salah satu murid .
'' Kalian salah , aku punya papa dan mama . '' Bela Raya dengan air mata yang sudah turun .
'' hahahaha cengeng , walau kau punya papa tapi tidak punya mama , kau juga tidak pernah di antar oleh papamu . '' Semua murid lain tertawa dan Raya menangis . Rara sudang sangat kesal lalu menghampiri mereka .
'' Raya ......'' Panggil Rara dan semua yang disana menatapnya dengan bingung tapi tidak dengan Raya dia menangis lalu memeluk Rara dengan erat .
'' Anak anak kalian tidak boleh begitu , kata siapa Raya tidak punya mama . Raya adalah anak yang mempunyai papa dan mama . Lain kali tidak baik berkata seperti itu ya . '' Rara dengan lembut mengatakan nya sambil menggendong Raya dan menenangkannya .
Salah satu anak itu menangis lalu memanggil mamanya dan mamanya datang dengan emosi . '' huaaaaa.........mama aku dimarahi oleh nya . '' Rara bingung karna ia bicara selembut mungkin , di katakan memarahi .
'' Apa benar itu anak anak .'' tanya seorang ibu ibu dengan make up dan pakaian yang sangat menor . Semua anak anak mengangguk , Rara merasa bahwa ibu ini adalah orang yang merasa paling berkuasa disini .
'' Kenapa kamu memarahi anak saya !!" Raya yang tadinya sudah berhenti menangis sekarang kembali menangis karena takut pada ibu ini . Rara sudah menahan sekuat tenaga agar untuk menahan emosinya karena banyak anak anak takut nanti akan terpengaruh .
" Bu maaf saya tidak memarahinya tetapi saya memberi tahu agar tidak mengejek Raya . Apakah saya salah ?"
" Tentu saja salah , Raya memang tidak punya mama jadi apa yang dikatakan oleh anak saya itu benar . Memang anda siapa hingga berani menasehati anak saya ?" Rara sudah tersulut emosi dan tidak bisa ia tahan lagi , rasa sakit yang Raya rasakan juga ia rasakan .
" Apa begini cara ibu mengajarkan anak ibu , pantas saja anak nya seperti itu , melihat sikap ibunya membuat saya tidak heran . Dengar ya Bu jika anda terus menanamkan nilai-nilai seperti itu pada anak ibu maka ibu sendiri yang akan menerima akibatnya . "
" Dan ya bukankah ibu bertanya siapa saya , perkenalkan saya mama dari Raya yang ibu katakan tidak punya mama . Sekali lagi ibu saya dengar berbicara seperti itu pada anak saya atau anak orang lain maka saya akan laporkan ibu kepada kepala sekolah disini . " Dada Rara naik turun karena kesal dengan sikap ibu ibu itu .
" Kamu tidak akan bisa melapor pada kepala sekolah disini karena kepala sekolah disini adalah saya . "
" Baiklah berarti bagus kalau begitu maka ibu akan saya laporkan ke pihak yang berwajib karena menyalah gunakan jabatan dan menanamkan nilai-nilai yang tidak baik pada anak anak disini . "
" Kau !!!!!"
" Jangan berteriak Bu , jika ibu tidak ingin ibu ibu disini memindahkan anak mereka karena kepala sekolah disini sangat kasar . "
" Dengarkan saya sekali lagi Bu , ajari anak ibu dengan benar dan jangan mengajarkan hal yang kasar seperti itu . Saya bisa saja melaporkan ibu sekarang juga tapi mengingat ibu juga adalah seorang ibu maka saya maafkan tapi tidak dengan lain kali . " Ada rasa takut pada dalam mata kepala sekolah tersebut tetapi tidak ia perlihatkan .
Rara berjalan sambil tetap menggendong Raya yang masih sesegukan . Saat akan pergi tangannya tiba tiba di pegang oleh seseorang yaitu Prita .
" Wahhh kau hebat sekali , sekarang dia sudah mendapat pelajaran . Dia memang seperti itu selalu semena mena kepada orang lain . Ohhh iya apakah kita jadi jalan jalan ? Dan Raya siapa mu ? " Tanya Prita yang tadi menyaksikan semuanya , dia tidak akan percaya kalau Rara mempunyai anak karena yang Prita tau Rara masih singgel sampai sekarang .
BERSAMBUNG ..........
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!