NovelToon NovelToon

Akhirnya Bersamamu

Prolog

Assalamualaikuuum....

Hai para readers selamat membaca novel ini semoga membuat kalian terinspirasi dan bahagia.

Jangan lupa kasih like, vote dan komennya. Dan jadikan favorit juga terima kasih......🥰🥰🥰🥰🥰

⭐⭐⭐

Runa angraini putri satu-satunya dari pasangan Rudi dan Rini. Mereka berdua pasangan yang bekerja di rumah Sanjaya adinata, yaitu seorang pengusaha kaya, yang sudah tidak punya istri alias duda.

Pak Sanjaya adalah seorang pengusaha yang baik, dia sangat mencintai istrinya. Hingga sepeninggal istrinya, dia lebih memilih hidup sendiri tidak menikah lagi.

Reno adalah putra satu-satunya Sanjaya, yang sejak kecil sudah di tinggal Ibunya. Sejak itulah Rini, yang bekerja di bagian dapur berubah menjadi pengasuh Reno.

Reno sekarang sudah dewasa dan berwajah tampan, layaknya Tuan muda, yang di gandrungi para wanita. Kini Reno di sibukkan dengan kuliahnya di luar negeri.

Rudi dan Rini, mereka berdua sama-sama bekerja di rumah Pak Sanjaya, dari mulai bujang sampai menjadi suami istri. Sudah sangat lama mereka bekerja di rumah Pak Sanjaya, hingga di anggap seperti keluarga sendiri. Mereka berdua juga tinggal di rumah Pak Sanjaya.

Rudi bekerja sebagai sopir pribadi Pak Sanjaya, dan Rini sebagai pengasuh anak satu-satunya Pak Sanjaya, yaitu Reno Sanjaya.

Rudi dan Rini di usianya yang sudah matang, mereka berdua memutuskan untuk menikah. Dan tetap bekerja di rumah Pak Sanjaya. Di usia mereka yang sudah berkepala lima, mereka berdua baru di karuniai seorang putri yang sangat cantik yaitu Runa anggraini. Selain mengasuh ansknya sendiri, Rini juga mengasuh Reno putra Pak Sanjaya.

Selang waktu tujuh tahun Rini menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan suaminya, Runa anak satu-satunya, dan anak asuhnya yaitu Reno Sanjaya. Rini meninggal karena penyakit yang di deritanya.

Sepeninggal Ibunya Runa masih tinggal di rumah Pak Sanjaya, bersama Ayahnya yang menjadi sopir pribadi Pak Sanjaya.

Sejak itu Runa menjadi anak yang mandiri. Walaupun usianya masih belia, dia suka membantu pekerjaan para pembantu Pak Sanjaya. Runa juga sering menemani tuan muda Reno Sanjaya saat bermain. Reno saat itu sudah punya pengasuh lagi, namun Reno tidak begitu menyukainya.

Selang waktu berjalan Reno senang dengan kehadirannya Runa di rumahnya, Walaupun usianya Reno lebih tua sedikit dari Runa terpaut tiga tahun. Reno lebih memilih Runa untuk menjadi pengasuhnya, yaitu sebagai pengganti Ibunya. Reno adalah anak yang sangat manja, tidak mau mandiri sedikit pun hingga dewasa.

Reno senang menjadikan Runa pengasuhnya, karena sifat Runa mirip dengan Ibunya. Dia sabar, penyayang dan telaten dalam melakukan pekerjaannya.

Reno sering menjahili Runa, tapi Runa tetap sabar menyikapinya. Runa menyadari dia hanyalah anak dari seorang pengasuh, dan kini dia juga menjadi pengasuh di rumah itu.

***

Kini Runa sudah duduk di bangku kelas menengah , sedangkan Reno sekarang sudah kuliah. Karena Reno anak orang kaya Reno kuliah di luar negeri, itu atas permintaan Papanya. Walaupun Reno menolak, tetap saja dia harus kuliah di sana.

Sejak itulah, Runa terbebas dari pekerjaanya menemani Tuan muda Reno sanjaya yang sangat nakal dan manja itu.

Setelah lulus sekolah menengah, Runa melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Namun tidak di luar negeri, karena Runa hanyalah anak seorang sopir.

Semenjak kuliah Runa tidak tinggal di rumah Pak Sanjaya lagi, dia memilih tinggal di kos-kosan saja, karena tempat kuliahnya jauh dari rumah tinggal Ayahnya. Sedangkan Ayahnya masih tinggal di rumahnya Pak Sanjaya sebagai sopir pribadinya.

Karena Runa anak yang mandiri, dan ulet dia suka mengisi waktu liburnya dengan bekerja di sebuah butik pakaian. Di butik itu juga menyewakan pakaian pengantin mewah untuk kaum konglo merat.

Hari-hari Runa sangat menyenangkan, setiap hari dia di sibukkan dengan kuliahnya. Setelah pulang kuliah bila ada panggilan kerja di butik, dia pun menerimanya dengan senang hati. Karena Runa sangat gigih bekerja.

Di usianya saat ini, Runa masih belum punya pacar. Walaupun Satria teman cowok satu-satunya Runa, sangat mengagumi kecantikan dan kebaikannya, yang memohon untuk di jadikan pacarnya, namun Runa tak menggubrisnya. Runa lebih memilih jomblo, dari pada harus punya pacar. Menurutnya pacaran itu ribet, banyak tuntutannya, nggak bisa bebas.

Hari ini Runa ada panggilan kerja di butik, dia sangat senang sekali, di hari liburnya dia mendapat panggilan kerja.

"Alhamdulillah..., hari ini aku dapat panggilan kerja, nanti uangnya bisa buat tambahan beli hand phone baru," ucap Runa sembari melototi hand phonenya yang sudah jadul.

Runa pun segera berangkat ke tempat kerjanya dengan berjalan kaki, karena tempat kerjanya tidak jauh dari tempat kosnya. Sembari berjalan Runa melewati toko hand phone yang berada di pinggir jalan yang biasa dia lewati.

Runa selalu berhenti di toko itu, kala melewatinya. Karena Runa sedang mengincar hand phone terbaru yang dia idamkan. Dia pingin mengganti hand phonenya yang sudah jadul.

Banyak model hand phone terbaru yang berjajar rapi di etalase, membuat Runa tergiur dan ingin cepat membelinya, namun uangnya belum cukup.

"Tunggu aku ya, sebentar lagi aku menjemputmu," ucap Runa sembari menunjuk pada hand phone di lemari kaca itu.

Usai berbicara sendiri, Runa kembali melanjutkan jalannya, sembari melihat jam di tangannya. Dan terlihat sudah jam....

Runa segera berlari, dengan terbirit-birit karena sudah terlambat.

Sampailah Runa di tempat kerjanya dengan nafas ngos-ngosan. Runa pun segera masuk ke dalam toko, dan di sambut bosnya dengan suara lantang.

"Kamu terlambat lagi," ujar manejer toko yang sering mendapati Runa datang terlambat.

" Maafkan saya Bu, lain kali saya tidak akan terlambat lagi," ucapan itu yang sering di ucapkan Runa kala terlambat datang kerja.

"Cepat berganti pakaian, karena sebentar lagi klien kita akan datang."

Runa segera bergegas berganti seragam karyawan butik, tak berapa lama Runa pun selesai berganti baju.

"Semua sudah berkumpul. Sekarang ayo pajang baju pengantin mewah ini, karena sebentar lagi kita akan kedatangan klien istimewa, yaitu dari kaum konglo merat. Tata yang rapi supaya klien kita tidak kecewa," perintah menejer butik pada anak buahnya.

"Baik Bu," ucap Runa dan kawan-kawannya.

"Wah, aku seneng deh kali ini klienya dari kaum konglo merat, pasti calon pengantinya tampan dan cantik, bagaikan pangeran dan putri," ucap Rima salah satu teman kerja Runa yang sangat mengagumi kaum konglo merat, dan bermimpi jadi istrinya orang kaya.

"Ih..., kamu bisa aja Rim, ngak cuman dari kaum konglo merat aja yang cantik dan tampan. Aku juga cantik lo, walaupun hanya pegawai toko," ucap Runa dalam candanya, sembari memasang baju pengantin di manekin.

"Tapi kan beda cantiknya orang kaya sama orang biasa," sahut Rima lagi yang sangat mengagumi orang kaya.

"Ayo cepat selesaikan, jangan ngobrol saja. Klien kita sebentar lagi datang," ucap Bu menejer pada anak buahnya.

Runa dan temannya bergegas merapikan baju pengantin yang di pasang di manekin, yang ada di ruangan itu dengan rapi. Tak lama datanglah sepasang calon pengantin dari kaum konglo merat, yang akan vitting baju di situ.

*** Masih berlanjut....

Terbelalak

Calon pengantin yang akan datang ke butik ini adalah Reno Sanjaya, orang yang pernah bersama Runa sebagai anak asuhnya. Reno datang bersama calon istrinya yang bernama Vina wijaya.

Semua pegawai butik sudah siap menyambut kedatangan klien istimewa itu. Semua pegawai sudah berbaris di depan pintu. Tak lama mereka pun datang.

Rima yang berada di baris paling depan siap membukakan pintu tembus pandang itu. mereka berdua sudah sampai di depan pintu. Rima reflek membuka pintu untuk mereka, yang datang bersama dua asistennya. Dan mempersilahkan masuk.

"Silahkan masuk Tuan dan Nyonya, selamat datang di butik kami, semoga kalian suka dengan pelayanan kami," ucap Rima dengan sangat hormat dan merentangkan satu tanganya.

Sedangkan Runa dan temanya wajahnya menunduk kala dua calon pengantin melewati mereka. Reno tidak menyadari dalam barisan itu ternyata ada Runa orang yang pernah menjadi teman dan pengasuhnya. Sedangkan Runa yang menundukkan wajahnya sedari Reno masuk ke butik, juga tidak tahu kalau itu adalah Reno sanjaya, orang yang pernah bersamanya beberapa tahun yang lalu.

Runa dan dua temanya mengikuti, calon pengantin yang akan vitting baju dari belakangnya. Sedangkan Rima yang ada di depan kedua calon pengantin, dengan gaya bicaranya yang lugas menunjukkan berbagai baju pengantin.

Terlihat punggung pria yang ada di depannya, di balut jaz hitam nan mewah, terlihat kalau itu pria yang tampan dan berwibawa kelas atas yang tangannya sedang di rangkul erat oleh calon pengantin

"Silahkan di pilih Tuan dan Nyonya, baju pengantin yang cocok untuk pernikahan kalian," ucap Runa dari balik punggung kedua calon pengantin.

"Kamu mau pilih yang mana," ucap Reno dengan nada datar pada calon istrinya.

Runa terbelalak mendengar ucapan yang keluar dari mulut pria yang membelakanginya. Suara itu tidak asing terdengar di telinga Runa, Runa teringat dengan Reno anak asuhnya yang manja dan nakal.

Runa penasaran di buatnya. Runa mencoba melangkahkan kakinya ke depan, dia ingin melihat tampang pria itu. Dia pingin tau siapa sebenarnya pria itu, karena Runa kenal dengan suaranya dan nggak asing di telinganya.

Runa sudah ada di depan pria itu dan dia melihat tampangnya. Runa pun ingat dan terbelalak , ternyata benar dia Reno sanjaya yang pernah menjadi anak asuhnya. Sedangkan Reno tidak membalas pandangan Runa yang tertuju padanya dengan mata terbelalak, dan mulut menganga.

Reno dan calon istrinya tengah sibuk memilih baju pengatinnya. Runa pun mendekat Reno lebih dekat, supaya melihatnya. Sedangkan Reno hanya melihat Runa biasa saja yang kini mendekatinya.

"Kamu!!!" ucap Runa terhenti.

"Kamu Reno sanjaya kan," ucap Runa sembari menunjuk pada Reno.

"Iya, aku Reno sanjaya, kenapa?" ucap Reno yang belum mengetahui kalau itu adalah Runa pengasuh kesayangannya yang kini tengah menjadi gadis dewasa nan cantik.

"Kamu nggak ingat aku," ucap Runa.

Sembari menatap ke wajah Runa yang nampak cantik, Reno mencoba mengingat.

"Siapa ya gadis ini, kok kenal sama aku. Padahal aku baru pulang dari luar negeri," ucap Reno dalam hati.

Tak berapa lama Reno pun ingat, kalau gadis yang mengenalnya itu adalah Runa pengasuh kesayangannya. Namun Reno menyembunyikan ingatannya dan pura-pura tidak mengenal Runa.

"Nggak, aku nggak tahu siapa kamu," kata Reno, menbuat Runa penasaran.

" Ayo sayang kita lanjutkan lagi, memilih baju pengantinnya."

"Masak sih Reno nggak tahu siapa aku, apa dia sudah lupa kalau aku ini dulu pernah bersamanya dan menjadi pengasuhnya," gumam Runa.

Runa melangkahkan kakinya perlahan mengejar Reno yang tak jauh dari hadapanya.

"Hai Reno, kamu bener nggak ingat sama aku," ucap Runa sembari menarik menghadang di depan Reno dan calon istrinya, supaya Reno mengingatnya.

Namun Runa malah dapet omelan dari Vina calon istrinya Reno.

"Hai ngapain sih kamu ngalangin jalan kami, sudah di bilangin Reno tu nggak kenal sama kamu, masih ngeyel aja, dasar gadis kampungan."

Ucapan Vina membuat hati Runa tersinggung, dan Runa memutuskan berhenti bertanya pada Reno. Bu manejer yang sedang mengawasi dari jauh memperhatikan kericuhan yang terjadi dan mendatangi mereka.

"Ada apa ini?" tanya Bu manejer.

"Kami terganggu dengan pegawai satu ini, yang membuat kami tidak nyaman," ucap Vina sembari menunjuk pada Runa.

"Runa, kamu jangan mencampurkan urusan pribadimu dengan pekerjaan. Cepat kerja yang benar, jangan membuat klien kita kecewa," ucap menejer mengiterogasi Runa.

"Baik Bu."

Runa segera minta maaf pada kedua calon pengantin, dan akan membuatnya nyaman di sini.

Runa dan kedua temannya ikut membantu memilih baju pengantin mereka.

Di sela-sela bekerja, Rima bertanya pada Runa.

"Siapa pria tampan dan kaya itu, sepertinya kamu mengenalnya," kata Rima berbisik.

"Aku memang mengenalnya, dan sangat kenal banget, tapi dia kebangetan nggak ngenalin aku sama sekali. Ih.., sebel," ucap Runa kesal dan suaranya keras hingga terdengar oleh Reno dan Vina.

Reno hanya tersenyum tipis, melihat Runa yang kesal karena ulahnya. Sedangkan Vina asyik memgomel sendiri.

"Ih..., kalau aku punya pegawai seperti itu, udah aku pecat, tingkahnya bikin nggak nyaman aja, dasar orang kelas bawah," ucap Vina bengis.

"Siapa sih dia Run," tanya Rima.

"Dia itu Reno sanjaya, putera satu-satunya Pak Sanjaya yang dulu aku pernah bersamanya menjadi temanya dan juga pengasuhnya. Aku juga tinggal di sana waktu itu, tapi sekarang dia tidak mengenaliku, ih... sakit deh rasanya hatiku."

"Kamu cemburu ya, Karena sekarang Reno akan menikah," goda Rima.

"Hah cemburu..., aku itu pengasuhnya bukan pacarnya, ngapain aku cemburu. Aku cuman heran kenapa Reno nggak ngenalin aku, padahal aku sudah bersamanya selama beberapa tahun."

"Ya begitulah sifat orang kaya kebanyakan, dia nggak suka orang rendahan kayak kita ini, dia pasti cuek dan gengsi," ucap Rima.

"Masak sih," ucap Runa nggak percaya

"Iya, kebanyakan orang seperti itu, tu lihat saja calon pengantin wanitanya, kelihatan judes banget kan."

Runa dan Rima asyik mengobrol, mereka tidak tahu kalau di belakang mereka ada Bu manejer yang sedang mendengarkan obrolan mereka. Kala mereka menengok ke belakang. Mereka berdua terbelalak, sembari menutup mulutnya

dengan kedua tangannya.

"Ayo kerja, kerja, jangan ngobrol aja."

Runa dan Rima pun mengejar kedua calon pengantin yang sudah jauh dari mereka.

"Gimana Tuan dan Nyonya, sudah dapat baju yang cocok," ucap Rima sembari melangkahkan kakinya ke depan kedua calon pengantin. Rima pun mengikuti mereka dari belakang.

Kedua pengantin sepertinya nampak bingung memilih baju pengantin yang banyak pilihan dan modelnya. Sudah cukup lama mereka memilih baju namun belum ada yang cocok.

Vina suka warna pink, jadi Vina memilih baju pengantin warna Pink. Namun Reno tidak suka warna pink, dan menolaknya. Alasannya karena dia cowok masak pakai baju pink.

*** Bersambung...

Pilihan Runa

***

Rima dan Runa yang melihat kedua calon pengantin bingung memilih baju pengantin, ikut mencari baju yang cocok untuk mereka. Rima menunjukkan baju model terbaru yang nampak anggun dan cantik bila di pakai pengantin wanita, dan nampak gagah bila di pakai pengantin pria, namun keduanya menolak.

Rima tidak menyerah dan tetap mencarikan baju yang cocok untuk mereka. Runa juga ikut membantu mencarikan baju untuk mereka.

Runa teringat Reno sangat suka warna silver, Runa pun bergegas mencari baju pengantin yang berwarna silver, yang ternyata belum terpajang di patung dan masih tersimpan di lemari gantung.

Runa pun segera mengambil sepasang baju pengantin berwarna silver itu, dan mengantarkannya ke hadapan Reno dan calon istrinya.

Dengan susah payah Runa membawa baju pengantin itu ke hadapan Reno.

"Gimana dengan baju ini Tuan dan Nyonya apa kalian suka."

Dengan penuh hormat, Runa menunjukkan baju pengantin itu pada kedua calon pengantin.

"Ini dia baju pengantin yang aku cari, warna kesukaanku. Aku pilih baju ini."

"Ternyata benar kan Reno suka baju yang aku pilihkan, ini adalah warna kesukaanya," ucap Runa dalam hati dengan tersenyum.

Reno memperhatikan senyuman Runa, sebenernya dia gemes, namun dia menahannya, karena ingin memberi pelajaran buat Runa.

Reno tanpa berunding dengan Vina langsung saja memilih baju itu. Tanpa berdebat panjang akhirnya Vina setuju dengan baju pilihan Reno walaupun dia nggak suka warna silver.

Vina merasa sudah cukup lama berada di butik, dan dia sudah merasa bosan dan ingin cepat keluar dari butik.

"Di sini terasa panas sekali, aku pingin keluar dari butik ini, aku bosan."

Vina mengibaskan kedua tanganya, tepat di lehernya, yang merasa gerah. Itu trik Vina supaya bisa cepat keluar dari butik karena dia masih banyak urusan.

Reno yang melihat Vina yang tidak nyaman segera mengajaknya keluar. Dan berpesan pada Runa.

"Hai kamu," teriak Reno pada Runa yang masih memegang baju pengantin berwarna silver itu.

Runa pun kaget, dengan panggilan Reno yang tertuju padanya dan segera menengok.

"Ya Reno, e..., maksud saya Tuan."

Runa tidak berani menatap wajah Reno yang terlihat dingin, dia hanya tertunduk. Sedangkan Reno menatapnya tajam.

"Persiapkan baju itu dengan sebaik-baiknya, karena satu minggu lagi, akan di pakai."

Reno pun pergi meninggalkan Runa dengan menggandeng tangan Vina sangat mesra, Runa pun memperhatikan dari belakangnya. Di sela langkahnya Reno bertemu dengan Bu Manajer. Reno dan Vina berhenti sejenak.

"Terima kasih, Tuan dan Nyonya sudah berkunjung di butik ini, dan sudah memilih baju pengantin yang yang cocok. Semoga kalian suka dengan pelayanan kami. Dan kami akan mempersiapka semuanya dengan baik.

Terima kasih banyak Tuan dan Nyonya, semoga bahagia dan kembali ke toko ini lagi."

Vina menarik tangan Reno, dan mengajaknya keluar butik. Rima pun bergegas membukakan pintu untuk mereka. Sedangkan Runa mengikuti dari belakang Reno.

Reno dan calon istrinya sudah berjalan keluar, Vina melepaskan tangannya yang di gandeng sama Reno. Mereka terlihat tidak akur di luar.

Mereka tidak menyadari tingkah mereka di perhatikan Runa sama Rima, yang mengintip dari balik pintu kaca.

"Jadi Reno akan menikah satu minggu lagi, kenapa aku nggak tahu ya," kata Runa.

"Sepertinya mereka berdua tidak akur ya Run, tadi dia mesra banget saat di ruangan ini tapi di luar, mereka saling berjauhan. Kelihatannya mereka mungkin di jodohkan sama orang tuanya."

"Di jodohkan!!!" pekik Runa.

"Iya, biasanya pernikahan orang kaya itu sudah di atur, di jodohkan sama orang kaya juga," ucap Rima yang sok tahu kehidupan orang kaya.

"Aduh, kasihan ya mereka kalau tidak saling mencintai," ucap Runa.

"Emang begitu kehidupan orang kaya di jodohkan namun tidak saling cinta, akhirnya mereka tidak bahagia dan memilih bercerai. Namun ada juga yang masih bertahan."

"Masak sih seperti itu, kamu tu sok tau banget deh Rim," ucap Runa.

"Ya nggak semua seperti itu sih, kadang ada juga karena peejodohan mereka bahagia."

"Aku berharap mereka bahagia, aku senang melihat anak asuhku bahagia, aku pun ikut sedih kalau dia nggak bahagia," ucap Runa.

Mereka berdua masih asyik mengobrol di balik pintu kaca. Mereka cukup lama mengobrolnya hingga lupa masih banyak pekerjaan. Datanglah Bu manajer dari belakangnya. Namun mereka tak menyadarinya.

"Ehem, ehem...," kata Bu menejer.

Dan mereka berdua tersadar, dan menengok ke belakang. Terlihat Bu menejer berdiri dengan mata melotot. Rima dan Runa segera bergegas lari meninggalkan Bu menejer, sebelum di marahin. Dan mereka berdua segera menyelesaikan pekerjaanya yang tersisa.

Bu menejer mendekati mereka, Rima dan Runa sangat ketakutan, pasti Bu manajer akan memarahi mereka.

"Runa..," panggil Bu manajer dengan nada tinggi.

Runa sangat deg-degan. Dalam hatinya pasti akan di marahi Bu menejer yang cerewet itu.

"Runa, kamu dapat salam dari calon pengantin pria yang barusan pergi. Dia mengucapkan terima kasih

atas baju yang sudah kamu pilihkan."

Mendengar ucapan Bu Manajer, Runa pun teebelalak dengan mulut menganga, namun Runa segera menutup mulutnya dengan kedua tanganya. Dan menghela nafas lega sembari mengelus dadanya.

Bu Manejer pun beranjak dari hadapan Runa. Runa meloncat kegirangan karena mendapat salam dari Reno. Rima pun juga ikut senang. Aksi mereka di perhatikan oleh Bu Menejer, namun Bu Menejer hanya menggelengkan kepala melihat kedua anak buahnya yang kegirangan.

"Reno berterima kasih padaku, karena aku sudah memilihkan baju untuknya. Aku sangat hafal warna kesukaanya tapi kenapa dia tidak mengingatku, dan bersikap dingin padaku," keluh Runa.

"Mungkin dia hanya modus kali."

"Ya biarin ajalah, yang penting dia suka baju pilihanku," ucap Runa senang.

Hari sudah sore, pekerjaan Runa hampir selesai. Runa yang sedang sibuk dengan pekerjaanya di kagetkan suara hand phone jadulnya yang ada di sakunya. Semua temannya pun ikut kaget, dan memandang ke arah Runa.

"Ada telfon, aku angkat dulu ya...," ucap Runa pada teman-temanya.

Runa pun beranjak dari teman-temannya karena akan menerima telfon.

"Halo.., Assalamualaikum....," ucap Runa.

"Waalaikum salam...," ucap Ayahnya Runa.

"Ayah, apa kabar,"

"Baik, Ayah baik-baik saja.

"Kamu sekarang lagi kerja ya?" tanya Ayah Runa.

"Iya Yah, aku lagi kerja di butik seperti biasanya."

"Pulang nanti Ayah jemput ya, ada yang pingin Ayah omongin sama kamu."

"Oke Yah, ntar aku pulangnya jam empat sore."

"Oke, ntar Ayah jemput kamu jam empat sore. Sampai jumpa."

"Oke sampai jumpa, Assalamualaikum."

Runa menutup telfon dari Ayahnya, dan kembali bekerja bersama teman-temanya.

Sudah pukul empat Runa pun bergegas mengganti pakaian kerjanya karena akan pulang, dan di jemput oleh Ayahnya.

Masih berlanjut, kasih like, vote dan komenya ya....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!