HILMAN DERMAWAN
Sudah 5 tahun aku tinggal di Jepang bersama saudaraku sejak SMP. Sampai saat dia bertemu jodohnya yang pada saat itu satu sekolahan dengan kami. Sampai sekarang mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang tampan. Sangat beruntung sekali mereka bisa selanggeng ini. Aku ingin sekali mengikuti jejak mereka. Tapi kisah cintaku tidak seberuntung saudaraku ini.
Saudaraku bernama Reinald Wibowo. Dia pekerja keras, rajin dan sangat sedikit bertindak dan berbicara. Tidak sepertiku yang sangat bawel dan tidak bisa diam. Makanya aku sulit menemukan jodohku yang mau menerimaku dengan tulus. Karena biasanya wanita tidak suka dengan lelaki yang cerewet. Tapi bukan berarti aku tidak pernah jatuh cinta. Aku pernah jatuh cinta dengan salah satu sahabat kami. Dan sampai sekarang rasa itu tidak pernah sirna. Tapi selain aku cerewet aku tidak berani bertindak. Bukan tidak berani sih, sebenarnya aku takut jika dia tahu perasaanku padanya akan membuat kami menjauh dan merusak persahabatan kami. Aku tidak menyukai hal itu. Lebih baik seperti ini aku dijuluki si jomblo akut dari pada hubunganku dengannya menjadi renggang. Lagi pula aku sudah sangat nyaman dengan keadaan ini. Dan aku tetap fokus ke karirku.
" De.., coba deh lo telepon si Hellen. Kok dari tadi dia gak bisa dihubungi sih ...?" Citra membuyarkan lamunanku.
" Mungkin dia lagi sibuk karena mempersiapkan pernikahan dia besok. Kita langsung ke Sentul aja dulu."
Aku pergi mendahului Citra dengan cepat. Aku tidak ingin mendengar atau membahas tentang Hellen lagi. Apalagi pernikahannya.
Pasti kalian sudah menebak kalau aku seperti jealous padanya. Memang benar aku sangat marah dan tidak senang. Karena dialah orang yang sudah ada dihatiku ini. Dan sampai saat ini susah sekali melupakannya. Sebenarnya aku tidak harus marah sih. Karena aku sudah tau kalau dia akan menikah dengan pacarnya. Mereka bahkan sudah tunangan. Seharusnya aku sudah mulai move on pada saat itu, tapi entah kenapa hati kecilku mengatakan kalau Hellen adalah jodohku. Jadi dengan perasaan yang aku bawa sekarang aku harus bisa mengontrol semua itu. Kalau tidak hubungan kami akan semakin tidak enak. Mungkin hanya aku saja. Karena Hellen tidak mengetahui perasaanku. Bahkan Rey dan Citra pun tidak mengetahuinya. Kalau untuk menyembunyikan perasaan akulah jagonya.
Aku mencari - cari Felix ajudan kami yang akan menjemput. Saat aku sudah melihatnya tapi Felix berlari menyambut kami dengan muka tegang dan panik. Ada apa ini..?
" Tuan muda.., Nona.., ada kabar buruk yang harus saya sampaikan. " Mukanya sampai bercucuran keringet begitu. Pasti masalahnya cukup mengkhawatirkan.
" Ada apa Felix ?, kok panik banget sih wajah kamu ..?" tanya Rey sambil menaruh koper kami ke bagasi.
" Ada kabar buruk perihal Nona Hellen."
Saat mendengar kata itu dari mulutnya. Aku langsung terlihat panik.
" HELLEN.., ADA APA FELIX.., ADA APA DENGANNYA...??" teriakanku membuat semua orang melirik memandang kami heran. Sampai Citra dan Rey kaget melihat tindak'kanku yang agak lebay.
" Tenang De. Lo kenapa jadi teriak - teriak sih. Katakan Felix apa yang terjadi dengan Helen." Rey menarikku perlahan dan menepuk pundakku dengan lembut.
" Nona Hellen sekarang berada dirumah sakit, karena kecelakaan tadi pagi. Saya barusan dapat kabar dari saudaranya."
Perkataan Felix seperti petir yang menyambar telingaku. Bagaimana bisa terjadi dan kenapa Hellen bisa kecelakaan. Aku tidak kepikiran bertanya karena refleks langsung menghambur ke dalam mobil dan menyuruh Felix dengan cepat pergi ke rumah sakit tempat Hellen di rawat.
......................
CITRA DEFINA
Aku melihat respon Hide yang sangat mengkhawatirkan Hellen. Terlihat panik dan pucat. Memang sih aku juga panik dan syok mendengar kabar ini. Tapi Hide sepertinya agak lebay menanggapinya. Karena pada saat di dalam mobil dia selalu menekan Felix untuk mempercepat laju kendaraannya. Khawatir juga gak masalah sih tapi kalau seperti ini kan nyawa kami juga jadi taruhannya.
"HIDE.., LO BISA TENANG GAX SIH. DARI TADI LO TUH BERISIK BANGET. NYURUH - NYURUH SI FELIX NGEBUT. INI INDONESIA BUKAN DI JEPANG..!" aku sedikit emosi memberitahunya. Habisnya aku sudah sangat ketakutan begini masih minta nambah kecepatan mobil.
" BIAR CEPAT SAMPAI LAH. KALAU PELAN KAPAN SAMPAINYA. UDAH DEH LO ITU DIEM AJA DISITU. YANG NYETIR JUGA BUKAN LO." Spontan bukannya minta maaf malah balik membentakku.
" BUKAN ITU MASALAHNYA. NYAWA KITA JUGA JADI TARUHANNYA TAHU. DAN DENGAN LO GANGGU KONSENTRASI SI FELIX, MALAH MAKIN BAHAYA BUAT KITA. BISA - BISA KITA GAK SAMPE RUMAH SAKIT TAPI SAMPE AKHIRAT...,!!! " perkataan ku sedikit menohok. Tapi berhasil membuatnya terdiam.
" Sudah - sudah.., jangan berantem deh. Kita disini sama - sama panik dan sangat khawatir dengan keadaan Hellen. Tapi kita harus tetap tenang jangan sampai hal yang tidak diinginkan terjadi. Lebih baik kita doakan saja semoga Hellen dalam keadaan baik." Rey membuatku dan Hide agak sedikit tenang. Dia memang hebat. Sikap tenang dan bijaksananya membuat kami selalu menurutinya.
Sampainya dirumah sakit Hide langsung pergi mendahului kami dengan sangat cepat. Itu anak kenapa sih. Tindakkannya kali ini seperti orang yang panik takut kehilangan gitu. Apa jangan - jangan dia ada hati buat Hellen.
Diujung koridor kami disambut dengan tangis orang tua Hellen. Mereka mengatakan kalau Hellen mengalami koma karena kecelakaan itu. Ya Allah.. kenapa disaat kami ingin bertemu malah dipertemukan dengan cara seperti ini... cara yang tidak kami inginkan...
Perpisahan selama 5 tahun dipertemukan dengan kesedihan...
......................
REINALD WIBOWO
Kami disambut kecemasan dari orangtua Hellen. Aku ingin sekali bertanya banyak. Kenapa kejadian ini menimpanya dan sampai seperti ini. Tapi kan sekarang mereka sedang sedih. Lebih baik jangan banyak bertanya. Aku memang tidak bertanya tapi perkataan Hide membuat kami semua langsung menatapnya.
" Bu.., Pak.., ada apa sebenarnya. Kenapa Hellen sampai seperti ini. Bukannya besok pernikahannya. Terus Ryan kemana..? Kok saya liat dari tadi tidak ada. Sudah dikabarin kan."
Hide memang bawel seperti biasa. Dia tidak pandang keadaan. Langsung main tanya kayak polisi.
" Tidak akan ada pernikahan besok nak. Karena Ryan tiba - tiba telepon pagi ini. Mereka membatalkan pernikahan secara sepihak. Mungkin Hellen malu, lalu dia pergi gitu aja dari rumah. Dan pas jam 8 tadi, Ibu di telpon sama polisi katanya Hellen udah dibawa ke Rumah Sakit. Dia ditabrak mobil saat menyebrang jalan sampai terlempar jauh. Pas sampe sini dokter udah vonis dia koma. Ibu bingung harus gimana ?"
Tangis ibunya Hellen memecah kesunyian koridor ini. Aku mencoba menenangkannya dan menyuruh Citra membawa ibunya istirahat.
" Bu.., pasti ibu belum makan 'kan. Ibu sama Bapak ikut Citra aja yuk. Kita cari makan dulu. Biar Rey dan Hide yang nungguin Hellen disini." Ajak Citra
" Ibu mau sholat dulu di mushola. Citra mau nemenin Ibu..?"
Citra pun mengangguk dan membawa mereka pergi. Tinggalah aku, Hide, Felix dan Lala saudara Hellen.
" La..., gimana ceritanya sih Ryan tiba - tiba membatalkan pernikahan..? "
Kami menunggu jawaban dari Lala yang tampak kesal dan marah.
" Itu orang emang gak punya hati tahu. Masa tiba - tiba dia batalin semuanya dan alasannya apa coba, dia bilang enggak bisa pendam lagi perasaannya karena sebenarnya dia udah enggak sayang dan cinta sama Hellen. Gila kan tuh orang. Kalau deket udah aku gampar tuh."
Emosi Lala terlihat sekali. Alasan nya memang tidak logis. Kenapa baru bilang saat - saat terakhir sih. Kalau memang udah tidak punya perasaan buat Hellen seharusnya bicarakan dari awal sebelum pernikahan ini berlangsung.
" Terus gimana dengan semua persiapannya La.?" tanya Hide Lagi.
" Yaa mau gimana lagi kak. Catering udah dipesan, undangan udah di sebar, yaudah enggak bisa dibatalin. Udah dibayar semua. Kasian sama keluarga Hellen aja kak. Karena yang modalin tuh mereka. Keluarga Ryan enggak kasih apa - apa. Kalau masalah malu sih belum sampe kesebar. Kalau Ryan batalin pernikahan karena kami pihak keluarga diem aja. Paling tetangga dan yang lain tahunya karena Hellen kecelakaan." jelas Lala.
" Dasar tuh orang. Emang dari awal Hellen pacaran sama dia, selalu Helen yang bersabar dan berkorban. Sekarang seenaknya aja dia ninggalin Hellen. DASAR EGOIS!!!"
Tiba - tiba Hide berdiri sambil mengepal tangannya. Aku rasa dia sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.
" Lo mau kemana...? " tanyaku sambil beranjak pergi mengikutinya.
Kalau sudah emosi begini dia gax bisa dikendalikan. Makanya harus ada yang dampingin dia. Jadi terpaksa aku memberitahu Felix agar menemani Lala menunggu kabar dari dokter. Aku sempat melihat Hide tadi meminta kunci mobil pada Felix. Aku yakin dia ingin menemui Ryan. Aku tahu dia , kalau sudah menyangkut Hellen pasti apapun dia lakukan.
" GUE MAU KETEMPAT RYAN. MEMINTA PENJELASANNYA. MEMANGNYA HELLEN BISA DIPERMAINKAN BEGINI..?!"
" Ya .., gue bakal dampingin lo. Sebenarnya males sih ketemu Ryan. Tapi gue juga penasaran kenapa dia seenaknya batalin. Karena sekarang lo lagi emosi. Demi keselamatan kita berdua, gue aja yang nyetir. Sambil lo kabarin Citra. Kalau kita mau ke Bandung sebentar."
Aku tahu Hide punya perasaan untuk Hellen, sudah jelas kelihatan dan aku baru menyadarinya saat kami masih SMA. Aku tidak tahu kapan pastinya dia mulai menyukai Hellen. Tapi dengan kejadian ini aku sudah sangat yakin kalau dia bukan sekedar suka. Melainkan sudah menyayangi Hellen melebihi dirinya sendiri. Sepertinya aku bisa membantu kisah Cintanya.
" Hey.., Hide.., gue punya saran yang bagus untuk keselamatan Hellen dan keluarganya. Dan membantu mereka keluar dari situasi tidak mengenakkan ini."
" Maksud lo...?"
Tanpa berfikir panjang aku memberi tahu saran yang menurutku akan mengubah masa depan Hide dan Hellen.
......................
HELLEN SYIFILLA
Rasanya seperti mimpi, aku bertemu dengan almarhum ayahku. Dia bilang urusanku belum selesai dan aku akan mendapatkan kebahagian. Tapi di tengah kebahagian itu aku juga dapat beribu tantangan. Maksud dari Ayah apa sih. Aku melihat Mama dan Citra tersenyum melihatku. Apa yang terjadi denganku. Kalau diingat - ingat sih tadi aku sedang menerima telepon dari Ryan.. lalu dia memutuskan untuk membatalkan pernikahan kita. Serasa tersambar petir, entah kenapa air mataku mengalir dengan sendirinya. Mengingat itu aku sangat terpukul dan kecewa. Pasti keluargaku sudah menanggung malu yang sangat dalam. Bagaimana dengan perasaan mama.
" Ka .., udah jangan nangis. Ikhlaskan aja ya. Insya allah nanti kaka dapat jodoh yang lebih baik dari Ryan."
Aku memeluk Mamaku dengan erat. Rasanya berat sekali mendengar perkataan Mama. Hubungan yang kujalani bukan hal mudah. Selama 6 tahun aku bersamanya. Dan diusiaku yang mau menginjak 30 tahun ini aku sudah berharap mempunyai keluarga kecil. Tapi harapan itu pupus. Bersamaan dengan kecewaku.
" Hel.., udah enggak usah lo pikirin. Gue dapat kabar gembira dari Rey. Nanti kita tunggu Rey sama Hide datang ya. Sebentar lagi mereka sampai."
Sebenarnya apa yang dibilang Citra tidak membuat hatiku tenang. Tapi biar bagaimanapun aku tetap harus menghargainya.
" Udah lama lo disini. Maaf ya gue jadi ngerepotin kalian. Pastinya waktu kalian terganggu gara - gara gue."
" Enggak kok, malah kita senang bisa bantu lo dan dampingin lo."
Felix datang dan membisikkan sesuatu ke Citra. Lalu mereka berpamitan keluar sebentar dan membawa Mamaku. Belum lama pintu kembali terbuka dan terlihat sosok Hide disana. Dia menatapku dan tersenyum.
" Gimana keadaan lo.. ? sudah lebih baik,,? "
" Alhamdulillah ..., meski masih terasa sakit tapi udah agak mendingan. Lo sama Rey habis darimana..? "
" Oh.., itu ada urusan sedikit. Oh iya gue mau bilang sesuatu yang penting. Dan ini serius. Tapi lo harus janji jangan marah atau mikir yang macam - macam."
" Serius amat. Emang mau ngomong apa. Sampe gue gak boleh marah?!"
Dia mengenggam tanganku sambil menarik napas panjang.
" Hellen..., lo mau gax nikah sama gue?"
Kata - katanya membuatku terkena serangan jantung. Kok bisa sih dia berfikir begitu. Apa jangan - jangan karena kasihan padaku.
" Please ya Hide. Gue gak minta dikasihanin sama lo. Dan kalau mau bercanda bukan sekarang deh."
Aku memalingkan muka dan melepaskan genggaman tangannya. Bisa - bisanya dia berfikir begitu.
" Gue serius Hell. Asal lo tahu ya. Gue tuh udah sayang dan cinta sama lo semenjak kita SMP. Sampai sekarang perasaan itu selalu ada dan gak akan tergantikan."
Dia merubah posisi duduknya menjadi berhadapan denganku. Lalu memelukku dengan lembut.
" Lo beneran gak bercanda. Dan gak kasian sama gue kan. Jujur hati gue masih sakit karena kelakuan Ryan. Gue serasa dipermainkan. Apa yang gue lakuin selama ini sia sia aja. Gue udah banyak berkorban dan bersabar tapi apa balasan dari Ryan. Dia tuh jahat banget De. Dia jahat banget. Dia udah mempermalukan keluarga gue..!"
Aku sudah tidak bisa menahan rasa kekecewaanku. Semua terlepas begitu saja. Dan membuat tangisku pecah.
" Iya Hell. Gue tahu dan gue rasain apa yang lo rasain sekarang. Makanya gue gak mau lo kecewa untuk yang kedua kalinya. Dan kali ini gue ga mau mengalah dengan perasaan gue sendiri. Gue harus meraih kebahagian gue juga. Yaitu dengan menikahi lo dan hidup bahagia sama lo. Lo mau kan jalanin semua itu sama gue ?"
Aku melepas pelukannya dan melihatnya. Dia menghapus air mataku dan tersenyum. Perasaanku mulai normal kembali. Jantungku berdebar semakin kencang karena dia tiba - tiba menatapku dan memajukan wajahnya. Dia memejamkan matanya dan meraih bibirku. Aku tak bisa berkata apapun lagi. Karena rasa sakit di kepalaku mulai datang kembali. Mataku sudah melihat buram dan lambat laun kegelapan itu mulai datang. Sebelum merasakan ciuman nya aku pun sudah tak sadarkan diri.
......................
CITRA DEFINA
Akhirnya Hellen dan Hide menikah tanpa ada persiapan yang matang. Hide tau bahwa dia belum bisa meluluhkan sepenuhnya hati Hellen dari luka lamanya. Pasti kita tidak akan bisa melupakan begitu saja kejadian pahit yang telah kita alami dalam waktu beberapa hari. Setelah perbincangannya dengan Hellen dan berusaha meyakinkan dia untuk menikah, Hide langsung menelpon keluarga besar kami di Jepang. Kakek utama sempat kaget karena rencana Hide yang mendadak ini. Tapi kedua orang tua Hide memaklumi keputusan anaknya. Dan merestui anaknya menikah dengan Hellen. Apalagi mereka sudah mengenal Hellen dengan baik. Tidak ada pesta hanya ada penghulu dan keluarga besar kami dan Hellen. Ijab kabul nya pun masih dilaksanakan dirumah sakit. Berhubung dengan kondisi Hellen yang belum stabil.
Hide mengucapkan nya dengan lantang dan tegas dalam satu tarikan napas. Dan mereka pun telah sah menjadi suami istri. Kami bersyukur semua nya berjalan dengan lancar. Meski kondisi Hellen masih sangat memprihatinkan. Aku senang kedua sahabatku bersatu dalam satu ikatan cinta dan bisa menjadi dari bagian keluargaku. Dan apa yang ku harapkan telah terkabulkan. Hellen sahabat terbaikku bisa menikah dengan orang yang tepat. Meski aku belum tahu sebesar apa cinta Hide buatnya, tapi dengan kejadian ini aku sangat yakin kalau Hide adalah orang yang tepat menggantikan Ryan. Pastinya dia akan membahagiakan Hellen dengan ketulusan hatinya.
......................
HELLEN SYIFILLA
3 Bulan lamanya aku dirawat di rumah sakit. Karena Hide tidak memperbolehkanku pulang untuk dirawat dirumah. Dia merasa rumah sakit tempat yang baik untuk mengecek keadaanku. Aku juga sudah sah menjadi istri Hide.
Sekarang aku diajak tinggal di kediaman keluarga besarnya di Jepang. Dia adalah cucu dari Pak Marino yang menjadi pimpinan organisasi dunia. Mengawasi setiap gerak gerik pemerintahan dan membantu mereka semua. Selain itu Pak Marino pengusaha yang sukses. Mempunyai banyak perusahaan di bidang yang berbeda. Kalau ku bilang keren banget bisa menjadi bagian dari keluarganya. Apalagi sekarang aku sudah menjadi cucu menantunya. Seperti mimpi bagiku.
Hidup kami pun diatur layaknya permaisuri. Setiap pergi , kami masing - masing diberikan beberapa bodyguard. Tapi meski dibekali bodyguard, aku tetap di berikan pelatihan karate dan judo. Latihan yang cukup menguras tenaga. Tapi aku senang melakukannya, karena ini memang kehidupan yang ingin ku jalani.
Hide sendiri adalah seorang dokter bedah terkenal di Tokyo. Bersama dengan Rey dan Citra , Hide dan Rey adalah orang kepercayaan profesor . Kepala rumah sakit terbesar di Tokyo. Oiya selain Rey dan Hide. Cucu pak Marino ada beberapa orang lagi. Yaitu Kak Viktor Abraham, Kenzo Tazima , Valeri Tazima Dan Yolanda Niken. Mereka cucu utama Kakek. Sebenernya banyak sih yang belum kesebut. Tapi nanti aja lah penjelasannya. Bisa makan waktu banyak soalnya.
Masalah perasaanku, masih sama sebelum Hide mengajak kami menikah. Belum ada yg spesial. Rasa ini masih seperti kasih sayang sahabat pada umumnya. Bahkan dari awal datang sampai sekarang Hide belum pernah berani macam - macam denganku. Meski dia punya hak sebagai suami, tetapi dia selalu sabar dan memahami perasaanku. karena aku belum siap melakukan kewajiban ku sebagai istri. Ini memang egois. Aku jadi merasa jahat pada Hide. Tapi mau gimana lagi, perasaan kan tidak bisa dipaksakan.
Senja pun tiba, semua anggota keluarga satu persatu pulang dan akan berkumpul di meja makan. Karena hanya aku menantu yang tidak bekerja, jadi aku menyibukan diriku di dapur membantu para pelayan menyiapkan makanan. Saat sedang sibuknya, Hide menepuk bahuku dan berbisik membuatku merinding karena kemunculannya.
" Hay..., Dear..., kamu ini yaa. Kan sudah ku bilang tidak usah membantu di dapur. Cukup duduk manis menungguku pulang."
Hide sudah memanggilku dengan panggilan sayangnya. Padahal ini sudah lama dia ajukan dan membuat perjanjian padaku. Agar kami terbiasa berkata 'Aku' 'Kamu' .
" Tidak apa - apa kok. Lagian kan aku nganggur dirumah. Dari pada santai - santai aku bantu - bantu juga disini. Cuma sekedar menyiapkan makanan. Ini enggak sebera..auchhh.. "
Karena kecerobohanku , jariku teriris pisau. Ya ampun mana aku sempat melihat darahnya yang mengalir langsung turun ke telapak. Rasanya kepalaku pusing. Mataku sudah buram dan tubuhku langsung lemas, aku menjatuhkan pisaunya dan aku tidak tau apa lagi yang terjadi. Tapi aku sempat mendengar Hide berteriak cemas memanggilku dan aku merasakan ada tangan yang besar menopangku. Setelah itu aku sudah tak sadarkan diri.
......................
HILMAN DERMAWAN
Sesaat aku berpaling melihat pisau yang terjatuh dari tangan Hellen. Badannya mulai lunglai, spontan aku berteriak memanggil namanya dengan panik dan langsung menangkap tubuhnya. Ada darah yang mengalir ke telapak tangannya meski tidak banyak. Sepertinya dia sempat melihatnya. Aku membopongnya dan membawanya ke ruang tamu. Aku membaringkannya di sofa.
" Tuan muda.., apa yang terjadi ? Nona muda kenapa Tuan..? "
Silvester datang dengan tampang khawatir melihat Istriku tak sadarkan diri di sofa.
"Tidak apa - apa, dia hanya syok. Tolong kau ambilkan kotak obat dan Minyak angin yaa.."
"Baik Tuan..., segera saya ambilkan."
Melihat kepanikan dari Silvester, membuat para koki dan pelayan lain mengerubungi kami. Meski mereka tidak terlalu dekat, aku bisa merasakan aura kepanikan dan ketakutan mereka. Apalagi setelahnya Kakek datang bersama anggota keluarga lainnya.
"Ada apaa ini..., kenapa kalian semua berkumpul disini...,Loh..., ASTAGA HIDE..., APA YANG TERJADI PADA HELLEN..? "
Dia menghampiriku dengan cepat. Kurasa umurnya masih cukup muda karena dia sanggup berlari kecil sambil membawa tongkat kesayangannya itu. Suara nya yang menggelegar membuat semua semakin panik.
" Tidak apa - apa Kek. Hellen hanya syok karena dia tadi melihat darah di tangannya."
Aku menerima kotak obat Silvester sambil mengobati luka Hellen. Kakek membungkukkan badannya dan melihat luka di tangannya.
" Teriris pisau..? " tanya Kakek heran
" Iyaa.., tadi dia bantu - bantu di dapur. Terus tangannya ke iris pisau. Ada darah yang mengalir sedikit, jadi dia syok. Soalnya dia phobia sama darah. Sekecil apapun pasti dia langsung syok jika melihat darah ."
Setelah selesai aku memijit kepala nya dengan minyak angin dan menyodorkan minyak angin ke hidungnya.
" APA..., DIA BANTU DI DAPUR...., SIAPA YANG MENYURUHNYA...., HEY..,SILVESTER..., KESINI KAMU..!!"
Mendengar penjelasanku amarah kakek memuncak. Ya ampun aku lupa Kakek tuh punya darah tinggi. Kenapa juga aku ceritain sebenarnya sih kalau Hellen bantu di dapur. Sudah jelas Kakek tidak suka siapapun ke dapur apalagi membantu para koki dan pelayan.
Silvester datang menundukkan kepalanya sambil terus berucap maaf kepada kakek. Aku jadi tidak tega melihatnya. Padahal kan semua ini bukan salahnya. Aku yakin Hellen lah yang keras kepala memaksa.
" Sudahlah kakek, tidak usah di perpanjang. Lagian kan luka Hellen cuma tergores sedikit. Jadi jangan panik. Mungkin Hellen jenuh karena dirumah dia tidak melakukan apapun ".
" Iya . . kakek paham. Tapi dia itu kan sudah menjadi menantu di keluarga kita. Seharusnya dia tidak perlu membantu Koki atau pelayan lainnya ".
"Apa yang kakek bicarakan itu benar loh. Ngapain sih dia rajin - rajinnya bantu pelayan. Lagi pula Oma yakin kalau Silvester sebenarnya sudah melarang Hellen, tapi istrimu saja yang sok cari perhatian. Baru datang saja sudah bikin kacau."
Tatapan Oma yang begitu tidak senang dengan kehadiran Hellen sejak aku membawanya kemari. Memang saat itu yang menentang pernikahanku adalah dia. Karena dia sudah berjanji pada temannya untuk menjodohkan aku dengan cucu dari temannya itu. Tapi karena aku menikah dadakan dan Kakek malah menyetujuinya jadi dia pasrah dan tidak banyak protes.
Hellen terbangun dan bingung melihat kami berkumpul di depannya.
" Dear.. kamu sudah sadar..? Gimana.. ada yang sakit atau kepala mu masih pusing..?"
Aku memberikan teh hangat padanya yang sudah dibuatkan Bi inah tadi.
"Aku udah gak apa - apa kok. Ngomong - ngomong kenapa pada ngumpul disini?"
Dia heran melihat kami berkumpul mengerubunginya.
" Haduhhhh ya jelas kami ngumpul disini karena mendengar Kakek teriak - teriak. Dikiranya ada apa, ternyata kamu bikin kekacauan lagi. Kenapa sih kamu kebanyakan drama terus. Bisa gak kalau sehari aja gak usah cari perhatian.!!"
Oma langsung memarahi Hellen yang terlihat murung. Aku tidak tega melihatnya kena marah.
" Sudahlah Oma..., Ini kan bukan kesalahan Hellen. Kenapa jadi di permasalahkan sih!" protesku. Membuat Oma malah semakin marah.
" APA KAMU BILANG. BUKAN KESALAHAN DIA. JELAS - JELAS DIA SALAH SUDAH BIKIN KERIBUTAN DIRUMAH INI. DIA ITU BANYAK DRAMA DAN CARI PERHATIAN TERUS. SUDAH TAHU DIA ITU NONA RUMAH DISINI. KENAPA TIDAK DIAM SAJA SIH. CUMA DUDUK MANIS JADI RATU AJA RIBET BANGET. SEKARANG DIA BIKIN KACAU KAN. SAMPAI MENGHAMBAT WAKTU MAKAN MALAM KITA."
" Ya ampun Oma.., gak usah bicara gitu juga donk. Namanya musibah kan gak ada yang tahu. Lagian Hellen tidak pernah cari perhatian sama kita. Dia murni tulus membantu pelayan - pelayan disini."
" SADAR DONK HIDE. DIA ITU ISTRI KAMU. TUAN MUDA MARINO. DAN OTOMATIS DIA NONA MUDA MARINO. HARUSNYA DIA TAHU DERAJATNYA DIMANA. MEMANG SIH SUSAH KALAU PUNYA MENANTU YANG PENDIDIKANNYA CUMA SAMPAI SMA. TIDAK ADA APA - APANYA."
" CUKUP OMA.., KENAPA JADI MENGHINA HELLEN SIH. INI TUH MUSIBAH... BUKAN KESENGAJAAN.."
" Maaf...., kalau aku membuat kalian ribut dan bertengkar begini. Sebaiknya aku pergi aja..."
Hellen berlari keatas dengan mata berkaca - kaca. Aku pun menyusulnya. Sempat ku mendengar ocehan Oma.
" DASAR NONA MUDA YANG MENYUSAHKAN. . .. "
......................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!