NovelToon NovelToon

My Mother'S Will

BAB 1. Cobaan

...Halo semuanya...kenalin ini karya pertamaku..tolong bantu di support ya terimakasih 🙏...

"Kriiiiinggg......kriiiinggg....kriiiiinggg." Suara alarm berbunyi begitu sangat kencang di kamar Astrit.

Astrit adalah anak yang sangat susah dibangunkan.Terlebih lagi ibunya yang sangat cerewet setiap hari selalu membangunkan anaknya dengan teriakan.

"Kriiiingggg......kriiinggg.....kriiinggg...." Alarm berbunyi lagi hingga Astrit merespon nya.

"Aduuhh, berisik!" Teriak Astrit, matanya masih tertutup seraya telapak tangannya menutupi kedua telinganya.

Alarm itu terus berbunyi sangat keras. Dengan terpaksa Astrit langsung bangun dan mematikan alarmnya yang ada di meja. Meja itu berdekatan dengan ranjang Astrit.

"Hoahmm." Karena Astrit masih mengantuk, lalu ia pun kembali menuju ke mimpinya lagi alias tidur lagi.

**POV IBU**

"Udah jam berapa ini, si Astrit masih belum bangun juga." Ceriwis ibu sembari menyapu lantai rumahnya.

Karena ibu takut Astrit telat ke kampus lagi akhirnya ia menghampiri kamar Astrit.

"Tok..tok..tok...Astrit.....? Astrit bangun nak!" Teriak ibu sambil mengetuk pintu kamar.

Badan Astrit tidak ada pergerakan sama sekali saat pintu kamarnya diketuk-ketuk.

Karena tidak ada sautan suara dari Astrit, ibu langsung membuka pintunya dan ternyata Astrit masih tertidur pulas.

"Ya ampun....Astrit! ibu udah teriak-teriak dari tadi ternyata kamu belum bangun ya!? ayok bangun!" Ibu sengaja menarik selimutnya agar segera bangun.

Tapi ternyata Astrit masih malas-malasan untuk membuka matanya. Ibu langsung membuka gorden kamar Astrit dengan lebar.

Cahaya matahari pun langsung masuk ke dalam kamar dan menyinari ranjang Astrit serta wajahnya yang cantik itu.

Mata Astrit yang tidak kuat atau silau dengan cahaya nya, ia langsung membalikkan badannya dan menutupi mukanya dengan selimut.

Ibu yang melihat respon anaknya seperti itu. Akhirnya ia menarik tangan Astrit agar segara bangun dari ranjangnya.

"Ih....bu ngapain sih, Astrit masih ngantuk." Ucap Astrit dengan suara khasnya saat bangun tidur.

"Ayok bangun... ini udah siang Astrit. Apa perlu ibu bangunin kamu pakai toa?!"

Ibu terus menarik narik tangan Astrit tapi tetap saja ibu kalah kuat dengan Astrit.

Dan akhirnya ibu yang jatuh ambruk ke badan Astrit.

"Awww... ibuuuu!" Teriak Astrit karena ketindihan badan ibunya.

"Aduhhhhh...ini lama-lama ibu bisa encok gara-gara bangunin kamu." Ucap ibu sambil berusaha bangun dari badan Astrit.

"Ya itu salah ibu, lagian siapa suruh ibu tarik-tarik tangan Astrit?" Ucap Astrit seraya memejamkan matanya kembali.

"Gimana mau mandiri ni anak, bangun tidur aja masih suka dibangunin ibu, ayo cepat bangun!" Ibu menepuk pantat Astrit.

"Aduhhh Ibu... sakit." Tangan Astrit langsung memegang pantatnya.

"Lebay, udah cepetan bangun! Emangnya kamu mau telat lagi kayak kemarin?"

Astrit tidak menghiraukan ucapan ibunya. Ia lebih baik memilih untuk tidur lagi.

Tangan ibu sengaja menutupi hidung Astrit supaya bangun. Akhirnya Astrit pun bangun.

"Ih ibu... nanti kalau Astrit mati gimana?" Kesal Astrit dengan menepis tangan ibunya.

"Kalau nggak mau mati ya makanya bangun!" Ucap ibu.

"Tanpa ibu, Astrit juga bakalan bisa bangun sendiri kok!" Sombong Astrit.

"Iya bisa, bisa-bisa bangun besok kamu! Kalau bukan ibu yang bangunin kamu tiap pagi siapa? Hantu?" Ejek ibu.

"Ada kok selain ibu." Jawab Astrit.

"Siapa?" Penasaran ibu.

"Tuhhh." Astrit menunjukkan alarm yang ada di meja dengan memanyunkan bibirnya.

Ibu langsung tertawa saat Astrit menunjukkan alarm miliknya.

"Kok ketawa?" Tanya Astrit yang bingung.

"Gimana ibu nggak ketawa, alarm bodong seperti itu mana bisa membangunkan anak Dajjal seperti kamu?" Ucap ibu tanpa beban.

"Tega yah ibu, anak sendiri dikatain anak Dajjal" kesal Astrit.

"Makanya kalau bangun tidur itu yang manusiawi. Jadi seenggak nya kan bisa bantu-bantu ibu masak atau bersih-bersih rumah." Ucap ibu sembari mematikan AC kamarnya.

"Iya Bu." Singkat Astrit.

"Halah...Iya iya doang bisanya."

"Kalo diem dibilangin nggak dengerin,giliran dijawab iya, di katain cuma iya iya doang." Kesal Astria.

"Makanya buktiin dong" Tantang ibu.

"Lah ini Astrit udah bangun lebih pagi,biasanya kan agak siang." Sombong Astrit.

"Iya deh terserah kamu...yang penting anakku sekarang udah bangun. Dah buruan mandi sana, nanti telat ngampus lagi." Perintah ibu.

"Siap ibuku yang paling cantik seduniaaa!!" Goda Astrit seraya menyentuh dagu ibunya kemudian ia berlari menuju ke kamar mandi.

XXXX

Setelah selesai mandi Astrit langsung ke ruang meja makan untuk sarapan bersama ibunya.

"Selamat pagi ibu." Sapa Astrit dari tangga yang ingin turun menuju ke tempat makan.

"Eh anakku udah rapi aja, sini-sini makan dulu." Ajak ibu yang sedang menuangkan air putih ke dalam gelas.

Astrit langsung turun dan melihat ada sup buntut di meja makannya.

"Owhhh ternyata pancinya lagi dipake buat wadah sup buntut toh,pantas saja tadi ibuku nggak bawa alat legendarisnya ke kamarku." Batin Astrit sambil tertawa kecil.

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? perasaan ibu nggak ngelawak?" Tanya ibu sembari mengambilkan nasi buat Astrit.

"Nggak papa bu, cuma tadi Astrit nggak sengaja liat cicak kawin hehe." Canda Astrit lalu duduk ke kursi.

"Kamu ini ada-ada aja,udah cepat sarapan nanti telat ke kampusnya." Perintah ibu sambil menyodorkan piring yang sudah terisi nasi ke Astrit.

Setelah selesai sarapan Astrit segera berangkat ke kampus dan ibu mengantarkan sampai ke depan rumahnya.

"Bu, Astrit mau tanya sesuatu sama ibu." Ucap Astrit.

"Kamu mau tanya apa hah?" Tanya Ibu sembari mencubit hidungnya Astrit yang mancung.

"Hiksss ibu...nanti bedakku jadi hilang!" Wajah Astrit langsung menjauh sedikit ke tangan ibu.

"Owh iya, tumben anak ibu dandan biasanya burik, pasti mau ketemu seseorang yaaa?" Goda ibu sambil menyenggol badan Astrit.

"Apaan sih bu, orang di kampus Astrit lagi ada acara yeeee" Jawab Astrit yang tiba-tiba merasa gugup.

"Owh... kirain mau ketemu pacar."

Ucap ibu.

"Bukanya ibu yang ngelarang Astrit buat pacaran, lagian kenapa sih bu Astrit nggak boleh pacaran? anak ibu kan udah dewasa umur Astrit juga udah 20 tahun,masa nggak boleh suka sama lawan jenis."

"Belum waktunya nak." Jawab ibu seraya mengelus rambut Astrit.

"Ya udah deh terserah ibu, owh iya menurut ibu hari ini penampilan Astrit gimana?" Tanya Astrit lalu memutarkan badannya.

"Eemmmm..., rapih" Jawab ibu.

"Astrit cantik nggak, bu?" Tanya Astrit dengan percaya diri.

"Biasa aja,ya lumayan lah...."

"Hikss ibu, anaknya udah dandan cantik kaya gini masih dibilang lumayan." Kesal Astrit

"Yaudah,lumanyunnnnn" Canda ibu.

"Au ah, Astrit ngambek" Kesal Astrit.

Lalu Astrit menghampiri motornya di garasi kecil.

"Ya udah nih biar nggak ngambek ibu tambahin uang jajanannya." Ibu menyodorkan uang 100k kepada Astrit.

"Hehe ibu bisa aja." Senyum Astrit memakai helmnya.

"Hehe." Ejek ibu yang menirukan suara anaknya.

Setalah itu Astrit langsung berangkat ke kampus dengan menggunakan motor kesayangannya yang dulu sempat dibelikan oleh ayahnya sebelum meninggal.

Saat di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba ada sebuah kendaraan mobil yang melaju kencang, sampai-sampai roda mobil itu menginjak genangan air hingga mengguyur baju dan wajahnya Astrit.

"Heiiii!!!" Teriak Astrit dengan matanya yang melotot ke arah mobil itu.

Lalu Astrit berhenti dipinggir jalan dan memikirkan bajunya yang kotor itu.

"Aduhhh...mana ini baju putih lagi, kalo dibersihin pake air doang nggak bakalan bersih ini." Sambil memegangi bajunya yang terkena noda.

Astrit melihat di seberang jalan ada toko baju yang sudah buka. Tanpa pikir panjang Astrit langsung menyeberanginya dan segera membeli baju ke toko itu.

XXXX

"Totalnya 95k ya kak." Ucap seorang kasir.

Astrit langsung merogoh sakunya untuk mengambil uang.

"Nih mba." Astrit menyodorkan uang 100k kepada kasirnya.

"Ini kembalinya 5k ya kak, terimakasih." Ucap karyawan seraya memberikan kembaliannya.

"Ia sama sama." Astrit langsung keluar dari toko itu dan berjalan dengan cepat karena mengejar waktu.

Lalu Astrit mencari kamar mandi umum untuk mengganti pakaiannya.

Sesampai di kamar mandi umum, Astrit terus-terusan mengoceh sendiri didepan kaca karena mau tak mau ia harus menghapus make-up nya karena sudah terkena air.

"Hufftt.....sabar....sabar.....sabar.....tenangkan hati dan pikiranmu Astrit" Sambil mengelap wajahnya dengan tisu basah.

"Drrrttt...drrrttt...." Panggilan masuk

Tiba-tiba hp Astrit bergetar di saku celananya, dengan cepat Astrit langsung mengangkat nya.

"Astritttt!!! kamu dimana!?" Tanya Vina dengan suara toa nya. Vina adalah teman dekatnya Astrit.

Refleks Astrit langsung menjauhkan HP-nya dari telinga karena suara Vina sangat berisik.

"Vina! bisa nggak sih suaranya dikecilin, lama-lama kupingku rusak diteriakin kamu terus."

"Hahahaha, lagian aku tungguin kamu didepan gerbang nggak nongol nongol helmnya, emangnya kamu belum berangkat apa?" Tanya vinya sembari matanya mencari cari Astrit.

"Udah kok, cuma tadi pas di jalan aku kena apes Vin." Jawab Astrit sambil memasukkan baju kotornya ke plastik hitam.

"Apes? Kamu apes kenapa? kamu jatuh? atau motor kamu ditilang? apa jangan-jangan kamu kehabisan bensin?" Panik Vina dengan berjalan mondar mandir kaya setrika.

"Bukan. Memangnya kenapa kalo motorku kehabisan bensin?" Tanya Astrit.

"Aduhhhhh Astritttt, itu malu-maluin banget!" Jawab Vina masih sambil berjalan mondar mandir.

"Tenang saja Vin, hal seperti itu tidak akan terjadi pada Astrit jadi kamu tenang aja."

"Syukurlah kalau gitu, terus kenapa kamu masih telfonan sama aku? kamu ingin telat ya?cepatan ke sini!" Perintah Vina.

"Siap bosss on the way." Astrit langsung mematikan telfonnya. Dan beranjak pergi dari toilet itu.

Saat berjalan tiba-tiba motor Astrit mati tanpa sebab.

"Lahhh, lahhh, lahhhhh kok mati?" Panik Astrit.

"Ya.. ampun bensinnya abis." Rengek Astrit.

Astrit lupa mengisi bensin, biasanya ia selalu mengisi di pagi hari sebelum berangkat ke kampus.

"Dasar kambing! kenapa harus kehabisan bensin sih?!" kesal Astrit sambil menggeok-getok kepala motornya.

Tiba-tiba ada bapak-bapak lewa mengejek

"Lah kok nguamukkk!" Tiba-tiba ada bapak-bapak yang lewat dengan motornya.

Astrit langsung menengok ke samping dan melihat bapak-bapak itu sudah melaju jauh.

"Ya Tuhan... cobaan apa lagi ini?" Ucap Astrit.

Mau tak mau Astrit harus mendorong motornya dan mencari penitipan kendaraan.

XXXX

Sesampai di penitipan motor Astrit langsung di tanya oleh bapak-bapak yang ada disitu.

"Motornya kenapa mba?" Tanya si penjaga.

"Owh ini pak, saya mau nitipin motor." Jawab Astrit.

Astrit menyerahkan motornya ke penjaga yang ada disitu.

"Motornya mau di ambil jam berapa, mba?" Tanya bapak itu sambil memarkirkan motornya.

"Kira-kira sekitar jam duaan lah saya udah ada di sini, pak" Jawab Astrit yang sedang melepaskan helmnya.

"Okeee siap,kalau boleh tahu motornya kenapa ya mba, kok didorong?" Tanya penasaran.

"Kehabisan bensin." Jawab Astrit.

"Kenapa nggak beli aja, di situ kan ada pom bensin." Tangannya sambil menunjuk kearah pom bensin.

"Nggak deh pak, itung-itung sekalian olahraga biar sehat." Jawab Astrit dengan alasan nggak jelas.

Sebenarnya uang Astrit tidak cukup untuk membeli bensin. jadi mau nggak mau ia harus jalan kaki.

Setelah menitipkan motornya Astrit segera berjalan menuju ke kampus. Jarak Astrit dengan kampusnya hanya tinggal beberapa meter lagi.

"Ayok Astritttt....semangat....pasti kamu nggak telat.... semangat!!" Ucap Astrit dengan nafas yang tersengal-sengal karena lari.

BERSAMBUNG.....

Oh ia temen-temen, saya disini masih belajar... jadi jika ada kesalahan temen-temen bisa bantu saya buat membenarkannya.Jangan lupa like ,komen,kalo kalian suka, temen-temen bisa tambahkan ke favorit yaaa🤗🤗

Bantu support biar author semangat nulisnya 😹😹💖

BAB 2. Diusir Dosen

Setelah sampai di kampus Astrit sudah tidak melihat Vina. lalu si Astrit langsung menuju ke kelasnya dan ternyata Astrit telat, karena dosennya sudah ada dikelas.

"Jam berapa ini?" Tanya dosen dengan wajah datar dan dingin seperti hewan yang mau menerkam mangsanya.

"Emmmm maaf pak, tadi saya pas berangkat baju saya kena air dijalan, jadi saya mampir ke toko sebentar buat beli baju" Jawab Astrit dengan terbata-bata karena ia sangat gugup ketika berhadapan dengan dosen yang ia kagumi.

"Terus kenapa sampai telat? apa kamu rayu abang-abang kasir, supaya baju yang kamu beli ini gratis?" ucap dosen sambil mendekati Astrit.

Tiba-tiba semua mahasiswa yang ada didalam ruangan,langsung tertawa terbahak bahak.

"Enggak kok pak,orang kasirnya perempuan." Bohong Astrit sambil melihat teman-temanya yang sedang tertawa.

Lalu dosennya berbalik arah dan menuju ke kursi yang ia miliki saat sedang mengajar.

"Saya nggak peduli,mau kasirnya pria ataupun perempuan, bahkan bencong pun saya tidak peduli." Matanya melihat ke Astrit beberapa detik lalu kembali membuka buku yang ia pegang.

Seketika jantung Astrit langsung berdegup kencang saat dipandang oleh dosennya, tapi Astrit berusaha untuk menutupinya.

"Kalau tidak peduli, berarti saya boleh duduk kan pak?" Sambil tersenyum dengan lebar.

"Boleh" Jawab singkat tanpa melihat Astrit,karena sedang membalik balikan lembaran kertas buku pengajar.

Seketika astrit langsung ingin loncat-loncat kegirangan karena tidak dihukum,tapi ia tahan sehingga telapak kakinya saja yang ia jinjit-jinjit.

"Terimakasih pak Arya." Dengan menundukkan kepalanya seperti orang Jepang,lalu Astrit berjalan ketempat duduknya.

Baru beberapa langkah Astrit langsung diberhentikan oleh perkataan dosennya.

"Mau kemana kamu?" Tanya dosen.

"Lah saya mau duduk pak,itu bangku saya disitu tuh." Sambil menunjuk kearah kursi yang ingin ditempati

"Siapa yang nyuruh duduk di sini?"

"Bukannya tadi ba-" Belum selesai bicara, perkataan Astrit langsung dipotong oleh dosennya.

"Keluar,kamu dudu diluar!" Perintah dosen sambil melihat buku miliknya tanpa melihat Astrit.

Lalu Astrit menghampiri dosennya dengan berjalan seperti orang marah.

"Masa saya duduk diluar,nggak bisa gitu dong pak?" Bantah Astrit karena tidak terima.

Tiba-tiba pak Arya berdiri dan menatap Astrit sambil tersenyum tipis.

"Setelah mata pelajaran bapak selesai,kamu boleh masuk" Ucap dosen lalu duduk kembali.

Akhirnya Astrit menuju keluar kelas dengan hentakan kaki kesal dan duduk diluar menunggunya sampai selesai.

"Dasar dosen kejam!" sambil duduk

**Kantin**

Setelah selesai mata pelajarannya,vina langsung keluar,dan melihat Astrit tidak ada di depan,hanya bangku kosong saja yang terlihat.

"Lah Astrit kemana?" Sambil melihat kearah sekitarnya

Lalu vina menuju ke kantin untuk memastikan apakah Astrit di sana.

Dan ternyata benar,Astrit sedang duduk di kantin sambil menunggu Vina datang dan menahan kehausannya itu.

"Aduh vina kok belum datang sih" Rengek Astrit, sambil menaruh kepalanya di atas meja kantin.

Beberapa menit kemudian Astrit melihat vina yang sedang menuju kearahnya,Astrit langsung lari menghampiri vina.

"Ohhhh vinaaa temanku yang paling cantik...

Aku sudah melihat kaki indahmu ini yang sedang berjalan dari kejauhannnn.....

Dan menolong temanmu ini yang hampir mati kehausan...." Tiba-tiba Astrit membacakan puisi aslanya, sambil berakting memelas seperti orang yang hampir mati sungguhan.

Lalu Vina tersenyum ingin tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalnya.

"Kalau kau pria pasti sudah banyak wanita yang meleleh dan mabuk?" Sambil menoyor kepala Astrit.

"Aduhhhh" Akting Astrit,dan tiba-tiba jalanya seperti ingin pingsan.

"Kamu kenapa?" Panik vina karena habis menoyor kepala Astrit.

"Pusing ditoyor teman" Canda Astrit sambil memegangi kepalanya.

"Tapi temanmu ini akan membelikan minuman, memangnya kau ingin menolaknya?" Ucap vina sambil merangkul Astrit.

"Wahhhhh seketika pusingku hilanggggg, mari kita minum?" Sambil menarik tangan vina ke kantin.

Sesampai di kantin Vina langsung memesan makanan dan minuman untuk temannya yang hampir mati itu.

"Mba pesen soto ayam sama sama es teh,satu porsi aja ya?" Ucap Vina kepada mba kantin.

"Siap non!" Jawab mba kantin sambil menyiapkan mangkuk sotonya.

Setelah memesannya Vina langsung menuju tempat duduk yang sedang diduduki oleh Astrit.

"Aelah...mukanya nggak usah di memelas kaya gitu As" Sambil duduk disebelah Astrit.

"Aku nggak lagi akting ini ya Vin, beneran lemes ini" Ucap Astrit sambil meletakkan lengan dan kepalanya di atas meja.

Beberapa menit kemudian pesanannya Vina datang..

"Ini non pesanannya." Ucap mba kantinnya sambil meletakkan pesanannya ke meja.

"Owh ia mba" Saut Vina sambil menyeret mangkuk sotonya ke arah Astrit.

"Kau tidak ikut pesan?" Tanya Astrit sambil mengambil es tehnya.

"Aku masih kenyang,kamu saja yang makan" perintah Vina.

"Ya sudah" Sambil minum es teh.

Sebelumnya Vina tidak pernah melihat temanya serakus ini,dan memperhatikan sambil senyumannya tanpa ia sadari.

Tiba-tiba pundak Astrit ditepuk oleh Vina.

"Jangan lupa dibayar" canda vina.

"Haaaaa apaaa!" Kaget Astrit sampai ingin tersedak.

Yang tadinya tangan Astrit sedang bergerak kearah mulut,sekarang berhenti seperti patung dan matanya melotot Vina.

"Hahahaha kamu ini diajak becanda tidak bisa yaa?" Sambil menabok lengan Astrit.

"Aduhhhh lenganku sakit.... nanti aku tidak bisa makan gimana?" Kesal Astrit.

"Kan bisa disuapin pacar?owh ia kamu kan nggak punya pacar,wkwkw" Ejek Vina.

"Lama-lama aku makan kamu yahh!" Geram Astrit sambil menunjukkan sumpitnya ke Vina.

"Ihhh galak amat, jangan galak-galak nanti jodohmu makin jauh loo" Goda Vina dengan mengelus dagu Astrit tatapi ditolaknya.

"Aku sedang makan, jangan buat selera makan ku hilang!" Kesal Astrit lalu melanjutkan makanya.

"Ia deh ia" Jawab Vina yang sedang bermain hp.

**Diparkiran**

Setelah selesai kuliah Astrit dan vina berpisah di parkiran,dan mereka segera pulang masing-masing kerumahnya.

"Vin?" Panggil Astrit, yang masih berdiri diparkiran dan sedangkan Vina yang sudah mau masuk ke mobilnya.

"Ia kenapa As?" Vina kembali menghampiri Astrit.

"Emmm aku boleh minta sesuatu nggak?" Sambil menyodorkan tangannya seperti pengemis tanpa mempunyai rasa jaim kepada Vina.

"Hahh? apa?" Bingung Vina yang tidak tau maksudnya Astrit.

"Uwwwaaannggg" Diiringi dengan matanya yang seksi sambil mengedipkannya berulang kali seperti anak kecil.

"Haduhhhh" Sambil membalikan matanya keatas dan menepuk jidatnya si Vina.

"Heheee besok aku kembalikan,janji kok" Ucap Astrit seolah-oleh tangannya mengisyaratkan berjanji kepada Vina.

Lalu Vina segera membuka tasnya dan mengambil dompet.

"Segini cukup tidak?" Ucap Vina dengan menyodorkan uang 50k.

Dengan cepat Astrit langsung menerimanya dari Vina.

"Wahhhh ini lebih dari cukup nona, terimakasih" la Lngsung memeluk Vina.

Tiba-tiba Vina mencium aroma tidak sedap dari tubuh Astrit.dan Vina langsung mendorong badan Astrit perlahan.

"Kenapa?kamu nggak suka dipeluk anak cantik ya?" Tanya Astrit yang bingung.

" Bauuuuu!" Cetus Vina sambil menempelkan telunjuknya ke hidung.

"Siapa yang bau?"

"Kamuuu!"

Astrit langsung mencium keteknya kanan kiri, ternyata benar sangat bau, sampai-sampai dirinya ingin muntah.

"Bisa-bisanya badanmu sebau ini Astrit, apa kau tidak mandi?" Tanya Vina.

"Enak aja nggak mandi, badanku bau karena tadi pagi lari lari ke kampus, biar nggak telat,ehh taunya telat" Jelas Astrit.

"Lah bukanya kamu ke kampus pake motor?" Tanya Vina

" Motornya aku tinggal ketempat penitipan motor."

"Notormu kenapa?" Kepo Vina.

"Notorku kehabisan bensin Vin"

"Ya ampunnn memalukan sekali temanku ini" Sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Bukan aku, tapi motorku itu yang memalukan" Bela Astrit.

"Ya udah ayokk" Ajak Vina sambil menarik tangan Astrit menuju ke mobil.

"Ayok kemana kemana?" Bingung Astrit.

"Kau ingin masuk mobilku atau jalan kaki?" Ucap Vina sambil menaikkan kedua alisnya.

"Masuk mobil, heheeee" Meringis sambil membuka pintu mobilnya Vina dan langsung masuk.

Vina adalah termasuk anak dari orang kaya, jika dibandingkan dengan Astrit tidak ada apa-apanya.

Dulu memang Astrit lahir dari keluarga yang kaya,tetapi keluarganya mendapat musibah besar, yaitu perusahaan ayahnya terbakar habis-habisan, hingga akhirnya bangkrut seketika. Dan saat ayahnya pulang menuju ke rumah terjadi kecelakaan parah,hingga ayahnya meninggal dunia.

Saat itulah Astrit dan ibunya mulai hidup sesederhana mungkin, hanya tinggal rumahnya saja yang mereka punya dan beberapa uang dari ayahnya waktu belum meninggal.

**Dimobil**

Saat didalam mobil, Vina melihat Astrit terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Astritt kamu kenapa?" Tanya vina sambil fokus menyetir.

"Nggak papa,cuma lagi mikir aja?" Jawab Astri yang sedang mengarah ke jendela kaca mobil.

"Mikirin apa?jodoh?hutang?atau jangan-jangan mikirin uang yang tadi aku kasih?kalo itu nggak usah dipikirin As,aku ikhlas kok,nggak akan aku masukin ke daftar buku hutangku" Canda Vina.

"Hiksss bukan itu" Sambil membalikkan badannya ke arah Vina.

"Terus apa?" Kepo Vina.

"Cuma lagi mikir aja, kenapa hari ini aku sial banget." Sambil memejamkan matanya.

"Sabar,mungkin Tuhan lagi menguji kesabaran kamu."

"Hufffftt sabar.... sabar..." Sambil mengusap dada.

"Eh aku mau kasih rahasia ke kamu." Ucap Astrit.

"Apa-apa?" Kepo vina.

"Sebenarnya tadi pagi aku pake make up tau" Jawab Astrit.

" Haaaa? perasaan dari tadi aku tidak melihat sebutir pun bedak diwajah mu?"

"Aku hapusss" Jawab dengan lesu dan menyilang kedua tangannya.

"Lahh kenapa di hapus?"

"Baju dan mukaku kena cipratan air dijalan,jadi terpaksa aku hapus"

"Tumben mau dandan, biasanya kalo ngampus kaya gembel" Ejek Vina

"Kurang ajar kamu ya.... cantik gini dibilang kaya gembel, dasar temen durhaka" Yang tadinya badan Astrit mengarah ke Vina sekarang membalikkan badannya ke arah jendela mobil.

"Aelah gitu doang marah,sensi banget si hari ini kamu,lagi pms ya?" Ucap Vina.

"Au ah,gak mood" Jawab singkat.

Sebenarnya alasan Astrit untuk berdandan karena ingin bertemu dosen yang tadi pagi sempat mengusir dirinya.Mulai detik itulah Astrit sudah tidak memiliki rasa suka lagi, terlebih-lebih dengan sifatnya yang keras dan dingin.

**Dirumah**

Setelah mengambil motor, yang sudah diisi bensin, Astrit langsung pulang menuju kerumahnya.

"Ibuuuu Astrit pulang..." Teriak Astrit sambil membuka pintu rumahnya.

"Eh anak ibu udah pulang." Sibuk sambil menguleni adonan.

"Lagi bikin apa bu?" Tanya Astris, sambil melihat ibu sedang sibuk.

"Ibu mau bikin kue."

"Ulang tahun Astrit kan masih jauh bu, baru juga kemarin ulang tahun." Ucap Astrit dengan percaya diri.

"Ibu mau bikin kue bolu,nggak usah kepedean kamu."

"Owhhh kirain" Sambil meringis karena malu.

"Udah sana mandi, kamu bau banget, bisa-bisa ibu gagal membuat kue nya karena tidak bisa nafas" sambil menutupi hidung dengan tangannya.

"Ia ia, Astrit juga mau mandi ini" Jawab Astrit menuju ke kamar

Sebelum naik ke tangga, Astrit dipanggil lagi. Lalu Astrit menengok.

"Astritttt" Panggil ibu sambil memperhatikan Astrit.

"Apalagi bu" Astrit kesal.

"Bentar bentar,coba kamu kesini." Perintah ibu.

Astrit langsung memutar balikkna badannya dan mendekat ke ibu.

"Perasaan tadi pagi kamu dandan deh? Sambil memperhatikan wajah Astrit.

"Astrit hapuss."

"Tadi pagi kayaknya kamu juga nggak pakai baju ini deh,apa ibu salah liat." Bingung ibu sambil mengamati baju yang di pakai oleh Astrit.

"Astrit ganti" Singkat Astrit

"Terus baju kemeja putihnya dikemanain?" Kepo ibu.

"Astrit buang....." Canda Astrit

"Apaaa!!! buangggg!?" Teriak ibu dengan rasa kaget.

"Tapi bo'ong" Sambil lari keatas.

"Heiii kamu bohongin ibu yaaa!!" teriak ibu.

"Jangan marah-marah nanti cantiknya ilang.." Teriak Astrit,sambil menaiki tangga.

**Hujan malam**

Hari sudah mulai gelap dan tiba-tiba hujan lebat, Astrit masih saja belajar, karena ia ingin lulus kuliahnya dengan nilai yang memuaskan dan ia tidak ingin mengecewakan ibunya.

Saat sedang asik-asik belajar, tiba-tiba pintu kamar Astrit ada yang mengetuknya.

"Tok...tok..tok.."

"Astrit makan dulu,ibumu sudah masak.... turun ya?" Ucap ibu di pintu luar kamar Astrit.

"Ia bu bentar lagi Astrit turun..." Teriak Astrit yang sedang menata bukunya.

Lalu Astrit turun dan makan malam bersama ibunya yang sudah menunggu di meja makan.

ketika Astrit dan ibunya sedang makan malam bersama, tiba-tiba ada suara yang sedang mengketuk ketuk pintu rumahnya.

"Tok... tok...tok..."

Bersambung......

Hai temen-temen makasih yang udah mau dukung author,semoga kalian selalu suka dengan kelanjutan ceritanya author ya...

Jangan lupa tinggalin like dan komen🤗

BAB 3. Malam Malam Bertamu

"Bu, kayaknya ada yang ketok-ketok pintu rumah kita deh,coba dengerin baik-baik?" Ucap Astrit kepada ibunya.

Astrit dan ibu, yang sedang menyantap makanan, seketika mematung sejenak agar memastikan apakah ada orang yang mengetuk pintu rumahnya atau tidak.

"Tok..tok..tok.."

"Tuh kan bener ada orang yang ketok-ketok pintu" Astrit sambil menunjuk ibu.

"Malam-malam hujan seperti ini, siapa yang datang ya?" Tanya ibu dengan rasa takut dan penasaran.

Astrit dan ibu sedang menebak nebak siapa yang ada diluar pintu rumahnya.

" Kalau gitu biar Astrit lihat dulu ya bu?" Astrit langsung berdiri dari kursi makannya dan menuju ke ruang tamu.

"Astrit.. jangan dibukain pintunya." Lirih ibu sambil menarik tangan anaknya.

"Tapi bu, siapa tau penting." Ucap Astrit dengan mukanya mengarahkan ke pintu luar.

" Takutnya orang jahat Astrit.... udah kita makan aja...,coba kamu pikir malam-malam hujan begini ada tamu yang mau kesini siapa? mending nggak usah dibukain,ibu takut... entar kita diapa-apain." Cemas ibu karena mempunyai rasa trauma semenjak ayah Astrit sudah meninggal dunia.

"Udah ibu tenang aja.... dijamin kita nggak akan kenapa-napa, ibu tunggu di sini aja biar Astrit yang bukain,oke..?" Sambil memegang kedua lengan ibu dan meyakinkan.

Lalu Astrit berjalan menuju pintu dengan jantung yang berdebar ketakutan,tetapi ia memberanikan diri untuk membuka dan melihat siapa yang ada diluar.

"Astrit..." Panggil ibu dengan nada lirih.

"Kenapa bu?" Seketika Astrit menengok ke arah ibu.

"Nihhh...." sambil menyodorkan panci legendarisnya.

"Buat apa??" Bingung Astrit.

"Buat jaga-jaga Astrit.... udah ini pegang." Perintah ibu lalu menyuruh untuk memegangnya.

Yang tadinya Astrit ketakutan sekarang malah ingin ketawa karena kelakuan ibunya.

"Nggak usah ketawa...,ibu cuma punya senjata ini" Jelas ibu.

"Ibu....,Astrit mau menyambut tamu,bukan mau perang "

"Memangnya kamu tahu, kalau itu tamu?" Tangannya sambil menunjuk ke pintu ruang tamu.

"Memangnya ibu tahu,kalau itu penjahat?" Balik tanya sambil mengangkat kedua alisnya.

"Yeeee... nih anak dibilangin ngeyel ya" Geram ibu.

"Ia ia Astrit tahu ibu takut,tapi tenang aja kan Astrit dah punya senjata." Astrit mengangkat pancinya yang ia pegang.

"Ya udah buruan tuhh tamunya disambut, kalau nanti ternyata bukan tamu....palanya langsung getok aja pake panci itu,okee" Perintah ibu.

"Siap komandann!!" Sambil hormat.

Sesampai di pintu jantung Astrit serasa berubah menjadi kodok yang ingin loncat dari tempatnya.

dengan tekad nya ia pun memberanikan diri untuk membuka pintunya.

Dan yang datang ternyata adalah.......

"Astritttttt!!!!!" sambil memeluk Astrit

Ternyata yang datang si Vina ー_ー

Kasian si Astrit dan ibunya,yang udah panas dingin dari tadi.

"Astrit kenapa kamu lama sekali buka pintunya, princess mu ini sudah ketakutan dan kedinginan diluar" Lebay Vina seperti orang kedinginan.

"Haduhhhh ternyata kamu,lagian siapa suruh malam-malam hujan lebat seperti ini kamu kesini?" Kesal Astrit karena Vina sudah bikin panik dan parno.

"Sudah ayok masuk,aku akan menjelaskan mu nanti didalam" Ucap Vina sambil membawa koper kecil miliknya dan dibawa kedalam rumah Astrit.

"Kau sudah makan belum?" Tanya Astrit sambil menutup pintu.

"Belum" Menggelengkan kepalanya.

"Kebetulan aku lagi makan sama ibuku,ayok makan bareng" Ajak Astrit berjalan menuju tempat makan.

"Tapi koperku?" Tanya Vina.

"Udahhh,taro situ aja dulu,bawa ke kamarku setelah kita selesai makan" Ucap Astrit agar Vina meletakkan kopernya didekat sofa tamu.

"Baiklah" Vina meletakkan kopernya lalu mengikuti arah berjalannya Astrit.

Ibu menunggu Astrit sambil duduk di kursi makan, sebenarnya ia ingin melihat siapa yang ada diluar tetapi rasa itu di kabuti oleh perasaan trauma dan takut yang mendalam.

Dan beberapa detik kemudian ibu melihat yang datang ternyata si Vina.

"Ya ampunn...ternyata si cantik yang datang malam-malam kerumah kita?" Terkejut ibu sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Hehe,ia bu Vina yang datang, gimana kabarnya bu,sehat?" Sambil bersalaman layaknya seperti ibunya sendiri.

"Sehat, kamu gimana kabarnya,baik?" Tanya ibu.

"Syukurlah kalau ibu sehat, Vina juga baik-baik aja kok bu,yak kan Astrit?" Tanya vina ke Astrit dengan menyenggol badan Astrit.

"Ia kok baik, cuman yang agak bermasalah tenggorokannya itu." Sambil meminum air putih di meja makannya.

"Apa!!??" Teriak Vina.

Suara Vina membuat Astrit yang sedang minum lansung ingin memuncratkan tetapi ia masih bisa menahannya dan menengguknya ke tenggorokan.

"Kau ini bisa kecilkan suaramu sedikit tidak,gendang telingaku bisa pecah kalo kaya gini." Ucap Astrit sambil menutupi telinganya.

"Sepertinya bukan tenggorokanku yang rusak,tapi telingamu itu yang sudah rusak!" Seru Vina sambil mulutnya didekatkan ke telinga Astrit.

Ibu Astrit sudah biasa melihat dan mendengarkan mereka berdua ribut terus,jadi menurut ibu ya tidak masalah baginya.

"Kalian ingin ibu makan nasi apa orang!?" Bentak ibu sambil mengambil piring buat Vina.

"Orang!" Kompak Astrit dan Vian tanpa direncanakan.

"Apaaa!!!" Ucap ibu dengan nada keras seperti ingin memakan mereka berdua.

Seketika Astrit dan Vina takut melihatnya.

"Eh enggak kok bu, maksudnya...."Astrit belum selesai ngomong langsung menyikut si Vina agar yang melanjutkan ucapan Astrit si Vina.

Tiba-tiba Vina melirik ke Astrit dan Astrit melototi ke Vina agar segera meneruskan perkataannya.

"Ma- maksud kita ibu mending makan nasi biar sehat." ucap Vina dengan cepat tanpa mikir.

"Ya udah makannya kalian nggak usah bikin ibu emosi!"duduk ibu sambil memakan makanannya.

"Ia bu." Jawab Astrit.

"Ya udah ayok makan." Perintah ibu.

"Ia bu." Jawab Vina sambil menarik kursi yang ia akan duduki.

Setelah selesai makan malam, Astrit dan vina beranjak ke lantai atas (Kamar Astrit).

**Kamar Astrit**

"Ternyata suara ibumu lebih ganas ya" Ucap Vina yang sedang tiduran di ranjang.

"Ia seperti kau" Jawab Astrit yang ikut tiduran di sebelahnya.

Lalu Vina tertawa sambil memukulli Astrit dengan guling dan Astrit juga memukulli Vina dengan bantalnya.Tanpa disadari ternyata suara mereka berdua kedengaran dari bawah sampai-sampai ibu Astrit menghampiri kamar Astrit.

"Sudah malam!!! tidur!!!,atau kalian akan ku pukulli!!!" Teriak ibu dari luar pintu kamar Astrit.

Astrit dan Vina berdiam sementara seperti patung Pancoran sejenak.

"Ia ibu" Jawab Vina yang masih memegang gulingnya.

"Sssttttt,,,,, makanya ketawanya jangan keras-keras, nanti ibuku membawa alat legendarisnya kesini." Bisik Astrit ke Vina.

"Okee....okeeee" Jawab Vina dengan nada lirih.

Astrit dan Vina merebahkan badannya ke kasur,layaknya seperti kakak adik yang sedang tidur dan melihat langit-langit kamarnya bersama.

"Orang tuamu pergi keluar negeri lagi?" Tanya Astrit dengan menoleh ke Vina.

"Ayahku lagi ada dinas di luar kota 3 hari dan ibuku disuruh ikut kesana." Jawab Vina yang masih memandangi langit-langit kamar.

"Owhhh.. diluar kota." Sambil mengikat tali guling karena lepas.

"Aku di rumahmu juga cuma satu hari doang, soalnya art di rumahku besok udah balik kesini lagi katanya." Jelas Vina.

"Lahhh..terus kenapa kamu bawa koper segala,tas kecil aja jg muat" Tanya Astrit.

"Karena aku bawa sesuatu." Ucap Vina menatap Astrit dengan intens.

"Bawa apa?" Penasaran Astrit.

"Hayooo tebak aku bawa apa coba..??" Sambil menuju ke koper miliknya.

Vina bangun dari ranjang dan mengambil kopernya,lalu membukanya,tak disangka ternyata yang dibawa oleh Vina membuat Astrit bingung dan terheran-heran.

"Taraaaaaa.....ini diaaa!" Suprise Vina kepada Astrit.

Ternyata yang Vina bawa adalah bahan-bahan adonan untuk membuat kue. Ya ampunnnnn,selain tenggorokan yang rusak ternyata otaknya Vina juga agak rusak ya.

"Haaa...kau gila ya!" Kaget Astrit langsung menghampiri Vina sambil menepuk-nepuk pipi Vina.

"Aku tidak gila aku hanya ingin besok kita membuat kue bersama-sama yaaaaang lezattttt" Ucap Vina dengan nada panjang.

"Aku tidak mau,besok siang aku mau tidur seeeeepuuuuassnyaaa" Jawab Astrit yang langsung berbaring di ranjangnya.

"Coba lihat aku sudah bawa telur, tepung, mentega,susu, cokelat,pewarna makanan" Sambil mengeluarkan nya satu persatu dari dalam koper.

"Sudah...sudah.... sudah..., lebih baik masukan lagi teman-temanmu itu ke dalam koper, jangan sampai mengotori lantai kamarku,aku sudah mengantuk aku ingin tidur"sambil memeluk guling

"Aku sudah bawa sebanyak ini, apa kau tidak kasian padaku!?" Tanya Vina

"Tidakkkk!!" Sambil menarik selimutnya.

"Kamu ini ya!" Geram Vina dan berlari ke arah Astrit.

Vina langsung menggelitik gelitiki badan Astrit.

"Ahahahah... Vina geli Vin.....haha...haha" Ucap Astrit sambil tertawa karena tidak tahan geli.

Tetapi Vina tetap masih menjaili Astrit dan tidak mendengarkan perkataan Astrit.

"Kalau besok kamu mau buat kue denganku,aku akan berhenti menggelitik mu!" Masih menggelitik Astrit.

"Ia ia ia....aku mau, sekarang berhenti menggelitiku,aku mau tidur!!" Ucap Astrit.

"Baiklah... awas saja kalau bohong, bisa-bisa kau yang ku jadikan adonan kue" Ancam Vina.

Astrit tidak menghiraukan ancaman Vina, karena ia sudah mengantuk berat.Tak lama kemudian, Vina mengamati wajah Astrit, seketika Vina sedih dan matanya berkaca-kaca.

*Uj**ian sudah semakin dekat, perpisahan pertemanan kita pun juga semakin dekat, rasanya aku tidak rela meninggalkan teman sepertimu* (Batin Vina)

Lalu Vina ikut merebahkan badanya dan memeluk Astrit sampai mereka berdua tertidur pulas.

**Di pagi hari**

"Kukuruyuuuukkkk......."

Ibu Astrit sudah bangun sebelum ayam berkokok, seperti biasa ia sudah bersih-bersih rumah dan memasak.

"Drrrttt...drrrttt...."

Tiba-tiba handphone ibu Astrit bergetar dimeja dapur.Lalu ia melihat siapa yang menelepon nya.

"Haa dokter Tina? bagaimana ini?" Panik ibu,sambil berjalan mondar mandir.

"Drrtttt...drrrtttt...."

"Angkat tidak yaa?" Sambil menggigit telunjuknya.

Dengan terpaksa ibu Astrit mengangkat nya. Walaupun ia sudah tahu kalau dokter Tina pasti akan menanyakan kondisinya sekarang.

"Hallo..?" Ucap ibu Astrit agak panik.

"Hallo ibu Erna, akhirnya diangkat juga,sudah beberapa minggu ibu tidak mengabari saya loh bu?" Tanya dokter Tina dengan cemas.

"Maaf dok minggu-minggu ini saya lagi sibuk,jadi nggak sempet ngabarin dokter." Bohong ibu Astrit.

"Ia nggak papa bu, saya cuma mau ngasih tahu,kalo ibu Erna sudah 3× tidak pernah control,sibuk boleh tapi kesehatan ibu lebih penting." Ucap dokter Tina

"Ia dok saking sibuknya sampai saya lupa control."

"Hari ini ibu harus control ya bu." Perintah dokter Tina.

"Baik dok nanti saya usahakan,agar bisa ke rumah sakit" Ucap ibu Astrit.

"Jangan lupa datang ya bu saya tunggu loh."

"Ia dok, makasih udah mengingatkan saya."

"Ia bu Erna sama-sama, kalau begitu saya lanjut bekerja dulu ya bu" Ucap dokter Tina.

"Ia dok."

"Tuttt.."

Lalu ibu Astrit mematikan telefonnya.

Sekarang ibu Astrit sedang memikirkan bagaimana caranya pergi ke rumah sakit,tanpa dicurigai oleh Astrit dan Vina.

Bersambung.....

Hai temen-temen makasih yang udah mau dukung author,semoga kalian selalu suka dengan kelanjutan ceritanya author yaaa...

Jangan lupa kasih like da komenya biar author semangat nulisnya yaa💚🤗🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!