Raina,seorang mahasiswi muda disalah satu kampus ternama dan termahal.Dirinya mendapat beasiswa sehingga bisa masuk kampus tersebut.
Raina menyewa sebuah apartemen kecil bersama teman kampusnya.Apartemen yang dekat dengan kampus dan tempat kerjanya.
Yup,Raina memang bekerja untuk membiayai hidup sehari-harinya.
Diusianya yang masih muda,Raina sudah hidup mandiri.Jauh dari keluarganya.Weni adalah,teman satu apartemen dan teman kuliahnya.
Pagi ini,Raina berangkat sendiri ke kampus,Fito tidak bisa menjemputnya.
Oiya,Fito dia adalah kekasih Raina yang dipacarinya sejak enam bulan terakhir.
"Sorry,aku gak bisa jemput kamu.Aku ada kuis pagi-pagi sekali." ucap Fito dari ujung telepon nya.
"Oh... iya gak pa-pa.Semoga berhasil." jawab Raina memberi semangat.
"Bye" Fito menutup sambungan telepon nya, begitu juga Raina.
Raina melanjutkan perjalanannya kekampus dengan taxi online yang sudah dipesannya.Pikirannya melayang entah kemana,perasaan Weni gak bilang kalau pagi ini ada kuis.Gumam Raina dalam hati.
Weni kan satu kelas dengan Fito,kenapa dia gak bilang.
Dalam lamunannya,ternyata taxi sudah berada didepan gerbang kampusnya.
"Non, Non, sudah sampai." sapa si supir taxi membuyarkan lamunannya.
"Eh,maaf pak,maaf.Ini ongkosnya kembaliannya ambil saja." ujar Raina memberikan selembar uang pada si supir taxi.
Raina bergegas masuk ke dalam ruangan kelasnya.Dikoridor kampus,Raina melihat sosok yang amat sangat dikenalnya.Yup,Fito.Dia sedang berjalan beriringan dengan Wulan,cinta pertama Fito.
Entah ada apa dengan pikirannya pagi ini,hatinya mulai goyah dengan kepercayaannya pada Fito.
"Kenapa kamu mesti berbohong sama aku Fito." gumam Raina masih menatap kearah Fito dan Wulan.
"Hei....!!!!" Tiba-tiba Weni menepuk bahu Raina sangat keras,membuat Raina terkejut setengah mati,"Apa yang lu lihat."tanya Weni kemudian.
"Lihat Wen,gue gak salah lihat kan." jawab Raina seraya menunjuk kearah Fito.
"Hah,itu kan Fito." ucap Weni tidak percaya.
"Pagi ini dia bilang ke gue kalau ada kuis,nyatanya dia bohong." ucap Raina.
"Jangan terlalu dipikirin,mungkin saja Fito tidak sengaja ketemu sama Wulan." kata Weni mencoba menenangkan Raina.
Akhirnya,Raina kembali berjalan menuju ruang kelasnya.Sementara Weni berpamitan karena sudah tidak ada kelas lagi.
"Gue balik dulu Rain." pamit Weni.
"Hati-hati dijalan." jawab Raina seraya mencium pipi Weni.
****
Siang kini berganti sore,matahari mulai membenamkan diri dibagian barat.Langit berubah warna menjadi kemerahan.
Raina berjalan ditaman apartemennya,setelah turun dari taxi.
Masuk kedalam gedung apartemen,menaiki lift menuju lantai 15.
Ting.... pintu lift terbuka ketika sampai dilantai yang dituju.Lalu,Raina membuka pintu rumahnya.Dan masuk kedalam.
"Hei,udah pulang.Bareng sama siapa lu?" tanya Weni.
"Sendiri" jawab Raina lemas,"gue masuk dulu ya,mau mandi udah lepek nih badan."imbuh Raina.
"Oke" Weni.
Didalam kamar,Raina membuka ponselnya.Sama sekali tidak ada notifikasi dari Fito.Ingin rasanya Raina menghubunginya,namun gengsi yang ada dihatinya mengurungkan niatnya.Mungkin dia sibuk,batin Raina.
Raina mengguyur seluruh bagian tubuhnya,dari kepala sampai ke kaki.Setelah lama dikamar mandi,Raina bergegas ganti baju.Cacing yang ada didalam perutnya sudah keroncongan ingin makan.
Raina keluar dari kamar,berjalan ke dapur.Mencari mie instan didalam lemari pendingin.Membuatnya dengan isian telur dan sayur,simpel yang penting makan.Setelah mie siap,Raina membawanya ke ruang depan televisi.Weni sedang asyik menonton drama Korea bersama Noval,pacarnya.
"Wuih... mantap sekali.Kok gue gak sekalian dibikinin." ujar Weni seraya menyuapi pacarnya buah.
"Emangnya pacar lu itu datang gak bawa apa-apa." jawab Raina ketus.
"Enak aja kalau ngomong,noh gue bawa martabak,buah,minuman." balas Noval sinis juga.
"Gimana Rain,apa Fito udah menghubungi lu." tanya Weni.
"Belum,biarin aja mungkin dia lagi sibuk atau lagi seneng sama mainan barunya." kata Raina sembari melempar senyuman pada Noval,"Bener gak Val."imbuh Raina.
"Maksud lu apaan,kenapa nanya ke gue." kata Noval grogi.
"Iya deh,mana mungkin teman sekaligus sahabatnya membuka rahasia temannya." ungkap Raina,sebenarnya Raina tahu betul apa yang ada dipikiran Noval.
"Kamu jangan main rahasia sama aku.Cepat katakan,apa yang sedang dilakukan Fito." ujar Weni pada Noval.
"Benar aku gak tahu apa-apa." jawab Noval, "Kenapa lu gak nanya sendiri sih sama Fito." lanjut Noval pada Raina.
"Ya udah ga usah dibahas."
"Sekarang gue tanya sama lu,apa lu ada masalah sama Fito.Kalau lu ngerasa dia berubah,lu harus instropeksi diri lu.Apa yang salah sama lu." ujar Noval yang seakan-akan membela Fito.
"Maksud lu apa Val,masalah?jelas-jelas dia yang bikin masalah sama gue.Tiba-tiba gak jemput,gak kasih kabar.Bilang sama temen lu,kalau dia udah bosen sama gue lebih baik putusin gue aja.Jangan ngegantung begini.Diem-diem jalan sama Wulan.Lu pikir gue gak tahu." ucap Raina panjang lebar sembari marah.
"Apa Rain,maksud lu Fito jalan sama Wulan?" kata Weni setengah kaget.
"Iya,gue udah lihat lebih dari tiga kali.Noval juga tahu kali,orang dia juga ikut jalan bareng." jelas Raina lagi.
"Noval!!kamu sekongkol sama Fito.Jahat banget kamu ya.... Salah apa coba Raina sama kamu." kata Weni pada Noval.
"Aku cuma gak mau ikut campur urusan mereka saja,sayang." jawab Noval.
"Kamu gak mau ikut campur,tapi barusan apa.Kamu seolah-olah nyalahin Raina." Weni semakin meninggikan nada suaranya,kesal dengan pacarnya.
"Sudah, sudah kenapa jadi kalian yang bertengkar." Raina menghentikan pertikaian kecil antara Weni dan Noval.
*****
Pagi yang cerah,tak secerah hati Raina.Sinar matahari yang menelusup masuk ke celah-celah jendela kamar membuat Raina membuka kedua matanya.Meregangkan otot-ototnya,membuat sedikit peregangan.Diraihnya handuk dan memulai aktifitas paginya dikamar mandi.
Sembari bernyanyi,Raina mengguyur setengah bagian tubuhnya.Alunan lagu sedih mengiringi aktifitas mandinya.
Selang dua puluh menit,Raina keluar dari kamar mandi.Lalu memakai pakaian yang sudah disiapkannya.Berhias sedikit didepan cermin,mengoles bedak dan lipstik tipis-tipis.
Raina keluar kamar,membuat sarapan.Roti tawar dan segelas susu.Menikmati sarapan dengan menatap ponselnya, berharap Fito akan menghubunginya. Tapi sayang sekali nihil.
"Pagi sayang." sapa Weni dengan manisnya.
"Pagi juga,hari ini lu ada kelas?" tanya Raina seraya menatap Weni dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Gak ada,hari ini aku mulai shift pagi,jadi aku ambil kuliah sore." jawab Weni.
Yup,Raina dan Weni selain kuliah mereka bekerja di cafe.Bukan berarti mereka tidak bisa membayar kuliah.Mereka hanya mandiri,tidak mau merepotkan orangtuannya.Sekarang Raina libur kerja,jadi dia memilih ambil mata kuliah.
"Gue udah rapi,gue jalan ya." ucap Raina.
"Lu gak dijemput?" tanya Weni.
"Gak tahu,gak kali.Dia belum menghubungi gue dari kemaren."
"Kenapa lu gak telepon atau kirim pesan ke dia,lu gak kangen." ucap Weni.
"Gak,kalau dia butuh juga telepon gue.Dari dulu begitu,lu tahu kan kalau gue hanya pelarian dia aja." jawab Raina,"Ya udah gue jalan dulu.Sampai nanti."imbuh Raina.
*
*
*
*
*
Hah,hanya pelarian sungguh sangat menyedihkan.Sangat menyakitkan cinta bertepuk sebelah tangan.Padahal Raina tahu betul kalau Fito tidak menyukai dirinya,tapi dia tetap menerimanya saat Fito meminta dirinya menjadi pacarnya.Enam bulan yang lalu,saat Fito sedang terpuruk atas gagalnya dengan Wulan.
Sekarang apa coba,setelah Fito mendengar Wulan putus dengan pacarnya.Dia terlihat jelas ingin mengejarnya kembali.
Drrrggghh..... (anggap saja suara ponsel bergetar.)
Raina merogoh tasnya,mencari benda pipih yang barusan bergetar.Dilihatnya sebuah pesan masuk dilayar ponselnya.
"Raina,mami aku pengin ketemu sama kamu.Dia bilang ingin ditemani kamu belanja." sebuah tulisan pesan dari Fito.
"Benar saja,kalau ada butuhnya saja dia menghubungi ku." gerutu Raina.
"Kamu dimana,aku jemput sekarang." pesan masuk lagi,Raina enggan sekali membalasnya.Tapi rasa-rasanya tidak sopan menolak ajakan mami Fito.
"Aku dikampus,kalau mau jemput silakan." pesan singkat Raina sedikit berbeda dari biasanya.Fito mencium bau-bau mencurigakan.
Raina menatap jam yang ada ditangan sebelah kiri.Diliriknya sudah pukul tiga sore,namun belum ada tanda-tanda kedatangan Fito.Akhirnya,Raina memutuskan ke kantin menunggu disana lebih enak.Sembari makan,tadi siang dia belum sempat makan.
Dan,selang beberapa menit,ponsel warna hitam tipis milik Raina berdering.Segera dia mengangkat teleponenya.
"Hallo... kamu dimana?" tanya seseorang dari ujung telepone,Fito.
"Aku dikantin,iya, iya, aku kesana sekarang."jawab Raina yang sedikit tidak senang.
Raina berjalan dengan lemas menemui Fito didepan gerbang kampusnya.
Lalu,masuk kedalam mobil milik Fito.Memakai sitbelt,memejamkan matanya.Sebelum Fito melajukan mobilnya.
Didalam mobil....
" Sepertinya kamu tidak senang kalau mami aku mengajak ketemuan,"tanya Fito pada Raina.
"Bukan gak senang,aku capek sekali hari ini.Biarkan aku tidur sebentar,kalau sudah sampai kamu bangunin aku." jawab Raina masih memejamkan matanya.Menghindari pertengkaran dengan Fito.
Raina tahu betul,kalau Fito mungkin sudah curiga dengan tingkah Raina.. Tapi bukan Fito namanya,kalau dia tidak penasaran.
"Kamu akhir-akhir ini berbeda dari biasanya." ucap Fito yang penasaran dengan sikap Raina yang cuek.
"Bukannya kamu yang beda,kemana saja kamu dua hari ini." jawab Raina tanpa menatap Fito.Dia lebih suka memandangi kaca jendela mobil Fito.Raina tidak jadi tidur karena Fito terus mengajak bicara.
"Beda gimana maksud kamu?" Fito makin penasaran,"Bukannya aku bilang sama kamu, kalau aku sibuk."lanjut Fito.
"Ya,kamu sibuk.Sibuk antar jemput Wulan,sibuk jalan sama Wulan.Apa kamu berusaha mengejar dia lagi." ujar Raina to the point.
"Wulan?jangan ngaco kamu." kata Fito gugup.
"Aku lihat sendiri Fito,tiga kali aku lihat kamu antar jemput Wulan,jalan sama dia.Dan asal kamu tahu,kamu jalan rame-rame.Ada Noval disitu,apa kamu lupa kalau Noval pacar dari sahabatku." jelas Raina.
"Raina...." panggil Fito,"Kamu gak bisa.... "Fito menghentikan kata-katanya.
" Cukup Fito,aku gak masalah kalau kamu ada niatan untuk mengejar Wulan kembali.Tapi paling tidak kamu akhiri dulu hubungan kita.Jangan bermain dibelakang aku.Toh,dari dulu juga kamu gak mencintai aku kan.Aku hanya pelarian kamu saja,aku tahu itu."Raina tak sadar meneteskan air matanya dipipinya.
"Kamu ngomong apaan sih,jangan ngaco kamu." bantah Fito.
Akhirnya,mobil yang dikendarai Fito berhenti didepan pintu masuk mall.Raina segera mengusap pipinya,mungkin saja masih ada air mata yang tertinggal disana.Fito membawa Raina langsung ke supermarket,karena maminya sudah menunggu lama.
"Halo sayang..." sapa seorang perempuan bernama Dewi,yang tak lain adalah,mami Fito.
"Halo tante,apa kabar?" Raina menyapa balik tante Dewi.Mencium pipi kiri dan kanannya,lalu memeluknya.
"Baik sayang,eh,kamu kenapa seperti habis nangis." tanya tante Dewi yang melihat mata Raina sembab.
"Gak kok tante,tadi pas masuk mata Raina kena debu tante." jawab Raina sekenanya.
"Ya sudah,ayo temenin tante belanja." ajak tante Dewi.
"Rain,mih.... Fito gak ikutan ya.Masih ada urusan nih,lagian masa cowok belanja kan malu." kata Fito seraya melihat jam ditangannya.
"Ya sudah sana,mami lebih asyik jalan sama calon mantu mami." jawab mami nya mengelus lembut rambut Raina.
"Aku tahu kamu mau jemput Wulan." gumam Raina dalam hati,menatap tajam kearah Fito.
"Raina,nanti aku jemput." pamit Fito.
Setelah Fito tak terlihat mata,Raina dan juga tante Dewi masuk kedalam supermarket.Raina mendorong troley untuk tante Dewi.
Sambil ngobrol,tante Dewi mengambil banyak sekali kebutuhan rumah.Khususnya sembako.
"Raina,apa yang kamu butuhkan sayang.Kamu ambil aja nanti mami yang bayar." ucap tante Dewi pada Raina.
"Gak perlu tante.Raina masih ada stok dirumah." jawab Raina mendorong kembali troley belanjaan tante Dewi.
Hampir dua jam lebih Raina menemani tante Dewi belanja.Kaki rasanya mau patah saking capeknya.Tapi apa daya,gak mungkin kan kalau harus menolak keinginan tante Dewi.
"Total belanjaan anda sekian." ucap seorang kasir jarinya menunjukkan kearah layar didepan kasir.
"Gila.... orang kaya mah bebas." batin Raina saat melihat nominal belanjaan tante Dewi.
Tante Dewi menyerahkan blackcard miliknya pada kasir.Menunggu digesek,Raina meminta ijin ke toilet.
"Tante,Raina ke toilet sebentar.Kalau sudah selesai tante Dewi tunggu dibangku itu saja." pamit Raina.
"Iya,iya... sana nanti pipis disini lagi." jawab tante Dewi ngelawak.
Raina berjalan mencari keberadaan toilet,muter-muter gak karuan.
Haduh,dimana toiletnya.
Sementara tante Dewi sedang menunggu Raina didepan pintu masuk supermarket.Duduk sendirian,bengong matanya melirik ke kanan dan kiri.seperti sapi ompong saja.Dan akhirnya.... batang hidung Raina kelihatan.
"Maaf tante... " kata Raina karena sudah membuat tante Dewi menunggu lama.
"Gak pa-pa sayang.Ayo, kita makan dulu sudah malem juga.Mami sudah lapar nih." ajak tante Dewi.
"Makan tante? apa gak kemaleman kita pulangnya." tanya Raina.
"Gak,sekalian nunggu Fito.Tadi mami sudah telepone Fito biar dia jemput satu jam lagi." kata tante Dewi.
Raina pun setuju dengan tante Dewi.Mereka menuju sebuah restorant dipinggir jalan.Restorant dimana menu makanannya kesukaan Raina.
"Pesan apa saja yang kamu mau sayang." kata tante Dewi seraya menyerahkan buku menu pada Raina.
"Raina samain saja sama tante, pasti pilihan tante yang paling enak." puji Raina.
"Bisa saja kamu ini." wajah tante Dewi merah merona seketika.
Setelah makanan yang dipesan datang,Raina dan tante Dewi menyantapnya dengan lahap.Maklum,tadi siang Raina hanya makan mie pangsit saat menunggu Fito menjemputnya.Itupun tidak habis.
*
*
*
*
*
Buat para reader semoga suka sama cerita kedua aku.
jangan lupa like,komen dan vote nya ya.terima kasih
Karena saking laparnya,semua menu yang dipesan tante Dewi habis tak tersisa.Raina merasa perutnya sangat begah,sepertinya tidak kuat untuk berdiri.
"Sudah selesai mih,makan nya." tanya Fito,Tiba-tiba ada dibelakang Raina.
Memeluk dan mencium pipi Raina dari samping.
Saat Fito memeluknya,sekilas Raina mencium bau parfum perempuan.
"Baju kamu bau parfum."bisik Raina saat telinga Fito berada di dekat wajahnya.
" Jangan bikin masalah."jawab Fito berbisik pula."Gimana mih,apa sudah mau pulang atau masih ingin jalan-jalan."lanjut Fito.
"Pulang dong Fit,kasihan Raina sudah kecapekan.Kamu antar mami dulu habis itu baru Raina." usul mami nya.
"Oke deh nyonya besar." jawab Fito seraya meletakkan tangannya disamping pelipis matanya.Tanda hormat.
Didalam mobil.
Raina masih memandangi Fito dengan rasa curiga.Kalau tidak ada tante Dewi mungkin Raina sudah berdebat dengan Fito.
Sesekali Fito juga menatap wajah Raina,sedikit beradu pandang.Karena Fito harus fokus melajukan kendaraannya.
Satu jam kemudian,mobil berhenti didepan pintu gerbang yang sangat tinggi.Tembok rumahnya juga tinggi dipenuhi pecahan kaca,untuk menghindari adanya orang yang masuk secara diam-diam,alias maling.
Tante Dewi segera turun dari mobil,seorang pelayanan sudah standby menunggunya.Dia membawa semua belanjaan nyonya besarnya.
"Hati-hati dijalan sayang,jaga Raina baik-baik." ucap mami pada Fito.
"Tenang aja mih." jawab Fito sambil menyalakan mesin mobilnya.
"Sampai jumpa lagi tante,selamat malam.Raina pulang dulu." pamit Raina dari jendela kaca mobil Fito.
Tante Dewi melambaikan tangannya,saat Fito melajukan mobilnya.Seteleah mobil menjauh,tante Dewi terlihat masuk kedalam rumahnya.
****
Setengah jam perjalanan menuju apartemen,Raina akhirnya sampai juga.
"Mau mampir dulu atau langsung mau jalan." tanya Raina sebelum turun dari mobil.
"Raina....kamu tidak apa-apa kan."
"Maksud kamu apa?" Raina mulai emosi.
"Kamu....tentang Wulan. Em.... " Fito gagap tidak tahu apa yang mau dibicarakan.
"Waktu yang akan menentukan hubungan kita.Pikirkan baik-baik." ucap Raina seraya keluar dari mobil Fito.
Berjalan lunglai menuju lobby apartemen.
Masuk kedalam lift.
Setelah lift terbuka,Raina membuka pintu rumahnya dengan menekan tombol sandinya.
Masuk kedalam,dan langsung menuju kamarnya.Membersihkan diri dikamar mandi.
"Dari mana saja lu,?" tanya Weni.
"Nemenin tante Dewi belanja," jawab Raina seraya menjatuhkan bokongnya di sofa,menyalakan televisi dan menontonnya.
"Terus,lu balik sama siapa tadi.Fito?"
"Iya." jawab Raina singkat.
"Kenapa gak mampir dia,apa kalian sudah baikan." tanya Weni lagi seperti detektif.
"Kenapa gue sama Fito mesti baikan,memangnya kenapa?"
"Bukannya lu lagi marahan sama dia."
"Gak tahu,udahlah gak usah dibahas.Mending kita nonton aja," ucap Raina.
"Huh.... padahal gue penasaran banget sama lu." ujar Weni kesal.
****
Pagi ini hujan mengguyur sebagian kota,angin bertiup kencang.BMKG memprediksi akan ada badai disekitar wilayah.
"Gimana ini Rain,hujan gede plus angin kita mana bisa berangkat kerja." ucap Weni yang sudah siap.
"Panggil taxi online aja,ayo berangkat udah jam segini nanti bos marah lagi." ujar Raina.
"Oke, ayo." ajak Weni membuka pintu.
Raina dan Weni naik ke dalam taxi yang sudah menunggu didepan apartemennya.Didalam mobil,Weni menatap wajah Raina yang sedikit lusuh.
"Gue tahu,lu ada masalah Rain." batin Weni seraya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Hei... kenapa bengong,apa yang lu lihat." kata Raina membuyarkan lamunan Weni.
"Eng... gak pa-pa.Muka lu makin glowing aja." ucap Weni asal.
Perjalanan menuju tempat kerja begitu lama,karena hujan yang tak kunjung reda.Supir taxi melajukan mobilnya dengan pelan.Jalanan begitu licin.
"Stop pak." kata Weni,"Ini ongkosnya."imbuhnya.
Lalu Raina dan Weni turun berjalan masuk ke cafe,tempat mereka bekerja.
Saat kaki Raina baru melangkah membuka pintu.Pemandangan yang sangat menarik ada didepan matanya.Yup,diujung meja terlihat Wulan sedang bergelayutan dibahu Fito.
Deg..... Jantung Raina hampir saja copot melihatnya,begitu juga dengan Weni tak kalah kagetnya.
"Rain.... " Weni menepuk bahu Raina pelan,"Biar gue yang samperin mereka."melangkahkan kakinya.
"Jangan Wen,biarkan saja." cegah Raina.
"Lu jangan lemah begini dong,mau-maunya ditindas sama mereka." ujar Weni sewot.
"Ehem.... ehem.... kalian ini,baru datang bukannya langsung kerja ini malah diam saja." kata manager cafe saat memergoki Raina dan Weni berdiam diri didepan pintu masuk.
"Eh, bapak.... maaf Pak. " jawab Raina langsung berlari ke loker.
Suasana hati Raina sedang kacau,ingin rasanya menghampiri dua sejoli itu.Tapi apa boleh buat,Raina sedang bekerja.Tidak mungkin dia melabrak tamu cafe begitu saja.
"Weni,lihat dimeja pojok tuh!cowok lu ikutan ngumpul bareng Fito,dan mereka mereka berpasangan satu sama lain.Apa lu gak curiga sama Noval." tunjuk Raina.
"Breng**k banget dia,tadi bilangnya ada dirumah." kata Weni seraya mengepalkan kedua tangannya.
Tanpa aba-aba lagi,Weni berjalan menghampiri meja dipojokan cafe.Tangannya semakin erat menggenggam,tangannya sudah gatal pengen meninju pacarnya.
"Oh.... bagus ya,tadi bilang ada dirumah gak tahunya lu berdua sama ya." ujar Weni tiba-tiba berada dibelakang Noval.
"We.... Weni,ngapain kamu disini?" tanya Noval gugup,
"Sepertinya kamu lupa kalau pacar kamu kerja di cafe,oiya.... kamu gak tahu cafe mana tempak aku kerja." ucap Weni santai,"Siapa dia."sarkas Weni lagi.
"Dia.... dia.... " Noval tidak bisa menjawab pertanyaan Weni.
"Kenalin,gue Lisa pacarnya Noval,lu siapa?" tanya balik cewek yang ada disamping Noval.
"Dasar baji****n.Kita putus." kata Weni sambil menyiram segelas air minum kemuka Noval.
"Apa-apaan kamu,putus, putus aja kenapa pakai nyiram segala.Cewek kayak lu itu banyak tahu." kata Noval marah-marah,ingin menampar Weni.Tapi tangannya dipegang Raina yang datang lebih cepat.
"Heh.... Cowok kasar kayak lu gak pantas buat Weni." ujar Raina,seketika Fito terkejut.
"Raina..... " ucap Fito beranjak dari duduknya,menyingkirkan tangan Wulan yang sedari tadi bergelayutan dibahu Fito.
"Kenapa? kaget,gak nyangka? Hebat kamu Fito.... " Raina bertepuk tangan.
"Sejak kapan kamu disini." tanya Fito gelagapan.
"Kamu lupa ternyata,bukannya aku udah bilang kalau aku kerja dicafe dekat kampus.?" ujar Raina,"Sepertinya kamu gak bisa lari lagi,jadi aku udah punya bukti buat mutusin kamu.Aku udah lama capek berhubungan sama kamu.Sekarang kamu bebas."imbuh Raina berani,padahal hatinya sangat hancur.
"Oke kalau itu yang kamu mau,lagian aku sudah memikirkan semua ini.Kita putus." jawab Fito lantang,dan disaat itu juga Wulan bersorak tanda kemenangan. memeluk tubuh kekar Fito.
Raina dan juga Weni kembali bekerja,tak menghiraukan kemesraan yang sedang mereka lakukan.
Ingin sekali Raina berlari ditengah hujan,menangis sekencang-kencangnya.
Tapi sayang,Raina hanya bisa membendungnya erat-erat.Raina tidak mau terlihat lemah dihadapan Fito.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!