Visual Ranita Utami. Yang akan menjadi pemeran utama di cerita aku ini ya teman-teman.
visual Brahma Raditia Williom. Yang akan menjadi tokoh utama lelaki dalam cerita aku.
Teman-teman, seperti yang kalain tahu. Visual adalah pemanis untuk sebuah karya. Jadi harap maklum ya, dan jangan lupa kasih komen cantik kalian dikarya aku ya.
Hai ...
Kenalkan, nama ku Rania Utami. Anak dari sepasang suami istri yang mempunya kehidupan yang lumayan kaya. Nama papa ku Johan dan mama ku bernama Lestari.
Aku hidup dalam keluarga yang memang selalu memberikan apa yang aku mau. Semua permintaan ku, selalu papa penuhi. Sejak kecil, aku selalu dimanja oleh kedua orang tuaku. Tak heran, kalau aku punya sifat yang keras kepala dan selalu ingin mendapatkan apa yang aku mau.
Tapi... Kalian tidak usah cemas sama sifat yang aku miliki. Aku bukan anak manja yang kalian bayangkan. Walau pun aku dimanja sama mama dan papa. Aku anak yang tidak manja kok. Aku hanya punya sebuah pendirian, yang tidak akan mundur sebelum berperang. Apa yang ingin aku dapatkan, akan aku kejar sampai aku bisa mendapatkannya. Jika pun aku tidak bisa mendapatkan, maka aku akan terus berusaha sampai aku benar-benar kalah dalam perangku untuk mendapatkan apa yang aku mau.
Oh ya, aku lupa mengatakan kalau aku sekarang sedang kuliah di sebuah universitas yang lumayan terkenal di kotaku. Universitas negeri Bintang Baru, Jayapura.
Kalian tahu, aku kuliah di sini sejak setengah tahun yang lalu. Yah, memang sangat baru aku di sini. Aku kuliah bersama dengan dua orang teman ku. Namanya, Bayu dan Safat Nasution. Kalian pasti sedikit penasaran sama teman ku yang bernama Safat Nasution ini bukan.
Sebagian kalian pasti sudah tahu apa suku dari teman ku yang bernama Safat Nasution ini. Yah, kalau Safat Nasution memang berasal dari suku batak.
Ia anak batak, yang berteman dengan aku dan Bayu sejak kami sama-sama duduk di bangku sma. Saat sama-sama menjadi murid hingga menjadi mahasiswa di sebuah kampus. Kami masih berteman baik dan tidak pernah selisih paham.
Mereka juga tahu bagaimana sifat aku yang sesungguhnya. Mereka juga tahu, aku sedang berusaha mati-matian agar bisa dekat dengan rektor kampus kami.
Eith... Kalian tidak boleh salah sangka pada ku. Rektor kampus kami adalah seorang lelaki yang sangat tampan. Ia masih muda dan sangat pintar. Rektor kampus ku memiliki IQ yang jauh lebih tinggi dari pada orang normal.
Karna itu juga ia dijadikan rektor di kampus kami.
Pak rektor itu bernama Brahma Raditia Williom. Orang yang terlihat tampan dan penuh kharisma. Ia dipilih menjadi rektor di kampus kami dengan kesepakatan semua dosen dan semua yang bersangkutan.
Walau pun ia sangat muda, semua tugasnya sebagai rektor mampu dengan mudah ia jalani. Ia juga lulusan luar negara lho teman-teman. Bukan hanya lulusan luar negara, ia adalah lulusan terbaik di kampusnya waktu itu.
Kalian pasti penasaran dan bertanya-tanya. Umurnya sangat muda, tapi kenapa ia sudah menamatkan kuliahnya. Jawabannya hanya satu, ia punya IQ yang tinggi. Sehingga ia terus mengalami loncatan kelas sejak ia duduk di bangku sd sampai sma.
Itu adalah cerita tentang rektor tampan idaman ku. Tapi... Bukan hanya aku yang menyukai rektor tampan itu. Aku punya banyak saingan dalam merebut hati rektor tampan kami. Bukan hanya satu, dua atau belasan saingan yang aku punya. Melainkan puluhan saingan, yang berebut untuk mendapatkan hati rektor tampan kami.
Tapi, itu semua tidak masalahnya bagi aku. Mereka terserah mereka, sedangkan aku akan berjalan dijalan ku. Aku akan berusaha mengejar cinta rektor tampan itu bagaimana pun caranya.
Aku berusaha mencari tahu semua tentang kehidupan rektor Rama. Ia, dia dipnggil dengna nama singkat saja. Yaitu, Rama atau Brama. Namun, nama yang selalu terdengar saat orang-orang memanggilnya hanya Rama.
Aku berusaha sekeras mungkin, agar aku tahu bagaimana kehidupan dari pak Rama. Yang tidak pantas dipanggil bapak, karna usianya sangat muda. Mungkin hanya selisih dua tahun dari umur aku. Tapi mau bagaimana lagi, dia punya pangkat yang sangat tinggi di kampus. Ia adalah pemegang kekuasaan tertinggi di kampus kami.
Mau tidak mau, aku harus menambahkan sebutan pak sebelum menyebut namanya. Pak Rama punya masalalu yang suram dalam masalah percintaan. Pacaranya meninggal dunia karna hanyut terbawa arus saat bermain di pantai. Hal itu aku ketahui setelah aku meminta bantuan dengan kedua teman ku.
Katanya, pak Rama menyaksikan sendiri. Bagaimana pacaranya menghilang saat mereka bermain di pantai. Saat itu, pak Rama baru saja lulus dari sekolahnya. Sedangkan pacarnya masih bersekolah, pacarnya baru naik kelas satu sekolah sma. Sedangkan pak Rama sudah lulus dua tahun yang lalu.
Dikatakan bahwa, mereka sedang merayakan ulang tahun pacar pak Rama. Semua teman-teman dari pacar pak Rama hadir di sana. Bukan hanya teman-teman, orang tua dari pacar pak Rama juga ada di sana. Ntah bagaimana kronologisnya, pacar pak Rama bisa tervawa arus air pantai. Tidak ada yang tahu jelas masalah ini. Namun yang jelas, setelah ditemukan. Pacar pak Rama sudah tidak bernyawa lagi.
Saat itulah, pak Rama berubah menjadi orang yang sangat dingin. Ia tidaj banyak bicara, dan tidak pernah pacaran lagi sampai detik ini. Sejak saat itu juga, pak Rama tidak pernah datang kepantai lagi. Apa pun alasannya, pak Rama tidak akan datang kepantai lagi.
Yah, itulah cerita ku tentang pak Rama. Aku berusaha keras agar bisa merebut hati pak Rama. Dengan berbagai cara, aku usaha terus dan terus tanpa putus asa.
Kalau kalian fikir aku tidak pernah ditolak, kalian salah besar. Aku sudah berpuluh kali ditolak mentah-mentah oleh pak Rama. Namun aku tidak merasa sakit hati, apa lagi putus asa. Tidak akan pernah ada hal itu dalam kamus hidup ku.
Pagi ini, seperti biasanya aku kekampus dengan mobil sport hijau kesayangku. Aku berangkat sendiri, seperti hari-hari biasanya aku berangkat kekampus.
Saat aku sampai dikampus, kampus masih terlihat sepi. Karna aku terlalu pagi mungkin, jadi belum ramai penghuni kampus yang lainnya. Hanya ada aku, dan beberapa siswa teladan yang lainnya di kampus ini.
Tidak masalah bagi aku, mau datang penghuni yang lain atau tidak. Itu bukan urusan ku, yang penting aku tetap mengharapkan pak Rama datang.
Aku duduk, menunggu orang spesial ku datang. Ia biasanya akan datang setengah jam sebelum kelas semua siswa dimulai. Ntah apa yang ia kerjakan, tapi ia selalu datang kekampus setiap harinya.
Aku menunggu pak Rama dengan sabar di depan parkiran mobil kampus kami. Hal ini hampir setiap hari aku lakukan. Walau setiap hari itu juga aku dicuekin sama rektor tampan itu. Semuanya tidak ada pengaruh bagi hatiku, aku tidak pernah mengeluh dan tidak pernah menyerah.
...
Tak lama, orang yang aku tunggu datang juga. Mobil pak Rama berhenti tepat disebelah mobil sport ku.
"Selamat pagi pak!" kataku penuh semangat.
Pak Rama terlihat terlihat tidak suka sama apa yang aku lakukan. Namun aku tidak perduli dengan hal itu, mau suka atau tidak suka, aku akan lanjutkan mengejar hati pak Rama.
"Kamu lagi, kamu lagi. Apa kamu gak ada kerjaan lain selain mengganggu saya?" kata pak Rama sangat kesal.
"Saya tidak punya pekerjaan pak, makanya saja tungguin bapak. Biar saya dapat pekerjaan dari bapak." kataku sambil senyum manis.
Pak Rama menarik nafas, lalu membuangnya dengan sangat lambat. Aku rasa, ia sedang sangat kesal padaku saat ini.
"Kamu gak bosan ya, gak tahu bahasa manusia atau gimana sih kamu ini?" kata pak Rama dengan sangat kesal.
"Santai pak, saya bukan gak tahu apa yang manusia katakan. Tapi saya ini suka sama bapak, saya akan kejar cinta bapak." kataku tidak perduli dengan ekspresi yang pak Rama tunjukkan.
"Kamu suka sama saya, tapi saya gak suka sama kamu. Kamu tahukan apa itu artinya gak suka." kata pak Rama.
"Saya tahu pak, tapi saya yakin suatu saat bapak akan suka sama saya. Punggung pisau aja bisa tajam kalau sering diasah pak."
"Terserah kamu deh, apa yang kamu mau lakukan. Tapi tolong, jangan ganggu saya. Saya capek lihat kamu terus-terusan." kata pak Rama dengan suara tinggi.
Aku sangat kaget, namun kaget itu dengan cepat aku hilangkan. Ntah apa yang aku rasakan, bukannya marah sama apa yang pak Rama katakan padaku. Aku malah tertawa, yang membuat pak Rama semakin kesal saja.
"Slow dong pak, jangan marah-marah. Inikan masih sangat pagi pak, gak baik lho kalo bapak marah-marah di pagi hari." kataku sambil senyum.
Pak Rama tidak bisa bicara apa-apa lagi, ia selalu kehabisan cara saat berhadapan dengan ku. Hanya aku yang tidak mempan sama amarahnya pak Rama. Biasanya, setiap gadis dikampus ini akan selalu kabur saat suara tinggi pak Rama keluar. Tapj aku tidak, aku malah menaggapi suara tinggi pak Rama dengan tawa manis ku.
"Lho pak, mau kemana sih. Saya kan belum selesai bicara sama bapak." kataku sambil mengikuti langkah pak Rama dari belakang.
"Jangan ikuti saya, atau kamu akan saya laporkan sama pihak yang berwajib. Karna kamu telah menggaggu kenyaman saya." kata pak Rama sambil mengangkat telunjuknya dan mengarahkan padaku.
"Ya ampun, bapak kok menakutkan sekali sih pak." kataku diam ditempat aku berdiri.
Pak Rama tidak menanggapi lagi apa yang aku katakan. Ia terus berjalan meninggalkan aku yang diam mematung ditempat ku. Sedangkan aku, hanya bisa melihat punggung pak Rama yang berjalan semakin menjauh meninggalkan aku.
Apakah aku terlalu agresif ya, sehingga membuat pak Rama semakin tidak suka padaku. Dan membuat pak Rama semakin merasa tidak nyaman dengan kehadiran aku. Gumamku dalam hati sambil melihat punggung pak Rama yang semakin menghilang.
...
"Woi ... Tumben jadi patung pagi-pagi begini." sapa Bayu membuyarkan lamunan ku.
"Iya, tidak biasanya kau diam bagaikan patung seperti ini." kata Safat.
Aku kaget dengan kedatangan dua sahabat ku. Sahabat yang selalu ada bersamaku selama ini. Namun juga akan bikin aku merasa jengkel kalau mereka ada disampingku. Tapi saat mereka tidak ada, aku sangat kangen pada mereka.
"Hello ... Anak manis, ngapain kau malah bengong lagi saat pangeran tampan mu ini datang." kata Safat sambil melambaikan tangan di wajah ku.
"Woy... Gak perlu lambaikan tangan juga kale, aku gak ngelamun ya nak." kataku kesal.
"Gak ngelamun ya nak, tapi aku melamunkan pak Rama yang terus menolak ku." kata Bayu sambil menirukan apa yang aku katakan tadi. Namun ia menambahkan apa yang aku katakan dengan kata-kata yang ia buat sendiri.
"Apaan sih, sirik aja lu Bay." kataku jengkel.
"Ih, ogah banget aku sirik. Apa lagi sama kamu, kan gak masuk akal." kata Bayu.
"Serah lu padalah, aku mau kekelas saja." kataku sambil memutar badan dan melangkah menuju kelas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!