NovelToon NovelToon

The Secret Of Magic

INTRO

Gadis remaja bernama MELATI, adalah anak yang di anggap cupu di kampusnya. Ia selalu di juluki gadis kutu buku.

Dengan ciri khas kaca mata dan rambut yang selalu di kuncir. Namun melati anak yang cerdas dan kaya. Ia menggunakan mobil ke kampusnya, cara berpakaiannya pun cukup modis. Hanya saja, dia tidak pandai bergaul, dan juga tidak ada yang mau berteman dengannya, kecuali sahabat satu-satunya bernama BELLA.

_

Akhir semester, Kampus universitas XY, melaksanakan kegiatan mendaki gunung bersama.

Gunung tinggi dan hutan yang lebat serta jalan yang licin, membuat mereka harus waspada dan sangat berhati-hati.

"Anak-anak.. Hati-hati ya.!!  Jangan sampai ada yang terpisah." Ujar salah satu dosen pembimbing bernama fery itu kepada mahasiswanya.

"Baik pak.!!"

Melati dan bella berjalan paling belakang.

"Mel, aku baru kali ini mendaki gunung, aku seneng tapi agak takut." Tutur bella, sahabat melati.

"Iya bell. Aku juga gitu, apa lagi akhir-akhir ini banyak pendaki yang hilang di gunung, jangan sampai kita terpisah ya." Jawab melati pada sahabatnya.

"Baiklah. Tetap dalam rombongan, hati-hati, banyak tebing curam."

Ditengah perjalanan.

"Anak-anak, saat ini kita sudah memasuki pertengahan jalan menuju puncak. Hari mulai gelap, kita bermalam dulu disini saja, mari kita tegakkan tenda, kalian harus bekerja sama untuk mencari kayu bakar dan air." Tutur pak fery dan dosen lainnya.

"Pak. Aku dan bella akan mencari air, tadi kita menemukan sumber mata air." Ujar melati memberikan usul.

"Baiklah.. Kalian hati-hati, jangan pulang terlalu gelap."

"Baik pak."

Melati dan bella pergi membawa ember kecil menuju kearah mata air.

"Bel. Kamu tetap dibelakangku ya, jangan sampai kita terpisah, disini banyak tebing curam, hati-hati." Ujar melati yang berjalan didepan bella.

"Iya. Kamu tenang saja." Sahut bela sambil membuntuti melati.

Bella melihat seseorang berada disamping nya. Tapi melati tidak merasakan akan hal itu

"Haii.. Kamu bella kan.?"  Tanya pria itu pada bella.

"Iya.. Kamu siapa ya.? Kok aku baru liat." Jawab bella heran.

"Aku Reno, aku yang menjaga kawasan ini, aku akan melindungi kalian. Ayo ikut aku. Akan aku tunjukan mata air yang besar."

"Iya deh, boleh." Nampaknya bella sudah terhipnotis oleh pria tampan yang tak ia kenal itu.

Bella memisahkan diri dari melati, seakan dia lupa padanya.

Melati menyadari bella yang dari tadi tidak bersuara, lalu melihat kebelakang. Betapa kagetnya dia melihat bella sudah tidak ada lagi dibelakangnya.

"Bella...!!!  Bella.!!  Dimana kamu.!!? Jangan bercanda.. Ayo keluar.!!" Teriak melati kencang dan panik.

"Bella... Keluar,,.!!  Jangan bikin aku marah ya.!!" Melati mulai cemas, dan menganggap ini masalah yang serius.

Melati berlari kesana kemari untuk mencari bella.

Tibalah dibawah pohon yang sangat besar juga tinggi. Melati mendengar suara dari semak-semam. Kemudian dia bergegas melihatnya.

"Bel.. La...." Melati terdiam ketika mendapati bella yang sedang bersama seorang pria tampan dibalik pohon dan semak-semak yang tinggi.

"Huuhh.. Ternyata bella disini dengan seoarang pria."  Melati merasa lega karna sudah menemukan bella

"Tunggu..!!  Aku belum pernah melihat pria itu sebelumnya, siapa dia.??"

Melati hanya diam bersembunyi sambil menunggu bella kembali, dia berjaga-jaga supaya tidak terjadi apa-apa pada bella.

"Hhmmm... Ahhh.."

Desahan terdegar oleh melati, sesekali ia mengintip sahabatnya itu tengah bercumbu dengan pria yang baru ditemuinya.

Melati yang seorang kutu buku, dengan kaca matanya yang khas, belum pernah melihat ataupun melakukan adegan yang dilakukan bella dengan pria itu. Karna selama ini dia belum pernah merasakan jatuh cinta ataupun dicintai, tidak ada satu priapun yang mendekatinya karna mereka menganggapnya cewek udik.

"Ahhhh... " Teriakan keras dari suara bella.

Melati yang mendengar bella menjerit langsung berdiri dari tempat persembunyiannya.

"Aaaa...!!" Teriak melati sambil menutup mulutnya. karna melihat pria yang bersama bella itu berubah menjadi sangat menakutkan. Wajah nya yang tampan itu seketika berubah menjadi seperti wajah srigala. Seluruh tubuhnya berbulu hitam dan tajam seperti duri, telinganya menjadi panjang dan runcing,  serta mengeluarkn ekor yang sangat panjang penuh dengan bulu-bulu yang tajam. Giginya yang bertaring panjang sedang tertancap dileher bella.

Bella melihat melati di semak-semak, namun a mengisyaratkan dengan matanya seakan dia menyuruh melati pergi sambil meneteskan air mata.

Bella yang sedang dalam ambang kematian dan tidak bisa bergerak karna mahluk itu membelit tubuhnya, lidahnya yang panjang dan bercabang dua.

Melihat itu, melati tidak bisa diam diri. Kemudian ia mencari potongan kayu besar, mencoba mendekati mahluk itu dari belakang dan melemparkan balok kayu itu keatas kepalanya,

Namun, mahluk itu menyadari bahwa ada seseorang dibelakngnya, diapun menatap kearah melati dengan mata merahnya yang menyala, melati sangat ketakutan sampai tubuhnya beregetar, dia tidak percaya dimuka bumi ini ada mahluk yang sangat menyeramkan seperti itu.

Mahluk itu kemudian menyerang melati, ia mencambukkan ekornya yang panjang itu kearah melati. Melati terpental  berpuluh-puluh meter sampai dia tak sadarkan diri.

Di sisi lain. Mahasiswa dan guru pembimbing menyadari bahwa melati dan bella belum juga kembali dari mencari air.

Hari sudah mulai gelap, membuat mereka semua cemas.

"Anak-anak. Kalau sampai jam tujuh malam ini melati dan bella belum juga kembali, kita harus pergi mencarinya." Ucap guru pembimbing tersebut.

"Maaf pak. Mereka pergi sudah cukup lama,  saya  khawatir terjadi apa-apa pada mereka, bagaimana kita cari saja mereka sekarang, mumpung belum terlalu gelap." Timpal kenzo.

Kenzo adalah ketua tim dari pendaki ini, dia juga satu-satunya cowok yang peduli dengan melati.

"Baiklah, kalau begitu kita berangkat sekarang, bawa senter kalian masing-masing. Kita akan berpencar, kalau sampai larut mereka juga belum ditemukan, segeralah kembali ketenda kalian, kita akan bertemu lagi disini."

"Baik pak.!!"

Semua orang mulai menelusuri hutan tebal itu, makin masuk ke dalamnya, makin menggelapkan pandangan mata.

"Melati..!!!  Bella..!!  Dimana klaian.."

"Melati...!!  Bella..!!"

Teriakan-teriakan tanpa henti memanggil mereka berdua. Makin lama makin dalam mereka menelusuri hutan, namun tidak ada satu pun petunjuk yang mereka dapatkan.

_

Dalam gelapnya malam, tidak ada satu orang pun berada di dekat melati, dia melihat bayanganya sendiri di sebuah genangan air yang terpapar sinar rembulan.

Betapa kagetnya dia melihat wajahnya yang sangat cantik tanpa menggunakan kacamata, dengan sebuah mahkota perak diatas kepalanya dan menggunakan baju serba putih bak peri dewi kayangan.

Tiba-tiba genangan air itu tertutup oleh bayangan. Melati melihat keatas, nampak ada beberapa orang yang terbang menutupi cahaya bulan menuju ke arahnya.

Mereka turun tepat didepan melati, ada tiga sosok yang berjubah putih dengan menggunakan penutup kepala. Mereka tertunduk memberi hormat pada melati.

"Siapa kalian.?!" Tanya melati sambil melangkah mundur dan sedikit takut.

"Yang mulia putri melati, jangan takut, kami tidak akan menyakitimu." Jawab salah seorang berjubah itu.

"Apa mau kalian.?" Tanya melati kembali.

"Yang mulia putri melati, kami adalah utusan yang mulia ratu. Mohon yang mulia putri ikut pulang bersama kami, kami sudah sangat lama mencari yang mulia putri, dan baru kami temukan." Sahut yang lainnya.

"Tidak.!!  Aku tidak mau.!!  Pergi kalian.!!" Teriak melati sambil menangis ketakutan.

Sinar yang terang dan begitu silau, terpancar di wajah melati.

Ketika ia membuka mata, ternyata itu adalah sinar matahari pagi yang membangunkannya dari pingsan semalaman.

"Haahh.. Haah.. Sukurlah, ternyata itu cuma mimpi.. Tapi siapa mereka?"  Melati yang baru saja sadar, berusaha mengingat mimpinya kembali.

"Aku harus pergi mencari bella, semoga dia baik-baik saja." Gumam melati sambil berlari menuju tempat kejadian tadi malam.

Setibanya disana. "Loh.? Dimana pohon besar tadi malam? bukankah disini? Kenapa tidak ada.?"  Melati bingung karna pohon tinggi yang besar itu hilang,

Ia pun meneruskan mencari bella. "Bella... Bella...!!  Kamu dimana,?" Teriak melati sambil berlari kesana kemari mencari bella dengan luka dipunggungnya.

Melati sangat lelah, bajunya sudah ternodai oleh bercak darah akibat lukanya.

"Melati..!!!  Melati..!!" Teriakan mahasiswa pagi itu yang mencari keberadaan melati,.

"Hah..  Itu suara mereka.

Kak Kenzo..!!  Pak fery..!!  Teman-teman..!!  Aku disini.. Aku disini.!! " Teriak melati dari kejauhan.

Langkah demi langkah dia berjalan mendekat kearah teman-temanya,

Melati yang saat itu sudah tidak berdaya, karna kelelahan dan juga lukanya menyebabkan banyak kehilangan darah, dia hanya bisa bersandar dibawah pohon, karna sudah tidak sanggup lagi berdiri.

Ia hanya menunggu dan berharap  teman-temanya segera menemukan dia.

Langkah mereka terdengar makin dekat, melati bersukur tidak lama lagi mereka akan menenmukan dia masih dalam keadaan hidup.

"Pak..!!  Aku menemukan melati disini cepat kemari..!!" Teriak kenzo memanggil guru dan teman-temanya.

Kenzo yang terlebih dahulu menemukan melati sangat khawatir melihat kondisi melati yang penuh darah dan luka goresan. Kenzo meletakan kepala melati dalam pangkuanya, sedangkan melati sudah tidak sadarkan diri.

"Mel..!!  Melati. Bangun. Kamu harus tetap sadar" Ujar kenzo dengan penuh rasa khawatir. Dia mengusap wajah melati yang penuh darah itu.

Semua mahasiswa mulai berdatangan menghampiri mereka untuk melihat keadaan melati yang masih berbaring dipangkuan kenzo.

Mendengar keramaian mereka yang mencemaskannya, melati pun membuka matanya perlahan. Semua orang tidak ada yang menyadari bahwa ada yang berubah dari melati.

"Mel.. Sukurlah kamu sadar."

"Hemm. Punggungku sakit sekali." Rintih melati dengan suara lemas.

"Kamu tahan ya.. Kita akan segera turun dan membawamu kerumah sakit." Pungkas kenzo ambil menopang melati.

"Kenzo.. Apa perlu bapak bantu.?" Ujar pak fery.

"Tidak perlu pak. Biar saya yang menggendong melati kebawah. Tapi tolong suruh teman-teman  bawakan barang-barang melati ya pak." Jawab kenzo sambil berdiri menggendong melati.

"Baiklah nanti bapak akan meminta siswa untuk membawakan barang mati" Sahut pak fery sambil membantu kenzo berdiri.

"Terimakasih pak.!!  Aku jalan dulu."

Semua nggota pendakian turun perlahan kebawah gunung. Dan membatalkan pendakian mereka.

Melati yang dalam gendongan kenzo masih dalam keadaan setengah sadar.

"Kak ken.. Apakah bella sudah ditemukan? Bagaimana keadaanya.?" Tanya melati terbata-bata.

"Mel. Kamu jangan khawatir, kita sudah menemukan bella tadi malam." Jawab kenzo berusaha menenangkan kekhawatiran melati.

"Emm.. Sukurlah.. Tapi bagaimana keadaanya.?"

"Sudah.. Sudah.. Jangan terlalu banyak bicara dulu." Jawab kenzo berusaha menutupi kebenaran dari bella.

"Hemm.. Baiklah.." Melati sedikit lega mendengar bella telah di temukan, namun ia belum mengetahui keadaan bella yang sesungguhnya.

•••

BERSAMBUNG

Like. Komen. Vote. Favorite🙏

Perubahan baru

Beberapa jam kemudian. Tibalah mreka dirumah sakit.

Dokter langsung menangani melati, mengambil tindakan oprasi pada punggungnya yang luka cukup dalam.

Dokter sangat heran melihat luka pada tubuh melati, banyak goresan seperti tusukan duri tajam, namun dokter tidak menemukan adanya duri ataupun bekas kayu didalam luka melati.

_

Tiga sosok berjubah putih itu datang lagi. Masuk kedalam mimpi melati.

"Yang mulia putri melati,, ikutlah pulang bersama kami, dunia ini sangat bahaya untuk kau tinggali." Ujar mahluk berjubah itu.

"Mau apa kalian.?!!  Dari mana kalian tau namaku.?" Teriak melati.

"Yang mulia putri melati, ditubuhmu terdapat suatu tanda yang membuat kami mengenalimu, sebelumnya tanda itu hilang, namu sekarng muncul kembali.

Ditubuh yang mulia terdapat beberapa kekuatan yang belum yang mulia ketahui, namun tidak akan lama lagi, kekuatan itu akan muncul, ada beberapa elemen dalam tubuh yang mulia." Ucap sosok tersebut.

"Tidak...!!  Aku tidak percaya..!!  Pergi kalian..!!  Pergi..!!"

Melati berteriak kencang dan langsung sadar dari koma nya setelah operasi.

Kenzo yang berada didekat melati langsung menyadari bahwa melati sudah sadar. Ia segera mendekati melati.

"Mel.. Kamu sudah sadar.? Sukurlah, aku panggilkan dokter dulu ya." Kezo meninggalkan melati untuk memanggil dokter.

Melati hanya diam dengan pandangan yang kosong.

Hmmm.. Mimpi itu datang lagi, apa sebenarnya arti mimpi itu.? Siapa mereka.?Mengapa mereka memanggilku yang mulia.?

Dokter tiba, dan langsung memeriksa keadaan melati, dokter sangat kaget dengan hasilnya.

"Gimana keadaan melati dok.?"  Tanya kenzo.

"Baik, Sangat baik, Lukanya sudah mulai mengering, detak jantung normal, dan semuanya sudah normal. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi." Jelas dokter

"Sukurlah dia cepat sadar, aku sangat cemas" Kenzo merasa lega.

"Ini adalah mukjizat, hanya dalam beberapa menit saja dia sudah sadar dari koma, dan lukanya pun mengering secepat itu, bahkan bisa dikatakan dia sudah sembuh total." Tambah dokter.

"Kalau begitu. Apa dia sudah boleh pulang dok.?"

"Tentu.. Hari ini juga langsung bisa pulang."

"Baiklah dok. Terimakasih."

Setelah dokter pergi, kenzo mendekati melati.

"Mel.. Kamu kenapa? diam saja dari tadi. Kamu hari ini sudah boleh pulang loh. Aku bantu kamu ya?"

"Kak ken. Apa orang tuaku sudah tau kalau keadaanku begini?" Tanya melati masih dalam pandangan kosong.

"Emm.. Itu.. Maaf mel, guru pembimbing tidak mengizinkan  untuk memberitahu keluarga kamu, karna tidak ingin mereka khawatir, tapi kamu tenang saja, pak fery yang bertanggung jawab atas oprasi kamu." Jelas kenzo.

"Tidak apa kak, lebih baik mereka tidak mengetahuinya. Nanti mereka mencemaskanku.

Kak. Nanti sore saja antar aku pulang, siang ini aku mau ketaman kota dulu, aku mau menyendiri dulu."

"Baiklah, aku antar kamu ya. Aku akan menjaga kamu dari kejauhan, kamu kan baru saja sembuh, takutnya terjadi apa-apa" Kenzo menatap mata melati.

"Baiklah terserah kak kanzo saja."

_

Sore hari, kenzo mengantar melati ke taman kota. Dari kejauhan ia mengawasi melati yang tengah duduk terdiam dibangku taman.

"Apa sebenarnya yang terjadi pada melati dan bella tadi malam?, kenapa tubuh bella bisa seperti itu. Apa yang menyerang mereka?  Aku ingin sekali bertanya pada melati, tapi takutnya dia masih shok mengingat hal itu." Gumam kenzo.

Melati tertunduk diam dalam pandangan kosong yang lagi duduk dibangku taman kota.

"Mahluk apa itu sebenarnya?  Dia sungguh menyeramkan. Bagaimana keadaan bella, kenapa kak kenzo tidak mau memberi tahuku. Apa aku harus mencari bella?"

Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa hari sudah sore, namun melati masih duduk dibangku taman tanpa mengubah posisi dengan pandangan kosong.

"Mel. Pulang yuk, sudah sore. Aku antar kamu ya.?" Tiba-tiba kenzo datang mendekati melati membuatnya kaget.

"Kak ken? Baiklah, ayo kita pulangl."

Setibanya dirumah melati, ia mengetuk pintu. Namun tidak ada jawaban.

"Mel, sepertinya dirumah kamu tidak ada orang." Ujar kenzo.

"Iya. Ayah dan bunda pasti sibuk dengan kerjaanya. Ya sudah, ayo masuk dulu kak."

Saat melati dan kenzo masuk, seorang asisten rumah tangga muncul dari dapur dan menyapa kedatangan mereka.

"Selamat datang nona, tuan." Ucap pembantu yang bernama bik mirna itu.

"Iya bik. Oh iya bik, apa ayah sama bunda lagi kerja?  Ini kan hari minggu.?" Tanya melati pada bik mirna.

"Iya non.. Nyonya dan tuan dinas keluar kota dua hari yang lalu. Sepertinya hari ini mereka pulang non."

"Oh begitu? Bik tolong buatkan kak kenzo minum ya."

"Baik non." Bik mirna melangkah ke dapur sambil berpikir ada yang berubah dari anak majikan nya itu.

Beberapa saat kemudian, bik mirna kembali lagi dengan membawa makanan ringan dan secangkir teh. "Tuan ken, ini tehnya, silahkan diminum."

"Baik bik, terimakasih ya."

"Sama-sama tuan,, bibik kebelakang dulu ya."

Ketika bik mirna pergi, kenzo memulai percakapannya dengan melati.

"Mel.. Apa aku boleh menanyakan apa yang terjadi digunung waktu itu?"

"Maaf kak. Aku tidak ingin membahas itu. Dan tolong jangan ungkit lagi soal itu." Sahut melati tertunduk.

"Baiklah. Aku tidak akan membahasnya lagi. Sepertinya kamu sudah pulih, aku pulang dulu ya mel."

"Iya kak, terimakasih sudah banyak membantuku hari ini." Ujar melati tersenyum.

Setelah kenzo pulang, melati langsung menuju kamarnya. Ia duduk didepan meja riasnya sambil bercermin.

"Haah? Aku lupa kaca mataku kemana ya?" Melati baru menyadari kalau dia tidak menggunakan kaca mata lagi.

"Mataku tidak buram lagi kalau kalau tidak menggunakan kacamata.? Aku akan mencoba membaca buku untuk mengetahuinya."

Melati membaca buku tanpa menggunakan kacamatanya. Dan benar, dia bisa melihat tulisan dengan jelas.

"Waahh.. Benar! Aku bisa melihat tulisan ini dengan sangat jelas tanpa kacamata" Melati begitu riang namun heran dengan matanya.

"Tapi, sepertinya  warna mataku agak berubah ya.? Jadi lebih coklat terang, tadinya memang coklat, tapi tidak seterang ini. Aku baru menyadari kalau dari tadi aku tidak menggunakan kacamata."

Tiba-tiba melati merasakan panas pada punggungnya. "Aduuhh.. Punggungku panas sekali. Ada apa ya?"

Melati merasakan panas pada luka dipunggung nya, diapun merabanya dengan pelan.

"Wahh.. Tanganku..!!  Seperti kena setrum, panas sekali. Kenapa ya.?"

Melati merasakan ada yang aneh pada tubuhnya sambil menatap kedua telapak tangannya.

Dia mengingat kembali kejadian tadi malam.

"Tadi malam aku terlempar jauh akibat pukulan dari ekor mahluk itu. Sakitnya sampai ketulang, terasa tertusuk duri tajam. Aku merasa seperti disengat listrik dan panas seperti terbakar.

Tapi mengapa aku bisa pulih begitu cepat?Apakah benar kata orang yang ada dalam mimpiku itu, bahwa aku mempunyai kekuatan? Tapi bagaimana aku bisa percaya?

Tapi.. Jika dia benar,, aku akan mencoba nya."

Melati mencoba mengeluarkan kekuatan melalui telapak tangannya dan mengarahkannya keatas. Namun tidak ada hal yang terjadi.

"Ahh.. Sudahlah. Mungkin itu memang cuma mimpi saja."

Dari bawah, terdengar orang tua melati sudah kembali. Ia pun bergegas keluar dari kamarnya.

"Melati.. Sayang..!!" Panggil bunda melati.

"Waah, Ayah, Bunda. Kalian baru pulang?"

"Iya sayang. Ayah dan bunda membawakanmu buah tangan." Ucap ayah melati kepada putri semata wayangnya itu sembari memberikan bungkusan yang berisi boneka kesukaan melati.

"Wahh.. Boneka beruang.!  Aku suka. terinakasih ayah, bunda."

"Iya sayang sama'sama. Oh iya. Bagaimana pendakian kamu? Kenapa pulang cepat?"

"Iya, karna ada sebuah insiden yang aku alami bersama bella, makanya kita membatalkan pendakian ini." Jelas melati.

Orang tuanya kaget, dan meminta melati untuk menceritakannya.

Melati pun menceritakan kejadian yang menimpanya dan bella dihutan gunung tersebut. Ayah dan bunda melati sangat kaget mengetahui putrinya mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawanya itu.

"Ayah. Bunda, kalian percaya kan apa yang melati ceritakan?"

"Iya sayang. Bunda dan ayah percaya kok. Anak bunda tidak pernah berbohong." Timpal bundanya.

"Bunda.. Apa kalian tidak menyadari ada perubahan dariku,?"

"Perubahan apa sayang?" Tanya ayahnya.

"Kalian lihat mataku. Aku bisa membaca tanpa menggunakan kaca mata lagi. Dan warna mataku juga berubah menjadi coklat terang."

"Hah? Iya ya.. Kenapa bisa begini?" Tanya bunda melati bingung.

"Mel. Apa sebelumnya kamu pernah merasakan atau mengalami sesuatu?"  Tanya ayah melati.

"Iya.. Saat aku tidur ada tiga sosok yang datang menghampiriku, dan mereka menyebutku yang mulia tuan putri melati. Mereka mengatakan kalau ditubuhku terdapat beberapa elemen kekuatan. Tapi aku tidak percaya." Jelas melati.

"Kalau begitu.. Kamu harus hati-hati, jangan terlalu sering keluar rumah, dan jangan ikut mendaki lagi." Sahut ayah melati.

"Sayang, Bunda kekamar dulu ya. Kita mau istirahat. Nanti malam kita bahas lagi." Ujar bunda melati sambil mengecup keningnya.

_

Malam harinya.

"Bun.. Bagaimana ini? Apa benar mereka akan membawa melati? Sepertinya waktunya sudah dekat." Ujar ayah melati

"Tidak.!!  Bunda tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bunda akan melakukan cara apapun supaya melati tetap bersama kita. Dia anak kita satu-satunya."

"Tapi kita tidak bisa menentang mereka bun. Ini sudah takdir.!"

"Tidak.!!  Dulu kita pernah menghilangkan tanda itu, tapi kenapa mereka bisa menemukan melati, apa tanda itu sudah muncul lagi?" Sahut bunda melati.

"Kita akan mengetahuinya setelah kita melihatnya, nanti bunda pura-pura saja melihat luka pada punggungnya."

"Baiklah.. Ayo kita tidur dulu, besok kita pikirkan lagi caranya."

Tiga sosok berjubah itu muncul dalam kamar mereka.

"Aku ingatkan sekali lagi pada kalian, jangan pernah mencoba untuk menghilangkan tanda itu lagi dari tubuh yang mulia putri melat. Kalau tidak, kalian akan tahu akibatnya.

Mata yang mulia putri melati sudah mulai berubah, itu tandanya semua kekuatanya sudah aktif.

Tunggu saat dia berumur 23 tahun, matanya akan menjadi warna perak, siapapun tidak bisa lagi menghalangi langkah dan keinginanya."

"Tidak.!! "

Ayah dan bunda melati bangun secara bersamaan, dengan keringat yang bercucuran, mereka mengalami mimpi yang sama.

"Yah.. Apa mimpi kita sama lagi?" Tanya bunda.

"Iya. 3 sosok itu muncul lagi dalam mimpi untuk memperingati kita, sebaiknya kita pasrah saja."

"Tidak! Bunda tidak setuju, bagaimana pun melati itu anak kita. Sudahlah, bunda bangun dulu mau liat melati."

Tak terasa, pagi datang begitu cepat. Mimpi itu memang nyata, karna selalu datang.

Bunda pun ke kamar melati untuk melihatnya.

"Mel.. Apa bunda boleh melihat luka dipunggungmu."

"Baiklah bun."

Melati yang kebetulan baru selesai mandi langsung menunjukan lukanya pada bunda nya.

Bunda melati bukan ingin melihat luka pada punggung anaknya itu melainkan ingin melihat tanda pada lehernya. Wajah bunda kaget setelah melihat tanda itu muncul kembali dan lebih terang, bentuknya pun sudah sangat jelas.

•••

BERSAMBUNG

Like. Komen. Vote.🙏

The Magic

Hari ini melati pergi kekampus dengan mobil kesayangannya yang berwarna merah itu.

Biasanya mahasiswa selalu memandangnya sebelah mata, walau pun dia orang kaya. Tapi sekarang...

Dia sudah berubah. Melati melangkah berjalan masuk kampus, tampilanya begitu menawan, rambutnya berwarna coklat pekat, terurai panjang.

Baju terusan seksi diatas lutut yang berwarna putih. Dan yang paling penting, sudah tidak ada lagi kacamata yang menutupi mata coklatnya yang indah itu.

"Waahhh.. Apakah itu melati? Kenapa dia bisa cantik sekali?" Ujar setiap orang yang melihatnya.

Semua mata tertuju padanya saat ia melintas. Melati bagaikan seorang dewi yang sangat cantik.

"Kenapa mereka memandangku seperti itu? Apa ada yang salah dengan ku? " Pikir melati dalam hati, karna ia baru sadar bahwa dia jadi perhatian banyak orang.

"Ehh.. Itu kak kenzo? Kak kenzo! Tunggu!" Melati bergegas menghampiri kenzo.

"Mel. Ada ap..." Kenzo menghentikan ucapannya.

Wahh.. Melati kok cantik sekali hari ini, wajahnya cerah  Sekali.

"Kak. Aku mau tanya. Dari kemarin aku belum tau kabar bella. Apa kak kenzo bisa memberitahuku?"

"Baiklah. Tapi kita bicara di kekantin saja sambil sarapan."

Melati dan kenzo bergegas menuju kantin kampus.

"Mel.. Apa kamu benar-benar ingin tahu keadaan bella kemarin?" Tanya kenzo menatap melati.

"Iya, ceritakan saja. Aku tidak apa-apa."

"Baiklah. Saat itu kami menemukan bella pada pukul sembilan malam, didalam hutan yang sudah sangat jauh dari tenda kita, bahkan jaraknya pun sangat jauh dengan keberadaan kamu malam itu.

Disekujur tubuhnya banyak sekali luka-luka, dan juga ada bekas gigitan sesuatu dilehernya." Jelas kenzo singkat.

"Kak. Apakah dia masih hidup? Apakah bella masih bisa diselamatkan?" Tatap melati.

Kenzo hanya diam, ia takut menceritakanya, melihat melati begitu cemas.

"Kak kenzo. Jawab! Apa bella masih selamat?!" Ulang melati.

"Kak. Tolong.! Tolong ceritakan semuanya, aku akan mencoba menerima apa pun yang terjadi  padanya." Tegas melati.

"Baiklah.. Bella sudah tiada." Jawab kenzo lemas.

"Apa?? Tapi bagaimana keadaanya saat kalian menemukanya?" Tanya melati, matanya mulai berkaca-kaca.

"Saat itu tubuh bella sangat mengenaskan, darahnya kering, tangan dan kakinya kaku, seperti terbelit sesuatu. Dan yang paling mengherankan adalah seluruh tubuhnya hangus seperti terbakar, tapi wajahnya masih seperti semula, tidak luka ataupun gosong." Lanjut kenzo.

"Sesadis itukah? Aku tidak menyangka. Mengapa bella pergi secepat ini. Semua ini salahku, kalau saja aku tidak mengajaknya untuk mencari mata air, pasti dia masih disini. hiks..hiks.." Melati merunduk menyalahkan dirinya sendiri.

"Mel.. Ini bukan salah kamu, ini sudah takdirnya. Sekarang bella sudah dimakamkan. Dia sudah tenang disana?" Kenzo mengusap bahu melati untuk menenangkannya.

"Kak.. Bisakah kamu menemaniku berkunjung ke makam bella sore nanti?"

"Aku akan menemanimu.

Baiklah, ayo kita masuk kelas sekarang"

Kenzo dan melati pergi ke kelas setelah menghabiskan makan. sementara kenzo pergi ke kelas temannya.

Saat melati memasuki kelas, tubuhnya jadi basah kuyup akibat di guyur air yang jatuh dari dalam ember di atas pintu kelas.

Tapi melati tidak kaget lagi, karna setiap hari mereka selalu menjahilinya dengan berbagai cara.

"Heeiii semuanya! Lihat nih.. Si cupu sudah datang." Ujar teman sekelas melati.

"Hei, dia itu bukan cupu lagi loh, sekarang dia sudah cantik tanpa kaca mata nya. Haha" Timpal lainnya.

"Memangnya kenapa kalau dia sudah cantik, palingan juga dia menggunakan softlens, secara kan dia anak orang kaya. Hahaha."

"Bener tuh. Sekali udik, tetap saja udik.

Ayo kita jambak dia seperti biasa. Hahaha"

Melihat kelakuan mereka. Amarah melati memuncak.

"Cukup!! Hentikan!!."

Melati teriak sekencangnya, gelombang suara yang keluar dari mulutnya membuat semua lampu pada ruangan kelas pecah dan terbakar hangus.

Baju melati yang basah itu tiba-tiba menjadi kering, matanya berubah menjadi perak seketika, namun kembali lagi kesemula.

Melati sadar dengan apa yang dilakukanya, dia langsung pergi meninggalkan ruangan kelas.

_

Setibanya dibelaknag kampus, melati menangis.

"Apa yang terjadi?  Apa yang sudah aku lakukan?

Apa benar aku mempunyai kekuatan?"

Melati berdiam diri cukup lama hingga ia lelah.

Tiba-tiba semuanya gelap, seakan melati berada ditempat yang sangat luas tiada batas.

"Dimana aku?  Apa aku bermimpi lagi? Tapi barusan aku ditaman belakang kampus." Ujarnya bingung.

"Ini bukan mimpi." Jawab seseorang.

Putri menoleh ke belakangnya. tiga sosok berjubah itu kembali lagi.

"Kalian?  Mau apa lagi kalian?  Apa maksud kalian kalau ini bukan mimpi?."

"Benar. Ini bukan mimpi, kamilah yang membawa roh yang mulia kemari." Ujar mahluk itu sambil membungkukkan tubuhnya.

"Apa tujuan kalian sebenarnya?" Tegas melati.

"Tadi yang mulia sudah mengeluarkan kemampuan yang berelemen listrik."

"Apa?  Tidak, itu hanya kebetulan saja." Bantah melati.

"Bukan yang mulia, itu tadi bukan kebetulan. Kami melihat setiap kejadian. Kekuatan yang mulia akan keluar jika yang mulia memusatkannya disatu sisi. Dan kekuatan itu bisa keluar dari mana saja.

Jika yang mulia memahaminya, pasti bisa dilakukan dengan cara yang benar." Jelas mahluk berjubah itu.

"Berhenti memanggilku yang mulia!.

Aku tidak percaya pada kalian. Aku tidak ingin ada kekuatan apa pun.!"

"Yang mulia jangan cemas, kekuatan yang mulia tidak akan melukai orang jika yang mulia tidak menginginkannya. Justru kekuatan itu bisa melindungi yang mulia dari orang yang berniat jahat."

"Tidak.!  Sudah ku bilang. Aku tidak percaya.!!  Sekarang pergi kalian.!" Teriak melati.

"Baiklah yang mulia, kami ingatkan lagi, jika yang mulia ingin mengeluarkan kekuatan itu fokuslah pada satu titik, dan kekuatan itu bisa keluar dari mana saja seperti yang mulia lakukan tadi mengeluarkannya dari gelombang suara.

Belajarlah yang mulia putri melati.! Masih banyak kekuatan yang belum kamu ketahui.

Kami akan menunggumu berumur 23 tahun, saat itu mata yang mulia akan menjadi perak tepat pada hari ulang tahun yang mulia putri. Tapi kami tetap mengawasi yang mulia, kami akan muncul jika yang mulia memanggil kami atau yang mulia dalam keadaan bahaya.

Kami pamit yang mulia putri melati.

Satu lagi. Saat umur 23 tahun nanti, maka muncul tanda bunga melati putih dikening yang mulia, tapi yang bisa melihatnya hanya kami, yang mulia putri, dan juga orangtua yang mulia.

Ingat pesan kami. Kami undur diri yang mulia."

Mahluk berjubah itu menghilang secara bersamaan.

_

Sore hari, kenzo yang cemas karna dari pagi tidak melihat melati, ia pun langsung mencarinya.

Sedangkan melati baru saja sadarkan diri. "Aku pasti mimpi lagi." Batin melati.

Kenzo datang mendekati melati, kemudian menepuk pundaknya.

"Ehh. Kak kenzo.? Ada apa.?"

"Mel. Apakah kita akan pergi ke pemakamanya bella.?" Tanya kenzo tersenyum.

"Hah.? Aku belum kelas loh kak. Ini kan masih pagi." Sahut melati heran.

"Ini sudah sore mel."

"Apa? Perasaan aku baru aja duduk disini." Gumam melati.

"Mel.. Tadi pagi aku mencarimu kemana mana. kukira kamu sudah pulang duluan. Ternyata kamu rebahan disini."

"Apa mungkin aku tidur selama itu.?" Batin melati.

"Ya sudah kak.. Ayo kita ke pemakaman bella."

Mereka berdua pun bergegas ke pemakaman umum.

"Bel.. Maafkan aku.. Aku tidak menyangka akan terjadi seperti ini padamu, ini salah ku, aku tidak menjagamu dengan baik.. Maafkan aku.. Hikss.. Hiks."

Melati menangis sejadi jadinya diatas makam bella, dia sangat menyesal dengan apa yang telah terjadi. ia menyalahkan dirinya terus menerus.

Kenzo juga turut cemas dengan melati.

"Mel.. Kita pulang yuk. Hari sudah mulai gelap." Kenzo mencoba menenangkan melati, ia merangkulnya sembari membantu melati berdiri.

"Kak.. Aku tidak ingin pulang, lagi pula ayah dan bunda pasti belum pulang kerja." Jawab melati tersedu-sedu, air matanya masih bercucuran"

"Baiklah. Kamu mau kemana.?? aku akan menemanimu."

"Tidak... Lebih baik kak kenzo pulang, aku ingin sendiri dulu, aku takut akan menyakitimu." Timpal melati.

"Mel. Aku tidak takut apa pun..  Akuu...."

"Cukup! Maafkan aku kak. Tapi aku benar-benar ingin sendiri, tolong jangan cari aku." Tegas melati sedikit emosi.

"Baiklah. Aku akan pergi.. Tapi kamu jangan menyalahkam dirimu sendiri lagi." Kenzo pergi menjauh meninggalkan melati yang masih di pemakaman.

_

Langit mulai gelap, guntur sudah terdengar kuat, rintik hujan turun berdatangan, menyerbu semua orang dibawahnya.

Melati pergi berlari sambil menangis menuju danau yang ada didekat area pemakaman.

"Tiidak!!!  Ini adalah salahku.!! Aku kehilangan sahabatku itu semua karna aku.!

Tiiiiiddaaaaaaaaaakkkkk.!!!!!

Melati teriak sekencang kencangnya ditepi danau itu, untuk mengeluarkan semua amarah dan rasa penyesalanya.

Tiba-tiba gelombang air menggulung ketengah danau.

"Haah.. Kenapa.??  Kenapa gelombang airnya ketengah, bukanya ketepi danau.?

Apakah ini karna kekuatanku.? Aku tidak percaya.?

Heh.. Kalau begitu.? Aku akan mencobanya.!

"Baiklah aku mengingat pesan dari orang yang ada dalam mimpiku itu.. Fokuskan pikiran..!!

Fokus,,, arahkan tangan kedepan,, pusatkan kekuatan."

Air danau menggumpal, menggulung gulung tinggi keudara, bagaikan ular yang saling membelit.

Kemudian melati menghentikan atraksinya itu.

"Haaahhh...!!!  Ini benar benar terjadi.!!  Aku tidak menyangka.!! Apa ini kekuatan baruku.?? Aku akan memanggil mereka..

"Heii.. Kalian..!!  Cepatlah muncul.!!  Aku tau kalian pasti melihatku barusan kan.?? Cepat keluar orang orang berjubah putih.'

Ketiga sosok itu muncul lagi didepan melati"

"Hormat kami yang mulia."

Mereka tertunduk memberi hormat pada melati.

"Hah.. Kalian benar-benar datang?

Berarti selama ini aku tidak bermimpi.??"

"Tentu saja tidak yang mulia, karna kami tidak bisa berbicara langsung dengan yang mulia, tanpa diminta, maka dari itu kami hanya bisa mengajak roh yang mulia, seakan akan dalam keadaan bermimpi.?"

"Baiklah,, sekarang aku percaya pada kalian semua.

Kalian sudah melihat apa yang aku lakukan tadi kan?  Apakah itu kekuatanku yang baru.??"

"Benar yang mulia.!!  Itu adalah kekuatan dari elemen air. Jika yang mulia mempelajarinya dengan rajin, maka yang mulia bisa mengendalikan air sesuka hati."

"'Benarkah.??.."

"Tentu.!!  Apakah yang mulia tau.?? , kalau kekuatan listrik yang mulia itu berhubungan dengan petir..??"

Melati hanya diam, mencoba memahami dan mulai mempercayai.

•••

BERSAMBUNG...

like. Komen, vote

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!