NovelToon NovelToon

Suatu Hari Ketika Aku Bertemu Dengan Seorang Dewi, Aku Dikirim Ke Dunia Lain

Chapter 01 : Sebuah Awal

Selagi mencium aroma musim semi yang menenangkan, aku berbaring di sebuah padang rumput selagi menatap langit biru cerah yang tertutup awan putih indah.

Sudah setahun semenjak aku di kirim ke dunia ini dan aku masih belum bisa mengembalikan sihir seperti sedia kala.

Benar juga, sebelum aku menceritakan apa yang telah terjadi disini, mari kembali ke masa lalu saat aku masih menjadi seorang pria polos yang ingin menjalani kehidupannya dengan tenang tepatnya sebelum aku bertemu dengan seorang Dewi.

***

Dentingan bel terdengar menyusuri seisi sekolah tatkala aku duduk di kursi menatap keluar jendela dengan perasaan bosan.

Bagiku yang telah mendapatkan semua hal di dunia ini membuatku sudah tidak bisa menjalani kehidupan dengan normal, kepintaran, kekayaan, ketenaran hal itu adalah bagian dariku.

Benar, itulah kehidupan dari orang bernama Sten yang telah menjadi superstar di usianya yang ke 15, aku telah mendapatkan berbagai perhargaan dari bidang ilmu pengetahuan serta akademik maupun non akademik, terutama dalam hal membuat robot.

Aku tidak berpikir hal itu lebih hebat dari kebanyakan orang, karena setiap orang memiliki sesuatu yang menjadi kelebihan mereka, meskipun aku bepikir begitu, semua orang tetap meninggalkanku.

Manusia terkadang tidak bisa menerima perbedaan dan cenderung menganggap apapun yang berbeda dengan kebanyakan orang itu adalah salah.

Oleh karena itu kini aku menjadi seorang penyendiri.

Jangan khawatir tentang itu, aku masih memiliki satu teman yang bisa aku andalkan, ia sedang menungguku di luar dengan tatapan polos.

Dia wanita dengan rambut ungu panjang yang mempesona, bagi pria yang melihatnya dia akan jatuh cinta padanya, akan tetapi aku tidak demikian karena aku tahu dia adalah robot yang aku buat bernama Rista.

Penampilannya seperti gadis pada abad pertengahan dengan gaun berenda.

Ketika aku merasa bosan akan pelajaran, tiba-tiba saja bunyi dari pengeras suara terdengar.

"Perhatian, kepada siswa bernama Sten, tolong pergi ruang kepala sekolah... Se-ka-rang"

Aku yang mendengarnya hanya bisa bertanya-tanya lalu keluar kelas dan berjalan di koridor bersama Rista.

Aku menuruni tangga ke lantai dua dimana ruang kepala berada di sudut koridor, ketika aku membukanya tidak ada siapapun kecuali seorang wanita berdiri selagi bersandar dimeja.

Ini pertama kalinya aku melihatnya.

"Siapa?"

"Benar juga, biar aku perkenalkan diriku.. namaku Listard.. aku seorang Dewi."

"Anda pasti bercanda?" kataku.

"Apa aku tidak mirip seperti Dewi sekarang."

"Anda lebih mirip seorang guru sekarang, tidak lebih maupun tidak kurang."

"Jika kau mengatakan itu mungkin memang benar."

Untuk sekarang mungkin aku akan mempercayainya.

Wanita bernama Listard itu duduk di meja selagi menyilangkan kakinya lalu berkata ke arahku.

"Maukah kau membantuku untuk menyelamatkan dunia?"

"Dunia seperti apa itu? Jangan bilang dunia yang di isi oleh sihir dan monster."

"Bagaimana kau tahu? Memang tempat itulah yang aku maksud."

Aku sedikit terkejut atas jawaban cepatnya, jika Rista memiliki emosi kurasa dia juga akan bereaksi sepertiku.

Listard melanjutkan.

"Walau dunia itu disebut dunia sihir, sekarang tidak demikian.. tiba-tiba saja sihir menghilang dari dunia itu dan aku ingin kau membantuku untuk mengembalikannya semula."

"Apakah Dewi sendiri akan turun mengatasinya?"

"Kenapa tidak, perhatikan ini."

Tiba-tiba saja tubuh Listard berubah menjadi bintik-bintik cahaya dan kemudian masuk kedalam tubuh Rista.

"Oi, apa yang kau lakukan?" kataku.

"Jangan khawatir, mulai sekarang aku akan meminjam tubuhnya... dengan begitu sosok Dewiku bisa tersembunyi dari banyak orang."

Dan saat aku sadari, Rista benar-benar bergerak layaknya seorang manusia.

Chapter 02 : Pindah Ke Dunia Lain

"Aku melompat," katanya dengan diiringi nada.

"Dia melompat," teriakku.

"Aku tiduran."

"Dia tiduran," teriakku kembali.

"Aku tebang."

"Lupakan saja kau bukan burung."

Listard dengan tubuh Rista hanya bisa mengembungkan pipinya menanggapi perkataanku barusan.

"Kau yakin ingin menggunakan wujud itu, bagaimanapun Rista hanyalah tubuh mesin?"

"Tak masalah, aku rasa aku bisa nyaman dengan ini.. wahh, aku bisa melihat menembus tubuhmu."

Dewi ini lebih kekanak-kanakan dari yang aku duga.

"Itu pandangan Xrey."

"Menarik.. jadi bagaimana jawabanmu?"

"Baiklah, aku akan membantumu setelah itu biarkan aku kembali ke dunia ini."

"Itu tidak mungkin, bagi seorang yang telah di kirim kedunia lain mereka tidak bisa lagi datang ke dunia yang sebelumnya mereka tinggali."

"Maksudmu aku akan mati?" tanyaku terkejut.

"Dalam arti harfiah seperti itu, tapi tenang saja kau tidak akan mati, aku hanya merubah ingatan semua orang bahwa kau sudah meninggal setahun sebelumnya... itu agar semua orang tidak menghawatirkanmu."

Itu pilihan sulit, meski begitu.. aku merasa tidak ada yang akan mempermasalahkan soal itu maupun menangis untukku, karenanya..

"Aku mengerti."

"Yos, baiklah... kita pergi sekarang."

"Aaaaaaaaaa....." dibarengi teriakanku, aku benar-benar telah berpindah tempat, hanya saja kenapa aku harus jatuh dari langit.

"Huuuuuaaa... bukannya ini menyenangkan Sten? Hahaha tutup mulutmu kalau kau tidak ingin memakan serangga."

"Tutup mulut apanya Dewi, ini mengerikan... aaaaaaa..."

"Haha."

Angin terus saja menerpa wajahku dengan kecepatan tinggi hingga sebelum aku menghantam tanah aku melayang sesaat dan akhirnya aku terjatuh dengan bunyi "brak".

"Bukannya barusan sangat gila?" kataku.

"Benarkah, menurutku biasa saja malah sangat menyenangkan."

Aku hanya mendesah pelan menanggapinya lalu berkata.

"Jadi kemana tujuan kita selanjutnya Dewi Listard?"

"Tidak, tidak, sebaiknya kau mulai sekarang memanggilku Rista, itu terdengar lebih baik, coba katakan!"

"Rista," ketika aku memanggil namanya dia tersenyum puas.

Apa Dewi ini akan baik-baik saja kedepannya? Yang jelas kami akan pergi ke kota kecil tak jauh dari sini.

Kami menaiki gunung, menyusuri lembah, melewati hutan, menyebrangi sungai.

"Lah.. tunggu sebentar, bukannya ini terlalu jauh jika di sebut dekat?"

"Alamak mungkin sedikit jauh."

"Kau pasti bergurau, kita sudah berjalan seharian.." kataku menggoyang-goyangkan bahunya sementara Rista hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Yah..."

"Jangan hanya "yah" lakukan sesuatu?"

"Itu sedikit sulit.. ketika sihir di dunia ini menghilang kekuatanku juga ikut melemah, pada dasarnya sihir adalah anugerah Dewi yang kami turunkan dan itu juga mempengaruhiku."

"Dengan kata lain?"

"Selama kita disini aku hanya bisa membantumu sedikit, seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian serta pekerjaan rumah tangga lainnya, hanya itu yang bisa aku lakukan."

"Kau hanya bisa melakukan apa yang pelayan bisa lakukan?"

Rista mengangguk kecil sedangkan aku mendesah pelan. Aku yakin dengan kemampuanku, kami pasti bisa bertahan hidup.. ketika aku meyakinkan hal itu dalam pikiranku, tiba-tiba seekor serigala muncul di depanku.

Ini memang monster di peringkat sedang hanya saja itu sudah cukup membuatku kewalahan, tanpa peralatan memadai mengalahkannya memang lumayan sulit.

Serigala menjatuhkanku ke tanah selagi mendorong mulutnya yang berlendir ke leherku, aku mengambil batu di sampingku lalu menghantamkannya ke arah kepalanya hingga ia pun mati dalam sekejap.

"Sudah selesai?"

"Kerja bagus Sten."

Aku menatap langit yang berhiaskan awan-awan putih. Kurasa kedepannya akan menjadi lebih sulit dari yang aku bayangkan.

Chapter 03 : Kota Viola

Akan sia-sia jika kami membiarkan tubuh serigala ini begitu saja, karena itu aku membawanya di punggungku menuju kota terdekat bernama kota Viola.

Kami berdua memasukinya tanpa kendala, rumah-rumah berderet di samping jalan utama yang aku lalui, beberapa kios serta pedagang berada di sekitarnya.

Aku berhenti tepat di sebuah lapak penjual yang menerima hasil buruan.

"Paman aku ingin menjual ini?"

"Biar aku lihat, hmmm... serigala gunung, bagaimana dengan 2 koin perak."

Aku menatap Rista untuk memastikannya dan ia mengangguk setuju.

"Baiklah."

"Jika kau punya buruan lainnya kau bisa menjualnya padaku, aku pasti membayarnya dengan harga pasar."

"Kau mengerti."

Setelah menerima uang itu aku melanjutkan perjalan bersama Rista.

"Orang itu cukup murah hati, biasanya orang akan menipu seseorang yang baru datang ke kota, tapi dia mengatakannya dengan jujur... serigala gunung memang di hargai sekitar 2 koin perak jika bagian kulit tubuhnya utuh, sementara jika berlubang itu hanya satu koin perak."

"Begitu, kita datang tanpa membawa uang sedikitpun, sebaiknya aku membeli perlengkapan berburu untuk mendapatkan uang."

"Itu ide bagus."

Selama perjalanan Rista mulai menjelaskan tentang dunia ini, dari tempat bernama guild, wilayah, serta sistem pembayaran.

Satu koin perak itu sama dengan 100 koin tembaga, satu emas setara dengan 100 koin perak, pengetahuan ini yang harus aku ketahui jika aku ingin hidup disini.

Tanpa terasa aku sampai di pandai besi, sungguh merepotkan jika aku tidak bertarung menggunakan senjata karena itu aku datang kemari.

Rista melihat sekelilingnya selagi menyentuh apa yang dia sukai.

"Jika kau menyentuhnya kau harus membayarnya."

"Ah, salahku," ucap Rista.

"Haha aku cuma bercanda, silahkan lihat-lihat apa yang kau suka?" pria yang berbicara pada kami adalah pemilik toko pandai besi ini.

"Kau pasti baru di kota ini, apa yang kau butuhkan?"

"Aku ingin membeli pedang seharga satu koin perak."

Si pria itu mendesah pelan selagi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kau tidak mungkin mendapatkan pedang bagus dengan harga segitu, pedang pendek juga sudah mencapai lebih dari 20 koin perak."

"Semahal itu?"

"Aku tidak tahu kalian darimana? Terlebih pakaianmu juga tampak aneh... sebaiknya kau mengumpulkan uang dulu lalu datang kemari lagi, aku akan membuat pedang apapun untukmu."

Ternyata banyak hal yang harus aku ketahui dari dunia ini.

"Kurasa begitu, ayo Rista," sebelum hendak pergi si pemilik toko memanggilku.

"Ada apa?"

"Ambillah."

Tanpa di duga dia melemparkan satu pedang panjang ke arahku yang mana aku tangkap dengan mantap.

"Ini.."

"Aku akan masukan kedalam hutang, jika kau sudah punya uang bayar itu."

"Aku mengerti, berapa harganya?"

"50 koin perak."

"Aah... namaku Sten, dan ini Rista, kami sepertinya akan tinggal disini sementara waktu."

"Begitu, nikmatilah kehidupanmu... disini adalah kota pemula bagi petualang kau tidak perlu khawatir tentang bahaya."

"Terima kasih...itu."

"Namaku Steve."

Aku meninggalkan toko setelah mendengar namanya, setidaknya di kota ini masih banyak orang baik dan aku mensyukuri hal itu.

Rista berkata kearahku selagi memegangi perutnya.

"Bukannya sudah waktunya makan Sten?"

"Kau ini memiliki tubuh mesin, bagaimana kau makan?"

"Kau ini lupa aku ini seorang Dewi, ketika aku makan.. makanan itu masuk kedalam perutku bukan perut robotmu ini."

Dewi memang bisa melakukan apapun yang mereka inginkan, selagi memikirkan itu aku sampai di sebuah guild yang mana akan menjadi mata pencaharianku di dunia ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!