" Apa hidangan nya sudah siap." Teriak seorang wanita dengan nada penuh ketegasan.
" Sudah Mrs silahkan di coba." Kata seorang pria.
Langsung saja sang wanita mencicipi masakan itu dan menikmati rasanya dengan detail.
" Bagus sudah lebih baik, tapi kamu harus mencoba memasaknya lebih matang lagi agar makanan tersebut bisa lebih lezat." Kata Wanita itu memberikan saran.
" Baiklah akan saya coba." Katanya.
Sang wanita yang bernama Clara Anderson merupakan seorang koki di sebuah hotel terkenal di kota Jakarta.
Clara merupakan anak tunggal.
Ayahnya merupakan seorang penbisnis terkenal sedangkan ibunya merupakan seorang pemilik butik.
Orang tua jarang sekali berada di rumah karena mereka sering melakukan di luar negeri jadi dirinya selalu di tinggal sendiri.
Setelah selesai bekerja dengan segera Clara membersihkan dirinya untuk bersiap pulang.
Setelah keluar dari hotel tempatnya bekerja Clara langsung masuk ke dalam mobilnya.
Saat di dalam perjalanan Clara melihat seorang nenek renta sedang kesusahan meminta makan kepada orang orang.
Tetapi orang orang hanya mengacuhkan nya dan berlalu lalang seolah olah tidak melihat nenek itu.
Clara yang merasa iba langsung menepikan mobilnya di pinggir jalan dan mengambil sebungkus roti dan air mineral yang berada di dalam mobilnya sebenarnya tadi pas pagi tadi dirinya sempat membeli roti untuk sarapan tetapi dirinya tidak sempat memakannya karena kesibukannya bekerja di dapur hotel.
Clara keluar dari mobil miliknya dan langsung berjalan menghampiri nenek itu.
" Ini nenek saya ada roti dan air untuk nenek, nenek terima ya." Kata Clara sambil memberikan roti dan air mineral.
Nenek yang mendapatkan makanan dari Clara merasa senang dan senang hati menerima pemberian dari Clara.
" Saya permisi dulu nenek." Kata Clara berpamitan tetapi sang nenek memegang tangan Clara, mencegah Clara pergi.
Nenek itu memberikan sebuah buku kepada Clara, awalnya Clara menolak tetapi ketika melihat wajah nenek yang sedih terpaksa Clara menerima buku itu.
Setelah berpamitan kepada nenek itu, Clara kembali masuk mobil dan menjalankan mobilnya.
Clara ingin cepat cepat sampai rumah karena dirinya sudah merasa lelah dan ingin segera membaringkan tubuhnya ke ranjang kesayangannya.
Clara sudah sampai di sebuah mansion mewah bertema Eropa klasik.
" Selamat kembali Nona." Sapa pelayan itu sambil membungkuk.
" Oh ya, nanti saya tidak mengikuti makan malam saya ingin langsung istirahat." Kata Clara sambil berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.
Saat sudah sampai di kamar nya Clara langsung membaringkan tubuhnya di ranjang tanpa Menganti bajunya terlebih dahulu.
Saat sedang berbaring Clara mengingat sebuah buku yang di kasih oleh seorang nenek tadi dan memutuskan untuk membaca buku tersebut.
Clara mengambil buku yang tadi di taruh di dalam tasnya, Clara membaca buku yang berjudul.
Love Story
Di dalam cerita ini mengisahkan seorang kaisar bernama Maximilian Brilianton dari kerajaan Brilian yang menikahi politik dengan seorang Puteri Duke Elizabeth Taylor, mereka di karuniai 2 pangeran dan 1 puteri.
Tetapi setelah memiliki 3 orang anak sang kaisar tidak pernah mencintai Elizabeth hingga sang kaisar bertemu seorang wanita dari keturunan Baron bernama Stella Maris hari ke hari mereka semakin dekat.
Hal itu membuat Elizabeth marah hingga menculik Stella dan menyiksanya tetapi Elizabeth di tangkap dan di jatuhin hukuman mati.
Anak anak dari Elizabeth sendiri bahkan mempedulikan Elizabeth sama sekali bahkan mereka lebih memilih Stella daripada Elizabeth sendiri yang merupakan ibu kandung dari mereka.
Karena Elizabeth sering memukuli anak perempuannya bahkan mengacuhkannya.
Setelah Elizabeth mati akhirnya kaisar Maximilian menikahi Stella dan hidup bahagia selamanya.
End..
Setelah selesai membaca cerita Clara merasa kesal sambil memukul-mukul bantalnya untuk melampiaskan segala emosinya.
Clara merasa kesal terhadap tokoh Elizabeth yang terlalu begitu mencintai sang tokoh utama hingga melantarkan anak nya sendiri.
" Kau terlalu bodoh Elizabeth, jika aku menjadi dirimu mungkin aku akan memperhatikan anak ku dari pada suami yang tidak peduli padaku." Kata Clara kesal.
Setelah mengeluarkan rasa kekesalannya akhirnya Clara memutuskan untuk tidur karena besok dirinya harus kembali bekerja.
Tetapi..
" Aku berada dimana." gumam Clara bingung
Setelah dirinya terbangun di sebuah kamar mewah Eropa klasik.
Clara turun dari ranjang mewah itu dan berjalan mengelilingi seisi kamar tersebut.
Sampai Clara melihat pantulan dirinya di dalam cermin...
" Tidak mungkin....
Continue....
" Tidak mungkin mengapa fisik ku berubah." Kata Clara bingung sambil berkaca di cermin.
Di dalam cermin ada bayangan seorang wanita cantik memiliki rambut sedikit bergelombang berwarna coklat sedikit keunguan dan memiliki bola mata berwarna coklat wanita itu menggunakan pakaian tidur.
Clara sempat terpana melihat wajahnya sekarang.
Tok...tok...
Ketukan pintu membuat lamunan Clara buyar dirinya langsung menyuruh orang itu masuk.
Saat pintu itu terbuka ada seorang pelayan cantik yang menggunakan pakaian khas pelayan, wanita itu memiliki rambut merah dan memiliki warna mata hitam.
" Syukurlah Yang Mulia sudah sadar." Kata pelayan berucap syukur karena majikannya sudah sadarkan diri.
" Siapa kau?" tanya Clara bingung.
" Apa anda tidak ingat saya Reina orang yang pernah anda bantu Yang Mulia." jawab pelayan itu yang bernama Reina.
Clara merasa tidak asing dengan nama itu seketika tubuhnya menegang saat mengingat nama itu seperti pelayan yang selalu di sisi Elizabeth.
Meskipun Elizabeth memperlakukan Reina tidak baik tapi tetap saja hanya Reina yang satu satunya orang yang membantu Elizabeth saat ingin di eksekusi.
Sampai Reina sendiri di jatuhin hukuman mati karena di anggap sebagai rekan Elizabeth saat penculikan Stella.
Akhirnya Clara mengetahui bahwa dirinya bereinkarnasi ke tubuh Elizabeth Taylor seorang ratu yang tidak di anggap oleh kaisar hingga di tempat kan di istana belakang tanpa seorang prajurit yang menjaga istana.
" Apa aku Elizabeth?" tanya Clara kepada Reina.
" Tentu saja, anda adalah seorang ratu dari kerajaan Brilian, Yang Mulia sudah tidak sadarkan diri selama tiga hari karena anda habis melahirkan seorang pangeran kedua." jawab Reina panjang lebar kepada Clara.
Clara mengingat bahwa ini adegan saat ratu Elizabeth melahirkan anak ketiga nya sebelum tokoh utama datang ke istana menjadi seorang pengasuh pangeran kedua bernama Leonardo Brilianton.
Dengan cepat Clara memeluk Reina dengan erat sambil menangis tersedu sedu karena perbuatan Elizabeth nanti akan membuat Reina mati secara mengenaskan.
Pikiran Clara saat ini dirinya harus membuat Elizabeth yang merupakan dirinya sekarang berubah terutama terhadap anak anak dan Reina.
Sedangkan Reina terkejut saat Ratu nya tiba tiba memeluknya sambil menangis dan Reina hanya mengelus punggung Ratunya dengan lembut.
" Maafkan aku Reina jika aku selalu berbuat jahat pada mu, aku akan bermohon jika itu membuat Reina memaafkan diriku." kata Elizabeth as Clara sambil berlutut.
Reina terkejut atas perubahan dari sang Ratu dengan cepat Reina menyuruh Ratu Elizabeth untuk bangun.
" Aku tidak akan bangun sebelum Reina memaafkan ku." kata Elizabeth memberontak tidak mau berdiri sebelum Reina bisa memaafkannya.
" Saya sudah memaafkan Yang Mulia, ayo sekarang Yang Mulia bisa bangun jangan seperti ini Yang Mulia lantainya kotor baju anda bisa jadi kotor." kata Reina.
Elizabeth langsung berdiri setelah Reina telah memaafkan nya dan dirinya berjanji akan selalu bersikap baik kepada Reina.
" Reina bisa tidak kamu panggil saja aku Eliza." kata Elizabeth kepada Reina.
" Saya tidak bisa Yang Mulia karena anda adalah majikan saya sekaligus seorang Ratu." kata Reina menolak keinginan dari Elizabeth.
Elizabeth menggelengkan kepalanya dan memegang kedua tangan Reina dengan lembut, Hal itu sukses membuat Reina terkejut.
" Aku sudah menganggap mu seperti kakak ku sendiri jadi Reina tidak canggung kepada ku ya." kata Elizabeth sambil tersenyum lebar.
Reina merasa terharu atas perubahan sifat sang Ratu apalagi sekarang dirinya di anggap sebagai seorang kakak, karena selama ini sifat majikan sangat kasar dan temperamen di sebabkan karena sang kaisar tidak pernah memperdulikan kan nya.
Reina pun hanya mengangguk kepalanya bertanda bahwa dirinya setuju, membuat Elizabeth merasa senang mungkin ini langkah awal untuk merubah takdirnya sebagai Elizabeth.
Elizabeth langsung teringat kepada anaknya baru dilahirkan nya beberapa hari yang lalu dan memutuskan untuk bertanya kepada Reina.
" Dimana pangeran kecil ku berada aku ingin bertemu dengannya?" tanya Elizabeth yang antusias karena tidak sabar melihat sang pangeran kecil.
" Pangeran berada....
Continue....
" Pangeran berada di istana utama karena setelah anda melahirkan Yang Mulia kaisar langsung memindahkan pangeran ke istana utama dan di urus oleh pengasuh yang telah di utus oleh beliau." kata Reina menjelaskan kepada Elizabeth.
Sedangkan Elizabeth merasa tidak terima bagaimana bisa seorang kaisar langsung memindahkan anaknya tanpa mengizinkan sang ibu untuk melihatnya.
" Hah....baiklah Reina boleh pergi sekarang aku ingin beristirahat." kata Elizabeth menyuruh Reina meninggalkan nya sendiri.
Sedangkan Reina langsung membungkuk dan bejalan keluar kamar meninggalkan Elizabeth di kamar seorang diri.
Setelah Reina pergi Elizabeth langsung membaringkan tubuhnya diatas ranjang sambil berpikir bagaimana caranya untuk menghindari kematian tragis Elizabeth.
Sampai Elizabeth mengingat bahwa seorang Puteri juga tinggal di istana belakang karena dia tidak memiliki kekuatan sihir dan akhirnya dia kirim tinggal di istana belakang bersama dengan dirinya.
Elizabeth langsung keluar dari kamarnya untuk menemui Puteri yang di ketahui bernama Everlyn Brilianton.
Sampai di depan pintu kamar Everlyn, Elizabeth menghembuskan nafasnya sebelum mengetok pintu kamar.
Tok...Tok...
" Siapa di sana." kata seseorang di balik pintu.
" Apa aku boleh masuk." kata Elizabeth dengan gugup dirinya tidak harus darimana memulai perubahan takdir nya.
" Tentu."
Setelah mendapatkan persetujuan Elizabeth langsung membuka pintunya.
Elizabeth ada seorang gadis kecil berambut warna persis dengan dirinya dan memiliki mata berwarna ungu sambil memakai gaun berwarna pink yang membawa kesan lucu.
Elizabeth yang melihat Everlyn sedang membaca buku di dekat jendela kamarnya menghampirinya sambil tersenyum.
Everlyn yang menyadari kehadiran ibunya yang ada di kamarnya langsung membungkuk sambil menundukkan kepalanya karena merasa takut akan kedatangan ibunya yang selalu menghukumnya karena dirinya dianggap sebagai aib kerajaan karena tidak bisa menggunakan sihir.
" Ya...ng Mulia saya mohon jangan hukum saya, saya janji tidak mengganggu Yang Mulia lagi." kata Everlyn dengan sedikit terbata bata.
Elizabeth yang melihat Everlyn yang kelihatan ketakutan sedikit iba dirinya tidak tahu hukuman apa yang di berikan Elizabeth yang dulu untuk Everlyn.
" Kau sangat kejam Elizabeth." batin nya.
Elizabeth langsung saja memeluk tubuh Everlyn dengan erat sambil mengelus rambut Everlyn dengan lembut.
" Maafkan mama nak." kata Elizabeth meminta maaf kepada Everlyn.
Everlyn yang mendengar perkataan dari ibunya sangat terkejut di dalam hatinya dirinya merasa senang karena baru pertama kalinya dia dipeluk oleh ibunya.
" Aku hiks...sudah memaafkan hiks...Yang Mulia...." kata Everlyn sambil terisak di dalam pelukan Elizabeth.
Elizabeth terkejut sekaligus senang karena Everlyn sudah memaafkannya dengan perlahan Elizabeth melepaskan pelukannya kepada Everlyn dan mencium kening Everlyn dengan lembut.
Everlyn yang kening nya di cium merasa pipinya memanas sambil tersenyum malu, sedang kan Elizabeth melihat tingkah Everlyn hanya terkekeh.
" Sekarang panggil aku mama dan jangan bersikap formal kepadaku." kata Elizabeth meminta Everlyn memanggilnya mama.
Everlyn hanya mengangguk kepalanya sambil tersenyum lebar karena merasakan kebahagiaan saat ibunya sudah mulai menyayangi nya.
" Bagaimana kalo sekarang kita makan siang, nanti mama akan membuat masakan yang enak Everlyn yang imut." kata Elizabeth sambil tersenyum senang.
" Benarkah." kata Everlyn memastikan perkataan Elizabeth.
Everlyn merasa dirinya sudah tidak sabar untuk merasakan masakan ibunya.
" Tentu, sekarang kita ke dapur let's go." kata Elizabeth sambil meninju tangannya ke udara.
" Go." seru Everlyn sambil meniru gerakan Elizabeth.
...****************...
Setelah itu Elizabeth memasak untuk Everlyn walaupun sempat Reina melarang nya tadi tapi tidak mengurungkan niatnya untuk memasak sendiri.
1 jam kemudian Elizabeth telah menyelesaikan masakannya, dia memasak ayam goreng crispy dan puding coklat sebagai makanan penutup.
Setelah itu Elizabeth dan Everlyn makan di sebuah taman yang cantik.
Everlyn dengan semangat memakan masakan Elizabeth dengan lahap.
Krauk...
Krauk...
Elizabeth hanya memperhatikan Everlyn makan.
"Apa enak?" tanya Elizabeth sambil bertopang dagu.
" HN... lain kali mama bisa kan memasak Eve lagi." kata Everlyn sambil tersenyum.
" Ay ay captain." kata Elizabeth.
Sontak hal itu membuat mereka tertawa bersama sama.
Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari jauh....
Continue....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!