NovelToon NovelToon

JODOHKU..

PERKENALAN

Namaku adalah Vina, saat ini aku duduk di bangku Sekolah menengah Atas (SMA) kelas XII IPS semester I. Kulitku sawo matang, tinggi 155 cm dan memiliki berat badan 40 kg. Orang yang baru mengenalku mungkin akan beranggapan bahwa aku adalah orang yang dingin dan cuek. Berbeda pendapat dengan orang yang sudah lama mengenalku.

Aku mempunyai 3 orang sahabat namanya Rena, Nisa dan Ayu. Kami sudah bersahabat sejak kelas X. Aku suka dari sifat mereka yang berbeda beda. Nisa orangnya blak blakan dan apa adanya, Ayu orangnya sedikit manja tapi penyayang, sedangkan Rena orangnya yang jujur dan apa adanya. Masing-masing dari mereka sudah mempunyai pacar. Pacar Nisa namanya Ahmad, pacar Rena namanya Hari dan pacar Ayu namanya Yunus. sedangkan aku memutuskan untuk tidak pacaran dulu karena sudah terlalu banyak mantan dikelas IX dan X.

"Pulang sekolah kita main yuk." Ajak Nisa

"Kemana?" Tanya Rena

"Enaknya kemana ya?" Nisa

"Bagaimana kalo ke tempat biasa?" ajak Ayu

"Gimana Vin?" tanya Nisa padaku

"Aku ngikut aja." jawabku

Pulang sekolah seperti yang direncanakan kami main ketempat yang biasa buat kami nongkrong.

Sesampainya disana, kami hanya ngobrol sambil bercanda. Saat sedang asyik bercanda aku melihat seorang cowok menghampiri Nisa. Ternyata dia temannya Nisa, namanya Rudi.

"Kenalin nih temen aku, namanya Rudi." kata Nisa

"Hei, aku Rudi." kata Rudi sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. kamipun ngobrol. Bercanda dan tertawa bersama. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB. Sudah waktunya pulang. Nisa orangnya peka kalau aku penasaran dengan temannya yang bernama Rudi itu. Nisa memberikan nomor teleponku kepada Rudi, agar bisa saling mengenal katanya.

Setiap hari aku chattingan dengan Rudi. Sering main bersama, makan bersama dan terkadang pulang bsekolah aku diantar oleh Rudi. Tak terasa hari demi hari aku dan dia semakin dekat. Aku semakin merasa nyaman bersamanya. Aku bingung perasaan apa yang aku miliki saat ini. Tanpa akun sadari ternyata dia juga merasakannya hal yang sama denganku. Dan akhirnya dia menyatakan tentang perasaannya kepadaku. Akupun menerimanya.

Meski aku dan Rudi berbeda sekolah, tapi dia sering mengantar jemputku. Dan dia juga sering ikut aku dan semua sahabatku kumpul bersama. Entah perasaan apa ini, tapi bagiku inilah pertama kalinya aku merasakan perasaan seperti ini, meski sebelumnya banyak laki laki yang menjadi bagian hidupku. Mungkin Rudilah cinta pertamaku.

"Ciee ada pasangan baru nih." Goda Ayu.

"Ih apaan sihh. " ujarku mengekak sambil tersipu malu.

"Inget PJ (Pajak Jadian) loh ya." Kata Rena terus menggodaku

"Kalo bicara soal pajak aku paling banyak loh ya. Kan aku yang kenalin kalian." Timbrung Nisa

Setiap hari tak henti hentinya mereka terus menggodaku. Ada saja cara mereka menggodaku sampai membuatku tak tau harus berkata apa.  Mereka tak membiarkan aku tenang sedikitpun. Selalu saja digoda oleh mereka karena aku dan Rudi adalah pasangan baru.

Semua aku jalani dengan apa adanya, nyatanya tetap membuatku bisa bahagia bersama Rudi. Saling percaya satu sama lain. Harapannya semoga semua baik baik saja tanpa ada penghianatan.

Waktu demi waktu berlalu. Semester l berakhir. Di semester ll kami semua harus fokus dengan ujian. Aku dan Rudi memutuskan untuk fokus menghadapi ujian terlebih dahulu. Jadi aku dan Rudi jadi jarang bertemu karena sekolah kami berbeda. Tapi tetap Aku dan Rudi saling menyemangati dan mendukung.

KELULUSAN DAN PERPISAHAN

Tiga bulan kemudian, akhirnya ujian Nasional selesai. Tinggal menunggu pengumuman hasil ujian dan kelulusan. Yang aku rasakan hanya perasaan takut dan penasaran akan hasil ujian yang akan aku peroleh. Lulus atau tidak lulus adalah hal yang menentukan untuk masa depanku.

Setelah hampir 1 bulan menunggu, akhirnya pengumuman kelulusan keluar. Dan hasilnya sangat membuat kami senang "LULUS 100%". Serentak kami semua berteriak histeris karna bahagia dan saling peluk. Di satu sisi aku merasa senang karna akhirnya waktu yang aku tunggu tunggu telah tiba yaitu kelulusan kami. Tapi di sisi lain aku sedih karna setelah 3 tahun bersahabat dengan mereka, kami harus berpisah. Pasti aku akan merindukan kekonyolan mereka, canda tawa mereka, dan semua yang mereka lakukan pasti akan aku rindukan. Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Ketika sahabat sahabatku menyadarinya bahwa aku menangis mereka memelukku erat dan ikut menangis. seakan akan mereka tau apa yang sedang aku pikirkan saat itu.

"Sayang... Akhirnya kita lulus." kata Rena memelukku sambil menangis bahagia.

"Iya.. Akhirnya kit bisa lulus bersama sama." Timpal Ayu

"Kalian jangan lupain aku ya." saut Nisa sambil menangis.

Kami cukup lama saling peluk dan menangis. Tanpa aku sadari di belakangku sudah ada pacar ketiga sahabatku.

"Pengen ikut di peluk." ujar Hari dengan nada manja.

"Iya aku juga pengen." sahut Ahmad.

"Aku juga mau". Yunus ikut laku.

Kami hanya tersenyum tak menjawab.

Setelah itu, kami  mulai beraksi, mencoret coret seragam dengan pilox, serta tanda tangan dengan spidol memenuhi seragam.

"Vin, Rudi mana? Dia lulis kan?" Tanya Nisa

"Katanya sih masih di jalan. Bentar lagi nyampe. Lulus kok". jawabku sambil tersenyum.

"Eh.. Tuh dia.. Panjang umur juga tuh anak. Baru di omongin udah muncul aja. Memang panjang umur tuh dia." kata Ahmad

"Rudi....!!!" Teriak Nisa sambil melambaikan tangan ke arah Rudi.

Rudi menghampiri kami setelah memarkirkan motornya.

"Gimana? Lulus kamu?" Tanya Ayu kepada Rudi

"Lulus dong. Sedih akhirnya harus pisah sama kalian. Apalagi ku harus jauh dari Vina". ujar Rudi

Aku tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Rasanya hanya bisa nangis. Merekapun hanya diam.

"Eh.. kita mau kemana nih buat ngerayain kelulusan kita?" tanya Ahmad

"Pantai yukk." Ajak Yunus

"Kapan?" tanya Nisa

"Gimana kalau besok?" ajak Rena

Tanpa berpikir panjang kami menyetujuinya. Karena kapan lagi kita akan bisa kumpul lagi seperti ini setelah kami berpisah.

Keesokan harinya, pukul 08.00 WIB, kami berkumpul di rumah Nisa. Kami berangkat ke panti pukul 09.00 WIB dengan sepeda motor. Sesampainya di pantai kami bermain dengan canda tawa. kebersamaan yang membuatku tak ingin melewatkan momen itu. Karna mungkin besok kami tak akan bisa sebahagia seperti itu lagi.

Waktu begitu cepat berlalu. Hari mulai petang dengan menunjukkan senjanya. Kami harus segera pulang. Di perjalanan pulang kami hanya saling diam karena rasa lelah yang kami rasakan. Kami berpisah di rumah Nisa.

Itulah momen yang tak akan aku lupakan saat bersama mereka. Karena satu bulan setelah itu, setelah urusan disekolah kami sudah selesai, kamipun jarang bertemu dan berkumpul lagi. Kami mulai sibuk dengan urusan kami masing masing. Begitu juga hubunganku dengan Rudi. Aku dan dia mulai jarang saling berhubungan. Terakhir dia menghubungiku karena dia pamit mau bekerja keluar kota. sejak saat itu aku tak mendengar kabarnya lagi. Semua hanya menjadi kenangan yang pasti akan sangat aku rindukan suatu hari nanti.

Hari demi hari aku jalani dengan menahan rinduku kepada Rudi. Ingin rasanya aku mendengar kabarnya. Aku tak tau harus bagaimana. Aku mencoba menghubunginya, tapi nomor yang dia gunakan sebelunnya sudah tidak aktif. Rasanya baru kemarin aku merasakan nyaman dan bahagia bersamanya. Akan tetapi sejak kelulusan itu, aku tak lagi mendengar kabarnya, apalagi melihatnya.

Untuk pertama kalinya aku merasakan sedih yang sesakit ini. Hanya bisa menangis dalam sepi disaat aku merindukannya. Rasa takut yg begitu besar mulai tumbuh di benakku. Akankah perasaannya mulai berubah terhadapku???

LEMBARAN BARU

Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan bagiku, dan disitulah kesabaranpun diuji. Selama hampir 2 tahun ini aku menunggu dengan sabar sebuah kabar dan menanti sesuatu yang tak pasti. akan tetapi tetap dia tak memberiku kabar. Entah bagaimana kehidupannya sekarang. Menunggu dengan harapan dia akan datang dan tetap menjadi seperti yang dulu. Aku ingin dia tetap menjadi seseorang yang selalu membuatku nyaman dan bahagia. Hari demi hari aku lalui. Semakin aku menunggu semakin sakit pula luka yang aku rasakan. Aku semakin kesepian.

Lelah?.. Itu sudah pasti, tidak perlu di tanya lagi. Ingin sekali aku marah tapi tak ada gunanya. Aku hanya merasa kecewa kepada diriku sendiri karena tetap menunggunya.

Saat ini aku bekerja di sebuah Rumah Makan. Aku sudah bekerja disini kurang lebih setengah tahun. Dan aku memiliki seorang teman dekat, namanya Adi. Dia slalu setia mendengarkan semua ceritaku. Selalu menghiburku dan dia slalu khawatir kepadaku. Adi bekerja di Rumah Makan yang sama denganku. Hanya saja dia lebih dulu bekerja disini. Aku dan Adi begitu dekat, sampai sampai dia slalu membantuku dalam setiap masalah. Memang, dia pernah sekali menyatakan perasaannya kepadaku tapi aku belum berani menerimanya karna masih takut jika aku hanya akan menyakitinya karna masa laluku. Dan untungnya Adi mau mengerti tentang keadaanku saat ini.

"Vin.. udah lama sebenarnya aku menyukaimu tapi aku gak berani bilang ke kamu. Aku takut kamu menganggapku main main sama kamu". kata Adi terus terng tentang perasaannya.

"Adi...??" Aku kebingungan.

"Kamu gak perlu jawab sekarang kok. Kamu jawab aja kalau kamu udah siap jawab". terangnya

"Adi,, maafin aku ya.. Beri aku waktu buat nenangin hati aku dulu. Aku takut kalau aku terima kamu sekarang akhirnya aku hanya akan melukai perasaanmu." jawabku menjelaskan kepada Adi

"Iya gak papa. Aku akan nungguin kamu, sampai kamu siap". kata Adi dengan sabar.

Memang hanya dia yang mampu mengerti aku saat ini. Yang slalu sabar menghadapiku, slalu menenangkan aku. Aku tak tega kalau sampai aku menyakitinya.

Setelah hari itu, Adi bersikap seperti biasa. Tak menunjukkan kecanggungan apapun. Aku sangat bersyukur akan hal itu, karna tak ada yang berubah antara kami berdua. Aku dan Adi bekerja seperti biasa.

Hari hari berlalu, dan aku mulai berfikir bahwa aku tak bisa terus begini. Selalu terganggu dengan masa lalu yang tak ada gunanya untuk difikirkan. Aku berfikir bahwa masa depanku masih panjang dan aku juga pantas bahagia. Jadi aku memutuskan untuk tidak mempermasalahkan masa lalu yang silam lagi. Aku ingin mencoba membuka lembaran baru bersama orang yang aku miliki saat ini. Bersama seseorang yang slalu ada dan slalu mengertiku. Aku mengirim pesan ke Adi.

"Adi.. sepulang kerja aku pingin ngomong sama kamu".

Adi tetap profesional dalam bekerja. Kami bekerja seperti biasa. Jam menunjukkan pukul 19.45 WIB. Tandanya 15 menit lagi waktunya pulang.

Akhirnya 15 menitpun berlalu. Waktunya pulang. Adipun segera menemuiku.

"Vin.. kamu mau ngomong apa?" tanya Adi penasaran.

"Adi.. aku mau ngomong sama aku". kataku terus terang

"Iya mau ngomong apa?" Tanya Adi semakin penasaran

"Mulai sekarang aku ingin mencoba membuka lembaran baru bersama kamu. aku mau membuka hati buat kamu". jelasku

"Beneran?" Tanya Adi tak percaya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku sambil tersenyum.

"Makasih ya Vin.. Akhirnya kamu memberiku kesempatan". Adi terlihat sangat bahagia

Adipun mengantarku pulang.

Aku dan Adi resmi pacaran. Setiap hari dia selalu menunjukkan rasa sayangnya kepadaku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!