NovelToon NovelToon

Duda Tampan Kekasih Hati

pengenalan

Seorang gadis sedang menggeliat diatas tempat tidurnya, ia mulai berguling-guling ke kiri ke kanan untuk mengembalikan kesadarannya. Itu sudah kebiasaan sejak dulu, setiap bangun tidur ia tidak akan langsung bangun, ia akan memilih bermalas-malasan di tempat tidur dulu.

Seorang pria dengan marah datang membuka pintu kamar, sambil mengomel sang gadis dengan kesal, seperti pagi biasanya. Tak ada pagi tanpa teriakan sang kakak tercinta, meskipun sedikit jengkel tapi Fira suka, serasa seperti sangat diperhatikan.

"Kau bangun atau aku siram dengan air! Ini sudah siang! Kau masih saja bermalas-malasan!" oceh pria itu seperti emak-emak.

"Kenapa setiap pagi aku harus mendengar suara Fals seseorang ya?" Gerutu gadis itu balik tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Ia mulai bangkit dari tempat tidur, ia memandang kakaknya dengan kesal, bibirnya dibuat menyun pertanda ia protes pada kakaknya. Tapi Abi masa bodoh dengan ini, dia tidak akan terbujuk rayu dari tampang polos adiknya itu.

"Jangan banyak tingkah Fira! kau sudah dewasa, umur sudah dua puluh tiga tahun, tapi sifat tetap seperti anak kecil."

Fira semakin menyun mendapat Omelan, entah mengapa kakak cowoknya itu seperti emak-emak. Selalu patroli mengawasi dirinya. Pagi ia akan dibangunkan seperti tadi, sedangkan malam akan selalu mengawasi dirinya agar tak bergadang, entah apa maksudnya?

"Cepat kau mandi dek ... Kamu tidak ingat? hari ini kamu harus mulai cari kerja?" Tanya Abi Yang masih jengkel dengan tingkah Fira.

Fira melotot kaget, dirinya benar-benar lupa, padahal ia sudah janji dengan sebuah perusahaan untuk melakukan wawancara kerja, dan sekarang ia hampir telat.

"Huaaaa Kak bantu Adek! Aku udah ada janji pagi ini!" Sambil berteriak Fira masuk dalam kamar mandi.

Abian Abraham seorang pria yang berumur dua puluh delapan tahun, yang masih betah melajang tanpa niat mencari pendamping hidup. Bukan ia tak tertarik untuk menikah, hanya saja ia belum mau meninggalkan adiknya sendirian.

Ia pria yang bersifat dingin dan tegas dengan orang lain, tapi beda dengan adiknya, ia akan menjadi begitu cerewet untuk memarahi adiknya, dan ia bisa bersikap kekanak-kanakan, hanya untuk membuat adiknya tersenyum, kakak yang baik bukan?

Hidup hanya berdua, tidak memiliki orang tua membuat Abi sangat menjaga dan memanjakan adiknya, ia tidak ingin jika Fira merasa kekurangan kasih sayang. Karena sekarang hanya ada dirinya untuk sang adik, tentu saja ia ingin memenuhi semua keinginan Fira.

Abi mulai memilih baju yang cocok untuk digunakan Fira hari ini, sudah bisa ia melakukan hal seperti ini, jika sudah begini ia benar-benar terlihat seperti seorang ibu yang membantu anaknya bersiap.

Apa ia tidak malu melakukannya?

Jawabnya tentu saja tidak, ia sudah biasa mengurus adik kecilnya, jadi ia tidak keberatan dengan ini semua.

Didalam kamar mandi gadis itu mandi sambil bersenandung kecil, sebenarnya ia tidak terlalu terlambat untuk melakukan wawancara kerja, ia masih punya waktu setengah jam lagi.

"Dek bajumu sudah kakak siapkan! jangan terlalu lama mandi, kamu juga harus sarapan sebelum pergi!" Fira tersenyum kecil mendengar teriakkan kakaknya, ia sangat bersyukur mempunyai kakak yang begitu menyayanginya.

"Iya kak!!" balas Fira berteriak.

Amanda Syafira gadis berusia dua puluh empat tahun, ia baru saja menyelesaikan kuliahnya, dan sekarang ia sedang berusaha untuk mencari pekerjaan. Tidak mempunyai orang tua tapi mempunyai kakak laki-laki yang sangat menyayangi dirinya. Semenjak berumur sepuluh tahun dan kakaknya berusia lima belas tahun, orang tua mereka pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.

Tapi Abi tidak pernah membiarkan air mata kesedihan ada didalam hidupnya, ia menjadi ayah, ibu dan kakak sekaligus untuk adiknya. Bahkan di usainya yang hampir kepala tiga, ia tetap memilih tidak menikah, alasannya hanya tak ingin meninggalkan adiknya sendirian.

Apa kakaknya sangat menyayanginya? jawabannya tentu saja sangat, sangat menyayanginya. Begitupun dengan Fira, dia sangat menyayangi kakaknya lebih dari apapun.

Fira keluar kamar setelah rapi, ia melihat kakaknya sudah menunggu di meja makan. Ahh dirinya merasa bersalah lagi, seharusnya ia yang menyiapkan semua ini. tapi mau bagaimana lagi, ia sudah terbiasa bangun kesiangan dan kak Abi tidak pernah protes dengan hal itu.

"Maaf kak ... Aku tidak membantumu membuat sarapan," ucap Fira merasa bersalah.

"Tidak apa-apa dek. Ayo cepat habiskan makanan mu!" Mereka melanjutkan sarapan dalam diam, sampai Fira berpamitan lebih dulu untuk pergi keluar.

******

Cerita baru lagi...

jangan lupa tinggalkan jejak ya😍

kasih sayang seorang kakak

Fira sudah sampai di perusahaan tempat ia akan bekerja, ia melihat bangunan pencakar langit itu yang begitu indah membuat ia tersenyum senang.

"Maaf pak, Tumpang tanya apa benar ini perusahaan xxx?" Sang sapam mengangguk.

"Bener. Mbak mau melamar pekerjaan?" tanya sang sapam Sopan.

"Iya pak. Kalau begitu saya permisi, Makasih pak." Fira berlalu masuk kedalam bangunan mengah itu dengan sejuta harapan. Berharap ia diterima bekerja disini dan dapat membatu keuangan kakaknya.

Dua jam sudah berlalu dengan Fira yang mulai meninggalkan bangunan itu dengan lesu, harapan untuk bekerja disana sangat kecil, peminatnya terlalu banyak untuk mencalonkan diri.

Fira mulai menghubungi kakaknya untuk minta dijemput, mood nya sedang buruk, jadi ia tidak bersemangat untuk pulang dengan angkutan umum, mungkin bertemu dengan kakaknya akan membuat hatinya sedikit senang.

"Assalamualaikum, kak.”

"Waalaikum salam, ada apa fir?” tanya Abi kawatir disebrang sana.

"Kakak, jemput Adek dong," rengek Fira, seperti biasa jurus andalannya keluar.

"Loh? Bukanya kamu lagi cari kerja?”

“Gak jadi!”

Tak terdengar suara lagi, membuat gadis itu mendengus kesal.

“Pulang pakai taksi aja ya, dek. Kakak lagi banyak kerjaan,”

"Gak mau Bang! Adek mau ke bengkel, Bosan dirumah terus."

"Baiklah,”

"Baiklah, akan ku tunggu."

Fira tersenyum manis, katakan lah ia terlalu manja pada kakaknya, tapi ia senang dengan begini mau bagaimana lagi.

Abi yang membuka usaha perbengkelan, tidak masalah jika sewaktu-waktu adiknya mengganggu. Memiliki usaha sendiri membuat Abi tidak terlalu terikat, ia bisa pulang kapan pun yang ia mau, lagi pula ia juga mempunyai dua karyawan, bisa dibilang usaha bengkelnya maju.

Belum sampai sepuluh menit Abi sudah sampai, ia menjemput Fira dengan motor sport nya. Dia terlihat begitu tampan, Dimata Fira. Adik mana yang tidak akan memuji kakaknya?

"Sekarang kemana?" Fira mengerutkan keningnya, bukankah tadi dia sudah bilang ingin kebengkel.

"Ayolah ... Aku ingin ikut mu ke tempat kerja," rengek Fira.

"Baiklah, tapi berjanjilah tidak akan mengganggu teman-teman kakak nanti."

"Janji!" teriak Fira bersemangat.

Mau tak mau Abi membawa Fira ke bengkel. Bukannya ia takut, hanya saja adiknya ini selalu mengganggu, pasti teman-teman tidak ada yang akan bekerja nantinya.

********

Seorang pria berwajah sendu sedang bersimpuh di makam istrinya, Sudah setahun mereka berpisah untuk selamanya, tapi sang suami belum juga rela menerima kenyataan bahwa istrinya sudah meninggal.

Baru menikah dua tahun dan ditahun ketiga istrinya pergi menghadap sang Ilahi, bahkan mereka belum merasakan menjadi orang tua, tapi Tuhan sudah berkehendak lain.

Dulu ia adalah tipe orang yang mudah tersenyum dan baik, hanya saja setelah istrinya pergi Gibran bersikap sedikit pendiam, ia hanya akan berbicara seperlunya saja.

"Sudahlah kak, jangan seperti ini terus. kakak ipar sudah pergi dengan tenang, jangan kau tangis lagi, ia akan merasa sedih disana." Alya mencoba membujuk kakaknya untuk pulang, hari yang hampir tengah hari membuat Alya sedikit tak nyaman berada diantara banyaknya kuburan. "Ayo kita pulang kak...."

Gibran tak menjawab, tapi ia menuruti perkataan adiknya. Meskipun ia tidak menitikkan air mata, tapi luka dihatinya tak dapat dijelaskan dengan kata-kata, kehilangan orang yang kita cintai benar-benar sebuah cobaan yang sangat berat.

"Kamu saja yang menyetir dek," ucap Gibran malas. Alya mengangguk Setuju sambil membuat pintu mobilnya.

"Kau tahu kak? Aku punya sahabat yang sangat baik dan ceria, Bahkan ia kehilangan kedua orang tuanya dari kecil, tapi dia selalu berusaha bahagia dan tersenyum didepan kakaknya, ia tidak ingin membuat kakaknya bersedih. Dan aku ingin menjadi seperti dia nanti, meskipun kehilangan seseorang aku akan berubah menjadi perempuan kuat." Alya berbicara sambil berapi-api, ia begitu semangat menceritakan sahabatnya itu.

Ia tidak hanya sekedar bercerita, ia ingin kakaknya mengerti dengan maksud yang ingin ia sampaikan, dan Gibran sangat tau itu.

"Lalu bagaimana dengan nasibnya sekarang?" Akhirnya Gibran tertarik juga untuk mendengar cerita sahabat adiknya.

"Tidak gimana-gimana, sekarang ia hidup bahagia dengan kakaknya. Ia bilang, ia sangat beruntung mendapatkan kakak seperti Abi, kakaknya bahkan tidak mau menikah sampai sekarang!"

"Kenapa tidak mau menikah?" Tanya Gibran penasaran.

Alya tersenyum senang, akhirnya kakaknya mau juga diajak mengobrol, padahal belakangan ini pria itu hanya mau melamun saja.

"Fira bilang, kakaknya tidak mau meninggalkan adiknya sendirian. Ia akan menikah apabila adiknya sudah menikah terlebih dahulu." Gibran mengangguk mengerti, ia benar-benar salut buat pria yang bernama Abi itu.

Bukan maksud Alya ingin mempromosikan temannya, hanya saja ia juga ingin berbagi bagaimana kuat Sahabatnya dalam menjalani hidup. Meskipun Alya tahu kakaknya masih berduka, tapi dengan mengobrol seperti ini mungkin kakaknya akan lebih baik.

*******

Tinggal jejak lagi ya kak

Salam cinta dari Ara putri 😘❤️💖💓

pupus harapan

Hari ini Fira terlihat tak bersemangat, ternyata lamaran kerjanya ditolak perusahaan besar itu. Mungkin karena ia belum berpengalaman, membuat pihak kantor tak mau menerimanya. Mencari pekerjaan seperti sekarang memang sangat susah, banyak orang-orang yang mengeluhkan hal ini, apalagi sekali kita juga harus bersaing dengan tenaga asing, membuat rakyat jelata seperti mereka sangat kesulitan.

Padahal Indonesia ini sangat luas, tapi entah mengapa menjadi semakin sulit hanya karena banyaknya orang-orang yang egois. Pekerjaan saja begitu sulit, padahal mereka malah mencari tenaga asing bekerja. Benar-benar bodoh!

"Ada apa lagi dengan wajah mu? Udah jelek, malah dibuat tambah jelek." ejek Abi sambil menghabiskan sarapannya.

"Biarin aja jelek, gini-gini banyak yang suka tahu!" bohong Fira, mana pernah ia pacaran. kakaknya selalu melarang untuk hal satu itu, ia bilang bikin dosa aja. mending langsung nikah aja dari pada pacaran!

"Mana mau cowok sama kamu, bangun aja kesiangan terus." Abi semakin menggoda sang adik yang mulai bersungut-sungut kesal.

"Kak Abi! kau kejam sekali."

Abi berlagak tak peduli dengan rengekkah adiknya, ia merasa sudah sarapan dan akan pergi untuk bekerja, tapi Fira langsung menghentikannya. Abi kembali duduk dengan menyadap Fira bingung.

"Kak, aku mau tanya?"

"Apa?"

"Duduk dulu kak ... Aku tidak diterima bekerja di perusahaan besar itu, aku mau cari kerja ditempat lain." Abi mengangguk mendengar perkataan adiknya.

"Bukankah kamu ditawari pekerjaan sama sahabat mu? Kenapa tidak bekerja disana saja?" tanya Abi.

Fira menggeleng lemah. "Kak tahu? kakaknya Alya seorang duda!"

Abi mengernyit heran, ia pikir masalahnya apa? Sampai adiknya harus menolak. Toh seratus seseorang tidak berpengaruh apapun, atau ....

"Lalu apa masalahnya?" Lebih baik bertanya kan? Dari pada menerka-nerka.

"Ayo lah kak, Bagaimana jika terjadi seperti yang dinovel itu? Dimana sang wanita dan pria akan jatuh cinta, bagaimana jika ... oh tuhan itu sangat menakutkan!" Fira berteriak seolah-olah itu semua sudah terjadi.

Abi mengambil air menyiram wajah adiknya dengan kesal, otak adiknya ini sungguh kekanak-kanakan. Bagaimana ia bisa membandingkan dunia novel dengan dunia nyata, lagi pula novel itu fiksi, tak mungkin juga terjadi.

"Kakak! Basah kan ...." Fira tak terima wajahnya basah disiram Abi.

"Kau mau kerja atau cari suami? Pergi mandi sana, pagi-pagi sudah kotor aja otak mu dek." Meskipun Abi mengejek, tapi ada rasa takut juga dalam hatinya, bagaimana pun sesuatu bisa saja terjadi, dan ia merasa tidak senang akan hal itu.

Abi pergi ke bengkelnya dengan lesu, otaknya sudah penuh dengan ucapan adiknya tadi. Sebagai seorang kakak tentu saja ia tidak rela jika adiknya mendapatkan seorang duda. Tapi jika sudah jodoh dari Allah ia juga tidak bisa menolaknya, yang terpenting baginya Fira bahagia meskipun dengan siapa pun ia menikah nanti

‘Apaan sih? Fira Hanya bercanda dan aku sudah cemas ini begini ... yang benar saja!' maki Abi dalam hati.

******

Meskipun otak Fira pas-pasan, tapi ia tetap semangat untuk mencoba bekerja di perusahaan-perusahaan seperti impiannya dulu. Mau tidak mau Fira terpaksa menelepon Alya untuk bertemu, hanya sahabatnya itu yang bisa membantunya masuk dalam perusahaan kakak Gibran. Lagi pula Fira tak terlalu kenal dengan pria itu, karena kakak Alya itu dingin dan dia juga sudah menikah dulu, tak mungkin ia bisa dekat.

Dan disini lah sekarang, mereka bertemu di sebuah kafe seperti yang dijanjikan.

"Ada apa mau ketemu fir? Ada hal penting kah?" tanya Alya yang diaguki Fira.

"Aku mau minta bantuan sama kamu, itu pun jika kamu mau?" Ada rasa gengsi dalam diri Fira, tapi ia berusaha untuk menepisnya saat ini, bagaimana tidak, kemarin dia yang menolak dan sekarang dia sendiri yang mau, benar-benar memalukan.

"Ada apa sih Fir..? kamu jangan bikin kesel orang dong." Fira hanya menyengir malu.

"Aku terima tawaran kamu Al. Aku mau kerja di kantor kakak kamu."

“Tawaran yang mana?”

Fira dengan mengerucutkan bibirnya kesal, “tawaran bekerja di perusahaan kakakmu,”

Brakkk

Fira terlonjak kaget saat Alya memukul meja dengan keras, bahkan tangan gadis itu sampai memerah, bersamaan dengan wajahnya karena malu dilihat banyak orang. Hampir semua pengunjung kafe itu melihat mereka berdua, membuat Alya menyengir bersalah sembari mengucapkan maaf.

"Kamu bikin malu aja Al!! ayo cepat duduk!" sungut Fira kesal. Apa harus separah itu reaksi sahabatnya, mana membuatnya semakin malu lagi.

Gadis berhijab itu kembali menurut. "Salah kamu sendiri sih. kenapa gak dari kemarin aja, sekarang posisinya itu sudah diduduki orang lain." Jelas Alya kesel.

Fira melotot kaget mendengar berita itu, apa harapannya pupus lagi untuk mulai bekerja? Pada akhirnya ia tetap menjadi pengangguran lagi, kalau begini untuk apa ia repot-repot bertemu Alya?

"Loh, kok gitu Alya ... terus aku gimana dong?"

"Nanti aku tanya sama kak Gibran deh, mungkin di punya tempat untuk kamu bekerja." usul Alya.

"Janji ya."

"Iya bawel. Ayo cepat makanan, kita harus jalan-jalan udah ini." Ajak Alya, yang diaguki Fira.

"Kita mau kemana emangnya?"

"Kemana aja, yang penting jalan-jalan."

mereka tertawa kecil setelah berucap. Begitulah sahabat, meskipun tidak ada yang lucu bagi orang lain, tapi mereka tetap tertawa dengan bahagia.

*****

Jangan lupa Tinggalkan jejak cantik kalian, biar aku semakin semangat untuk menulis.

Salam cinta Ara putri 😘❤️💖💓

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!