NovelToon NovelToon

Pengagum Rahasia Senja

Andra Pengagum Rahasia Senja

...Mohon dukungannya🤗...

...Like👍...

...Komen💬...

...Favorit❤...

...Selamat membaca📖...

......................

Kisah ini berawal dari saat seorang gadis kecil yang tomboy menolong seorang anak laki-laki yang sedang diganggu oleh sekumpulan anak-anak lainnya. Gadis kecil tersebut dengan berani mengusir anak-anak yang nakal itu sehingga membuat anak laki-laki yang di tolongnya terkagum-kagum oleh keberaniannya.

***

Andra Pradipta adalah seorang yang cenderung pendiam dan cuek, bahkan sedikit pemalu. Itu sebabnya dia susah memiliki teman, tetapi ada satu orang yang selalu ada di sampingnya yaitu asisten sekaligus sahabatnya yang sudah dianggap seperti saudara sendiri olehnya.

Bayu Anggara, dia adalah orang yang akan selalu mensuport dan membantu Andra agar berani mengungkapakan perasaannya terhadap wanita pujaannya.

Senja Amalia seorang gadis biasa saja yang ramah, ceria, baik hati dan suka menolong. Meskipun dia sendiri bukan orang yang berkecukupan. Karena orang tuanya hanyalah seorang buruh dan harus mencukupi kebutuhan Senja dan adiknya, Riana Amalia.

Karena itulah Senja selalu berusaha dan bekerja keras untuk bisa menjadi orang sukses agar bisa memperbaiki ekonomi keluarga dan juga membahagiakan kedua orang tuanya.

Eyang Kumala, nenek dari Andra yang baik hati, ramah dan gaul seperti anak muda, beliau memanglah berjiwa muda. Merupakan salah satu orang yang sangat berjasa dalam perjalanan asmara Andra dan Senja. Tanpa bantuan beliau, tidak akan mudah bagi Andra untuk mendapatkan gadis yang menjadi tambatan hatinya.

♡♡♡

Andra pov

Kala Senja menyapa, hari akan menjadi sangat indah dan berwarna. Pada saat itulah aku mulai mengawali hariku.

"Pagiii.." Sapa seorang gadis pada setiap orang yang ditemuinya.

Ya, itu adalah suara sapaan dari Senja. Sosok wanita yang selama ini aku kagumi dan aku cari-cari keberadaannya beberapa tahun terakhir ini. Hingga aku melakukan berbagai macam cara untuk dapat menemukan keberadaannya. Termasuk hal yang tak pernah terfikirkan oleh orang lain. Aku mendirikan swalayan, supermarket di berbagai daerah di pelosok negri untuk mencarinya dengan di bantu oleh asisten setiaku, Bayu. Meskipun ia menganggap aku ini konyol, tapi ia tetap selalu menjalankan apa yang aku gagaskan dan ku katakan. Bahkan sebelum ku perintahkan saja terkadang ia sudah mengerti apa yang ku inginkan. Dia juga selalu memberikan ide-ide cemerlangnya padaku, maka dari itu aku menjulukinya asisten sejuta ide.

Suara Senja yang sangat merdu, mengalun ditelingaku.

Meskipun jarak antara aku dan Senja tidak terlalu dekat. Dia ada di seberang jalan, tapi aku bisa mendengar suaranya dengan jelas.

Entahlah, semua yang ada pada dirinya begitu indah bagiku.

Wajahnya, sifatnya, suaranya, juga tingkah lakunya. Aku sangat mengaguminya dan mendambakannya untuk bisa menjadi pendamping hidupku kelak suatu hari nanti.

Tetapi tidak pernah ada sedikitpun keberanian dalam diriku untuk kembali menyapanya. Aku terlalu takut dan malu jika berada di dekatnya.

Seperti hari biasa, setiap hari jum'at aku akan melihatnya berjalan pagi sambil menuntun sepedanya keluar dari sebuah ruko yang berada tepat di depan ruko swalayan yang aku tempati. Dia akan mulai menggoes sepedanya perlahan untuk berkeliling dan menyapa semua orang yang dijumpainya. Seakan-akan dia mengenal setiap orang itu.

Tapi memang begitulah adanya, karena keramah tamahannya sehingga dia sangat mudah mengenal dan dikenal oleh banyak orang. Semua orang menyukainya, tak terkecuali denganku.

Aku? Aku juga mulai menggoes sepedaku mengikutinya dari jarak yang agak jauh. Agar ia tak merasa jika sedang di untit olehku.

Cukup memperhatikannya dari kejauhan saja sudah membuatku begitu senang dan bersemangat menjalani hari-hariku kedepannya, bagaimana jika aku berhasil dekat dengannya. Ah, itu khayalanku saja yang berlebihan. Untuk menyapa saja aku tak berani, bagaiman kalau dekat dengannya? Bisa-bisa aku membeku di tempat.

Senja melaju dengan santai dan berhenti didepan penjual kue, pedagang kue tradisional yang menjadi langganan Senja di setiap hari jum'at.

Karena dia akan pulang ke rumah orang tuanya setiap hari itu kalau tidak ada sesuatu hal lain yang mendesak.

Aku pun ikut berhenti didepan penjual minuman dan berpura-pura membeli minuman mineral sambil terus memperhatikannya.

Setelah Senja mulai melajukan sepedanya kembali, aku pun kembali melajukan sepedaku juga. Dan pada saat gadis itu sudah mulai memasuki gang yang menuju rumahnya, aku akan memperhatikannya saja dan kembali ruko swalayan milikku saat dia sudah tak terlihat lagi dari pandanganku.

Aku mengabadikan setiap momen dirinya di dalam kamera ponselku. Jika itu adalah suatu kejahatan, mungkin aku sudah dihukum sejak dulu. Karena aku sudah melakukan hal itu semenjak aku kembali menemukannya satu tahun yang lalu. Tentunya setelah semua perjuangan panjangku untuk mencari dan menemukannya seusai kami terpisahkan oleh keadaan belasan tahun lalu.

Mulai detik itu juga aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan pernah lagi melepaskannya. Aku harus mendapatkannya meskipun sulit untuk melawan rasa takutku sendiri. Ya, aku merasakan ketakutan yang luar biasa jika berada di dekatnya. Aku merasa malu yang teramat sangat bila bertemu dirinya. Entah, apa yang terjadi pada diriku sebenarnya. Ketakutan akan kembali kehilangan dirinya jika aku mendekat, membuatku hanya mampu memandangnya dari kejauhan.

Aku mengaguminya, tapi takut jika berdekatan dengannya.

Aku menginginkannya, tapi malu untuk mengungkapkannya.

Pov Andra end

Andra kembali ke rukonya dengan senyum mengembang sempurna di bibir pink alaminya, meskipun dia seorang laki-laki tapi kulitnya putih bersih. Wajahnya tampan rupawan dengan hidung mancung dan bibirnya yang berwarna cerah alami karena ia bukanlah seorang perokok. Banyak gadis di sekitarnya yang tergila-gila padanya, mungkin jika Senja melihat dan mengenalnya, gadia itu juga akan terhipnotis oleh ketampanannta yang hakiki. Sayangnya selama ini Andra belum pernah menampakkan batang hidungnya di hadapan Senja, ia pun selalu mengenakan masker saat mengikuti gadis itu agar tak di kenali oleh Senja.

♡♡♡

Akankah Andra selamanya akan menjadi Pengagum Rahasia Senja? Ataukah akan ada keajaiban yang membuat Andra berani mengungkapkan jati dirinya kepada Senja?

Simak ceritanya ya, mungkin alurnya akan maju mundur syantik. Karena semua berawal dari Andra dan Senja saat kecil dan dipertemukan lagi saat keduanya sudah beranjak dewasa.

Akan ada cerita masa kecil Senja yang menghadapi kesulitan hidup. Dan ada cerita perjuangan Andra untuk menemukan Senja kembali setelah pertemuan masa kecil mereka dahulu kala.

Mohon bimbingannya ya, kritik dan sarannya yang membangun. Soalnya ini karya saya yang pertama, saya masih belajar dan butuh koreksi dari yang sudah berpengalaman dan juga dari para pembaca yang baik😊.

Jadi mohon dukungannya, kita belajar sama-sama. Kalian juga boleh memberi ide atau saran yang tepat untuk cerita saya agar menjadi lebih menarik untuk dibaca.

Salam sayang dari Hafsa untuk semua😘😘😘😘

Terimakasih🙏

PRS 2. Keluarga Senja

...Selamat membaca😊...

...----------------...

Tak memakan waktu lama untuk sampai pada tujuan, sekarang Senja telah sampai di pekarangan rumahnya yang tidak terlalu luas namun sangat sejuk dan asri, karena terdapat banyak tumbuhan bunga-bunga juga beberapa pohon buah yang berada di dalam pot (biasa disebut tabulampot). Juga berbagai macam tanaman sayuran di samping rumah. Bahkan belakang rumah yang hanya menyisakan secuil tanah pun dipergunakan untuk memelihara ikan lele dan juga ayam bangkok milik ayahnya.

"Assalamu'alaikum," ucap Senja saat sampai di samping rumah. Karena dia tau kalau kedua orang tuanya akan berada disana di jam-jam pagi seperti sekarang ini, Slsedang menyiram semua tanaman yang ada.

"Waalaikumsalam," jawab bapak dan ibu Senja serempak.

Senja lalu menyalami dan mencium punggung tangan keduanya dan meletakkan bungkusan kue yang ia bawa di meja kecil yang ada disana.

"Bawa kue seperti biasanya, Ndok?" tanya bapak.

"Enggeh Pak," jawab Senja.

Senja langsung meminta selang yang sedang dipegang ibunya, lalu menggantikannya menyirami tanaman-tanaman kesayangan miliknya yang ada di polybag dan yang ditanam langsung. Karena sebagian juga ada yang ditanam secara hidroponik.

Memang setelah berhari-hari hanya bergelut dengan segala macam barang dagangannya, membuat Senja selalu merindukan kesejukan udara dari semua tanamannya itu.

"Kamu itu abis sepeda'an bukannya mandi dulu terus sarapan, kok malah tanaman yang diurus," tegur ibu Retno ibunya Senja.

"Biarkan dia sebentar Bu, kayak ndak tau saja anakmu yang satu itu. Dulu sebelum buka toko, dia kan sehari-harinya yang diurusin ya cuma tanaman-tanaman itu," timpal bapak yang sedari tadi asyik memakan kue yang dibawa Senja sambil sesekali menyeruput tehnya.

"Ya kan emang ini pekerjaan Senja dulu Pak, alhamdulillah ini juga menunjang kehidupan kita to, dan Bapak jadi nggak perlu lagi kerja berat. Bapak tinggal ngantar sayurannya saja kerumah para pelanggan," jawab Senja.

Bebrapa tahun terakhir ini, tanaman-tanaman itulah yang menjadi sumber penghasilan keluarga Senja sebelumnya, dia menjualnya secara online maupun langsung. Hingga sekarang mereka sudah memiliki banyak pelanggan tetap.

"Iya Ndok, terimakasih ya Ndok. Kamu sudah banyak berkorban untuk keluarga kita, sampai-sampai-" ucapan bapak terhenti karena Senja memotongnya dengan cepat.

"Sudah to Pak, jangan begitu. Itu sudah kewajiban Senja sebagai anaknya Bapak dan Ibu, untuk membahagiakan kalian," tukas Senja.

Ibu yang sudah tau kemana arah pembicaraan mereka, yang mungkin akan berakhir dengan air mata jika diteruskan, langsung menyuruh Senja untuk masuk kerumah guna membersihkan diri dan gadis itu hanya menurut.

Kini Senja telah selesai membersihkan diri dan ia sudah berada di meja makan untuk sarapan, ibu Retno berkata.

"Ndok, tadi adekmu telpon. Katanya dia sudah nerima gaji pertamanya. Dia seneng banget, ibuk juga ikut seneng Ndok. Terus katanya lagi, dia mau transfer buat Ibu sama bapak," tuturnya penuh haru.

"Alhamdulillah kalau begitu, Buk," jawab Senja menengadahkan tangannya keatas lalu mengusapkan pada wajahnya. "Ya kalau memang itu maunya Ria, nanti biar Senja kirim nomer rekening Ibuk ke dia."

"Iya Ndok," jawab ibu.

Seusai sarapan dan membereskan bekasnya, Senja masuk kedalam kamarnya yang dulu ia tempati bersama dengan adik satu-satunya itu, Ria. Ia merebahkan tubuhnya di kasur busa yang tidak tebal dan hanya berukuran sedang itu. Pikirannya melayang ke waktu tiga bulan yang lalu sebelum adiknya berangkat untuk menjadi Pahlawan Devisa.

Adiknya yang baru lulus SMK setengah tahun lalu, memutuskan untuk ikut program penyaluran kerja dari sekolahnya bersama teman-temannya yang lain. Karena Ria berfikir itulah cara untuk membahagiakan kedua orang tua dan juga sang kakak yang telah berjuang untuknya agar bisa lulus sekolah SMK.

Tidak seperti Senja sang kakak yang hanya bisa lulus SMP karena suatu kejadian yang menimpa bapaknya dulu, sehingga dia harus putus sekolah. Dan kini baru mengikuti kejar paket C yang setara dengan SMA.

"Apa kamu yakin Dek, mau kerja di luar negri? Luar negri tu jauh lho! Nanti kalau Mbak kangen, Bapak sama Ibuk kangen gimana?" tanya Senja menahan air matanya, karena dia dan sang adik belum pernah berjauhan dalam waktu yang lama sebelumnya.

Sang Adik tersenyum, menghentikan aktifitasnya mengemas barang ke dalam ransel, "iya Mbak, Ria udah mantep mau ikut kerja disana. Teman-temanku juga banyak yang berangkat kok, Insyaallah aman. Kalo kangen kan bisa video call Mbak. Jaman sekarang sudah canggih, jadi gampanglah," jawab Riana yang biasa di panggil Ria itu.

Mereka berdua pun berpelukan, air mata Senja yang sudah di tahan olehnya sejak tadi tumpah begitu saja. Dia tidak menyangka adik kecil yang sangat disayanginya mempunyai tekad yang besar untuk bisa membanggakan keluarga mereka.

"Kamu hati-hati disana ya, Dek. Jaga diri, jaga kesehatan, jangan lupa selalu telpon. Paling enggak WA setiap hari. Dua tahun itu lama lho," ucap Senja disela isak tangisnya.

"Iya-iya, Mbak Senja tenang aja.

Kok Mbak Senja malah nangis sih, jangan bikin aku ikutan mewek dong!" Kata Ria, lalu mereka pun tertawa bersama dengan air mata yang masih berlinang.

Sementara Senja masih sibuk dengan fikirannya itu, di tempat lain, tepatnya di ruko Andra lantai atas, tampaklah seorang anak manusia yang baru saja bangun dari tidurnya di atas sofa dengan posisi telungkup. Dia mengangkat kepalanya, mengedarkan pandangan ke sekelilingnya mencari seseorang. Matanya yang masih terasa pedih ia paksa mengerjab dan menatap jam dinding.

Di kucek-kucek matanya yang masih terlalu enggan untuk terbuka karena baru saja ia istirahatkan beberapa jam yang lalu.

"Hoaamm" berkali-kali orang itu menguap dengan masih berada di posisi seperti yang sebelumnya. Berkali-kali matanya kembali terpejam karena tak kuat menahan kantuk yang masih menderanya.

"Nyuruh gue kerja lembur, keluar kota, sampai pagi baru pulang. Eh dia udah ngilang aja, enak-enak nguntit anak orang, menjadi pengagum rahasia abadi. Mau sampe kapan coba lo kek gitu bos, bos," gumamnya tak jelas dengan mata terpejam.

Ia sangat hafal kebiasaan sang bos yang sudah diikutinya selama delapan tahun belakangan ini, semenjak mereka di pertemukan oleh sesuatu hal yang tidak menyenangkan saat itu. Andra yang baik hati membantunya, menunjang biaya kuliahnya, menjadikannya teman, sahabat, asisten juga saudara sekaligus. Hal yang tak pernah di khayalkan olehnya sebelumnya, jika ia akan bisa berkuliah dan menjadi tangan kanan dari seorang pemuda yang sangat sukses namun rendah hati seperti Andra. Bahkan sang bos tak mau di kenal oleh para karyawannya, karena ia yang selalu mengurus dan berhadapan langsung dengan para karyawan.

.

.

Bersambung.

Like

Komen

Rate bintang lima

Mohon dukungannya ya🥰

PRS 3. Melukis Senja

...Mohon dukungannya🤗...

...Selamat membaca📖...

......................

Sesosok manusia nampak tertidur begitu saja di sofa sebuah ruangan yang diperkirakan adalah ruang santai. Sesosok manusia tersebut adalah Bayu Anggara, ia merupakan sahabat sekaligus asisten pribadi Andra.

Bayu mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan yang ditempatinya itu. Ia mencari sosok bosnya yang tak terlihat batang hidungnya.

"Kemana tuh orang,"

gumamnya sambil mengerjapkan matanya yang masih terasa pedih karena baru tertidur beberapa jam saja. Ia pun meraih ponselnya yang ada dia atas meja sebelah sofa yang di tidurinya.

"Hari apa sih ini?" tanyanya sambil bergumam pada diri sendiri seraya menghidupkan ponsel di tangannya.

"Oh hari jum'at, Pantes aja pagi-pagi udah ngilang, palingan juga nguntit pujaan hatinya," duganya yang memang 100% benar.

Tak lama kemudian, sosok yang di carinya muncul dari balik pintu sambil tersenyum dan bersiul. Bosnya itu nampak bahagia sekali di matanya.

"Udah selesai jadi penguntitnya? Itu tuh virus Senja yang buat lo gila!" Tegurnya saat melihat Andra masuk sambil senyum-senyum sendiri.

"Apaan sih lo Bay, baru bangun aja udah komen. Mending mandi sana lo, risih gue sama jigong lo tu kemana-mana.

Iyukh.. sofa gue iler lo semua. Kenapa sih lo nggak tidur di kamar lo sendiri?" teriak Andra dengan ekspresi sedikit jijik.

"Ciyus luh? Mana ada cowok ganteng kayak gue ileran,"

ucap Bayu membela diri.

Andra mencibir, "liat aja sendiri tuh di kaca!"

Jawab lelaki itu seraya duduk di sofa yang bersebarang dengan sofa yang di tempati Bayu, tangannya menunjuk sebuah kaca besar yang ada di ruangan tersebut.

"Lagian kan emang kalau bukan hari jum'at, lo cuma duduk di pojokan sono sambil senyum-senyum mandangin pujaan hati lo. Udah mirip sama Om Toro yang suka joget-joget di depan itu," ejek Bayu pada Andra, ia meletakkan kedua tangan dibawah dagunya seraya senyum-senyum memperagakan kebiasaan sahabatnya itu.

"Asem kowe Bay! Gue disama-samain sama orang gila,"

kesal Andra beranjak dari duduknya ingin meraih Bayu, tapi Bayu sudah lebih dulu melarikan diri menuju kamar mandi agar tak terkena jitakan atau malah pitingan dari Andra.

"Emang iya ya kalau aku suka gitu?" gumamnya mengernyitkan dahi.

Lalu ia menuju ke ruangan pribadinya, sebuah ruangan yang berisi banyak sekali lukisan dan foto-foto Senja, juga semua hal-hal yang disukai oleh Senja. Dia mengambil gitar manual yang dipajang diatas etalase. Lalu ia mulai memetiknya perlahan dan mulai bernyanyi.

...🎶🎶...

...Aku mengerti...

...Perjalanan hidup...

...Yang kini kau lalui...

...Ku berharap...

...Meski berat...

...Kau tak...

...Merasa sendiri...

...Kau telah berjuang...

...Menakhlukkan...

...Hari-harimu...

...Yang tak mudah...

...Biar ku menemanimu...

...Membasuh lelahmu...

Reff

...Izinkan ku lukis senja...

...Mengukir namamu disana...

...Mendengar kamu bercerita...

...Menangis tertawa...

...Biar ku lukis malam...

...Bawa kamu bintang-bintang...

...Tuk temanimu yang TERLUKA...

...Hingga kau BAHAGIA...

...Aku disini...

...Walau letih...

...Coba lagi...

...Jangan berhenti...

...Ku berharap...

...Meski berat...

...Kau tak...

...Merasa sendiri...

...Kau tlah berjuang...

...Menakhlukkan...

...Hari harimu...

...Yang tak indah...

...Biar ku menemanimu...

...Membasuh melahmu...

...Izinkan ku lukis senja...

...Mengukir namamu disana...

...Mendengar kamu bercerita...

...Menangis tertawa...

...Biarkan ku lukis malam...

...Bawa kamu bintang bintang...

...Tuk temanimu yang terluka...

...Hingga kau bahagia...

...Ku disini...

...Walau letih coba lagi...

...Jangan berhenti...

...Ku berharap...

...Meski lelah...

...Kau tak merasa sendiri...

...Kau tlah berjuang...

...Menakhlukkan hari harimu...

...Yang tak mudah...

...Biarju menemanimu...

...Menghapus lelahmu...

Back to reff

^^^Melukis Senja^^^

^^^Budi Doremi^^^

...🎶🎶...

Tiba-tiba ada suara yang berteriak ikut menyayi dibagian biar ku menemanimu membasuh lelahmu dengan suaranya yang ambyar.

Seketika itu juga terhenti permainan gitar dan nyanyian Andra.

"Reseh lo ah, suara merdu gitu ikutan nyanyi tereak-tereak! Merdunya yang merusak dunia tapi."

Sahut Andra sambil memalingkan wajahnya dari lukisan Senja, menoleh kearah datangnya Bayu sekilas lalu kembali pada lukisan di hadapannya.

"Senja, Senja dan Senja. Semua serba Senja. Ck ck ck ck," ucap Bayu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Coba aja lo nyanyi itu di depan Senja langsung. Bukan cuma di depan lukisannya doang gitu. Pasti meleleh hati Adek Mas, nah klepek-klepek deh Senja."

Lanjutnya sambil ikut memperhatikan lukisan Senja.

Lukisan Senja yang sedang tersenyum sambil menyirami bunga di balkon lantai atas ruko nya, lukisan itu dibuat Andra setelah melihat Senja kemarin sore.

Andra menghela nafasnya dan menghembuskannya pelan. "Hmmmh, mana berani gue. Lo tau sendiri, tiap di depan dia aja susah banget ni mulut buat ngomong. Gimana mau nyanyi, yang ada juga malah kejang gue."

Bayu terkekeh mendengar perkataan lelaki di sampingnya itu.

"Gue heran sama lo Bos, lo aja jadi incaran cewek-cewek. Tiap hari ada aja yang nyariin lo, yang mau ngajak makanlah, yang mau ngajakin jalan. Tapi nggak ada yang lo gubris, lo cuek-cuek aja tuh sama mereka. Tapi kalo sama Senja, baru juga di sapa udah jadi patung dadakan."

"Itu karena lo nggak ngerasa jadi gue Bay, lo nggak tau gimana dia nyelametin hidup gue dulu. Keren banget, nggak nyangka gue anak sekecil itu bisa seberani dan senekat itu."

Bayu menggedikkan bahunya, sebenarnya dia sangat penasaran dengan kisah masa lalu mereka, dia berharap Andra mau menceritakan kisahnya tersebut. Pandangan Andra menerawang kembali ke masa dimana dia pertama kali bertemu dengan Senja. Waktu itu, belasan tahun yang lalu, pada saat Andra dan Senja masih sama-sama kecil.

Bagaimana aksi nekatnya gadis kecil itu saat menyelamatkan hidupnya hingga harus mempertaruhkan nyawanya sendiri. Gadis kecil yang belum tau apa-apa dan yang ada di fikirannya hanya ingin menolong orang, yang bahkan belum di kenalnya sama sekali itu. Hal yang belum pernah Andra temui sebelumnya, dan untuk pertama kalinya ia dibuat terpana oleh seorang gadis kecil, gadis kampung yang penampilannya sangat mirip dengan anak laki-laki. Rambut pendek yang kusut, telinga tanpa anting, kaus dan celana pendek yang kumal, dan tanpa mengenakan alas kaki. Wajah gadis kecil itu tampak sangat kusam, namun kebaikan dan ketulusan hatinya terpancar nyata dan memberikan kesan kecantikan tersendiri bagi Andra.

.

.

Bersambung.

Mohon dukungannya ya teman-teman, dengan like, komentar positif, dan favorif💕💕

Terimakasih🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!