Lella , gadis dengan perawakan tinggi kurang lebih 165cm dengan bb ideal, hidung mancung yang di turunkan dari mendiang ibunya, saat ini Lella adalah mahasiswa di Universitas ternama di kota S.
Alvin, lelaki tampan yang memiliki paras seperti orang timur tengah, dengan rambut halus di area pipi sampai dagu, Alvin merupakan anak dari sahabat ibunya Lella, dan kakak dari Dea sahabat Lella.
Dea, gadis ceria yang selalu mengikuti kemanapun Lella pergi, dia sudah bersahabat dengan Lella sejak kelas 1 SMA.
Pak Jaya, merupakan pemilik perusahaan PT. Jaya Angkasa, Perusahaan yg terkenal di Benua Asia, memiliki pengaruh khususnya di dunia penerbangan, Pak Jaya seorang Duda beranak satu, istrinya meninggal sejak melahirkan Lella puteri semata wayangnya.
Bu Ketty, istri kedua Pak Jaya yang merupakan Ibu tiri Lella, dengan tampilan yang begitu glamour, Bu Ketty menikah dengan Pak Jaya dengan membawa 2orang puteri dari pernikahan sebelumnya.
Gisela puteri pertama ibu Ketty, cantik, berparas bak model international, penampilannya saat ini sangat didukung oleh keuangan yang di berikan Pak Jaya.
Giska puteri kedua dari Ibu Ketty, memiliki sifat penyayang, Giska merupakan anak yg penurut, sifat baik dan penyayangnya diturunkan dari sang Ayah kandungnya yang telah lama meninggal dunia.
Saat itu di rumah besar Pak Jaya terjadi keributan di meja makan.
"Kaa.. Kau tidak boleh seperti itu, aku yang lebih dulu mengambilnya!" ucap Giska kepada kakaknya Gisel
"Sebagai adik, harusnya kau mengalah!" ucap Gisel sambil memegang erat tiket menonton pertunjukan untuk minggu depan.
"Ya Ampuun, anakku, ini masih pagi, dan kalian sudah ribut di meja makan. Apa yang kalian ributkan?" ucap Bu Ketty yg datang mendampingi Pak Jaya.
Pertengkaran masih berlanjut.
"Lella.. apa kau sudah menerima formulir pendaftaranmu?" minggu ini Ayah ada urusan di Singapura, dan akan pergi beberapa hari, Ayah minta untuk kamu segera selesaikan pendaftarannya sebelum Ayah berangkat, supaya Ayah tenang." Pak Jaya berkata lembut kepada anak semata wayang dari istri pertamanya.
"Kau tenang saja, kan ada aku!" ucap Bu Ketty sambil menatap ramah ke arah Lella, tatapan nya berubah menjadi kecut setelah Pak Jaya mengalihkan matanya.
Enak saja anak itu terus yg mendapat perhatian darimu.. ciih.. lihat saja nanti apa yang aku lakukan saat kau pergi. gumam Bu Ketty
Lella yang mendapat tatapan tajam dari Ibu tirinya hanya bisa menunduk, hatinya sedih dan seketika teringat almarhum Ibunya.
*Ib*u......
Perlakuan yang diterima Lella dari Ibu tiri nya sangat menyakitkan, Bu Ketty tidak akan segan-segan untuk meminta atau memerintah hal-hal yang aneh kepada Lella.
Berbanding terbalik dengan sikapnya kepada kedua putrinya. Gisel memiliki sifat iri yang sangat besar terhadap Lella, Gisel sangat kesal jika kebahagiaan menghampiri Lella dan akan merasa bahagia melihat Lella menderita, sikap Gisel sangat berbeda dengan adiknya Giska, Giska selalu merasa iba saat melihat perlakuan ibu dan kaka nya terhadap Lella, namun Giska hanya bisa menonton saja dan tidak bisa membantu apa-apa, Giska berharap Lella bisa melaluinya dan segera mendapatkan kebahagiaan. Giska selalu datang diam-diam menemui Lella, setelah Lella mendapat perlakuan tidak menyenangkan.
Contohnya saja kemarin pagi, setelah pak Jaya berangkat ke kantor, Lella mendapatkan kembali perlakuan tidak menyenangkan. Lella harus kembali membantu ART untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah besar, sebenarnya dengan jumlah ART yang ada, sangat cukup untuk membuat rumah besar itu terlihat bersih, karena tindakan Bu Ketty lah seolah-olah rumah besar menjadi kotor dan Lella yg harus membersihkannya, Giska melihat dengan tatapan sedih kepada Lella.
Kau akan bahagia kelak Lella, sekarang bersabarlah dulu. gumam Giska
-
-
-
Judul kedua sudah rilis.
Selamat membaca 😘
Dua gadis berjalan beriringan, mereka menggenggam map berwarna kuning di tangan mereka masing-masing, dengan tas ransel yang menempel dibahu, mereka mengunjungi Aula dimana tempat pendaftaran untuk Universitas tersebut. Lelaki berparas seperti orang timur tengah kerap memperhatikan gelagat keduanya.
Hari ini adalah hari yang ditentukan Pak Jaya untuk anaknya segera mendaftarkan diri sebelum lusa dia berangkat ke Singapura untuk menyelesaikan beberapa urusan mengenai bisnis penerbangannya.
**
Di lantai 11 di Gedung Jaya Angkasa, duduk dengan gagah seorang lelaki, dia terlihat sedang menandatangani beberapa dokumen, sesekali tangannya meraih ponsel disebelah kanannya, dan menanti pesan singkat dari puteri tercinta.
"Ayah, aku sudah dikampus bersama Dea, saat ini kami sedang antri." begitu pesan singkat yg dikirim melalui media whatsapp.
Pak Jaya membaca, dan meletakkan kembali ponselnya tanpa membalas.
tok tok tok
(suara pintu ruangan diketok)
"Ya masuk.." ucap Pak Jaya
"Pak ada klien dr kota B datang untuk bertemu?" ucap sekretaris Pak Jaya
"Baik, persilahkan dia masuk?" jawab Pak Jaya.
Pak Jaya berjalan menuju sofa didalam ruangannya, dan menunggu kliennya itu.
**
"La.. itu ada senior kenapa dia melihat ke arah sini terus yaa .." ucap Dea kepada Lella sambil melirik ke arah lelaki yg memang sejak tadi memperhatikan kedatangan kedua gadis itu di Aula.
"Itu hanya perasaanmu saja De.." Lella santai menanggapi ucapan Dea.
Sampai di depan meja pendaftaran, mereka menyerahkan formulir itu, dan mendapatkan nomor lagi untuk mengikuti tes selanjutnya.
Si lelaki mengambil form dari tangan temannya yang bertugas di meja pendaftaran, sambil mengamati tulisan di dalamnya.
"Jadi gadis itu bernama Lella.. " gumamnya dan menyerahkan form itu kembali ke meja pendaftaran.
Selesai sudah urusan pendaftaran, kembali Lella mengirim pesan singkat ke ayahnya.
"Ayah, aku sudah mendapatkan nomor, lusa aku kembali mengikuti tesnya, ayah bisa berangkat dinas dengan tenang." dengan melampirkan emot senyum, Lella mengirim pesan tersebut.
drrtt drrtt drrt..
(getar ponsel pak Jaya terdengar)
Pak Jaya melihat ke arah layar dan sejenak menyunggingkan senyum nya.
"Bagaimana pak Jaya?" saya harap pak Jaya menyetujui rencana yg telah saya buat.!" ucap kliennya, tidak ada jawaban, pak Jaya masih fokus dengan layar ponselnya itu,
kembali klien nya menyentuh bahu pak Jaya, seraya memanggil. "Jaya?"
"Ya.. ya ya.. nanti kita bicarakan lagi.. Oia.. kudengar anakmu juga kuliah di Universitas A?" pertanyaan pak Jaya yg tiba tiba membuat si klien mengeryit, pasalnya Rio sangat yakin temannya ini sangat profesional dalam bekerja. walau mereka berteman, namun jika urusan bisnis tetaplah bisnis.
"Saya hanya bertanya?" tak usah dianggap berlebihan." ucap Pak Jaya.
"Baiklah, nanti Sekretarisku akan menghubungimu lagi kembali." ucap pak Jaya bangkit dari duduknya, disusul oleh klien yang juga temannya yg bernama Pak Rio untuk berjabat tangan.
"Maaf, iya memang anak saya kuliah disana, dan sudah memasuki semerter 4" ucap nya kemudian.. "Baiklah saya tunggu kabar baiknya Pak Jaya. " Terimakasih, hari ini Saya akan kembali ke kantor" ucap Pak Rio memutus pertemuan mereka hari itu.
**
Di dalam mobil Lella dan Dea bercakap seperti biasa, Dea senantiasa tertawa ketika Lella sudah merasa lelah menanggapi nya.
"La. sambil kuliah, bagaimana kita sambil mencari pacar?" ucap nya tenang sambil tertawa renyah.
Lella memutar mata jengah, sambil fokus ke depan jalan, tangannya masih memegang stir.
Sesampainya di depan pekarangan rumah Dea, "jangan lupa besok aku jemput lagi, kita akan mencari bahan untuk mengikuti tes lusa, siap-siap lebih awal ya!, karna akan ku tinggal jika kau lama De." kata Lella menegaskan..
"Baiklah Lella. Aku tunggu dirimu, tolong jangan tinggalkan aku,," ucap Dea mendramatisir kondisi.
Mobil Sport warna merah itu memasuki pekarangan rumah besar, disana sudah menanti seorang Nyonya yang menyilangkan tangannya di dada, hawa tidak ramah menghiasi sekeliling nya.
"Darimana saja kau?" ucapnya keras dan sedikit teriak. Bu Ketty memang sering berkata kasar dan keras, kerapkali, setiap ada sesuatu yang mengganjal atau yang tidak disukainya dia akan berbicara keras.
Lella sudah terbiasa, karna memang suara keras Bu Ketty hanya untuknya, dan saat ini Bu Ketty entah memiliki masalah apa, sampai berbicara keras kepadanya.
"Aku baru saja dari kampus Ma.." jawab Lella..
Mendapat jawaban santai dari Lella membuat Bu Ketty geram.
"Siapa yang menyuruhmu mendaftar kuliah?" Kenapa kau tidak meminta izin dulu kepadaku? apa kau tidak menganggap aku?"
"Huhh.. bahkan kau sama menyebalkan dengan mendiang Ibumu, benar-benar menjengkelkan" ucapan Bu Ketty yang ini membuat Lella membesarkan bola mata nya, dia merasa ibunya sudah di hina, dia tidak terima.
"Tolong Ma, jangan menghina Ibuku." Lella menghapus sebagian airmata yg telah lolos begitu saja
"Aku sudah mengabari ayah, jadi kupikir, aku tidak perlu minta izin lagi kepada Mama." ucap Lella menjelaskan
"DIAAAAMMM.. kau memang begitu, kau senang kan jika Ayahmu itu marahiku."
"Aku heran kenapa ayahmu menikahiku, padahal dia sama sekali tidak menganggapku." ucap Bu Ketty melemah.
Memang Ayah Lella menikah lagi, agar Lella memiliki teman dirumah selama ditinggalkan pergi untuk menyelesaikan bisnisnya baik di dalam Negri maupun diluar Negri, Ayah Lella sangat mencintai mendiang istrinya, jadi Bu Ketty merasa tidak di anggap oleh Pak Jaya.
Lella hanya menunduk dan memperhatikan setiap bulir yang keluar dari mata Ibu tiri nya itu, tanpa bisa berkata apapun.
-
-
-
-
Dukung penulis dengan Like dan VOTE yaaa..
Terimakasih
Selamat Membaca 😘
Cinta itu datang tidak kenal tempat, tidak kenal waktu, dan tidak kenal kepada siapapun itu. Cinta akan mengalirkan energi positif kepada siapapun yang menerima panahannya.
Pagi ini Lella sudah bersiap, hari ini merupakan hari pertama dia dan mahasiswa baru lainnya melaksanakan OSPEK, selama 5hari kedepan mahasiswa baru ini akan mengenal kampus mereka secara detail, baik dari segi peraturan maupun tata letak ruangan, setelah memilih jurusan Ekonomi sesuai dengan permintaan sang Ayah, Lella kini berada di Gedung yg memiliki 4 lantai dengan beberapa ruangan pendukung seperti Perpustakaan khusus Fakultas Ekonomi, Gym khusus Fakultas Ekonomi, bahkan ada Taman yg dikhususkan juga, setiap Fakultas di Universitas ini memiliki ruangan pendukungnya masing-masing sesuai dengan kebutuhan mahasiswa disana.
Dea duduk disamping Lella dibawah pohon rindang, mereka menikmati hari pertama ospek, "De, apa kamu ingat tadi apa saja yang dikatakan oleh senior?" ucap Lella menerawang sambil tangannya mencatatkan sesuatu pada buku note kecil, dia mengingat-ingat apa saja yang seniornya infokan selama ospek.
Dea hanya tertawa renyah, "kau nanya sama aku, selama ospek saja aku gak fokus La.. gegara senior tampan yang mengajak kelompok aku tadi keliling dilantai 1."
"Aaarghhh. memang yaa kamu mah gak bisa diandelin.. "ucap Lella frustasi
Saat ini yang diingat hanya bawaan apa saja yang akan dia siapkan besok. selebihnya info yang di sampaikan seniornya seperti menguap dibawa panasnya hari ini..
"Ya sudah, ayo kita siapkan bahan untuk besok? aku mau mencari buku ekonomi nya dulu, baru mencari alat peraga" ucap Lella sambil membenahi alat tulis dan buku note nya ke dalam tas, laptopnya segaja tidak dia bawa karna berfikir belum dibutuhkan dan memang belum digunakan saat ini.
Dea ikut beranjak dari sana, berjalan menuju dimana mobilnya terparkir, mereka memakai satu mobil yaitu mobil milik Lella, karna merasa mubazir dan buang2 bensin kalo mereka memakai mobil masing-masing.
"De.. gimana sudah dapat belum buku nya?" kata Lella, skrg berjalan di rak yang tengah di hampiri Dea, "Sudah dari tadi, cuma aku penasaran sama novel ini" ucapnya sambil mengangkat buku itu di udara sambil menunjukkam deretan gigi putihnya.
Disela-sela mereka mencari alat peraga untuk perlengkapan tempur mereka di Fakultas Ekonomi, mereka mampir di sebuah kafetaria yang dipenuhi pengunjung, waktu juga menunjukkan jam makan siang, akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan mencari setelah mengisi perut mereka.
"Mau makan apa?" tanya Lella, saat ini mereka sedang membolak balikkan buku menu,
"Aku mau bakmi seafood aja" jawab Dea. "Minumnya minta es jeruk" tambahnya.
Pelayan datang setelah Lella mengangkat tangannya memanggil, setelah menyebutkan pesanan mereka berdua terlihat mengobrol sesekali sambil melayangkan tawa renyah mereka.
"Ngapain kalian disini?" ucap seseorang mendekati mereka, ya gadis itu adalah Gisel saudara tiri dari Lella,
"Makanlah memangnya kami disini mau senam?." ucap Dea
"Iya tau makan, orang bodoh juga pasti tau kalau lo berdua disini makan" ucap Gisel
"lalu kenapa masih bertanya.. ? dasar ****!!" ucap Dea kesal.
"Apa lo bilang?" kata Gisel mulai kesal
"Abis loe nya nyolot, kalo nanya, yaa nanya aja gak usah nyolot!! lo tau kita disini makan pake nanya, kan apa kalo buka ****!!" lagi Dea mengatakan kata kata kasar kepada Gisel, membuat gadis itu mengangkat tangannya hendak menampar Dea.
"Udah Ka, Ka Gisel mending pergi, jangan ganggu kita." kata Lella melerai kedua gadis didepannya itu.
Tatapan tajam Gisel bergantian ke arah Lella dan Dea, sampai lengannya ditarik oleh seseorang untuk menjauh dr meja Lella dan Dea.
"Lepas.. gue bisa jalan sendiri.." ucapnya ketika hendak ditarik oleh temannya.
"Awas loe berdua ya!!" mata Gisel melotot seolah tidak terima kalo diusir dari situ oleh Lella
"Sana lo.. dasar cewek aneh!" kata Dea tangannya terangkat hendak melakukan tinju di udara.
"La.. loe sabar banget serumah sama biang kerok macam Gisel." kata Dea
"Udah lah De, biarin aja, gue udh biasa liat dia begitu!" ucap Lella..
"Iya La.. tapi aneh aja tuh orang, gak ada angin, gak ada hujan tiba-tiba begitu gayanya," ucap Dea.
Lella hanya menanggapi dengan senyuman,
selanjutnya mereka melanjutkan makan siang mereka setelah pelayan mengantarkan ke meja.
**
Dirumah Lella
Setelah mengantar Dea, Lella memilih langsung pulang kerumahnya, Lella langsung menaiki tangga dan menuju kamar.
Lelah di tubuhnya setelah seharian melakukan aktifitas, sejenak ia pejamkan mata, terlintas bayangan Bu Ketty yg menangis karna merasa kesal, Lella merasa walaupun Bu Ketty kejam terhadapnya, namun sebenarnya sikap Bu Ketty itu hanya pelampiasan emosi yang merasa tidak dianggap oleh sang Ayah. Memang untuk urusan hati sang Ayah Lella tidak bisa berbuat banyak, tapi sikap lemahnya menjadikan dia bulan bulanan ibu tiri dan saudara tiri nya itu.
Setelah memejamkan mata, terdengar ketukan halus dari pintu kamarnya.
tok tok tok
Lella membuka mata dan hendak bangkit dari ranjang nyamannya, dia membuka knop pintu, didapati Giska sedang mengendap-endap menengokkan kepala nya ke kanan dan kiri.
"Ada apa dek?" ucap Lella, Lella tau sikap adik tiri nya ini berbeda dengan ibu dan kakanya, Giska langsung masuk dan menutup pintu kamar, diikuti oleh Lella , Giska yang sudah mendudukan diri di atas sofa kamar Lella pun mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.
"Kaka.. apa Kaka punya pacar?" tanya Giska menyelidik, manik mata Giska menatap tajam ke arah Lella
Lella menggeleng selanjutnya mengeryitkan kening.
"Tidak ada dek, memangnya ada apa?" tanya nya bingung,
Memang rumah besar itu disiang hari hanya ada Giska dan beberapa ART, sedangkan ibu dan kaka nya sering menghabiskan waktu siang mereka diluar, kecuali weekend saat Pak Jaya dirumah.
"Ini.." ucap Giska menyerahkan amplop surat berwarna ungu disana tidak ada nama pengirim, hanya tertulis nama Lella dan alamatnya, sudah pasti surat kaleng ini tidak dikirim via pos melainkan orang itu sendiri yg mengantarnya.
"Kamu dapat darimana dek?" kata Lella sambil membuka isi nya, matanya melebar saat dia membaca isi surat itu..
"*Jangan takut, keberadaanku bukan untuk menakutimu, aku disini hanya ingin mengenalmu lebih dekat."
your secret Admire*
Begitu kira-kira isi dari surat kaleng yang diterima Lella. Menghela nafas halusnya kemudian dengan sikap tak tertariknya Lella hanya mengusap wajahnya, "siapa orang ini, aku sama sekali belum tertarik untuk menggubrisnya," gumam Lella dalam hati
Giska melihat raut wajah datar dari kaka tiri nya itu, "kenapa ka?" tanya nya..
"Siapa yang ngasih ini dek,? kapan ngasihnya?" tanya Lella
"Tadi sepulang sekolah, Pak Satpam yg ngasih ka.. katanya anak kecil yang nganterin." ucap Giska. "Memangnya kaka gak tau siapa yang ngirim?" tanya nya lagi.
Lella menggeleng.. "kaka gak tau sayang.."
"Ya sudah gak usah dipikirin ka, paling orang iseng apa temen kaka yg lagi ngerjain" ucapnya.
"Iya .. kamu sudah makan dek?" Lella melirik jam dinding, saat ini sudah jam 3sore
"Hemm . sudah ka, tadi pulang sekolah Giska langsung makan"
" Mama kemana dek? tadi kaka juga ketemu ka Gisel sama temennya di toko buku" kata Lella
"Seperti biasa mama pergi arisan dengan Ibu- ibu sosialita komplek ka, ka Gisel memang belum pulang!" Giska menundukkan kepalanya .
Lella mengusap kepala Giska dengan lembut,
"kaka mandi dulu ya" ucapnya.
Giska mengangguk dan keluar dari kamar Lella, menuju kamarnya sendiri, di saat bersama, Bu Ketty turun dari mobilnya.
-
-
-
Dukung penulis dengan Like Dan VOTE yaaa..
Terimakasih
Selamat membaca😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!