NovelToon NovelToon

LOVE IN VALMOR

PAGE 1 : Cinta dan Benci

...♡LOVE IN VALMOR : LOVE & HATE♡...

...THE ATLAS OF PECULIAR GALAXIES...

...Novel ini adalah karya Fiksi dan tidak berkaitan dengan Tokoh, Peristiwa, Organisasi atau Lokasi yang sebenarnya....

Dikejauhan 300 juta tahun cahaya, bersinarlah sebuah galaxy indah dan cantik yaitu Galaxy Arp 273, namun hingga kini belum ada satu manusiapun yang bisa meneliti Galaxy tersebut lebih jauh lagi, entah karena kurangnya peralatan canggih NASA atau memang ada hal lain yang kadang diluar nalar manusia lah yang melindungi Galaxy tersebut.

Namun, kisah ini bukanlah kisah Ilmiah yang dapat dipecahkan oleh nalar manusia itu sendiri, yaitu kisah Cinta 2 insan manusia yang terlahir di Galaxy yang berbeda, begitu banyak perbedaan diantara keduanya dan juga begitu banyak rintangan yang mereka lalui, apakah tuhan akan menyatukan mereka ataukah memisahkan mereka seperti halnya Galaxy mereka yang berjauhan?, itu akan menjadi rahasia tuhan yang akan mentakdirkan mereka dengan kuasanya.

Kisah pun dimulai......

Alam yang indah pada salah satu planet di Galaxy Arp 273 yaitu planet Valmor, dengan elemen-elemen yang sangat persis dengan yang ada di bumi menandakan bahwa adanya kehidupan yang sama seperti di bumi, perbedaan waktu antara planet Valmor dan bumi adalah 1 hari dinegeri Valmor sama dengan 2 hari di Bumi, walau terkesan lebih lambat rotasi waktunya, namun di planet Valmor memiliki proses penuaan tubuh dan wajah mereka sewaktu seperti di bumi, hanya saja hitungan umur di planet Valmor berbeda dengan yg ada di bumi, yaitu berdasarkan rasi bintang mereka atau lebih lambat dari umur bumi, karena setiap per 180 harinya di planet Valmor akan muncul bintang baru dan akan terus di namakan bintang-bintang tersebut sesuai urutan angka penempatan dan kemunculannya.

Planet Valmor memiliki kehidupan yang sama dengan yang ada di bumi, termasuk sebuah negeri dengan kerajaan yang sangat megah.

Valmor adalah nama kerajaan tersebut, indah makmur dan damai adalah definisi yang tepat untuk menggambarkan negeri itu, kerajaan Valmor adalah kerajaan terbesar di planet Valmor, dan memiliki peradaban yang jauh lebih maju dibandingkan kerajaan lainnya diplanet tersebut, namun sayangnya peradaban di planet Valmor tidak sebanding dengan peradaban yang ada di bumi, planet Valmor belum semaju dan semodern apa yang kini ada di bumi.

Kini, terlihat langit yang cerah berwarna biru muda dengan corak yang khas berwarna putih beserta cahaya pelangi yang pudar memberikan kesan yang sangat cerah, dan tumbuh-tumbuhan pun yang berwarna-warni nan unik tampak cantik berhamburan di penjuru negeri Valmor.

Sorak suara bahagia para rakyat kerajaan Valmor dengan bahasa Valo yaitu bahasa negeri mereka, seakan mengatakan kebahagiaan dan rasa syukur mereka atas pelantikan sang pangeran mahkota telah berlangsung.

*(VALO : Bahasa yang digunakan dinegeri Valmor, Huruf dan notasi pengucapannya pun berbeda dengan bahasa manapun yang ada di Bumi, penulisan huruf Valo pada novel ini telah dipermudah agar dapat dibaca dengan baik oleh para readers)

Harum bunga Mawar sebagai simbol negeri tersebut semerbak dipenjuru negeri Valmor, dengan suara musik karnaval yang ikut serta meramaikan Pelantikan tersebut.

*(Beberapa ucapan telah di artikan kedalam bahasa Indonesia)

"Hidup negeri Valmor!!!"

"Hidup!!!"

"Hidup pangeran Avan!!!"

"Hidup!!!"

Langkah kaki kebahagiaan mereka menuju ke arah satu tujuan yaitu Halaman Istana Valmor.

Terlihat para prajurit dan rakyat membaur menjadi satu di halaman istana dengan warna kulit, warna rambut, dan tinggi tubuh yang berbeda-beda berdasarkan Ras dan keturunan mereka.

Tiba-tiba terdengar suara terompet yang ditiupkan menggema dipenjuru istana, yang mengartikan bahwa pelantikan akan dimulai.

Beberapa saat kemudian tampak seseorang keluar dari sebuah kereta kencana, tubuh yang tinggi gagah, rambutnya berwarna coklat tua dan kulitnya yang berwarna kuning langsat menatap rakyatnya dengan tersenyum, dialah sang raja kerajaan Valmor yaitu raja Velix.

*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...pakaian beserta latar bukanlah yang tergambar pada cerita)

Bermahkotakan emas dan permata yang indah besertakan jubah merah menjadikan dirinya terlihat beribawa.

"Wahai rakyatku!...hari ini akan ku tunjukan kepada kalian seseorang yang akan menjadi penerus kerajaan tercinta ini dengan kecerdasan ketangguhan dan juga kesetiaannya terhadap negeri ini...Avan Valmor...dialah pengeran mahkota negeri Valmor!!" (Teriak Velix dengan rasa bangga dihadapan para rakyatnya dan dengan bahasa Valo)

"Hidup Raja Velix!!!"

"Hidup!!!"

"Hidup Pangeran Avan!!!"

"Hidup!!!"

Tatapan tajam setajam Elang, dengan tubuh yang tinggi kekar, rambutnya berwarna hitam pekat dan kulitnya yang berwarna putih, melangkah seseorang tersebut dihadapan para rakyat Valmor.

*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...latar dan asesoris bukanlah yang terlihat pada cerita)

Avan Valmor lah namanya, seorang Morman yang dikenal dingin dan juga penuh kemisteriusan melekat pada namanya.

*(MORMAN : Sebutan atau penyebutan manusia bagi Insan di planet Valmor)

"Ya Syaro dia sangat tampan!.."

*(SYARO : Sebutan atau penyebutan TUHAN bagi Insan Valmor)

"Ketampanannya sangat tak nyata!"

"Dia benar-benar sempurna!"

Bisik para rakyat wanita yang terkesima oleh ketampanan Avan yang diluar nalar mereka, langkah kaki Avan pun terhenti tepat dihadapan sebuah kobaran api yang bergejolak.

"Aku Avan Valmor!!...akan bersumpah demi negeri ini aku akan mempertaruhkan Darah...Jiwa dan juga Nyawaku hanya untuk negeri ini...tundukku untuk negeri ini akan tertulis pada sejarah Valmor dan juga sang Syaro!!!...Hidupku adalahanugerah untuk Valmor dan Kematianku adalah pengorbanan untuk Valmor!!!" (Teriak Avan dihadapan Api yang bergejolak)

Avan pun menggoreskan telapak tangannya dengan pedang yang ada digenggaman dirinya, darah menetes dan terbakar oleh gejolakan api yang kini ada dihadapannya.

"Hidup pangeran Avan!!!"

"Hidup!!!"

Kebahagiaan para Rakyat Valmor terpancarkan dinegeri tersebut, namun jauh dari kebahagiaan yang rakyat Valmor rasakan, kini terlihat seorang gadis di Bumi menatap putus asa kearah pemandangan tinggi yang kini ada dihadapannya yaitu dari atas gedung tinggi.

Air matanya terjatuh dengan detak jantung yang berdegub dengan kencang seakan ingin meledak dan tak berdetak kembali.

*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...latar dan ekspresi pada gambar bukanlah yang terlihat pada situasi cerita)

Alena Vins adalah nama gadis tersebut, disepanjang hidupnya dia tidak pernah merasakan cinta walaupun masih ada cinta yang tertuju padanya, dengan kecantikan yang dia miliki semua pria jatuh cinta padanya, namun dia tidak pernah merasakan cinta yang sesungguhnya.

Mereka hanya mencintai wujud Alena yang cantik dan juga ketenaran dirinya sebagai Artis besar di Asia, kini dirinya berada diujung keputus asaan terhadap Cinta yang berubah menjadi Benci.

Angin meniupkan rambutnya yang terurai dengan tatapan kosong, dia pun menatapi pemandangan yang ada dibawah dirinya dengan gemetar.

"Berakhir!!...semuanya sudah berakhir!!" (Ucap Alena dengan gemetar)

Namun tiba-tiba seseorang menarik Alena dan memeluk dirinya dengan erat.

*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...latar, ekspresi dan asesoris pada gambar bukanlah yang terlihat pada situasi cerita)

"Alena!!!...kenapa kau mau melakukan ini??...Apa kau bodoh!??" (Teriak seseorang yang menarik Alena)

"Merin...Kenapa tidak ada yang mempercayaiku?...mereka membenciku!...mereka semua membenciku!!" (Ucap Alena dengan tangisan tersedu-sedu)

"Hentikan Lena!...jangan dengarkan mereka...mereka tidak tahu kebenarannya!!...aku sangat mengenalmu!!!" (Menangis Merin seorang sahabat sekaligus Manager Alena)

Beberapa saat kemudian didalam sebuah ruangan besar dan juga formal, seseorang menatap Alena dengan kebencian melangkah mendekat kearah dirinya.

*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita)

"Mulai saat ini...kau!...kau akan keluar dari Wezert entertaiment ini!!...kau telah menimbulkan begitu banyak kerugian pada perusahaan ini...kau tahu??...semua orang kini menyangkut pautkan pembunuhan yang kau lakukan pada Malvin kepada Wezert!!!...semua investor dan juga kontrak yang tertuju pada perusahaan ini telah mereka hentikan!!...dan itu semua karena kau!!!...mulai saat ini...jangan pernah membawa nama Wezert dalam dirimu dan jangan pernah munculkan dirimu di perusahaan ini!!!"

Teriak Jerry seorang Direktur Wezert entertainment sambil melemparkan lembaran kertas kontrak yang berhubungan dengan Alena.

Seketika Alena berlutut dikaki Jerry dengan memohon.

"Aku mohon!...percalah padaku...aku juga tidak ingin itu semua terjadi!!...Paman aku mohon percayalah padaku!!!" (Menangis Alena sambil berlutut dikaki Jerry)

"Keluar!!!...dan jangan pernah tunjukan Wajah pembunuh sepertimu diperusahaan ini!!!"

"Aku mohon percalah padaku...aku mohon!!!"

"Alena cukup!!...Alena!!!" (Teriak Merin sambil menarik tangan Alena yang terus menerus menyentuh kaki Jerry sang Direktur mereka)

"Aku Mohon!!...percayalah padaku!!!" (Teriak Alena)

"Aku tidak menyangka...kau adalah ayah di perusahaan ini...alih-alih membersihkan nama Alena dan juga mencari kebenarannya...kau malah membuangnya???...apa kau lupa???...siapa yang telah membangun Wezert hingga sebesar sekarang???...siapa yang telah mengangkat Perusahaan miskin ini menjadi perusahaan international???...Alena!!...Alena lah yang telah membuatmu bisa memakai Jaz yang saat ini kau pakai!!!...dan sekarang!!...kau malah membuangnya??...kau membuangnya setelah kau sudah sebesar ini???...kau akan menyesalinya!!!" (Teriak Merin dengan kesal)

Merin pun menarik tangan Alena dengan paksa untuk keluar dari ruangan tersebut.

"Sekarang berhentilah menangis...manusia sepertinya tidak pantas kau tangisi!!!...sekarang aku akan mengantarmu ke Apartement...karna para wartawan kini ada didepan rumahmu" (Ucap Merin dengan kesal)

Merin pun memakaikan Alena dengan jaket dan juga Topi hitam.

"Merin...aku bisa pulang sendiri" (Ucap Alena dengan lemas)

"Kenapa kau sebodoh ini hah???...apa kau pikir kau bisa pulang sendiri dengan kondisi seperti ini??" (Bentak Merin dengan cemas)

Tiba-tiba seseorang datang dan berlari mendekat kearah Alena dan juga Merin, yaitu Dylon dialah putra Direktur Jerry yang selama ini menyukai Alena dengan kekuasaannya pada Wezert.

*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...latar dan ekspresi pada gambar bukanlah yang terlihat pada situasi cerita)

"Alena!!!...aku akan mengantarmu!!" (Ucap Dylon dengan cemas)

"Aku tidak percaya ini!...Setelah ayahnya membuang Alena dari Wezert...sekarang Putranya ingin membantu sampah ini???" (Kesal Merin menatap Dylon dengan dingin)

"Merin...saat ini diluar gedung banyak wartawan yang menantikan Alena...kalian tidak bisa melewati pintu utama...aku akan mengantar kalian ke Basement dan keluar lewat pintu belakang...itu adalah satu-satunya jalan yang bisa kalian lewati tanpa bertemu dengan wartawan secara langsung!!" (Ucap Dylon dengan tergesah-gesah)

"Dylon!...aku tidak ingin kau terlibat denganku...aku tidak butuh bantuanmu!" (Ucap Alena dengan lemas)

"Tidak!!!...aku akan mengantarmu...aku mohon jangan membuatku gila...aku sangat mengkhawatirkanmu Alena!!!" (Teriak Dylon dengan cemas)

"Ba..baiklah..." (Ucap Alena sambil menatap Dylon yang terlihat matanya berkaca-kaca menatap dirinya)

Di Basement...

Tiba-tiba langkah kaki Alena terhenti tepat didekat mobil milik Dylon.

"Ada apa?...apa kau sakit??" (Cemas Dylon yang melihat Alena tiba-tiba berhenti melangkahkan kakinya)

"Dylon cukup!...cukup sampai disini...aku tidak butuh bantuanmu lagi...dan...aku mohon mulai saat ini jangan pernah perduli dan ikut campur dengan urusanku lagi...apapun itu jangan pernah menemuiku lagi!!" (Ucap Alena sambil menatap Dylon dan juga CCTV yang ada dibelakang Dylon)

"Kau tidak bisa menghentikanku!...Alena!..aku...Aku sangat mencintaimu!!!...aku akan membantumu untuk membuktikan bahwa kau tidak bersalah...aku percaya kau tidak mungkin melakukan hal itu jika dia tidak melakukan hal yang buruk kepadamu!!!...karna aku sangat mengenalmu!!!" (Teriak Dylon sambil menggenggam tangan Alena)

Tiba-tiba Alena menarik tangannya dengan kasar dari genggaman tangan Dylon kepada dirinya, dan menampar pipi Dylon dengan keras.

Terdiam Dylon yang kini memegangi pipinya, tiba-tiba Dylon menarik dan memeluk tubuh Alena dengan erat.

"[Aku tidak perduli dengan semua orang...yang jelas...aku mencintaimu Alena...aku sangat mencintaimu!!!]" (Dalam hati Dylon sambil memeluk Alena)

Dengan paksa Alena pun mendorong Dylon dan menampar Dylon kembali.

"Apa kau bodoh??...aku tidak pernah mencintaimu!!!...kau hanyalah pion agar aku bisa menjadi artis seperti saat ini!!!...justru aku merasa jijik dengan ucapan cintamu kepadaku...apa kau pikir aku akan menerima cintamu??...apa kau lupa???...semua pria didunia ini mencintaiku!!!...kau tidak layak mendapatkan cintaku!!!" (Teriak Alena sambil menatap Dylon dan juga CCTV yang ada dibelakang Dylon)

"Alena...kau..kau tidak perlu mengatakan itu!...ayo kita tidak ada waktu untuk keluar dari gedung ini!" (Ucap Merin dengan canggung)

Seketika Alena pun masuk kedalam mobil, namun saat Alena ingin menutup pintu mobil yang dia naiki, tiba-tiba Dylon menahan pintu mobil tersebut dan menatap Alena dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Aku tahu kau mengatakan itu karna kau ingin aku menjauhimu...kau mengatakan itu agar aku tidak terlibat dengan kasusmu...apa kau sadar?...yang kau lakukan padaku itu adalah cinta...Alena...aku akan menunggumu lagi...aku akan selalu menunggumu seperti halnya waktu kita SMA dulu...kapanpun itu...aku akan selalu menunggu cintamu yang tersimpan untukku!!!" (Ucap Dylon dengan tatapan dalam menatap Alena)

Dylon pun menutupkan pintu mobil yang Alena naiki dan menatap Alena dengan senyuman

Beberapa saat kemudian Merin pun menancap gas pada mobil tersebut.

Terlihat kini Alena yang menangis sambil menepuk dadanya yang sesak, sesekali Merin juga melirik kearah Alena dari kaca spion tengah dengan cemas.

Mobil mereka pun saatnya keluar dari gedung tersebut namun tanpa diduga para wartawan dan juga para wanita yang selama ini merasa iri dengan kecantikan Alena mengepung mobil yang Alena naiki dan melempari mobil tersebut dengan telur busuk beserta kotoran.

"Kau adalah Monster!!!"

"Kau pembunuh!!!"

"Kau penyihir tidak pantas hidup!!!"

"Pergilah ke neraka...kau adalah penyihir dan juga Jalang!!!"

"Matilah...kau tidak pantas untuk hidup!!!"

Teriak para wanita yang melempari mobil Alena dengan kotoran.

Suara teriakan mereka terdengar samar didalam mobil Alena yang membuat tangisan dirinya semakin sesak, dan sorotan kamera beserta cahaya kilatan kamera seakan menyoroti Alena dengan ketajamannya.

"Alena jangan dengarkan mereka...mereka tidak tahu kebenarannya!!!...akulah yang sangat mengenalmu!!" (Ucap Merin dengan cemas)

Merin pun menyalakan Radio dengan keras dan menekan klakson secara bertubi-tubi agar Alena tidak mendengar ucapan atau kata-kata yang menyakitkan untuknya.

》》》》》》》

...Hai Readers!!...jangan lupa tinggalin jejak Like, Komen, dan Vote nya ya🤗💜...supaya Updatenya juga selalu lancar hehehe😁😘...

Epilog page 1

♡LOVE IN VALMOR♡

Darah berlumuran pada tubuh seseorang yang dengan gagahnya menggenggam sebuah pedang, dia adalah pangeran Avan Valmor.

Sorak kebahagiaan para prajurit dan jendral mengiringi langkah kakinya yang tegas dengan menyeretkan pedangnya yang penuh darah, terlihat pula bendera berwarna merah maroon yaitu bendera negeri Valmor telah berkibar ditanah merah tersebut.

Hari ini adalah kemenangan terbesar yang pangeran Avan ciptakan, dengan memenangkan sebuah perang besar antar pangeran mahkota di 2 kerajaan yang telah bermusuhan sejak lama, yaitu kerajaan Valmor dengan kerajaan Xhameria.

Gemuruh langkah kaki Qiraf yang ditunggangi oleh pangeran Avan beserta prajurit pun memasuki kawasan Istana Valmor.

*(Qiraf : sejenis dengan binatang Kuda yang ada dibumi...memiliki fisik yang menyerupai Kuda namun memiliki wajah yang berbentuk seperti Naga)

Hentakan kaki pangeran Avan pun menampak ditanah Valmor untuk pertama kalinya sejak ia pergi ke medan peperangan selama 1 Veva / 2 tahun, terlihat dikejauhan raja Velix telah keluar dari kereta kencananya dihadapan rakyat Valmor.

Avan terdiam dengan senyum tipisnya menatapi hal tersebut, namun tiba-tiba jantung Avan terasa sakit, tangannya mengepal dan alisnya mengkerut menahan rasa sakit tersebut.

"[Rasa sakit ini!...kenapa rasanya sangat menyakitkan dan juga...menyedihkan?...aku merasakan perasaan sedih disaat kemenangan yang kudapatkan?...kenapa?...dan bagaimana bisa?]" (Ujar Avan didalam hatinya dengan menatapi kobaran api yang membara)

Disisi lain, saat perasaan sakit itu muncul pada Avan, rasa sakit itu pun juga dirasakan oleh Alena Vins.

Yang kini sedang berlari menuju lift yang ada disebuah gedung, yang tidak lain adalah gedung Wezert entertainment.

Menangis ia didalam lift tersebut dengan mengepalkan tangannya, untuk menahan amarah dan juga ketakutan yang ada pada hatinya.

Mengingat semua yang ia lalui, begitu banyak kebencian dan kehacuran yang ia rasakan, seakan ingin meledak dan menghancurkan dirinya dengan perlahan.

"[Sedih?...pantaskah aku bersedih saat ini?...saat semuanya hancur dan itu semua karenaku!...aku tidak pantas bersedih!...yang saat ini pantas kudapatkan adalah kematian!!...aku pantas mengakhiri segalanya...karena aku adalah awal dari kebencian ini!!...nafas dan detak jantungku saat ini adalah darah yang terjatuh dari mereka...masih pantaskah aku mendapatkan nafas dan detak jantung ini???...tidak!!!]" (Ujar Alena didalam hatinya dengan menangis)

Beberapa saat kemudian ia pun sampai dilantai tertinggi pada gedung tersebut.

Pemandangan tinggi yang ia lihat membuat dirinya tersenyum tipis, dan melangkah mendekat kearah ujung dari sisi gedung tersebut.

Langkah kaki Avan yang menuju kobaran api, dan langkah kaki Alena yang menuju sisi ujung pada sebuah gedung, membuat jantung mereka berdetak lebih kencang.

Tangan keduanya terlihat mengepal, dengan alis mereka yang mengkerut, mereka pun berkata.

"Apakah ini pilihanku?...apakah ini akhir dari perjuanganku?...dan apakah...ini takdirku?" (Ujar Avan dan Alena secara bersamaan)

Dihadapan Avan kini kobaran api telah memuncak dengan membara, dan diatas Alena kini matahari bersinar dengan teriknya.

Rasa panas ataukah kehangatan yang kini mereka rasakan, membuat keduanya terpaku menatapi sumber rasa panas dan kehangatan tersebut.

"[Panas...aku bisa merasakan rasa panas ini!...aku terbakar oleh api...dan berubah menjadi debu yang sangat lemah]" (Ujar Avan didalam hatinya dengan menatapi kobaran api)

"[Hangat...aku bisa merasakan kehangatan ini!...sampai-sampai aku lupa bagaimana rasanya musim salju yang mendinginkan hatiku]" (Ujar Alena didalam hatinya dengan menatapi matahari)

》》》》》》》

PAGE 2 : Obsesi dibayangan kata Cinta

♡LOVE IN VALMOR♡

Apartement Afsorin, yaitu apartement yang telah menjadi rumah kedua Alena selain rumah utamanya dikota tersebut.

Terlihat sepi dan tenang Merin merangkul Alena dengan jaket dan topi hitam yang menyelimuti Alena, namun tiba-tiba sebuah telur terlemparkan dan mengenai kepala Alena.

"Pembunuh!!...kau telah membunuh putraku!!!...kau adalah Monster!!!...aku akan membunuhmu!!!...tega-teganya kau membunuh kekasihmu sendiri yaitu putraku!!!" (Teriak seorang wanita tua dengan berpakaian serba hitam)

"Tante Mega!!...tenanglah!!...kasus ini sedang diselidiki....kau tidak bisa mengatakan hal seperti itu!!!" (Teriak Merin sambil memeluk Ibu Mega yang rupanya adalah Ibu dari seorang Malvin yaitu kekasih Alena yang meninggal secara mengenaskan dimalam ia dinner dengan Alena)

"Tante percayalah padaku!...aku pun tidak ingin hal itu terjadi!!...aku mohon percayalah padaku!!" (Ucap Alena sambil menangis)

"Kau!!!...Pembunuh!!!...benar semua dugaan yang mereka katakan tentangmu!!...kau adalah penyihir!!!...kau telah menyihir semua Pria untuk jatuh Cinta padamu!!!...kau adalah penyihir!!!..kenapa?...kenapa kau membunuh putraku??..kenapa???" (Teriak Ibu Mega sambil menangis)

"Alena pergilah...cepat!!!...security!!..security!!!...apakah kalian bodoh?!...kenapa kalian tidak membantuku?!!" (Teriak Merin dengan kesal)

Alena pun berlari dengan sekuat tenaganya dan menaiki lift.

Disisi Lain...Valmor...

Ruang makan keluarga kerajaan terisi penuh oleh keluarga kerajaan, jendral dan juga menteri yang merayakan pelantikan pangeran Avan, namun tak terlihat pangeran Avan berada diruang makan tersebut yang membuat para jendral dan menteri berbisik kebingungan dengan tingkah pangeran mahkota mereka.

"Saat ini kondisi pangeran Avan sedang tidak baik...maklum saja dia baru membawa kemenangan besar untuk Kerajaan Valmor...perang besar yang dia pimpin telah melukai sebagian tubuhnya...tapi dalam beberapa hari kedepan kondisinya akan membaik" (Ucap Raja Velix dengan tersenyum)

"Dia memang pantas menjadi pangeran mahkota...dia bahkan bisa mengalahkan Pangeran Xritan dari Kerajaan Xhameria...itu adalah kemenangan terbesar yang Valmor dapatkan dari Pangeran Avan...Hidup Pangeran Avan!!!" (Ucap jendral Gerain sambil mengangkat Gelasnya sebagai tanda hormat)

"Hidup!!!" (Sorak para Jendral dan menteri lainnya)

Perayaan pun berlanjut dengan kegembiraan namun berbeda dengan yang saat ini terlihat disebuah ruangan redup dan juga dingin.

Terlihat Avan yang tanpa jubahnya menatapi tubuhnya dihadapan Cermin besar.

"Pangeran!...izinkan saya mengoleskan obatnya!" (Ucap Tabib Nars seorang tabib besar dikerajaan Valmor)

*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...pakaian beserta latar bukanlah yang tergambar pada cerita)

"Silahkan" (Ucap Avan sambil menghelakan nafasnya)

Tabib Nars pun mengoleskan obat-obatan herbal pada bekas sayatan pedang yang ada dipundak sampai dada Avan dengan perlahan.

"Pangeran...apakah pangeran merasakan sakit yang sama seperti dimalam itu?" (Tanya Tabib Nars dengan cemas)

"Tidak...aku hanya merasakan sakit saat dimalam itu saja...menurutmu apakah itu bisa diartikan bahwa kutukan yang ada didalam diriku kembali lagi?"

"Itu bisa saja...karena di 5 veva yang lalu kau hanya meminum darah Zura separuhnya saja...tentu saja kutukan yang ada pada dirimu tidak hilang sepenuhnya...kau membutuhkan darah Zura kembali untuk melengkapi sisanya"

"Apakah mungkin...aku bisa menemukan darah Zura kembali?" (Tanya Pangeran sambil mengepalkan tangannya)

"Itu adalah hal yang sangat sulit ku jawab...karena darah Zura hanya dimiliki bagi insan yang tidak murni...dia terlahir didua darah yang berbeda...senyumannya menumbuhkan bunga disekitarnya...namun amarahnya mampu membunuh seseorang dengan auranya...dan kekuatan terbesar yang dia miliki adalah dia mampu membuat semua kutukan menjadi sirna namun juga bisa membuat sebuah kutukan menjadi bencana!" (Ucap Tabib Nars sambil menekan luka Pangeran Avan)

Terlihat Avan hanya mengkerutkan alisnya karena menahan rasa sakit pada bagian pundak dan dadanya.

Disisi lain...BUMI...

Air shower yang dingin menetes tepat ditubuh Alena yang meringkup kedinginan dibawah shower tersebut.

"Ayah...Ibu!...maafkan Alena...kini semakin banyak orang yang meninggal karena ku...mereka benar aku adalah penyihir...aku adalah monster!!" (Ucap Alena dengan meringkup gemetar)

Saat Merin masuk kedalam Apartement Alena, dirinya tak menemukan Alena didalam kamarnya, dengan cepat Merin pun masuk kedalam kamar mandi dan menyelimuti Alena dengan selimut.

"Kenapa kau selalu membuatku khawatir hah?!!...apa kau bodoh??...kau selalu saja menyalahkan dirimu atas perbuatan buruk yang mereka lakukan padamu!!!" (Menangis Merin sambil memeluk Alena dengan selimut)

Beberapa saat kemudian terlihat Merin yang sedang mengusapkan rambut Alena dengan handuk.

"Aku sudah menghubungi pengacara yang akan memegang kasus ini...5 hari lagi sidang pertamamu akan dimulai...lusa kau harus menemui Pengacaramu untuk menceritakan semua yang terjadi dimalam itu!" (Ucap Merin sambil mengusap rambut Alena)

"Merin...!"

"Heem kenapa?..."

"Apa kau mempercayaiku?"

"Apa yang kau ucapakan?...tentu saja aku sangat mempercayaimu!"

"Lalu bagaimana dengan mereka?...apakah mereka akan percaya dengan apa yang akan ku katakan?"

Seketika Merin terdiam, Merin pun menatap Alena dari cermin yang kini ada dihadapan mereka.

"Alena...apa kau mempercayaiku?"

"Tentu saja!"

"Apa kau mau...menceritakan apa yang terjadi dimalam itu?"

"Malam itu?...setelah kita pulang dari acara Award...Malvin memintaku untuk menemuinya direstaurant Havard........

2 hari yang lalu....

"Kau yakin ingin menemuinya Len?" (Tanya Merin dengan ragu sambil melirik Alena dari spion tengah)

"Aku harus mengakhiri hubungan palsu ini...aku tidak ingin membohongi para Fansku" (Ucap Alena dengan cemas)

"Baiklah!"

Alena pun keluar dari mobil tersebut dan memasuki sebuah restaurant yang tidak lain adalah restaurant Havard.

Terlihat Malvin yang sedang meminum kopi bergegas melambaikan tanganya dan tersenyum menatap Alena yang baru saja masuk kedalam restaurant tersebut.

*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...latar dan ekspresi pada gambar bukanlah yang terlihat pada situasi cerita)

"Kenapa kau lama sekali?" (Tanya Malvin dengan tersenyum)

Seketika Malvin memeluk Alena dan tersenyum smirk ketika dirinya melihat para Paparazi yang telah memotret dirinya bersama Alena.

"Malvin!...kau tau aku tidak menyukai ini!" (Ucap Alena dengan malas sambil mendorong Malvin dengan perlahan)

"Baiklah...sekarang duduklah...mereka telah menantikan foto Dinner kita!" (Bisik Malvin sambil menarikkan kursi yang akan diduduki Alena)

Alena pun duduk sambil menatapi sebuah kotak yang ada dihadapannya.

"Itu apa?" (Tanya Alena sambil menatap kotak tersebut)

"Alena...aku mengajakmu dinner...sebenarnya aku ingin memberikan ini kepadamu!..." (Tersenyum Malvin sambil menyodorkan kotak tersebut dihadapan Alena)

Tanpa berbasa-basi Malvin pun membukakan kotak tersebut dihadapan Alena.

"Cincin??"

"Iya ini adalah cincin...Alena Vins...Apakah kau mau menikah denganku??" (Seketika berlutut dihadapan Alena dengan senyuman)

Dalam sekejap suara jepretan dan kilatan kamera paparazi pun terdengar dan terlihat samar didalam restaurant tersebut.

Tubuh Alena pun seketika kaku matanya mencari suara jepretan kamera tersebut yang berangsur-angsur terlihat jelas menangkap kondisi yang kini sedang ia hadapi.

Seketika Alena pun memeluk Malvin dan berbisik.

"Malvin!...apa kau lupa?...hubungan kita hanyalah sebuah kepalsuan!...ini semua tidak benar...aku datang kesini karena aku ingin mengakhiri hubungan palsu ini!" (Bisik Alena sambil memeluk Malvin)

"Alena...apa kau juga lupa?...semua Fans kau dan aku...merekalah yang menjodohkan kita berdua...merekalah yang meminta kita untuk menjalani hubungan ini...mereka bahkan membuat fanbase Malen Couple untuk kita berdua...lalu apa lagi yang kurang dari itu semua?...mereka meminta kita untuk menjadi pasangan sesuai dengan imajinasi mereka...apa kau tidak lihat di media sosial?...bahkan mereka mengedit foto dan juga Video tentang kita berdua...dan kau tau?...semua foto video dan bahkan nama Couple kita trending diseluruh dunia...mereka menjadikan kita sebagai Pasangan terbaik...lalu apa yang membuatmu ingin mengakhiri ini semua??" (Bisik Malvin sambil mengusap rambut Alena)

"Malvin!!...aku tidak pernah dan bahkan tidak akan pernah mencintaimu!...hubungan kita hanyalah sebuah kepalsuan...aku tidak ingin menipu Fans dan juga semua orang atas hubungan kita lebih lama lagi!" (Bisik Alena)

Seketika Alena pun melepaskan pelukannya pada Malvin.

"Malvin!...kita harus mengakhiri semuanya!!" (Ucap Alena sambil mengembalikan kotak cincin tersebut pada Malvin)

Seketika jepretan Kamera semakin ramai dan juga bising ditelinga Alena, seakan semua mata tertuju padanya.

"Tidak!...kita tidak bisa mengakhiri hubungan ini!...apa kau ingin mengecewakan para Fans mu?...kita adalah pasangan yang sangat mereka dambakan...lalu bagaimana bisa kau menghancurkan imajinasi dan juga harapan mereka?" (Ucap Malvin sambil memeluk Alena kembali)

"Malvin!...aku tidak bisa melanjutkan hubungan palsu ini!!...kita harus mengakhiri kebohongan ini!!" (Mencoba mendorong Malvin)

Saat Alena mencoba mendorong Malvin yang kini memeluknya tiba-tiba Malvin mencium bibir Alena dengan paksa, dan mendekapkan wajah Alena dengan kuat.

"Heeemm!....Vin...heemmm!!" (Meringis kesakitan Alena sambil mendorong Malvin dengan kuat)

Alena terus menerus mencoba untuk mendorong Malvin yang mencium bibir nya dengan kasar, namun usahanya pun gagal. seketika Malvin menggila dan mencoba membuka pakaian Alena dengan paksa.

Suara jepretan kamera dan juga para pengunjung restaurant pun seketika merekam aksi yang dilakukan Malvin kepada Alena tersebut, alih-alih menolong Alena, mereka justru merasa senang dan merekam adegan tersebut.

Kini terlihat pakaian Alena hampir terbuka oleh Malvin.

"Malvin!!...aku mohon hentikan!!!" (Menangis Alena sambil mendorong Malvin dengan gemetar)

Saat Malvin mencoba menyentuh bagian intim Alena, seketika Alena berteriak menjerit dengan amarah dan juga rasa malunya.

"Tidaaakk!!!!...aku mohon jangan membuatku marah!!!" (Teriak Alena dengan keras)

Seketika Malvin yang sedang menciumi tubuh dan ingin menyentuh bagian intim Alena pun terbatuk dan mengeluarkan darah pada mulutnya.

Semua tatapan orang yang ada disana pun seketika terbelalak dan ketakutan melihat kondisi Malvin yang sangat menakutkan.

Tubuh Malvin menjadi biru dan juga mulutnya mengeluarkan darah yang tak terhenti.

"Ya tuhan apa yang terjadi pada Malvin???...apakah dia diracuni???"

"Ya tuhan dia diracuni oleh Alena...kekasihnya sendiri!!!"

"Wanita itu pembunuh!!!"

"Sangat mengerikan!!!...dia memanglah wanita penyihir!!!"

Bisik para pengunjung restaurant dan juga wartawan yang ada di restaurant tersebut.

Seketika Alena pun merapikan pakaiannya dan berlari sekuat tenaganya untuk keluar dari restaurant tersebut dengan menangis ketakutan.

Saat ini....

"Dan kini...aku akan bertanya kepadamu Rin...apakah mereka akan percaya dengan apa yang kukatakan nanti?...kejadian dimalam itu adalah kelima kalinya aku membunuh seseorang...aku telah membunuh mereka semua karena mereka membuatku marah dan ketakutan!" (Ucap Alena sambil menangis)

"Tidak Lena...kau tidak sengaja membunuh mereka...itu adalah kesalahan mereka sendiri...mereka telah melakukan hal yang keji kepadamu...mereka pantas mendapatkan itu!!!" (Ucap Merin sambil memeluk Alena)

Waktuku kecil, aku tidak bisa berbicara maupun mengeluarkan suara pada mulutku, namun disuatu hari ketika aku bermain disebuah danau.

Aku melihat sebuah pusaran air yang sangat mengerikan tepat dibawah jembatan yang ada di danau tersebut, tak lama aku pun terjatuh kedanau tersebut, namun anehnya pusaran air tersebut mengeluarkan suara dengan bahasa yang sangat asing dipendengaranku, dan hanya satu kata yang bisa kuingat dari begitu banyak kata dan suara yang ku dengar dari pusaran air tersebut yaitu "VARAVENZA".

Dan tepat setelah kumendengar kata tersebut seketika mulutku berucapkan kata tersebut dengan lantangnya.

"Varavenza!!" (Ucap Alena kecil dengan ketakutan menatap didalam pusaran Air tersebut terlihat seperti bayangan seorang anak kecil yang bersayap hitam menatap dirinya)

Dihari itu telah merubah segalanya yang ada pada diriku, aku bisa berbicara namun aku juga bisa membunuh seseorang melalui amarahku seperti halnya sebuah kutukan yang membutuhkan tumbalnya.

Ayah dan Ibuku menolong dan memelukku dengan erat saat mereka menemukan ku terjebur didanau tersebut dengan tubuhku yang gemetar, ketakutan dan menangis.

Kata VARAVENZA pun terucap dibibirku, dan saat itulah Ayahku terkejut dengan apa yang ku ucapkan, karena Ayahku bilang kata VARAVENZA berasal dari bahasa Valo yaitu bahasa yang digunakan pada kampung halamannya.

*(VARAVENZA : CINTA SEJATI)

Mulai saat itu ayahku mengajariku bahasa Valo dan Indonesia, hingga saat ini bahasa yang digunakan ayah dan juga diriku adalah bahasa Valo, sedangkan ibuku, dia hanya bisa menggunakan bahasa Indonesia dan sedikit memahami bahasa Valo.

Ayahku bilang, ada begitu banyak rahasia tentang diriku yang tidak bisa ia ceritakan semuanya kepadaku. yang pasti, sejak kukecil jika aku tidak bisa menahan amarahku, maka orang yang membuatku marah akan mati seperti yang terjadi pada Malvin, tubuh mereka berubah menjadi biru dan mulut mereka mengeluarkan darah tanpa terhenti sampai darah mereka benar-benar habis.

Penyihir, Monster, dan bahkan Pembunuh adalah julukan yang sering kudengar dari mereka kepadaku.

Seperti halnya bunga Mawar, terlihat cantik sampai membuat mereka lupa bahwa durinya bisa melukai mereka.

Aku adalah Mawar itu, mereka tertarik dengan kecantikan yang kumiliki, namun mereka sering sekali lupa dengan apa saja yang pernah terjadi kepada orang-orang yang pernah dekat denganku, yaitu mati dengan mengenaskan.

Kutukan yang ada pada diriku bukan hanya sampai disitu saja, tidak cukup dengan kematian yang bisa terjadi karena amarahku, aku pun juga dikutuk untuk tidak akan pernah merasakan cinta pada diriku.

Selama hidupku, aku tidak pernah mencintai siapapun, termasuk kepada kedua orang tuaku, aku tidak pernah merasakan getaran rasa cinta maupun bahagia didalam hidupku.

Senyumku dan juga tawaku yang terlihat oleh mereka hanyalah topeng untuk menutupi betapa kejamnya diriku. aku pembunuh, aku Penyihir, aku Monster, dan aku adalah Iblis, mereka benar!!.

Sayatan pisau sering kusayatkan pada pergelangan tanganku, namun lagi-lagi aku bisa diselamatkan.

Setiap kali ku terbangun dan mendengar suara nafasku, rasanya aku membenci diriku dan juga tuhan.

Kenapa tuhan memberiku kutukan yang sangat mengerikan seperti ini?

Kenapa harus aku?

Bukankah banyak didunia ini manusia yang lebih kejam dariku?

lalu kenapa harus aku?

Hingga kini aku pun masih membenci diriku dengan kutukan yang tuhan berikan padaku ini.

"Merin!" (Ucap Alena dengan lemas)

Merin pun menatap Alena...

"Ada apa Len?..."

"Aku ingin pulang!"

"Tapi...lusa kau harus menemui pengacaramu"

"Aku ingin menemui Ayah dan Ibuku...mereka pasti sudah mendengar berita tentang Malvin...aku tidak ingin mereka khawatir denganku!"

"Baiklah...aku akan mengantarmu" (Ucap Merin dengan cemas)

》》》》》》》

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!