NovelToon NovelToon

My Sweet Husband

KARAKTER

Celine,gadis berusia 25 tahun itu hanya bisa tersenyum pahit saat sang ke kasih yang hampir 7 tahun lamanya menjalin kasih harus kembali ke sisi-Nya 7 hari sebelum ijab qobul mereka dilaksanakan.Tragedi itu membuat Celine tidak benar benar ingin mencintai siapa pun lagi dan berniat untuk tetap melajang selama sisa hidupnya.Tapi siapa yang tahu tentang takdir? Dia yang sudah membenteng habis perasaannya seketika luluh saat bertemu dengan seorang nenek yang memintanya untuk menikahi putranya dengan alasan yang sungguh membuat hati gadis itu mengkerut.

Putra,atau yang kerap kali di sapa putra itu merupakan ahli waris satu satu nya dari perusahaan yang berkisar pada bidang entertaiment.Menjadi CEO pada usia 31 tahun tidak membuat lelaki itu minder.Jika dilihat dari berbagai sudut pria itu benar benar terlihat sangat sempurna,kecuali satu hal dia tidak memiliki yaitu seorang istri.

Rasa kecewanya terhadap sang mantan istri yang meninggal sesaat setelah dia melahirkan buah hati mereka membuat nya enggan untuk kembali menjalin kasih atau menikah dan bahkan dia selalu saja melampiaskan amarahnya pada anaknya yang masih berusia tiga tahun dan menyalahkan anak kecil itu atas kepergian ibunya.

Prolog:

"Enam bulan,menikahlah dengan ku selama enam bulan. Aku akan membiayai semua kebutuhan mu dan memberikan kompensasi saat perceraian kita nanti" ucap Putra diiringi dengan sebuah berkas yang mendarat di meja yang berada di hadapan Celine.

"Baiklah. Tapi aku mempunyai satu syarat" Celine memberikan penawaran.

"Apa itu?"

"Serahkan hak asuh Rara kepada ku" jawabnya.

RUMAH SAKIT

"Selamat pagi buk" sapa gadis itu ramah kepada seorang pasien yang terlihat sedang menyantap sarapan paginya.Bekerja selama dua tahun sebagai suster membuat Celine sudah terbiasa mengumbar senyumnya meskipun dia tidak sedang dalam kondisi untuk bisa terseyum lepas.

"Pagi bu suster" jawab wanita berkepala tiga itu ramah sembari membalas senyuman Celine.

"Bu suster rajin banget pagi pagi udah ke sini aja" puji sang pasien karna memang sejak dia datang kesini satu bulan yang lalu Celine selalu saja datang pagi dan pulang malam,dia juga beberapa kali sempat memergoki suster cantik itu sedang menangis di kamar mandi wanita tapi pasien itu tidak tau apa masalah dari wanita Cantik itu.

"Seperti biasa,ada shift pagi" jawab Celine tersenyum.

"Kata dokter hari ini ibu sudah bisa pulang ya" ucap Celine saat dia sudah menyelesaikan pemeriksaannya.

"Terimakasih bu suster " ucap si pasien dengan senyum lebar miliknya.

Setelah menyelesaikan pemeriksaannya Celine pun segera keluar dari kamar itu untuk melanjutkan tugas nya memeriksa kamar kamar pasien yang lainnya.

"PASIEN UGD!!!" ucap salah seorang suster yang terlihat sedang mendorong brankar,isyarat kepada semua orang yang ada di koridor untuk menyingkir dan memberikan mereka jalan.

Celine yang mengetahui itu segera menyingkirkan tubuhnya ke tepian koridor memberi jalan kepada orang orang yang membawa brankar itu.

"Awas!" ucap seorang pria dingin itu kepada Celine,nampak nya pria itu menganggap Celine mengganggu perjalanannya.

"Maaf tuan" sebagai suster dia sudah di wajibkan untuk mengelah,jadi mau tidak mau Celine pun akhirnya mengalah dengan menundukkan pandangannya dan meminta maaf terlebih dahulu kepada sang pria.

Tapi sayang,pria sombong itu sudah tak ada lagi di depan Celine saat wanita itu mengangkat wajahnya.

"Cih dasar pria sombong" hardik Celine,di saat saat seperti ini dia mulai membandingkan pria itu dengan calon suaminya yang sudah meninggal sejak 1 bulan yang lalu,Menegaskan jika memang tidak ada pria yang lebih baik dari dia yang bisa mendampingi Celine.

"Selamatkan ibu saya dok! Berikan yang terbaik untuknya. Masalah biaya jangan khawatir" ucap pria itu menuntut kepada sang dokter yang juga terlihat kewalahan.

"Kami akan berusaha sebaik mungkin tuan" ucap dokter itu setelahnya dia pun menutup pintu ruang gawat darurat dan menambah rasa cemas dari pria itu.

Putra,pria itu terlihat terus saja mondar mandir di depan ruangan UGD,tak jarang pria itu membuang nafasnya kasar,kesal karna di saat saat seperti ini dia tidak bisa membantu sang ibu.

"Bagaimana kondisinya?" tanya putra tepat saat dokter baru saja keluar dari ruangan itu dengan ekspresi yang sulit di tebak oleh Putra,yang lagi lagi berhasil menambah rasa khawatir nya.

"Kondisinya masih kritis" ucap si dokter.

"Tapi dia akan baik baik saja kan dok?"tanya putra lagi,bagaimana pun dia yang membuat ibunya menjadi seperti itu tadi.Jika saja dia tidak membahas tentang ke tidak mauannya untuk menikah mungkin sang ibu masih sehat dan tersenyum kepadanya saat ini.

"Berdoa saja yang terbaik" ucap sang dokter,kemudian dia pun langsung meninggalkan putra sendiri di sana.

oOo

Keesokan harinya seperti biasa Celine selalu menjadi suster yang pertama datang ke rumah sakit dan langsung mengerjakan tugasnya seperti biasa.

"Halo?" ucap Celine saat salah satu rekannya menelpon.

"Celine? Bisakah kau menolong ku? Aku tidak bisa ke sana pagi pagi karna anak ku sedang sakit.Bisakah kau menggantikan tugas ku sebentar?" pinta seseorang di seberang sana yang terdengar sedikit panik di telinga Celine.

"Baiklah,di ruangan berapa?" tanya Celine,lagi pula dia tidak memiliki banyak tugas pagi ini jadi dia bisa menolong rekannya itu.

"Di ruang rawat 403,dia adalah pasien yang baru datang kemarin.Tapi dokter bilang dia sudah sadar makanya dia menyuruhku untuk memeriksanya" jelas nya lagi.

"Baiklah. Jangan khawatirkan pasien,urus saja anak mu dahulu" ucap Celine,lalu gadis itu pun segera mematikan panggilan itu dan berjalan menuju ruangan yang di maksud.

"Nenek!" pekik Celine terkejut saat nenek itu terlihat hampir terjatuh saat dia hendak mengambil air putih di sebelah brankar nya.

"Uhuk uhuk! Haus" ucap si nenek yang tak lain adalah ibu dari Putra.

"Biar Celine nek" ucap Celine,kemudian gadis itu pun segera berjalan ke arah si nenek dan mengambilkan air minum.

"Terimakasih nak" ucap nenek itu,dia bahkan memberikan senyuman termanisnya untuk Celine meskipun tak terlalu terlihat oleh Celine karna di tutupi oleh wajah pucat wanita tua itu.

"Bagaimana keadaan nenek saat ini? apakah ada yang nenek keluhkan?" tanya Celine ramah,seperti biasa dia berkata dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.Senyum yang bisa membuat semua orang percaya jika dia baik baik saja.

"Kau memiliki senyuman yang sama persis seperti putraku" ucap Nenek itu tiba tiba dan seketika itu pula Celine langsung mengangkat wajahnya dan menatap nenek itu dengan tatapan tak paham.

"Maksud nenek?" tanya Celine yang tak mengerti arah pembicaraan sang nenek.

"Senyuman yang penuh dengan luka" jawab nenek itu lagi kali ini di sertai dengan senyuman di wajahnya.

Celine diam,dia tidak menyangka jika akan ada seseorang yang bisa melihat lukanya tanpa dia harus bercerita.Dan anehnya dia sangat nyaman saat berada di dekat nenek ini,dia seolah menemukan kembali sosok ibunya yang sudah meninggal tujuh tahun yang lalu.

"Nenek bisa aja" jawab Celine diiringi senyuman nya.

"Nenek punya keluhan?" tanya Celine lagi,kemudian wanita tua itu menggeleng gelengkan kepalanya pertanda jika tak ada yang tengah dia keluhkan saat ini.

"Kalo gitu Celine keluar dulu ya Nek.Malam nanti Celine akan ke sini bersama dokter untuk memeriksa Nenek" ucap Celine kemudian gadis itu pun segera memberseskan beberapa peralatan yang sempat dia bawa tadi dan undur diri untuk kembali melanjutkan kewajiban nya.

"Aw!" pekik Celine saat tak sengaja keningnya menabrak pintu kamar yang baru saja di buka dari luar bertepatan saat dia juga berniat akan membuka pintu itu.

Tanpa memperdulikan aduhan Dari Celine,pria yang tidak Celine ketahui namanya itu terlihat berjalan santai kedalam ruangan tanpa melirik ke arahnya.

"Pria dingin itu!" geram Celine saat melihat jika itu adalah pria yang sama dengan pria yang menambraknya kemarin.

Tak yakin akan mendapat permintaan maaf dari pria itu,akhirnya Celine pun kembali mengabaikan kejadian itu dan lebih memilih untuk segera meninggalkan ruangan itu.

"Bagaimana keadaan mama?" tanya putra saat dia sudah berada di dekat tempat tidur sang ibunda.

"Baik,apa kau bertemu dengan suster tadi?" jawab ibu putra dengan di akhiri dengan kalimat tanya di akhir perkataannya.

"Suster? Tidak" jawab pria itu berbohong,dia sudah sangat hapal watak dari wanita yang sudah melahirkannya ini,sudah pasti dia akan bertanya pendapat nya tentang suster itu dan lebih parahnya lagi,mungkin sang ibunda akan memintanya untuk menikahi wanita itu.

"Ah sayang sekali! Padahal dia sangat cantik" ucap wanita paruh baya itu yang menyayangkan tidak bertemunya dua insan itu.

"Putra tidak tertarik ma! Plis tolong jangan memaksa putra untuk menikah lagi" ucap pria itu tegas dengan nada selembut mungkin,dia tidak ingin ibunya terkejut dan kembali syok seperti malam tadi.

"Tapi kau membutuhkan seorang pendamping untuk mengurus mu dan juga anak mu" bujuk wanita itu,berharap si anak akan mempertimbang kan kembali tentang keputusannya.

"Putra bisa mengurus diri putra sendiri ma" ucap pria keras kepala itu lembut namun terdengar tegas.

"Tapi anakmu? Kau tidak bisa mengurus nya sendiri" ucap wanita itu tak mau kalah.

"Putra yang akan mengurusnya" ucap pria itu.

"Jangan bohong putra! Kau bahkan tidak pernah memberikan satu kecupan pun pada cucu ku yang malang itu" telak wanita itu.Putra terdiam,dia memang tidak pernah memperhatikan atau sekedar mencium anaknya sendiri,dia bahkan selalu menyalahkan kecil itu atas kematian ibunya.

"Sudahlah! Aku tidak mau berdebat lagi" ucap pria itu kemudian dia pun langsung meninggalkan wanita paruh baya itu.

Sementara itu pada saat yang sama,terlihat Celine yang tengah berjalan santai di koridor sambil sesekali menyentuh keningnya yang masih terasa perih dan terlihat memerah itu.

"Ada apa dengan jidat mu itu Cel?" tanya seorang dokter tampan kepada Celine yang masih memegang keningnya.

"Tidak apa apa dokter sam. Hanya kecelakaan kecil" ucap Celine hormat,kemudian dia pun berlalu dari hadapan dokter itu.

"Dia masih saja cantik seperti pertama kali dia datang ke sini" ucap Samuel,dokter itu yang menatap takjub kepada Celine,lalu setelahnya dia pun juga berlalu dari sana sambil sesekali melirik punggung Celine yang sudah terlihat menjauh darinya.

PERMINTAAN SEORANG IBU

"Kondisi ibu sudah baik baik saja.jika seperti ini ibu bisa pulang tiga hari lagi" ucap dokter tampan sam dengan di temani Celine di belakangnya.

"Terimakasih dok" ucap si pasien di sertai senyumannya

"Baiklah saya pamit bu,silahkan beristirahat"ucap dokter sam lagi.

"Eum dokter? Bolehkah saya berbicara dengan suster Celine? Saya membutuhkan seorang untuk tinggal bersama saya sampai saya ter tidur" pinta wanita tua itu masih dengan senyuman yang terpatri di wajah lelahnya.

"Bisa,Jika Celine tidak memiliki pekerjaan lain lagi" ucap si dokter tampan dengan senyuman manis yang selalu menghiasi wajah nya,sangat berbanding terbalik dengan putra yang pelit senyum itu.

"Bisa dok,kebetulan ini pekerjaan terakhir saya" jawab Celine,dia yang memang menyukai nenek ini pun segera meng iyakan permintannya tanpa berpikir lebih lama lagi.

"Baiklah kalau begitu saya tinggal dulu" ucap dokter Sam,tak lama setelah itu terlihat pintu mulai tertutup menandakan jika dokter tampan itu memang sudah benar benar meninggalkan ruangan itu.

"Apa yang terjadi dengan kening mu ini?" tanya Nenek itu saat melihat ada sedikit benjolan di kening mulus milik suster cantik ini.

"Aa ini? hanya kecelakaan kecil nek" jawab Celine berbohong,dia tidak mungkin menjawab jika dia tadi bertabrakan di depan pintu ruangan Nenek ini dan terlebih kemungkinan besar jika pelaku dari benjolnya kening miliknya adalah anak dari nenek ini,dan dia tidak mau nenek merasa bersalah atas kelakuan dari anaknya itu.

"Jangan panggil Nenek.Panggil Mama siska aja" pinta si Nenek diiringi dengan tangannya yang ikut menggenggam tangan Celine.

"Mama?" tanya Celine,dia merasa aneh kenapa wanita paruh baya di depannya ini memintanya untuk memanggil dia Mama padahal mereka baru saja bertemu.

"Iya,kau sangat baik dan cantik.Aku ingin menjadi Mama mu jika kau tidak keberatan" ucap Siska dengan senyum yang merekah di wajahnya.Sebenarnya Celine masih hendak membantah,Tapi melihat senyum dari wajah lelah wanita itu membuat hatinya berdesir. jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam sebenarnya Celine juga tidak keberatan dengan permintaan wanita tua itu.

"Baiklah Ma?" ucap Celine dengan senyuman yang tak kalah merekahnya.

"Apa kau tidak lelah dengan senyum palsu itu?" tanya siska tiba tiba,membuat sang lawan bicara sedikit terkejut dengan pertanyaannya.

"Maksud mama?" Celine balik bertanya,berpura pura tidak mengerti kemana arah pembicaraan mereka.

"Mama tahu di balik senyuman mu itu ada luka yang masih belum bisa kau sembuhkan" ucap wanita paruh baya itu lagi.

"Jika kau tidak keberatan kau bisa menceritakannya pada mama" pinta wanita itu lagi,yang langsung di jawab dengan gelengan oleh Celine,dia tidak mau bersedih hati hari ini dan Dia sangat tahu jika dia bercerita dia tidak bisa menjamin air mata nya untuk tidak turun.

"Baiklah jika kamu tidak mau bercerita.Sebenarnya,mama menahan mu di sini karna mama ingin meminta tolong sama kamu Celine" ucap Siska lagi,kali ini ucapan wanita itu berhasil menarik perhatian Celine.

"Apa ma?" tanya Celine,dia pikir wanita paruh baya itu hanya ingin memintanya membelikan sesuatu.

"Menikahlah dengan anak mama" Siska menatap tapat pada manik mata Celine yang terlihat sangat terkejut dengan permintaan nya.

"Maksud Mama?" Celine balik bertanya,menyakin kan apa yang baru saja dia dengar.

"Ini adalah permintaan dari seorang ibu" tambah Siska dengan masih menatap tepat pada manik mata Celine yang terlihat mulai gelisah.

"Maaf ma, Celine ngga bisa" ucap Celine dia menundukkan kepalanya merasa bersalah kepada Siska,wanita yang beberapa saat lalu dia panggil MAMA.

"Mama minta tolong Celine.Mama takut jika mama sudah tiada dia akan menelantar kan anaknya" lanjut Siska kini terlihat ada setitik air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Maksud Mama?" tanya Celine yang mulai tertarik dengan pengakuan dari wanita itu.

"Dulu dia pernah menikah dengan seorang gadis yang yang tidak dia cintai karna sebuah perjodohan tapi lama kelamaan dia mulai mencintai istrinya dan dia juga dulu adalah Putra yang hangat,tapi sejak istri nya meninggal karna ingin mempertahankan anak mereka dia berubah menjadi sesosok pria dingin yang gila kerja.Terlebih lagi,dia menyalahkan putrinya yang masih kecil atas kepergian istrinya.Mama takut jika mama benar benar tidak bisa bertahan lama dia akan menyiksa anaknya atau bahkan membuangnya ke panti asuhan" jelas Siska dengan air mata yang tak henti henti nya keluar dari pelupuk wanita paruh baya itu.

Celine diam,di satu sisi dia memang sudah tidak mempercayai hubungan lagi karna dia sudah trauma dengan cinta pertamanya yang di renggut darinya tepat pada hari ke tujuh sebelum pernikahan mereka tapi disisi lain dia juga kasihan dengan anak yang tidak tahu apa apa itu.

"Mama mohon" pinta Siska lagi,kali ini dia menggapai tangan Celine dan menggenggam nya erat erat.

"Maaf ma.Biar Celine pikirkan dulu" ucap Celine dia pun langsung melepas kan tangan Siska dan langsung meninggalkan wanita tua itu.

"Maafkan Celine Ma,tapi Celine belum sanggup" ucap Celine lagi tepat saat dia masih berada di depan pintu ruangan Siska,air mata terlihat samar samar menetes di pipi gadis itu,dia menghapus dengan paksa air matanya dan setelah itu dia pun benar benar meninggalkan ruangan Siska.

Sepeninggal Celine Siska pun perlahan menghapus air matanya dan menggapai ponselnya yang berada di atas nakas,dia memanggil sebuah nomer yang ber uname 'Pengacara' dan kembali menstabilkan nafas nya sambil menunggu panggilan itu terhubung.

"Halo nyonya?" sapa seorang pria dari seberang sana dengan suara yang terdengar serak,sudah dapat di pastikan jika sang pengacara sudah tidur dan terbangun karna panggilan nya.

"Aku ingin mengganti semua isi dalam surat wasiat ku" ucap Siska To the point.

"Apa itu?" tanya si pengacara lagi.

"Aku akan memberikan warisan itu kepada Putra jika dia mau menikahi seorang suster yang bernama Celine jika tidak aku akan memberikan semua warisan termasuk perusahaan kepada masyarakat.Dan batas waktu yang ku berikan hanya satu minggu setelah aku wafat"ucap Siska mantap,dia sangat tahu jika sang anak sangat menyayangi perusahaan itu makanya dia menambahkan semua itu ke dalam wasiat nya

"Baik nyonya,malam ini akan langsung saya kerjakan"ucapnya lagi,setelah mendengar jawaban dari si pengacara Siska pun langsung mengakhiri panggilan singkat mereka.

"Setidaknya sekarang aku akan bisa pergi dengan tenang dan tidak akan malu untuk menghadapi suamiku nanti" ucap Siska dengan senyuman yang senantiasa menghiasi wajah tuanya.Setelah nya wanita tua itu pun perlahan memejamkan matanya yang sudah terasa berat

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!