...“Ketika Rencanamu dipatahkan oleh Allah, itu artinya Allah tak ingin kamu dipatahkan oleh rencanamu sendiri”...
...🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃...
"Baik, Umi! Insya Allah minggu depan Alsea kerumah Umi Nur ya, Waalaikumsalam!" ucap Alsea yang mengakhiri sambungan telfonnya dengan seseorang.
"Siapa yang telfon, Nak?" tanya Mama Rima
"Uminya Mas Hafid, Ma! Minggu depan aku disuruh kerumah Umi Nur, buat ikut serta memilih sekalian membeli barang dan sembako yang akan dijadikan souvenir sama bingkisan." jawab Alsea
"Minggu depan Hafid jadi pulang kan nak?" timpa Mama Rima
"Insya Allah jadi, Ma!" timpalnya
AISYAH ALSEA adalah seorang gadis muslimah, mengenyam pendidikan di bangku pesantren selama enam tahun membuat anak ke dua dari tiga bersaudara itu sangat taat agama.
Setahun lalu, Ia telah di khitbah oleh seorang laki-laki yang bernama HAFID ARBANY, tapi karena study nya di Universitas Al Azhar Kairo Mesir belum selesai, maka pernikahan mereka ditunda hingga kelulusan Hafid.
Minggu ini Alsea sibuk menyiapkan keperluan pernikahannya, sebenernya Ia dan Hafid ingin mengadakan acara yang sederhana, tapi kedua orang tua dan calon mertuanya menginginkan mengadakan acara walimatul 'urs, yang diselenggarakan di pesantren dekat rumahnya, serta mengundang beberapa anak yatim.
Alhasil Alsea harus menyiapkan bingkisan dan amplop uang santunan untuk acara tasyakuran pernikahannya.
......................
Sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, Hari ini Hafid kembali dari Kairo setelah menyelesaikan berkas-berkas kelulusan nya. tidak ada keluarga yang datang pada acara wisuada Hafid ke Kairo, dikarenakan keluarganya tengah disibukan dengan menyiapkan acara untuk pernikahannya Alsea dan Hafid, selain itu Hafid juga tidak menginginkan kedatangan keluarganya, mengingat jarak yang begitu jauh.
"Pesawat Maas Hafid tiba jam berapa Umi?" tanya Alsea.
"Dua jam yang lalu Hafid telfon, dia bilang sudah transit di Doha, kemungkinan sekitar empat samapai lima jam lagi akan sampai Indonesia." papar Umi Nur
"Dijemput sama Abi ya, Umi?" sahut Tsabita
"Nanti Abi di temani Pak Dama buat jemput Abangmu, Ta!"
Seharian penuh Alsea yang ditemani calon mertua dan adik iparnya mencari dan membeli beberapa keperluan untuk pernikahan, akhirnya tiba dikediaman keluarga Hafid, hingga langit sudah menyembunyikan matahari dengan sempurna, Alsea belum juga pulang kerumah, Ia masih membatu mengepack barang-barang yang akan dijadikan bingkisan.
"Udah malam, Nduk! biar besok Umi sama Tsabita yang lanjutin, nanti juga ada Mbok Sum yang bantu-bantu." ucap Umi Nur
"Iya Umi, sebelum pulang Alsea ikut sholat isya dulu ya, Umi?!" pinta Alsea
"Ya sudah kita sholat isya sama-sama, nanti pulangnya biar dianter Bita sama Abi ya, Nduk!" jawab Umi Nur
"Baik Umi,"
setelah melaksanakan sholat berjamaah di kediaman Umi Nur, Alsea pamit pulang dan diantar kan oleh tsabita bersama Abi Kholid, Ayah dari mas Hafid.
Didalam mobil, Alsea duduk di bangku belakang, termenung sembari mengedarkan pandangannya keluar jendela. Mendadak perasaannya tidak karuan, pikirannya melayang entah kemana, berulang kali Alsea mencoba menarik dan menghembuskan nafas, bibir mungilnya juga tidak berhenti melantunkan dzikir-dzikir, akan tetapi apa yang Alsea lakukan tidak membuat perasaannya menjadi lebih baik.
Suasana di dalam mobil sudah hening sejak Tsabita yang duduk di bangku depan tidur terlelap, karena kelelahan yang seharian tadi sudah menemani Alsea berbelanja. hanya suara berisik dari radio yang terdengar memecah kesunyian.
Sesampainya di depan rumah, Alsea pamit dan melarang Abi Kholid untuk mengantarnya kedalam rumah karena tak ingin membuat Tsabita terbangun. Begitu masuk rumah, Alsea menyapa kedua orang tuanya yang berada diruang tengah sedang menikmati sajian televisi malam itu.
BREAKING NEWS!
Deg!
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
#selamat menikmati karya perdana saya.
maaf bila masih terlalu banyak salah dalam penggunaan kata dan tanda baca.
semoga terhibur loveee
mohon sematkan like dan komennya ya guys...
...“Ketika Rencanamu dipatahkan oleh Allah, itu artinya Allah tak ingin kamu dipatahkan oleh rencanamu sendiri”...
...🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃...
“Baik, Umi! Insya Allah minggu depan Alsea kerumah Umi Nur ya, Waalaikumsalam!” ucap Alsea mengakhiri sambungan telfonnya dengan seseorang.
"Siapa yang telfon, Nak?" tanya Mama Rima
“Uminya Mas Hafid, Ma! Minggu depan aku disuruh kerumah Umi Nur, buat ikut memilih sekalian beli barang dan sembako yang mau di jadikan souvenir sama bingkisan.”jawab Alsea
Mama Rima mengangguk paham, “Minggu depan Hafid jadi pulang kan, Al?” sambung Mama Rima
“Insya Allah jadi, Ma!”
AISYAH ALSEA anak ke dua dari tiga bersaudara, perempuan Sholeha yang mengenyam pendidikan di bangku pesantren selama enam tahun. Membuat satu-satunya anak perempuan dirumah itu begitu taat agama.
Setahun lalu, Ia telah di khitbah oleh seorang laki-laki yang bernama HAFID ARBANY, tapi karena study nya di Universitas Al Azhar Kairo Mesir belum selesai, maka pernikahan mereka ditunda hingga kelulusan Hafid.
Minggu ini Alsea sibuk menyiapkan keperluan pernikahannya, sebenernya Ia dan Hafid ingin mengadakan acara yang sederhana, tapi kedua orang tua dan calon mertuanya menginginkan mengadakan acara walimatul 'urs, yang diselenggarakan di pesantren dekat rumahnya. Serta mengundang beberapa anak yatim.
...Alhasil Alsea harus menyiapkan bingkisan dan santunan untuk acara tasyakuran pernikahannya....
...•...
...•...
...•...
Sesuai jadwal yang sudah ditetapkan, Hari ini Hafid kembali dari Kairo setelah menyelesaikan berkas-berkas kelulusan nya. Tidak ada keluarga yang datang pada acara wisuada Hafid ke Kairo, dikarenakan keluarganya tengah disibukan dengan menyiapkan acara untuk pernikahan Alsea dan Hafid. Selain itu Hafid juga tidak menginginkan kedatangan keluarganya, mengingat jarak yang begitu jauh.
“Pesawat Maas Hafid tiba jam berapa Umi?” tanya Alsea.
“Dua jam yang lalu Hafid telfon, dia bilang sudah transit di Doha, kemungkinan sekitar empat sampai lima jam lagi baru sampai Indonesia.” terang Umi Nur.
“Dijemput sama Abi ya, Umi?” sahut Tsabita adik Hafid.
“Nanti Abi di temani Pak Dama buat jemput Abangmu, Ta.”
Setelah seharian penuh Alsea berbelanja barang-barang keperluannya. Akhirnya, Ia berserta calon mertua dan adik iparnya tiba di kediaman calon mertuanya. Langit sudah menyembunyikan pacaran mentari dengan sempurna. Menyisakan awan gelap yang berkerumun. Alsea masih betah duduk membereskan barang-barang di rumah calon mertuanya.
“Sudah malam, Nduk! biar besok Umi sama Tsabita yang lanjutin. Nanti ada Mbok Sum yang bantu-bantu juga.” ucap Umi Nur
“Iya Umi. Sebelum pulang Alsea ikut sholat isya dulu ya, Umi.” pinta Alsea
“Ya sudah kita sholat isya sama-sama, nanti pulangnya biar dianter Bita sama Abi ya, Nduk!” jawab Umi Nur
“Baik Umi,”
Setelah melaksanakan sholat berjamaah di kediaman Umi Nur, Alsea pamit pulang dan diantar kan oleh Tsabita bersama Abi Kholid, Ayah dari Mas Hafid.
Sepanjang perjalanan, didalam mobil Alsea duduk di bangku belakang. Termenung sembari mengedarkan pandangannya keluar jendela. Mendadak perasaannya tidak karuan, pikirannya melayang entah kemana. Berulang kali Alsea mencoba menarik dan menghembuskan nafas, bibir mungilnya tidak berhenti melantunkan dzikir-dzikir, akan tetapi apa yang Alsea lakukan tidak membuat perasaannya menjadi lebih baik.
Suasana di dalam mobil sudah hening sejak Tsabita yang duduk di bangku depan tidur terlelap. Mungkin gadis itu kelelahan karena seharian tadi sudah menemani Alsea berbelanja. hanya suara berisik dari radio yang terdengar memecah kesunyian.
Sesampainya di depan rumah, Alsea pamit dan melarang Abi Kholid untuk mengantarnya kedalam rumah, karena tak ingin membuat Tsabita terbangun. Begitu masuk rumah, Alsea menyapa kedua orang tuanya yang berada diruang tengah sedang menikmati sajian televisi malam itu.
BREAKING NEWS!
Deg!
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Hai gais.... author baru nyadar ternyata bab 2 hilang... aku juga gak tau kenapa. secepatnya author revisi bab yg hilang ya...
#selamat menikmati karya perdana saya.
maaf bila masih terlalu banyak salah dalam penggunaan kata dan tanda baca.
semoga terhibur loveee
mohon sematkan like dan komennya ya guys...
Ayah Ridwan hanya terdiam menatap iba melihat keadaan putrinya. Ia tak sanggup memberitahukan kebenaran bahwa nama HAFID ARBANY telah tercantum menjadi daftar salah satu korban jatuhnya pesawat AW-air.
"Korban masih dalam pencarian, Nak! Karena lokasi kecelakaan di dalam laut, maka kita harus bersabar menunggu kabar selanjutnya, Kita doa kan yang terbaik buat Hafid ya, Nak!" tutur ayah Ridwan seraya memeluk dan mengelus kepala anaknya.
"Maksud Ayah apa?!" Alsea mendongakan kepalanya, menatap manik mata Ayahnya yang sudah berkaca-kaca, "Jelasin ke Alsea, Yah!" pekik Alsea dengan suaranya yang bergetar.
"Kita masuk dulu, kita sholat dzuhur berjamaah dirumah sekalian mendoakan Hafid." cetus Ayah Ridwan seraya menuntun Alsea masuk kerumah.
Rumah yang tadinya hanya berisi 3 orang, sekarang bertambah semakin ramai sejak kedatangan kakak, kakak ipar dan adiknya. Mereka lekas menaiki pesawat terbang untuk pulang ke Jakarta dari Jogja setelah mama Rima memberi kabar duka mengenai Hafid.
ARSEAN AYUB adalah kakak laki-laki Alsea yang menikahi perempuan asal Jogja, yaitu MARITZA DIAS. Kini mereka tinggal di jogja dan mengelola usaha mebel milik Ayah Ridwan.
Sedangkan ABYAZ BYAKTA adalah adik laki-laki mereka, yang tengah menyelesaikan pendidikan nya di salah satu universitas negri di Jogjakarta.
Setelah melakukan sholat dzuhur berjamaah dirumah, seluruh keluarga memanjatkan doa-doa untuk Hafid dan para korban jatuhnya pesawat.
Sejatinya tidak satupun orang dirumah yang tak paham akan situasi saat ini, kecelakaan sebuah pesawat apalagi di dalam laut, kemungkinan untuk selamat sangatlah kecil.
Hanya saja, keluarga berusaha menguatkan Alsea untuk mendengar kabar duka yang akan Ia dapatkan dari laki-laki yang seharusnya akan melaksanakan pernikahan dengannya minggu ini.
"Makan dulu ya, Al! kata Mama dari semalam kamu belum makan?!" ujar Maritza membujuk Alsea agar adiknya iparnya itu mau makan.
"Nanti saja, Mbak! aku tidak lapar," jawab Alsea lirih
"Makan, Mbak! kamu juga harus jaga kesehatan buat nunggu Mas Hafid," sahut Abyaz yang tak tega melihat kondisi sang kakak pun ikut memaksa kakaknya untuk makan.
"Kamu harus tabah, Al! kamu harus berusaha ikhlas dengan apa yang akan kamu hadapi kedepannya." Arsean menangkup pipi adik perempuannya dan mengecup kening serta mengelus lembut kepala berbalut hijab itu.
"Ternyata sesusah ini arti kata ikhlas, Bahkan aku tidak pernah membayangkan akan melewati hal yang sangat mengerikan seperti ini, apa yang sudah aku lakukan hingga takdir mempermainkan ku seperti ini?" ungkap Alsea lirih dan mempererat pelukannya ke tubuh Arsean.
"ALLAH tidak pernah mempermainkan takdir manusia, semua yang terjadi pada manusia sudah di gariskan oleh sang pencipta" imbuh Arsean
Seminggu sudah berlalu, Alsea tetap memantau berita demi berita yang ditayangkan di televisi, Kakak dan kakak iparnya sudah kembali ke Jogja. Sedang adiknya masih berada dijakarta karena bisa mengikuti kelas secara online.
Ayah Ridwan dan mama Rima masih bolak balik kerumah Abi Kholid, karena di kediaman Abi Kholid mengadakan pengajian setiap malam untuk mendoakan Hafid.
Keadaan Alsea sudah lebih baik, Dia berusaha keras untuk berdamai dengan takdir yang sudah ditetapkan ALLAH. Ia berusaha keras untuk ikhlas, apapun yang akan Ia dengar perihal musibah yang menimpa laki-laki yang telah menghitbahnya.
SEKILAS INFO!
"Telah teridentifikasi salah satu jenazah korban jatuhnya pesawat AW-air, seorang pemuda berusia 26 tahun asal tangerang selatan bernama HAFID ARBANY. Jenazah sudah di konfirmasi oleh pihak keluarga dan jasad korban akan di serahkan ke pihak keluarga siang ini.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
#selamat menikmati!
maafkan jika masih banyak salah dalam menggunakan kata dan tanda baca '-^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!