NovelToon NovelToon

Precious Cry

part 1

...🖤Bella Sonya Dania. Panggil saja Bella, Seorang istri namun masih terlihat sangat muda. Memang karena dirinya langsung menikah disaat dirinya lulus dari Sekolah Menengah Atas. Tidak dapat dilihat dari luar jika dirinya kini telah menikah. Sangat Cantik dengan umur yang masih 20 tahun....

...🖤Dhani Putra Firmansyah, Panggil saja Dhani, Suami dari Bella yang tengah menginjak umur 28 tahun. Walaupun berjarak sangat jauh namun Dhani masih terlihat gagah dan tampan. Sangat cocok untuk bersanding dengan Bella....

...🖤Sabila Santi Rumiyati, Panggil saja Santi. Sahabat Bella semenjak Sekolah Dasar. Sama dengan halnya Bella, Santi memang cantik. Kehidupannya dapat dibilang kurang beruntung karena ayah dan ibunya yang bercerai. Tetapi sebenarnya dia juga memiliki kebahagiaan karena Bella sahabatnya....

.

.

.

.

.

Bella POV.

Aku Bella, Kisah Ku mungkin sangat memilukan bagi yang melihat dan merasakannya karena Kisah ku ini nyata adanya.

Dimana Suamiku tega mengkhianati ku dengan seorang yang aku anggap sahabat. Dan sahabatku yang telah ku tolong sejak Sekolah Dasar, dia berterima kasih kepadaku dengan cara memberi rasa sakit dan air mataku.

Berhari hari berbulan bulan, pernikahanku telah menginjak satu tahun. Semua terasa bahagia dan membahagiakan, sampai aku berfikir bahwa akulah wanita yang beruntung dari sejuta wanita yang telah menjadi seorang istri. Namun ternyata aku hanyalah salah satu wanita dimana sejuta orang yang tidak beruntung menjadi seorang istri. Bagaimana bisa? Aku rela mengorbankan semua demi sahabat dan suamiku, Aku yang ikut andil dalam masalah sahabatku, Aku yang selalu mendukung suamiku disaat terpuruk. Namun apa yang kudapat? hanyalah sebuah pengkhianatan.

Sakit rasanya hatiku. Kala itu sahabatku datang untuk meminta bantuan. Dia pergi dari rumahnya karena pertengkaran kedua orang tuanya. Dia meminta untuk menginap di rumahku dan akan mencari kontrakan setelah ia mendapat pekerjaan. Aku tidak mengizinkannya karena aku juga butuh teman disaat suamiku sedang bekerja. Dia pun setuju untuk tinggal bersamaku selamanya sampai dia telah menikah. Aku yang meminta suamiku untuk memberi pekerjaan untuk sahabatku itu. Apakah aku kurang baik?

Hatiku sungguh sakit, sangat sakit. Sebuah rasa kecewa, marah, kesal, dan rasa sakit semua melebur jadi satu. Aku tidak habis pikir dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana mereka bisa berpikiran seperti itu padahal sahabatku tau jika suamiku adalah suami dari sahabatnya dan juga suamiku yang tau jika selingkuhannya adalah sahabat dari istrinya sendiri. Aku tidak menyangka mereka bisa melakukan perselingkuhan dengan mulus. Aku mengetahuinya setelah aku selesai melahirkan yang artinya mereka telah berkhianat selama sembilan bulan? bukankah cukup lama? Apakah kalian akan merasakan hal yang teramat sakit?

Aku membantu sahabatku dengan tulus dan ikhlas, ternyata sahabatku menyalah artikan pertolonganku. Ia pikir jika aku mengejek kehidupannya dan karena aku yang beruntung dalam urusan dunia. Aku pun tidak berpikiran jauh sampai di sana. Aku merasa sahabatku memang butuh pertolongan. Aku tidak ingin meminta tanda terima kasih namun, Ia berterima kasih dengan keluarnya air mataku dan rasa sakit yang diberikan sebagai tanda terima kasih.

Sebelum aku hamil,.Aku selalu memuaskan suamiku dan mengerjakan kebutuhan suamiku. Namun semenjak aku dinyatakan hamil dan tidak boleh melakukan aktivitas berat dan melakukan hubungan suami istri sesering mungkin. Aku tetap memuaskan suamiku namun tidak setiap hari dan sesering dulu. Aku selalu membawakan bekal ke kantor suamiku sudah tidak ku kerjakan kembali. Suamiku juga paham bahkan memanjakan diriku dan over protektif denganku. Suamiku perhatian, sangat perhatian dan memanjakan diriku. Ternyata dibalik kebaikannya ia menyembunyikan rahasia yang sangat besar. Yaitu suamiku telah menyelingkuhi ku sebelum aku hamil. sekitar satu minggu sebelum aku dinyatakan hamil. Semua yang harus kulakukan untuk suamiku semua ku suruh sahabatku untuk mengerjakannya. Mulai dari membawa bekal ke kantor suamiku, dan memasak masakan kesukaan suamiku. Awalnya suamiku memujinya dan bicara bahwa masakannya lebih enak dari masakan ku. namun aku juga berpikir sama karena memang enak masakannya tapi aku tidak mempermasalahkan pujian dari suamiku.

Sangat mulus dan tidak ada kecurigaan yang mereka tunjukkan. Perselingkuhan mereka seakan direncanakan matang matang. Sahabatku yang selalu bersifat biasa saja. Sempat aku mencurigai mereka di suatu hari namun sebisa mungkin aku menepis nya. Dilain hari pun juga hampir aku mencurigai mereka namun lagi lagi aku menepisnya karena aku berfikir jika itu bawaan untuk wanita hamil. Ternyata aku bodoh sangat bodoh jika berpikir semua adalah hal tidak mungkin. Karena aku mempercayai suami dan sahabatku. Tak ku sangka kepercayaan ku telah dikhianati dan di sia siakan.

Selama aku melahirkan suamiku memang selalu ada dan sahabatku juga sama menjagaku di rumah sakit. Tidak ku sangka benar benar mulus perselingkuhan mereka. Aku pun merasa senang karena anakku telah lahir. Namun di balik kebahagiaanku aku juga mendapati kepahitan hidup.

Saat hari dimana aku pulang suamiku tidak ada karena pekerjaan. Aku pun berencana dengan dokter untuk tidak memberitahukan kepulangan ku. Dengan tujuan aku ingin memberikan surprise. Bahkan sahabatku sendiri juga tidak kuberi tau agar mereka kaget dengan kehadiranku. Bukan mereka saja yang kaget namun juga diriku sangat kaget dengan tingkah laku mereka.

Saat ku buka pintu rumah kulihat semua sangat sepi tidak ada tanda adanya suami dan sahabatku. Ku hampiri sahabatku lebih dulu di kamarnya namun tidak kutemukan seluk beluk keberadaan sahabatku, mungkin ada urusan pikirku. Aku pun berjalan menuju kamarku dan suamiku aku pun juga tidak kunjung menemukan suamiku mungkin karena pekerjaan sama halnya dengan sahabatku.

Tetapi disaat aku ingin beristirahat aku mendengar suara dari arah kolam renang. Ku hampiri asal suara itu dan aku menutup mulutku kaget seribu kaget dengan apa yang aku lihat. Suamiku bercinta dengan sahabatku di bangku dekat kolam renang dengan keadaan polos, tanpa busana, pakaian yang berserakan dan tubuh yang basah mungkin mereka habis berenang.

Aku menangis tapi tidak mengeluarkan suara. Hatiku tersayat, merasakan sakit yang teramat. Suara desahan sahabatku dan erangan suamiku yang bersahutan terngiang di telingaku. Aku terduduk lemas mendudukkan kepalaku tidak sanggup melihat apa yang dilakukan oleh suami dan sahabatku dan akhirnya membuka suaraku. "apa yang kalian lakukan" ucapku dengan sangat lirih dan lemas.

Mereka pun kaget, suamiku melepas sahabatku yang ditaruhnya sahabatku di atas meja. Sahabatku sendiri juga kaget. Mereka memunguti pakaiannya dan memakainya aku pun tidak melihatnya karena jijik dan benci dengan mereka.

Suamiku terus berkata sembari memakai pakaiannya sedangkan sahabatku diam dan memakai pakaiannya. Suamiku menghampiriku yang terduduk lemas dengan kepala menunduk dengan tangisan semakin kencang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

inilah kisah ku, dimana aku mendapat duri pernikahanku dan pengkhianatan dalam sebuah pernikahan oleh suami dan sahabatku.

part 2

"mas!! bangun!! sudah siang" ucap bella dengan sedikit berteriak.

"5 menit lagi sayang" seru Dhani dengan sedikit tersenyum.

Bella pun memanyunkan bibirnya. Suaminya itu selalu setiap malam meminta jatah. Saat Bella tertidur pun dia membangunkan Bella sepulang kerja. Namun Bella sangat senang karena suaminya sangat perhatian.

"Mas nggak kerja?" tanya Bella pada suaminya.

"enggak deh" jawab Dhani dan melanjutkan tidurnya.

Bella pun menarik selimut yang meringkuh tubuh suaminya dan terpampang tubuh dhani yang polos.

"sayang kamu mau lagi?" tanya Dhani dengan niat menggoda istrinya.

"ih mas dhani terserah aku mau mandi dulu aja" kesal Bella dan berlari kecil ke arah kamar mandi dengan tubuh polos.

Dhani pun tersenyum dan menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya. Kini dibawahnya berdiri tegak. dengan segera Dhani pun ikut berlari menyusul istrinya.

"sayang aku ikut!" teriak Dhani sambil berlari.

...°°°...

Acara mandi mereka selesai setelah 2 jam. Bella hanya tersenyum bahagia mendapatkan suami seperti Dhani. Kini dirinya selesai memakai pakaiannya dan menyiapkan pakaian untuk suaminya, kemudian beranjak ke dapur untuk memasak.

Bella pun memasak masakan kesukaan suaminya, yaitu tumis kangkung dengan udang, tahu krispi dan sambal terasi. Setelah selesai memasak pun Bella menyiapkannya di atas meja makan dan tinggal menunggu suaminya itu untuk makan..

Setelah beberapa saat Dhani pun turun dengan pakaian kantornya. Bella yang melihat suaminya itupun merasa heran karena tadi Dhani bilang jika dirinya tidak berangkat kerja.

"loh mas katanya tadi enggak mau masuk kerja!" heran Bella sambil mengambilkan nasi untuk suaminya.

"tadi sekretaris aku telepon katanya ada meeting dadakan. Manalagi sekretaris aku juga minggu depan mau mengundurkan diri." keluh Dhani yang diceritakannya pada istrinya.

"loh emang sekretaris kamu kenapa?" tanya Bella dan duduk di samping Dhani.

"Sekarang ia sudah hamil, dan ingin fokus mengurus anak dan suaminya." jelas Dhani dan mulai memakan makanannya.

"ya sudah kamu cari yang baru nanti aku bantu ya" ujar Bella lalu memakan makanannya.

Mereka pun menghabiskan makanannya. Dhani pun berpamitan kepada Bella, Bella pun mencium punggung tangan suaminya. Dhani pun juga mencium kening dan bibir istrinya.

Setelah kepergian mobil Dhani, Bella pun masuk ke dalam rumahnya dan mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka tidak pernah memperkerjakan seorang ART atau pembantu untuk di rumah. Selain Bella menolak bisa mengerjakan semuanya, Bella juga tidak ingin seseorang ikut andil dalam urusan keluarganya.

Pernikahan Bella dan Dhani masih berjalan 3 bulan. Masih dapat di bilang pengantin baru. Mereka dipertemukan saat Bella menginjak umur 19 tahun, dan perkenalan selama satu tahun dan Dhani langsung melamar Bella.

Kedua orang tua Bella telah meninggal setelah tiga minggu pernikahan Bella karena tragedi kecelakaan. Beberapa hari Bella merasa terpuruk namun dengan dukungan suaminya ia bisa kembali bangkit.

Sedangkan kedua orang tua dhani masih hidup. Mereka berdua sangat menyukai kehadiran Bella sebagai istri Dhani. Namun tidak dengan kakak Dhani yang membenci Bella dengan alasan sifat Bella yang sok baik dan cari perhatian. Bella tidak menghiraukannya dan tetap bersikap baik kepada kakak iparnya.

*jam makan siang

Bella pun menyiapkan bekal makanannya dan menaruh di kotak bekal untuk suaminya. Setelah selesai ia pun mengganti pakaiannya dan bersiap membawa mobil menuju kantor suaminya.

Di sana Bella sangat dihormati karena selain istri dari pemilik perusahaan, Bella juga bersikap baik dengan semua orang baik dari kalangan rendah maupun dari kalangan atas. Para staf di sana sangat senang dengan Bella yang ramah dan baik hati.

Sesampainya di ruangan Dhani, Bella pun mengetuk pintu, Dhani pun menyuruh Bella masuk.

"sayang aku kan sudah bilang jika kamu mau datang nggak usah ketuk pintu dulu" gerutu Dhani pada Bella.

Bella hanya tersenyum menanggapi Dhani dan duduk di sofa yang ada di ruangan Dhani.

"Bagaimana pun kamu itu suamiku jadi aku harus menghormati" lanjut Bella dan membuka bekal untuk dimakan suaminya.

Dhani pun menarik bibirnya tersenyum dengan istrinya. Ia semakin kagum dan cinta dengan Bella. Dhani pun berdiri dan berjalan ke arah dimana Bella duduk.

"makin cinta deh" ucap Dhani sambil mengecup kening, pipi, dan bibir Bella.

"ih, mas!! makan dulu" pekik Bella.

Dhani hanya tersenyum dan kembali menggoda istrinya.

"iya makan kamu kan?" ucap Dhani sambil mengedipkan sebelah matanya.

Bella yang menggerutu kesal sambil menyiapkan makanannya. Dhani yang melihat hanya terkekeh kecil. Sifat Bella yang bisa membuatnya tertawa dari dulu maupun sekarang.

Setelah makanan yang dibawa Bella habis, Dhani pun kembali ke meja kerjanya. Disaat Bella pamit dan mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan suaminya, Dhani malah menarik tangan Bella dan mendudukkannya di pangkuan Dhani.

Bella memukul kecil dada bidang suaminya. Dhani pun tersenyum dan menaruh kotak bekal yang dibawa Bella dan menaruhnya di meja kerjanya.

"boleh ya?" ucap Dhani dengan muka memelas membuat Bella tersenyum gemas dengan tingkah suaminya.

"ini di kantor lo mas" seru Bella.

Dhani mengambil remote yang ada di meja dan semua pintu, jendela tertutup dan kedap suara diaktifkan. Bella hanya menggelengkan kepalanya.

Mereka pun melakukannya di kantor.

...°°°...

Tiga bulan berlalu, Pernikahan mereka kini menginjak setengah tahun. Mereka menjalani hari harinya dengan kebahagiaan. Bella selalu memberi pengertian kepada Dhani begitu juga dengan Dhani yang memberikan perhatian kepada Bella.

Walaupun Bella katakanlah masih berusia muda namun sikapnya tidak seperti anak muda pada umumnya. Bella lebih bersikap dewasa. Tidak ada yang berubah dari pernikahan mereka kecuali kakak iparnya yang masih membenci Bella.

Dhani merasa sangat beruntung memiliki istri seperti Bella begitu juga dengan Bella yang bersyukur memliki suami seperti Dhani.

cup.

"selamat pagi sayang" ucap Dhani yang sudah bangun dari tidurnya dan mengecup kening Bella.

"selamat pagi mas!" ucap Bella sambil tersenyum ke arah Dhani.

Hari ini merupakan hari sabtu, dimana akhir pekan. Dhani mengosongkan pekerjaannya dan menghabiskan waktu untuk istrinya pada hari sabtu dan minggu.

Mereka pun bangun dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Bella pun mandi terlebih dahulu, setelah selesai kemudian bergantian dengan Dhani.

Setelah selesai urusan mandi, Bella pun menuju dapur dan menyiapkan makanan untuknya dan suaminya itu. Setelah siap seperti biasanya Bella menyajikan dan menunggu suaminya untuk turun.

Tampaklah Dhani yang menggunakan pakaian santainya dan berjalan ke arah Bella. Sekejap mencium kening, pipi dan bibir Bella lalu duduk ke tempat makannya.

"mas mau seberapa nasinya" tanya Bella yang mengambilkan nasi untuk Dhani.

"mas mau banyak deh, kan kamu masak kesukaanku hari ini" ucap Dhani yang memperhatikan Bella mengambilkan makanannya.

Bella pun menyiapkan makanan yang diinginkan suaminya dan dirinya pun ikut makan.

part 3

Hari ini Dhani dan Bella menghabiskan waktu bersama. Mereka membersihkan rumah bersama, berenang bersama dan bercanda sambil menonton televisi bersama.

Obrolan dan candaan mereka terhenti kala ada yang membunyikan bel rumahnya. Dhani dan Bella pun saling pandang dan akhirnya Bella yang membukakan pintu dan melihat siapa yang datang di ikuti Dhani dibelakangnya.

"siap-- Santi? ini kamu, kenapa kamu jadi seperti ini" Ujar Bella.

Ya, yang datang adalah Santi, sahabat Bella dimana mereka terakhir bertemu saat pernikahan Bella dan Dhani, setelah itu Santi dan Bella sangat jarang berkomunikasi.

"aku bisa minta tolong dengan mu?" tanya Santi dengan lirih.

Bella kaget melihat keadaan Santi yang sedikit lusuh dan tidak terurus. Terlihatnya pula mata yang sembab. Bella tahu sekarang mungkin dirinya sedang dilanda masalah.

"tentu saja ayo masuk dulu" pinta Bella.

"boleh kan mas?" tanya Bella lagi kepada suaminya.

Dhani pun yang dari tadi diam menyimak percakapan istrinya dan juga sahabat istrinya. Dhani pun tersenyum mengangguk ke arah Bella menandakan Dhani mengijinkannya.

"kenapa ijin sama aku sayang? tentu saja boleh" ujar Dhani tersenyum sambil mengacak acak rambut Bella.

"mas rambutku!!" gerutu Bella dengan memanyunkan bibirnya.

Dhani hanya terkekeh dan akhirnya meninggalkan Bella dan juga Santi. Bella membenahi kembali rambutnya. Santi hanya menatap dengan tatapan seperti orang cemburu.

' Kenapa kau selalu lebih beruntung dariku! ' Batin Santi dalam hatinya.

Pasalnya Bella lebih dari segalanya dari Santi. Dari sekolah dasar sampai menengah atas Bella selalu di idamkan semua para lelaki. Padahal dari sekolah dasar sampai menengah atas Santi lah yang paling pintar.

Santi selalu iri dengan Bella karena kehidupan Bella lebih beruntung dari dirinya. Itulah yang ada dipikirannya selama ini. Santi tidak sadar jika rasa iri nya salah. Dia tidak bisa memuji dirinya sendiri malah merasa iri dengan sahabatnya sendiri.

Santi berpikiran jika setiap Bella menolong dirinya pasti akan berfikir jika di dalam hati Bella sedang mentertawakan nasib Santi. Padahal sebenarnya Bella ikhlas dalam melakukan pertolongan baik kepada siapapun itu.

"hey ayo masuk! kenapa melamun sih" ujar Bella menyadarkan lamunan Santi.

Santi pun mengikuti Bella dari belakang menuju ke arah ruang tamu yang di sana Dhani sedang menyeruput kopinya. Dhani yang menyadari kedatangan Bella dan Santi pun ingin pergi dan membawa kopinya namun dicegah oleh Bella.

"Kalian mau ngobrol disini? yasudah mas ke balkon dulu!" ujar Dhani.

"enggak usah mas, mas ikut aja siapa tau mas juga bisa bantu kan secara mas sudah pinter banget sepintar pintarnya orang hehe." ucap Bella dengan sedikit terkekeh.

Dhani hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum sembari merangkul pinggang Bella.

"emang boleh sayang?" tanya Dhani lagi pada istrinya.

"oiya lupa, Santi! kamu bisa bercerita di depan suamiku? siapa tau dia bisa menolong" saran Bella dan menanyakan maksudnya pada Santi.

Santi hanya diam, namun pada akhirnya ia mengiyakan permintaan Bella. Dhani pun akhirnya duduk bersama Bella dan juga Santi.

' apa Bella melakukan ini karena ingin pamer denganku kebahagiaannya? ' Kesal Santi di dalam hatinya.

Santi pun menceritakan semua kepada Dhani dan Bella. Dimana dirinya selalu melihat pertengkaran Ayah dan ibunya. Sampai kedua orang tua Santi resmi bercerai. Ayahnya malah menikah lagi sedangkan ibunya malah sibuk berpacaran dengan pacar barunya. Santi pun meninggalkan rumah karena dirinya sudah tidak dianggap adanya Santi. Santi menceritakan semua pada Bella dan suaminya dengan terisak.

Bella yang mendengarkan kisah Santi pun hanya bisa mencoba menenangkan pikiran Santi. Bella pun juga merasa sedih dengan keluarga sahabatnya itu.

"aku akan tinggal sebentar disini, sementara aku akan mencari kerja setelah itu aku akan pergi dan mencari kontrakan" ucap Santi sambil mengusap air matanya.

"mas gimana kalo Santi tinggal disini aja, jadi aku nggak kesepian saat kamu kerja, Santi kan bisa bantu bantu aku" seru Bella kepada suaminya.

Dhani yang dari tadi diam menyimak kisah dari Santi akhirnya membuka suara.

"iya sayang lagipula biar kamu enggak kecapekan." ujar Dhani mencubit hidung Bella dengan gemas.

"mas tanganmu akan aku patahkan nanti jika kau menyentuhku lagi" gerutu Bella mengusap hidungnya yang habis dicubit oleh Dhani

' sombong sekali dirimu, lihat saja Bel aku sudah muak dengan kehidupan mu yang lebih baik dariku ' Batin Santi yang mulai sedikit kesal.

"Kalo bisa sampai dia menikah ya mas?" tanya Bella lagi pada suaminya.

"Iya bawel ku sayang" Dhani pun akhirnya meninggalkan Bella dan Santi ke kamarnya.

' kesempatan, aku akan merebut kebahagian. Aku juga ingin merasakan kebahagiaanmu Bel,!" Ujar Santi dalam hatinya lagi.

Bella pun mengantar Santi ke kamar tamu dimana tempat Santi akan tidur dan berteduh. Santi pun mengangguk dan mulai membereskan dan membersihkan diri. Setelah mengantar Santi, Bella pun juga menuju kamarnya dan menyusul Dhani yang menunggunya di kamar.

"mas sudah sore belum mandi?" tanya Bella yang melihat suaminya malah asyik bermain handphone dengan rebahan.

"nunggu kamu" ucap Dhani yang mematikan handphonenya. Lalu Dhani beranjak dari tidurnya dan menuju ke arah Bella yang habis menutup pintu. Bella kaget saat melihat suaminya sudah berada di belakangnya.

"ya ampun mas bikin kaget aja sih" kesal Bella mengusap dada nya karena kaget.

Dhani hanya tersenyum melihat istrinya. Tanpa aba aba pun Dhani meringkuh tubuh Bella ke gendongannya. di gendongnya tubuh Bella secara bridal. Bella hanya tersenyum memeluk erat tubuh suaminya.

"nggak mandi dulu?" tanya Bella yang masih di gendongan Dhani.

"Nanti aja barengan" seru Dhani dengan tersenyum dan menaruh tubuh Bella di atas.ranjang dengan pelan.

Mereka pun melakukan penyatuan di sore itu.

Di depan Santi sedang berada di depan pintu kamar Bella dan mendengar semua apa yang dilakukan Bella dan suaminya. Pasalnya Santi ingin menanyakan sesuatu pada Bella namun terhenti dan mendengar dan membayangkan kejadian di balik kamar Bella dan Dhani.

' menyebalkan!, lihat saja nanti ' Santi pun akhirnya kembali ke kamarnya dengan keadaan merasa kesal dan terbakar api cemburu.

"apa mas tidak marah denganku ah mas pelan dong" ujar Bella di tengah tengah kegiatan mereka.

Dhani pun menghentikan kegiatannya dan menatap wajah Bella dengan intens lalu tersenyum.

"buat apa mas marah hem?" seru Dhani dan melanjutkan kegiatannya.

"ya buat Santi tinggal bersama kita em ah" Ujar Bella dengan memejamkan matanya menikmati sentuhan yang diberikan oleh Dhani dan membalas ritme yang diberikan oleh Dhani.

"selama kamu bahagia mas gapapa kok, lagian biar kamu ada temen dan bantuin kamu" ujar Dhani.

"makasih mas"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!