NovelToon NovelToon

Sad Boy With Gadis Tomboy

curhat sad boy.

Ternyata begini ya rasanya, di tinggal nikah pas sayang-sayange, nyesek di dada, hancur cinta ku. Sungguh tragis percintaan ku yang tak semulus dengan jalan tol, yang tak selicin Mama lemon.

Awal aku bertemu dengannya ketika dia sedang di goda dengan dua anak remaja tengil yang ingin mengajak kenalan. Niat menolong, malah gue yang kena semprot dan yang paling parah sudah pesen makanan tapi tidak di bayar olehnya dan dengan lapang dada aku yang harus membayarnya karena sudah di ancam oleh tukang mie ayam.

Ke dua kali bertemu sama dia juga di goda oleh lelaki kurang belaian di supermarket, anggap saja lah aku mencari kesempatan merengkuh pinggang dia dan mengaku sebagai calon suami. Bukannya berterima kasih malah kaki ku di injak dengannya, sungguh dia wanita yang tidak terpesona dengan ketampanan ku.

Aku pikir kita jodoh karena tiga kali aku bertemu dengannya dan aku orang paling bahagia karena dia bekerja di pabrik ku. Mencari tau siapa dia dan sedikit terkejut saat dia yang masih berumur dua puluh dua tahun sudah menjanda tapi tidak membuat ku menyerah untuk mendapatkan cintanya.

Setiap jam istirahat aku selalu ke gudang hanya untuk menggodanya, seperti ada yang kurang jika aku tidak bertemu dengannya.

Aku senang ketika dia menerima cinta ku, tapi aku sedih saat aku tidak jujur dengannya soal status ku yang pemilik pabrik.

Terkejut saat orang tua ku mengadakan perayaan hari jadi perusahaan dengan mengundang staf karyawan termasuk pacar ku.

Mau tidak mau aku akan mengaku saat acara pesta itu selesai. Aku pikir hanya merayakan hari jadi perusahaan tapi ternyata ku salah, orang tua ku menjodohkan ku dengan anak temannya tanpa sepengetahuan ku dan itu tepat di hadapan pacar ku hingga membuat ku membeku saat melihatnya.

Berbicara baik baik pada orang tua ku saat menolak perjodohan ini dan mereka menerimanya karena aku bilang sudah mempunyai kekasih.

Ke dua orang tua ku menyuruh ku untuk membawanya mengajaknya makan malam bersama, awalnya baik-baik saja makan malam dengan tenang saling mengobrol dan saling bercerita. Tapi saat bertemu dengan Mantan tunangan ku semuanya jadi hancur berantakan hingga mama ku mulai tidak suka dengan pacar ku.

Wanita ular kobra itu, wanita licik yang membuat mama ku semakin membencinya, dan tidak suka dengannya.

Dia mau berjuang demi cinta kita tapi aku malah memutuskannya. Aku pria yang tidak bertanggung jawab saat mama ku menghinanya di depan umum dan aku malah diam tidak membelanya, pacar macam apa aku ini.!

Aku memutuskannya demi kebaikan dia karena aku tidak ingin melihat dia tersakiti lagi aku tidak ingin melihat dia menangis lagi.

Putus dengannya membuat hati ku hancur membuat hati sakit, membuat diri ku tidak seperti dulu lagi, pendiam dan jarang berbicara.

Saat aku akan bertunangan dengan wanita kobra di hotel mewah. Wanita kobra itu bertemu dengan mantan pacar ku yang menjadi seorang pelayan di acara pertunangan ku.

Baru kali ini aku melihat mantan pacar ku yang berani membela dirinya sendiri karena tidak bersalah saat di hina dan di permalukan di depan umum oleh wanita kobra.

Dia menjadi wanita bar-bar saat bertengkar dan berkelahi dengan wanita kobra, aku hanya menjadi penonton dan menatap kagum mantan pacarku.

Tapi di sisi lain aku mendapatkan kenyataan yang pahit yang tidak pernah aku dengar, yang tertutup rapat oleh ke dua orang tua ku.

Mama yang aku puja, yang aku sayang, yang aku anggap dewi dan demi mama aku rela untuk berpisah dengan pacar ku. Ternyata dia mempunyai sisi kelam yang buruk.

Bertemu dengan mantan anak tiri dari suami pertamanya, yang tidak sedarah dan tidak serahim dengan ku tapi pernah di beri ASI oleh mama ku. Rumit gaes.!!

Mama ku selingkuh dengan ayah ku yang ternyata mama ku masih berstatus suami orang. Meminta cerai karena dia hamil dan pergi dari rumah tanpa melihat ke belakang saat sang anak tiri menangis memintanya untuk tidak pergi, memintanya untuk mengajaknya.

Beruntung sekali acara pertunangan ku batal hingga aku bisa memberikan bukti kuat jika wanita itu bukan pilihan yang tepat untuk hidupnya.

Mama ku meminta maaf saat mengetahui kebusukan mantan tunangan ku, menyuruh ku untuk membawa mantan pacar ku ke rumah.

Aku pun senang itu berarti mama ku sudah merestui hubungan ku lagi dengan dia.

Aku mencoba memperbaiki kesalahan ku, mencoba memperbaiki semuanya tapi entah kenapa dia berubah entah kenapa dia seperti menghindar dari ku.

Aku memintanya untuk datang ke rumah karena mama ku yang mengundangnya, ia pun menerima undangan itu dan aku pun senang. Saat aku menjemputnya dia seperti orang tertekan senyum yang terpaksa tapi saat kedatangan saudara tiri ku dia tersenyum lebar dan semangat sekali hingga membuat ku mengerti jika dia sudah mulai membuka hati untuk seseorang.

Saat mantan pacar ku di culik, aku dan kakak tiri ku saling membantu untuk menyelamatkannya tapi kakak ku lebih hebat daripada aku dia menangis dalam pelukan kakak ku dia merasa tenang dalam pelukannya dia juga yang khawatir dengan keadaan kakak ku.

Dia pulang bersama ku meninggalkan sendiri dalam rumah tua itu tapi dia sempat melihat ke belakang menatap kakak ku seperti tidak ingin ia meninggalkannya.

Di saat aku mengantarnya pulang di situlah aku mengerti jika dia benar benar sudah melupakan ku dan sudah mulai mencintai pria lain.

Aku bertemu dengan kakak tiri ku di cafe, dia bilang pada ku jika dia akan melamar mantan pacar ku sungguh aku terkejut, menelisik manik matanya tidak ada keraguan dalam dirinya tidak menemukan kebencian dalam dirinya itu artinya jika dia juga mencintai mantan pacar ku.

Mungkin inilah saatnya aku melepaskan dia bersama kakak ku, yang bisa menjaga dan melindunginya yang bisa membuatnya bahagia dan tersenyum kembali.

Mencoba tegar meskipun hati ku rapuh saat aku harus menjadi saksi di acara ijab kabul mantan pacar ku. sungguh hati ku hancur, rasanya aku ingin menangis saat itu ingin mengobrak abrik pesta pernikahan mantan dan kakak tiri ku, tapi aku tau diri jika itu juga akan membuat ku malu.

Aku berdoa pada Tuhan semoga pernikahan kalian langgeng sampai tua dan sampai maut yang memisahkan kalian.

Dan anggap saja lah aku menjaga jodoh orang yang ternyata kakak tiri ku dan sekarang mantan pacar ku menjadi kakak ipar ku. Hais, kayak di sinetron lambang ikan terbang gaes nasib ku sekarang. sungguh naas nasib percintaan ku.!

.

.

.

.🍃🍃🍃🍃

Taraaaa babang kadal hadir nich.😄😄

Pasti kangen ya sama babang kadal yang tengil ini.

bertemu dua kali

Meratapi ke sendirian ku dengan menatap bulan, berharap bulan akan menerangi cahaya dalam hati ku.

.

.

.

.

duduk termenung sendiri di taman dekat danau di malam hari yang sunyi dan sepi tanpa ada orang di sekitar.

memandang pantulan bulan di air danau malam yang hanya terlihat cahaya redup di sana.

seperti gambaran hati seorang pria yang sedang meratapi nasib di tinggal nikah dengan orang yang dia cintai, orang yang sudah memenuhi setengah hatinya selama ini.

Bukan kesalahan dari wanita, tapi dari kesalahan dia sendiri mutuskan hubungan dengan wanita itu meskipun ia tau wanita itu mau berjuang bersamanya.

dia tidak sanggup jika melihat wanita itu selalu di hina selalu di permalukan di depan semua orang dan dia tidak sanggup jika ibunya semakin membenci wanita yang dia cintai.

sungguh itu rasanya menyesakkan di dada, ia juga tidak bisa berbuat apa apa, di sisi lain Revan juga sayang dan menghormati ibunya tapi di sisi lain juga dia sayang sama kekasihnya.

Revan sangat menyesal saat itu mengambil keputusan tanpa di pikir ulang, dan inilah sekarang penyesalan selalu berada di akhir.

tidak pernah terpikirkan jika mantan kekasihnya menikah dengan kakak tirinya.

Kakak tiri yang lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab, sedangkan Revan pria yang belum bisa mengambil keputusan dan belum dewasa.

Aku berdoa semoga kau bahagia Va dengan Mas Arzan.!" gumamnya dalam hati.

Tersentak kecil saat suara gadis yang duduk tepat di sisinya, menatap gadis itu seperti tak asing baginya.

" Hais, galau lagi kak.!" seru gadis di sebelah Revan.

" Gak usah gitu ngeliatnya, kita pernah ketemu di sini." ujarnya lagi.

" Kapan.!" ucap Revan dan melihat ke arah danau.

" Dua bulan yang lalu, sama seperti ini muka mu. Galau.!" cibiknya

"Ada apa cerita saja ke aku, aku akan jadi pendengar setia malam ini tentang curhatan kamu." kata gadis yang berkuncir kuda dengan memakai baju hoody hitam dan celana jins robek di bagian lutut.

" Kau masih bocah, gak akan ngerti." ucap Revan.

" Idiihh.!! bocah. Umur ku sudah dua puluh tahun kali tapi kurang dua bulan dan dua tahun yang lalu baru dapat ktp.!" ujarnya dengan bangga, membuat Revan tercengang dan menggelengkan kepala serta menahan tawa saat mendengar pengakuan gadis yang berada di sebelahnya.

" Tertawa saja jangan di tahan, bukannya keluar dari bibir malah keluar dari bawah." gerutunya karena dia tau jika Revan menertawakannya.

" Malam malam begini kenapa kau keluyuran, bukannya belajar malah cari pacar." kata Revan.

" Buat apa aku belajar, orang aku udah lulus sekolah." jawab Gadis tomboy. " Dan enggak purlu di cari nanti juga datang sendiri tu cowok yang akan nembak ke aku." ucapnya dengan sombong.

" Kau tidak kuliah." tanya Revan dengan menatapnya sekilas.

" Enggak."

" Kenapa." tanyanya lagi.

" Kau seperti detektif saja tanya tanya tentang hidup ku.!" serunya " Cepetan curhat waktu ku enggak banyak." ucapnya lagi.

" Kan sudah aku bilang, kau itu masih bocil dan enggak akan mengerti." jawab revan, hingga membuat gadis tomboy mengerutkan keningnya.

Menatap sekilas pada Revan dan berdiri dari duduknya.

" Kalu enggak mau curhat sama aku, curhat saja tu sama bulan dia akan menjadi pendengar yang baik, tapi tidak akan mendapatkan solusi darinya." ucap gadis itu dan berjalan meninggalkan Revan yang menatap kepergiannya.

Melambaikan satu tangan tanpa melihat ke belakang, yang sedang menatap kepergiannya.

Dasar gadis bocil.!" gumam Revan.

Berjalan meninggalkan taman setelah melihat kepergian gadis itu hingga tak terlihat. pulang ke rumahnya untuk menjalani kehidupan baru esok hari.

***

Rumah yang sederhana hanya di hidupi tiga orang di dalam sana. mematikan motor metic saat berada di depan rumah, membuka gerbang dan mendorong motornya untuk di masukkan ke dalam halaman rumah yang tidak terlalu luas.

Membuka pintu rumah yang selalu tidak terkunci saat ia pulang, mendapati hal pertama seorang kakak yang tertidur di sofa dengan seorang wanita paruh baya yang juga tertidur karena terlalu lelah.

Manatap wajah sang kakak yang sudah tertidur lelap dan membenarkan selimut yang sedikit tersingkap ke bawah.

"Non dira.?" sapa wanita paruh baya yang sedikit terkejut melihat kedatangan anak majikannya.

" Maaf non bibik ketiduran dan tidak tau jika non dira sudah pulang." ujarnya

" Tidak apa-apa bik minah, aku yang seharusnya minta maaf karena aku dan kakak selalu merepotkkan bibik." kata dira dengan tersenyum

" Ini sudah kewajiban bibik non." jawabnya.

" Terima kasih sudah menemaniku selama ini bik dan sudah mau merawat kakak ku. Terima kasih." ucapnya dengan tulus, membuat sang bibik terasa iba dan memegang tangan majikannya

" tetap semangat ya non, jangan menyerah. bibik akan selalu ada di sisi non dira dan kak alex." ucapnya dengan tersenyum

" Terima kasih bik." kata dhira dan memeluk tubuh bik minah yang merawatnya dirinya dan kakaknya sedari kecil.

Anandhira, umur dua puluh tahun seorang anak remaja yang tangguh dan pemberani.

Anak dari seorang pebisnis dan terjerat kebangkrutan hingga menimbulkan keluarga yang berantakan tiga tahun yang lalu di saat dia masih menginjak bangku sekolah menengah.

Ibu yang suka berfoya-foya dan menghabiskan uang serta tidak mau mengurus anak dan meninggalkannya di saat sang ayah terbaring sakit selama dua tahun karena bisnisnya yang sudah bangkrut.

beruntung dhira anak yang tidak suka menghamburkan uang saat dirinya masih kaya hingga dia mempunyai tabungan untuk membangun cafe kecil bersama teman yang pernah dia tolong waktu sekolah.

dua tahun merawat sang ayah hingga menghabiskan banyak uang dan rumah utama yang dia jual karena tidak mampu untuk membayar pajak serta membayar sisa pengobatan ayahnya yang telah meninggal.

Beruntung sisa dari penjualan rumah bisa dia buat membeli rumah yang tidak terlalu besar berukuran enam kali empat belas dengan tiga kamar dan dua kamar mandi.

menghidupi seorang kakak yang berkebutuhan khusus dan beruntung seorang pembantu yang setia hingga sekarang bersamanya meskipun ia hanya mampu membayar setengah dari gaji sang bibik dan bibi tidak masalah dengan itu karena saat majikannya masih berjaya dulu Ayah dhira selalu membantunya membiayai kehidupan anaknya dan menyekolahkannya hingga lulus dan sarjana hingga itu dia membalas kebaikan sang majikan saat terpuruk seperti ini.

sungguh kehidupannya berubah sangat drastis tapi kini dia tau dimana kehidupan yang dulu selalu di kelilingi sahabat saat masih kaya dan menghilang saat dia miskin serta membutuhkan uang.

dan dia sangat benci terhadap ibu kandung yang telah melahirkannya tapi tak pernah mengurus anak serta suaminya, hanya mementingkan dirinya sendiri dan pergi menjauh untuk mencari mangsa yang bisa membuat hidupnya tetap bersosialita.

rutinitas pagi

Demi kamu aku bertahan dan tetap tegar untuk menghadapi kenyataan. Kamu adalah semangat ku untuk mengais rejeki.

.

.

.

.

Setiap pagi yang dhira tunggu saat akan bangun pagi, sang kakak selalu datang ke kamar menusuk nusuk pipinya untuk membangunkan dia.

Tidak ada kata marah dalam diri dhira saat kakak selalu suka membangunkannya.

Membuka mata dengan perlahan, mendapati kakak yang berada tepat duduk di sampingnya dengan tersenyum dan bertepuk tangan saat dhira sudah membuka mata.

" Pagi.?" sapa Dhira dengan tersenyum saat duduk berhadapan dengan kakaknya.

" Hhmm, pagi." jawab kak Alex dengan tersenyum lebar.

" Mau kemana pagi ini.?" tanya Dhira.

" coklat?" dengan jari tangan yang saling di main mainkan.

" kemarin sudah coklat, yang lain ya." kata Dhira dan di geleng gelengkan oleh kakaknya sebagai tanda tidak mau.

" Mau aku bawa ke dokter lagi, karena terlalu banyak makan coklat dan giginya sakit kembali." Bujuknya, mendapatkan penolakan dari kakaknya dan menundukkan kepala dengan wajah sedih, merasa tidak tega seperti hingga membuat hati Dhira juga sakit dan mencoba merayunya kembali.

" Boleh ambil apa saja, tapi selain coklat ya." ucap Dhira dengan lembut, tersenyum lebar dan mengangguk kan kepala setuju saat sang adik memperbolehkan mengambil jajan apa saja di swalayan terdekat.

Ya, setiap pagi Alex selalu minta jajan pada adiknya dan membawanya ke swalayan untuk memilih jajan apa saja di dalam sana sebelum adiknya berangkat ke cafenya.

Alex seorang pria yang spesial di mata adiknya dan dia adalah keluarga satu satunya dalam hidup dhira, siapa pun yang menghina kakaknya dhira akan melindunginya dan melawan siapa pun yang menghinanya tidak peduli itu orang tua maupun anak kecil.

Alex yang duduk di ruang tamu dengan memainkan kaki serta melihat tv sambil menunggu adiknya yang sedang bersiap siap untuk berangkat kerja serta membawanya ke supermarket.

Mendapati adikknya yang sudah keluar dari kamar ia pun berdiri dan berjalan cepat menghampiri dhira.

" Ayok.!" kata Alex dengan tidak sabar dan menarik tangan adiknya.

" Iya, iya sabar kak.?" kata Dhira dam berjalan keluar menuju garasi, melihat bibik yang sedang menyiram taman kecil di samping garasi.

" Bik, aku tinggal dulu ya ke supermarket." pamit Dhira.

" Hati-hati ya non.?" ucap bik Minah dan hanya di anggukkan oleh Dhira.

Melihat kakaknya yang sudah berdiri di samping motor sport Ninja hitam membuat dhira tersenyum karena dia tau motor itu kesukaan kakaknya saat akan ke swalayan bersamanya. motor yang jarang dhira bawa untuk berkendara kecuali dia balapan saat ada pertandingan malam hari bersama teman.

Ya, dari dulu hobby Dhira adalah balapan saat memasuki sekolah menengah untuk mencari kesenangan di saat rumahnya penuh dengan drama pertengkaran setiap malam antara ke dua orang tuanya yang tak ada habisnya.

Hanya kesenangan hingga berujung adu balab hingga sekarang, saat ia mendapatkan juara dan uang utama.

Bibik Minah membukakan pintu pagar menaiki motor dengan membonceng kakaknya yang begitu senang saat keluar dengannya.

Seperti biasa mengitari komplek untuk mengenangkan kakaknya, dan berhenti tepat di depan swalayan membuat pegawai swalayan hafal betul siapa yang selalu datang di pagi hari hanya untuk membeli makanan ringan.

Alex yang sudah terlebih dulu berjalan membuka pintu kaca dan mengambil kranjang untuk memilih makanan ringan mana yang akan ia pilih, di ikuti dhira dari belakang untuk memastikan kakaknya tidak mengambil makanan coklat.

mengambil tiga makanan ringan serta dua susu berukuran tanggung yang berwarna pink.

" Sudah.?" tanya Dhira dan di anggukkan oleh alex.

Berjalan ke arah kasir dengan tangan yang berayun senang serta tersenyum mengembang di bibir alex

" Sudah ini saja mas Alex enggak mau kiner joy." ucap seorang kasir, membuat Alex melirik dhira yang ada di sampingnya

" Bisa gak sih bungkusan telur ini di taruh di mana gitu, jangan depan kasir." gerutu Dhira pada kasir pria, hingga membuat kasir pria itu tertawa.

" Hahahah, biar cepat laku mba."

" Iya lakulah, orang anaknya nangis kalau enggak di turutin." cibik Dhira dengan sebal.

" hahahah, ngalamin ya.?"

" Tiap hari.!" serunya dan melirik kembali kakaknya yang masih menatap benda telur yang ada di depannya.

Menghembuskan nafas berat mencoba bersabar dan terpaksa menuruti keinginan kakaknya daripada menangis di jalan, susah pikirnya.

Selesai membayar ia pun kembali menaiki motor untuk mengantarkan kakaknya pulang terlebih dahulu sebelum berangkat ke cafe.

Di depan rumah sudah terlihat bibik minah yang menunggunya dengan membawakan kotak bekal makan sarapan paginya.

Alex yang sudah turun dari motor begitu senang dan memperlihatkan kantong plastik yang banyak dengan isinya pada sang bibik.

" Banyak bik." ucapnya dengan tersenyum.

" Iya banyak mas, tapi gak boleh di makan semua ya." kata bik minah dan di anggukkan oleh Alex.

" Ini non bekal makanannya." ucap bik Minah dan memberikannya pada Dhira.

" Terima kasih bik." ucapnya " oh, iya bik nanti aku pulang malam jangan di tungguin ya dan kunci gerbangnya." ujarnya lagi

" Iya, hati hati ya non." hanya anggukan serta tersenyum pada bibiknya.

" Kak, aku berangkat dulu ya. jangan nakal, jangan nyusahin bibik." ucap Dhira, mengangguk cepat dan tersenyum serta melambaikan tangan sebagai tanda berpisah.

Masih sama memakai motor sport dan tidak menggantinya karena malam nanti ai akan mengikuti balapan.

Melajukan motornya dengan kecepatan sedang, membelah jalan raya di pagi hari penuh dengan kemacetan. tidak peduli dengan orang yang melihatnya saat mengendarai motor sport.

Melihat cafenya yang sudah di buka oleh teman dan patner kerja membuatnya tersenyum.

Ting.

Tanda bunyi lonceng pintu kaca berbunyi.

"Pagi.!! " semangat Dhira untuk menyapa dua karyawan dan satu temannya.

" Pagi mba." saut semua karyawan.

Meletakkan tasnya di tempat kasih dan menyapa tamannya yang sudah ia percaya untuk menjaga cafenya ketika dia sedang sibuk.

" Pagi, Cit.?"

" Pagi juga.?" jawabnya dengan semangat " Mau balab malam ini.?" tanya Citra.

" Hmm, lumayan buat tambah-tambah." ujarnya dengan memeriksa penjualan semalam.

" Cafe sudah mulai rame lho Dir, jangan balapan lagi aku takut kamu kenapa-napa." ucap Citra, membuat Dhira menatap temannya.

" Yang terpenting kamu selalu berdoa buat aku, semoga aku gak kenapa-napa saat balapan. Oke.?" jawab Dhira dengan tersenyum.

Menghembuskan nafas berat saat Dhira selalu jawabnya seperti itu, sudah berapa kali Citra melarang Dhira untuk tidak lagi balapan karena cafe yang dia dirikan sudah mulai berkembang dan banyak pengunjung yang datang. Sungguh ia hanya takut jika terjadi sesuatu yang tidak di ingin kan pada teman malaikat tak bersayab itu.

Hanya mengangguk pasrah serta tersenyum dan berdoa selalu pada Tuhan untuk selalu melindungi teman yang sudah menolongnya waktu sekolah.

.

.

.🐨🐨🐨

ciye ciye yang lagi kangen sama babang kadal.😄😄

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!