...happy reading...
Namaku Rasya Putri Mahendra Prasetyo umur 25 tahun, karena terpengaruh cerita novel yang menceritakan kisah cinta sejati yang tak pernah memandang harta seseorang, akhirnya aku ingin mencobanya. Jadilah namaku Rasya Putri MP.
Aku berhasil menyelesaikan gelar dokterku dengan jati diri yang tetap kusembunyikan. Bahkan sahabatku yang bernama Lingga pun tak mengetahuinya.
Oh ya papaku bernama Raka Mahendra Prasetyo pewaris tunggal Mandiri Coorporate perusahaan terbesar di Asia saat ini dan mamaku bernama Anastasya Thalita.
🪐🪐🪐🪐🪐
Disebuah kamar yang telah dihias, Alfhines berpikir keras, hanya beberapa menit lagi dia akan mengakhiri masa lajangnya dengan seorang gadis sederhana.
Entah mengapa tiba-tiba saja perkataan bundanya bergema dikepalanya padahal selama ini hatinya sudah mantap untuk mengarungi kehidupan bersama Rasya seorang gadis sederhana dengan mata polosnya namun sangat cerdas.
Bayangan Lingga dengan senyumnya yang manis dan didukung dengan ekonomi yang selevel dengannya tiba-tiba mampu mengalihkan pikirannya. Rasa cintanya pada Rasya menguap begitu saja.
Alfhines segera mengganti baju pengantinnya dan meninggalkan semua orang yang menunggunya diluar kamar. Alfhines melompati jendela kamarnya dan menghilang.
2 Minggu sebelum hari ini, Rasya memperkenalkan sahabatnya yaitu Lingga pada calon suaminya, semua tampak wajar dimata Rasya.
Alfhines dan Lingga berkenalan dan mereka sama-sama tertarik pada pandangan pertama. Rasya yang menganggap Lingga adalah sahabat sejatinya selama ini tak pernah curiga sedikit pun, Rasya memang terlalu naif menganggap semua orang sama dengan dirinya.
Rasya yang bodoh dalam pergaulan tanpa rasa cemburu, membiarkan mereka berduaan karena sangat yakin dengan cinta Alfhines. Benarkah Alfhines mencintai Rasya seperti dalam cerita novel???
Rasya yang naif, Rasya yang terlalu percaya pada cerita novel tentang cinta sejati dan persahabatan yang sejati. Lihatlah hari ini akan menjawab semuanya, sedalam apa cinta calon suamimu dan sebaik apa sahabat sejatimu.
Tante Reni gelisah karena waktu ijab kabul sudah lewat 1 jam tapi mempelai pria belum datang juga, para tamu sudah mulai ribut, penghulu pun sudah siap sejak 1 jam yang lalu
Untungnya mama dan papa Rasya belum tiba karena penerbangannya delay.
Dua orang utusan mempelai pria datang dengan wajah tegang dan berbicara dengan tante Reni.
"Maaf bu Reni,,,mempelai prianya menghilang". kata utusan itu membuat Reni lemas dan hampir jatuh, beruntung badannya berhasil ditahan oleh seorang tamu.
"Mengapa mereka hanya mengirim utusan, mengapa bukan kedua.orang tuanya yang datang mengklarifikasi semuanya ". isak tante Reni pilu
"Mereka sudah kembali ke Jakarta bu Reni. Maklum mereka pengusaha yang sibuk". utusan itu memberi alasan hingga para tamu kembali ribut.
Penghulu akhirnya meninggalkan tempat karena masih ada pasangan yang akan mereka nikahkan.
Reni kemudian masuk kedalam kamar Rasya setelah menelpon Raka dan Syaza bahwa pernikahan putri kesayangannya batal.
Rasya yang memakai kebaya putih nampak duduk dengan anggun dan tersenyum kearah tante Reni sepupu mamanya. Namun senyum itu mendadak hilang melihat air mata tantenya, firasat buruk tentang pernikahannya terlintas begitu saja.
"Sayang,,,,Alfhines menghilang ". tante Reni memeluk Rasya yang terdiam mematung mencerna kata-kata tante Reni.
Padahal hari ini dengan yakinnya Rasya akan memberitahukan pada Alfhines siapa sebenarnya dirinya. Memperkenalkan kedua orang tuanya pada mertuanya yang selalu menatapnya sebelah mata karena hidupnya yang sederhana.
Rasya hanya berdiri mematung meneteskan air matanya mendengar kata-kata tante Reni. Rasa sesak didadanya membuatnya sesunggukan. Betapa malang nasibnya. Ternyata cerita tentang cinta sejati yang tak pernah memandang harta itu hanya cerita belaka. Rasya tertipu.
"Sabar ya sayang,,,tante sudah mengabarkan mama dan papamu. Beruntung Askara masih diluar negeri ". kembali tante Reni bersuara sambil mengelus punggung Rasya.
"Tante,,,aku akan kembali kerumah mama sama papa, tolong bantu aku mengemas baju-bajuku". kata Rasya sambil membuka baju pengantinnya dan membersihkan make up dan air mata diwajahnya yang cantik.
"Tante gak usah khawatir, Rasya baik-baik aja, kita ambil hikmahnya aja. Rasya sangat beruntung ditinggalkan sebelum menikah itu artinya Alfhines bukan jodoh Rasya dan tidak pantas untuk ditangisi. Rasya gak akan menangisi laki-laki sampah itu ". lanjut Rasya dengan nada dingin, Reni yang mendengar nada bicara Rasya bergidik ngeri.
🪐🪐🪐🪐🪐🪐
hai readers othor datang lagi menyapa lewat karya terbarunya
semoga syukaaa ya,,,jangan lupa dukungannya, ya....
tinggalkan jejaknya, ya,,,,
love you 🤗🤗🤗
saatnya melakukan yang seharusnya, menata kembali dengan jati diri yang sebenarnya.
...***happy reading***...
Satu tahun telah berlalu, Rasya pun.sudah melupakan semuanya, beruntung papa dan mamanya pun sejak peristiwa itu tak pernah membahasnya hingga sang adik yang terkenal sangat kejam di dunia bisnis tak menghiraukan juga karena sejak awal mereka memang tak menyetujuinya hanya karena mereka tak ingin mengecewakan kesayangan mereka.
Kini Rasya telah menyelesaikan pendidikan Master hukumnya, karena sejak peristiwa itu, Rasya memutuskan untuk sementara tidak terjun langsung dirumah sakit miliknya karena takut tidak bisa fokus, jadilah Rasya melanjutkan S2 di bidang hukum.
"Sayang,,,saat ini waktunya kamu membantu adikmu mengurus sebagian perusahaan kita ". Raka mulai mendesak putrinya yang selalu ingin menjadi orang biasa
"Iya pa,,,,Rasya mau-mau aja, papa aja yang atur perusahaan mana saja yang akan Rasya pimpin tapi ada syaratnya ". kata Rasya tersenyum miring
"Isshhh,,,kakak ini gak ada ikhlas-ikhlasnya ". celetuk Syaza yang sejak tadi hanya menyimak.
"Gak apa-apa, ma,,,,suatu kemajuan putri kita sadar akan dirinya yang sebenarnya ". Raka tersenyum puas akan perubahan Rasya
"Syarat pertama,,,Rasya tetap akan menjadi direktur rumah sakit kita dan sekali-sekali akan ikut terjun langsung. Kedua,,,Rasya akan bergabung dengan perusahaan konsultan hukum terbesar dinegeri ini, Rasya ingin menjadi konsultan hukum, pa,,, kebetulan beliau menawari Rasya ketika di wisuda". kata-kata Rasya membuat Raka dan Syaza saling melempar pandangan.
Rasya memang merupakan wisudawan terbaik diangkatannya dengan nilai kelulusan sangat sempurna yaitu Summa Cumlaude.
"Jangan terlalu memaksakan diri, gimana cara bagi waktunya???papa rencana akan membagi dua perusahaan karena papa dan mama ingin menikmati masa tua kami dengan bersenang-senang". kata Raka yang ingin menghabiskan waktunya dengan mengunjungi sahabat-sahabatnya.
"Rasya sanggup kok, pa,,," kata Rasya dengan percaya diri
"Gimana caranya nak, kerja pada orang lain itu berat, kamu juga harus menangani perusahaan belum jika mendadak ada rapat ". ujar Raka menjelaskan bagaimana beratnya memimpin perusahaan sekaligus bekerja sebagai konsultan hukum
"Itulah gunanya asisten dan teknologi pa, pokoknya Rasya masih bisa menangani semuanya pa,,,jangan khawatir. Rasya hanya ingin izin dan restu dari papa sama mama." kata Rasya dengan wajah permohonan yang lagi-lagi tak dapat ditolak oleh kedua orang tuanya.
"Tapi sebelum itu mulai besok kamu harus ikut papa untuk memperkenalkanmu sebagai pengganti papa memimpin perusahaan ". ujar Raka tak memberi celah pada putrinya yang lumayan licik.
"Beres pa,,,tapi kunjungan ke rumah sakit biar aku sendiri, di sana kan aku masih direktur, ya kan pa???" tanya Rasya memastikan.
Jabatan direktur rumah sakit Mandiri Care dipegang oleh Rasya sejak masih mahasiswa kedokteran namun tidak ada orang yang mengetahuinya selain keluarga dan wakil direkturnya serta asisten Raka.
"Ya udah,,,istirahat aja dulu, sebentar malam adikmu askara akan tiba ditanah air". kata Raka dengan bersemangat karena setelah sekian lama mereka kembali berkumpul
"Siap pa,,,apa perlu gelar karpet merah untuk menyambut putra mahkota???" Rasya menggoda kedua orang tua tersayangnya dengan menaik turunkan alisnya dan tersenyum jahil
"Kalo askara putra mahkota maka Rasya adalah putri mahkota ". balas Syaza mengacak-ngacak rambut putri sulungnya
"Inilah seharusnya kulakukan sejak dulu, melakukan segalanya dengan jati diriku " gumam Rasya namun masih terdengar oleh Raka dan Syaza
Raka dan Syaza sangat bersyukur memiliki anak-anak yang cerdas dan memiliki kemampuan untuk menghadapi masalah yang menghampirinya. Mereka tipe manusia survive, mampu bertahan dalam gelombang kehidupan yang keras dan tak akan mundur dalam menghadapi masalah yang datang menghadang. Mereka saling menyayangi dan saling mendukung.
Rasya dan askara memiliki sifat Raka dan Syaza dalam diri mereka. Sisi kejam, arogan, keras pada satu sisi dan ada kelembutan pada sisi yang lainnya. Tergantung jenis manusia yang mereka hadapi. Hal inilah yang membuat Raka dan Syaza merasa tenang.
Jauh didalam lubuk hati Raka dan Syaza masih teringat dengan kegagalan pernikahan putrinya, namun mereka sudah berjanji tak akan turut campur dengan kehidupan pribadi kedua anaknya.
Biarkan mereka mencari kebahagiaan hidupnya asalkan tidak keluar dari aturan dan norma yang berlaku dimasyarakat. Itulah prinsip hidup yang mereka terapkan selama ini .
🪐🪐🪐🪐🪐
**part awal, semoga klean syukaaa**
**tinggalkan jejak dukungannya jika suka dan tetap hargai karya othor jika tidak suka**
**terima kasih dukungannya ya**
**love you readers 🤗🤗🤗**
kenyataan terkadang sangat menyakitkan namun hidup harus tetap berlanjut
Hari Minggu dimanfaatkan Rasya dengan berbelanja segala kebutuhan pribadinya dan beberapa cemilan.
Meskipun sang mama selalu menyiapkan segala jenis cemilan namun Rasya tetap saja merasa puas jika membelinya sendiri.
Berjalan kearah rak untuk memilih kebutuhan pribadinya namun langkahnya terhenti karena melihat seseorang yang mempermalukannya satu tahun lalu, dadanya sesak bukan karena menahan tangis seperti dulu, hanya saja Rasya tak ingin lagi melihat manusia sampah itu.
Rasya segera memutar badannya meninggalkan rak itu. Berjalan kearah kasir dengan terburu-buru dan tanpa diduga bertemu dengan sahabatnya Lingga.
"Lingga ???? " sapa Rasya tersenyum manis dan memeluk Lingga
"Rasya ???? apa kabar ????" Lingga bertanya dan balas memeluk Rasya
"Aku baik-baik aja, Ling,,,kamu dengan siapa ???" Rasya mengedarkan pandangannya sambil bertanya, rasanya sangat senang bertemu dengan orang yang sangat disayanginya
Lingga semakin gelisah membuat Rasya mengernyitkan alisnya bingung dengan perubahan Lingga.
"Sayang,,,,sedang apa, mas nunggu kamu lama lho ". sebuah suara yang berbicara dengan Lingga yang sangat dikenal Rasya dan matanya terbelalak sempurna melihat Alfhines yang memeluk pinggang Lingga.
Alfhines menegang wajahnya pucat menyadari wanita yang berbicara dengan istrinya adalah wanita yang ditinggalkan ketika hari pernikahan mereka.
Rasya tersenyum pada mereka dan tanpa mengeluarkan kata-kata langsung meninggalkan supermarket tersebut. Hatinya berdenyut melihat kenyataan didepan matanya.
'***apakah Alfhines meninggalkanku waktu itu karena Lingga??? bukankah mereka berkenalan dua Minggu sebelum hari pernikahan kami???' Rasya terus memikirkan kemungkinan itu sambil memukul setir mobilnya***
Rasya tersenyum meskipun kenyataan didepan matanya sangat menyakitkan namun hidupnya harus tetap berlanjut dan tak akan ada air mata untuk mereka.
Rasya semakin memantapkan diri untuk menggeluti pekerjaannya, memimpin beberapa perusahaan papanya, menjadi Direktur rumah sakit Mandiri Care dan bergabung dengan perusahaan konsultan Hukum.
Sebelum memarkirkan mobilnya di halaman Mension mewah milik keluarganya lagi-lagi Rasya tersenyum miring, bayangan Lingga yang menjadi salah satu tenaga medis di rumah sakit Mandiri Care miliknya berkelebat pada kepala cantiknya.
Kemudian memasuki Mension keluarganya Rasya segera mencari sang mama untuk mencari ketenangan dan menceritakan segalanya.
"Maaaa,,,mama sayang,,,," teriak Rasya menggelegar diruang keluarga
"Kakak berisik banget deh, kayak anak kecil aja,,," askara melihat Rasya dengan tatapan dingin khas miliknya
"Ck,,,,dek,,,tatapanmu gak akan membuatku merasa ciut ". Rasya mencebikkan bibirnya melihat tatapan adik kesayangannya yang mampu membuat lawannya menciut.
"Ada apa sih, baru juga bertemu sudah pada ribut ". Syaza mengomeli kedua anaknya yang sudah dewasa namun kelakuannya seperti anak kecil jika mereka bertemu
"Adek tuh ma yang mulai ". Rasya mengadukan askara yang tetap menatapnya tajam
"Ck dasar manja,,,ingat umur, kak. Lagian apa salahnya sih kalo aku melihat kakak, mata juga pake mataku kok, gak mungkin juga kan aku jatuh cinta sama kakakku sendiri ". omel askara tak terima tuduhan sang kakak
"Ada apa nih ramai-ramai ". kata Raka yang baru saja keluar dari kamar
"Wiiihhh,,,,papa semakin hari semakin tampan aja, kalah kamu dek ". Rasya terkekeh geli melihat wajah datar askara
"Pa,,,,ada tawaran kerja sama dengan perusahaan dari Amerika, sebenarnya owner-nya orang Indonesia sih, dan sekarang mulai membuka perusahaannya di Indonesia. Aska belum mempelajari sih bentuk kerja sama yang mereka tawarkan". kata askara serius tak memperdulikan godaan kakaknya.
"Mereka menawarkan kerja sama diperusahaan kita yang mana dan apa nama perusahaan itu ". tanya Raka penasaran.
"Mereka ingin bekerja sama dengan perusahaan konstruksi kita yang akan dipegang oleh kakak dan nama perusahaannya Mahardika grup, kalo Aska gal salah ingat.". jelas askara mengingat nama perusahaan tersebut.
Syaza dan Raka saling melempar pandangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka mempunyai pemikiran yang sama mendengar nama perusahaan sahabat mereka.
"Berkasnya mana, dek,,,biar kakak pelajari dulu, aku gak mau asal tanda tangan kerjasama, meskipun itu perusahaan dari luar negeri". kata Rasya dengan tegas
"Kalo menurut Aska sih perusahaannya bagus dan sempurna, tapi hati-hati aja, kak,,,jangan sampai kakak jatuh cinta pada owner-nya yang masih muda dan wajahnya yang tampan meskipun lebih tampan Aska, sih.". ucap askara narsis
"Biarkan kak Rasya yang memutuskan, nak,,,sudah menjadi tanggung jawabnya ". Raka menengahi kedua anaknya karena jika tidak maka mereka pasti akan beradu argumen lagi.
"Denger tuh, dek kata-kata papa. Ma, pa,,,,aku bersih-bersih dulu setelah itu aku mau cerita sama mama tentang sesuatu ". Rasya mengedipkan sebelah matanya pada Syaza membuat askara memutar bola matanya jengah
"Sok rahasia-rahasiaan loe, kak,,,". kata askara malas
"Hussshhh,,,yang sopan sama kakaknya, nak.". tegur Syaza lembut.
Rasya sudah menghilang diujung tangga karena letak kamarnya dan kamar Aska berada di lantai 2.
Raka dan Syaza kemudian kembali membahas perusahaan yang dimaksud oleh askara
"Pa,,,,berarti saat ini Ishita sudah berada di Indonesia, tapi kok dia gak ngomong apa-apa sama aku ". kata Syaza kesal pada sahabatnya
"Mungkin juga mereka belum tiba, ma,,,jangan asal tuduh. coba kamu telpon dia ". Raka mencoba menenangkan istrinya yang sudah menjadi kebiasaannya mengambil kesimpulan sendiri
"Pa,,,,aku jadi teringat kata-kata Thoriq ketika melahirkan Rasya ". Syaza menerawang mengingat kembali kata-kata Thoriq kecil
"Gak usah dipikirin, ma,,,,maut, rejeki dan jodoh sudah diatur oleh Allah, lagian juga kamu tau kan gimana Rasya". Raka tak ingin ikut larut dengan pemikiran istrinya.
"Semoga Rasya sudah melupakan peristiwa yang sangat memalukan itu". kata Syaza kembali merasakan kekesalannya.
Beruntungnya saat itu, mereka belum tiba di Surabaya hingga tidak ada yang tau jika anak mereka ditinggalkan sesaat sebelum ijab kabul.
Allah masih menyayangi dan menolong mereka dari rasa malu, seandainya saja Rasya tidak menyembunyikan identitasnya mungkin sampai saat ini keluarga mereka tetap menjadi bahan hinaan bagi kalangan pebisnis.
Syaza meringis mengingat hal itu. Raka mengelus lembut lengan istrinya menenangkan , mereka memutuskan untuk tidak ikut campur karena sebenarnya Raka dan Syaza kurang setuju dengan pilihan hati Rasya saat itu, mereka sangat mengenal keluarga calon besannya tapi karena rasa sayangnya pada sang anak akhirnya mereka menyetujuinya. Rasya pun mengetahui hal itu tapi namanya cinta meskipun berakhir tak sesuai dengan harapannya.
🪐🪐🪐🪐🪐
**up siang-siang,,,semoga syukaaa**
**terima kasih dukungannya ya**
**dan tetap tunggu kelanjutannya**
**love you 🤗🤗**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!