NovelToon NovelToon

Belum Siap Menikah (Bad Boy VS Good Girl)

Berangkat Study Tour

Ikuti Instagram Author ya : Andropist _1603

Dilarang plagiat!!!!

Suara alarm berbunyi kencang

Kring ... kring ... kring ...

Seorang remaja pria yang masih tertidur pulas diranjangnya yang nyaman.

"Leo ... Leo ...."suara ibu Leo memanggil sambil menepuk-nepuk punggungnya.

"Apa sih mom masih ngantuk nih"ucap Leo sambil melanjutkan tidurnya.

"Bangun hari ini kamu mau berangkat Study Tour kan?"

Tapi Leo tidak menggubris pertanyaan ibunya. Dia tetap diam dan tidur. "Leo semalam kamu pasti mabuk lagi dan pulang malam lagi?"tanya ibunya.

"Iya mom"ucap Leo dengan suara malas

"Kalau ayahmu tahu pasti marah besar,untung ayahmu sedang diluar kota"

Leo Ariendra anak dari Keluarga Ariendra. Ibunya Vivi Safitri adalah sosok ibu yang sabar dan penyayang. Vivi begitu memanjakan Leo dari masih kecil. Berbeda dengan ayahnya Anton Ariendra. Anton sosok ayah yang tegas hanya saja dia jarang dirumah karena mengurus bisnisnya.

"Leo kalau tidak bangun, nanti kesiangan"ucap Karin.

Leo dengan mata yang masih tertutup mengambil jam alarmnya. "Astaga sudah pukul 6.30 pagi mom,bisa terlambat nih"ucap Leo.

"Thanks mom sudah dibangunkan"

Leo bangun dan mencium pipi ibunya. Lalu pergi mandi, mempersiapkan diri, dan packing perlengkapannya.

Suasana ditempat makan yang sepi,hanya ada ibunya Leo yang sedang sarapan sendiri. "Hai mom"tegur Leo pada ibunya sambil berjalan menuruni tangga.

"Leo tidak sarapan dulu?"tanya Ibu Vivi.

Leo tetap berjalan sambil menjawab pertanyaan ibunya. "Gak sempat mom, aku harus buru-buru berangkat"ucap Leo.

Ibunya berdiri dan berbicara pada Leo "Yaudah,hati-hati dijalan nak".

Leo keluar dari rumah menuju parkiran. Disana sudah ada mobil pribadi beserta supir pribadi yang menunggunya. Ibunya masih dimeja makan tampak sedih dan bergumam "Jarang sekali kamu mau makan dirumah Leo padahal ibu sudah masak banyak".

Suasana SMA Buana sangat ramai. Siswa-siswi berkumpul dihalaman sekolah. Beberapa siswa sedang mengobrol salah satunya Niken dan Ayu. "Sudah gak sabar nih pengen buru-buru sampai tempat study tournya". ucap Niken sambil membayangkan tempat itu.

"Iya nih tapi mana Zara?"tanya Ayu.

Niken dan Ayu menengok kekanan,kiri dan depan mencari keberadaan Zara. "Itu ... itu ... itu Zara"kata Niken berbicara sambil menunjuk kearah depan.

"Hai Niken, Ayu maaf aku baru datang"ucap Zara.

Mereka terus mengobrol sambil menunggu waktu keberangkatan. Disisi halaman lain Kemal, Andi, Beni, dan Harun sedang mengobrol.

"Semalam kalian pulang malamkan?"tanya Kemal.

"Lo sih Kemal gak ngikut"ucap Beni.

"Asyik loh padahal, bos Leo bayarin kita semua"ucap Harun.

Saat mereka sedang mengobrol, Leo baru datang. "Pada nungguin gue ya"ucap Leo.

Mereka melihat kearah Leo dan berbincang kembali.

"Bos bawa barangnya gak?"tanya Beni.

"Ya gak mungkin bawalah, kan ada pemeriksaan tas sama guru"ucap Leo.

Andi langsung menambahkan ucapan Leo"Tenang aja tar gue beli disana". Raut muka teman-temannya langsung girang kecuali Kemal.

Dari kelima sahabat itu hanya Kemal yang paling rajin, baik hati, pintar, dan tidak ikut mabuk-mabuk setiap mereka kumpul. Harun memberi ide pada yang lainnya "Kayanya seru kalau kita bergadang minum-minum terus main game dan kartu malamnya habis study tour ya". Andi, Beni, dan Leo setuju dengan ide Harun.

Guru-guru mulai mengumpulkan siswa dan mengabsennya. Setiap siswa berkumpul sesuai kelas masing-masing. Kepala sekolah dan guru penanggungjawab memberikan sambutan. Bus pariwisata mulai masuk ke area parkir sekolah. Siswa-siswi ditertibkan oleh guru menuju bus mereka.

Didalam bus No 10 siswa-siswi kelas IPA 2 sedang duduk dikursi masing-masing sesuai no kursi mereka. Guru kembali mengabsen dan mengecek perlengkapan mereka. Bus mulai berangkat menuju tempat tujuan.

"Nafiza lagi dengerin musik"ucap Cici.

Karena Nafiza sedang asyik mendengarkan musik dia tidak mendengar ucapan Cici.

"Nafiza"ucap Cici memanggil kembali Nafiza.

"Apa Ci"ucap Nafiza.

Cici kembali bertanya"Kamu lagi dengerin musik?".

"Oya"ucap Nafiza.

"Tadi aku liat Leo,keren banget"ucap Cici.

Leo adalah cowok yang cukup populer dikalangan siswa putri. Tampangnya yang tampan,badannya yang tinggi, kulit putihnya,gaya rambutnya kaya artis,dan bajunya yang selalu modis membuat dia semakin disukai para gadis. Leo menyukai Nafiza sejak orientasi siswa. Hanya Leo tidak pernah berani mendekati Nafiza.

Nafiza tipekal cewek yang pilih-pilih dalam segala hal. Dia cenderung pendiam, jaim, dan agak angkuh. Nafiza hanya berteman dengan Cici, Rara, dan Ambar. Dia jarang mau menyapa atau bicara dengan teman lainnya.

Nafiza menjawab kata-kata Cici yang tadi"Masa sih".

Cici berkata "Ah Nafiza Leo kan paling populer disekolah"

Saat Nafiza dan Cici asyik mengobrol, Ambar malah asyik makan terus. "Ambar udah napa, katanya mau diet"ucap Rara.

"Kita ini masih masa pertumbuhan tau"ucap Ambar.

"Hah, kurang tumbuh apa badanmu mbar, sampai baju study tourmu gak muat"kata Rara.

Tiba-tiba Cici mengajak semua teman-temannya karaokean dibus supaya suasana makin ramai dan menyenangkan. Semua siswapun ikut bernyanyi riang sambil menikmati pemandangan diluar bus.

Museum Dinosaurus tempat study tour pertama yang mereka kunjungi, lalu ke Sanatorium,kemudian ke Taman Bunga. Seharian cukup melelahkan selain mereka menikmati keindahan, mereka juga harus mencatat berbagai ilmu yang didapat dan membuat laporan hasil kunjungan.

Pada sore hari mereka sampai di Hotel Cempaka untuk menginap karena besok mereka masih melanjutkan study tour ke tiga tempat lagi. Guru mulai mengabsen dan memberikan kartu hotel pada siswa. Setiap satu kamar hotel ditempati dua siswa.

Zara dan Niken kebetulan satu kamar. Mereka bergegas menuju kamar hotel mereka. Kamar hotel mereka No 102. Begitupun dengan siswa lain juga menuju kamar hotel mereka. Saat tiba dikamar hotelnya Zara langsung berbaring diranjang.Zara tampak kelelahan.

"Aku mau mandi dulu Zara"kata Niken.

"Ya"ucap Zara

Niken pergi mandi sementara Zara tertidur. Setelah selesai mandi Niken membangunkan Zara yang sudah lelap. "Zara bangun,ikut gak Ayu ngajak kita ngobrol dikamar hotelnya"ucap Niken.

"Aku gak ikut,aku capek badanku gak enak rasanya"ucap Zara sembari berbaring diranjang.

"Yaudah kamu istirahat aja, kartu hotel aku bawa ya tar kalau kamu mau keluar telp aku aja ya"ucap Niken.

"Ya"jawab Zara.

Niken berjalan keluar dari kamar hotelnya menuju kamar hotel Ayu. Zara melanjutkan tidurnya.

Jika ingin melihat visualnya orang ada diepisode 110

Visual Leo, Zara dan Nafiza

Ini visual untuk yang suka gambar Art

Malam Kejadian itu

Dikamar hotel no 97

Harun dan Beni sedang berbincang berdua. Harun dan Beni menunggu kedatangan ketiga sahabatnya. Mereka sudah janjian untuk berkumpul dikamar hotel milik Harun dan Beni.

"Mana Leo, Andi, dan Kemal kok belum ngumpul"tanya Harun pada Beni.

"Kalau Andi lagi nyari orang buat disuruh beli barang pesanan kita(minuman beralkohol), tau sendiri kalau kita beli sendiri tar ketahuan guru lagi"ucap Beni.

Ketika mereka lagi berbincang datang Leo dan Kemal. "Sorry bro telat"kata Leo sambil mengacungkan tangan kanannya.

Melihat Kemal ikut kumpul Harun langsung berkata"Kemal tumben Lo mau ngumpul minum-minum".

Saat mendengar kata-kata Harun yang sedikit menyindir, Kemal langsung menyahut"Gak minumlah, aku cuma mau ikut main game dan kartu aja".

Beni ikut menyindir Kemal juga, "Kirain mau ikut mabuk-mabuk....he...he..."

Sambil menunggu kedatangan Andi mereka mengobrol. Andi baru saja tiba dan membawa barang yang sudah mereka tunggu.

"Nunggu lama ya, sorry susah nyari orang buat beli barang ini, tau sendiri dimana-mana ada guru udah kaya satpam"ucap Andi.

Andi membawa barangnya dan mereka mulai minum-minum, main game, kartu dan mengobrol.

"Yah,kalah lagi gue"kata Leo yang melempar kartunya keatas meja. Nampaknya Beni memenangkan permainan kartu ini.

"Aku balik ke kamarku dulu ya"ucap Kemal.

"Yo"kata yang lain.

Kemalpun pergi ke kamar hotelnya. "Aku juga deh, dah capek banget"kata Leo.Leo undur diri dari meja.

"Leo gue tar nyusul kalau dah bosen, nih bawa kartu hotelnya"kata Andi.

Leo keluar dari kamar hotel Harun dan Beni. Sementara Harun, Beni, dan Andi masih asyik main kartu dan minum-minum.

Kamar hotel no 90 tempat Ayu dan Niken lagi kumpul. "Niken minta camilan ke Siti gih, dikamar hotelnya"ucap Ayu.

"Oke...oke..."jawab Niken.

Niken keluar dari kamar hotel Ayu. Niken memainkan handphonenya sambil berjalan. Sementara dari arah berseberangan ada Leo yang sedang berjalan dan sedang memainkan game di handphonenya. Karena mereka asyik dengan handphone mereka masing-masing, mereka tidak melihat jalan dengan benar. Akhirnya mereka bertabrakan dengan keras.

Dug (bunyi mereka bertabrakan)

Semua barang barang mereka berjatuhan ke lantai. Kebetulan tas milik Niken tidak ada rel seletingnya jadi semua barangnya berhamburan. Kartu hotel Leo yang dipegang tadi juga jatuh ke lantai.

Leo meminta maaf pada Niken dan membantu membereskan barang-barangnya. Leo juga mengambil kartu yang sudah bercampur dengan barang-barang Niken yang berantakan. Setelah selesai membantu Niken, Leo kembali berjalan menuju kamarnya. Niken berjalan menuju kamar Siti.

Kamar Hotel no 102

Zara sedang berbaring tiba-tiba terbangun.

"Badanku rasanya panas banget"ucap Zara sambil memegang dahinya menggunakan tangan kanannya.

Zara kembali memegang bagian-bagian tubuh lainnya untuk memastikan kondisinya yang sedang demam tinggi.

"Panas banget, apa aku kompres aja badanku pakai waslap yang dibasahi air biar dingin terus minum obat penurun panas yang dibawakan ibu"ucap Zara.

Zara membasuh tubuhnya dengan waslap basah dan minum obat."Kok masih panas ya, apa aku buka baju terus dibasuh deh semua badanku pakai waslap basah ini pasti rasanya dingin".

Zara membuka bajunya, menyisakan baju dalamnya saja. Karena masih merasa panas Zara mematikan lampu kamarnya.Zara berbaring diranjang sambil menempelkan waslap basahnya bergantian keseluruh tubuhnya. Setelah minum obat penurun panas Zara akhirnya ketiduran.

Leo masih asyik memainkan game dihandphonenya sambil berjalan. "Aduh kok keasyikan main gamenya, tadi kamar gue nomor berapa ya?"ucap Leo bingung.

Leo melihat kartunya dan memastikan nomor kartunya. "Oooo...nomor 102"ucap Leo.

Leo langsung mencari no 102. Leo berjalan menuju kamar 102. Leo mengetukkan kartu hotelnya ke kotak sensor pintu hotel tersebut. Kemudian dia memutar daun pintu kamar dan masuk ke kamar hotel itu.

Saat masuk ke dalam Leo sedikit bingung karena kamarnya gelap, Leo menyangka Andi mematikan lampu kamarnya saat dia keluar. Karena sudah kelelahan Leo menuju ranjangnya. Saat dia mau langsung tidur ternyata dia mendapati bajunya yang sudah kotor dan bau. Leo melepas bajunya hanya memakai celana pendek saja. Leo langsung tidur dikasur tanpa menyadari disampingnya ada Zara. Leo tidak tahu kalau dia masuk ke kamar yang salah. Saat tengah malam Leo memeluk Zara yang dianggapnya guling. Karena kebiasaan tidur dirumahnya Leo biasa memeluk guling. Mereka tidur dengan nyenyak.

Pukul 5 pagi dikamar hotel Ayu, ayu bangun dan mandi. Setelah itu dia membangunkan Niken yang sedang tidur. Niken bergadang bersama Ayu dan rekan sekamar Ayu sampai dia tertidur di kamar Ayu.

"Niken bangun...bangun...bangun..."kata Ayu.

Niken terbangun walaupun matanya masih mengantuk. "Apa Ayu masih mengantuk nih"sahut Niken sambil duduk dari tidurnya.

"Balik ke kamarmu kasihan Zara semalam pasti tidur sendirian mana dia katanya lagi gak enak badan"kata Ayu menjelaskan pada Niken.

"Oya aku lupa semalam ketiduran disini"ucap Niken

Niken langsung meninggalkan kamar hotel Ayu dan menuju kamar hotel no 102. Saat didepan kamar hotel no 102, Niken menekankan kartunya pada kotak sensor pintu tapi tidak bisa. Dia coba lagi tapi tidak bisa.Karena Niken masih mengantuk dia tidak sadar kalau nomor kartunya bukan 102. Untung ada operator hotel yang sedang lewat. Operator itu membukakan pintu hotel secara manual.Setelah selesai Niken berterimakasih pada operator tersebut. Operator itu meninggalkan Niken setelah selesai.

Niken masuk ke kamar hotel.Niken mendapati kamar hotelnya gelap. Niken mencari saklar lampu dan menghidupkan lampunya kembali. Saat lampunya menyala Niken kaget melihat Leo dan Zara tidur berpelukan dan hampir telanjang.

"Hah..."Niken berteriak kencang.

Untung ruangan itu kedap suara. Zara yang mendengar suara teriakan itu terbangun. Zara belum menyadari posisinya yang sedang dipeluk Leo.

"Niken ada apa?"tanya Zara.

Niken tidak berpikir macam-macam pada Zara karena dia mengenal Zara dengan baik dari kecil. Mereka bersahabat sejak kecil.Niken tahu betul sahabatnya Zara tidak mungkin melakukan hal yang aneh-aneh tapi pria yang disebelah Zara Niken tidak percaya. Niken yakin pasti pria disebelah Zara itu biang cabulnya.

"Itu...itu...cowok yang memelukmu siapa?"tanya Niken.

Zara baru sadar dan menoleh kesamping seorang pria yang masih asyik tidur memeluknya. "Ih siapa kamu?"tanya Zara sambil mendorong dada Leo dengan kencang.

"Apa sih bikin kaget aja, masih ngantuk nih"ucap Leo yang mulai membuka matanya lebar-lebar.

"Siapa kalian kenapa dikamarku?"tanya Leo sambil memperhatikan kearah kedua gadis yang tidak dikenalnya.

Leo juga heran mendapati dirinya hampir telanjang bersama gadis berambut panjang itu.

"Apa yang terjadi Zara, apa pria cabul itu melakukan sesuatu padamu, apa dia memaksamu melakukan sesuatu...bla....bla...."ucap Niken dengan banyak pertanyaan yang memenuhi otaknya.

"Aku tidak tahu, seingatku semalam aku ketiduran habis minum obat...hik...hik..."ucap Zara sambil menangis tersedu-sedu.

"Berarti pria cabul ini yang melakukan hal aneh saat kau tertidur"ucap Niken sambil melotot ke arah Leo.

"Eh siapa yang cabul?"tanya Leo pada Niken yang sedang menenangkan Zara.

"Kamulah siapa lagi pelakunya"jawab Niken.

"Aku gak cabul beneran"ucap Leo

"Tidur semalaman dengan Zara gak pakai baju terus meluk-meluk Zara, apa itu bukan cabul"kata Niken.

Leo terdiam sambil mengingat kejadian semalam. Dia hanya ingat dia masuk kamar, buka baju,terus tidur hanya itu bagian yang dia ingat.

"Apa karena semalam aku mabuk ya jadi gak ingat kejadian semalam, kenapa aku bisa dikamar ini bersama gadis ini"ucap Leo dalam hati. Leo terus mengingat kejadian semalam tapi tidak ingat apapun lagi.

"Apa aku telah melakukan sesuatu pada gadis ini? aduh gimana ini"ucap Leo

"Niken aku mau ke toilet"ucap Zara sambil menangis.

Zara masuk ke toilet, dia mengecek semua bagian tubuhnya. Zara juga melepas baju dal4mnya. Saat Zara melepas cel4na dal4mnya, dia mendapati Flek darah dalam cel4na dal4mnya. Zara langsung menangis melihat itu. Dia mengira sudah terjadi sesuatu semalam(padahal sebenarnya itu hanya flek darah yang biasa terjadi pada wanita saat kelelahan, stress, hormon tidak stabil, atau sedang sakit juga bisa).

Saat Zara masih ditoilet, Niken dan Leo masih berdebat. "Hei pria cabul, gak tahu diri beraninya menyentuh Zara yang masih polos itu"ucap Niken.

"Aku beneran gak cabul"ucap Leo.

"Apa? gak cabul, masuk kamar orang, telanjang lagi, tidur semalaman dengan seorang gadis yang masih polos, apa coba kalau bukan cabul"ucap Niken.

"Biar aku jelaskan, semalam aku masuk kamar, buka baju terus tidur lalu ..."ucap Leo tidak bisa meneruskan kata 'Lalu' yang masih membingungkan karena dia tidak ingat lagi setelah itu.

"Lalu...lalu...apa? kamu mau bilang kamu gak salah gitu,enak banget ya"ucap Niken.

"Gak gitu, aku juga gak tahu kenapa, yang jelas aku....ya deh, aku yang salah"ucap Leo.

"Pria cabul kamu memang salah, awas aja mau cuci tangan dari kesalahanmu"ucap Niken.

Saat mereka berdebat tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.

Tuk...tuk...tuk....

Suara guru memanggil Niken dan Zara untuk sarapan dan kumpul dibawah bersiap untuk berangkat study tour. Niken langsung memberi tahu pada guru akan menyusul nanti.

Ting....ting....ting...

Bunyi handphone Leo berdering. Leo langsung mengangkat telpon. Ternyata telpon dari Andi yang sudah dibawah menunggu Leo sarapan dan berkumpul dengan siswa lain. Leo bilang pada Andi akan menyusul ke bawah setelah semuanya selesai.

Setelah selesai mengangkat telpon, Leo kembali bicara dengan Niken. "Beneran semalam aku masuk kamar dengan kartu ini"ucap Leo.

"Eh tunggu bukannya seharusnya kartu itu aku bawa ya"ucap Niken sambil mengambil kartu ditanya.

"Pantas saja pagi tadi aku tidak bisa buka pintu, ini bukan kartuku"ucap Niken sambil mengamati kedua kartu.

"Coba lihat yang satu"ucap Leo sambil mengambil kartu yang satunya yang dipegang Niken.

"Mungkin ini kartuku"ucap Leo.

Niken memperhatikan Leo dengan seksama dan coba mengingat sesuatu.

"Kamu cowok yang bertabrakan sama aku semalam ya?"tanya Niken.

"Eh, oya semalam kalau gak salah kita tabrakkan, mungkin kartu ini tidak sengaja tertukar ya"ucap Leo.

"Berarti aku gak salah ya masuk kamar ini"ucap Leo.

"Enak aja, memang kartu tertukar tapi perbuatanmu pada Zara gak bisa dimaafkan"ucap Niken.

"Oke, aku capek berdebat, kita akan selesaikan masalah ini nanti. Jangan cerita pada guru dulu, nanti aku dan temanmu itu bisa dikeluarkan dari sekolah"ucap Leo.

"Iya tapi inget kau harus memegang kata-katamu, kau harus tanggung jawab atas perbuatanmu"ucap Niken pada Leo dengan nada ancaman.

"Ini kartu pelajarku, ada no handphone dan alamat rumahku kalau ada apa-apa, nanti kita bahas lagi"ucap Leo sambil mengambil baju dan memakai bajunya.

Leo bergegas kembali ke kamar hotelnya. Zara masih menangis di toilet, dia bingung harus bagaimana. Zara takut kalau harus cerita masalah ini pada orang lain, apalagi pada orangtuanya. Suara ketukan pintu toilet terdengar. Niken memangil-manggil Zara untuk segera keluar.

Zara keluar dari toilet disambut pelukan oleh Niken. Bagi Zara pelukan sahabatnya ini hal yang dibutuhkannya saat ini. Niken mengajak Zara duduk diranjang dan berbicara.

"Zara tadi pak guru memanggil kita untuk turun kebawah sarapan dan berkumpul"ucap Niken.

"Niken kalau kamu mau ke bawah gak papa, aku gak ikut, tolong bilang pak guru aku sedang sakit ya"ucap Zara.

"Yaudah nanti aku sampaikan, oya Zara ini kartu pelajar pria tadi"ucap Niken sambil menyodorkan kartu pelajar Leo pada Zara.

"Untuk apa?"tanya Zara.

"Simpan saja, nanti kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengannya"ucap Niken.

Setelah selesai berbincang, Niken mandi dan turun ke bawah sarapan dan berkumpul dengan siswa lain. Diparkiran Hotel, bus sudah berjejer siap berangkat. Semua siswa masuk ke dalam bus.Guru kembali mengabsen siswa. Niken memberi tahu pada guru bahwa Zara sakit tidak bisa ikut Study tour. Sepanjang perjalanan Niken mencemaskan Zara. Niken tahu Zara pasti sedih dengan kejadian ini. Dia tidak bisa cerita pada siapapun tentang kejadian ini. Niken takut jika kejadian ini terdengar pihak sekolah, Zara akan dikeluarkan dari sekolah dan nama baik Zara tercoreng. Niken yakin Zara tidak bersalah.

Hari ini study tour SMA Buana kelas 2 IPA dan IPS ke Aquarium raksasa, Museum Bumi, dan Kebun Binatang. Semua siswa menikmati semua tempat kunjungan. Hanya Leo dan Niken yang terlihat murung dan tidak menikmati perjalanan ini. Jam menunjukkan pukul 4 sore, semua siswa kembali ke Hotel Cempaka. Mereka harus beristirahat karena besok mereka akan kembali pulang. Niken kembali ke kamar hotelnya.Niken mengambilkan Zara makana dan berbincang setelah itu mereka tidur. Zara tidak bisa tidur,dia terus kepikiran masalahnya ini. Begitupun dengan Leo, dia juga tidak bisa tidur. Leo terus kepikiran masalah ini. Leo tidak tahu harus cerita pada siapa. Bagaimana cara dia menghadapi orangtuanya nanti.

Kembali Ke Rumah

Semua siswa sudah naik ke bus mereka masing-masing. Guru kembali mengabsen siswa. Zara duduk satu kursi dengan Niken.Zara hanya diam sepanjang perjalanan pulang. Niken juga tidak berani mengajaknya bicara. Niken tahu betul yang dirasakan Zara saat ini. Niken hanya bisa mengsuportnya saja.

Bus terus melaju menuju tempat tujuan. Semua siswa sedang beristirahat karena cukup lelah selama 2 hari penuh study tour keberbagai tempat. Waktu menunjukkan pukul 5 sore, bus sampai disekolah. Semua siswa berkumpul untuk diabsen guru. Ada sambutan dari guru penanggungjawab. Setelah study tour ini sekolah meliburkan selama 2 Minggu sebagai libur semester 1. Siswa menyambut gembira liburan yang akan datang. Setelah guru penanggungjawab memberikan penutupan semua siswa bubar dan kembali ke rumah masing-masing.

Rumah Zara terletak di kota Margasari, rumanhnya yang sederhana dan berada dilingkungan masyarakat menengah kebawah. Jalan menuju rumah Zara lumayan sempit, hanya muat dilalui pengendara motor dan pejalan kaki saja. Sampai di rumah, Zara disambut ketiga adiknya. Mereka begitu riang memanggil nama Zara.

Zara Kanaya memiliki 4 saudara kandung. Kakaknya laki-laki bernama Yusuf sedang kuliah diluar kota. Adik pertamanya bernama Yoyo baru menginjak kelas 1 SMP, adik keduanya bernama Loli baru menginjak kelas 5 SD, adik ketiganya bernama Kiki baru menginjak kelas 3 SD. Rumah Zara begitu ramai dengan suara adik-adiknya. Saat Zara datang ayah, ibu, dan adik Zara sedang makan dimeja makan.

"Zara makan dulu nak"ucap Ibunya pada Zara.

"Tadi sudah makan,Zara mau istirahat Bu"sahut Zara.

Zara menuju kamarnya. Dirumah Zara hanya ada 2 kamar. Satu kamar untuk orangtuanya dan satu lagi kamar Zara dan adik perempuannya Loli dan Kiki. Yoyo biasanya tidur diruang keluarga. Ayah Zara bernama Iwan Bastian, seorang karyawan swasta disebuah pabrik. Ibu Zara bernama Sari Sekardewi, seorang ibu rumah tangga tetapi membuka barang kecil disamping rumahnya. Zara berbaring diranjangnya sambil menangis. Zara tidak tahu harus berbuat apa.Dia tidak berani menceritakan apa yang terjadi pada orangtuanya.

Dikediaman rumah Leo, dari kejauhan rumah itu terlihat seperti istana yang megah. Rumah Leo terletak dilingkungan kalangan atas. Ayah Leo seorang CEO dan Owner dari perusahaannya sendiri. Ayah Leo bernama Anton. Ibu Leo bernama Vivi seorang ibu rumah tangga. Leo hanya memiliki seorang kakak perempuan bernama Erica. Erica kuliah diluar negeri.

Saat sampai dirumah,Leo langsung masuk ke kamarnya tanpa menemui ibunya dulu. Ibunya yang sedang duduk dihalaman belakang sambil bersantai. Ibunya bertanya pada pelayan keberadaan Leo.

"Bi Leo apa sudah pulang?"tanya Vivi.

"Tuan muda Leo baru saja tiba tadi nyonya,sekarang dia sedang dikamarnya"jawab pelayan itu.

"Bocah itu selalu begitu,gak mau basa basi dulu sama mamanya kalau pulang, apa aku terlalu memanjakan Leo ya"ucap Vivi.

Vivi naik ke kamar Leo. "Leo ini mama "ucap Vivi memanggil Leo sambil membuka pintu kamar Leo yang tidak dikunci.

Ibunya melihat Leo terlihat murung tidak seperti biasanya. Leo sedang duduk diranjangnya.Ibunya mendekat ke arah Leo dan duduk disamping Leo.

"Leo boleh ibu mengobrol sebentar?"tanya Vivi.

Leo hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersuara.

"Gimana tournya pasti menyenangkan?"tanya ibunya.

Leo tetap diam dan meraih tangan ibunya lalu menciumnya. "Maafkan Leo mom"ucap Leo sambil menangis mencium tangan ibunya.

"Maaf kenapa nak?"tanya Vivi.

Leo masih berpikir apakah harus bercerita pada ibunya. Biarbagaimanapun ibunya orang yang paling menyayangi Leo.

"Leo bingung harus cerita pada siapa"ucap Leo.

Ibunya menatap wajah Leo yang penuh kegelisahan, ketakutan dan kebingungan.

"Leo kalau punya masalah cerita ke mama"ucap Vivi.

Leo akhirnya menceritakan semua kejadian yang telah terjadi pada malam itu pada ibunya. Setelah bercerita Leo menangis dan kembali meminta maaf pada ibunya. Ibu Leo terdiam dan membisu,dia masih mencerna semua cerita Leo. Terlihat wajahnya berubah sedih.

"Leo siapa gadis yang tidur denganmu itu?"tanya ibunya.

"Dia masih satu sekolah denganku Ma,namanya Zara"ucap Leo.

Leo masih merasa bersalah dan kembali minta maaf pada ibunya.

"Sudah sekarang Leo tidur nanti kita bicarakan lagi masalah ini ya"ucap Vivi.

Ibunya keluar dari kamarnya Leo. Saat diluar pintu kamar yang sudah tertutup, ibunya tak kuasa membendung air matanya. Ibunya menangis tersedu-sedu lalu pergi ke kamarnya. Saat berada dikamarnya Vivi menangis tersedu-sedu, dia merasa sudah gagal menjadi orang tua. Vivi merasa terlalu memanjakan Leo sampai semua ini terjadi. Bagaimana Vivi menghadapi suaminya saat nanti dia kembali dari luar kota.

*Zara dengan perut yang besar sedang dibully oleh banyak orang. Zara terduduk sambil menangis. Semua orang berkata-kata kasar padanya. "Uh dasar diluar nikah....masih kecil juga udah begituan....gak punya malu....malu-maluin nama baik keluarga....gak pantas sekolah disini....bla...bla...bla...."kata-kata dari orang-orang yang membullynya *.

"Tidak....tidak....tidak...."ucap Zara langsung terbangun dari mimpi buruknya.

"Syukurlah ini hanya mimpi"ucap Zara sambil mengelus dadanya karena lega.

"Tapi bagaimana kalau jadi kenyataan"kata Zara langsung ketakutan dan bingung.

Loli masuk ke kamar mengajak Zara sarapan. Zara dan adik-adiknya sarapan. Dimeja makan tersedia

lauk pauk sederhana yang ibunya masak. Selesai makan Zara pergi ke warung untuk membantu ibunya. Zara membantu membereskan stok barang yang tersedia.

Ada seseorang datang ke warung ibunya berbelanja sayuran. Sambil berbelanja ibu itu berbincang-bincang dengan Ibu Zara.

"Ibu Sari tahu gak Nining anak Ibu Eti?"tanya Ibu Yuni.

'Ya tentu tahu kitakan satu RT"ucap Ibu Sari.

"Katanya dia hamil lho"ucap Ibu Yuni.

"Masa sih Bu,Niningkan masih sekolah"ucap Ibu Sari.

"Katanya dihamili teman sekelasnya,terus tuh cowok gak mau tanggungjawab lagi"ucap Ibu Yuni.

"Kok bisa sih Bu gak mau tanggungjawab"ucap Sari.

"Biasa anak orang kaya, katanya sih orangtua cowoknya ngasih uang banyak ke Bu Eti"ucap Ibu Yuni.

'Aduh Bu ngenes banget dengernya"ucap Ibu Sari.

Zara hanya diam mendengarkan obrolan ibunya dan Ibu Yuni. Saat Ibu Sari dan Ibu Yani mengobrol,datanglah Ibu Wiwin.

"Bu Sari ada sabun merk Cantik gak?"ucap Ibu Wiwin

"Ada Bu"ucap Ibu Sari sambil mengambilkan sabun itu.

"Bu Wiwin juga dengerkan gosip si Nining anak Ibu Eti"ucap Ibu Yuni.

"Oh Nining, semua orang juga tahu dia hamil, eh...malah katanya mau dinikahkan sama duda tua gitu"ucap Ibu Wiwin.

"Masa sih ibu-ibu saya baru dengar kabar dari ibu-ibu semua"ucap Ibu Sari.

"Ya...siapa yang mau sama cewek yang sudah hamil duluan dengan laki-laki lain kalau bukan duda tua,ya kan ibu-ibu"ucap Ibu Yuni.

"Betul,amit-amit deh jangan sampai terjadi pada anak-anak kita"ucap Ibu Wiwin.

"Ah....sudahlah ibu-ibu nanti jadi fitnah"ucap Ibu Sari.

Zara masih mendengarkan obrolan ibu-ibu itu. Zara merasa tertampar dan merasa seperti tersambar petir disiang bolong mendengar ucapan ibu-ibu itu. Bulu kuduk Zara berdiri dan keringat dingin bercucuran.

"Ibu Sari mah enak,punya anak baik-baik semua, apalagi Zara udah cantik, pinter, baik lagi"ucap Ibu Yuni.

"Iya saya juga pengen punya anak kaya Zara"sahut Ibu Wiwin.

"Terimakasih atas pujiannya"ucap Ibu Sari.

Setelah selesai mendengar obrolan ibu-ibu itu Zara langsung meninggalkan warung, kembali ke kamarnya. Dikamar Zara menangis tersedu-sedu. Zara semakin merasa bersalah mendengar ucapan ibu-ibu tadi. Bagaimana perasaan orangtuanya kalau tahu kejadian yang menimpanya malam itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!