Rinjani pesona putri
Gadis cantik bertalenta mempunyai sifat cuek, jutek memiliki kemampuan yang tidak biasa dari manusia lain wanita misterius dengan segala keahlian.
Thisa ayu Ningsih
Sahabat Anjani yang bawel dan juga lucu memiliki sifat penakut dan manja.
Adzkia Maharani
Adik Anjani yang super duper nyebelin dan juga jail memiliki sifat pemberani dan juga Pemalu.
Kenza Bryan Robson
Senior Anjani pria tampan cool berkharisma memiliki sifat tegas,cuek dan juga dingin menjadi pusat perhatian semua kaum hawa.
Andrew Bramasta
Sahabat baik Kenza pria tampan cool berwibawa memiliki sifat yang sedikit galak tegas dan juga jail.
Assegaf Angga Pratama
Sahabat baik Rinjani pria tampan dan juga cool memiliki banyak fans memiliki sifat cuek,dingin dan juga lucu jika bersama Anjani.
Abimana aryasatya
Kakek Rinjani dan juga Rani memiliki sifat yang tegas dan penyayang dan juga dingin.
Matahari mentari menyapa gadis cantik yang memulai hari pertamanya masuk ke kampus terbaik di Bandung Rinjani yang tengah siap-siap dan juga rapi mulai ke luar kamar berjalan ke meja makan untuk sarapan bersama dengan kakeknya, Rani yang telah lebih dulu duduk di tempat biasa Rinjani duduk memulai Keributan di meja makan kakek yang selalu saja mendapatkan pemandangan ini mulai terbiasa dengan cucunya yang selalu saja ribut di meja makan.
Rani yang sopan di meja makan jangan membuat keributan." Ucap pria paruh baya.
Opa bukan Rani yang memulai Rinjani Lohh opa Rani udah duduk di sini dari tadi malah nyelonong aja." Ucap Rani tak mau kalah.
Ini kan tempat favorit gua Lo nya aja yang ngambil orang gua selalu duduk di situ kok." Rinjani memilih mengalah dan duduk di samping opa.
Gitu dong kalian itu harus ada yang mengalah jangan ribut Mulu." Ucap Arya.
Iya opa." Ucap mereka bersamaan.
Mereka menikmati makanan yang telah tersaji untuk sarapannya hanya keheningan yang melanda meja makan mereka Arya telah mengajarkan kepada ke dua cucunya untuk tidak berbicara di meja makan meski itu hal yang penting sejak kecil mereka sudah mematuhi perintah dari kakeknya. Setelah selesai sarapan Rinjani pamit lebih dulu untuk meninggalkan Rani yang masih saja sarapan, setelah berpamitan Anjani melangkahkan kakinya menuju halaman rumah dan naik ke atas motor trail yang biasa dia gunakan untuk ke mana-mana meski sudah di larang oleh kakeknya Rinjani tetap ingin memakai motor untuk ke kampus setelah bersiap Rinjani melajukan motor kesayangannya menelusuri jalan yang ramai dengan kendaraan.
Lima belas menit berkendara akhirnya Rinjani memasuki area parkiran kampus di mana para seniornya berada untuk menunggu para mahasiswa baru untuk mereka kerjain, Rinjani yang baru saja tiba di halaman kampus membuat para seniornya menatapnya kagum karena penampilannya yang sangat berbeda dengan para mahasiswa yang lain Brama yang baru saja melihat kecantikan Rinjani membuatnya terpesona akan mengerjainya berbeda dengan Ken yang hanya menatapnya kagum karena penampilannya.
Anjani melewati kerumunan para seniornya yang melihatnya tanpa berkedip Rinjani terus berjalan melewati area parkiran kampus menghampiri Sahabatnya yang baru saja tiba di parkiran. Thisa yang begitu gugup mendapat perhatian dengan seniornya menundukkan kepalanya saat melewati mereka Brama yang melihat thisa tengah gugup timbul ide jailnya untuk mengerjai mahasiswa baru Brama menghalangi jalan mereka yang tengah menuju kelas, Rinjani yang hanya fokus pada ponselnya tanpa menghiraukan senior di hadapannya Brama memainkan permainannya untuk membawa thisa menjauh dari Rinjani agar lebih mudah mengerjainya setelah berhasil menjauh kan Rinjani dari temannya thisa mulai ketakutan karena para seniornya meminta untuk mengerjai Sahabatnya sendiri menggunakan air yang telah mereka siapkan. Awalnya thisa tidak ingin melakukannya namun karena desakan dan juga ancaman dari seniornya dengan terpaksasa thisa melakukannya Rinjani yang belum sadar jika Sahabatnya sudah tidak berada di sampingnya hanya fokus dengan ponselnya dan terus berjalan dengan berat hati thisa mulai menyirami Rinjani menggunakan air bekas kamar mandi.
Buyrr
Thisa dengan terpaksasa menuangkan air dalam ember ke Rinjani sontak saja Anjani mundur kebelakang hingga terjatuh ke lantai, semua pusat perhatian menuju ke mereka semua mahasiswa yang berada di sana di buat tertawa dengan ulahnya thisa yang tidak tega langsung membuang ember yang di pengangnya dan membasuh baju Rinjani menggunakan air bersih di sekitar kampusnya tanpa memperdulikan seniornya Rinjani yang emosi segera berdiri dan membuat thisa terkejut dengan cepat thisa menahan tangan sahabatnya ketika ingin menghampiri Brama.
Anjani mau ke mana." Ucap thisa yang gugup.
Nga usah halangin gua minggir." Rinjani mendorong sedikit tubuh thisa.
Rinjani mulai maju menuju tempat seniornya berkumpul Brama yang mengetahui jika Anjani berjalan kearahnya hanya tersenyum simpul namun hal tak terduga menghampirinya Rinjani memukul wajah ganteng seniornya hingga tersungkur di bawah kaki mahasiswa yang lain, semua yang menyaksikan hanya terpengaga dengan sikap Rinjani marah kesal geram menjadi satu Brama bangkit dan menarik paksa tangan Rinjani di depan semua orang Angga dan juga Rani yang baru saja tiba sudah mendapat pemandangan di luar dugaan mereka. Rinjani menghentikan langkahnya seketika Brama tersungkur ketika Rinjani menendang kaki Brama dari belakang mereka semua hanya menyaksikan adengan mereka Brama kembali berdiri melayangkan satu pukulan di wajah cantik Rinjani namun lebih dulu di tahan dengan Rinjani yang membuat mereka semakin ramai Rinjani mulai memukul Brama beberapa kali hingga tersungkur dan mengeluarkan darah segar dari hidungnya Rinjani berjalan ke arah Brama yang tengah meringis kesakitan.
Jadi segini doang kalau tau gua nga mau buang-buang waktu ku buat senior yang nga guna kaya kau." Rinjani bangkit dan tersenyum mengejek dan menghampiri Sahabatnya yang tengah gemetaran.
Ngapain Lo liatin gua kaya gitu gua cantik ya." Ucap Rani ketika melihat kaknya tengah menatapnya tajam.
Kepedean luhh gua cuman mau pinjam baju doang ada nga." Desak Rinjani.
Ada di mobil ambil sendiri gua mau ke kelas." Melempar kunci mobilnya ke arah Anjani.
Rinjani segera ke parkiran meninggalkan kehebohan para mahasiswa yang menyaksikan pertunjukan mereka thisa yang masih ketakutan hanya mengikuti Anjani sampai parkiran, setelah selesai berganti pakaian Anjani menghampiri thisa yang duduk termenung memikirkan kesalahannya kepada sahabatnya sendiri.
Awas kesambet melamun Mulu." Tiba-tiba Rinjani duduk di sebelahnya.
Nga gua cuman mikirin kelakuan gua tadi sama Lo maafin gua ya itu terpaksa karena desakan para senior kita." Ucap thisa yang merasa bersalah.
Nga usah di pikirin gua udah maafin Lo kok lagian kan bukan salah Lo juga." Rinjani merangkul Sahabatnya.
Thisa yang baru saja melihat penampilan Rinjani yang begitu anggun hanya terdiam menatap Anjani tanpa berkedip, Rinjani yang mengetahui tatapan thisa hanya geleng-geleng kepala melihat sahabatnya Rinjani pun sebenarnya risih memakai baju seperti ini setelah berbicara mereka berjalan melalui para senior yang masih saja ada di sana tanpa rasa bersalah Rinjani hanya melewati para kerumunan kaum Adam yang tengah melihat ke anggunan Rinjani setelah berganti pakaian Angga yang melihat kecantikan teman baiknya hanya tercengang tidak percaya.
Ini benaran Anjani kan." Angga memutar-mutar tubuh Rinjani.
Apaan sih Lo ya iya lah gua masa iya hantu gila aja Lo kenapa gua cantik ya." Rinjani merasa percaya diri.
Iya gua baru tau Lo secantik ini kalau jadi perempuan seutuhnya." Goda Angga.
Jadi gua bukan perempuan sekarang mata Lo buta kali gua udah jadi wanita sejak lahir." Kesal Rinjani yang mendengar ucapan temannya.
Bukan gitu maksud gua ya baru kali ini Lo Makai baju yang lebih feminim biasanya Lo kan pakai baju seadanya." Terang Angga.
Terserah Lo mau ngomong apa gua nga peduli gua mau ke kelas dulu sana masuk entar ke tinggalan lagi Lo." Menarik tangan thisa yang hanya diam menyaksikan mereka.
Brama yang melihat kepergian Rinjani yang hilang di balik pintu segera berlari menuju motor trail Rinjani dan mengerjainya dengan sengaja mengempeskan ban motor Rinjani, setelah selesai mengerjai Rinjani Brama dan Ken meninggalkan area parkiran menuju kelasnya sepanjang perjalanan mereka menuju kelas Ken dan Brama selalu menjadi pusat perhatian kaum hawa yang ada Ken yang memilik sifat Cuek membuat para fansnya histeris secara Ken sangat cool jika memasang wajah datarnya tak kalah dari Ken Brama juga salah satu favorit mahasiswa selain cool Brama juga memiliki sifat jail yang selalu membuat orang marah padanya.
Hari menjelang siang terik panas matahari menyambut kelas Rinjani yang menandakan bahwa kelasnya telah usai, Rinjani dan thisa bersiap-siap untuk keluar ke tempat favorit mereka usai dosen keluar Rinjani dan thisa keluar dari dalam kelasnya sepanjang perjalanan mereka Rinjani selalu menjadi pusat perhatian para fans Brama dan juga Ken akibat insiden tadi pagi Rinjani selalu mendapat tatapan tajam dengan para mahasiswa Rinjani hanya cuek tanpa memperdulikan mereka yang tengah menatapnya. Seperti biasa Angga dan Rani menyusul dua wanita cantik yang tengah menunggu kehadirannya setelah sampai di taman belakang kampus yang sepi dan nyaman untuk bersantai Rinjani dan thisa merebahkan tubuhnya di hamparan rumput yang sangat bersih.
Taman belakang kampus mereka jadikan tempat favorit karena tidak banyak yang datang kemari sebab sepi dan juga misterius berbagai cerita menyebar luas di kalangan kampus namun Rinjani dan teman-temannya tidak memperdulikan tentang cerita yang beredar di kalangan kampus mereka menyukai taman ini karena sangat sepi jauh dari Keributan meski thisa yang awalnya takut dengan suasana yang sangat mengcengkram di tepis demi menemani Sahabatnya untuk sekedar beristirahat dari rutinitas kuliahnya yang padat. Setelah menunggu kedatangan adik dan juga teman baiknya Rani dan Angga berjalan menuju mereka dengan membawa makanan pesanan mereka untuk makan siang sesampainya mereka Rinjani menyantap makanan favoritnya dan menghabiskannya hingga tidak tersisa.
Setelah makan siang mereka menikmati suasana keheningan di taman ini sesekali Angga dan juga thisa merasa jika tempat ini agak sedikit berbeda dari taman yang biasa mereka kunjungi. Angga yang penasaran akan tempat favorit Sahabatnya ini berjalan mengitari setiap rumput yang tumbuh dengan indah di sekitar taman ini Rinjani yang melihat tingkah laku Sahabatnya hanya tertawa kecil.
Lo kaya nga pernah liat rumput aja." Rinjani mengacaukan pikiran Angga.
Bukanya gitu tapi kok ada yang beda ya dari tempat ini." Angga penasaran mengapa Rinjani sangat menyukai tempat ini.
Iya gua juga mikir kaya gitu taman ini berbeda dari taman-taman yang biasa kita lewati." Ucap Rani yang tak kalah penasaran.
Kalian jangan bahas yang lain-lain dong gua kok takut ya sama tempat ini." Thisa mulai parno dengan tempat favoritnya.
Itu cuman perasaan kalian aja buktinya di sini nyaman kan untuk kita bersantai." Rinjani mengalihkan perbincangan mereka.
Iya nyaman sih tapi masa Lo nga ngerasa kalo taman ini agak berbeda Anjani." Rani semakin yakin jika tempat ini misterius.
Apaan sih kalian orang taman ini nga ada apa-apanya kok liat tuhh thisa udah gemetaran yuk balik." Rinjani bangkit dari duduknya mengajak mereka meninggalkan taman.
Mereka mulai menjauh dari taman Rinjani yang memikirkan hal yang sama hanya diam saja menurut mereka taman itu sangat nyaman untuk sekedar beristirahat dari rutinitas kuliahnya, Rinjani berjalan menuju parkiran motor di mana motor kesayangannya terparkir rapi Brama dan Ken yang baru saja sampai parkiran hanya tersenyum simpul ketika Rinjani melihat ban motornya kempes Angga melihat Rinjani tengah kebingungan menghampirinya.
Motor Lo kenapa." Tanya Angga Sembari duduk di samping Rinjani.
Nga tau nihh tiba-tiba aja ban motor gua kempes padahal tadi pagi baik-baik aja." Rinjani memperhatikan dengan detail motornya.
Ya udah Lo tinggalin aja dulu Lo balik bareng gua." Ucap Angga menawarkan tumpangan.
Nga usah Lo balik duluan aja biar gua memperbaiki motor gua palingan bocor doang." Rinjani menolak ajak Angga karena tidak ingin merepotkan.
Rinjani segera berlari meninggalkan Angga yang diam saja menuju bengkel depan kampusnya untuk menyewa alat-alat yang akan digunakan setelah mendapatkan semuanya Rinjani memulai ritual perbaikan ban motornya setelah menambal dan juga memeriksa kerusakan yang lain Rinjani kembali mengembalikan alat yang di sewa. Ken yang masih setia menunggui Rinjani yang tengah memperbaiki motornya seorang diri timbul rasa kagum kepada Rinjani yang mampu menyelesaikan semua masalahnya dengan mudah. Setelah mengembalikan semua alat-alat yang di gunakan Rinjani kembali ke parkiran kampus yang mulai sunyi ada rasa aneh yang di rasakan Rinjani saat melewati beberapa mobil yang masih terparkir rapi namun karena keinginan cepat pulang Rinjani menaiki motornya dan melajukan meninggalkan parkiran kampus menuju rumahnya.
Sepanjang perjalanan Rinjani hanya fokus dengan jalanan yang ada di depan mata Rinjani terus melajukan motornya melewati jalan yang sepi hingga tidak ada satu kendaraan pun yang lewat, ada ke anehan yang di rasakan Rinjani setiap melewati tempat ini namun selalu menepis pemikiran mistis yang berada di kepalanya setelah sampai di kediamannya Rinjani masuk ke dalam garasi memparkirkan motor kesayangannya dengan rapi. Rinjani yang belum melihat mobil Rani dan juga opa nya berjalan masuk meninggalkan garasi Rinjani berjalan masuk menuju kamarnya yang berada di lantai satu setelah sampai di depan pintu Rinjani membuka pintu kamarnya dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sangat lengket. Anjani memulai ritual mandinya dengan memakai sabun kesukaannya yang rasa vanilla Rinjani memanjakan tubuhnya dari penat rutinitas kuliahnya dua puluh lima menit lamanya Rinjani menyudahi ritual mandinya dan berjalan menuju shower dan membasuh tubuhnya hingga bersih setelah membasuh tubuhnya Rinjani keluar kamar mandi dengan memakai piyama dan beranjak ke kasur merebahkan tubuhnya hingga terlelap dalam mimpinya.
Rani yang baru saja sampai melihat motor Rinjani terparkir rapi di garasi Rani keluar dari dalam mobil berjalan masuk ke dalam rumahnya Rani segera masuk ke dalam kamar Anjani mendapati Anjani tengah tidur dengan nyenyak tanpa ingin mengganggu Rani keluar kamar dan berjalan menuju kamarnya.
Di dunia lain Rinjani tengah berada di sebuah taman yang tidak asing baginya Rinjani melihat beberapa mahasiswi yang tengah asik mengobrol dengan santai, Rinjani memperhatikan setiap mahasiswa yang berada tidak jauh dari tempatnya melihat wanita cantik tengah duduk sendiri tidak bergabung dengan mereka setelah beberapa mahasiswa mengakhiri obrolannya mereka meninggalkan wanita itu sendirian di tengah-tengah taman yang sepi. Setelah merasa sendiri wanita itu menangis sejadi-jadinya meratapi nasibnya menjadi mahasiswa baru yang selalu mendapat tatapan tajam dari para seniornya, kepintaran dan juga memiliki wajah yang cantik membuatnya bisa masuk melalui jalur beasiswa ketidakmampuan orang tuanya dia belajar dengan giat agar bisa masuk di universitas terbaik di Bandung.
Rinjani terus menatap wanita itu dengan tatapan tanpa berkedip seketika wanita itu mengambil tali dan menggantung kan ke dahan pohon dan berusaha bunuh diri, alangkah terkejutnya Rinjani tidak sempat menolongnya dan terbangun dari mimpinya Rinjani melihat jam dinding menunjukkan pukul 12 malam Rinjani beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya setelah membasuh wajahnya Rinjani kembali ke kasur dan mengambil segelas air di atas meja dekat kasurnya.
Rinjani terus memikirkan wanita itu hingga lupa jika sudah larut malam Rinjani mencoba merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya namun tidak bisa Rinjani terus mencoba agar tidur namun hasilnya masih tetap sama akibat mimpi yang menghantuinya Rinjani tidak bisa tidur hingga pagi hari. Rinjani yang merasa mengantuk memejamkan matanya dan terlelap dalam mimpi indahnya Rani yang baru saja keluar kamar menuju meja makan tidak menemukan keberadaan kaknya Rani segera duduk di samping kakeknya dan sarapan bersama.
Opa Rinjani mana tumben belum ada." Ucap Rani mencairkan suasana.
Opa juga nga tau mungkin aja Rinjani masih di dalam tengah siap-siap sayang." Ucap Arya sembari fokus dengan kerjaannya.
Rani melanjutkan makannya hingga habis Rani yang bingung belum juga melihat Rinjani bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar Rinjani yang tidak jauh dari ruang tengah, sesampainya di depan kamar Rani langsung menyelonong masuk tanpa permisi mendapati Rinjani yang masih tidur di pagi hari dengan pulas Rani mengambil segelas air dan membuang di wajah Rinjani sontak saja Rinjani terbangun dengan kalang kabut Rani hanya tertawa terbahak-bahak melihat reaksi kaknya Rinjani langsung menatap tajam kearah adiknya Rani yang mendapatkan tatapan tajam tiba-tiba saja nyalinya menciut entah ke mana.
Apa-apaan sih Lo nyiram gua orang lagi tidur nga sopan tau nga Lo." Suara Rinjani menggelegar satu kamar.
Habisnya Lo masih molor aja ini udah pagi emang Lo nga kampus hari ini." Tanya Rani sembari meletakkan gelasnya di atas meja.
Gua baru aja tidur Luh malah datang gangguin orang gua kuliah siang cuman satu mata pelajaran hari ini sana keluar gua mau lanjut tidur." Rinjani menarik selimutnya dan melanjutkan tidurnya tanpa menghiraukan adiknya
Rani keluar sembari berjalan kearah pintu dan keluar dari dalam Rani pamit kepada opa nya dan segera ke halaman Rani memasuki mobil mewahnya dan melajukan dengan kecepatan tinggi sepanjang perjalanan Rani hanya bernyanyi melantukan lagu yang terputar dari radio, sesampainya depan kampus Rani memparkirkan mobilnya dengan rapi dan segera turun dari dalam mobilnya. Angga yang baru saja tiba melihat Rani yang baru saja keluar dari dalam mobil Rani yang melihat kehadiran Angga segera berjalan menuju kearahnya dan segera berlalu.
Anjani mana kok nga masuk kuliah." Tanya Angga yang tengah celingak-celinguk.
Katanya dia kuliah siang makanya masih molor di rumah." Rani membeberkan rahasia kaknya.
Tuhh anak nga pernah berubah asik molor Mulu." Tawa Angga .
Meraka berjalan beriringan melewati para kerumunan orang-orang yang tengah membicarakan tentang Rinjani, Rani yang hanya mendengar perkataan mereka hanya diam tanpa menjawab Rani semakin geram ketika salah satu seniornya mengatakan jika Rinjani anak berandalan yang punya tampang yang cantik. Rani yang sedari tadi menahan amarahnya mendengar perkataan mereka yang buruk tentang kaknya menghampiri mereka.
Maksud Lo apaan bilang kak gua itu berandalan." Kemarahan Rani udah di ujung kepalanya.
Bukanya emang dia berandalan kan cuman pintar doang makanya bisa masuk kuliah di sini kalo di liat dari status sih pasti dia nga bakalan lulus." Ejek salah satu mahasiswi.
Lebih mending Rinjani pintar nahh Lohh apaan cuman bisa ngomongin orang kek benar aja luhh." Rani tidak terima dengan ucapan mereka.
Heii Lo nga usah belain anak berandalan itu kak Lo itu cuman masang tampang doang." Emosi meluap-luap.
Sekali lagi Lo bicara tentang Rinjani gua pastikan ini hari terakhir Lo bicara paham Lo." Rani meninggalkan mereka.
Angga hanya menatap tajam kearah mereka Rani yang masih kesal segera masuk ke dalam kelasnya memasang wajah kesalnya membuat teman kelasnya kebingungan Rani terkenal dingin dan cuek di dalam kelas banyak yang tidak berani menyapa walaupun teman kelas Angga yang baru saja masuk tertawa melihat ekspresi Rani yang tertekuk kek jemuran gantung.
Kontrol tuhh Muke Luh jelek tau." Ejek Angga duduk di samping Rani.
Gua kesal sama mereka ngomong nga ada faedahnya kek benar aja." Rani masih saja kesal dengan mereka.
Udahlah Lo kaya nga tau aja sama mereka diakan memang suka ngomongin orang tapi nga lihat diri." Ucap Angga sembari memainkan ponselnya.
Setelah berbincang dosen masuk ke dalam kelas memberikan materi yang akan mereka pelajari ketika praktek nanti, Rani dan Angga satu jurusan mengambil jurusan arsitektur dengan hobi menggambar dan juga suka melihat bangunan membuat mereka tertarik menjadi arsitek berbeda dengan Rinjani dan thisa lebih memilih menjadi pengacara untuk melanjutkan cita-cita orang tuanya yang telah lama meninggal.
Di rumah mewah Rinjani tengah bersiap-siap untuk pergi kuliah Rinjani yang kuliah siang hari ini lebih santai dari biasanya karena hanya satu mata kuliah hari ini, setelah rapi dan juga cantik Rinjani keluar kamar berjalan ke halaman rumahnya menaiki motornya dan melajukan dengan kecepatan rata-rata lima belas menit berlalu Rinjani baru saja sampai di area parkiran seperti biasanya Brama and the gang selalu saja berkumpul di parkiran mobil di mana mereka memparkirkan mobil mewahnya. Rinjani membuka helm yang di kenakan dan menyibakkan rambut panjangnya membuat semua orang terpana melihatnya Brama yang melihat kecantikan Rinjani menurunkan egonya untuk mengerjai Rinjani lagi, thisa yang baru saja sampai memperhatikan semua seniornya yang menatap Rinjani tanpa berkedip hanya menggelengkan kepalanya dan menghampiri Rinjani yang tengah menunggunya.
Kenapa mereka kok liatin gua kaya gitu emang muka gua ada yang aneh ya." Kata Rinjani ketika thisa berdiri di sampingnya.
Tidak Lo cantik malahan kaya biasanya palingan mereka kagum dengan kecantikan seorang Rinjani siapa sih yang bisa ngalahin Lo di kampus ini." Kata thisa memuji kecantikan Rinjani.
Nga usah di puji kek gitu gua emang cantik banget iyakan." Tawa Rinjani membuat semua orang bengong melihat tawa Rinjani.
Habis mata kuliah kita kelar temani gua ke taman ya ada yang mau gua pastikan." Rinjani berjalan mendahului thisa.
Mau ngapain lagi ke sana Lo nga takut ya ke sana." Kata thisa Rinjani hanya menggelengkan kepalanya melanjutkan langkahnya.
Tanpa sengaja Brama dan Ken mendengar percakapan mereka Brama dan Ken yang penasaran dengan Rinjani meninggalkan parkiran menuju kelasnya yang akan segera di mulai, Rinjani terus memikirkan mimpinya yang semakin mengacaukan isi kepalanya usai dosen menjelaskan materi dan memberikan tugas mereka menyudahi pertemuan hari ini dan dosennya pun keluar setelah pamit dari semua mahasiswanya thisa yang masih bingung akan Rinjani hanya dia saja mereka segera berlari ke halaman belakang untuk memastikan mimpinya yang semakin mengacaukan semuanya.
Ken dan Brama yang baru keluar dari dalam kelas tak sengaja berapa dengan Rinjani dan thisa, mereka hanya bersikap biasa dan melanjutkan langkahnya Ken yang masih penasaran dengan percakapan mereka mengikuti diam-diam tanpa sepengetahuan mereka belum sampai di taman semua mahasiswa di hebohkan dengan pemandangan yang sangat mengerikan semua mahasiswa berlarian ke taman belakang. Rinjani dan thisa yang bingung dengan semua orang segera menyusul mereka ke taman yang biasa mereka datangi dan terkejut dengan seorang wanita yang tergantung di dahan pohon taman belakang Ken dan Brama hanya terdiam melihat wanita cantik itu yang telah mengakhiri hidupnya.
Seperti dugaan Rinjani wanita itu bunuh diri dengan gantung diri Rinjani tak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini tiba-tiba saja kakinya melemas tubuhnya ambruk untung saja Ken dengan sigap menangkap tubuh Rinjani yang hendak jatuh di atas lantai, mereka yang tidak percaya akan mahasiswa yang mengakhiri hidupnya segera menghubungi polisi agar cepat di usut tuntas apa penyebab kematiannya. Ken membawa Rinjani ke dalam UKS kampus di sana Rani dan juga Angga sudah tiba sejak thisa mengabarinya jika Rinjani pingsan tak sadarkan diri setelah melihat mahasiswa itu bunuh diri di taman belakang, setelah mendengar cerita thisa Angga dan Rani berlari menyusul mereka ke dalam UKS Rinjani yang tersadar segera membuka matanya secara perlahan dan mengedarkan matanya menangkap ruangan serba putih dan juga beberapa teman dan juga seniornya.
Di mana inj." Ucap Rinjani berusaha untuk bangun.
Kau di UKS jangan bangun dulu tubuh Lo masih lemas kan." Rani membaringkan tubuh Rinjani kembali.
Tiba-tiba Rinjani meneteskan air matanya dan membuat semua orang khawatir dengan kondisinya." Ternyata semua benar kenapa gua harus terlambat datang ke sana." Lirih Rinjani.
Lo kenapa mana yang sakit atau kita ke rumah sakit Anjani." Tanya Angga yang mulai cemas.
Nga ada yang sakit kok cuman kepala gua aja yang agak pusing." Rinjani memejamkan matanya mengingat kejadian tadi.
Ken yang hanya diam saja dan penasaran dengan ucapan Rinjani berjalan ke arahnya." Apa yang ingin kau pastikan di taman belakang atau jangan-jangan Lo udah tau kalo wanita itu akan bunuh diri makanya lepas Lo liat dia kau langsung pingsan iya kan." Tebakan Ken membuat Rinjani terpengaga.
Mereka semua bingung dengan penjelasan Ken yang memojokkan Rinjani dia pun tidak tau mau menjawab apa karena yang di di ucapakan Ken semua benar Rinjani berusaha menenangkan dirinya agar tidak dicurigai oleh siapapun.
Bukan lah mana gua bisa tau kalo dia bunuh diri gua bukan peramal ngaco aja." Kilah Rinjani menatap ke arah lain.
Nga usah bohong karena semua nampak di mata Lo." Timpal Brama.
Buat apa gua bohong lagaian gua juga nga kenal sama dia hanya saja tadi gua nga sengaja ketemu dia kalau gua tau dia mau bunuh diri udah gua cegah makanya gua syok dan pingsan." Elak Rinjani .
Apa-apaan sih kalian kak gua ini lagi nga enak badan ngapain kalian kaya polisi interogasi tersangka sana keluar aja." Rani mendorong keras tubuh Brama dan juga Ken.
Cihh nga usah di dorong juga kali badan gua sakit nih kita juga bisa pergi sendiri nga usah di usir." Dengan kesal Brama keluar dan mengajak Ken meninggalkan mereka.
Thisa memikirkan semua perkataan Rinjani yang tadi siang sebelum mereka ke dalam kelas dan memikirkan perkataan Ken yang masuk akal, Angga hanya menyaksikan thisa yang bergelut dengan pikirannya yang entah sedang memikirkan apa.
Mikirin apa sih Lo kek serius banget." Tanya Angga yang masih memperhatikan thisa
Menurut kalian pendapat kak Ken masuk akal juga kan tadi siang Rinjani bilang sama gua kalo mau ke taman untuk memastikan sesuatu apa itu yang di maksudkan Rinjani dan terkejut hingga pingsan." Thisa memikirkan hal yang sama dengan Ken.
Masuk akal juga sih emang benar Lo udah tau kalo wanita itu mau bunuh diri tapi Lo tau dari mana." Tanya Rani menatap menyelidiki kaknya.
Apa kalian percaya dengan ucapan senior gila itu ayolah guys mana gua tau kalau dia mau bunuh diri kalau pun gua tau udah dari tadi gua selamatkan dia ini malah gua nga tau tadi gua hanya syok aja kalo di tempat favorit kita ada yang bunuh diri itu aja jadi nga usah mikir macam-macam." Elak Rinjani dan turun dari tempat tidur berjalan keluar.
Mau ke mana kau badan Lo masih lemas main cabut aja." Angga dengan cepat mencegah langkah Rinjani.
Mau ke kelas bosan gua di sini lagian badan gua udah fit kok." Melepas genggaman Angga dan berjalan keluar.
Mereka menyusul Rinjani keluar dari dalam UKS dan mengantarnya ke dalam kelasnya teman-teman Rinjani malah menatap tajam kearahnya thisa dan yang lain hanya cuek tanpa menghiraukan tatapan mereka, Rinjani duduk dengan tenang sampai-sampai Rinjani mendapati mejanya banyak tertulis jika dirinya mengetahui kematian wanita itu mereka yang melihat segera menghapusnya dan menatap tajam ke semau teman kelas Rinjani.
Siapa yang berani mencoret-coret meja kak gua." Teriak Rani yang tengah kesal.
Emang kenapa itu udah pantes kok buat dia yang mengetahui kematian Tiara." Ucap salah satu teman kelas thisa dan Rinjani.
Tiara? siapa dia." Tanya thisa yang tidak tau apa-apa.
Tiara yang bunuh diri di taman belakang kampus." Ucapnya lagi.
Jadi namanya Tiara cihh dasar wanita bodoh kalian dengar baik-baik kak gua nga tau menahu dengan kematian wanita itu lagian kalian tau dari mana." Tanya Rani yang penasaran.
Tadi kita nga sengaja mendengar percakapan kalian di ruangan UKS kalau Rinjani mengetahui kematian Tiara." Ucap Lasmi.
Jadi kalian nguping itu tidak sopan namanya kalian itu bakal jadi pengacara kan sebelum kalian cari tau lebih jelas jangan pernah nuduh orang yang bukan-bukan lagian Rinjani cuman nga sengaja ketemu dengan Tiara sebelum bunuh diri mana tau Rinjani kalo dia mau bunuh diri." Ucap Angga yang kesal dengan mereka semua.
Tapi percakapan kalian udah viral di dalam forum kampus jadi kalian nga usah mengelak lagi." Sahut Lasmi semakin memperkeruh suasana.
Thisa dan juga yang lain penasaran segera mengambil ponselnya dan membuka forum kampusnya dan benar saja kelakuan mereka yang tengah membahas kematian Tiara sudah viral satu kampus, bahkan terdengar jelas percakapan mereka Rinjani hanya diam saja tanpa menjawab pertanyaan teman-temannya thisa yang heran dengan sikap Rinjani yang begitu santai semakin curiga jika Rinjani tau tentang kematian Tiara.
Jangan-jangan berita ini benar lagi kalau Lo tau Tiara mau bunuh diri." Kata itu terucap dari mulut thisa
Lo itu teman macam apa sih Rinjani tau dari mana kalau Tiara mau bunuh diri lagian wanita itu nga punya otak apa main bunuh diri aja mana lagi di tempat favorit kita lagi." Sahut Rani yang masih saja tidak percaya.
Setelah perdebatan mereka Angga dan Rani pamit keluar setelah mengetahui kondisi Anjani baik-baik saja Rinjani semakin memikirkan mimpinya membuatnya penasaran hingga tidak fokus dengan materi yang di bawakan dosennya dua puluh menit lamanya akhirnya kelas mereka berakhir dengan buru-buru Rinjani membereskan semua di atas meja memasukkan ke dalam tasnya dan segera berlari meninggalkan thisa sendiri Rinjani keluar kelas dengan berlari tidak menghiraukan panggilan semua temannya. Setibanya di taman Rinjani segera kembali ke dahan yang menjadikan topik hangat forum kampusnya dan memperhatikan setiap sudut taman tersebut tapi tidak ada hasil yang memuaskan untuknya Angga dan yang lain baru saja sampai di buat bingung dengan sikap Rinjani yang hari ini sangat aneh Rinjani terus mencari yang membuatnya penasaran namun tak menemukan apa-apa Rinjani kembali membuka galeri ponselnya dan melihat dengan baik foto tersebut dan terlihat jelas jika ada orang lain di sana namun sekarang dia tidak menemukan orang itu.
Harusnya kan di sini tapi di mana dia." Batin Rinjani melirik ke sana kemari.
Apa yang kau cari Anjani." Tanya Angga tiba-tiba Rinjani membuyarkan pikirannya.
Coba kalian perhatikan baik-baik foto ini ada orang lain di tengah-tengah Tiara saat ingin mengakhiri hidupnya perhatikan baik-baik tapi kok sekarang dia nga ada ya." Tanya Rinjani yang tengah bingung.
Mereka memperhatikan foto tersebut dan menemukan kejanggalan dalam foto itu Rani dan thisa mulai merinding melihat foto yang di perlihatkan Rinjani kepada mereka tiba-tiba saja membuatnya ingin segera pergi dari sini.
Apa nga sebaiknya kita pergi dari sini." Tanya Rani yang mulai panik.
Kenapa Lo takut ya." Ejek Angga.
Bukanya takut tapi ini udah nga benar." Sambung thisa yang tak kalah panik.
Kalian pergi aja tinggalkan gua sendiri gitu aja takut kek bocah tau nga kalian." Ucap Rinjani yang kesal dengan adik dan juga Sahabatnya.
Iya nih sana biar gua sama Anjani aja yang cari penakut amat Luh." Angga malah mengusir mereka.
Ya udah kalian lanjutkan saja gua udah nga tahan di sini." Rani dan thisa berlari meninggalkan mereka.
Lepas Kepergian thisa dan Rani tiba-tiba angin bertiup sangat kencang membuat mereka terkejut dengan situasi saat ini Angga yang mulai aneh dengan tempat ini menarik tangan Rinjani agar tidak menjauh darinya, Rinjani yang setia berdiri di samping Angga pandangan Rinjani teralihkan dengan sudut pohon Rinjani melihat sosok wanita cantik yang tengah berdiri menatap mereka Rinjani melepaskan genggaman tangan Angga dan berjalan menghampiri wanita itu. Namun sebelum sampai wanita itu pergi entah ke mana membuat Rinjani bingung dan mencari ke mana-mana Angga hanya menyaksikan keanehan di sahabat baiknya itu Rinjani berdecak kesal Karena tidak menemukan siapa-siapa di sana.
Ayo kita balik udah nga enak di sini." Ajak Angga.
Apa Lo nga liat ada wanita di balik pohon itu." Rinjani tiba-tiba berlari kearah pohon itu.
Wanita di mana sedari tadi cuman kita berdua yang berada di sini sebaiknya kita pergi sekarang di sudah nga aman." Angga menarik tangan Rinjani berusaha membuatnya berjalan namun nihil.
Kau lama-lama seperti Rani dan thisa menjadi penakut udah sana pergi aja gua masih mau di sini lagi pengen rebah dulu." Rinjani mulai merebahkan tubuhnya.
Angga yang sudah tidak mendengar suara Rinjani berlalu meninggalkanya sendiri dan segera menghampiri Rani dan thisa yang berada di parkiran kampus, Ken dan Brama yang tidak melihat keberadaan Rinjani bertanya-tanya mereka terus memikirkan Rinjani yang tidak bersama teman-temannya Brama menghampiri Rani guna menanyakan keberadaan kaknya.
Rinjani mana kok nga bareng kalian." Ucap Brama basa-basi.
Dia di taman belakang lagi tiduran kenapa Lo nyariin dia." Ucap Angga sinis.
Taman belakang apa dia gila atau nga waras malah tidur di taman belakang di sana kan ada kejadian tadi pagi." Brama heran dengan tingkah Anjani.
Emang iya Anjani di belakang lagi tiduran Lo nga salah kan." Tanya Rani penasaran.
Iya benar kok malahan dia yang nyuruh samperin kalian katanya tadi dia melihat seorang wanita jadi gua tinggalin dia." Tanya Angga.
Apa kau gila ninggalin dia sendiri kalo dia kenapa-kenapa gimana." Thisa berlari meninggalkan mereka yang masih saja ngobrol.
Mereka akhirnya mengikuti thisa ke taman menghampiri Rinjani mereka terus berlari memikirkan kondisi Rinjani setelah mereka sampai alangkah terkejutnya mereka tidak menemukan keberadaan Anjani di mana-mana, Rani dan thisa mulai panik tidak melihat wujud Rinjani di sekitar taman Ken dan Brama yang juga panik hanya bisa berteriak-teriak memanggil nama Rinjani hampir satu jam mereka mencari namun keberadaan Rinjani hilang tanpa jejak.
Di dunia lain Rinjani terbangun dari tidurnya menatap tempat yang saat ini Rinjani mengedarkan pandangannya melirik sana sini namun tempat ini berasa berbeda, Rinjani bangkit dari duduknya dan berjalan menuju keluar namun matanya menangkap wanita cantik tengah bertengkar dengan seorang pria Rinjani terus menyaksikan adengan mereka hingga pria itu menusuk tubuh wanitanya menggunakan sebuah pisau dan seketika wanita itu terjatuh dan melirik ke arah Anjani dan meminta tolong. Rinjani terbelalak melihat wanita itu melirik kearahnya seketika sekujur tubuhnya keringat dingin dan berusaha untuk bangun dari mimpinya.
Mereka yang sudah kelelahan tidak menemukan Rinjani segera beranjak pergi dari sana Rinjani yang berusaha terbangun dari mimpinya setelah mendengar suara yang tak asing baginya, Rinjani akhirnya terbangun dan mendapati para teman dan juga seniornya berada di taman ini dengan perasaan kacau Rinjani bangun dan menghampiri mereka.
Sedang apa kalian di sini." Ucapan Rinjani sontak membuat mereka terkejut tidak percaya.
An-jani." Angga gugup melihat Rinjani yang baru saja bangun tidur.
Iya ada apa sih kenapa wajah kalian kek liat hantu gitu." Merenggangkan ototnya.
Kau dari mana aja capek tau kita nyariin Lo." Thisa kesal sebab Rinjani muncul dengan santainya.
Lahh kan gua udah bilang kalian balik duluan aja ngapain juga kalian samperin gua." Rinjani berjalan mendahului mereka.
Kau belum jawab pertanyaan kita Lo dari mana aja." Tanya thisa menyusul langkah Anjani.
Tidur lah di taman masa kalian nga lihat pada buta kali mata kalian." Ucapan Anjani sontak membuat mereka tercengang.
Rinjani menoleh dan menatap satu-persatu teman-temannya yang asik menatapnya tanpa berkedip Rinjani yang heran dengan tatapan temanya mulai berteriak.
Oii kalian kenapa ngeliatin gua sampai kek gitu." Teriakan Rinjani membuat telinga mereka rusak.
Suara Lo kok berisik amat sih." Timpal Brama menutup telinganya.
Duhh suara Lo nyaring banget sampai-sampai telinga gua sakit semua nihh." Ucap Ken tak kalah marah.
Lagian kalian kenapa sih sedari tadi mengherankan tau nga." Ucap Rinjani mengedarkan matanya mencari ruangan yang dalam mimpinya.
Lo yang aneh kita nyariin Lo sampai sudut taman nga kelihatan dan kau bilang Lo tidur di taman di mana." Ucap Rani .
Astaga di bawah pohon masa kalian nga liat mata kalian bermasalah kali." Rinjani mulai Bingung.
Pohon mana saat kami sampai bahkan batang hidung Lo itu nga nampak kok sampai capek gua nyariin Lo." Ucap Brama.
Jadi tadi gua di mana dong kalo bukan di taman." Ucap Rinjani membuat mereka terus menatapnya.
Rinjani terus memikirkan mimpinya yang membuatnya kebingungan Rani dan yang lain melihat Rinjani melamun segera membuyarkan lamunannya.
Mikirin apa lagi Lo." Ucap Ken.
Kalo gua nga tidur di taman terus gua di mana sedari tadi sampai-sampai kalian nga liat gua di bawa pohon." Tanya Rinjani.
Hari ini tuhh Lo kek aneh banget Lo cerita dehh sama kita ada apa sebenarnya." Tanya Angga penasaran.
Rinjani bingung akan memberitahukan kepada teman-temannya kalau mimpinya yang begitu aneh melihat seseorang yang tengah bunuh diri dan wanita yang di bunuh dengan seorang wanita pria Rinjani menimbang nimbang pikirannya tiba-tiba perasaannya kalut dan terjatuh di atas lantai membuat mereka cemas dan panik.
Lo kenapa kan gua udah bilang istirahat Lo malah keluyuran." Ucap Ken membantu Rinjani berdiri.
Tiba-tiba kepala gua rasanya sakit banget tau nga mikirin Tiara yang bunuh diri entah penyebabnya apa." Elak Rinjani agar semuanya percaya.
Lagian ngapain Lo mikirin dia udah yuk balik." Rani menarik tangan Rinjani namun empunya masih mencari-cari sesuatu.
Tuhh mata Lo sakit ya gua perhatikan kaya cari sesuatu." Tebak Brama.
Enak aja sakit gua lagi nyari ruangan yang ada dua jendela." Rinjani berjalan mendahului mereka.
Ruangan yang Lo cari itu ruangan para dosen emang kenapa degan ruangan itu." Ken berusaha mencari sesuatu dari tingkah aneh Rinjani.
Rinjani segera berlari menuju ruangan yang di maksudkan dalam mimpinya, mereka menyusul Rinjani yang sudah hilang entah ke mana setelah Rinjani sampai tepat di depan ruangan Rinjani memperhatikan setiap sudut tempat yang ada di dalam mimpinya dan menyamakan dengan ruangan yang di depan matanya Rinjani semakin yakin ketika melihat dua jendela dekat pintu dan berada sebuah tulisan tangan yang membuktikan jika ruangan itu benar.
Iya ini ruangannya." Ucap Rinjani.
Tiba-tiba saja teman-temannya datang dengan nafas yang tersenggal mengejar Rinjani yang sudah hilang Rinjani terus menatap mereka tanpa berkedip dan memperhatikan seseorang yang berada di belakang mereka, Semua mulai panik ketika bulu kuduknya berdiri tanpa di minta Rani menoleh arah mata Rinjani namun tak mendapatkan apa-apa.
Apa yang sedang kau perhatikan sih kok gua jadi merinding begini." Tanya Rani yang semakin tidak enak berada di sini.
Nga ada perasaan kalian aja ya udah balik atau mau lama-lama di kampus nanti ada hantu Lo." Rinjani mulai mengerjai semua teman-temannya yang mulai panik.
Mereka semua berlari meninggalkan ruangan itu dan berjalan menuju area parkiran karena semua mahasiswa sudah balik membuat setiap ruangan yang mereka lewati menjadi menyeramkan mereka merasakan ke anehan setiap melewati ruangan yang tidak terpakai thisa dan Rani mempercepat langkahnya hingga akhirnya sampai di area parkir, mereka masuk ke dalam mobil dan segera meninggalkan parkiran kampus menuju rumah mereka masing-masing Rinjani yang belum pergi dari sana menemukan sosok wanita itu lagi namun segera pergi karena hari sudah menjelang sore Rinjani meninggalkan parkiran kampus dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Setelah perjalanan yang cukup lama akhirnya Rani dan Rinjani sampai di kediaman mewah Arya dan segera masuk ke dalam rumah, Arya yang tengah duduk di ruang tengah melihat kedatangan cucunya pulang dari kampus Rinjani dan Rani yang melihat keberadaan kakeknya segera menghampirinya.
Tumben opa udah pulang." Tanya Rani sambil memakan cemilan di atas meja.
Iya di kantor tadi nga ada yang penting makanya opa langsung pulang sayang oh iya opa dengar ada mahasiswa yang bunuh diri di taman kampus ya." Ucap Arya ingin memastikan berita yang di dengarnya.
Iya opa berita itu benar adanya opa Rinjani mau nanya boleh ya." Ucap Rinjani.
Jadi itu benar kamu mau nanya apa sayang." Arya menatap wajah cantik cucunya.
Di universitas opa pernah nga ada kejadian yang aneh atau bagaimana gitu opa selain kejadian tadi siang." Tanya Rinjani dengan serius.
Selama opa jadi pemilik yayasan nga pernah dengar kejadian aneh tuh sayang baru kali ini ada mahasiswa yang bunuh diri di yayasan opa." Ucap Arya.
Opa coba ingat lagi dehh opa pasti ada." Tanya Rinjani semakin mendesak.
Opa udah nga ingat sayang kan opa udah tua emang ada apa sih." Tanya Arya.
Nga cuman mau tau aja sejarah kampus opa itu aja kok kalau gitu Rinjani ke kamar dulu." Rinjani pamit pergi meninggalkan Rani dan juga Arya yang asik dengan pertunjukan filmnya.
Rinjani membuka pintu kamarnya dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari rasa lelah seharian, Rinjani memulai ritual mandinya hanya lantunan lagu favorit Rinjani yang menghiasi kamar mandinya setelah merasa cukup lama Rinjani bangkit menuju shower membersihkan tubuhnya dan segera keluar dari kamar setelah menggunakan pakaian santainya Rinjani merebahkan tubuhnya dan memikirkan semua mimpi yang tidak masuk akal di dalam pikirannya yang membuatnya menjadi perbincangan semua anak kampus Rinjani memikirkan mimpi yang melihat wanita dan pria saling bertengkar hingga akhirnya wanita itu meninggal.
Bagaimana jika besok kejadian itu akan terulang kembali ahhh kok gua jadi gila sendiri memikirkan kejadian ini." Teriak frustasi Rinjani.
Rinjani memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur satu jam berlalu masuk tengah malam Rinjani mulai tertidur masuk ke alam bawa sadarnya setelah bekerja keras untuk menutup matanya dan terlelap di mimpi indahnya.
Seperti mimpinya Rinjani tengah menunggu kehadiran mereka yang masuk ke dalam mimpinya Rinjani rela berangkat lebih awal sebab mimpinya menunjukkan waktu matahari belum terbit, Hampir tiga jam lamanya Rinjani menunggu namun tidak menemukan yang mengacaukan pikirannya yang membuatnya harus bangun lebih pagi dan berangkat tanpa sepengetahuan orang rumah Rinjani semakin bosan dan hendak pergi namun langkahnya terhenti mendapati pria yang berada dalam mimpinya tengah berjalan menuju arah ruangan dosen. Tidak mau kecolongan lagi Rinjani memperhatikan setiap langkah kakinya yang semakin berjalan cepat memasuki ruangannya namun Rinjani tidak menemukan sosok wanita di dalam mimpinya hingga jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi Rinjani tidak menemukan keberadaan wanita itu.
Ke mana wanita itu kenapa hingga sekarang dia belum juga datang." Guman Rinjani berjalan meninggalkan kantin.
Ken dan Brama yang baru sampai di area kampus mendapati motor Rinjani terparkir rapi di halaman kampusnya, mereka bingung mengapa Rinjani sudah berada di kampus sepagi ini Brama berjalan mencari keberadaan Rinjani di susul oleh Ken berjalan di belakangnya mereka berpapasan ketika Rinjani keluar dari arah kantin Rinjani hanya memutar bola matanya malas dan berjalan melewati mereka namun Brama dengan cepat mencegah tangan Rinjani yang sudah jauh berada di dekat mereka Rinjani menoleh dan menatap tajam manik mata Brama.
Lepasin tangan kau." Dengan Suara dinginnya.
Maaf." Brama melepaskan tangannya." kau ngapain di kampus pagi-pagi begini." Sambungnya.
Bukan urusan kau jadi nga usah gangguin gua malas gua liatin kalian berdua." Pergi menuju parkiran dan segera pulang ke rumahnya.
Dia kenapa galak banget." Tanya Ken.
Brama hanya mengangkat bahunya dan berjalan menuju kelasnya mereka berjalan seperti biasanya menjadi pusat perhatian kaum hawa dan mulai histeris melihat idolanya berjalan dengan coolnya melewati mereka. Rinjani yang tengah memikirkan mimpinya tanpa sengaja menabrak sesuatu dan akhirnya dia pun terjatuh dan tidak sadarkan diri semua warga yang berada di sana dengan cepat menolongnya dan menelfon ambulance, Rani yang baru saja keluar kamar segera pergi ke dalam kamar Rinjani namun tidak menemukan orang yang di carinya Rani berjalan menuju meja makan dan duduk di samping kakeknya yang tengah sarapan pagi.
Selamat pagi opa." Ucap Rani mencium pipi kakeknya.
Selamat pagi sayang." Balas Arya mengusap lembut rambutnya.
Opa Rinjani mana kok nga ikut sarapan." Tanya Rani celingak-celinguk ke sana kemari.
Mungkin masih di dalam kamarnya tunggu aja." Arya memakan sarapannya.
Tadi Rani udah ke kamarnya opa tapi dia nga ada." Ucap Rani.
Arya memikirkan ucapnya cucunya dan memanggil kepala pelayan dan juga penjaga rumahnya guna menanyakan kepergian Rinjani sepagi ini, mereka yang di panggil langsung menghadap ke depan tuan besarnya.
Ada apa tuan." Ucap mereka serempak.
Apa kalian melihat Rinjani meninggalkan rumah tadi pagi." Sahut Arya mengintrogasi.
Saya nga tau tuan." Ucap kepala pelayan tuan Arya.
Saya juga nga liat tuan waktu saya bangun motor nona Rinjani sudah tidak berada di garasi tuan." Sambung kepala penjaga.
Ya sudah kalian boleh pergi dari sini." Arya menggerakkan tangannya ke udara.
Mereka pun pergi dengan hormat meninggalkan tuan besarnya Arya dan Rani terus memikirkan Rinjani yang pergi tanpa sepengetahuan mereka tiba-tiba ponsel Arya berdering dengan hebat Arya yang bingung mendapatkan telpon sepagi ini dengan nomor tidak di kenal segera menekan tombol hijau.
Iya halo selamat pagi." Ucap Arya dengan ramah.
Selamat pagi tuan apa benar anda kakek dari pasien kami yang bernama Rinjani." Ucap susternya.
Iye betul ada apa dengan cucu saya." Arya menenangkan perasaannya.
Tadi pagi warga membawa nona Rinjani ke rumah sakit setelah kecelakaan di sebuah jalan tidak jauh dari kampusnya." Suster itu menjelaskan sedetail mungkin kronologisnya.
Deg deg
Tiba-tiba Arya ambruk dan pingsan tidak sadarkan diri Rani panik dan juga cemas dengan kondisi opanya yang tiba-tiba saja pingsan Rani menghubungi pihak rumah sakit untuk mengirim ambulance ke rumahnya Rani juga meminta tolong kepada semua pelayan dan penjaga rumahnya untuk membantunya membawa kakeknya ke dalam mobil sepuluh menit lamanya akhirnya ambulance datang dan segera membawa Arya ke rumah sakit di mana Rinjani di rawat dan di tangani dengan dokter tak henti-hentinya Rani menangis tersedu-sedu dengan kondisi keluarganya saat ini setibanya di rumah sakit mereka membawa tuan Arya masuk ke dalam ruangan IGD Rani semakin panik karena belum melihat keberadaan Rinjani di dalam kamar rawat dan masih saja di dalam ICU.
Rani menghubungi thisa dan juga Angga namun tidak mendapatkan jawaban setelah menunggu lama akhirnya thisa menghubungi Rani, Rani menceritakan semuanya dan memintanya untuk segera ke rumah sakit menyusulnya thisa yang tak kuasa mendengar berita ini menangis tersedu-sedu di dalam kelasnya thisa mematikan ponselnya dan segera berlari mencari-cari keberadaan Angga. Thisa terus berlari mencari Angga dan akhirnya thisa melihat Angga tengah duduk bersama seniornya tanpa rasa takut lagi thisa menghampiri angga dengan perasaan kacau. Tiba-tiba thisa menarik dengan kasar tangan Angga dan membuat mereka semua bingung dengan tingkah thisa yang dengan seenaknya menarik tangan Angga.
Woii sakit tangan gua thisa." Angga kesal karena thisa menarik tangannya dengan kasar.
Gua nyariin kau ke mana-mana tau nga." Suara thisa mulai meninggi.
Nyariin gua emang kenapa sih." Tanya Angga dengan polos.
Kau liat ponsel Lo Rani menghubungi kita sedari tadi memberi kabar kalau Rinjani kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit makanya gua narik kau." Kesal thisa yang tidak bisa menahan diri.
Deg deg
Brama Ken dan Angga tercengang tidak percaya dengan berita yang baru saja di cerita kan thisa tanpa pikir lagi mereka segera masuk ke dalam mobil Ken dan melajukan dengan kecepatan tinggi, sepanjang perjalanan thisa tak henti-hentinya menangis memikirkan kondisi Sahabatnya Brama yang tengah fokus menatap jalanan yang mereka lewati membuat pikirannya kacau beda hal dengan Ken dia tidak menampakkan wajah kekhawatirannya kepada semua orang. Butuh waktu lama mereka sampai ke rumah sakit akibat jalanan yang begitu padat dan akhirnya sampai di depan rumah sakit thisa langsung keluar dari dalam mobil dan berlari terbirit-birit masuk ke dalam mencari ruangan ICU di mana Rinjani di tangani dokter.
Ketiga pria tampan segera menyusul langkah thisa yang sangat terburu-buru Rani yang melihat kedatangan thisa berhamburan memeluknya dan menangis di pelukan thisa, mereka menangis tak memperdulikan ketiga pria yang menatapnya dengan heran setelah merasa tenang Rani dan thisa fokus menatap ruang ICU hampir tiga jam mereka menunggu akhirnya ruangan IGD terbuka nampak tuan Arya yang belum juga sadar Rani meninggalkan thisa dan yang lainnya mengantar kakeknya ke kamar rawat dan menjaganya hingga sadar. Mereka yang tengah menunggu akhirnya ruangan ICU terbuka lebar nampak seorang suster berlari terburu-buru dengan raut wajah yang panik seketika Ken menahan langkah suster itu.
Apa pasien di dalam baik-baik saja suster." Tanya Ken.
Mohon maaf saya belum bisa menjelaskan keadaannya karena saya harus segera mencari pendonor darah yang cocok dengan pasien karena saat ini dia sangat membutuhkan donor darah." Ucap suster itu dengan panik.
Kenapa harus mencari pendonor suster bukannya ini rumah sakit ternama seharusnya kalian mempunyai stok darah untuk para pasien kalian." Jelas Brama yang tengah kesal dengan rumah sakit ini.
Kami ke habisan tuan dan saya tengah mencari orang untuk bisa membantu pasien di dalam saya tidak boleh buang-buang waktu." Tanya suster itu yang geram dengan mereka.
Apa golongan darah Rinjani." Tanya Brama kepada thisa dan Angga.
Golongan darah Rinjani sangat langka susah untuk kita mencarinya karena golongan darah Rinjani adalah AB-." Ucap thisa.
Betul sebab golongan darah pasien langka sulit bagi kami menemukan stok di rumah sakit mana pun." Sahut suster Lia.
Ambil darah saya dokter golongan darah saya sama dengan pasien." Ucap Ken membuat mereka terpengaga.
Ken dan suster Lia segera keruangan pendonor dan mengambil darah Ken dengan sebanyak yang di butuhkan, di dalam kamar rawat tuan Arya Rani tengah menunggu dokter keluar dari dalam kamar kakeknya usai menunggu lama dokter tampan keluar dari dalam kamar dan berjalan menuju arah Rani. Rani yang melihat dokter tampan itu keluar kamar segera berdiri dan berjalan kearahnya.
Bagaiman keadaan opa saya dokter." Tanya Rani dengan cemas.
Anda tenang saja opa anda baik-baik saja mungkin karena syok membuat penyakit yang di derita pasien kambuh tapi kami sudah menangani dengan cepat saya harap anda menjaga kesehatan pasien jangan sampai mendapat serangan jantung lagi yang akan membahayakan kondisinya." Terang dokter menjelaskan kondisi tuan Arya.
Baik dokter saya boleh masuk melihat opa saya." Ucap Rani dan mendapat anggukan dari dokter tampannya.
Dokter Kevin undur diri untuk pergi ke kamar pasien berikutnya Rani mengganggukkan kepalanya dan berlari masuk ke dalam kamar dan nampak kakeknya sudah sadar, Rani begitu senang melihat kakeknya sudah sadarkan diri Arya berusaha bangun dan turun dari bangkarnya namun di cegah oleh Rani.
Opa mau ke mana." Tanya Rani.
Opa mau liat kak kamu sayang." Ucap Arya dengan wajah sedihnya.
Opa kak baik-baik saja opa istirahat dulu ya kalau opa udah mendingan nanti Rani bawa kak ke sini ya." Rani menenangkan kakeknya.
Baik lah." Ucap pasrah Arya dan Kembali baring di atas tempat tidurnya.
Ken keluar kamar pendonor dan berjalan menuju teman-temannya mereka yang tengah menunggu di depan ruangan ICU mulai panik karena sudah empat jam lamanya menunggu setelah sekian lama menunggu akhirnya ruangan ICU terbuka lebar nampak Rinjani yang belum sadar dari operasinya, mereka membawa Rinjani ke dalam kamar inap VVIP Rani yang baru saja keluar dari kamar kakeknya melihat teman-teman beserta kaknya yang telah keluar ICU rasa senang bahagia namun masih sedih sebab Rinjani masih belum sadarkan diri. Dokter memerintahkan mereka untuk menunggu sebentar sembari memeriksa kembali kondisi Rinjani mereka hanya mengganggukkan kepalanya dan dokter pun membawa Rinjani ke dalam kamar mereka hanya bisa menunggu dan mendengar kondisi Rinjani. Tiga puluh menit lamanya akhirnya dokter keluar dari dalam kamarnya dan menghampiri mereka yang tengah menunggu mereka segera berdiri dan berjalan ke arah dokternya.
Bagaimana kondisi kak saya dokter." Tanya Rani yang masih panik.
Kondisinya sudah stabil berkat operasinya berjalan lancar tapi saya cuman menyarankan jangan membuat pasien terlalu banyak berfikir sebab operasi di kepalanya belum pulih." Ucap dokter Kevin menjelaskan.
Baik dokter terima kasih." Ucap mereka serempak.
Kalian jika ingin masuk harus secara bergantian ya soalnya pasien tidak bisa bertemu banyak orang." Ucap Kevin dan pamit pergi dari mereka.
Mereka hanya mengganggukkan mengerti Rani meminta izin untuk masuk ke dalam pertama untuk melihat keadaan kaknya mereka setuju dan masuk secara bergantian, Rani membuka pintu dan masuk berjalan ke tempat tidur Rinjani berbaring dan menatap sendu matanya tanpa sadar Rani meneteskan air matanya dan memeluk erat sosok wanita yang selama ini menjaganya dan mengajarinya banyak hal usai melepas semua kesedihan hatinya Rani keluar kamar dan duduk di depan ruang tunggu kamar Rinjani mereka pun bergantian dan sama menatap sendu wanita yang terbaring lemah hingga akhirnya semua telah masuk secara gantian giliran Ken untuk masuk ke dalam kamar urutan terakhir. Ken membuka pintu berjalan menyaksikan Rinjani dengan matanya dengan keadaan yang sangat parah sejak tadi Ken menahan gundah hatinya mengeluarkan semua unek-unek hatinya dan mengeluarkan kekhawatiran yang sedari tadi di tahanannya Ken menangis sejadi-jadinya mencurahkan rasa sedihnya melihat wanita yang menempati posisi di dalam hatinya hanya bisa menangis dan menyesal tidak bisa menyelamatkan Rinjani dari kecelakaan.
Setelah mengeluarkan semua rasa sedihnya Ken beranjak keluar kamar dan ingin menghampiri teman-temannya tiba-tiba suara Rinjani menahan langkahnya dan menoleh melihat Rinjani yang berusaha membuka matanya secara perlahan, Ken kembali ke tempatnya tanpa sengaja menggenggam tangan Rinjani dan akhirnya empunya tersadar dan melihat wajah tampan dan coolnya Ken pertama kali di lihat Rinjani. Rinjani hanya mengerutkan dahinya melihat Ken yang tengah cemas akan dirinya Rinjani melirik ke sana kemari tak menemukan keluarganya bahkan para sahabatnya.
Aku di mana." Tanya Rinjani dengan suara parau.
Kamu lagi di rumah sakit mana yang sakit biar aku panggil kan dokter." Ucap Ken yang masih panik.
Nga usah gua baik-baik aja mana opa dan Rani kok mereka tidak ada di sini." Rinjani terus mencari keberadaan mereka.
Rani di luar dengan teman-teman kau kalau tuan Arya." Ucapannya terhenti bingung untuk menjelaskan kondisi tuan Arya.
Opa kenapa bilang sama aku." Rinjani sedikit berteriak dan di kalut rasa cemas.
Setelah mendengar berita kalau kau kecelakaan tuan Arya di larikan ke rumah sakit karena serangan jantung." Dengan terpaksa Ken menceritakan tentang tuan Arya.
Apa." Suara Rinjani memenuhi kamar serba putih." Kau pasti bohong aku mau liat opa di mana kamarnya." Rinjani terus berteriak dan ingin turun dari tempat tidurnya.
Kau belum bisa berjalan kata dokter kepala kamu belum bisa memikirkan yang lain dan opa sudah lebih baik jadi kau istirahat aku akan panggilkan Rani ke sini jangan keluar ya." Ucap Ken dengan lembut.
Mendengar suara lembut Ken yang tak pernah di dengar orang lain membuat Rinjani tersentuh dan mengurungkan niatnya untuk pergi dari kamarnya tiba-tiba kepalanya sakit luar biasa membuat Ken panik dan menekan tombol darurat Ken semakin panik ketika Rinjani tak sadarkan diri di pelukannya. Dokter berlarian ke kamar Rinjani membuat semua yang menunggu di luar heran dengan keadaan Rinjani sekarang setibanya Kevin di depan kamar Rinjani segera masuk dan meminta Ken untuk menunggu di luar agar mereka bisa bekerja dengan total dengan berat hati dan perasaan yang masih cemas Ken keluar kamar dan berjalan kearah temannya dan duduk di ruang tunggu. Brama yang tidak pernah melihat sahabatnya dengan raut wajah yang sangat khawatir segera duduk di sampingnya.
Ada apa kau baik-baik aja kan." Tanya Brama.
Gua baik-baik aja tapi Rinjani." Ucapnya terhenti ketika dokter keluar dari kamar Rinjani.
Ken langsung berdiri dan menggenggam tangan dokter Kevin mereka yang menyaksikan terheran-heran dengan sikap Ken yang tidak seperti biasanya.
Bagaimana Rinjani baik-baik saja kan." Ken yang di penuhi rasa panik.
Kalian tidak usah khawatir Rinjani baik-baik saja mungkin saja Rinjani masih syok dengan keadaannya itu saja dan saya minta jangan membuat Rinjani berfikir terlalu keras." Ucap Kevin sekali lagi.
Baik dokter." Ucap Rani melirik kearah Ken.
Kevin meninggalkan mereka Rani melirik tajam kearah Ken yang terduduk lesuh dengan wajah yang masih cemas, Ken merasa bersalah karena membuat Rinjani memikirkan kondisi kakeknya Rani kesal sebab Rinjani kembali drop karena Ken terlalu lama berada di dalam Rani belum mengetahui jika Rinjani dan Ken sempat membicarakan sesuatu.
Apa yang kau lakukan sehingga Rinjani kembali drop." Tanya Rani dengan dingin.
Gua nga lakuin apa-apa kok Rinjani hanya menanyakan kau dengan tuan Arya itu aja kok." Ken membuat Rani dan yang lain terkejut.
Jadi Rinjani udah sadar." Timpal Angga.
Iya udah sadar makanya gua lama di dalam gua juga nga sengaja menceritakan kondisi kakeknya." Terdengar suara menyesal dari ucapan Ken.
Kok kau nga bilang sama kita kalo Rinjani udah sadar." Tanya thisa dengan Kesal.
Apaan sih kalian kok nanya gitu sama Ken dia mana tau kalau Rinjani akan segera sadar." Brama masih membela teman baiknya.
Sudahlah nga usah ribut-ribut lagian Rinjani nga papa juga." Ken berlalu pergi dari sana menuju keluar rumah sakit.
Rani dan thisa semakin kesal dengan ucapan Ken yang seenaknya seperti itu Angga hanya menatap tajam Kepergian kedua pria tampan idola kampusnya, akhirnya thisa dan Angga pamit pulang sebab waktu sudah semakin larut Rani berterima kasih karena sudah meluangkan waktunya untuk keluarganya thisa dan Angga tersenyum dan pergi menuju pintu rumah sakit Rani kembali masuk ke dalam kamar kakeknya meninggalkan Rinjani sendiri yang belum sadar. Ken yang masih khawatir dengan kondisi Rinjani kembali ke rumah sakit setelah mengantar Brama pulang kerumahnya, jam sudah menunjukkan 11 malam Ken memparkirkan mobil sport miliknya di parkiran khusus pengunjung rumah sakit dan keluar ke dalam mobilnya Ken berjalan dengan santai masuk ke dalam rumah sakit suster yang berjaga malam menatap takjub ke tampanan Ken yang tidak ada stoknya Ken hanya menggelengkan kepalanya tanpa memperdulikan tatapan suster kepadanya dan terus berjalan masuk ke dalam kamar Rinjani. Mata Ken tak lepas dari wajah cantik Rinjani yang terbaring lemah di atas tempat tidur Ken merebahkan tubuhnya di atas sofa sembari menjaga dan menunggu Rinjani sadar dari pingsannya tanpa sadar Ken memejamkan matanya dan larut dalam tidur indahnya.
Hari semakin larut membuat bulu kuduk merinding Rinjani yang masih setia dalam mimpinya kembali melihat wajah wanita yang sebelumnya Rinjani melebarkan matanya melihat wanita tengah duduk dan menatapnya dengan tatapan ingin membunuhnya, Rinjani gemetaran dan ketakutan melihat tatapan wanita itu keringat membasahi tubuhnya akibat gemetaran yang sangat hebat Ken yang tidak sengaja terbangun mendengar suara Rinjani seolah meminta tolong Ken segera berdiri dan berjalan menuju Rinjani namun matanya melihat seluruh badan Rinjani basah dan tubuhnya gemetaran. Ken panik dan segera menggoyangkan badan Rinjani dan berusaha membuatnya sadar Ken yang semakin panik hendak menekan tombol darurat namun Rinjani berteriak dan sadar dari tidurnya dengan perasaan kacau panik dan basah akibat keringatnya yang berlebihan tiba-tiba Rinjani memeluk erat tubuh Ken dan menangis sejadi-jadinya Ken tersentak dan membulat kan matanya mendapat serangan mendadak membuat jantungnya lari maraton.
Ken menenangkan Rinjani dengan terus mengusap rambutnya dengan lembut Rinjani yang merasa nyaman dan juga aman di dekat Ken melepas pelukannya dan mengusap air matanya yang masih saja mengalir dan melirik Ken yang hanya diam saja dengan wajah datarnya.
Kau ngapain di sini." Ucap Rinjani membuang wajahnya ke sembarang arah.
Aku nga tega ninggalin kamu sendirian makanya gua balik ke sini ada apa kok badan kau basah kek gini apa jangan-jangan kau lagi mimpi buruk ya." Terang Ken yang merasa penasaran.
Ahh gua lagi mimpi bertemu dengan papa dan mama ku makanya keringat kek gini." Kilah Rinjani.
Kau nga lagi berbohong kan karena sedari tadi tubuh kamu gemetaran dan berteriak minta tolong mending kau jujur aja sama gua." Ucap Ken menyelidiki.
Ngaco aja ya nga lah itu perasaan kau saja gua mau ke kamar mandi bantuin dulu." Lirik Rinjani yang melihat Ken hanya berdiri saja.
Ken membantu memapah tubuh Rinjani hingga di dalam kamar mandi dan keluar sembari menunggu Rinjani di dalam kamar mandi Ken memainkan ponselnya dan melirik jam sudah menunjukkan pukul dua subuh, Ken memejamkan matanya sebentar dan mendengar teriakkan Rinjani di dalam kamar mandi hanya berdengus kesal dan berdiri dengan terpaksa masuk ke dalam kamar mandi melihat Rinjani tengah gemetaran hebat dan muntah ke mana-mana Ken berusaha membantunya agar lebih baik Ken makin panik sebab tubuh Rinjani tak berhenti gemetaran. Dengan terpaksa Ken membawa tubuh Rinjani kembali ke atas tempat tidur dan menekan tombol darurat membuat semua suster dan juga dokter yang tengah beristirahat berlari ke dalam kamar Rinjani, Ken segera keluar setelah kedatangan dokter Kevin dan asisten pribadinya Ken menunggu hingga satu jam lamanya Kevin baru saja keluar dari dalam kamar dan menghampiri Ken yang tengah cemas setengah mati.
Apa Rinjani sering seperti ini." Tanya Kevin.
Maksud dokter apa ya saya tidak mengerti." Ken menggaruk hidungnya yang tidak gatal.
Selalu mengalami gemetaran hebat seperti tadi." Ucap Kevin menjelaskan.
Saya kurang tau dokter setau saya Rinjani selama ini baik-baik saja apa ini penyakit yang sangat membahayakan nyawanya."
Sejuah ini penyakit Tremor akan berpengaruh ketika sistem saraf dan otak berpikir berlebihan menyebabkan tubuh gemetaran dengan hebat tapi belum bisa di pastikan penyakit ini bisa menghilangkan nyawa atau tidak sebaiknya anda dan juga keluarga bisa menjaga pikiran Rinjani agar tidak mempengaruhi penyakitnya." Ucap Kevin.
Baik dokter terima kasih kalau begitu saya pamit ke dalam." Kevin hanya mengganggukkan kepalanya dan pergi dari hadapan Ken.
Ken berjalan masuk ke dalam kamar dan mendapati Rinjani sudah sadar dan duduk dengan manis melihat pemandangan dari luar jendela, Rinjani menoleh melihat keberadaan Ken dan mengalihkan kembali pandangannya ke arah jendela melihat gedung yang menjulang tinggi yang mengelilingi rumah sakit ini. Ken duduk di samping ranjang Rinjani dan menggenggam tangannya dan menatap lekat wajah cantik wanita pemilik hatinya meski belum bisa mengutarakan langsung isi hatinya karena masih ragu akan perasaannya saat ini Rinjani hanya diam menatap wajah tampan pria yang selalu membuatnya kesal dan juga marah.
Ada apa." Dengan dinginnya
Nga ada apa-apa kata dokter kamu nga boleh terlalu banyak pikiran yang akan membuat penyakit kamu itu kambuh lagi." Ucap Ken melepas genggamannya.
Apa penyakitnya berbahaya buat nyawa atau keselamatan ku." Tanya Rinjani.
Sejauh ini belum bisa di pastikan berbahaya atau nga cuman dokter saran kan kalau kamu nga boleh terlalu banyak pikiran harus di jaga dengan baik itu aja." Ucap Ken mengusap lembut rambut Rinjani.
Terima kasih apa nga sebaiknya kau pulang ini sudah mau pagi nanti yang lain datang berpikir yang tidak-tidak lagi."
Kau tenang aja mereka nga akan berfikir seperti itu kau istirahat aja udah jam berapa juga." Ken membaringkan tubuh Rinjani kembali.
Rinjani pun tidak menolak dengan sikap manis dan perhatian dari Ken yang belum pernah di rasakannya selama berteman dengan Angga Rinjani tidak pernah mendapat perlakuan manis dari sahabat kecilnya itu, Rinjani hanya tersenyum simpul dan memejamkan matanya kembali dan tertidur pulas Ken kembali ke atas sofa dan memejamkan matanya yang sangat kantuk sejak tadi di tahanannya dan ikut terlelap dalam tidurnya.
Matahari semakin menampakkan sinarnya menerangi setiap kamar Rani yang mendapat sinar menusuk matanya terbangun dari tidurnya dan membuka matanya secara perlahan dan beranjak ke kamar mandi membasuh wajahnya dan menggosok giginya keluar kamar mandi. Rani kembali ke dalam kamar setelah berpakaian rapi dan pamit dengan mencium kening kakeknya yang belum juga sadar dan beranjak keluar kamar menuju kamar Rinjani Rani terus berjalan hingga sampai di depan kamar kakaknya dan segera masuk namun hal tak terduga menghampirinya melihat wajah tampan Ken yang tengah tidur dengan nyenyak di atas sofa sontak membuat Rani terkejut tanpa sengaja menyenggol vas bunga hingga jatuh membuat Rinjani dan Ken terbangun dari tidurnya menatap tajam kearah Rani yang masih saja kaget.
Apa-apaan sih kau." Kesal Ken dan beranjak dari duduknya.
Kau ngapain di kamar kak gua atau jangan-jangan kau dari semalam ya di sini." Melotot kan matanya kearah Rinjani.
Iya Ken nemanin gua di sini emang kenapa ada masalah ya." Ucap Rinjani dengan santai.
Ya nga ada masalahnya cuman gua nga menyangka aja kak senior yang terkenal dingin dan cuek malah nemanin kau di sini agak aneh nga sih." Sahut Rani dengan serius.
Nga usah pikir macem-macem tentang gua udah baik gua temanin kak kau di sini sebab semalam badannya gemetaran ketika gua kembali liat dia untuk memastikan kondisinya." Ucap Ken berjalan mengambil minum.
Emang iya kak." Tanya Rani dan Rinjani mengganggukkan kepalanya.
Jadi kau harus jagain dia dengan baik kata dokter jangan sampai dia terlalu lelah berpikir yang membuat penyakitnya kambuh lagi." Sahut Ken.
Iya bawel kau sana balik emang kau nga kampus hari ini." Sinis Rinjani.
Iya kau kan kuliah pagi." Timpal Rani.
Nga kau tanya Brama kalau hari ini gua nga masuk kampus." Berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Dua wanita cantik itu hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah seniornya yang begitu dingin setelah memastikan kondisi kaknya Rani pamit dan pergi menuju arah pintu dan keluar kamar berjalan di koridor rumah sakit hingga sampai di depan pintu rumah sakit Rani tengah menunggu jemputan supir dari kakeknya, setelah jemputan sampai Rani meninggalkan rumah sakit dan menuju kampusnya Ken yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi tidak melihat keberadaan Rinjani segera keluar kamar dan mencari keberadaannya di mana-mana panik cemas jadi satu terlintas di benaknya dan segera berlari ke arah kamar tuan Arya dan mendapati Rinjani tengah duduk sambil menangis menunggu kakeknya yang belum sadar.
Ken menutup pintu kamar tuan Arya dan duduk di depan kamarnya sembari menunggu Rinjani keluar dari dalam kamar kakeknya, Ken duduk bersantai tak lama Rinjani keluar dengan wajah pucat Pasih dan berjalan kearah Ken dengan cepat Ken berdiri dan menggendong Rinjani dari depan kamar Arya sampai kamar Rinjani membuat semua mata iri kepada wanita cantik yang berada di pelukannya. Rinjani hanya diam tanpa menolak atau apapun itu setibanya di dalam kamar Ken membaringkan tubuh Rinjani secara perlahan dan menarik selimut hingga atas dada dan tersenyum manis.
Kalau kau butuh apa-apa Lo bilang aja gua nunggu di luar." Rinjani hanya mengganggukkan kepalanya Ken segera keluar dari dalam kamar Rinjani agar istirahat dengan nyaman.
Di kampus Rani baru saja sampai dan keluar dari dalam mobil menuju kelasnya thisa dan Angga yang baru saja sampai menyusul langkah Rani dari belakang, sepanjang perjalanan menuju kelas Rani hanya diam tanpa mengeluarkan suara kepada sahabatnya yang tengah menyapa dirinya Rani terus berjalan hingga akhirnya tanpa sengaja menabrak seseorang hingga membuat dirinya terjatuh.
Brukk.
Rani meringis kesakitan dan segera bangkit mengangkat wajahnya melihat orang yang menabraknya dan akhirnya matanya saling bertatapan dengan pria tampan cool idaman kampus, Rani memutar matanya malas dan memasang wajah datar sedatar permukaan kolam.
Kalau jalan pake mata jangan mata Lo jelalatan ke sana kemari." Ucap Rani dengan ketus.
Kau yang nabrak kau yang marah aneh jalan itu pake kaki bukan pake mata." Ucapnya tak kalah ketus.
Ahh terserahlah gua empet liat muka Lo tau nga oh iya kata Ken hari ini dia nga masuk soalnya jagain Kak gua di rumah sakit." Berjalan melewati Brama yang masih saja kesal.
Angga dan thisa segera menyusul langkah Rani dengan cepat Brama yang masih kesal pun berjalan menuju kelasnya mata kaum hawa tak pernah lepas dari wajah tampan idolanya, Brama masuk ke dalam kelas duduk di kursinya dan mengambil ponselnya yang berada di dalam tasnya dan mencari nama Ken dan menekan tombol hijau deringan pertama belum ada Jawaban membuat Brama semakin geram dan mencoba kembali dan akhirnya terdengar suara Ken dari sebrang sana.
Halo." Suara Ken dari sebrang.
Ya halo kau di mana." Tanya Brama dengan dingin.
Di rumah sakit Rani nga kasih tau kau kalau gua lagi jagain kaknya." Ucap Ken.
Iya dia beritahu kok tapi kau ngapain jagain Rinjani bukannya dia baik-baik aja ya."
Dia sih baik-baik aja cuman masalanya penyakit Rinjani selalu kambuh kalau nga lagi berpikir."
Penyakit apaan sih." Tanya Brama .
Nanti gua jelasin kau bilang sama dosen kalau gua ada urusan keluarga ok." Ken mematikan sambungan teleponnya dengan sepihak.
Brama semakin geram karena Ken mematikan teleponnya sebelum dia menjawab pertanyaannya tak lama dosen masuk dan Kembali fokus ke depan untuk belajar sebab sebentar lagi Brama dan Ken akan mengikuti ujian akhirnya yang akan lulus dari kampusnya. Dua puluh lima menit berlalu kelas Angga dan Rani akhirnya berakhir Rani membereskan semua bukunya dan memasukkannya ke dalam tas dan beranjak keluar kelas meninggalkan Angga yang masih sibuk dengan buku-bukunya, Rani berjalan kearah kantin dengan perasaan kacau memikirkan penyakit kaknya membuat suasana hatinya kacau balau sesampainya di kantin Rani memesan makanan favoritnya dan menunggu makanannya datang sambil memainkan ponselnya.
Brama yang baru saja tiba di kantin menjadi pusat perhatian semua mahasiswa yang berada di area kantin, Brama mencari cari keberadaan Rani hingga akhirnya matanya menemukan wanita cantik tengah duduk melamun sendirian di pojok kantin kampus dan segera menghampirinya.
Melamun Mulu kau." Tiba-tiba saja Brama duduk di samping Rani.
Rani terkejut dengan kedatangan senior paling menyebalkan dan membuang wajahnya menatap kosong ke depan." Emang nga ada kursi lain sampai-sampai kau duduk di sini gangguin gua yang lagi mau sendiri aja." Ketus Rani.
Cihh kalo aja masih ada tempat duduk lain ogah juga kali gua duduk sama cewek jutek galak kaya kau sama tuh kek Rinjani." Kesal Brama.
Rani melirik ke sana kemari dan memang benar kalau semua kursi telah terisi penuh dengan semua mahasiswa yang mayoritas wanita semua dan tengah memperhatikan mereka yang tengah duduk berdua." Nga liat mata fans kau ke arah kita kalau gua di serang karena duduk dengan idolanya bisa remuk badan gua tau."
Udah nga usah kau pikirin udah bagus kau duduk bersama idola kampus yang jarang-jarang Lo gua duduk dengan salah satu fans gua." Ucap Brama mengedipkan satu matanya.
Apa fans gila aja yang fans sama kau siapa kepedean banget Lo udah sana pergi nga kalo nga gua lemparin Lo pake sepatu gua." Ancam Rani namun tak membuat Brama pergi.
Tiba-tiba pesanan makanan mereka sampai dan mengurungkan niatnya untuk mengusir Brama dari hadapannya, mereka melahap makanannya dengan santai hanya dentuman sendok dan piring yang melantunkan mereka Angga dan thisa yang baru saja tiba menyaksikan pemandangan yang tidak biasanya melihat senior dan Sahabatnya duduk manis dengan menyantap makanan mereka. Angga dan thisa saling bertatapan timbul ide jail mereka untuk mengganggu ketenangan mereka dan berjalan pelan-pelan dan berdehm membuat mereka tersedak.
Uhk uhk." Ucap mereka serempak dan segera meminum minumannya hingga tandas.
Apa kalian Sengaja ya." Ucap Rani sambil melirik mereka.
Lagian kalian serius amat makannya berduaan lagi nga liat ya mata fans Brama itu mengarah kepada kalian." Ucap thisa mengingatkan.
Lahh terus kenapa lagian kita cuman makan bareng nga ngelakuin apa-apa." Ucap Brama dengan santai.
Iya emang tapi mereka iri liat kalian makan bareng udah sana pergi jangan sampai Rani jadi bahan olokan mereka lagi." Sahut thisa menarik tangan seniornya agar bangun dari duduknya.
Enak aja nga makanan gua belum habis kalau kalian nga suka kalian aja yang pergi nga usah banyak bicara." Brama kembali menyantap makanannya.
Mereka hanya berdengus kesal dengan sikap Brama yang terlalu cuek dan menyebalkan hingga membuat Rani merah padam dan beranjak pergi dari mereka menuju toilet, fans Brama yang melihat kepergian Rani menyusulnya masuk ke dalam toilet dan menunggu Rani dari luar toilet untuk memberikan hukuman Rani yang tengah Selesai dari kamar mandi segera keluar dan mendapati para senior dan fans Brama di depan toilet. Rani berusaha menghindari mereka namun jumlahnya terlalu banyak membuat Rani terpojok namun tak membuatnya takut dengan mereka.
Ngapain kalian menghalangi jalan gua sana." Menggeser salah satu tubuh seniornya.
Urusan kita belum selesai." Ucap salah satu fans Brama.
Urusan apa ya perasaan gua nga kenal kalian terus urusan dari mana." Tanya Rani dengan santai.
Urusan karena kau mendekati Brama dan so kecantikan dengannya." Fani mendorong tubuh Rani hingga terbentur di tembok membuat kepalanya berdarah.
Rani merasakan sakit dan memengang kepalanya dan melihat darah dari atas kepalanya membuatnya geram dan menampar Fani hingga membuat mereka semua tak percaya." Asal kalian tau gua nga pernah mendekati idola kalian itu dan jangan pernah kai menyentuh gua karena gua jijik dengan kalian yang bisanya hanya bicara doang kalau kau suka Lo bilang dengan orangnya bukan malah menyalahkan orang." Menggeser dengan paksa kerumunan para fans Brama dan pergi dari sana.
Fani mengepalkan tangannya dan melirik tajam melihat kepergian Rani yang membuatnya malu di depan teman-temannya." Awas aja Lo udah berani membuat gua malu di depan semua orang." Guman Fani dalam hati dan pergi dari sana.
Rani yang masih kesal berjalan kearah Angga dan thisa dengan kepala yang berdarah thisa yang memperhatikan kepala Rani membuatnya berdiri dan lari kearah Rani.
Rani ini kenapa kok berdarah sih." Thisa memengang kepala Rani.
Nga papa tadi nga sengaja jatuh terus terbentur di tembok ini nga papa kok." Elak Rani dan tersenyum manis.
Yakin nga papa tapi ini darahnya banyak banget Lo kita obatin dulu." Brama menarik tangan Rani.
Nga usah sebaiknya kau juga nga usaha dekat-dekat sama kita." Rani melepaskan tangan Brama dari tangannya dan menarik tangan thisa untuk menjauh.
Brama hanya diam melihat kepergian Rani dan thisa yang seolah menghindarinya thisa yang masih bingung hanya mengikuti Rani hingga ke parkiran dan mengambil kotak obat meminta bantuan thisa untuk mengobati kepalanya yang semakin sakit. Thisa pun dengan senang hati membantu Rani dan membersihkan terlebih dahulu lukanya memakai alkohol dan memberi obat merah dan membalurkan perban serta plester agar lebih mudah di lepas saat sembuh. Brama hanya memperhatikan mereka dari jarak jauh dan mencari tau kenapa sikap Rani semakin dingin dan seolah menjauhinya tanpa sebab, Rani hanya termenung memikirkan ucapan Fani yang membuat isi kepalanya kacau tidak fokus dengan mata kuliahnya yang tengah di jelaskan oleh dosennya setelah di obati oleh thisa Rani ke kelasnya untuk segera masuk ketika melihat dosen berjalan menuju arah kelasnya dan thisa pun kembali masuk ke dalam kelasnya.
Di rumah sakit Rinjani kembali menemukan sosok wanita misterius yang semakin hari membuatnya memikirkan mimpinya, kali ini wanita itu hanya memandang Rinjani tanpa ingin menyakitinya Rinjani kembali menatapnya dan terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang sama.
Ada apa ini siapa wanita itu dan kenapa seolah-olah wanita itu meminta bantuannya." Lirih Rinjani.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka nampak sosok pria paruh baya yang beberapa hari mengganggu pikirannya Rinjani tersenyum melihat kakeknya sudah sadar dan berjalan dengan baik. Rinjani memeluk erat kakeknya melupakan kehadiran Ken yang beberapa hari setia menemaninya di rumah sakit, Arya menatap wajah cantik cucunya yang masih pucat tanpa sengaja meneteskan air matanya membuat Rinjani bersedih.
Opa kenapa kok nangis." Ucap Rinjani.
Opa nga papa sayang opa cuman bahagia melihat kamu seperti ini sudah sadar dan juga sudah mendingan." Arya menghapus air matanya di pipi tuanya.
Maafin Rinjani membuat opa dan Rani menghawatirkan keadaan Rinjani." Ucapnya menundukkan kepalanya.
Ini bukan salah kamu sayang sekarang kamu istirahat opa mau keluar dulu kembali ke kamar." Ucap Arya mencium kening cucunya.
Rinjani hanya tersenyum Arya meninggalkan kamar cucunya bersama Ken yang setia menemaninya Rinjani kembali melirik Ken yang masih sibuk dengan ponselnya Rinjani berusaha bangun menuju kamar mandi namun kepalanya kembali sakit dan akhirnya jatuh kelantai membuat Ken panik dan segera membantu Rinjani duduk di sofa dan mengambil kan minum Anjani menerima minum yang di berikan Ken hingga habis tak tersisa.
Kau mau ke mana udah tau kepala kau itu masih sakit malah jalan Mulu." Ketus Ken.
Apaan sih yang mau jalan-jalan siapa juga tadi gua mau masuk kamar mandi tapi kepala gua masih sakit tau." Ucap Rinjani yang semakin kesal.
Kau kan bisa bilang sama gua pasti kok gua bantuin." Mengulurkan tangannya.
Lagian kau sibuk makanya gua jalan sendiri." Menerima uluran tangan Ken.
Mereka berjalan ke kamar mandi dengan bergandengan tangan dengan hati-hati Ken pergi dari dalam kamar mandi dan menunggu dengan setia di luar kamar mandi, setelah selesai Ken membantu Rinjani kembali ketempat tidurnya namun Rinjani tak ingin tidur Anjani merasa bosan di dalam kamar terus menerus.
Temanin gua ke taman bosan gua di sini terus."
Tapi kata dokter kau nga boleh ke mana-mana dulu."
Bentar doang yah." Bujuk Rinjani memasang mata baby eysnya.
Ya udah tapi bentaran doang nih lepas itu kita balik." Pasrah Ken.
Membantu Rinjani duduk di atas kursi roda dan mendorongnya dari belakang keluar kamar dan berjalan di koridor rumah sakit, sepanjang perjalanan ke taman mereka menjadi pusat perhatian suster dan juga pengunjung rumah sakit yang iri dengan Rinjani bisa berdekatan dengan pria tampan yang stoknya sangat terbatas Ken hanya cuek dan berjalan terus tidak menghiraukan tatapan fans fanatiknya. Sesampainya di taman Rinjani berdiri sendiri dan duduk di bangku taman yang mengahadap Langsung kearah taman Bunga yang tengah tumbuh dengan baik Ken menyusul setelah memindahkan kursi roda Anjani dan duduk di samping Rinjani memandang indahnya bunga yang tengah bermekaran.
Ken memperhatikan pandangan Rinjani dan segera berdiri meminta sepetik bunga tulip kesukaan Rinjani dan kembali duduk memberikan bunga tulip kepada Rinjani, dia begitu senang mendapat bunga kesukaannya dan terus memengang tanpa ingin melepaskan hari menjelang sore hari mereka pun beranjak dan pergi kembali ke dalam kamar seperti biasanya pandang semua orang menatap kearahnya mereka hanya cuek dan terus berjalan hingga depan kamar dan segera masuk ke dalam kamar.
Rinjani membaringkan tubuhnya dengan hati-hati dan memejamkan matanya yang sudah sangat mengantuk dan tertidur pulas, Ken masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dari penat rutinitas menjaga Rinjani seharian setelah menyelesaikan ritual mandinya Ken keluar kamar mandi dan menatap Rinjani yang tengah tidur dengan nyenyak segera merebahkan tubuhnya dan menyusul Rinjani ke dalam mimpinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!