Namanya adalah Zhong Li, dirinya terlahir dari rahim orang yang tidak di ketahui. Sejak dari kecil kehidupan yatim piatu sudah menyertainya menjadikannya sebagai orang yang tak kenal putus asa karena cobaan berat yang selalu di lalui nya.
Hidup susah sudah biasa baginya, tapi hingga pada titik tertentu kehidupan yang dirinya punya menjadi berubah terbalik. Dalam hanya satu malam saja dia sudah di kenal di penjuru negerinya sebagai orang yang memiliki jiwa pemberani.
Dalam era ini, peperangan terjadi di mana-mana sehingga banyak korban tak bersalah yang ikut terkena imbasnya, termasuk dia sendiri. Hingga pada akhirnya, Zhong Li memutuskan untuk masuk ke dalam dunia peperangan yang bisa di katakan hanya ada hitam dan putih di dalamnya.
Tujuannya sebenarnya sangat sederhana, meskipun begitu tidak akan ada yang tidak mengakui jika tujuannya itu sangatlah mustahil. Sesuai dengan kenyataan yang ada, tujuannya yang dirinya bangga-banggakan itu memang tidak berhasil ia capai, bahkan dengan segenap kekuatan penuhnya sekalipun, tidak akan pernah tercapai.
“Jangan bercanda, kenapa semua orang selalu saja menginginkan benda ini… Sialan! Sebenarnya apa untung menjadi yang terpilih. Apanya yang pahlawan? Itu hanyalah Imajinasi belaka!”
Seorang pemuda memacu langkahnya dengan cepat, berlari tanpa tujuan di tengah hutan yang rindang, di temani dengan ribuan bintang dan satu bulan.
Dialah Zhong Li, seorang pemuda dengan mental yang sudah sangat tua. Tampangnya memang terlihat seperti pria berumur 20 tahunan, tapi di dalamnya ada seorang kakek tua yang sudah memiliki usia lebih dari 120 tahun.
Parasnya sangatlah sempurna, dengan mata merah delimanya dan rambut panjang yang di kuncir, dirinya pantas di juluki sebagai salah satu orang dengan wajah tertampan di kekaisaran ini.
Tapi bisa di lihat jika saat ini dirinya sedang memiliki rasa kesal dan marah yang berlebihan. Di tangannya terdapat satu batu dengan warna hijau yang sangat cantik, itulah yang menjadi penyebab dari rasa kesal yang muncul saat ini.
Batu tersebut adalah salah satu pecahan dari berbagai pecahan yang ada, di mana inilah yang menjadi penyebab peperangan besar kini terjadi, mereka berperang hanya untuk beberapa batu ini.
Yang Zhong Li ketahui adalah jika semua pecahan dari batu tersebut disatukan, maka pemusnahan manusia satu sisi akan segera terjadi. Jadi dirinya mempertaruhkan nyawanya agar semua batu itu tidak bersatu untuk itu.
Setelah mengetahui jika salah satu pihak dari peperangan sudah mendapatkan semua pecahan batunya, dirinya segera menyelinap ke pihak tersebut dan mencuri salah satu batunya yang ada.
Dan hasilnya sudah bisa tertebak, jika pada akhirnya dirinya akan di kejar-kejar oleh pihak itu karena menganggap Zhong Li adalah salah satu musuhnya.
Di sini Zhong Li menganggap semua pihak yang terlibat dalam peperangan bukanlah kawannya. Bisa di bilang jika dirinya memusuhi semua pihak yang terlibat dalam perang itu, atau dengan kata lain dirinya sudah tidak mempercayai manusia lagi.
Zhong Li kembali merapatkan giginya karena kesal, dia bisa merasakan jika orang dari pihak musuhnya itu sudah semakin dekat dengannya. “Sial kenapa masih terkejar? Bukankah Hutan ini adalah Area yang paling dihindari oleh aliran mereka? Apakah mereka melanggar sumpahnya sendiri hanya untuk mendapatkan batu ini?”
Zhong Li sedari tadi sudah menginjakkan kakinya di kawasan hutan ini, yang biasa juga di kenal sebagai Hutan Terlarang, tapi dirinya baru menyadari jika pihak musuhnya masih mengejarnya sampai bagian dalam hutan ini.
Sesuai dengan apa yang telah di ucapkan oleh Zhong Li barusan, pihak yang mengejarnya itu terkenal dengan sumpahnya yang sangat kokoh dan salah satu isinya adalah menghindari kawasan Hutan ini, entah apa alasannya.
Tapi sekarang, terlihat jika mereka sudah mengingkari salah satu sumpahnya itu dengan sangat jelas terbukti. Zhong Li tiba-tiba berhenti berlari, karena menyadari jika di depannya ada orang yang sudah bersiap untuk menghadangnya.
Pedang keluar dari sarungnya kemudian langsung di arahkan menebas ke arah Zhong Li. Untungnya Zhong Li berhasil menyadarinya sebelum itu. Dirinya terlebih dahulu melompat mundur karena ancaman bahaya terpancar dari pedang itu.
‘Pedang Pusaka Kelas Tiga!’
Setelah melompat mundur Zhong Li tidak kehilangan kewaspadaannya, dirinya tetap berhati-hati dengan orang yang akan menjadi lawannya selanjutnya, di mana sebenarnya dirinya sudah menyadari jika dia sudah terkepung dari berbagai arah.
“Ku kira siapa, ternyata kau.” Orang yang baru saja ingin menebasnya itu sadar dan terlihat mengenal pemuda yang ada di depannya itu. “Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dari batu itu, jadi tolong kembalikan.”
“Tolong jangan ngelawak di saat-saat seperti ini. Kau tahu, detak jantungku dari tadi naik turun gara-gara batu mu ini.” Zhong Li berusaha bersikap tenang, tapi dalam pemikirannya dirinya tampak sangat kebingungan mencari cara untuk keluar dari posisinya saat ini.
“Senior Zhong Li, ku akui jika kau adalah orang paling jenius dalam era ini. Tapi diriku tidak yakin jika kau dapat mengalahkan kami semua pada saat ini.” Orang itu mengangkat pedangnya kembali, bersiap untuk melancarkan serangan berikutnya.
‘Sialan, apakah aku mengenalnya?’
Zhong Li kembali merapatkan giginya, dia memacu otaknya untuk berkerja dengan cepat mencari cara agar bisa keluar dari situasi yang sedang menjepitnya pada saat ini.
Tapi belum beberapa detik berlalu dirinya di paksa untuk harus terkejut dengan serangan dadakan yang di lancarkan dari belakang punggungnya. ‘Ini serangan pedang samping atas! Pemenggal Kepala… Menunduk!’
Zhong Li merendahkan badannya sesaat sebelum pedang dari belakang itu menyentuh tengkuknya dan memenggal kepalanya. Setelah pedang itu lewat sepenuhnya, Zhong Li memusatkan semua kekuatan yang dirinya punya ke bagian kakinya.
Dirinya meloncat dengan akhir tujuannya adalah dahan pohon terdekat, kemudian meloncat lagi ke dahan pohon selanjutnya dan seterusnya, dengan ini dirinya berhasil mengecoh beberapa orang yang ingin menyerangnya pada bagian selanjutnya. Tapi beberapa orang lainnya langsung bergerak cepat, dengan langsung bergerak menyusul ke arah Zhong Li.
Salah satu orang yang bergerak menyusul ke arah Zhong Li tersebut menarik pedangnya, kemudian meloncat setinggi-tingginya sebelum terjun menghantamkan pedangnya ke arah Zhong Li.
‘Aliran itu?’ Zhong Li melirik ke arah atas sembari terus bergerak melanjutkan loncatannya, dari lirikan itu dirinya mendapati satu orang mengangkat pedangnya ke atas kepalanya bersiap untuk menyerang dirinya yang ada di bawah.
‘Pembelah Gunung dan Samudera! Memang itu aliran yang biasa saja, tapi jika di gunakan dengan posisi itu dan dari ketinggian setinggi itu… jelas kekuatannya akan bertambah berkali-kali lipat!’ Zhong Li sedikit bergidik ngeri setelah melihat aliran itu di lakukan dengan sangat ekstrem.
“Tidak ada pilihan lain! Lagi pula sejak kapan aku menjadi sepengecut ini… Ayo kita mulai lagi, aku percaya aku yang akan menang!”
Zhong Li tidak berniat untuk melanjutkan lari, dia sudah menyiapkan mentalnya untuk bersiap adu serangan dengan semua orang yang ada di sini, yang sedang mengincar batu yang berada di tangannya.
Zhong Li tidak melanjutkan loncatannya, dia sudah berhenti di salah satu dahan pohon yang sedang dirinya tumpangi. Zhong Li sempat tidak yakin dengan keputusannya ini, tapi apa boleh buat sekarang sudah terlambat, dirinya sudah menantang semua musuhnya di perkataannya barusan.
Dia membalikkan penuh badannya hingga dapat melihat orang yang akan menyerangnya itu. Sebelum memulai pertarungannya, terlebih dahulu Zhong Li menyimpan Batu yang sedang di perebutkan itu di balik bajunya.
Setelah selesai, barulah dirinya mengambil pedang dari sarungnya yang terletak di samping pinggang kirinya. Menyimpan pedang secara terang-terang seperti ini adalah hal biasa di era ini, biasanya hal ini di lakukan oleh kebanyakan pendekar termasuk Zhong Li sendiri.
“Akan ku layani kau, tapi tolong jangan keras-keras! Aku sudah berada di masa-masa lanjut usia.” Zhong Li sedikit berteriak lantang sembari menyungging tipis bibirnya.
“Berisik! Aku tidak percaya jika kau berada dalam masa lanjut usia.” Orang berotot besar membalas perkataan Zhong Li sembari menahan emosinya.
Orang itu sudah mulai terjun ke arah Zhong Li, tapi Zhong Li masih tidak bergeming. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerang balik atau menangkis, itu membuat orang yang menyerang menjadi curiga sepenuhnya dengan tingkah laku Zhong Li.
“Tebasan Hujan Penghantam Gunung!”
Orang itu terjun bebas dengan sangat cepat mengarah ke arah Zhong Li, Tapi Zhong Li tetap saja masih terlihat tenang pada tempatnya. Bisa di lihat jika Zhong Li sama sekali tidak membuat satupun kuda-kuda untuk menyerang atau setidaknya menahan kekuatan dari hantaman pedang yang telah terarah kepadanya.
‘Orang Tua ini! Dia penuh dengan trik kecil dan licik seperti biasanya.’ melihat ekspresi Zhong Li yang masih tersenyum tipis kepadanya, orang berotot itu merapatkan giginya karena kesal.
“Matilah dasar Pengkhianat! Sudah saatnya kau meninggalkan dunia ini.”
Zhong Li terkenal atau di kenal bukan karena sikapnya yang menjadi pahlawan, melainkan sikapnya yang dingin, tidak punya belas kasih, dan ambisius, itulah menjadikannya terkenal hanya dalam satu malam saja.
Pedang dari pria berotot itu sudah semakin dekat dan cepat, terjun ke arah Zhong Li. Di saat inilah Zhong Li baru menyiapkan kuda-kudanya, tadinya dirinya ingin menghindari serangan ini dan menyerangnya balik di tempo selanjutnya, tapi setelah mendengar perkataan yang barusan terucap dari pria berotot itu dirinya berubah pikiran.
Sedari tadi, dirinya tersenyum tipis karena ingin bertarung dengan bebas di sini, menikmati adu serangan yang akan terjadi kedepannya. Tapi sekarang dirinya semakin tersenyum lebar karena baru menyadari jika orang yang dirinya lawan saat ini adalah salah satu dari mantan sahabat baiknya.
‘Kemarilah! Tebas aku sepuas mu…’
Pedang itu bergerak cepat membelah udara, terjun dengan bebas ke arah wajah Zhong Li. Tapi sebelum sampai membelah menjadi dua mukanya, Zhong Li terlebih dahulu melancarkan serangannya yang sudah ia siapkan.
‘Gaya Tombak Pembalik, Langit Yang Berpindah!’
Pedang Zhong Li di gerakan dengan lurus, menusuk ke leher pria berotot dengan cepat. Karena gaya jatuh yang masih di timbulkan oleh pria berotot itu, pedang Zhong Li yang berhasil menusuk ke lehernya itu melebar sampai menebas ke seluruh tengkuknya.
Karena penyangga kepala sudah tertebas sebelah, maka dapat di pastikan jika dirinya sudah pasti akan mati. Tapi Zhong Li tidak punya waktu untuk beristirahat, beberapa orang lainnya tampaknya sudah menyusulnya, di mulai dari tusukan pedang dari belakangnya yang muncul secara tiba-tiba.
Zhong Li berhasil menghindari tusukan pedang itu dengan cara menjatuhkan diri ke bawah pohon, tapi tampaknya serangan selanjutnya sudah di siapkan oleh beberapa orang lainnya.
Berbagai serangan mengarah padanya dengan cepat, tapi semua itu lagi-lagi berhasil di hindari olehnya. Beberapa serangan itu juga ada yang berhasil di tangkis atau bahkan di serang balik oleh Zhong Li.
“Gaya Tombak Pembalik, Langit Hujan Tunggal” Zhong Li bergumam kecil sebelum melancarkan serangan pedangnya yang tampak seperti tombak di mata orang yang melihatnya.
Waktu berlalu dengan cepat, beberapa orang yang ada di pihak musuh tampaknya sudah sangat kewalahan akibat permainan pedang Zhong Li yang tampak mirip dengan permainan tombak. Ini membuat beberapa orang yang menyerangnya sering kali tertipu karena salah mengira letak dari titik lemahnya.
Permainan dari pedang Zhong Li ini sendiri bukannya tidak memiliki titik lemah, melainkan dirinya sering kali menyembunyikannya dengan cara membuat celah lain yang lebih besar dari titik lemahnya di berbagai tempat yang berbeda.
Celah yang seharusnya tidak ada itu akan menjadi pengecoh bagi orang yang menyadarinya, dan bagi Zhong Li sendiri sangatlah mudah untuk menutup kembali karena jelas itu adalah celah yang di buat atas keinginannya, dan mungkin saja setelah itu dirinya juga akan membuat celah lainnya.
Orang-orang yang sedari tadi menyerangnya itu kini sudah berguguran satu persatu, tapi mereka semua tampak tidak pernah menyerah untuk menyerang Zhong Li guna membunuh atau setidaknya bisa berhasil merebut kembali Batu yang seharusnya menjadi milik mereka.
Sampai di satu waktu, Zhong Li tampaknya sudah sangat kewalahan dengan serangan musuh yang tidak ada henti-hentinya, tapi beruntung saat ini tinggal satu musuh lagi yang tersisa.
Zhong Li menghunuskan pedangnya mengarah kepada satu musuh yang tersisa, sebelum menghela kan napasnya dalam. “Sepertinya kau adalah yang terakhir, bagaimana jika kau akui saja kekalahan mu ini dan kabur, mungkin saja kau bisa balas dendam di lain waktu.”
Mata dari musuhnya itu menyipit, kemudian di susul oleh senyuman licik terlukis di wajahnya. “Sesuai dugaan ku, ternyata Senior Zhong Li lebih kuat dari pada yang di katakan di rumor.”
“Untuk itu aku sudah menyiapkan kekuatan khusus untuk membunuhmu atau setidaknya bisa melumpuhkan meskipun hanya sesaat.” Masih dengan senyum liciknya, dirinya menyambung kata-katanya.
Zhong Li langsung mengerutkan keningnya setelah mendengarkan omongan itu, dirinya tidak bisa percaya karena belum adanya bukti yang dilihat dengan matanya sendiri, tapi dirinya tetap waspada dan hati-hati agar dirinya bisa tetap selamat kedepannya.
“Begitu ya? Aku cukup tersanjung karena sudah jauh-jauh berusaha membentuk kelompok agar bisa membunuhku… Tapi itu mungkin di lain waktu saja.” Zhong Li menyudahi pertarungan ini dengan memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarungnya.
“Cepatlah pulang sebelum orang tua mu khawatir dengan mu nanti… Semangat untuk menjalani kehidupan, aku pamit dulu!” Zhong Li tetap bertingkah santai setelah menebas banyak orang, dirinya tidak bermaksud menutupi sikapnya tersebut. Sembari membalikkan badan, dirinya berpikir untuk meminum seteguk arak setelah sampai ke kota terdekat nanti.
Tapi niatnya itu harus terhenti karena kalimat yang keluar dari mulut orang yang ada di belakangnya itu. “Aku tidak akan membiarkanmu lari saat ini. Setelah membunuh banyak orang yang sudah ku anggap sebagai teman ku, kau ingin kabur? Jangan bercanda, kau harus mati saat ini juga.”
Nadanya tampak dingin dan menekan, membuat semua orang yang mendengarnya pasti akan bergidik ngeri. ‘Anak ini! Apakah dia tidak berniat untuk menyerah?’
Zhong Li kembali membalikkan badannya menghadap ke satu-satunya musuhnya yang tersisa. Dia sempat menghela napasnya sebelum menjawab perkataan yang di lontarkan oleh musuhnya itu. “Jadi sekarang… apa yang kau ingin kan?”
“Bertarung sampai mati di sini?”
“Benar! Tapi yang menjadi partisipan bukan hanya diriku saja.”
Zhong Li melebarkan matanya, karena bisa merasakan jika dirinya sudah kembali di kepung dari berbagai arah. Dia juga menyadari jika semua orang yang mengepungnya itu memiliki kekuatan yang sama sekali jauh berbeda dengan lawannya yang tadi.
“Sialan! Sepertinya aku harus terpaksa mengikuti keinginan mu ini ya?”
“Apakah aku bisa mengundurkan diri dari pertarungan ini. Entah kenapa, aku merasa sedang tidak enak badan sekarang.” Keringat mulai keluar dari dahi dan punggung Zhong Li.
Ini memang bukan menjadi pertama kalinya bagi Zhong Li untuk bertemu dengan pendekar setingkat dirinya. Tapi yang menjadi masalah saat ini adalah jumlah dari semua pendekar yang setingkat dengan dirinya itu sangatlah tidak sedikit.
“12 orang, tidak. 21 orang.” Zhong Li diam-diam menghitung semua orang itu dengan indra perasa nya yang sudah di tingkatkan. “Sangat mustahil untuk melumpuhkan semuanya sekaligus.”
Zhong Li memanglah sangat Senior dalam dunia bela diri ini, terlebih lagi dalam permainan pedangnya. Bisa di bilang dia adalah satu-satunya yang terbaik di kekaisaran ini atau mungkin di seluruh penjuru dunia, yang mungkin saja sudah bisa di sandingkan dengan pencipta pedang itu sendiri.
‘Heh! Guruku adalah salah satu murid keturunan dari dewa pedang, jadi itulah kenapa aku jago soal main pedang.’ Zhong Li tersenyum pahit setelah memikirkan jika seseorang yang sudah di sandingkan dengan dewa pedang akan mati konyol karena di keroyok.
“Ku ulangi lagi! Bisakah aku bolos untuk pertemuan kali ini saja.”
“Kalau kau bisa masih lari tentunya.” Musuh yang masih berada di hadapannya itu kembali memamerkan senyumnya yang sinis. Zhong Li yang melihatnya itu langsung merasa kesal karena sadar jika situasinya saat ini lebih buruk dari yang tadi.
‘Aku tidak bisa melumpuhkan atau membunuh mereka semua, jadi kali ini aku memang harus memilih untuk melarikan diri dari situasi ini.’ Zhong Li memaksa tubuh dan otaknya untuk tenang dan membaca keadaan dengan santai.
Tapi belum sampai dirinya ke tahap selanjutnya, dua orang turun dari pohon kemudian memacu kakinya untuk mencapai Zhong Li dengan sangat cepat. ‘Apa? Langkah kilat? Sial aku tidak mempunyai nya’
Pedang dari dua orang itu keluar dari sarungnya, tapi tidak di sangka-sangka salah satu dari mereka malah melemparkan pedangnya cepat ke arah Zhong Li yang masih terdiam, dan satu orang yang lainnya tampak menyiapkan kudanya-kudanya sembari berlari cepat.
‘Hindari atau Serang? Aku lebih memilih tempo.’ Zhong Li menghindari pedang yang terlempar itu dengan merendahkan badannya, sembari mengisi kekuatannya pada kakinya.
Pedang pertama adalah pedang yang terlempar, dirinya berhasil menghindari beberapa saat tepat sebelum pedang itu menusuk dirinya. Setelah itu sesuai rancana yang ada di otaknya, dirinya akan melanjutkannya dengan tempo untuk menyerang orang yang sedang memegang pedang kedua.
Zhong Li menjejakkan kakinya keras, berusaha untuk menggapai orang pemegang pedang kedua dengan satu lompatan saja. Lompatan terjadi dengan sangat keras sampai-sampai tanah yang di injaknya itu menciptakan ledakan kecil.
Deretan momen itu terjadi dengan sangat cepat, sehingga mereka semua tidak sadar jika bilah tajam dari pedang Zhong Li sudah mencapai leher pemegang pedang kedua. ‘Aku memang tidak memiliki ilmu langkah kilat! Tapi setidaknya aku bisa sedikit menirunya meskipun hasilnya tidak akan pernah sempurna.’
Orang dari pemegang kedua itu baru menyadari kehadiran Zhong Li beserta pedangnya yang sebentar lagi akan menyentuh penuh lehernya. Orang itu tampak menggigit bibir bawahnya dengan sangat keras, seolah tidak terima dengan kematian yang sebentar lagi akan menjemputnya, tapi semua itu sudah terlambat.
“Aliran Pendekar Matahari, Pelangi Langit Malam.”
Kepala orang itu terlepas dari tubuhnya oleh bilah tajam dari pedang Zhong Li, tapi suatu hal yang aneh tampak terjadi. Percikan api kecil terlihat di seluruh bajunya, ‘Jimat? Tidak mungkin, bukankah pemiliknya sudah mati.’
Ledakan besar terjadi tepat di depan mata Zhong Li, membuatnya harus menerima dampak dari seluruh ledakan itu. Terpental kebelakang adalah salah satunya, terlihat jika sekarang wajah dari Zhong Li di penuhi dengan luka bakar dan bajunya juga sudah tidak layak di pakai. ‘Sialan, apa-apaan ledakan itu! Itu mengejutkan ku.’
Beruntungnya Zhong Li berhasil melindungi batu yang ada di balik bajunya dengan tangan kirinya, sehingga tidak terlempar keluar dari jangkauannya. ‘Kedepannya, ini akan semakin susah.’
“Bagaimana rasanya Senior? Terkena ledakan sekuat itu langsung di depan matamu.”
“Hah, jadi ini ulah mu kah? Jujur soal rasa dari ledakannya tadi, tidak enak sama sekali, yah itu karena memang tidak bisa ku makan.” Zhong Li terkekeh pelan sebelum kembali menyiapkan kuda-kudanya. “Jika memang ini rencana kalian, seharusnya kalian akan meledak satu persatu bukan.”
“Ku harap itu tidak terjadi, lagi pula santai saja. Senior pasti sudah kelelahan bukan menghadapi satu ledakan barusan.”
Beberapa orang kembali turun dari pohon, kemudian menerjang ke arah Zhong Li. Zhong Li yang masih terluka itupun di paksa untuk meladeni manusia yang menyerangnya.
Sayangnya dirinya sudah menyampai batas yang ada, empat pedang yang mengarah kepadanya berhasil dirinya tangkis, tapi yang terakhir berhasil lolos dan menembus perut bagian kirinya dari belakang punggungnya.
‘Sialan, mereka memanfaatkan titik buta ku saat ini.’ Zhong Li membatin kesal, sebelum kembali menguatkan kuda-kudanya dan memutuskan untuk fokus melanjutkan pertarungan.
“Aliran Dewa Pedang, Tarian Pembunuh Iblis”
Zhong Li kembali memainkan pedangnya, kali ini dirinya menari menggunakan pedang bukan lagi tombak yang berwujud pedang. Gerakannya sangatlah lincah dan mematikan, meskipun begitu tetap efisien.
Dalam permainannya kali ini dirinya sudah tidak berniat membunuh lagi, karena dia sadar. Jika membunuh musuhnya saat ini, maka tubuh dari musuhnya itu akan meledak, meskipun hanya pemikirannya saja tapi dirinya cukup yakin akan hal itu.
‘Ini seharusnya tidak mungkin! Bagaimana caranya mereka bisa mengaktifkan jimat tanpa menyentuh jimatnya sama sekali.’ Zhong Li merapatkan giginya, sampai akhirnya dirinya ingin mencoba lagi apakah itu memang benar.
“Gaya Tombak Pembalik, Sambaran Guntur” Zhong Li menusukkan pedangnya ke jantung salah satu musuhnya dengan tangan kanannya, dan tidak lama setelah itu tubuh dari musuhnya itu langsung meledak seperti yang terjadi sebelumnya.
Ledakan itu kembali membuat Zhong Li terlempar kebelakang, tapi tidak hanya dirinya saja yang terkena dampak dari ledakan itu. Melainkan beberapa musuhnya yang sedang berdekatan dengannya juga terkena dampak yang ada.
Menyadari musuh-musuhnya itu terkena dampak dari ledekan besar barusan, Zhong Li langsung menyungging tipis bibirnya. ‘Makan itu ledakan! Pasti enak bukan? Ah tapi tetap saja ini menyakitkan.’ Zhong Li melirik tangan kanannya yang sudah di penuhi luka bakar.
Tapi pemikirannya itu harus terhenti karena satu musuh menyerang dengan cepat ke arahnya, tapi untungnya Zhong Li berhasil menahan serangan itu dengan batu yang terdapat di tangan kirinya.
Dia bisa melihat jika musuh yang baru saja menyerang itu cukup terkejut karena melihat batu yang sedang di perebutkan karena di anggap-anggap sebagai permata, malah di gunakan sebagai pertahanan terakhir dengan pria yang ada di depannya itu.
“Hahaha! Apakah kau terkejut dengan itu, aku juga sama.” Zhong Li menguatkan kaki kanannya berniat untuk menendang musuhnya. Tapi tendangannya itu berhasil di sadari dan dihindari oleh musuhnya, hingga akhirnya Zhong Li berhasil menguatkan tangan kanannya yang masih di penuhi oleh luka itu.
Setelah berhasil menggerakkan tangan kanannya, Zhong Li melompat ke belakang berusaha untuk menjauh dari musuhnya yang menjadi lawannya saat ini. ‘Tidak ada kesempatan untuk menang saat ini. Jalan keluar terbaik adalah kabur! … Tapi sebelum itu aku harus mengalihkan perhatian semua musuhku.’
“Gaya Tombak Pembalik, Sambaran Guntur”
Setelah di rasa cukup jaraknya, Zhong Li melemparkan pedangnya seperti melempar sebuah tombak. Lemparan itu tertuju ke jantung lawannya itu dengan sangat cepat.
Tapi setelah menembus jantung dari musuhnya itu, badan yang di milikinya tidak kunjung meledak, itu membuat Zhong Li kembali merapatkan giginya karena kesal. ‘Apakah ledakan itu bisa di kontrol oleh mereka? Sialan, kalau begitu…’
Zhong Li tidak jadi melanjutkan rencananya, dirinya kembali mendekati musuhnya yang sudah terbunuh dalam keadaan berdiri itu kemudian meletakkan tangan kanan yang sudah di penuhi oleh luka ke dada kanannya.
“Jika jimat itu memang ada, aku juga harus memanfaatkannya.” Zhong Li kini bertujuan untuk merebut jimat yang ada di balik baju dari musuhnya saat ini. “Aku dapat merasakannya… jimat yang mereka gunakan!”
Zhong Li dengan terburu-buru langsung mengubah kepemilikan jimat itu menjadi miliknya. Setelah berhasil melancarkan aksinya, Zhong Li langsung menarik pedang yang menembus jantung musuhnya itu kemudian mendorong tubuh musuhnya untuk masuk ke wilayah musuh.
Di depan Zhong Li, debu yang tercipta dari bekas ledakan tadi masih ada, ini membuat Zhong Li berpikir jika debu itulah yang menjadi penyebab orang yang seharusnya mengaktifkan jimat menjadi lengah karena pandangannya terhalang tidak bisa melihat Zhong Li saat ini.
“Dengan begini seharusnya sudah cukup.”
Tubuh dari orang yang sudah di bunuh nya itu menembus debu hitam yang tercipta bekas ledekan tadi, membuatnya muncul di mata semua musuh yang ada di depan sana. “Aktifkan!”
Ledakan keras kini terjadi tepat di depan muka semua musuhnya. Di saat mereka berhasil terkecoh oleh ledakan itu, Zhong Li langsung memanfaatkan waktunya yang terbatas itu untuk kabur, berlari ke arah Timur.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!