NovelToon NovelToon

Satu Hati Dua Rasa

Episode 01

Kicauan burung-burung yang saling bersahutan, terdengar sangat merdu di telinga. Sang surya sudah menyingsing menyinari bumi di upuk timur, sehingga sinarnya menerpa wajah seseorang yang masih tertidur nyenyak di atas kasur kesayangan nya. Sebuah dengkuran halus masih terdengar dengan jelas di telinga.

"Ini anak, mau sampe kapan tidur terus..." Ucap seorang gadis berambut sebahu itu yang bernama Nara Lateshia.

"OYY VIANA!! BANGUN!!" Nara berteriak memanggil sahabatnya yang masih pulas dengan tidurnya.

"Oh... Tetep gak bangun juga! Oke, gue bakal hapus semua data film drakor lo itu!!" Ancam Nara.

Mendengar hal itu, ia langsung membuka matanya. "Ahhh jangan-jangan... Oke-oke, gue bangun sekarang." Ucap nya dengan lesu dan terlihat masih mengantuk.

"Giliran masalah drakor aje langsung bangun!! Dasar tukang kuli bangunan!!" Ujarnya kesal dengan tingkah sahabatnya itu.

"Hah! lo mah Ra... Ganggu gue mimpi indah aja. Gue tuh lagi mimpi ketemu oppa Lee Minho! Eh, malah di bangunin sama lo!! Kalo aja lo gak bangunin gue, udah pasti gue nikah sama Lee Minho." Gerutunya yang masih terkantuk.

"Heh! Lo gak mau kuliah apa? Ini udah jam 7 pagi oncom bin pe'a!!" Ucap Nara.

"HAH APA?! JAM 7? GASWAT INI!! KITA KAN ADA JADWAL PAGI!!"

Perempuan yang bernama Viana Agata langsung lari ke kamar mandi dengan terbirit-birit. Sedangkan Nara yang melihat kelakuan sahabatnya yang hampir setiap pagi selalu seperti ini, hanya menggelengkan Kepalanya saja. Sudah menjadi tradisi mereka berdua, menyapa pagi dengan kekonyolan. Tak cukup lama, Viana pun sudah rapih dengan pakaian yang ia gunakan.

"Yuk Ra, gue udah siap nih." Ucap Viana mengambil tas ransel nya.

"Lo aja yang bawa motornya, gue agak males nih..." Ujar Nara.

"Oke deh." Viana menyetujuinya.

Akhirnya mereka pergi ke kampus dengan menggunakan motor. Di sepanjang jalan, mereka mengobrol tentang hal-hal yang berbau drakor dan novel. Canda dan tawa mereka ulaskan selalu, membuat persahabatan diantara keduanya semakin erat.

Ilustrasi tokoh Nara Lateshia Sanjaya

Nama: Nara Lateshia

Umur: 22 Tahun

Hobi: Pembaca Novel akut yang selalu membawa buku Novel kemana pun ia pergi.

Sifat: Cuek, dewasa, dan tegas.

Nara Lateshia pemilik rambut sebahu, berwajah cantik dan manis. Banyak kaum adam yang terpesona oleh kecantikannya. Tetapi tak ada satu pria pun yang berani mendekatinya. Mereka takut dengan sifat cuek dan tegas seorang Nara, sehingga banyak yang menyebutnya sebagai *B**eautiful Monster*.

Ada alasan tersendiri mengapa Nara memiliki sifat cuek, bahkan Nara sangat menjauhi hal-hal yang berbau cinta. Sebuah trauma yang di alaminya di masa lalu membuat nya menjauhi para pria dan hal cinta.

Nara memiliki keluarga yang sederhana di Bandung. Ayahnya hanya pegawai sipil, sedangkan ibunya hanya IRT ( Ibu Rumah Tangga ), memiliki adik laki-laki berusia 16 tahun. Nara ingin hidup mandiri, ia melanjutkan pendidikannya di ibu kota yang di temani oleh sahabatnya Viana.

Ilustrasi tokoh Viana Agata

Nama: Viana Agata

Umur: 22 Tahun

Hobi: Menonton Drakor dan membaca Novel.

Sifat: Manja ( Tetapi hanya berlaku pada Nara saja ), konyol, dan peduli.

Viana Agata pemilik rambut panjang dan berparas cantik dan feminim. Tak kalah cantik dan populernya dengan Nara, Viana juga termasuk perempuan yang banyak di dambakan oleh para kaum Adam. Dengan sifatnya yang peduli, dan juga mudah bersosialisasi, Viana banyak di gemari. Viana sangat penyuka pria tampan, ia selalu merespon setiap pria yang mengejarnya. Itu pun hanya berlaku pada pria yang menurutnya tampan saja. Bahkan ia dijuluki dengan *B**eauty Fakgirl*.

Viana memiliki keluarga sederhana di Bandung juga, sama dengan Nara. Bahkan mereka bertetanggaan. Ayahnya seorang guru, dan Bunda nya sebagai IRT ( Ibu Rumah Tangga ), serta memiliki adik perempuan yang masih berumur 10 tahun. Ia melanjutkan pendidikan nya ke ibu kota, pergi bersama sahabatnya Nara.

Banyak sekali yang iri dengan persahabatan mereka. Tak ada kata pertengkaran diantara keduanya. Persahabatan mereka di mulai dari mereka menginjak bangku sekolah dasar, yang dimana pada saat itu Viana baru saja pindah ke bandung. Bagaikan si kembar yang identik, selalu pergi kemanapun berdua. Dimana ada Nara, di situ ada Viana begitupun dengan sebaliknya.

......................

15 menit menempuh perjalanan dari rumah kontrakan mereka, menuju kampus. Banyak pasang mata memandang mereka berdua ketika berjalan menuju ruang kelas. Viana menanggapi mereka dengan senyuman mautnya, yang membuat kaum Adam klepek-klepek. Sedangkan Nara ia hanya memainkan ponselnya dengan headset di telinganya saja, tanpa menghiraukan orang-orang yang memandangnya.

"Liat deh ada beautiful monster sama beautiful fakgirl, mereka cantik banget..." Ujar salah seorang pria seraya memandang Nara dan Viana.

"Iya, mereka berdua sangat sempurna... Yang satu cuek kayak es balok, yang satunya lagi murah senyum." Timpal teman di sebelahnya.

"Gue sih lebih suka Viana dibanding Nara si beautiful monster itu. Viana lebih murah tersenyum, terus senyumannya itu bikin gue meleleh."

"Tapi gue suka sama Nara, sifat cuek nya itu... Bikin gue penasaran sama dia."

Masih banyak lagi obrolan-obrolan mengenai Nara dan Viana. Banyak pula para kaum hawa yang mengumpat mereka berdua, karna mereka sangat tersaingi dengan kecantikan keduanya.

"Cih... Cantik dari mananya coba, cantikan aja gue!!" Umpat seorang mahasiswi.

"Bener tuh... Sok cantik banget sih!! Yang satunya sok jual mahal, yang satu nya lagi centil dan sok narsis." Timpal teman di sebelahnya dengan menatap kearah Nara dan Viana dengan kesal.

Nara dan Viana yang mendengar umpatan-umpatan itu, hanya menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas mereka dengan berat berusaha menahan emosi. Mereka masih bersabar dengan perkataan-perkataan pedas dari wanita-wanita yang iri terhadap mereka. Kini, mereka berdua sampai di kelasnya. Dengan Nara duduk di urutan terakhir, dan Viana yang berada di depan Nara. Baru saja mereka duduk, bel masuk pun berbunyi.

"Yah... Gue gak sempet baca Novel yang belum selesai pas semalem lagi." Gerutu Nara.

"Lo kan bisa lanjutin nanti istirahat." Timpal Viana yang tau bahwa Nara sedang kesal dengannya. Gara-gara dirinya telat bangun, Nara sampai tak sempat membaca Novelnya.

"Huft, oke." Nara menghembuskan nafasnya dengan kasar, untuk menghilangkan rasa kesalnya.

"Maaf ya Ra."

"Iya Vi, lo gak perlu minta maaf juga kali." Timpal Nara dengan senyuman kearah Viana.

"Makasih Nara... Muach." Viana mengecup pipi Nara dengan gemas.

"Isshh apaan sih lo Vi... Main cium-cium aja pipi gue!" cemberut Nara.

"Lagian, pipi lo gemesin sih... Heheh."

"Ohh gemes yah... Ini nih yang paling gemes..." Nara mencubit kedua pipi Viana, Lalu keduanya pun tertawa. Dan tawa mereka berakhir dengan kedatangan seorang dosen.

Episode 02

Bel istirahat pun berbunyi. Semua mahasiswa/i mulai keluar dari kelasnya masing-masing menuju kantin kampus. Begitu juga dengan Nara dan Viana. Mereka membereskan buku-buku mereka ke dalam tas.

"Ra, yuk ke kantin gue udah laper banget nih." Ucap Viana seraya memegang perutnya yang lapar.

"Bentar, gue mau ngambil buku novel gue dulu." Nara pun mengambil buku novelnya di dalam ranselnya.

"Tiada hari tanpa novel." Lirih pelan Viana, yang masih terdengar di telinga Nara.

"Novel nomor satu buat gue... Walaupun udah pernah gue baca, tapi gue gak bosen. Ya, walaupun ada juga sih yang bosen hehee...." Kekehan Nara .

"Hahaha... Lo kan juga manusia biasa Ra, yang mampu merasakan bosan." Timpal Viana.

"Iya, hahaha... Yaudah yuk kita ke kantin." Ajak Nara.

Mereka pun berjalan menuju kantin. Dan mereka kini sudah berada di meja kantin. Keduanya duduk terlebih dahulu. Viana membuka ponselnya, ingin mengupload foto di salah satu sosial medianya. Sedangkan Nara masih tenggelam dalam novelnya. Viana pun menyudahi nya karna laparnya terus mengganggu nya.

"Ra, udah dong baca Novelnya... Ini lo mau pesen apa? Biar gue yang pesenin. Perut gue laper, udah meronta-ronta minta di isi nih." Ujar Viana melihat Nara yang sedari tadi tak henti-hentinya membaca buku novelnya itu. Ia pun sampai bosan melihatnya.

"Hehehe... Sorry-sorry, lagian lagi seru-serunya ini cerita. Perut gue juga sebenernya udah minta di isi. Yaudah, Eumm gue pesen mie ayam sama jus jambu ya Vi. Jangan lupa, sambalnya yang banyak... Banget. Dan gak usah pake kecap oke." Ucap Nara.

"Oke-oke gue juga udah tau lo gak suka kecap dan suka nya yang pedes-pedes. Yaudah, gue pesen makanan nya dulu. Inget juga, lo gak usah sambil ketawa-ketawa baca novelnya. Takut dikira gak waras lagi lo sama orang-orang, kayak tempo hari itu."

Viana mengingat sewaktu Nara tertawa-tawa sembari membaca novelnya di depan umum itu di kira orang gila. Nara jika sudah tertawa akan terbahak-bahak layaknya orang tak waras.

"Hahaha... Lo masih inget aja. Iya-iya gue gak akan ketawa-ketawa lagi kayak waktu itu. Yaudah sana pesen makanannya."

"Iya, gue pesen nih..." Viana pun memesan makanan.

Ketika Nara sedang menunggu Viana memesan makanan sembari membaca buku novelnya, tiba-tiba buku novelnya itu di rebut oleh seseorang.

"APA-APAAN LO!!" Nara pun langsung berdiri dari duduknya. Dan melihat kearah orang yang merebut novelnya.

"Ck... Ini yang di sebut perempuan yang tercantik di kampus ini? Apa nama julukan untuk yang satu ini?" Ujar seorang wanita cantik itu kepada dua temannya serah memegang buku novel Nara yang di rebutnya.

"Kalo dia beautiful monster..." Timpal temannya dengan muka mengejek Nara.

"Pffttt hahaha... Apa? Beautiful monster? Hahha... Alay banget namanya! kalo monster nya baru cocok banget. Hahaha...." Olok wanita itu.

Dengan menahan amarahnya, Nara membalas perkataan para wanita pembuatan onar itu dengan perkataan yang tak kalah tajamnya.

"Apa kita saling kenal? kayaknya enggak deh. Kalo pun temenan, gak selevel buat muka-muka kayak kodok kecebur got kayak kalian!" Sindir pedas Nara.

"LO?!"

"Kalo mau cari ribut, mending kalian pergi ke ruangan MMA aja deh... Gak cocok kalo disini, bikin malu doang!! Bacot aja yang di gedein." Lanjut Nara dengan Senyum kecutnya.

Mendengar perkataan tajam Nara, wanita pembuat onar yang bernama Angel dan dua temannya Tania dan Chika, mereka sangat geram terhadap Nara. Dengan sengaja Angel mendorong Nara keras, sampai-sampai Nara terjungkal kebelakang terbentur meja.

"Aww..." Gaduh Nara kesakitan. Ia merasakan punggung dan bokong nya sakit.

Semua mata yang berada di kantin melihat kearah mereka. Bagaikan pertunjukan gratis yang mereka lihat. Sedangkan Viana masih belum sadar, jika sahabatnya itu terkena masalah. Karena Viana masih sibuk dengan pesanan makanannya itu. Cukup jauh pula dengan jarak meja yang di tempati Nara dan dirinya.

Nara melihat kearah Angel, Tania dan Chika sangat tajam.

"Rasain tuh!!! Makanya, jangan berani-beraninya sama gue!" Angel melipatkan kedua tangannya dengan tersenyum kemenangan melihat Nara terjatuh.

Tak cukup disitu salah satu temannya Angel, Chika dengan sengaja menumpahkan jus yang dia bawa nya ke kepala Nara. Sehingga Nara tak bisa menahan emosinya yang sudah di ujung kepala. Nara pun beranjak bangun dan tanpa aba-aba langsung meninju muka Chika, dan sampai bibir Chika mengeluarkan darah. Semua orang semakin risuh melihat kejadian itu. Bahkan ada orang yang segera memanggil dosen mereka untuk meleraikannya.

"AKH..." Pekik Chika kesakitan.

"Berani kalian sama gue!! Nih rasain tendangan maut dari gue!!" Nara aba-aba hendak menendang Angel yang berada di depannya.

BUGH

"AKH..." Pekik Angel kesakitan gara-gara perutnya di tendang oleh Nara. Dan tersungkur ke lantai.

"Dasar lo ******!! Berani nya lo sama temen-temen gue!!" Marah Tania kepada Nara, yang telah menghajar kedua sahabat nya itu. Tania membantu Angel bangun.

"Lo gak tau siapa gue hah?!" Teriak Angel.

"Gue gak peduli siapa lo!! Lo duluan yang nyerang gue tanpa sebab!" Elak Nara masih tersulut emosi.

"Gue anak rektor di kampus ini!! Gue bisa aja keluarin lo dari kampus ini dengan mudah..." Ancam Angel menunjukkan-nunjuk wajah Nara dengan jari telunjuk nya.

"Terserah! Lo mau keluarin gue dari kampus ini, gue gak peduli! Gue gak takut sama ular piton kayak lo!"

"LO!!"

Baru saja Angel ingin menampar Nara, dengan sigap sebuah tangan mencekal tangan Angel dengan kuat.

"Jangan pernah lo sentuh tangan kotor lo itu di wajah sahabat gue!!"

Ternyata Viana lah yang mencekal tangan Angel yang hendak menampar Nara. Awalnya Viana ingin membawa makanannya menuju mejanya, tiba-tiba ia merasa aneh dengan kerumunan orang-orang yang berada dekat mejanya.

Dengan segera Viana mendekati mejanya, dan alangkah terkejutnya ia melihat kondisi sahabatnya sudah basah kuyup terkena jus. Dan ia semakin terkejut dengan seseorang yang tengah berada di depan sahabatnya, ingin menamparnya. Dengan sigap ia menyimpan nampan makanannya itu dan langsung berlari kearah Nara dan menahan tangan Angel.

"Beraninya lo hah!!" Angel tak tinggal diam, ia pun menjambak rambut Viana.

"Akh.." Rintih Viana ketika rambutnya di jambak Angel.

Terjadilah jambak-menjambak diantara keduanya. Nara berusaha meleraikan mereka, tetapi ia malah di tahan oleh kedua teman Angel sehingga dirinya tak bisa berbuat apa-apa.

"Ada apa ini?!"

Di tengah keributan, tiba-tiba seorang dosen menghentikan keributan mereka.

"Kalian... Ikut saya!" Ujar Dosen itu dengan penuh penekanan. Tak bisa berkutik, mereka pun mengikuti langkah dosen itu.

.

.

.

...TBC...

Episode 03

Kelimanya kini sedang berada di ruang dosen. Mereka saling melempar pandangan mata dengan tajam. Dosen itu pun menghela nafasnya dengan kasar, melihat kelakuan mahasiswinya ini.

"Sekarang saya tanya lagi, siapa yang memulai keributan ini?" Geram Dosen itu, karna sedari tadi mereka hanya saling menyalahkan dan tak mau mengakui satu sama lain.

"Mereka pak..." Serentak dari Angel, Tania, Chika dan Nara serta Viana.

"Jika kalian tidak mau mengakuinya, bapak akan men-skorsing kalian satu bulan penuh!!" Tegas pak dosen pada kelimanya. Mendengar hal itu, mereka dengan serentak membulatkan matanya dengan sempurna.

"Pak, apa bapak tau siapa saya? Saya kan anak rektor di kampus ini, mana mungkin bapak bisa men-skorsing saya selama satu bulan!" Protes Angel melipat kedua tangannya di dada. Ia Tak terima bahwa dirinya mendapatkan skorsing.

"Mau kamu anak rektor, anak lurah, anak Rt, atau anak presiden sekalipun... Bapak tidak peduli! Ini sudah peraturan kampus!" Tegas Dosen tersebut.

"Rasain lo!!" Lirih Viana pada Angel, Yang semakin menyulut emosinya.

"Lo bilang apa tadi!?" Gertak Angel tak terima dengan ucapan Viana.

"Gue bilang, rasain!!" Ulang Viana yang tak mau kalah.

"Berani lo sama gue hah?!" Tantang Angel.

"CUKUP!!" Dosen itu mengebrakan mejanya dengan keras, sampai-sampai mereka langsung terdiam.

"Apa kalian tidak menghargai saya disini?!Baiklah, untuk hukuman kali ini saya tidak akan men-skorsing kalian... Tetapi, kalian akan membersihkan gedung ini sampai bersih." Jelas Dosen dengan nada emosi dan tegas.

Mendengar itu, semuanya terkejut bukan main. Membersihkan gedung? OMG! Mereka tak bisa berkutik apapun, ketika dosen itu ingin menambahkan hukuman mereka jika berprotes. Mau tak mau, mereka semua harus mengerjakan hukuman itu. Bayangkan saja, satu gedung dengan 10 tingkat, ratusan ruang, dan ratusan toilet! Pegawai kebersihan kampus ini saja mencapai seribu lebih. Ahh!! Sungguh hari yang sial bagi kelimanya.

"Ini semua gara-gara lo tau gak!!" Ucap Nara yang kini tengah mengelap kaca toilet. Ia berbicara pada Angel yang juga tengah menyikati lantai toilet.

"Heh!! Kalo bukan karna lo sama temen lo yang sok kecentilan itu gak bikin popularitas gue turun di kampus ini... Gak bakal gue gangguin kalian." Timpal Angel seraya menghentikan kegiatannya.

Nara pun menghentikan kegiatannya. "Kita gak pernah nurunin popularitas lo di kampus ini!" Nara manautkan kedua alisnya karna mendengar alasan dari Angel yang tak masuk akal menurutnya itu.

"Gak pernah lo bilang? Heh denger yah... Sebelumnya gue yang selalu didamba-dambakan oleh semua laki-laki. Dan sekarang? Hampir semua laki-laki di kampus ini yang mendambakan kalian berdua! Dasar tak tau malu!!" Angel mulai mendekati Nara di dekat kaca toilet.

"Pfftt... Hahaha... Karna alasan itu lo benci sama gue? Gak ada alasan lain apa! Itu bukan salah gue, yang salah itu semua pesona gue membuat semua laki-laki terpikat... Dan apa yang lo bilang tadi? tak tau malu? kata itu lebih cocok buat lo! Tak tau malu mencari keributan sama gue cuman gara-gara kecantikan." Nara sengaja berkata seperti itu, agar ia bisa melihat kemarahan Angel yang menurut nya sangat lucu.

"LO!!"

"Ekhem..."

Baru saja Angel ingin menghajar Nara, ia di kagetkan oleh Dosen yang lewat.

"Eh bapak... Ada apa pak? Mau panggil saya ya pak, untuk menghentikan hukuman ini?" Ucap Angel dengan percaya dirinya.

"Enggak ada apa-apa, saya kesini cuman memperingatkan kalian agar cepat menyelesaikan pekerjaan kalian... Karna sebentar lagi bel pulang akan segera berbunyi." Ujar Pak Dosen itu, lalu pergi meninggalkan Nara dan Angel.

"Ishh..." Angel menghentakan kakinya.

"Hahahaha... Pede banget lo ngomong gitu! Hahaha..." Nara sudah tak tahan menahan tawanya sedari tadi.

"Uhhh Dasar!! Awas aja lo Nara!!"

Angel pun pergi meninggalkan Nara yang masih menertawakannya. Nara puas melihat Angel kesal. Lalu Nara pun kembali mengerjakan hukumannya. Sedangkan Viana ia bersama Chika dan Tania di lantai lain.

"Ini semua gara-gara kalian!" Kesal Viana seraya mengepel lantai. Tania menyapu, sedangkan Chika mengelap setiap kaca.

"Enak aja salah kita! yang salah itu dosennya! ngapain dia ngehukum kita kayak gini. Mending di skorsing, gue bisa bebas dirumah satu bulan." Ujar Chika kesal.

"Pssttt" Tania berdeset ingin memberitahu bahwa dosen sedang berdiri dibelakangnya dan memperhatikannya.

"Kenapa ya pak dosen jelek gitu ngehukum kita sekejam ini? hadeuhhh kalo gue bener-bener jadi anaknya... Beuhh gue gak akan mau, gue kilo ketukang rongsokan tu dosen kalo bener jadi bapak gue." Chika terus saja mengutuki dosennya. Tanpa sadar seorang dosen tengah memperhatikannya sedari tadi.

"Saya juga tidak sudi mempunyai anak seperti kamu!" Sela dosen itu.

Chika seketika menghentikan kegiatannya. "Kayaknya gue pernah denger suara itu. Tapi dimana ya?" Ucap Chika seraya berpikir tanpa membalikan badannya.

"CHIKA!" Bentak pak dosen.

"Dosen gosong! eh..." Latah Chika. Ia pun membalikan badannya dan terkejut melihat pak dosen tengah berdiri di depannya.

"Eh bapak... Hehehe ada apa ya pak?" Tanya Chika salah tingkah.

"Hukuman kamu saya tambah dua kali lipat! Besok kamu bersihkan ruangan dosen dan kamar mandi lantai satu sampai lantai tiga." Tegas pak dosen lalu pergi.

"Mati gue!" Gerutu Chika mengerutuki dirinya sendiri.

"Hahaha... Rasain lo! Haha." Viana sedari tadi menahan tawanya melihat kelakuan Chika yang menurutnya sangat bodoh.

"Berani lo ngetawain gue?"

"Bukan gue aja, noh sahabat tercinta lo aja nahan tawa." Tunjuk Viana. Kemudian ia kembali menyelesaikan kegiatannya.

"Thania! Diem gak lo!" Ancam Chika.

"Iya-iya gue diem."

Bel sudah berbunyi, tetapi mereka berlima masih belum menyelesaikan hukuman mereka. Hingga menjelang malam, mereka baru menyelesaikan nya. Biasanya mereka pulang jam 16:00 sore, tetapi kini? mereka baru pulang jam 20:00 sungguh hari yang sangat melelahkan. Nara dan Viana sudah berada di rumah kontrakan mereka.

"Gue gak habis fikir sama genk ular piton itu. Bisa-bisanya, mereka nyari ribut mulu sama kita. Kalo aja pak dosen gak dateng waktu itu, udah gue botakin kali tu pala si ular piton!!" Viana terus menggerutu kesal mengingat kejadian di kantin tadi.

"Kenapa gak sekalian aja lo copotin palanya, biar gak ber koar-koar mulu tu para cewek ular piton!" Nara tak kalah kesalnya dengan Viana. Ia amat kesal dengan kelakuan Angel yang hampir setiap hari mencari keributan dengannya dan Viana.

Tak heran jika Angel selalu mencari keributan dengan Nara dan Viana, karena Angel selalu iri pada mereka yang selalu di pandang oleh semua orang terutama para kaum laki-laki. Popularitas nya menjadi seorang dewi kampus, menjadi berkurang karna adanya Nara dan Viana.

.

.

.

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!