Di kisahkan nya seorang gadis cantik bernama Felisha Deandra, anak dari Ferdi dan Masha.
Felisha hidup di Kota S, sejak Kecelakaan pesawat yang di rencanakan oleh seorang perempuan bernama Tari yang tidak menyenangi kebahagiaan keluarga Felisha.
Kabar Felisha yang masih bertahan hidup diketahui oleh Tari, saat Felisha menginjak usia remaja, lima belas tahun, yang hidup bersama seorang gadis yang tidak bersuami bernama Tari.
Tiwi adalah perempuan sebatang kara, ia memilih untuk hidup dan mengabdi kepada keluarga Ferdi yang telah menyelamatkan hidupnya, namun sayang takdir hidup Tari tidak mengenan kan baginya, sehingga ia memilih untuk bunuh diri karena terlalu pendek pikirannya.
Setelah meninggalnya Tiwi, Felisha tinggal bersama kekasihnya bernama Bintang. Ia melanjutkan hidupnya disana dengan di biayai oleh kekasihnya, Bintang.
Felisha berparas cantik, saat beranjak remaja, ia memiliki rambut lurus dan panjang, wajah yang cantik dan manis, ia hidup sebatang kara namun Bintang menyelamatkan hidupnya, dan mengisi hari-harinya, Bintang adalah laki-laki yang tampan, berwajah tampan juga tentunya, berhidung mancung dan kadar tampannya bisa membius perempuan manapun, namun dirinya adalah orang yang setia dan berpegang teguh, hanya saja sikapnya yang sangat baik itu di salah artikan.
Meskipun banyak tantangan karena adanya musuh lama yang mengincar dan kehidupan Felisha yang mengalami banyak tantangan, juga di masalah asmaranya, namun sosok Bintang yang hadir di hidupnya menjadi sosok yang bijaksana, Bintang tidak pernah berniat untuk meninggalkan Felisha, meskipun banyak liku-liku yang mereka lalui.
Berawal dari pertemuan di SMA Bintang sebagai ketua OSIS dan Felisha adalah siswi baru, Bintang dan Felisha berpacaran, Felisha awalnya tidak ada perasaan, namun semakin lama mengenal ada perasaan yang berbeda yang dinamakan 'Jatuh Cinta'.
Felisha adalah sosok yang agresif, ini akan tampak setelah ia sangat mencintai Bintang.
Ia terkadang mudah cemburu, marah, bahkan sedih karena ada yang salah di mata dan hatinya.
Felisha dan Bintang tinggal satu rumah, karena Felisha sebatang kara, sedangkan Bintang memang tinggal sendiri dan memisahkan diri dari keluarganya.
Cukup ya ...., mari kita mulai dengan kilas balik, masa bayi Felisha hingga remaja dan kemudian dewasa.
Ferdi tersenyum penuh kemenangan, melihat kekesalan Amanda yang tidak bisa menggendong anaknya.
"Jahat amat Lo Fer, awas aja ya nanti kalau gue punya anak. Jangan harap Lo bisa sentuh anak gue." Bisik Amanda namun masih bisa didengar oleh Masha.
"Sayang, biarkan amanda yang gendong, kasian dia." Pinta Masha yang masih terbaring lemah, kasihan melihat sahabatnya itu.
"Tapi sayang, aku masih pengen sama baby cantik ini." Kata Ferdi tidak mau melepaskan baby mungilnya.
"Cepetan, kalau nggak ...." Masha tidak mepanjutkan ucapannya, namun hanya menatap Ferdi dengan sorotan mata tajamnya.
Ferdi tidak ingin istrinya marah, dengan hati-hati ia menyerahkan baby mungilnya kepada Amanda.
"Yes sahabat gue memang mantap. Dia tau mau gue hehe ..., baby mungil akhirnya bisa dipelukanku, muach ..." Amanda dengan senang hati sambil mengecup pipi lembut keponakannya yang masih tampak memerah.
Ferdi tetap setia duduk di tepi ranjang sambil memainkan smartphonenya.
"Sha nama babynya siapa Sha?" Tanya Amanda yang terus memandang Baby mungil Masha dari tadi.
"Masha tampak kebingungan dan menoleh kearah Ferdi yang ada disampingnya.
"Namanya Felisha Deandra, Deandra artinya perempuan yang kuat dan anggun." Ucap Ferdi, namun karena belum puas Amanda bertanya lagi.
"Trus arti Felisha?"
"Lo liat nggak nama orangtuanya?"
Ucap Ferdi kemudian keluar dari kamarnya.
"Sayang mau kemana?" Masha menahan tangan Ferdi yang sudah melangkahkan kakinya.
"Mau keluar bentar, tenang aja gak akan ngilang kok!" Ferdi mencandai istrinya.
Masha hanya tersenyum malu, pasalnya ia sangat posesif selama ini.
"Oh iya ya ... hehe" jawab Amanda cengegesan.
"Sha makasih ya udah lahirin ponakan cantik buat gue hehe ..." Amanda duduk di tepi ranjang setelah sekian lama berdiri.
"Iya ... lo sendiri kapan?" Tanya Masha yang tidak sengaja menyinggung Amanda.
"Lo mah sama aja kayak Ferdi, Lo sama Ferdi singgung gue mulu tentang anak." Ucap Amanda sedih dengan nasibnya.
"Eh gak sengaja. Maaf ya!" Ucap Masha.
"Yaudah tapi ada syaratnya!" Kata Amanda dengan senyuman tersungging disudut bibirnya.
"Apa?"
"Biarkan gue gendong baby Felisha sepuasnya, kalau nginep disini pun gak apa apa kan?" Ujar Amanda sambil menaik turunkan alisnya.
"Ga boleh. Lo gangguin tau gak?" Ucap Ferdi yang tiba-tiba muncul dan bersandar disisi pintu.
"Plis dong. Kakak sepupuku yang paling baek." Rayu Amanda sambil berjalan ke arah Ferdi.
"Sini Felisha." Ferdi mengambil alih Felisha.
"Tapi boleh ya aku nginep. Buat jaga baby biar kalian bisa bobo nyenyak." Rayu Amanda lagi.
"Lumayan juga dengan cara ini bagus." Pikir Ferdi.
"Hah Lo serius Amanda?" Tanya Masha seakan tidak percaya.
"Serius. Asalkan gue bisa sama dedek Felisha." Ucap Amanda yang rela ingin bersama Felisha.
"Biarin aja sayang, lagian dia yang mau. Jadi gak ada yang maksa, ya kan?" Ucap Ferdi mengalihkan pandangannya ke Amanda yang dibalas anggukan oleh Amanda.
*****
3 Tahun Kemudian.
Amanda sudah tinggal bersama Ferdi dan Masha, karena keakrabannya dengan Felisha ditambah lagi orang tuanya yang telah lama meninggal.
"Tante ...tante Panda." Panggil Felisha kepada Amanda dengan sebutan Panda karena nama Amanda baginya sangat sulit disebut, Amanda sedang memasak didapur , Felisha berjalan menghampiri Amanda.
"Iya sayang, ada apa? Tante masak dulu ya ..."ucap Amanda.
"Tante Felica minta Ce klim kayak di tivi tante. Felica pengen lasa jeluk.
"Nanti dulu ya. Emang mama kemana? " tanya Amanda.
"Mama mandi."
"Papa Felisha kemana?"
"Papa kan ke kantol. Kan cuma tante Panda yang selalu sama Felica." Ucap Felisha.
"Iya, iya nanti ya sayang." Kata Amanda lembut sambil membalikkan ikan yang di goreng diwajan, Felisha berada kira-kira dua meter dari tempat Amanda berdiri.
Meskipun baru berusia 3 tahun, namun pertumbuhan Felisha sangat cepat, Felisha sangat cepat mengenal benda berbahaya dan juga sudah mengenal game. Felisha selalu memainkan smartphonenya ibunya untuk mengikuti game online, seperti tebak gambar dan game berhitung menggunakan gambar buah-buahan yang ada di aplikasi dengan menghitung jumlahnya yang diisi dengan angka.
"Tante jangan lama, nanti Felica ga mau lagi." Ucap Felisha kwatir menampilkan wajah chubby nya." Ucap Felisha.
Begitulah Felisha, Felisha berkarakter mudah marah namun mudah juga dibujuk.
Felisha adalah anak pintar dan cantik, Felisha memiliki hidung yang mancung, pipi chubby, bulu mata yang lentik.
"Ya udah, ayo kita beli ke minimarket depan. Felisha yang cerewet." Kata Amanda yang terpaksa menghentikan aktivitas memasaknya kemudian melepaskan celemek.
Amanda mencibit pelan pipi chubby keponakannya itu.
"Ih ... tante panda gak usah cubit pipi Felica. Nanti lepas kayak kulit katak hu ..." Felisha tidak terima pipi chubbynya di cubit oleh Amanda.
"Lho kok pipinya dicamain cama kulit katak cih. Emang Felisha lihat dimana?" Tanya Amanda.
"Dicini tante. Coba tante liat." Kata Masha menekan youtube yang memperlihatkan seseorang membedah katak.
"Ya ampun Sha. Kok anak lo di biarin nonton nggak di dampingi. Kan salah paham." Batin Amanda melihat tanggapan Felisha.
Begitu pulang dari minimarket Felisha sangat senang.
"Lho sayang. Kamu dari mana?, Amanda kalian abis belanja ya?" Tanya Masha kepada anaknya dan beralih kepada sahabatnya.
"Tadi Felisha merengek minta es krim. Jadi aku antarin sekalian beli minyak goreng ke minimarket seberang." Ucap Amanda.
"Felisha disini ya sama mama. Tante lanjut masak lagi." Ucap Amanda kemudian melangkahkan kakinya kedapur, meninggalkam Felisha bersama ibunya di ruang tengah.
"Felisha, seharusnya jangan makan yang dingin dingin dan manis manis. Nanti giginya nggak sehat loh." Tegur Masha kepada anaknya yang sedang menyantap es krim.
"Enak mama. Lagian Felica lajin cikat gigi, jadi giginya tetap cehat." Ucap Felisha kemudian berjalan ke arah sofa dan duduk disana.
Masha hanya menggelengkan kepalanya mendengaar jawaban Anaknya.
"Ma lagi. Ce klim nya enak. Ayo beli lagi mama." Kata Felisha berjalan ke arah mamanya.
"Nak, jangan terlalu banyak makan es krim. Itu terlalu manis dan dingin. Nanti kamu sakit perut kebanyakan makan es krim." Ucap Masha sambil membukukan tubuhnya dan memegang kedua bahu Felisha, berusaha memberi pengertian.
"Mamahhhhh ... huaa ...Felica mau ce klim. Kalau mama gak mau, Felica ajak tante Panda aja." Ucap Masha meraung seperti menangis, namun tanpa air mata.
"Ada apa?" Ferdi tiba-tiba muncul dari belakang.
"Papa mau ce klim." Ucap Felisha yang sudah berlari dan memeluk kaki ayahnya dengan wajah cemberutnya.
"Lho mau es krim kok wajahnya cemberut gitu?" Ferdi menjongkok agar tubuhnya seimbang dengan anaknya itu.
"Mama gak bolehin." Jawab Felisha dengan wajah memelas.
Ferdi kemudian mengalihkan pandangan kepada istrinya yang berada tidak jauh seakan meminta penjelasan.
"Tadi udah pa, tapi Felisha mau lagi. Jelas mama gak kasi ijin lagi." Kata Masha kemudian menghampiri mereka.
Ferdi paham kemudian beralih pada anak perempuannya.
"Jangan es krim lagi ya. Nanti kita buat sesuatu." Ucap Ferdi yang mendapat tatapan penasaran dari Masha yang berada didepannya.
bersambung .....
#Beri dukungan, jangan lupa.
Dukunganmu adalah semangatku
Ferdi melepas jasnya dan menyerahkan kepada sang Istri, kemudian meraih tubuh mungil anaknya, Felisha yang masih berdiri dengan bingung.
"Huf ..., anak papa makin berat aja, makan apa sih?" ucap Ferdi saat menggendong anaknya.
"Felica makan naci lah papa, kan tante Panda cuka macak enak." ucap Felisha yang senang saat digendong.
"Terimakasih Tuhan, suamikulah Malaikat-malaikat penolong, dan anakku lah anugerah terindah dalam kehidupan kami." ucap Masha dalam hati.
Masha pergi ke kamarnya dan tiba-tiba smartphonnnya berdering.
'Drrtt ....'
Masha membuka smartphonnnya dan melihat ada pesan namun disana tertera nomor baru.
Masha membuka pesan itu.
[+62*** : Selamat menikmati hatimu, tunggulah tiga tahun lagi pasti sangat menyenangkan bagimu dan semua orang yang kamu sayangi.]
Isi pesan itu tidak mempengaruhi Masha.
"Huh ... ini orang kirim pesan iseng." ucap Masha dalam hati, kemudian mengecek smartphonnnya sambil berbaring di kamar.
"Ya ampun, Felisha kenapa sampai belasan aplikasi game disini, aduh ini anak memang nyiksa banget ya, kayanya perlu beli smartphone baru untuknya." batin Masha sedikit kesal dengan ulah anak semata wayangnya itu.
Sementara didapur, Amanda kaget melihat kedatangan Ferdi dan Felisha.
"Ya ampun, kok susah banget ya potong ayam gini, orang yang jual malah gak bersihin sekalian aja ni perut ayam, malah buntutnya juga gak dibuang lagi." ditengah omelannya Amanda tidak mengetahui ada Ferdi dan Felisha dibelakangnya.
"Tante Panda ..." teriak Felisha membuat Amanda yang sudah berumur itu terkejut.
"Ehh ... buntutayamcopot." ucap Amanda latah kemudian membalikkan badannya dan mengelus dadanya.
"Huf ..., Felisha kamu nakal sekali, tante kaget tau nggak." sungut Amanda, Ferdi yang menyaksikan hanyan terkekeh.
"Bapaknya juga gak jaga, untung aja pas lagi nggak motong ayam." sungut Amanda menyorotkan matanya kearah Ferdi yang sedang menggendong Felisha.
" Maaf Tante Panda, Felica nggak cengaja, kan tante yang nggak noleh." ucap Felisha polos.
" Tante itu harus serius kalau soal masak Felisha." ucap Amanda sedikit kesal lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Kenapa halus tante?, kan bica noleh bial gak kaget." ucap Felisha polos.
"Aduh nak, kamu dengar baik-baik ya, Tante harus serius, kalau nggak nanti masakannya nggak enak." ucap Amanda memberi pengertian.
"Kalau gak enak macakannya dibuang aja , Felica makan di lual cama mama dan papa." kata Felisha yang tidak mengerti urusan dapur, maklum masih bocah.
" Ya ampun ni bocah polos banget." gumam Amanda.
"Ya udah kita bikin agar-agar ya, jangan ganggu tante, nanti masakannya nggak enak, papa gak sempat makan di luar, maunya di rumah aja." ucap papanya.
" Ye ... agal-agal, Felica cuka pa." Felisha sangat antusias dan menyaksikan gerak gerik papanya yang sedang membuat agar agar, Felisha melihatnya dengan cermat sehingga langkah langkah pembuatannya bisa Ia hafalkan.
Setelah agar-agar yang dibuat terbentuk sempurna, kini Felisha dan ayahnya menuju ruang televisi dan menikmati agar-agar.
"Um ... enak papa, tiap hali ya buatnya." pinta Felisha kepada papanya yang duduk memangkunya di sofa.
"Eh anak dan ayah lagi ngapain, makan apa sayang?" tanya Masha yang sedang menuruni tangga menghampiri suami dan anaknya.
" Ini ma, makan agal-agal buatan papa, enak ma." puji Felisha, Mashapun ikut bergabung dengan anak dan Suaminya yang dicintainya.
"Suapin dong nak?" pinta Masha.
"Mama Manja deh." ucap Felisha kemudian menyendokkan agar-agar dan menyuapi kepada ibunya.
"Gak apa-apa sayang, kan kamu yang mau suapin." kata mamanya.
"Suapin papa juga dong!" pinta Ferdi sambil mengagakan mulutnya.
"Aaaa ...papa jadi ikut manja." sungut Felisha merasa kesal.
Ferdi dan Masha saling pandang dan melempar senyuman saat berhasil membuat anaknya kesal, baginya jika Felisha kesal, akan menjadi hiburan bagi mereka karena Felisha menampilkan wajah cemberutnya, membuat pipinya terlihat chubby.
"Mama kedapur dulu sayang."
'Cup ... Cup' Masha mencium kedua orang yang disayanginya.
"Ma sekali lagi buat papa," kata Ferdi.
"Enggak boleh, Felica aja yang cium papa, mama udah tadi." cegah Felisha ketika Masha kembali akan mencium suaminya.
Mendengar ucapan anaknya Masha hanya mengalah dan melanjutkan langkahnya menuju dapur.
***
Didapur.
Terlihat Amanda sedang memasak.
"Amanda, apa aku boleh bantu." tanya Masha yang datang dari arah belakang.
Amanda menoleh menampilkan wajah lelahnya.
"Sangat boleh Sha, gue capek banget, tinggal cuci piring kotor sih, yang lain udah." ucap Amanda, Masha kemudian membantu Amanda mencuci piring.
"Sha, gue mau bilang sesuatu deh tentang Felisha." ucap Amanda di sela aktivitasnya mencuci piring kotor.
"Ya, ada apa dengan Felisha Nda, apa dia makan es krim lagi?" sangka Masha yang mulai merasa tidak tenang dengan kenakalan anaknya.
"Bukan Sha, ini tentang smartphone kamu, tadi dia lihat video YouTube tuh, yang pembedahan hewan, tiba-tiba aja saat aku cubit pipinya, dia marah dan bilang nanti kulit pipinya lepas, kan lucu sekaligus nggak, ...." ucap Amanda.
"Hahhahah ....." belum sempat Amanda melanjutkan pembicaraan, Masha tertawa besar baginya cerita dari Amanda sangat lucu.
"Hahha... kan biar lo kapok cubit pipinya." ucap Masha.
"Sha bukan soal kapoknya, dia nonton yang kaya gitu gak ada yang dampingi kan salah pemahaman, kayanya Lo harus beli smartphone khusus buat Felisha." usul Amanda.
Masha tampak berpikir.
"Benar juga kata Lo, tadi aja gue cek smartphone gue , penuh banget sama aplikasi gamenya, sampe smartphonnnya gue error.
Ditambah lagi status WhatsApp gue banyak banget, Felisha nakal banget samoe foto aku sama Ferdi yang lama aja di upload ke status Wa, itu kejadian yang kemarin kemarin tuh. Aku sampe capek jawab semua pertanyaan teman-teman, saat Foto yang diposting terlihat oleh mereka." sungut Masha panjang lebar.
"Hahhhaha..... mampus Lo, apa Lo ada foto yang macem-macem digalery, kalau memang ada mampus sudah.... hahhah..." kini giliran Amanda yang menertawakan kisah Masha.
"Ish ... jijay lah foto yang macem-macem disimpan digalery, itu mah privasi. Bahkan anak ga boleh tau." ucap Masha, Amanda masih saja menahan tawanya.
Sementara diruang televisi, Felisha sudah tertidur di pangkuan ayahnya setelah memakan Agar-agar.
'Cup ...'
Ferdi mencium pipi gembul Felisha yang tertidur dipangkuannya.
" Lho udah tidur ni bocah." ucap Masha yang tiba-tiba muncul dari belakang membawa segelas susu dan segelas kopi.
"Iya sayang, sepertinya dia kekenyangan." Ferdi mengelus rambut panjang Felisha dengan sayang.
"Ya ampun, aku udah bawain susu nih, ni anak malah udah tidur." sungut Masha saat meletakkan minuman itu diatas meja dan duduk disamping Ferdi, sambil menyandarkan kepalanya.
Ferdi mengecup kening istri dan anak perempuannya secara bergantian.
Masha dan Ferdipun berbicara diruangan membahas pekerjaan dan bersantai sambil menonton televisi.
bersambung ....
#Jangan lupa dukungannya, Dukunganmu semangatku
Beberapa tahun kemudian Felisha sudah menginjak usia ke lima tahun, Felisha sudah masuk tk, bahkan sebentar lagi akan masuk kesekolah dasar.
Ferdi dan Masha merasa senang saat mendengar dari guru yang mengajar Felisha, bahwa Felisha berprestasi disekolah.
"Sayang, Felisha sudah semakin besar dan rencananya aku mau ajak Felisha ke desa S, kabarnya sih sekarang sudah jadi kota." Kata Ferdi kepada isterinya.
"Mmm ... gausah lah sayang, jangan kesana. Mending kita liburan ke Jepang aja. Aku pengen kesana." Kata Masha mengutarakan keinginannya.
"Ya udah, lagian sebentar lagi ulang tahun Felisha. Kita merayakannya ke Jepang aja deh." Ucap Ferdi berusaha tenang, meskipun ia mengalah secara tidak iklas.
"Ya sayang, soalnya aku gak mau lagi kembali ke desa S. Karna percuma aja cuma rumah aja yang tersisa. Nggak ada lagi kebun ataupun lahan peninggalan orangtuaku yang sangat luas." Ucap Masha dengan tatapan sendu kepada Ferdi.
" Gimana ya cara ngomongnya kalau rumahnya dulu udah di renovasi bahkan udah di buatkan kebun yang di usahakan oleh orang desa yang sudah di gaji." Pikir Ferdi merasa bimbang, untuk memberi tahu atau sebaliknya.
"Sayang ...." Masha menepuk bahu suaminya yang duduk disampingnya.
"Iya ... iya ..." jawab Ferdi sedikit terkejut dengan tepukan pelan di bahunya.
"Kok kamu tampak bingung gitu sih? " tanya Masha merasa heran.
"Enggak ...oh,iya aku bingung karena lupa ini ternyata udah waktunya jemput Felisha ke TK." Jawab Ferdi beralasan. Namun tatapan Masha semakin meng intimidasi Ferdi.
"Jangan bohong ya!, aku tau kamu menyembunyikan sesuatu." Ucap Masha yang sudah merasa mengatasi kebohongan di wajah Ferdi.
"Nggak ..." jawab Ferdi singkat dan masih saja menyembunyikan hal yang seharusnya Ia katakan.
"Kamu bohong lagi. Ya sudah jangan harap aku menegur selama sebulan kalau kamu selalu bohong." Ancam Masha sambil membalikkan badannya.
"Tunggu ... iya sayang nanti setelah jemput Felisha baru aku ceritain, ceritanya panjang sayang." Ferdi menarik tangan Masha yang hendak pergi.
"Oke, kamu ada hutang penjelasan sama aku. Aku tunggu. " Masha melangkahkan kakinya kedapur dan menampilkan senyum manisnya kepada sang suami.
Ferdi mengendarai mobil menuju TK, dimana Felisha berada.
"Papa ..." Felisha berlari menuju pintug gerbang saat Ferdi baru saja sampai.
"Ya ampun sayang, semangat banget sih?" Ujar Ferdi sambil menggendong putri cantiknya itu.
"Papa ibun guru bilang kalau Felisha sekolah disini dua minggu lagi, setelah itu Felisha boleh masuk SD." Ucap Felisha yang kini dibawa Ferdi masuk kedalam mobil.
"Oh iya ?" Tanya Ferdi singkat.
"Katanya senin depan papa sama mama boleh datang di TK Felisha buat foto sama-sama." Ucap Felisha sambil melihat ke luar jendela sementara Ferdi masih sibuk menyetir.
"Oke sayang, sayang nanti kalau kamu mau liburan rencananya mau kemana? " tanya Papanya lembut yang tampak fokus mengemudi.
"Um ...Felisha pengen ke Jepang pa, pengen foto sama bunga-bunga sakura." Felisha tampak berpikir dan menjawab dengan polos.
"Anak sama mamanya kok satu hati banget yah." Pikir Ferdi saat mengemudi.
"Pa bolehkan. Nanti kalau Felisha libur, Felisha pengen liburan ke jepang." Ucap Felisha dengan mata yang berbinar, hal itupun lantas membuat Ferdi luluh seketika.
"Iya, iya nanti ya setelah Felisha libur sekolahnya kita ke Jepang ...." ucap Ferdi dengan nada panjang membuat Felisha senang bukan main.
Sesampainya dirumah.
"Mama Felisha pulang, mama ..." panggil Felisha yang sudah berlari menuju ruang tengah.
"Iya sayang semangat banget sih, ada apa? "Tanya Masha kepada putri kecilnya.
"Mama nanti papa bilang mau liburan ke Jepang." Ucap Felisha yang kini sudah berada didalam gendongan sang ibu.
"Benarkah ... asyik mama juga pengen." Ucap Masha yangikut antusias lalu melihat kearah suaminya. Ferdi hanya tersenyum manis menanggapi.
***
Malam hari tiba.
Saat makan malam selesai, Ferdi dan Masha beradadi ruang televisi dan duduk disofa sambil menonton televisi, Felisha sedang bermain dengan mainan buah-buahan miliknya dilantai yang telah dialasi karpet. Felisha menjejerkan semua mainannya seolah seperti orang yang sedang berdagang buah-buahan.
"Sayang kamu hutang penjelasan lho sama aku tadi siang." Ucap Masha kepada suaminya saat mereka duduk di sofa berdampingan.
Ferdi kemudian mempersiapkan diri untuk menjelaskan cerita yang panjang lebar itu.
"M ...masf ya sebelumnya nggak kasih tahu. Sebenarnya semenjak kamu menghindar dari aku. Aku membeli tanah kamu didesa S dan begitu setelah kita menikah. Aku Sebenarnya pengen cerita tapi kamunya saat itu yang sensitif dan mudah marah.
Aku secara sepihak me renovasi rumah kamu menjadi lebih kokoh agar keluarga kecil kita bisa tinggal disitu." Ucap Ferdi panjang lebar membuat mata Masha berkaca-kaca.
"Makasih sayang. Akhirnya semuanya kembali kepadaku. Itu semua warisan satu-satunya dari orangtua aku." Ucap Masha terharu sambil memeluk suaminya.
Ditengah ketenangan menonton televisi dan bercerita, bel rumah berbunyi.
'Ting . Tong.'
"Siapa malam-malam gini." Ucap Ferdi melihat kearah pintu utama.
"Biar aku yang buka." Ucap Masha hendak bangkit namun pergerakannya dengan cepat dihentikan oleh Ferdi.
"Biar aku saja yang buka, kamu disini aja temenin Felisha." Ucap Ferdi mengambil alih untuk membukakan pintu, sementara Masha menurut saja dan duduk kembali untuk menonton sambil melihat anaknya yang masih tampak bersemangat dengan mainannya. Amanda yang tidak kelihatan ternyata sudah tidur karena kelelahan, belakangan ini ia sibuk bekerja.
Ferdi membuka pintunya dan betapa terkejutnya ia melihat yang datang adalah kedua orangtua yang dinanti kannnya.
"Papa, mama." Ucap Ferdi terharu langsung mencium punggung tangan orangtuanya dan mempersilakan mereka masuk.
"Apa kabar keluargamu Fer, bagaimana dengan cucu kami?" Tanya papanya yang sudah lima tahun ini belum pernah melihat wajah cucu perempuannya karena menjalani pengobatan di luar kota.
"Baik pa, ma. Apa papa dan mama juga demikian? " tanya Ferdi balik.
"Seperti yang kami lihat nak, papa masih butuh perawatan." Ucap Ibunya, tampak jelas ayah Ferdi yang terlihat tidak terlalu sehat.
Masha yang penasaran mengalihkan pandangannya ke arah ruang utama dan muncullah sosok kedua mertuanya yang membawa dua buah koper, yang kini dibawakan oleh Ferdi.
Masha sedikit berlari kecil dan menyambut kedua mertuanya dengan salaman yang disambut baik juga oleh kedua mertuanya.
"Cucuku ..." ibu Ferdi langsung menghampiri Felisha yang sedang bermain sendirian di depan televisi yang diletakkan tinggi.
"Felisha salaman dulu ya nak, ini nenek dan kakek Felisha yang datang." Ucap Masha kepada anaknya.
"Nenek. Kakek. " gumam Felisha yang bersalaman dan melihat wajah nenek dan kakenya satu persatu secara bergantian.
Felisha masih bingung dan melongo, tidak melanjutkan memainkan mainannya.
Ia mentap kakek dan neneknya secara bergantian.
bersambung .....
# Dukunganmu Semangatku.
Beri dukungan untuk menghargai karya author.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!