NovelToon NovelToon

Kisah Cinta Pangeran Jayanaga : Reinkarnasi

#Prolog dan Perkenalan

Kisah ini berawal dari sebuah kerajaan yang berdiri kurang lebih 1000tahun lalu, sebuah kerajaan jaya dan makmur, semua rakyatnya sejahtera, raja Surapha yang memimpin kerajaan sangat lah sosok yang bijaksana, dirinya selalu mengutamakan rakyat, kesejahteraan dan kedamaian selalu di utamakan.

Beliau memiliki dua orang putera, pertama bernama Sanjaya biasa di panggil Pangeran San, dirinya cenderung lebih suka berdiam diri, berlatih dan terus berlatih. anak kedua raja Surapha adalah Narendra, sosok pria yang sangat periang, membuat suasana selalu menjadi hangat, pangeran San sangat menyayangi adiknya.

walau umur tidak jauh berbeda, mereka tumbuh menjadi pangeran yang tampan, untuk memilih seorang wanita pun mereka memiliki selera yang sama.

(ilustrasi : Sanjaya)

(ilustrasi : Pangeran Rendra)

Kemuning larasati adalah anak seorang resi yang menikah dengan seorang dayang, sang ayah telah meninggal ketika Kemuning dilahirkan, kerajaan Amartha tempat Kemuning tumbuh memang bersahabat dengan kerajaan Jayanaga, ibunya yang bekerja sebagai abdi dalem kerajaan Amartha, merawat seorang puteri raja, bernama Kirana. Bahkan Kemuning dan Puteri Kirana seperti saudara, selalu bersama puteri Kirana.

(ilustrasi : Kemuning larasati)

(ilustrasi : Puteri Kirana)

Urusan asmara Puteri Kirana lah pemenangnya, dia memiliki pesona wanita tercantik, bermartabat dan anggun, hampir penjuru negeri menyukai sosok Puteri Kirana, termasuk seorang anak tabib kerajaan Amartha, bernama Bramasena.

(ilustrasi : Bramasena)

Tumbuh sebagai anak dayang, Kemuning bebas berada di luar istana, termasuk berteman. Dia berteman dengan Bramasena, mungkin karena orang tua mereka yang bekerja di istana yang sama mereka menjadi dekat.

Sempat suatu hari Kemuning terkena penyakit, luka nya cukup serius sampai akhirnya, ibunda Kemuning membawanya kerumah seorang tabib, disana Kemuning dirawat dan di obati oleh Bramasena.

Sejak hari itu Kemuning ada hati kepada Bramasena, sosok yang ramah, murah senyum, baik dan perhatian, Kemuning selalu berusaha dekat dengan Bramasena, namun hatinya bukanlah untuk Kemuning.

Sedangkan Bramasena memendam hatinya untuk sang puteri Kirana, walau Bramasena tidak pernah bercerita kepada siapapun, Kemuning tahu persis apa yang dirasakan Bramasena, Kemuning mencoba ikhlas agar Bramasena bisa bahagia dengan pilihannya.

Namun sayang cinta mereka tidak direstui oleh sang raja dan ratu Amartha, mereka diam-diam selalu bertemu Kirana dan Bramasena, sampai keduanya memilih untuk kabur dari istana.

Malam itu Bramasena yang bertemu dengan Kirana disebuah pendopo yang berada di timur istana, tidak sengaja Kemuning yang telah sembuh dari sakitnya, mengambil air kesebuah sumur yang berada tidak jauh dari pendopo.

Dilihatnya Bramasena dan Puteri Kirana masuk ke dalamnya, Kemuning yang penasaran terus mengikuti dan melihat dari bilik lubang kecil, Puteri dan Bramasena sedang bermesraan.

Melihat itu Kemuning terkejut, dirinya hanya bisa diam, rasa kesal dan marah hanya bisa di pendam nya, Kemuning sadar diri siapa saingannya. Dia bergegas pergi dan keesokan harinya, Puteri Kirana dan Bramasena tidak ada di tempat mereka.

Mereka telah pergi, kabur dari istana, Kemuning yang mengetahui hanya bisa terdiam, hatinya perih, namun mau di kata apalagi, harus menerima kenyataan bahwa bukan dirinya yang di cintai Bramasena.

Hari berganti bulan berlalu, Kemuning selalu berdiam diri, berdiri di atas jembatan kecil, melihat kearah sebuah gunung yang terbentang luas di hadapannya, berharap bisa bertemu seseorang yang bisa membuat dirinya bahagia.

Setelah beberapa lamanya, pihak kerajaan memberikan pengumuman bahwa Puteri Kirana telah kembali bersama dengan Bramasena. Sayangnya, kepulangan Puteri Kirana harus dengan kenyataan pahit bahwa Puteri Kirana tengah mengandung anak Bramasena.

Kali ini Kemuning benar-benar harus ikhlas merelakan Bramasena, namun yang santer terdengar, bukan dengan Bramasena, Puteri Kirana akan menikah melainkan dengan Pangeran dari kerajaan yang bersahabat dengan kerajaan Amartha, yaitu kerajaan Jayanaga.

...🌸🌸🌸🌸🌸...

Memilih calon suami

...(Kerajaan Jayanaga)...

Raja Surapha mendapatkan surat dari sahabatnya raja Amartha, bahwa dia akan menikahkan puterinya kepada salah satu anak raja Surapha, sang ayahanda meminta anak-anak mereka datang dan bertemu sang raja Amartha.

"Anak ku...kalian sampaikan surat ayah handa kepada raja Amartha?"

seru sang ayah kepada kedua anaknya.

"Baik ayah handa"

seru mereka dua.

Berangkatlah mereka pergi menuju kerajaan Amartha, tempatnya lumayan jauh, 1 hari dengan menunggang kuda. Ditemani senopati mereka berkuda menuju kerajaan yang terkenal dengan kecantikan sang puteri.

...(Kerajaan Amartha)...

Dilain tempat, Kemuning yang membantu sang ibu mengurus puteri Kirana, Kemuning hanya bisa terdiam melihat Puteri Kirana seakan sedih, Kemuning sangat mengerti apa yang dirasakan sang puteri.

Selesai melakukan tugasnya Kemuning seperti biasa selalu menyempatkan sorenya berada di tempat yang menjadi favorit dia akhir-akhir ini. Banyak sekali pertanyaan di kepala Kemuning terhadap Bramasena, namun dirinya hanya bisa menahan rasa penasaran.

Dari kejauhan Kemuning melihat iring-iringan kerajaan Jayanaga, lengkap dengan membawa beberapa peti, yang mungkin akan diberikan sebagai mas kawin.

Senang mungkin menjadi puteri, bisa menunjuk siapapun sebagai pasangan hidupnya.

Batin Kemuning bergumam.

Seorang pria yang memakai pakaian berwarna hijau daun datang menghampiri dan bertanya kepada Kemuning, Sanjaya yang sangat gagah turun dari kudanya.

"Maaf...apakah gerbang istana Amartha benar lewat sini?"

tanya Pangeran Sanjaya kepada Kemuning.

"Benar....anda hanya lurus mengikuti jalan ini saja"

jelas Kemuning.

"Terima.....kasih"

Kata Pangeran Sanjaya yang heran melihat gadis itu berlalu begitu saja. Tidak ingin memikirkan hal lain, mereka bergegas menuju kerajaan Amartha.

Aku tidak sabar bertemu dengan sang puteri"

"seru Rendra yang sangat antusias.

Mereka pun melanjutkan perjalanan yang hampir 4km lagi sampai gerbang istana.l

...💞💞💞...

Kemuning terus berjalan menuju rumahnya, rasa sakit itu masih membekas, mencoba mengobati lukanya sendiri Kemuning selalu berusaha menyembunyikan, bahkan dirinya berusaha menjauh dari Bramasena.

Walau begitu Bramasena masih menganggap Kemuning sebagai teman, teman yang selalu mendengarkan keluh kesahnya, teman yang selalu ada mendengarkan ceritanya.

"Kemuning?"

panggil Bramasena yang melihat Kemuning berjalan menuju arah rumahnya.

"Tunggu sebentar..."

seru lagi Bramasena.

Kemuning terdiam, dirinya menoleh dengan memasang wajah dengan senyum, menyimpan luka di balik senyumnya.

"Mas Bramasena...maaf aku tidak mendengar mu"

jelas Kemuning.

"Tidak apa-apa, kamu apa kabar?"

tanya Bramasena kepada Kemuning.

"Aku baik, bagaimana dengan mu mas?"

tanya Kemuning, dirinya hanya tertunduk menundukan wajahnya yang sayu didepan Bramasena.

Mulai dari sana lah Bramasena dan Kemuning dekat, rasa kecewa di hati Kemuning sedikit memudar, mulai berusaha menerima Bramasena walau Kemuning tahu di hati Bramasena masih terpatri nama Puteri Kirana.

...💞💞💞...

Iring-iringan kerajaan Jayanaga telah sampai di istana kerajaan Amartha, mereka langsung di sambut langsung oleh sang raja, mempersilahkan kedua pangeran Jayanaga masuk dan berkenalan dengan puteri Kirana.

"Bagaimana keadaan di Jayanaga?"

tanya sang raja kepada Sanjaya.

"Semua baik, paduka"

sahut pangeran Sanjaya tersenyum.

Tidak lama puteri Kirana keluar bersama dengan beberapa dayang, sosok nya yang cantik dan anggun membius siapapun yang melihatnya.

"Kakanda...sepertinya aku sedang jatuh cinta"

sahut Rendra yang langsung jatuh hati kepada puteri Kirana.

Begitu pula dengan Sanjaya yang mengagumi kecantikan puteri Kirana, Sanjaya berharap sang adik bisa bahagia, dirinya mundur untuk tidak menjadi kandidat suami puteri Kirana.

Mungkin ini kebahagian Sanjaya yang bisa di berikan kepada sang adik.

"Ini puteri ku...Kirana namanya"

kata sang paduka raja memperkenalkan Kirana.

"Saya pangeran Rendra, ini kakak saya Sanjaya"

seru Rendra yang benar-benar antusias.

"Saya puteri Kirana...senang bisa bertemu dengan kalian"

sahut puteri Kirana.

"Kita langsung ke intinya, jadi bagaimana? siapa yang akan menikah dengan Kirana puteri saya?"

tanya sang paduka raja.

"Jadi begini paduka, saya Sanjaya mengantar adik saya Renda untuk meminang puteri Kirana"

kata Sanjaya yang membuat wajah adiknya sumringah.

"Ah...Rendra, bagaimana dengan mu puteri ku?"

tanya sang paduka kepada puteri Kirana.

"Sendeko dawuh ayah handa"

sahut puteri Kirana.

Sang bunda juga setuju akan pernikahan puterinya dengan pangeran jayanaga, berharap semua orang akan bahagia. Menyatukan dua kerajaan.

Untuk mempersiapkan pesta yang akan berlangsung selama 7hari 7malam, pangeran Sanjaya, Rendra dan senopati menginap di istana kerajaan Amartha, sedangkan orang tua mereka akan menyusul bersama dengan iring-iringan kereta kencana.

Malam ini Kemuning tidak dapat tidur, dirinya terus melawan hatinya yang berusaha menyematkan nama Bramasena kembali, walau pun menikah, tidak mungkin puteri Kirana tidak membutuhkan Bramasena, karena Bramasena adalah tabib istana kerajaan Amartha.

Pangeran Sanjaya berjalan-jalan di wilayah kerajaan Amartha, Sanjaya sangat suka menikmati kesendiriannya, dia juga berharap agar bisa merasakan apa yang Rendra rasakan. Menikah dengan seseorang yang di cintainya.

Bulan malam ini terlihat penuh, menyeringai di balik awan dan bintang, Kemuning yang menikmati cahya sinar bulan, berdiri di sebuah jembatan kecil yang di bawahnya mengalir air kolam menuju anak sungai.

"Kamu...gadis yang tadi"

kata Sanjaya menghampiri Kemuning.

Namun Kemuning berusaha kabur berlari meninggalkan sanjaya sendiri, entah kenapa Kemuning tidak ingin ada yang tahu luka di hatinya ini, dia merasa lebih baik ketika dirinya biasa menyendiri.

Heran, pikiran Sanjaya jadi merasa penasaran dengan sikap Kemuning, apa yang membuat gadis itu takut kepada dirinya? apakah aku begitu menakutkan sehingga dia berlari ketakutan.

...💞💞💞...

Malam berlalu, Bramasena tidak dapat memejamkan matanya, dirinya tidak henti memikirkan Kirana yang akan menikah dengan pangeran dari kerajaan Jayanaga. Bramasena tidak bisa menghilangkan rasanya kepada puteri Kirana.

Perayaan pesta pernikahan akan sangat memakan waktu, seminggu saja tidak cukup untuk persiapan dan selama itu Pangeran Sanjaya dan rombongan bertugas membantu pesta pernikahan adiknya.

Pagi di istana Amartha di tidak jauh beda dengan istana Jayanaga, hening beberapa prajurit tengah mempersiapkan pesta pernikahan Puteri Kirana dan pangeran Rendra. Selagi memberikan arahan pangeran Sanjaya bertemu dengan gadis yang ditemuinya yaitu Kemuning.

Membawakan beberapa persiapan untuk merias kamar puteri Kirana, Kemuning tidak ingin sang ibu yang sudah renta kelelahan.

"Muning...."

panggil puteri Kirana.

"Iya puteri..."

kemuning hanya bisa menundukan wajah sendunya di depan puteri Kirana.

"Tolong berikan ini kepada mas Bramasena"

pinta sang puteri yang memberikan sepucuk surat untuk kekasihnya.

"Baik puteri...."

sahut Kemuning.

Dengan berat hati kemuning tetap menjalankan tugas, apa yang diperintah puteri kepadanya.

Baru juga keluar dari kamar puteri Kirana, Kemuning di hadang oleh pangeran Sanjaya.

"Hai..."

sapa pangeran Sanjaya mengagetkan Kemuning.

Kemuning tidak berkata apa-apa, dirinya hanya tertunduk.

"Aku bukan berniat jahat...aku hanya ingin berkenalan dengan mu"

kata Sanjaya yang menjelaskan maksud hatinya.

Namun Kemuning hanya berlalu bergegas memberikan sepucuk surat, yang dititipkan sang puteri kepadanya. Sanjaya tidak berhenti mengikuti Kemuning. Entah apa yang membuatnya penasaran dengan gadis itu.

...💞💞💞...

Tertarik dengan Kemuning

Kemuning merasa bahwa dirinya di ikuti dia berjalan dan terus menoleh ke arah belakang, namun dirinya tidak sengaja menabrak pangeran Abimayu, kakak puteri Kirana.

Kemuning terjatuh, dengan sigap pangeran Sanjaya menghampiri dan membantu Kemuning berdiri.

"Aauuh..."

gumam Kemuning.

"Kamu tidak apa-apa?"

tanya Pangeran Sanjaya yang membantu Kemuning berdiri.

"Maaf ya Ning, aku tidak lihat"

seru pangeran Abimayu.

"Tidak apa-apa pangeran, saya pergi dulu"

sahut Kemuning yang kemudian berlalu.

"Siapa Dia?"

tanya Sanjaya kepada Abimayu.

"Dia anaknya mbok Mirah, pengasuh kami ketika kecil, namanya Kemuning"

jelas pangeran Abimayu.

"Kemuning"

kata Sanjaya yang rasa penasarannya telah terjawab.

"Ada apa memang nya?"

tanya Abimayu kepada Sanjaya.

"Tidak ada"

jelas Sanjaya.

"Baiklah, ayo kita lihat persiapan pestanya"

seru Abimayu merangkul Sanjaya.

Persahabatan kedua kerajaan ini juga mempererat persahabatan pangeran Sanjaya dan Abimayu.

...💞💞💞...

Kemuning terus berjalan menuju rumah Bramasena, tidak ada pikirannya untuk membuka dan membaca isi surat dari puteri Kirana untuk Bramasena. Sebagai rakyat yang mengabdi terhadap pimpinan Kemuning berusaha menjalankan tugasnya dengan baik.

Sampailah dia dirumah Bramasena, rumahnya tampak sepi, bahkan tidak ada tanda-tanda Bramasena berada di rumahnya.

Kemuning ingat, mungkin Bramasena sedang mencari tumbuhan obat di hutan, Kemuning kemudian berlalu dan berharap bertemu Bramasena.

Kemuning terus mencari Bramasena, siang berganti sore sampai masuk kedalam hutan, dia tidak peduli dengan dirinya sendiri, bahkan sampai kakinya tertusuk tanaman beracun, dia tidak peduli.

"Auuhh..."

Kemuning yang tidak sengaja menginjak sesuatu yang tajam, diangkat dan dilihatnya kaki sebelah kanan, benar saja kakinya tertancap duri tanaman seperti jelatang, rumput liar yang bila terkena kulit akan terasa panas kemudian membengkak.

Kemuning terus berjalan, sakit di kakinya tidak dia rasa, dia berjalan sempoyongan dengan wajah pucat, Kemuning akhirnya berjumpa dengan Bramasena.

"Mas Bramasena..."

panggil Kemuning.

Kelelahan Kemuning yang melihat Bramasena seperti berputar-putar di kepalanya, akhirnya hanya bisa ambruk.

"Kemuning !!!!"

seru Bramasena langsung menghampiri.

Kemuning tidak sadarkan diri, Bramasena melihat luka di kaki Kemuning, bergegas Bramasena menggendong Kemuning ke rumahnya untuk segera di obati, baru juga dirinya sembuh, Kemuning memang sedikit ceroboh, gadis yang tidak mengerti apa-apa.

Untungnya racun hanya akan menyebabkan ruam di kulit, tidak mengalami luka yang serius, Perlahan Kemuning membuka matanya, dilihatnya Bramasena sedang meramu obat, Kemuning yang terbangun segera duduk, dirinya merasa baikan dengan obat yang di berikan Bramasena.

"Kamu tidak apa-apa"

kata Bramasena menoleh ke arah Kemuning.

"Aku tidak apa-apa, aku hanya ingin menyampaikan surat dari puteri Kirana"

jelas Kemuning kepada Bramasena.

"Aku telah membacanya, kamu minum lah ini dulu"

kata Bramasena yang memberikan ramuan jamu untuk luka Kemuning.

"Terimakasih..."

sahut nya kemudian meminum ramuan jamu buatan Bramasena.

"Aku pulang dulu, takut si mbok nyariin"

Kemuning yang takut ibunya mencari dirinya.

"Biar aku antar kamu pulang"

kata Bramasena bersiap menolong Kemuning berdiri.

"Tidak usah, aku tidak mau merepotkan mu mas."

"Ini bukan masalah merepotkan, kamu terluka Ning"

seru Bramasena.

"Ini hanya luka kecil, aku mencoba mengobati luka yang lebih dalam dan sakit, tetap saja tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya"

sahut Kemuning yang membuat Bramasena terdiam.

"Maksudnya??"

"Lebih baik aku berusaha sendiri, permisi mas..."

seru lagi Kemuning yang kemudian berlalu melewati Bramasena yang tengah berpikir keras apa maksud perkataan Kemuning.

"Baiklah...hati-hati"

ucap Bramasena.

...💞💞💞...

Perlahan Kemuning berjalan tertatih, kakinya benar-benar terasa sakit dan linu, namun Kemuning berusaha agar dirinya sampai di rumah tidak ke malam an, takut si mbok khawatir.

Jalan menuju rumahnya selalu melewati jembatan kecil dimana Sanjaya bertemu Kemuning pertama kali. Malam ini pun terlihat cerah, bintang dan bulan memancarkan cahaya terang, Kemuning terkejut mendapati sosok pria berdiri sambil menikmati cahaya bulan.

Pangeran Sanjaya, entah apa yang dilakukannya sepertinya dirinya menunggu Kemuning disana. Jalan itu satu-satunya menuju rumahnya, mau tidak mau Kemuning harus melewati pangeran Sanjaya. Dengan cueknya Kemuning berjalan tertatih sambil menahan rasa sakit di kakinya.

"Hai..akhirnya aku bertemu kamu lagi"

seru pangeran Sanjaya.

Seperti biasa Kemuning hanya diam dan meneruskan jalannya menuju rumah.

"Kemuning...itu nama kamu?"

tanya Sanjaya terus memperhatikan Kemuning.

Tetap saja Kemuning hening, dirinya terus berjalan wajahnya semakin pucat, reaksi obat nya memang belum bekerja, Kemuning harus segera sampai dirumahnya.

"Kamu kenapa?"

tanya Sanjaya menghalangi jalan Kemuning yang tertatih.

"Maaf pangeran, bisa ijinkan saya pulang?"

tanya Kemuning yang terengah-engah, dirinya hanya ingin segera berbaring di kamarnya, memejamkan mata sampai esok hari dan dirinya akan baik-baik saja.

"Tapi...."

Belum juga selesai berkata Kemuning terus berlalu melewati sang pangeran, merasa cemas dan khawatir Sanjaya mengikutinya, hingga Kemuning sampai di suatu tempat.

Rumah peninggalan sang ayah untuk dirinya dan ibunda nya, rumah yang tidak jauh dari istana. Sanjaya bersyukur Kemuning sampai di rumah dengan selamat, sekarang Sanjaya telah mengetahui rumah Kemuning.

Sanjaya pulang kembali ke istana Amartha dengan perasaan riang, wajahnya di hiasi senyum yang manis, seperti ada rasa di hatinya, rasa sedang jatuh cinta, perasaan yang baru pertama kali di rasakannya, selembut ini kah cinta yang menghampiri seorang insan, Sanjaya menemukan cinta pada Kemuning.

"Sepertinya ada yang sedang kasmaran?"

sahut senopati Wirakha yang tiba-tiba datang mengagetkannya.

"Paman...kasmaran apa?"

tanya Sanjaya pura-pura tidak tahu.

"Saya kenal pangeran bukan hari ini saja, jadi bagaimana? sudah mendapatkan namanya?"

tanya Senopati yang tersenyum.

"Sudah lah paman, aku mau istirahat dulu"

jelas Sanjaya yang memang sedikit tertutup akan kehidupan asmaranya.

Walau Sanjaya tidak pernah bercerita, tapi senopati tahu betul akan hati pangeran, dirinya yang telah mengajari banyak hal sebagai guru Wirakha sangat peduli dan perhatian kepada Sanjaya.

...💞💞💞...

Keesokan paginya, Sanjaya meminta sang senopati ikut menuju rumah Kemuning untuk memastikan keadaan Kemuning baik-baik saja. Bramasena juga masih kepikiran tentang luka Kemuning. Senopati yang juga belajar ilmu pengobatan, yang mana bisa membuatkan ramuan obat.

Tok..tok...tok...

Sanjaya mengetuk pintu rumah Kemuning, perlahan sang ibunda membukakan pintu dan di lihat sang ibu, pangeran Sanjaya yang berpostur tinggi 185cm.

"Pangeran...maaf hamba tidak mengenali anda"

kata ibunda Kemuning yang perlahan membuka kan pintu.

"Kemuning ada mbok?"

tanya sang pangeran Sanjaya.

"Ada cuma tidak enak badan badan katanya"

seru ibunda yang berjualan.

"Silahkan pangeran, maaf rumah saya kecil"

seru sang bunda.

"Tidak apa-apa bu, saya hanya ingin melihat keadaan Kemuning"

jelas pangeran Sanjaya.

"Itu kamarnya"

sahut bunda Kemuning sambil menunjuk bilik no.2.

Sanjaya pun bergegas masuk kedalam bilik, di dapatinya Kemuning tertidur.

"Paman tolong periksa lah dia?"

pinta sang pangeran.

Senopati pun memeriksa keadaan Kemuning, ibunya heran bagaimana pangeran dari Jayanaga bisa perhatian terhadap puterinya.

"Sebenarnya ada apa pangeran?"

tanya sang bunda.

"Maaf saya lancang, kemarin saya lihat Kemuning berjalan sempoyongan, saya khawatir"

jelas Sanjaya kepada ibunda Kemuning.

"Gadis ini tidak apa-apa pangeran, demamnya memang sudah mulai sembuh"

jelas senopati Wirakha.

"Ning kalau jalan suka nda lihat-lihat, tapi lukanya sudah di obati mas Bramasena, tabib istana Amartha"

jelas mbok Mirah kepada Sanjaya dan senopati.

"Syukurlah kalau begitu, kami pamit dulu mbok"

kata sang pangeran berpamitan.

Hatinya terasa lega, dirinya tidak khawatir lagi sekarang. Sanjaya tengah sibuk pendekatan dengan seorang gadis dan Rendra juga sibuk pendekatan dengan Kirana.

...💞💞💞...

*note :

Mencintai seseorang tanpa pamrih..

sesakit apapun yang dirasa, kalau untuk bisa bahagia kenapa tidak?

toh melihatnya tersenyum adalah hal bahagia untuk ku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!